Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR OTAK


DI RUANG BEDAH ASTER RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

Dosen Pembimbing :
Dr. Jujuk Proboningsih, S.Kp.,M.Kes

Disusun Oleh :
Andiko Ilhami Muhammad
( P27820119054 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOETOMO
SURABAYA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan dengan judul : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Tumor Otak di Ruang Bedah Aster RSUD Dr. Soetomo Surabaya ”.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, kritik , serta saran yang
membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata kami berharap Semoga Makalah ini bermanfaat untuk


pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan
dapat memberikan informasi bagi pembaca, Amin.

Surabaya, 20 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengkajian.................................................................................................3
2.1.1 Identitas..........................................................................................3
2.1.2 Riwayat Keperawatan.....................................................................3
2.1.3 Observasi dan Pemeriksaan Fisik...................................................4
2.1.4 Body System...................................................................................4
2.1.5 Pola Fungsi Kesehatan....................................................................5
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang..................................................................7
2.1.7 Terapi yang Diberikan....................................................................8
2.1.8 Analisa Data...................................................................................9
2.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................13
2.3 Perencanaan Keperawatan......................................................................14
2.4 Pelaksanaan Keperawatan......................................................................17
2.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................23
3.1 Kesimpulan.............................................................................................23
3.2 Saran.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Otak adalah sumber kehidupan. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang
sekecil-kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak.
Dalam waktu yang bersamaan otak harus menjalankan beribu-ribu aktivitas
sekaligus. Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada kongenital
yang menempati ruang dalam tengkotak. Tumor-tumor selalu bertumbuh
sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh
menyebar, masuk kedalam jaringan neoplasma terjadi akibat dari komprensi
dan infiltrasi jaringan.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel
abnormal secara sangant cepat pada daerah central nervus system (CNS). Sel
ini akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang ada disekitarnya,
mengakibatkan gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan
peningkatan tekanan intrakranial). Hal ini ditandai dengan adanya nyeri
kepala, nausea, vomitus, dan papil edema. Penyebab dari tumor otak belum
diketahui secara pasti. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa beberapa
agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent
tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, viris, toxin, dan defisiensi
immunologi, ada juga yang menyatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat
sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per
100.000 dari pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit
tersebut masih menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang.
Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang menyerang adalah jenis tumor jinak,
bila menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan umumnya lebih besar
daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat
ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi
80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di
Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden

1
tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia
30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.
Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah usia,
general health, ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang
dapat digunakan antara lain: pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy.
Seorang Perawat berperan untuk membuat asuhan keperawatan yang tepat
bagi klien dengan tumor otak serta mengimplementasikannya secara langsung
mulai dari pengkajian, diagnosa, hingga intervensi yang harus diberikan.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Tujuan Umum
a) Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
dokumentasi keperawatan
b) Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
tumor otak.
c) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan tumor otak.
2. Tujuan Khusus
a) Agar mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan
untuk pasien dengan tumor otak.
b) Agar dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan tumor otak.

1.3 MANFAAT
Supaya mampu memberikan pelayanan kesehatan terutama perawatan
pada pasien dengan tumor otak. Dan juga dapat melatih softskill dalam
komunikasi pemberian edukasi tentang penyakit hingga sebagai konselor
perawatan pasien dengan tepat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 IDENTITAS
Nama : Tn. D
Umur : 41 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pekerja las
Pendidikan : Tamat SMA
Alamat : Jl. Bluru Kidul rt 2 rw 8
Sidoarjo
Keluhan Utama : Pasien mengalami
penurunan kesadaran
Upaya yang telah dilakukan : Keluarga Pasien
mengatakan langsung memeriksakan ke Rumah sakit terdekat.
Terapi/operasi yang pernah dilakukan : Keluarga pasien
mengatakan pernah melakukan terapi ct-scan di rumah sakit sidoarjo.
Setelah dilakukan ct-scan ternyata keluarga pasien mengetahui jikalau
Tn.D terkena tumor otak.

2.1.2 RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat penyakit sebelumnya : Keluarga pasien
mengaatakan Tn.D belum pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya.
2. Riwayat penyakit sekarang : Keluarga pasien
mengatakan Tn.D mengalami penurunan kesadaran sejak 4 hari
yang lalu. Kelaurga pasien mangatakan riwayat tumor otak terjadi
sejak 1 Juli 2018 kemarin. Pada tanggal 1 Juli keluarga pasien
memriksakan Tn.D di rumah sakit Sidaoarjo untuk melakukan ct-

3
scan, setelah selesai dilakukan ct-scan keluarga pasien mengetahui
bahwa Tn.D mengalami gejala Tumor otak. Pasien dirawat dari
RSUD Sidoarjo lalu dirujuk menuju RSUD Dr.Soetomo Surabaya
3. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga pasien
mengatakan Tn.D tidak mengalami penyakit sebelumnya seperti
hipertensi, diabetes. Baru pertama kali ini pasien mengalami
penyakit seperti ini.
4. Keadaan kesehatan lingkungan : Keadaan lingkungan di
sekitar rumah pasien bersih tidak banyak polusi seperti asap pabrik
dll

2.1.3 OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : Keadaan umum gelisah / GCS: 3-2-4
2. Tanda Tanda Vital : Nadi : 140x/menit
Temp : 36 celcius
RR : 36x/menit
Tensi : 130/80 mmHg
Spo2 : 98% ( Terbantu oleh O2 masker )

2.1.4 BODY SYSTEM


a) PERNAFASAN ( B1 : BREATHING )
Inspeksi : Tidak ada kelainan pada paru paru, pasien
terpasang O2 tambahan 15 lpm ( masker ). Pasien
menggunakan otot bantu nafas, pasien mengalami dyspnea.
Palapasi : dada sama simetris kanan dan kiri, tidak
ada kelainan dibagian dada.
Perkusi : Resonan

4
Auskultasi : Nafas dangkal RR : 36x/menit , Spo2 :
98% ( Terbantu oleh O2 12 lpm), pasien ada nafas tambahan
yaitu gargling.
b) CARDIOVASCULER ( B2 : BLEEDING )
Tidak ada kelainan pada jantung. Tidak ada nyeri dada yang
dialami. Tidak ada edema.
c) PERSYARAFAN ( B3 : BRAIN )
Kesadaran keadaan umum lemah dengan GCS 3-2-4.
Psikologis pasien gelisah. Pasien merasakan lemas respon
pasien saat diajak berbicara sangat lemah.
d) PERKEMIHAN DAN ELIMINASI URIN ( B4 :
BLADDER )
Produksi urine : 500ml/ 24 jam warna kuning pekat. Tidak ada
kelainan dalam proses perkemihan, pasien terpasang alat medis
kateter.
e) PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)
Pasien jarang melakukan BAB dikarenakan pasien makan
melewati selang NGT yang terpasang dibagian hidung.
f) TULANG-OTOT-INTEGUMEN ( B6 : BONE )
Tidak ada kelainan pada tulang dan otot. Warna kulit ikterus,
akral hangat. Turgor pada kulit tidak ada, odema tidak ada.
Kekuatan otot melemah dikarenakan keadaan umum pasien
melemah.

2.1.5 POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Presepsi terhadap kesehatan dan penyakit
Keluarga pasien mengatakan yakin penyakit yang diderita akan
cepat sembuh secara bertahap.
2. Pola tidur dan istirahat
SMRS : Keluarga pasien mengatakan pada saat dirumah tidur
istrahat pasien 5-6 jam perhari dengan keadaan tenang dan tidak
gelisah.

5
MRS : Keluarga pasien mengatakan pada saat di rumah sakit
istirahat pasien terganggu dengan sesak nafas yang dialami
Istirahat pasien 3-4 jam per hari, pasien merasakan gelisah.
3. Pola Nutrisi
SMRS : Keluarga pasien mengatakan pada saat sebelum masuk
rumah sakit makan pasien sebanyak 3x sehari.
MRS : Pasien makan melalui selang NGT setiap 3x sehari.
Makanan berbentuk cairan berwarna putih.
4. Pola aktivitas
SMRS : Keluarga pasien mengatakan aktivitas saat dirumah adalah
sebagai pekerja las disalah satu pabrik.
MRS : Keluarga pasien mengatakan aktivitas dirumah sakit
hanya bed rest diatas kasur.
5. Pola eliminasi
Keluarga pasien mengatakan BAB jarang dikarenakan pasien
makan melewati selang ngt yang terpasang di hidungnya.
6. Koping- Toleransi stress
Keluarega pasien mengatakan saat pasien merasakan sesak nafas
keluarga pasien merasa gelisah, saat gelisah keluarga pasien
melaporkan keluhan tersebut ke petugas kesehatan.
7. Pola kognitif-perseptual
Keluarga pasien mengatakan pasien jarang berkomunikasi dengan
lingkungan sekitar karena pasien harus istirahat total dengan
keadaan umum yang lemah.
8. Pola reproduksi sosial
Pasien mengatakan sudah menikah mempunyai 1 anak laki laki.
9. Pola persepsi dan konsep diri
Identitas diri : “ Pasien mengatakan saya bersyukur diciptakan
sebagai laki-laki dan saya bangga terhadap diri saya sendiri “.
10.Pola tata nilai dan kepercayaan
Keluarga pasien mengatakan pasien selama dirumah sakit sudah
jarang menjalankan ibadah nya sebagai seorang muslim.

6
11.Pola sosial
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan pihak
keluarga baik, pihak keluarga juga memberikan perhatian lebih.

2.1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PATOLOGI KLINIK TANGGAL 03


NOVEMBER 2018

NO PARAMETER HASIL SATUAN NILAI


RUJUKAN
1 Natrium 149 mmol/l 136-144
2 Kalium 3,2 mmol/l 3,8-5,0
3 Klorida 106 mmol/l 97-103
4 pH 7,500
5 pC02 36,0 mmHg
6 pO2 122,0 mmHg
7 HCO3 28,1 mmol/l
8 TCO2 29,2 mmol/l
9 BEecf 4,9 mmol/l
10 SO2 99,0 %
11 Temp-Alat 37,000 C

HASIL PEMERIKSAAN GAS DARAH TANGGAL 06 NOVEMBER 2018

NO PARAMETER HASIL SATUAN NILAI


RUJJUKAN
1 pH 7,44 7,35-7,45
2 pC02 33 mmHg 35-45
3 pO2 173 mmHg 80-100
4 TCO2 23,4 Mmol/l 23-30
5 BEecf -1,8 Mmol/l -3,50-2,00
6 S02c 100 % 94-98
7 A-aD02 -65 mmHg 0,00-0,00
8 %Fi02 21,0 % 0,00-0,00
9 HC03- 22,4 Mmol/l 22,0-26,0
10 Temp 37,0 C 0,00-0,00

HASIL PEMERIKSAAN GAS DARAH TANGGAL 10 NOVEMBER 2018

7
NO PARAMETER HASIL SATUAN NILAI
RUJJUKAN
1 pH 7,39 7,35-7,45
2 pC02 44 mmHg 35-45
3 pO2 72 mmHg 80-100
4 TCO2 28,0 Mmol/l 23-30
5 BEecf 1,6 Mmol/l -3,50-2,00
6 S02c 94 % 94-98
7 A-aD02 594 mmHg 0,00-0,00
8 %Fi02 100% % 0,00-0,00
9 HC03- 26,6 Mmol/l 22,0-26,0
10 Temp 36,0 C 0,00-0,00

2.1.7 TERAPI YANG DIBERIKAN :

NO JENIS TERAPI YANG DIBERIKAN


1 O2 Masker 15 lpm
2 Infuse D5 ½ NS 200 cc/24jam
3 Injeksi Metamizole 1gr/ 12 jam
4 Injeksi Ranitidin 50gr/12jam
5 Injeksi Dexametasone 5mg/6jam
6 Infuse Mamitol 6x400cc
7 Injeksi levoloaxin 750mg/24jam
8 Nebulizer ventolin + pz /4jam
9 Suction /4jam
10 Injeksi Cefosulbaktan 1gr/8jam

2.1.8 ANALISA DATA

NO PENGELOMPOKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH


DATA

1 DS : Akumulasi cairan yang Pola nafas


- Keluarga beerlebihan di rongga pleura tidak efektif
pasien
mengatakan
merasakan
sesak dan
susah untuk

8
bernafas Penurunan ekspansi paru
Do:
- Pasien tidak
banyak
bergerak
- Pasien terbantu
dengan O2 RR meningkat, nafas menjadi
sebanyak 12 dangkal, menggunakan otot
lpm dengan bantu nafas
masker.
- Pasien terlihat
gelisah
- Nafas dangkal
- Merubah
posisi menjadi
semi fowler Pola nafas tidak efektif
- Vital Sign :
TD : 130/80
mmHg
N :
140x/menit
RR :
36x/menit
Suhu : 37,6
Spo2 : 98%
dengan O2 12
lpm masker

2. Ds: Tumor Hambatan


- Keluarga mobilitas

9
pasien fisik
mengatakan
badan pasien
merasa lemas. Tekanan Intrakranial
Do:
- Keadaan
umum pasien
lemah GCS 3-
2-4 Kompresi diskus optimus
- Vital sign :
TD : 130/80
mmHg
N : 140x/menit
S : 37,6 c
RR : Edema papil
36x/menit
Spo2 : 98%
Terpasang O2
12 lpm masker
- Akral dingin,
- Pemberian Perubahan persepsi sensori
cairan
Paracetamol
infus 1 gr tiap
8 jam iv
- Pasien terlihat
dikompres Hambatan mobilitas fisik
dengan air
hangat.
- ADL pasien
terlihat dibantu
oleh keluarga

10
3. Ds: Tumor Resiko
- Keluarga gangguan
pasien perfusi
mengatakan jaringan
pasien susah serebral
merespon
pembicaraan. Desakan ruang intrakranial
- Kelaurga
pasien
mengatakan
tangan sebelah
kiri susah
digerakkan. Tekanan Intrakranial
Do:
- Pasien terlihat
terlihat susah
mengegrakkan Iskemia jaringan otak
tangan sebelah
kiri.
- Respon pasien
terhadap apa
yang Penurunan O2 pada otak
dibicarakan
lama.
- Vital sign:
TD : 130/80
mmHg Penurunan perfusi jaringan
N : 140x/menit
S : 37,6 c

11
RR :
36x/menit
Spo2 : 98%
Terpasang O2 Resiko gangguan perfusi
12 lpm masker jaringan serebral

2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn.D

NO REGISTRASI : 12.70.xx.xx

RUANGAN : Bedah Aster RSUD Dr. Soetomo

N DIAGNOSA DITENTUKAN MASALAH


O KEPERAWATAN MASLAH TERATASI
TANGGAL PARAF TANGAL PARAF

1. Pola nafas tidak efektif


berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru

12
2. Gangguan perfusi jaringan
serebral berhubungan
dengan kerusakan
jaringan otak

3. Hambatan mobilitas fisik


berhubungan dengan
kondisi lemah.

2.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan & Tindakan Rasionalisasi
Keperawatan
Kriteria Hasil Keperawatan
1. Pola nafas Tujuan : - Posisikan - Untuk
tidak efektif Setelah dengan semi memaksimalka
berhubungan dilakukan fowler. n potensi
dengan tindakan - Auskultasi suara ventilasi.
penurunan keperawatan nafas, catat hasil - Memonitor
ekspansi paru 2x45menit, penurunan kepatenan
pasien daerah ventilasi jalan nafas.
menunjukan atau tidak - Memonitor
keefektifan pola adanya suara respirasi dan
nafas dengan adventif. keadekuatan
Kriteria Hasil: - Monitor status oksigen.
- Frekuensi pernafasan dan - Meningkatkan
irama, status oksigen ventilasi dan

13
kedalaman yang sesuai. asupan
pernafasan - Kolaborasi oksigen.
dengan RR dalam pemberian - Meningkakan
normal oksigen terapi. status kondisi
20x/menit - Monitoring vital pasien.
- Tidak sign - Untuk bisa
menggunakan - Monitor mengetahui
otot bantu kecepatan dan keadekuatan
pernafasan ritme dan usaha pernafasan.
- Tanda tanda pasien saat
vital dalam bernafas.
batas normal.

14
2. Hambatan Tujuan : - Memonitoring
- Mengetahui
mobilitas fisik Setelah vital sign
kondisi klien
berhubungan dilakukan sebelum dan
saat
dengan tindakan sesudah latihan
beraktifitas.
keadaan keperawatan dan melihat
- Untuk
kondisi lemah. selama 3x24jam respon pasien
mempermudah
diaharapkan saat latihan.
klien
gangguan - Bantu klien
beraktifitas.
mobilitas fisik menggunakan
- Agar kondisi
teratasi dengan alat bantu untuk
pasien tetap
Kriteria hasil : beraktifitas.
bugar dan
- Klien - Kaji pemenuhan
sehat saat
meningkatkan kebutuhan ADL
berlatih
dalam aktifitas pasien secara
aktifitas secara
fisik. mandiri sesuai
normal.
- Mengerti dengan
- Memberikan
tujuan dan kemampuan.
penjagaan
peningkatan - Mendampingi
jikalau klien
mobilitas. dan pasien saat
membutuhkan
- Memverbalisas mobilisasi dan
bantuan.
ikan perasaan bantu kebutuhan
dalam ADL klien.
meningkatkan - Berikan alat
kekuatan dan bantu jika klien
kemampuan membutuhkan
dalam alat bantu.
berpindah. - Ajarkan pasien
bagaimana cara
merubah posisi
dengan benar.

15
3 Gangguan - Memonitor vital
Tujuan:
perfusi sign.
jaringan Setelah - Mengukur
serebral dilakukan ukuran pupil,
berhubungan tindakan ketajaman,
dengan keperawatan kesimetrisan dan
kerusakan selama 3x24 jam reaksi.
jaringan otak diharapkan - Memonitor level

masalah dapat kebingungan dan

teratasi dengan orientasi.


- Monitor tekanan
Kriteria Hasil: intrakranial dan
respon
- Respon
neurologis.
motorik
- Catat perubahan
terhadap
pasien saat
stimulus
merespon
baik
stimulus.
- Orientasi
- Pasien merespon
terhadap
dengan baik.
lingkung
an baik
- Tekanan
systol
dan
diastol
dalam
rentan
yang
normal.
- Komunik
asi jelas.

16
2.4 PELAKSANAAN KEPERAWATAN

No. No. Diagnosa Tindakan Keperawatan Tanda


Keperawatan Tangan

1 dan 2 Tanggal 04-11-2018


08.20
- Membangun bina hubuungan saling
percaya.
- Menganjurkan keluarga pasien untuk
membantu pasien mobilisasi miring
kanan dan kiri.
- Membuat lingkungan nyaman.
- Memberikan informasi tentang kerapian
disekitar lingkungan pasien.
- Melakukan personal Hygine
08.50
- Terpasang infuse ditangan sebelah kiri
dengan cairan D5 ½ Ns/24 jam dan
Manitol vial
09.05
- Memberikan makanan lewat selang
NGT
09.15
- Memberikan O2 12 Lpm menggunakan
masker.
- Memberikan posisi semi fowler
09.50
- Melakukan suction dan nebulizer
- Menjauhkan barang barang yang
menganggu mobilisasi pasien.
10.10
- Memberikan injeksi ceftriaxone 1gr Iv
- Terapi Ranitidine 50 mg/12jam
- Terapi Metamizole 1gr/8jam
- Terapi Dexamethasone 5 gr/6jam
11.10
- Observasi vital sign:
TD : 100/70 mmHg
N :107x/menit
RR : 34x/menit
S : 36,2 c
Spo2: 98%
11.25
- Mengukur balance cairan. Output urine
keluar 340ml
12.00
- Memberikan makanan lewat selang

17
NGT

1 dan 2 Tanggal 05-11-2018


14.30
- Memberikan edukasi untuk membuat
lingkungan yang nyaman.
- Membantu personal hygine pasien
- Menganjurkan pasien dan keluarga
untuk sering berdoa
- Menganjurkan keluarga pasien untuk
membantu pasien mobilisasi miring
kanan dan kiri.
16.10
- Memberikan injeksi ceftriaxone 1gr Iv
- Terapi Ranitidine 50 mg/12jam
- Terapi Metamizole 1gr/8jam
- Terapi Dexamethasone 5 gr/6jam
16.15
- Terpasang infuse ditangan sebelah kiri
- Memberikan cairan infuse D5 ½ Ns 500
ml / 24 jam
16.18
- Memberikan posisi semi fowler
- Meberikan O2 12 lpm menggunakan
masker.
17.05
- Memberikan nutrisi makanan lewat
selang NGT
17.12
- Melakukan suction dan nebulizer
17.35
- Observasi TTV:
TD : 122/62 mmHg
N : 113x/menit
RR : 39x/menit
T : 36,8
Spo2 : 97%
19.00
- Mengukur balance cairan. Output urine
yang keluar 300ml

18
1 dan 2 Tanggal 06-11-2018
15.00
- Membuat lingkungan nyaman.
- Memberikan informasi tentang kerapian
disekitar lingkungan pasien.
- Menganjurkan keluarga pasien untuk
membantu pasien mobilisasi miring
kanan dan kiri.
15.15
- Memberikan posisi semi fowler
- Memberikan terapi O2 12 lpm
menggunakan masker.
17.10
- Memberikan injeksi ceftriaxone 1gr Iv
- Terapi Ranitidine 50 mg/12jam
- Terapi Metamizole 1gr/8jam
- Terapi Dexamethasone 5 gr/6jam
17.20
- Memberikan makanan lewat selang
NGT
17.45
- Menanyakan kembali kepada keluarga
pasien apakah keluarga pasien
membantu mobilisasi pasien.
18.05
- Melakukan suction dan nebulizer.
18.25
- Menghitung balance cairan. Output
yang keluar 380ml
19.00
- Mengobservasi vital sign:
T : 137/72 mmHg
S : 36,8 celcius
N : 114x/menit
RR: 38x/menit
Spo2 : 96%

2.5 EVALUASI KEPERAWATAN

N NO. DIAGNOSA EVALUASI KEPERAWATAN TANDA


O KEPERAWATAN TANGAN

19
1 dan 2 S : - Keluarga pasien mengatakan
Tanggal 04-11- pasien masih merasa sesak saat
2018 bernafas.
- Keluarga pasien mengatakan
kesulitan untuk membantu
mobilisasi.
O:- Pasien terlihat sesak nafas
- Nafas pasien dangkal,
menggunakan otot bantu nafas (
Muskulus sternokleido
mastoideus)
- TTV
TD : 100/70 mmHg
N :107x/menit
RR : 34x/menit
S : 36,2 c
Spo2: 98%
- Menciptakan lingkungan aman.
- Pasien terpasang o2 masker
dengan 12 lpm
- Posisi pasien menjadi semi
fowler
- Keluarga psaien terlihat
meminta bantuan untuk
memobilisasi pasien miring
kanan dan kiri.
A:- Hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
- Pola nafas tidak efektif masih
belum tertasi
P : Intervensi dilanjutkan.

20
1 dan 2 S:- Keluarga pasien mengatakan
05 -11-2018 Tn.D masih merasakan sesak.
- Keluarga pasien mengatakan
mencoba untuk memobilisasi
pasien secara mandiri tanpa
bantuan petugas lain.
- Nafas masih terasa sesak
O:- pasien terlihat masih
menggunakan otot bantu nafas.
- Nafas pasien masih dangkal
- Membantu menciptakan
lingkungan yang nyaman.
- Posisi pasien masih semi
fowler.
- Memberikan terapi O2 12 lpm
menggunakan masker
- Observasi vital sign
TD : 122/62 mmHg
N : 113x/menit
RR : 39x/menit
T : 36,8
Spo2 : 97%
- Keluarga pasien mampu
memobilisasi pasien secara
mandiri.
- Pasien terlihat berusaha
menggerakkan anggota
tubuhnya secara mandiri.
A : Hambatan mobilitas mulai teratasi
Pola nafas tidak efektif belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

21
1 dan 2 tanggal S : - Keluarga pasien mengatakan
06-11-2018 Tn.D masih merasakan sesak.
- Keluraga pasien mengatakan
pasien sudah mulai mencoba
mobilisasi secara mandiri.
O : - Pasien terlihat mulai miring
kanan dan kiri secara madiri.
- Keluarga pasien terlihat
meenjaga lingkungan aman
- Memberikan terapi o2 12 lpm
menggunakan masker
- Memberikan posisi semi fowler
- Pasien masih terlihat
menggunakan otot bantu nafas.
- Menganjurkan keluarga untuk
selalu berdoa
- Suhu tubuh pasien meningkat
- Observasi TTV:
T : 137/72 mmHg
S : 36,8 celcius
N : 114x/menit
RR: 38x/menit
Spo2 : 96%
A : - Hambatan mobilitas mulai teratasi
- Pola nafas tidak efektif belum
teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

22
Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di
dalam otak. Yang terdiri atas Tumor otak benigna dan maligna. Tumor otak
benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak
ganas, sedangkan tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang
berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang
telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran
darah.
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari
mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita
memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya
yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan
DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang
ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta
fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk
mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.
Pengobatan tumor otak tergantung kepada lokasi dan
jenisnya.Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa
faktor, antara lain kondisi umum penderita, tersedianya alat yang lengkap,
pengertian penderita dan keluarganya,  luasnya metastasis. adapun terapi yang
dilakukan, meliputi terapi steroid, pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

3.2 SARAN
1) Bagi Perawat
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan tumor otak
secara holistik dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit
tersebut.
2) Bagi Klien dan Perawat
Hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksanaannya serta
meningkatkan pengetahuan tentang tumor otak yang dideritannya.
3) Bagi Mahasiswa

23
Mahasiswa/i mampu memahami dan menerapkan serta mampu
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor otak.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dzaky, Muhammad Insaan. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Tumor Otak di ruang bedah aster rsud dr. Soetomo. Surabaya
PPNI, T.P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1 ed.).
Jakarta: PPNI.
PPNI, T.P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1 ed.).
Jakarta: PPNI
TIM POKJA SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Ginsberg, Lionel. 2005. Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: Erlangga
Baungham, Diace C dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

25

Anda mungkin juga menyukai