Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK : PEMBERIAN


KEMOTERAPI

MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK II


Dosen Pengampu : Maria Anita Yusiana, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh:

Alma Puspita Eka Putri (01.2.19.00681)

Widya Setia Pratiwi (01.2.19.00708)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmatNya dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun
makalah pada mata kuliah Keperawatan Anak II dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Makalah ini dibuat dari berbagai informasi di internet dan buku


literatur yang ada serta beberapa bantuan dari pihak lain untuk membantu
menyelesaikan makalah ini. Terwujudnya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu kami selaku kelompok mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Maria Anita Yusiana, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Keperawatan Anak II yang telah memberikan ilmu dan
wawasan dalam menyusun tugas ini.
2. Semua sumber-sumber yang telah membantu kami dalam menyelesaikah
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari
pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami
selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi


semua pihak baik itu penulis dan pembacanya.

Kediri, 22 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Masalah.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

A. Intervensi Keperawatan Pemberian Kemoterapi..............................3


1. Definisi...........................................................................................3
2. Tujuan............................................................................................3
3. Macam-Macam Kemoterapi..........................................................3
4. Dasar Pemberian Kemoterapi........................................................4
5. Indikasi & Kontraindikasi..............................................................6
6. Efek Samping.................................................................................7
7. SOP Pemberian Kemoterapi..........................................................9
BAB III Penutup..............................................................................................13

A. Kesimpulan..........................................................................................13
B. Saran....................................................................................................13
Daftar Pustaka.................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia, menurut data Sistem Registrasi Kanker Indonesia
(SriKanDi) tahun 2005- 2007 menunjukan bahwa estimasi insidensi
kanker pada anak usia 0-17 tahun sebesar 9 per 100.000 anak. Kasus
kanker pada anak mencapai 4,7% dari kanker pada semua umur. Ada lima
jenis kanker yang paling banyak dialami anak-anak di Indonesia yaitu
leukemia 2,8; retinoblastoma 2,4; osteosarkoma 0,97; limfoma 0,75 dan
kanker nasofaring 0,43 yang masingmasing dihitung per 100.000 anak
(Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Kemoterapi dalam tatalaksana kanker masih merupakan tindakan
utama disamping radiasi dan pembedahan. Pemberian sitotoksika atau
antikanker merupakan tindakan utama untuk mengeliminasi sel-sel kanker
dalam tubuh. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada
anak. Kejadian kanker pada anak terus mengalami peningkatan dan
menjadi salah satu penyebab kematian. Kematian akibat kanker di dunia
akan terus meningkat jika kanker tidak ditangani dengan baik. Pada tahun
2030 diperkirakan ada 13,1 juta kematian yang akan terjadi akibat kanker
(World Health Organization, 2012). Pada tahun 2015, Amerika Serikat
memperkirakan akan ada kasus baru yang didiagnosis Leukemia pada anak
usia 0-14 tahun sebanyak 54.270 kasus (America Cancer Society, 2015).
Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan
jenisobat yang diperlukan (Adiwijono, 2006). Obat kemoterapi umumnya
berupakombinasi dari beberapa obat yang diberikan secara bersamaan
dengan jadwalyang telah ditentukan .Selain membunuh sel kanker, obat
kemoterapi juga berefek pada sel-sel sehat yang normal, terutama
yang cepat membelah atau cepattumbuh seperti rambut, lapisan mukosa
usus dan sumsum tulang. Beberapa efeksamping yang terjadi pada

4
kemoterapi, gangguan mual dan muntah adalah efeksamping frekuensi
terbesar (Yusuf, 2007)

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi pada Pemberian Kemoterapi ?
2. Apakah tujuan dari Pemberian Kemoterapi ?
3. Apa saja macam-macam dari Pemberian Kemoterapi ?
4. Bagaimana dasar pada Pemberian Kemoterapi ?
5. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi dari Pemberian Kemoterapi ?
6. Apa efek samping pada Pemberian Kemoterapi ?
7. Bagaimana SOP pada Pemberian Kemoterapi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi pada Pemberian Kemoterapi
2. Untuk mengetahui tujuan dari Pemberian Kemoterapi
3. Untuk mengetahui macam-macam dari Pemberian Kemoterapi
4. Untuk mengetahui dasar pada Pemberian Kemoterapi
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari Pemberian
Kemoterapi
6. Untuk mengetahui efek samping pada Pemberian Kemoterapi
7. Untuk mengetahui SOP pada Pemberian Kemoterapi

D. Manfaat Penulisan
Untuk memberikan informasi tambahan, referensi dan keterampilan serta
untuk memahami dan memberi wawasan luas mahasiswa keperawatan saat
melakukan Asuhan Keperawatan sehingga mampu mengoptimalkan
pelayanan Asuhan keperawatan pada masyarakat terutama pada Intervensi
Keperawatan Pemberian Kemoterapi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. INTERVENSI KEPERAWATAN : PEMBERIAN KEMOTERAPI


1. Definisi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), kemoterapi adalah penggunaan
preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel tumor
dengan mengganggu fungsi dan reproduksi seluler.
Menurut Desen (2008), kemoterapi merupakan terapi modalitas
kanker yang paling sering digunakan pada kanker stadium lanjut lokal,
maupun metastatis dan sering menjadi satu-satunya pilihan metode
terapi yang efektif.
Susanti dan Tarigan (2010) juga menjelaskan bahwa kemoterapi
adalah cara pengobatan tumor dengan memberikan obat pembasmi sel
kanker (sitostatika) yang diminum ataupun diinfuskan ke pembuluh
darah.
2. Tujuan
a. Menurunkan ukuran kanker sebelum operasi.
b. Merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi.
c. Mengobati beberapa macam kanker darah dan menekan jumlah
kematian penderita kanker tahap dini.
d. Menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien
sementara waktu meringnkan gejala.
e. Mengontrol dan memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker
3. Macam-Macam Kemoterapi
Beberapa bentuk tindakan kemoterapi adalah :
a. Melalui tablet atau kapsul. Kemoterapi dengan cara ini
paling praktis karean dapat dilakukan penderita sendiri di
rumah dengan mengikuti saran dari dokter.
b. Melalui suntikan atau injeksi. Pemberian kemoterapi ini
hanya bisa dilakukan oleh dokter saja di klinik, rumah

6
sakit, ruang praktek dokter atau jika dimungkinkan dokter
bisa datang ke rumah.
c. Melalui infus. Pemberian kemoterapi melalui infus harus
dilakukan oleh paramedis yang berpengalaman. Pemberian
kemoterapi ini harus dilakukan di rumah sakit atau klinik
khusus.
4. Dasar Pemberian Kemoterapi
Obat anti kanker yang sekarang ini digunakan secara klinis
mempunyai efek sitostatik dengan cara memengaruhi sintesis atau
fungsi DNA. Titik tangkap obat kemoterapi terhadap sel tumor dapat
dibagi menjadi 12 titik tangkap, terutama peran dalam menghambat
atau merusak siklus sel kanker.
a. Kemoterapi tunggal dan kombinasi
Kemoterapi kombinasi mempunyai keberhasilan lebih
tinggi daripada kemoterapi tunggal. Pada umunya
kemoterapi kombinasi menggunakan beberapa obat dengan
titik tangkap yang berbeda. Meskipun keberhasilan
kemoterapi kombinasi lebih baik, tetapi harus dipikirkan
sungguh-sungguh tentang efek samping yang lebih berat
daripada kemoterapi tunggal. Keberhasilan kemoterapi
kombinasi banyak dipengaruhi oleh sensitifitas terhadap
obat, dan efek sinergis dari kombinasi tersebut. Terapi
kombinasi meningkatkan respon tumor terhadap
pengobatan selain itu dapat meminimalkan toksisitas.
Ditambahlagi, kemoterapi kombinasi tampaknya
menurunkan terjadinya klon obat resisten. Makin besar
tumor, makin besar penggandaan tumor sebelum mulai
pengobatan kemoterapi, dan karenanya lebih mungkin
untuk sel resisten obat atau klon ada dalam tumor. Terapi
agen tunggal tampaknya menigkatkan jumlah sel yanng
resisten obat, akan tetapi terapi kombinasi tampaknya
mencegah perkembangan sel resisten terhadap obat.

7
b. Kemoterapi ajuvan
Kemoterapi ajuvan berarti kemoterapi tambahan terhadap
pengobatan utama. Misalnya terapi utama adalah
pembedahan, maka pasca pembedahan diberikan
kemoterapi tambahan atau kemoterapi ajuvan. Dengan
kemoterapi ajuvan angka kesembuhan lebih tinggi. Hal
tersebut dimungkinkan karena kemoterapi ajuvan dapat
membunuh sel kanker yang tercecer waktu operasi, dan sel-
sel mikrometastasis yang tidak kelihatan secara klinis.
c. Kemoterapi pra-bedah
Kemoterapi pra-bedah dimaksudkan untuk mengecilkan
volume tumor, dan secepatnya menangkal mikrometastasis.
Kemoterapi pra-bedah juga berguna sebagai tindakan
pencegahan kalau ada sel yang tercecer karena ruptur atau
pecahan massa tumor waktu dilakukan tindakan operasi.
d. Kemoterapi dosis tinggi
Kemoterapi dosis tinggi adalah kemoterapi dengan dosis
yang tidak lazim. Sebagai contoh, dosis metotreksat
biasanya 30 mg/m2/kali pemberian per oral pada leukemia
limfoblastik akut, tetapi pada fase konsolidasi digunakan
2000-8000 mg/m2. Penggunaan metotreksat dosis tinggi
dimaksudkan untuk sebanyak mungkin mematikan sel
kanker. Tujuan lain adalah untuk mengurangi sifat
resistensi sel kanker terhadap metotreksat. Kalau pada dosis
biasa obat anti kanker melewati membran sel secara difusi
aktif, pada penggunaan obat dosis tinggi menjadi difusi
pasif karena tingginya kadar obat diluar sel. Karena
penggunaan obat dosis tinggi akan merusak sel normal
maka keberadaan obat didalam tubuh harus segera
dieliminasi.

8
e. Kemoterapi untuk saraf pusat
Kemoterapi untuk saraf pusat menjadi sangat penting
setelah diketahui bahwa salah satu tempat relaps pada
leukemia limfoblastik akut adalah dimeningen dan otak.
Secara statistik ternyata kanker pada saraf pusat merupakan
tumor padat yang paling sering dijumpai pada anak.
5. Indikasi & Kontraindikasi
a. Indikasi
Tidak semua kanker memerlukan obat sitostatika.
Pemberian sitostatika harus dengan hati-hati dan atas
indikasi. Menurut Brule, (WHO.1973) ada 7 indikasi
pemberian kemoterapi, yaitu :
1) Untuk menyembuhkan kanker
2) Memperpanjang hidup dan remisi
3) Memperpanjang interval bebas kanker
4) Menghentikan progesi sel kanker
5) Paliasi symptom
6) Mengecilkan volume kanker
7) Menghilangkan gejala para neoplasma
b. Kontraindikasi
Bagi kebanyakan pasien, kemoterapi merupakan
bagian penting dari pengobatan kanker dan telah
meningkatkan angka kelangsungan hidup dari sejumlah
besar kanker. Karena obat kemoterapi memiliki beberapa
efek samping jangka pendek dan jangka panjang, maka
dokter harus memastikan bahwa kondisi pasien tidak
membuat kemoterapi menjadi berbahaya atau bahkan
mengancam jiwa. Adapun kontraindikasi pemberian
kemoterapi terdiri dari kontraindikasi absolute dan relatif :
1) Kontraindikasi pemberian kemoterapi absolute,
yaitu :

9
a) Septikemia (infeksi)
Infeksi yang sedang berlangsung juga
merupakan salah satu kontraindikasi
pemberian kemoterapi karena kemoterapi
dapat menurunkan jumlah sel darah
sehingga pertahanan tubuh lemah dan tubuh
akan sulit melawan infeksi. Setelah
infeksiditangani, pemberian kemoterapi
dapat dimulai.
b) Penyakit stadium akhir
Koma.
2) Kontraindikasi pemberian kemoterapi relatif, yaitu :
a) Keadaan umum yang buruk.
b) Gangguan fungsi organ vital yang berat
seperti kerusakan hati, ginjal dan jantung.
c) Penderita yang tidak kooperatif.
d) Pasca pembedahan atau operasi.
e) Tumor yang resisten terhadap obat.
6. Efek Samping
Efek samping yang bisa timbul adalah :
a. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat
mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang
dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir
pengobatan.
b. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual
dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat
rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah
dengan obat anti mual yang diberikan sebelum, selama atau
sesudah pengobatan kemoterapi. Mual dan muntah dapat
berlangsung singkat ataupun lama (Pazdur, 2001)

10
c. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada
yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus
dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila diare : kurangi
makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak
untuk mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB, maka
sebaiknya perbanyak makanan berserat, olahraga ringan
bila memungkinkan (Pazdur, 2002).
d. Stomatitis
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut
seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat
sangat penting dalam kemoterapi.
e. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua
atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga
menyebabkan rambut patah didekat kulit kepala. Dapat
terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut juga dapat
tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
f. Otot dan Saraf
Beberapa obbat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan
mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada
otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
g. Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja
sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah,
sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering
adalah penurunan sel darah putih (leukosit). Penurunan sel
darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan
dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk
memastikan jumlah sel darah telah kembali normal (Pazdur,
2001).

11
h. Mudah Terkena Infeksi
Hal ini disebabkan oleh karena jumlah leukosit turun,
karena leukosit adalah sel darah yang berfungsi untuk
perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa
meningkatkan jumlah leukosit.
i. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan
darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan
perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah dikulit.
j. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang
ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb
letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah
seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak
pucat.
k. Kulit Dapat Menjadi Kering Dan Berubah Warna
Lebih sensitif terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih
lambat dan terdapat garis putih melintang.
7. SOP Pemberian Kemoterapi
a. Persiapan Klien
1) Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi
klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat.
2) Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.
3) Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri
privasi kepada klien
4) Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan
nyaman
b. Persiapan Alat
1) Obat sitostatika

12
2) Cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit Pengalas plastik
dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya
3) Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung
tangan, sepatu
4) Spuit disposible (5cc, 10cc, 20cc, 50cc).
5) Infus set dan vena kateter kecil Alkohol 70% dengan
kapas steril Bak spuit besar
6) Label obat
7) Plasttik tempat pembuangan bekas
8) Kardex (catatan khusus)
c. Cara Kerja
1) Tahap prainteraksi
a) Mengecek program terapi yang digunakan, serta
waktu pemberian obat sebelumnya
b) Mencuci tangan
c) Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara
pemberian obat
d) Menyiapkan alat
2) Tahap orientasi
a) Memberikan salam dan sapa nama pasien
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c) Menanyakan persetujuan/kesiapan (inform
concent) pasien maupun keluarga
3) Tahap kerja
a) Perawat mencuci tangan
b) Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya
ada kertas penyerap atau kain
c) Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca
mata, sepatu
d) Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan
dengan NaCl 0,9%, D5% atau intralit

13
e) Sebelum membuka ampul, pastikan bahwa
cairan tersebut tidak berada pada puncak ampul
f) Gunakan kasa waktu membuka ampul agar tidak
terjadi luka dan terkontaminasi dengan kulit
g) Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup
dengan tidak mengambil 2 kali
h) Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit
dengan menutupkan kapas atau kasa steril
diujung jarum spuit
i) Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot
NaCl 0,9% atau D5% dengan volume cairan
yang telah ditentukan
j) Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan
dan saat memasukkan obat kedalam flabot atau
botol infus
k) Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam
pemberian serta akhir pemberian atau dengan
syringe pump
l) Masukkan kedalam kontainer yang telah
disediakan
m) Masukkan sampah langsung ke kantong plastik,
ikat dan beri tanda atau jarum bekas dimasukkan
ke dalam tempat khusus untuk menghindari
tusukan
n) Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis
cairan, volume cairan, cara pemberian, waktu
pemberian dan akhir pemberian
o) Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi,
masker, kacamata, sarung tangan dan sepatu
p) Lakukan teknik aseptik dan antiseptic
q) Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas
absorbsi dibawah daerah tusukan infuse

14
r) Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian
anti neoplastik (primperan, zofran, kitril secara
intra vena)
s) Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9% 24. Beri
obat kanker secara perlahan-lahan (kalau perlu
dengan syringe pump) sesuai program
t) Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 09% 26.
Semua alat yang sudah di pakai dimasukkan ke
dalam kantong plastik dan di ikat serta diberi
etiket
u) Buka gaun, topi, masker, kacamata kemudian
rendam dengan detergent
v) Bila disposible masukkan dalam kantong plastik
kemudian di ikat dan diberi etiket, kirim ke
incinerator/bakaran

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemoterapi merupakan terapi modalitas kanker yang paling sering
digunakan pada kanker stadium lanjut lokal, maupun metastatis. Dengan
tujuan menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel
kanker yang tertinggal setelah operasi, mengobati beberapa macam kanker
darah dan menekan jumlah kematian penderita kanker tahap dini, dan
menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien sementara
waktu meringnkan gejala. Mual dan muntah merupakan efek samping
yang menakutkan bagi penderita dan keluarganya sehingga kadang-kadang
penderita menolak pengobatan lanjutan, karena efek samping tersebut
muncul setelah pengobatan lanjutan. Akibat dari muntah yang tidak
diobati atau mendapat pengobatan yang tidak adekuat pada penderita
kanker pada umumnya mengakibatkan keadaan yang lemah, nafsu makan
dan minum menurun, status gizi kurang baik, dehidrasi dan gangguan
elektrolit. Mual dan muntah adalah efek samping yang paling umum dan
tidak menyenangkan pada pasien setelah menjalani pengobatan
kemoterapi.

B. Saran
Hasil dari penulisan makalah ini mungkin masih kurang benar dan
lengkap, tetapi harapannya pembaca dapat memahami, bisa mendapat
keluasan ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya pada
pemberian kemoterapi pada anak dan bayi dan sebagai acuan literature
dalam melakukan penelitian dan Intervensi Keperawatan Pemberian
Kemoterapi pada klien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arnis, Yuliastati. & Amelia. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta Selatan:


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
https://id.scribd.com/document/347517668/SOP-Pemberian-Kemoterapi Diakses
pada tanggal 21 September 2021
https://www.academia.edu/11284095/REVISI_KEMOTERAPI Diakses pada
tanggal 21 September 2021
https://www.slideshare.net/EkaMeliyanti/tugas-fix-kepanak-intervensi-
kemotherapi Diakses pada tanggal 22 September 2021

17

Anda mungkin juga menyukai