Anda di halaman 1dari 13

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEMOTERAPI

a. Pengertian

Kemoterapi merupakan bentuk terapi utama dan pada beberapa kasus dapat menghasilkan
perbaikan yang berlansung sampai setahun atau lebih (handayani, 2008) Kemoterapi adalah
penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit dalam penggunaan modernnya, istilah ini
hampir merujuk eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.

b. Tujuan pemberian kemoterapi


1. Mengendalikan atau melenyapkan tumor dan untuk meringankan gejala kanker seperti
rasa sakit
2. Mencegah kemunculan kembali sel-sel kanker setelah pembedahan
3. Membunuh sel-sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker yang masih
tertinggal
4. Memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker

c. Tanda gejala atau efek samping setelah dilakukan kemoterapi


1. Mual
2. Muntah
3. Penurunan jumlah sel darah merah, dan sel darah putih, trombosit
4. Kerontokan rambut, termasuk bulu mata dan alis
5. Menimbulkan mukositis (luka pada dindin saluran cerna/rongga mulut
6. Gangguan saraf tepi, seperti kebas dan kesemutan jari kaki dan tangan
7. Gangguan penernaan
8. Tubuh terasa lemas
9. Kulit kering dan berubah warna
10. Produksi hormon tidak stabil
11. Disfungsi ginjal
12. Depresi tulang belakang
13. Efek terhadap jantung dan paru
d. Macam-macam kemoterapi
1. Melalui tablet atau kapsul. Kemoterapi dengan cara ini paling praktis karena dapat
dilakukan penderita sendriri dirumah dengan mengikuti saran dokter.
2. Melalui suntikan atau injeksi. Pemberian kemoterapi ini hanya bisa dilakukan oleh
dokter saja diklinik, rumah sakit, ruang praktek dokter atau jika kemungkinan dokter
bisa datang kerumah.
3. Melalui infus. Pemberian kemoterapi melalui infus harus dilakukan oleh para medis
yang berpengalaman. Pemberian kemoterapi ini harus dilakukan dirumah sakit atau
klinik khusus.
e. Jenis-jenis kemoterapi

Untuk keperluan pemberian kemoterapi, mka kanker menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Kanker haemopotik

Kanker haemopotik merupakan kanker sistemik, termasuk dalam jenis kanker ini ialah : karena
darah (leukimia), limfoma maglina dan kanker sum-sum, terapi utama kanker hematologi ialah
dengan kemoterapi, sedang operasi dan radioterapi sebagai adjuvan.

2. Kanker padat (solid)

Kanker padat mulai lokal, lalu menyebar ragional atau sistemik keorgan-organ lain. Dalam
kanker jenis ini termasuk kanker diluar kanker hematologi. Terapi utama kanker ini ialah dengan
operasi atau radioterapi sedang kemoterapi baru diberikan pada stadiun lanjut atau sebbagai
adjuvant.

f. pemilihan obat anti kanker

untuk mendapatkan hasil sebaik-baiknya obat yang diberikan kepada penderita hendaknya:

1. Tepat indikasi
2. Tepat jenis
3. Tepat dosis
4. Tepat waktu
5. Tepat cara
6. Waspada efek samping
g. Indikasi kemoterapi
1. Untuk menyembuhkan kanker
2. Memperpanjang hidup
3. Memeperpanjang interval bebas kanker
4. Menghentikan progresi kanker
5. Paliasi symptom
6. Mengecilkan volume kanker
7. Menghilangkan gejala neoplasma
h. Kontraindikasi Kemoterapi

1. Kontraindikasi absolut : kanker stadium terminal, hamil trimester I, septicemia, koma

2. Keadaan umum jelek, gangguan fungsi organ yang vital

3. Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur

4. Tumor resisten terhadap obat

5. Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai

i. Persiapan Pemberian Kemoterapi


1. Persiapan Pasien
2. Fisik penderita
3. Radiologi : terutama keadaan paru-paru
4. Laboratorium : terutama kadar hemoglobin, lekosit dan trombosit
5. Psikologis penderita dan keluarga
6. Persiapan Obat dan Alat : 5 tepat 1 waspada
7. Persiapan Obat : 5 tepat
1 waspada yaitu tepat indikasi, tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, waspada
efek samping obat (ESO)
8. Persiapan alat :
 Baju pelindung/apron khusus
 Sarung tangan steril
 Kacamata untuk mencegah percikan obat
 Masker, tutup kepala
 Obat sitostatika yang diperlukan (sesuai dengan jenis dan dosis)
 Pelarut sitostatika. Bila bentuk sediaan serbuk gunakan pelarut NaCl 0,9% atau water
for injection
 Spuit disposable, kassa streril, kapas alcohol dalam wadah tertutup
 Infusion set dan wing needle/venflon
 Plastik hitam untuk mencegah obat sitostatika terpapar cahaya
 Kotak aseptis untuk tempat pengoplosan obat

j. SOP Pemberian Kemoterapi

Pencampuran obat kemoterapi mengunakan BSC (Biological Safety Cabinet) yang dikelola oleh
instalasi farmasi. Alat tersebut mempunyai prinsip kerja bahwa tekanan udara didalam BSC lebih
negatif dari tekanan udara di luar, sehinga jika ada percikan obat kanker tidak kembali ke arah
petugas.

1. Persiapan kemoterapi

Sebelum diputuskan untuk dilakukan kemoterapi harus dipastikan dulu :

 Diagnose Histopatologik diketahui.


 Keadaan umum memenuhi persyaratan
 Status Performance ( Karnofsky atau ECOG )
 Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin, gula darah, albumin, faal ginjal dan faal hati
serta EKG dalam batas normal.
 Informed Con
 centBB, TB, BSA.
 Protokol pemberian obat
 Kartu permintaan Obat
 Form Pencampuran obat
 Kirim kartu permintaan obat sitostatika yang sudah lengkap ke farmasi
 Beritahu dokter apabila dokter belum tahu bahwa hari ini program kemoterapi.

k. Asuhan Keperawatan Pada anak


a) Pengkajian
a. Identitas ( pekerjaan klien dan tempat tinggal memengaruhi riwayat penyakit yang
diderita.
b. tingkat kesadaran
c. berat badan (berat badan pada pasien kemoterapi biasanya akan turun.
d. TTV
e. rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan ,mual, muntah, nyeri)
f. Masalah tentang berkemih (rasa terbakar- frekuensi)
g. Perubahan pada fungsi neurologis (rasa sakit kepala, rasa ball, gangguan penglihatan,
Berjalan, dan mendengar)
h. Kondisii kuliti
i. bunyi paru
j. Nafsu makan (biasanya nafsu makan turun karena mual dan muntah.
k. Perubahan pada pola defekasi atau warnanya dan konsisten dari feses
l. Perubahan dalam tingkat aktivitas seperti kelemahan yang terusmenerus

1. Pemerikaaan hasil laboratorium

digunakan untuk memantau reaksi-reaksi yang merugikan

a. Nilai JDL untuk supresi sumsum tulang


b. Nilai BUN dan kreatinin untuk untuk fungsi ginjal
c. Pemeriksaan funsi untuk kerusakan hati
d. Nilai sinar-X dada untuk fibrosis pulmoner
e. Nilai EKG untuk kardiotoksisitas
f. Kadar asam urat serum meningkat pada pengguna beberapa agen
2. Kaji pemahaman tentang kemoterapi dan masalah potensial efek samping terapi

b) Diagnosa keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah
sekunder terhadap kemoterapi
2. gangguan konsep diri dengan perubahan aktual citra tubuh sekunder terhadap kemoterapi
3. Perubahan fungsi defekasi berhubungan dengan efek efek merugikan dari kemoterapi
4. Ansietas berhubungan dengan takut akan kemoterapi dan kemungkinan efek samping
5. intoleransi aktivitas berhungan dengan keletihan sekunder terhadap anemia karena
kemoterapi
6. resiko tinggi terhadap perubahan mukosa mulut berhungan dengan sitomatitis dan
infeksi candida sekunder terhadap kemoterapi.
7. resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek kemoterapi
8. resiko infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi berkaitan dengan detruksi
secara cepat pembelahan sel hematopoietik normal yang mengakibatkan imunosupressi.

c) Rencana asuhan keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan mual dan muntah sekunder
terhadap kemoterapi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam nutrisi pasien adekuat
Kriteria hasil : pasien tidak kehilangan berat badan, mual/muntah berkurang, masukan
makanan lebih besar dari 50% setiap makan

Intervensi Rasional
1. Absorvasi TTV klien 1. Mengetahui perkembangan ttv
2. Pantau berat badan setiap seminggu, klien
jumlah makanan yang dimakan, hasil 2. Dasar mengevaluasi keefektifan
protrin albumin dan serum terapi
3. Pantau masukan makanan dan cairan 3. Memberikan informasi diet
serta makanan yang disediakan harian untuk perencanaan
4. Anjurkan makanan dengan porsi kecil 4. Mencegah mual
namun sering jika pasien mengalami 5. Distensi lambung bila lapisan
penurunan nafsu makan dan cepat muksa terinflamasi mencetuskan
merasa kenyang muntah
5. Nasihatkan pasien untuk menghindari 6. Kemoterapi dan kanker
makanan banyak sebelum kemoterapi berhubungan dengan
jika lapar makan makanan kecil atau meningkatnya katabolisme
minuman seperti sefen up atau air jahe 7. Perubahan pengecapan selama
tunggu tiga smpai empat jam setelah kemoterapi dapat menimbulkan
tindakan kemoterapi untuk makanan intolenransi terhadap makanan
regular jenis ini
6. Tambahan makanan yang 8. Makanan halus lebih mudah
mengandung protein, vitamin, ditoleransi selama kemoterapi
mineral, dan kalori 9. Suplemen ini memeberikan
7. Hindari makan makanan yang pedas , protein, vitamin, kalori
berlemak, dan manis manis selama 10. Ahli gizi adalah spesialis nutrisi
pengobatan yang dapat membantu kebutuhan
8. Berikan diet halus selama kemoterapi nutrisi pasien dan langsung
9. Berikan suplemen nutrisi seperti mempersiapkan kebutuhan
sustacal atau sejenisnya, diberikan nutrisi pasiennya
antara waktu makan bila makan klien 11. Mual menyebabkan tidak nafsu
buruk makan dikombinasikan terapi
10. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk antimetik paling efektif dalam
membantu perencanaan makanan mengontrol mual dan muntah
11. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antimetik 30 menit
sebelum kemoterapi dengan interval
yang teratur selama kemoterapi dan 2-
3 dosis setelah kemoterapi.
Dianjurkan untuk memberikan:
 Lorezam (ativan) kombinasi
dengan deksametason
(decadron) atau definhidramin
HCL (benadryl)
 Metoklopramida HCL (reglan)
dikombinasikan dengan
decadron atau benadryl

2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan katual citra tubuh sekunder
terhadap kemoterapi
Tujuannya : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien akan
menunjukkan penghargaan diri yang realistis
Kriteria hasil : pasien menyatakan cara-cara masukan perubahan fisik kedalam gaya
hidup, pasien mengungkapkan pernyataan positif tentang dirinya

Intervensi Rasional
1. Anjurkan paien untuk 1. Mengeluarkan perasaan membantu
mengekpresikan perasaan dan mempermudah menyesuaikan
minatnya tentang pencegahan efek 2. Pengetahuan tentang hal yang
samping diharapkan, mempermudah
2. Beritahu tentang pasien obat-obat menerima terapi dan macam tujuan
kemoterapi meliputi nama, jdwal 3. Merencanakan jalan efektif dalam
tujuan dan efek samping yang bisa mengantipasi perubahan pada citra
terjadi tubuh dan mempermudahkan
3. Beritahu pasien rambut akan penyesuaikan
tumbuh kembali pada pemberian 4. Laki-laki agen kemoterapi akan
kemoterapi telah selesai menekan jumlah sprema, biasanya
4. Beritahu pasien tentang dapat menyebabkan mandul
kemoterapin pada organ reproduksi permanen, dalam wanita pengentian
anjurkan pasien laki-laki yang usia mentruasi biasanya kira-kira 2 bulan
produksi mendiskusi tentang stelah kemoterapi dihentikan,
penyimpanan sperma dibank mentruasi terjadi kembali
sperma, sebelum kemoterapi
(mungkin terjadi)
5. Anjurkan untuk pasien wanita tidak
hamil sementara mendapat
kemoterapi

3. Perubahan fungsi difekasi berhubung dengan efek yang merugikan dari kemoterapi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam tidak terjadi perubahan
fungsi defekasi pada pasien
Kriteria hasil : penurunan gangguan pada fungsi difekasi, konstipasi, dan diare berkurang,
pasien defekasi 2-3x sehari, konsisten feses lunak, warna feses coklat.
Interveni Rasional
1. Pantau warna, konsistensi dan 1. Mengenali indikasi kemajuan atau
banyaknya feses penyimpangan sasaran
Untuk konstipasi : 2. Mencegah konstipasi
2. Berikan obat-obat pelunak feses 3. Cairan membantu kecepatan
3. Anjurkan untuk masukan cairan 2-3 gerakan makanan melalui usus
liter sehari 4. Serat untuk membantu kecepatan
4. Anjurkan untuk makan makanan gerakan makanan melalui usus
yang mengandung tinggi serat 5. Kerja obat kartatik adalah
5. Jika selama tiga hari tiidak ada meningkatkan kandungan air dalam
keinginan untuk difekasi maka feses, enema membersihkan feses
belikan laksatif jika tidak berhasil dari rektum
setelah 24 jam berikan enema. 6. Agen ini bekerja untuk menurunkan
Untuk diare: spastisitas dari saluran
6. Berikan obat-obat anti daire habis gastrointestinal
difekasi dan evaluasi efektifannya 7. Kopi merangsang peningkatan
7. Batasi minuman kopi, makanan peristaltik makanan tinggi serat
yang tinggi serat dan susu membentuk masa yang banyak yang
8. Lapokan tanda kekurangan cairan, menyebabkan terjadinya distensi
karbonat dan kalium usus yang akhirnya merangsang
9. Berikan perawatan perinia setiap peristaltik. Susu dapat membentuk
setelah difekasi. Bersihkan dengan gas juga merangsang peristaltik
sabun dan air. Beri minyak jeli atau karena distensi usus
sale A dan D kedaerah anus atau 8. Zat ini dapat hilang dengan cepat
gusnakan stuck ( sediaan komersial dalam jumlah yang besar karena
yang berisi semacam buah kemiri diare
10. Berikan diet rendah sisa atau diet 9. Prosedur-prosedur ini memberikan
cair sampai diare dapat kontrol. rasa nyaman seringnya difekasi
Tambahkan konsumsi cairan yang mengandung asam
elektrolit seperti garotade. menyebabkan iritasi usus.
11. Lapor dokter jika diare atau 10. Diet ini memberikan kesempatan
konstipasi usus untuk istirahat : gatorade dapat
membantu menggantikan cairan
elektrolit yang hilang karena diare
terus menerus
11. Dosis kemoterapi perlu diturunkan

4. Ansietas berhubungan dengan takut akan kemoterapi dan kemungkinan efek samping
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1x24 jam ansietas berkurang atau
hilang
Kriteria hasil: a. Pasien mengatakan ansietas menurun pada tingkat yang dapat diatasi
b. ttv dalam batas normal
Intevensi Rasional
1. Observasi TTV 1. Mengetahui perkembangan TTV
2. Pantau tingkat kecemasan pasien klien
3. Jelaskan mengenai tindakan 2. Dasar pembuatan intervensi yang
kemoterapi dan efek samping tepat
4. Gunakan pendekatan yang tenang 3. Pengetahuan yang adekuat dapat
dan menyakinkan munurunkan ansietas
5. Lakukan tindakan yang membuatt 4. Mencegah ansietas
nyaman misalnya posisi nyaman 5. Meningkatkan relaksasi
6. Dengarkan dengan penuh perhatian 6. Mencitakan suasana saling percaya
terhadap ekspresi perasan dan 7. Pengalihan perhatian dapat
kwatiran menurunkan penurunan
7. Berikan aktifitas pengalih perhatian 8. Obat menurunkan ansietas
8. Kolaborasi dengan dokter dalam
memberikan obat penurunan
ansietas sesuai kebutuhan

5. Intolansi aktifitas berhubung denagn keletihan sekunder terhadap anemia karena


kemoterapi
Tujuannya: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien dapat
melakukan aktifitas seperti semula
Kriteria hasil : - pasien mempertahankan aktifitas maksimal
-pasien akan memaksimalkan energi dengan beristirahat memanimalkan
efek
keletihan pada aktifitas sehari-hari
-K/U sedang

Intervensi Rasioanal
1. Pantau pola istirahat/ adanya keletihan 1. Menentukan data dasar untuk
pada pasien membantu pasien dengan keletihan
2. Anjurkan pasien untuk 2. Meningkatkan montrol diri
mempertahankan pola tidur/ 3. Membantu pasien dalam koping dengan
istirhat/aktivitas sebanyak mungkin keletihan
3. Anjurkkan pasien untuk 4. Meningkatkan istirahat yang adekuat
mengungkapkan perasaan adanya 5. Meningkatkan aktivitas selama proses
keterbatasan pencegahan keletihan
4. Anjurkan pasien untuk merencanakan 6. Mempertahankan cadangan protein
periode istirahat sesuai kebutuhan yang diperlukan untuk mengasilkan
sepanjang hari energi
5. Bantu pasien merencanakan aktivitas
berdasarkan pola istirahat/keletihan
6. Bantu pasien dalam masukkan
makanan adekuat

d. evaluasi

1. daerah penyuntikan IV akan tetap terbebas dari tanda dan gejala ektravasasi selama pemberian
agen kemoterapi vesikan

2. jika ektravisasi terjadi, ini dapat diidentifikasi dan ditangani secara dini untuk meminimalkan
kerusakan jaringan
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/11284095/REVISI_KEMOTERAPI

https://www.slideshare.net/roywidhie/kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai