Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi modalitas yang paling sering digunakan untuk penanganan
kanker (Dewan, Singhal, & Harit, 2010). Kemoterapi menggunakan zat kimia yang dapat
menghancurkan atau mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Efek yang ditimbulkan dari
kemoterapi adalah selain pada sel target kanker, obat ini juga merusak sel normal tubuh sehingga
menimbulkan berbagai efek samping (Bauer, Jurgens, & Fruhwald, 2011).
Kemoterapi dapat digunakan untuk mengatasi tumor padat dan hemato-onkologi (Catane,
Cherny, Klohe, Tanneberger, & Schrijvers, 2006).

2. Intervensi Keperawatan Pemberian Kemoterapi Pada Anak Dan Bayi


Intervensi adalah tahapan berikutnya dari proses keperawatan, perawat melakukan
hipotesis yang telah dibuat dan direncanakan dalam asuhan keperawatan secara langsung.
Intervensi keperawatan harus berfokus pada pengurangan dampak efek negatif seperti gejala mual,
muntah, diare, nyeri, kelelahan, dan penurunan nafsu makan. Anak yang menjalani kemoterapi,
seringkali merasakan berbagai efek samping seperti kerontokan, sariawan, anemia, konstipasi,
gatal-gatal, diare, mual, dan muntah (Ryan, 2010). Mual dan muntah adalah masalah yang paling
nyata dirasakan, dan sebanyak 42-52% anak mengeluhkan mual dan anoreksia setelah diberikan
kemoterapi (Molassiotis et al, 2008).
Intervensi yang dilakukan adalah mengkaji skala mual, muntah menggunakan BARF scale
yang dapat mengidentifikasi berat ringannya mual muntah dan menentukan intervensi yang tepat.
Intervensi yang dilakukan adalah menjelaskan pentingnya kebutuhan nutrisi saat menjalani
kemoterapi, menjelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, dan memberikan
permen aroma lemon dan mint. Selain itu, residen menganjurkan pasien untuk makan porsi kecil
namun sering, menganjurkan klien melakukan oral hygiene dan melakukan teknik distraksi dengan
mendengarkan musik, menonton video, mewarnai, dan bercerita hal-hal yang menyenangkan.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Nausea b.d efek Setelah diberikan Manajemen Mual : 1. Agar anak dapat
agen farmakologis tindakan keperawatan menyampaikan
1. Identifikasi isyarat
d.d pasien selama 3x24 jam ketidaknyamanannya.
nonverbal
mengeluh diharapkan tingkat 2. Mengetahui
ketidaknyamanan
mual,merasa ingin nausea menurun frekuensi, durasi dan
2. Monitor mual
muntah, dan tidak dengan criteria hasil tingkat keparahan
3. Kurangi atau
nafsu makan yang ingin dicapai : 3. Meminimalisir
hilangkan keaadan
terjadinya mual
1. Perasaan ingin penyebab mual
4. Membantu pasien
mual dan 4. Ajarkan
mengurangi rasa
muntah penggunaan teknik
mual dan muntah
menurun nonfafmakologis
5. Pengobatan medis
2. Nafsu makan untuk mengatasi
pasien mual ( akupresur ) untuk mengurangi
membaik 5. Kolaborasi mual.
pemberian
antiemetik

3. Terapi Komplementer ( non farmakologis )


Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang Menjalani Kemoterapi
Pasien kanker menilai mual merupakan efek samping yang paling tidak menyenangkan dari
kemoterapi, meskipun pemberian terapi antiemetik sudah diberikan secara intensif. Hampir 70 %
pasien dewasa dan 58 % anak usia sekolah serta anak remaja menerima agen kemoterapi yang
sangat emetogenik, akibatnya keluhan mual terus dikeluhkan pasien (Ryan, 2010). Akupresur
adalah salah satu alternative intervensi yang efektif untuk menggurangi keluhan mual dan muntah.
Akupresur juga merupakan intervensi non invasife dan relatife tidak sulit untuk dilakukan (Lee &
Frazier, 2011).
Berdasarkan evidence penggunaan komplementer dan metode alternatife seperti akupresur
dan akupuntur mampu menguranggi ANV (Moselev, 2006). Akupresure telah lama digunakan
oleh bangsa China sebagai pengobatan tradisional mereka, sebagai tindakan mengurangi mual dan
muntah (Lee, Dodd, Dibble & Abrams, 2008, Ryan, 2010). Akupresur melibatkan stimulasi
acupoint dari perikardium 6 (P6) yang terletak di permukaan anterior pergelangan tangan antara
tendon fleksor corpiradialis longus palmaris. Menurut Ezzo et al (2005 dalam Ryan, 2010)
melakukan meta analisis menyimpulkan bahwa akupresur secara signifikan mengurangi mual akut
akibat kemoterapi, bila dikombinasikan dengan antiemetik.
Berdasarkan literatur dan hasil aplikasi tindakan akupresur pada anak yang kami baca, kami
menyimpulkan bahwa tindakan akupresur dapat mengurangi mual muntah pada anak yang
menjalani kemoterapi, sehingga tindakan ini dapat dilanjutkan sebagai salah satu alternatif
tindakan mandiri keperawatan yang bersifat non invasif dan non farmakologi.

SOP Terapi Akupresur Pada Titik P6 Untuk Mual Muntah

Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah
Pengertian satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-
titik tertentu pada tubuh.
Tujuan Membangun kembali sel –sel dalam tubuh yang melemah serta mampu
membuat sistem pertahanan dan meregenerasi sel tubuh.
Indikasi 1. Memberikan rasa nyaman
2. Mengurangi mual muntah
1. Bagian Tubuh Yang Luka
Kontraindikasi 2. Bagian Tubuh Yang Bengkak
3. Bagian Kulit Yang Terbakar
4. Bagian Tulang Yang Patah atau Retak
Peralatan 1. Perlak atau pengalas
2. Hanscoen (bila perluh)
A. Tahap Prainteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
4. Kontrak waktu
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada pasien dan
keluarga
3. Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya
4. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Cuci tangan (sesuai SOP)
2. Identifikasi pasien
3. Atur posisi klien dengan memposisikan klien pada posisi terlentang
(supinasi), duduk, duduk dengan tangan bertumpu di meja, berbaring
Prosedur miring, atau tengkurap dan berikan alas
4. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat
menghambat tindakan akupresur yang akan dilakukan, jika perlu
5. Gunakan sarung tangan bila perlu
6. Melakukan pengkajian skala mual muntah VAS pada pasien
7. Tempat penekanan pada P 6, lakukan penekanan selama 10-15 menit

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan dan respon saat dilakukan tindakan
keperawatan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai