TEMU 10
Oleh
KELOMPOK 5 :
Ayu Novita Sari Tampubolon (193213008)
Febriyani Falentien Fairnap (193213011)
Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................1
BAB II ..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................2
2. 4 KADER POSYANDU..............................................................................................4
PENUTUP .........................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di
masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu
sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat
juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Posyandu?
2. Menjelaskan tugas kader posyandu?
3. Menjelaskan definisi posyandu?
4. Menjelaskan definisi kader posyandu ?
5. Menjelaskan tujuan pelaksanaan posyandu?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Kegiatan Posyandu?.
2. Untuk mengetahui tugas kader posyandu.
3. Untuk mengetahui definisi posyandu.
4. Untuk mengetahui definisi kader posyandu.
5. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan posyandu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. 4 KADER POSYANDU
1. Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perorangan
maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yg dekat dengan pemberian pelayanan
kesehatan Susilowati, D. (2016).
.
Tugas mereka meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan masyarakat, tetapi
hanya terbatas pada bidang-bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan kepada
mereka. Mereka harus benar-benar menyadari tentang keterbatasan yang mereka
miliki. Mereka tidak diharapkan mampu menyelesaikan semua masalah yang
dihadapinya. Namun, mereka diharapkan mampu menyelesaikan masalah umum yang
terjadi dimasyarakat dan mendesak untuk di selesaikan. Perlu di tekankan bahwa para
4
kader kesehatan masyrakat itu tidak bekerja dalam sistem tertutup, tetapi mereka
bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus
di bina, di tuntun, serta di dukung oleh pembimbing yg terampil dan berpengalaman
Susilowati, D. (2016).
Kenyataannya tidak semua kader telah mendapatkan pelatihan dan kader sering
berganti-ganti sehingga menurunkan kualitas kegiatan pemantauan pertumbuhan anak
di Posyandu. Kader juga sering tidak aktif sehingga kegiatan di Posyandu tidak
terlaksana sesuai yang diharapkan. Kendala tersebut mengakibatkan upaya-upaya
promosi kesehatan dan pencegahan gizi buruk atau kurang pada balita menjadi kurang
efektif, sehingga mungkin gizi buruk menjadi tinggi Aswadi, Syahrir, S., & Adha, A.
(2018) .
.
2. Penugasan
Tugas kader setelah hari buka posyandu.
· Memindahkan catatan dalam KMS ke dalam buku register atau buku bantu kader.
· Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan dari posyandu yang akan
datang.
· Melaksanakan penyuluhan kelompok (kelompok dasa wisma).
· Melakukan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) bagi sasaran posyandu yng
bermasalah antara lain :
¬Tidak berkunjung ke posyandu karena sakit.
¬Berat badan balita tetap Selama 2 bulan berturut turut.
¬Tidak melaksanakan KB padahal sangat perlu.
¬ Anggota keluarga sering terkena penyakit menular.
3. Organisasi
a. Camat, selaku penanggung jawab kelompok kerja operasional (pokjanal)
posyandu kecamatan :
1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan posyandu.
2) Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja posyandu.
3) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara teratur.
b. Lurah / Kepala desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja posyandu
desa/kelurahan :
5
1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggara
posyandu.
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka
posyandu.
3) Mengkoordinasikan peran kader posyandu, pengurus posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu.
4) Menindaklanjuti hasil kegiatan posyandu bersama lembaga pemberdayaan
masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya.
5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara teratur.
c. Instansi/lembaga terkait :
1) Badan/Kantor/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
(BBadan/Kantor/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggara pembinaan, penggerakan peran serta
masyarakat, pengembangan metode jaringan kemitraan, pengembangan metode
pendampingan masyarakat, teknik advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan
prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi buku KIA atau KMS, obat-
obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknik kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan,
penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan program
dan anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas
Perindustrian, dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam
mendukung teknis operasional posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-
masing,misalnya :
a) Kantor kementrian agama, berperan dalam penyuluhan melalui jalur agama,
persiapan imunisasi bagi calon pengantin, penyuluhan di pondok-pondok pesantren
dan lembaga pendidikan keagamaan, mobilisasi dana-dana keuangan dsb.
b) Dinas pertanian, berperan dalam hal pendayagunaan tenaga penyuluh lapangan,
koordinasi program P4K, dsb.
c) Dinas perindustrian dan UKM, dinas perdagangan, berperan dalam hal penyuluhan
gizi, khususnya penggunaan garam beryodium, dsb.
6
d)Dinas pendidikan, berperan dalam penggerakan peran serta masyarakat sekolah dan
pendidikan luar sekolah, misalkan melalui jalur program Upaya Kesehatan sekolah
(UKS), PAUD, dsb.
e) Dinas sosial, berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan karang taruna,
Taman Anak Sejahtera (TAS), penyaluran berbagai bantuan sosial, dsb.
f) Lembaga profesi, misalkan ikatan dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI),
Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia
(HIMPAUDI) dan tenaga layanan sosial terkait yang dapat berperan dalam pelayanan
kesehatan dan sosial.
4. Pendanaan
1. Sumber biaya
Pembiayaan posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain :
a. Masyarakat :
1) Iuran pengguna / pengunjung Posyandu.
2) Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
3) Sumbangan/donator dari perorangan atau kelompok masyarakat.
4) Sumber dana sosial lainnya, missal dana sosial keagamaan, zakat, infaq,
sodaqoh , dsb.
Apabila forum peduli kesehatan kecamatan telah terbentuk, upaya pengumpulan dana
dari masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
b. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat ,menunjang pembiayaan
Posyandu,. Misalnya dengan menjadikan posyandu sebagai anak angkat perusahaan.
Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni
sebagai sukarelawan posyandu.
c. Hasil usaha
Pengurus dan kader posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya disumbangkan
untuk biaya pengelolaan posyandu. Contoh, kegiatan usaha yang dilakukan antara lain
:
1) Kelompok Usaha Bersama (KUB)
8
2) Hasil karya kader posyandu, misalnya kerajina, Taman Obat Keluarga (TOGA).
d. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni
berupa dana stimulant atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana
posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota,
APBDes dan sumbe lain yang sah dan tidak mengikat.
9
3.Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam imunisasi yang
diberikan di posyandu yaitu:
BCG untuk mencegah penyakit TBC.
DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).
4. Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk
meningkatkan gizi balita Susilowati, D. (2016). Peningkatan gizi balita di posyandu
yang dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi
balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada
balita Kementerian Kesehatan RI. (2015b).
.
5. Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu Kementerian Kesehatan RI. (2015a) . Melakukan
rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas.
(Kementerian Kesehatan RI. (2015a). Memberikan penyuluhan penggulangan diare
oleh kader posyandu. Kementerian Kesehatan RI. (2015a) .
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari
berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu
diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk
kader.
Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan memberikan
kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
balita.
3.2 Saran
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
memahami posyandu secara keseluruhan, dari pengertiannya hingga kegiatan yang
berlangsung didalamnya, serta pihak yang terkait dalam pelaksanaanya.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kajian ini.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Aswadi, Syahrir, S., & Adha, A. (2018). Perilaku ibu terhadap pemanfaatan Posyandu
balita di wilayah kerja Puskesmas Tarakan Kecamatan
Djamil, A. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita
menimbang anaknya ke Posyandu. Jurnal Kesehatan, 8(1) , 127– 134.
Kementerian Kesehatan RI. (2015a). Bersama Tingkatkan Cakupan Imunisasi,
Menjaga Anak Tetap Sehat.
Kementerian Kesehatan RI. (2015b). Program Indonesia Sehat untuk Atasi Masalah
Kesehatan
Susilowati, D. (2016). Promosi Kesehatan. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan.
Badan PPSDM Kementerian Kesehatan RI.
MAKALAH USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
TEMU 11
Oleh
KELOMPOK 5 :
Ayu Novita Sari Tampubolon (193213008)
Febriyani Falentien Fairnap (193213011)
Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
14
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmat
dan karunia-nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang disusun untuk
memenuhi tugas membuat makalah posyandu balita sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen bidang studi yang telah memberikan
kesempatan bagi saya untuk mengerjakan tugas makalah ini,sehingga kami menjadi
lebih mengerti dan memahami tentang materi ini. Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik
mendukung secara moril dan materil.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan,kekurangan dan kehilafan dalam
makalah ini. Untuk itu saran dan kritik tetap kami harapkan demi perbaikan makalah
ini kedepan.akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua.
Terima kasih
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian UKS……………………………………………………………….
2.2 Trias UKS ditingkat SD dan tingkat lanjutan(SLTP/SLTA)………………
2.3 Kebijakan SKB 4 Menteri terkait UKS…………………………………….
2.4 KMS Remaja………………………………………………………………….
2.5 Rujukan Kesehatan UKS…………………………………………………….
2.6 Peran Dokter kecil pada UKS………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus untuk memupuk kebiasaan hidup sehat
dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup :
1. Penurunan angka kesakitan anak sekolah.
2. Peningkatan kesehatan peserta didik (fisik, mental, sosial)
3. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah.
4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.
5. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk
narkotika, rokok, alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan mengembangkan
kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan
secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integrative) melalui program
pendidikan dan penyuluhan kesehatan. UKS adalah bagian dari usaha kesehatan
pokok yang sesuia beban tugas puskesmas yang di tujukan kepada sekolah-sekolah.
Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai
subjek dan bukan hanya objek. Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan
sikap dan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain.
Dari pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to child programe. Program
dari anak, oleh anak, dan untuk anak untuk menciptakan anak yang berkualitas.
c. Pelayanan kesehatan
a) Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
b) Pelaksanaan imunisasi
c) Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
d) Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit
e) Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
f) Pengadaan rujukan ke puskesmas
3) Lingkungan sekolah sehat
a) Pengadaan ruang/sudut UKS
b) Pembinaan kantin sekolah
c) Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
d) Pengadaan tempat pembuanagn air limbah yang memenuhi syarat
d. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa.
Upaya peningkatan kesehatan di sekolah melalui kegiatan yang dilaksanakan melalui
masyarakat di sekolah dipandang lebih efektif dibanding kegiatan lain yang dilakukan
dalam masyarakat umum, program UKS sangat efektif karena:
a. Sekolah Dasar sebagai masyarakat sekolah, mempunyai komunitas peserta didik
yang sangat besar.
b. Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan yang tersebar luas seluruh pelosok
tanah air.
4
c. Anak anak usia SD sangat peka terhadap perubahan dan pembaharuan, bahkan anak
anak mempunyai sifat yang menyampaikan apa yang dia terima dan diperoleh dari
orang lain.
d. Dipandang dari pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa depan
pelaksanaan UKS di sekolah dasar sangat ekonomis.
kesehatan. Dengan KMS lni partisipasiguru dan orang tua ditingkatkan untuk
mendorong anak berprilaku sehat, dan makan makanan bergizi dalam menuju keadaan
sehat optimal dan berprestasi di sekolah. Referens pertumbuhan
dalambentukgrafikpada KMSadalah hasil penelitian di Indonesia. Penelitian dirancang
5
sesuai dengan sprat-sprat WHO dan dianalisis menurut ketentuan internasional,
sehingga didapatkan batas gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih, yang sesuai dengan
keadaan lingkungan dan etnik di Indonesia. lndeks BB terhadap TI3 dipergunakan
sebagai referens dalam KMS remaja, karena indeks ini yang paling tepat dalam
mendiagnosa keadaan gizi sekardng, dibandingkan dengan indeks anthropometri
lainnya. KMS remaja memberikan kemudahan dalam pendidikkan gizi dan kesehatan
yang lebih terarah dan efektif untuk dipraktekkan. KMS remaja merupakan instrumen
yang sederhana, mudah dimengerti, mudah dilaksanakan, berorientasi pendidikan, dan
sangat relevan dengan program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
KMS remaja memuat kolom untuk diisi dan penayangan informasi tentang :
1). identifikasi siswa
2). immunisasi
3). tanda-tanda remaja sehat
(4). pemeliharaan kebersihan diri
5). anjuran makanan bergizi
6). grafik berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB), atau grafik pertumbuhan.
Obyektif grafik pertumbuhan ini adalah untuk mempromosikan pertumbuhan yang
sehat dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa dau orangtua melalui
presentasi hasil pengukuran anthropometri.Grafik ini juga berguna untuk dapat
mengidentifikasi individu, kelompok, atau masyarakat, tentang keadaan gizi dan pola
pertumbuhan badan (11, 12, 13). Pertumbuhan yang kurang baik karena infeksi atau
kekurangan gizi, atau karena lainnya, baik pada individu maupun kelompok populasi,
perlu dideteksi agar dapat dilakukan perbaikan. KMS remaja merupakan suatu
teknologi sederhana yang dapat dipergunakan untuk maksud tersebut di atas, dan
relevan dengan upaya kesehatan anak sekolah dalam menuju Sehat untuk semua.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek yang dilaksanakan sebagai bagian
integral dari upaya pembinaan kesehatan dan pengembangan sistem pembinaan
kesehatan UKS. pelayanan kesehatan di sekolah adalah upaya peningkatan (promosi),
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang
dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya.
6
Program layanan kesehatan meliputi :
1) Strata Minimal
a) Dilaksanakannya penyuluhan kesehatan;
b) Dilaksanakannya imunisasi;
c) Ada penyuluhan kesehatan gigi maupun sikat gigi masal
minimal kelas 1,2,3 SD
2) Strata Standar
a) Dipenuhinya strata minimal
b) Penjaringan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan secara
berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat
badan.Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan sisa pada
buku/kms.
c) Penjaringan kesehatan gigi untuk kelas 1 diikuti dengan
pencabutan gugu sulung yang sudah waktunya tanggal.
d) Ada rujukan bila diperlukan.
e) Ada dokter kecil.
f) Melaksanakan P3P dan P3k.
g) Pengawasan warung sekolah/kantin.
3) Strata Optimal
a) Dipenuhinya strata standar.
b) Dana sehat/dana UKS.
c) Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa.
4) Strata Paripurna
a) Konseling kesehatan remaja bagi siswa SD Kelas IV-VI.
b) Pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan
kesehatan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas
UKS kepada semua warga sekolah dengan pengawasan yang baik oleh
pihak-pihak yang ahli dalam penanganan masalah pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas.
7
2.6 Peran Dokter Kecil Pada UKS TK.SD
Para dokter kecil tentang materi dokter kecil sebagian besar sudah baik. Sedangkan
setelah pemberian pelatihan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan para
dokter kecil. Kegiatan ini menggambarkan bahwa dengan adanya pelatihan dokter
kecil berupa materi dan praktek ini memberikan pengaruh yang positif bagi
peningkatan kemampuan para dokter kecil. Pemberian pelatihan dokter kecil mampu
memberikan pembelajaran yang menghasilkan A. A.Peran Dokter Kecil dari yang
semula belum memahami menjadi dapat memahami antara lain :
a. Peran dokter kecil mempunyai dampak yang cukup besar dalam menggerakkan
upaya kesehatan yang meliputi urgensi gizi seimbang.
b.Para dokter kecil ini bukan berarti berperan sebagai dokter, namun lebih tepatnya
sebagai promotor untuk menggerakkan teman-temannya untuk mengetahui makanan
yang baik dan zat gizi yang dikandungnya serta mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang.
c.Peran dokter kecil mampu membantu guru dan petugas kesehatan di sekolah dan
mengikut sertakan teman-teman mereka akan hidup sehat.
d. Peran dokter kecil mahir gizi ini sejak awal bulan ini telah menjalani proses
penyuluhan oleh dokter gizi PDGMI. Modul yang diberikan mencakup tentang gizi
dan makanan, bahan makanan sumber zat tenaga, zat pengatur, zat pembangun,
menyusun hidangan terkait triguna makanan, dan 10 tanda umum anak bergizi baik.
B. Peran Kader Kesehatan Remaja Pada UKS Tingkat Lanjut SLTP dan SLTA
2. Pembinaan KKR
Dalam rangka menunjang peran kader kesehatan remaja tersebut perlu adanya
pembinaan. Pembinaan kader kesehatan remaja dilakukan bersama lintas sektor tekait
yaitu piahk kecamatan, pendodikan, puskesmas dan depag. Pembinaan KKR meliputi
kegiatan penemuan dini, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, dan pelatihan kader
kesehatan remaja.
Dalam pelatihan kesehatan remaja siswa diberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi sehat, berbagai penyakit menular, konsulatasi bibingan psikologis, P3K
dan Narkoba.
a. Hasil yang Ingin Dicapai Melalui KKR
Hasil yang ingin dicapai setelah terbentuknya kader kesehatn remaja yaitu para kader
kesehatan remaja menjadi rujukan teman-temannya yang kebetulan ada masalah
kesehatan, permasalahan yang sering timbul diantara remaja, maupun remaja dengan
orang tuanya akan lebih banyak dicurahkan pada teman sebayanya. Dengan adanya
kader kesehatan remaja yang merupakan temannya sendiri maka diharapkan
permasalahan yang ada dapat dipecahkan dikalangan mereka sendiri.
b. Peran Orang Tua KKR
Peran orang tua dokter kecil/KKR yang merupakan bagian dari masyarakat di luar
lingkungan sekolah terhadap kemajuan sekolah merupakan hal yang sangat penting.
Partisipasi (masyarakat) merupakan kesediaan untuk membantu keberhasilan program
sesuai dengan kemampuan setiap orang tampa berarti mengorbankan dirinya (
Mubyarto, 1984). Sekolah sebagai tempat pendidikan (proses belajar mengajar) tidak
akan dapat berjalan secara optimal kalau tidak didukung oleh orang tua siswa/dokter
kecil/KKR.
9
Keterlibatan orang tua siswa/Dokter kecil/KKR merupakan bagian yang tak dapat
dipisahkan dalam mewujudkan kesehatan lingkungan sekolah yang sehat. bahwa
masyarakat dan multisektor harus mampu memahami pembangunan berwawasan
kesehatan. Peran orang tua sangat penting dalam mendidik dan menanamkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada anaknya, sehingga anaknya akan dapat
menerapkan kebiasaan tersebut di lingkungan sekolahnya.
Peran Instansi Pemerintah
Dinas pendidikan merupakan gerbong terdepan yang akan menentukan berhasil atau
tidaknya program UKS/lingkungan sekolah sehat Untuk itu adabeberapa kebijakan
yang dapat dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan antara lain :
a. Mensyaratkan setiap kepala sekolah yang akan di angkat harus memiliki
kemampuan dibidang Publik Health. Ini dapat dilakukan melalui Fit and
Proper Test bagi para kepala sekolah.
b. Menempatkan petugas yang berlatar belakang pendidikan kesehatan
lingkungan (Enviroment Health) untuk mengelola program Kesehatan
lingkungan sekolah ditingkat Kabupaten.
c. Training of Trainer tentang kesehatan lingkungan bagi guru pengelola UKS
d. Mengajak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/NGO untuk lebih peduli
terhadap kemajuan pendidikan kesehatan sekolah.
e. Instansi lain yang memiliki peranan penting adalah Dinas Kesehatan,
Departemen Agama, dan Pemerintah Daerah. Dinas Kesehatan menjadikan
program UKS sebagai program unggulan di Kabupaten Solok Selatan dengan
menetapkan UKS sebagai Indikator kinerja Kewenangan Wajib Standar
Pelayanan Minimal (KWSPM) bidang kesehatan. Kegiatan membudayakan
kebiasaan cuci tangan dengan air dan sabun setelah Buang Air Besar dan
sebelum mengambil makanan. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan
kegiatan stimulan penyediaan wastafel/tempat cuci tangan dan stimulan
jamban sehingga diharapkan setiap sekolah termotivasi untuk menyediakan
wastafel/tempat cuci tangan jamban di sekolah masing-masing.
f. Departemen Agama berperan untuk mensyaratkan setiap kepala sekolah yang
akan di angkat harus memiliki kemampuan dibidang Publik Health. Ini dapat
dilakukan melalui Fit and Proper Test bagi para kepala sekolah. Keterpaduan
atau kerjasama antara sekolah agama dengan sarana ibadah (mesjid dan
mushala) dalam pengembangan lingkungan sekolah sehat. Departemen Agama
10
juga dapat menempatkan petugas yang berlatar belakang pendidikan kesehatan
lingkungan di tingkat Kabupaten dan Training of Trainer tentang kesehatan
lingkungan bagi guru pengelola UKS.
g. Peran Pemerintah Daerah dapat melahirkan kebijakan berupa Perda (Peraturan
Daerah) tentang pembinaan dan pengembangan UKS/lingkungan sekolah
sehat. Kebijakan satu pintu dalam pelaksanaan kegiatan UKS agar terlaksana
koordinasi/keterpaduan lintas sektor dalam arus komunikasi dan informasi
yang menyangkut UKS/lingkungan sekolah sehat.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usaha kesehatan sekolah (UKS)adalah salah satu upaya membina dan mngembangkan
kebiasaan hidup yang sehat yang di lakukan secara terpadu melalui program
pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. Perguruan agama serta usaha-usaha
yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan
sekolah. Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan
bangsa-bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan
perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari
seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan
ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga
diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.
3.2 Saran
peserta didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan
makan makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan
sehat (SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi
pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan
keterampilan
12
DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Mancana Jaya Cemerlang.
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul(2009) , ilmu kesehatan masyarakat : teori
dan aplikasi, Jakarta : Salemba Medika
https://www.academia.edu/19748850/Sistem_Rujukan
https://sites.google.com/site/wwwkesehatankitacom/poll
http://www.indonesian-publichealth.com/usaha-kesehatan-sekolah-uks/