OLEH
KELOMPOK IV
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
2) Teknik modelling
Merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar
dengan cara meniru untuk buang air besar atau mamberikan contoh. Cara ini juga
dapat dilakukan dengan memberikan contoh-contoh buang air kecil dan buang air
besar atau membiasakan buang air kecil dan buang air besar secara benar.
Dampak yang jelek pada cara ini adalah apabila contoh yang diberikan salah
sehingga akan dapat diperlihatkan pada anak akhirnya anak juga mempunyai
kebiasaan salah. Selain cara tersebut di atas terdapat beberapa hal yang dapat
dilakukan seperti melakukan observasi waktu pada saat anak merasakan buang air
kecil dan buang air besar, tempatkan anak di atas pispot atau ajak ke kamar
mandi, berikan pispot dalam posisi aman dan nyaman, ingatkan pada anak bila
akan melakukan buang air kecil dan buang air besar, dudukkan anak di atas pispot
atau orang tua duduk atau jongkok di hadapannya sambil mengajak bicara atau
bercerita, berikan pujian jika anak berhasil jangan disalahkan dan dimarahi,
biasakan akan pergi ke toilet pada jam-jam tertentu dan beri anak celana yang
mudah dilepas dan dikembalikan.
Dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training seperti adanya
perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya yang dapat
mengganggu kepribadian anak atau cenderung bersifat retentif dimana anak
cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir.Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua
apabila sering memarahi anak pada saat buang air besar atau kecil, atau melarang
anak saat bepergian. Bila orang tua santai dalam memberikan aturan dalam toilet
training maka anak akan dapat mengalami kepribadian ekspresif dimana anak lebih
tega, cenderung ceroboh, suka membuat gara-gara, emosional dan seenaknya dalam
melakukan kegiatan sehari-hari (4,5).
2) Pengkajian Psikologis
Pengkajian psikologis yang dapat dilakukan adalah gambaran psikologis
pada anak ketika akan melakukan buang air kecil dan buang air besar seperti anak
tidak rewel ketika akan buang air besar, anak tidak menangis sewaktu buang air
besar atau buang air kecil, ekspresi wajah menunjukan kegembiraan dan ingin
melakukan secara sendiri, anak sabar dan sudah mau ke toilet selama 5 sampai
10 menit tanpa rewel atau meninggalkannya, adanya keinginantahuan kebiasaan
toilet training pada orang dewasa atau saudaranya, adanya ekspresi untuk
menyenangkan pada orangtuanya.
3) Pengkajian Intelektual
Pengkajian intelektual pada latihan buang air kecil dan buang air besar
antara lain kemampuan anak untuk mengertibuang air kecil dan buang air besar,
kemampuan mengkomunikasikan buang nair kecil dan buang air besar, anak
menyadari timbulnya buang air kecil dan buang air besar, mempunyai kemampuan
kognitif untuk meniru prilaku yang tepat seperti buang air kecil dan buang air besar
pada tempatnya serta etika dalam buang air kecil dan buang air besar. Dalam
melakukan pengkajian kebutuhan buang air kecil dan buang air besar, terdapat
beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan selama toilet training, diantaranya (4):
1. Hindari pemakain popok sekali pakai dimana anak akan merasa aman
2. Ajari anak mengucapkan kata-kata yang khas yang berhubungan dengan
buang air besar
3. Mendorong anak melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci muka saat
bangun tidur, cuci muka, cuci kaki, dan lain-lain.
4. Jangan marah bila anak gagal dalam melakukan toilet training
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar.Dalam melakukan
latihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapan baik secara
fisik,psikologis maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak
mampu mengontrol buang air besar atau kecil sendiri. Pada toilet training selain melatih
anak dalam mengontrol buang air besar dan kecil juga dapat bermanfaat dalam
pendidikan seks sebab saat anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan
mempelajari anatomi tubuhnya sendiri serta fungsinya.
Tehnik yang digunakan bisa melalui lisan maupun modeling.terdapat
beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan selama toilet training, diantaranya: Hindari
pemakain popok sekali pakai dimana anak akan merasa aman, ajari anak mengucapkan
kata-kata yang khas yang berhubungan dengan buang air besar, mendorong anak
melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci muka saat bangun tidur, cuci muka, cuci
kaki, dan lain-lain, jangan marah bila anak gagal dalam melakukan toilet training.
3.2 Saran
Bagi para mahasiswa agar lebih aktif dalam diskusi maupun bertanya dengan
orang yang lebih tahu sehingga para mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan yang
lebih dalam. Bagi para dosen agar dapat menjelaskan pada mahasiswa lebih detail lagi
pada bagian yang masih kurang pada pembahasan yang dilakukan pada saat diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
2. Hidayat, AA. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
3. Supartini Y. 2003. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
4. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. 2006. Buku Ajar Pediatri RUDOLPH
volume 1. Jakarta: EGC
5. Wong, D.L. 1999. Nursing Care Infants and Childrens. St.Louis Mosby.
6. NANDA International. 2009. Nursing Diagnosis: Definition and Classification 2009-
2011. USA: Willey Blackwell Publication.
7. Moorhead, Sue, et all. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth
Edition. USA: Mosbie Elsevier.
8. Bulecheck, Gloria M, et all. 2008. Nursing intervention Classification (NIC) Fifth
Edition. USA: Mosbie Elsevier.