Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA IBU HAMIL

Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa I

Disusun Oleh :

1. Cecep Mulyani (AK.1.18.031)


2. Hilfi Noer Hafizhah (AK.1.18.074)
3. Mulyani Alrum Sari (AK.1.18.115)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020

Jln. Soekarno Hatta No. 754 Cibiru Bandung kec. Panyileukan kota Bandung

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1Definisi Kehamilan...............................................................................................3
2.2 Perubahan Peran dan Adaptasi Psikologis Selama Masa Kehamilan..................3
2.3 Masalah Emosi selama masa kehamilan..............................................................6
2.4 Gangguang jiwa pada kehamilan dan penanganannya........................................7
2.5 Tanda dan gejala psikologis pada ibu hamil........................................................9
2.6 Cara mengatasi gangguan psikologis kehamilan...............................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................13
3.1 Pengkajian..........................................................................................................13
3.2 Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi.............................................19
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................22
4.1 Kesimpulan........................................................................................................22
4.2 Saran..................................................................................................................22
Daftar Pustaka..............................................................................................................23

ii
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas ridho dan
karunia-Nya kami dapat memenuhi tugas keperawatan Jiwa I.

Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN


JIWA PADA IBU HAMIL“. Tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun
dengan penuh kesabaran dan kerja keras kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu. Dan kami menyadari tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak yang terkait sehingga segala
kendala dapat teratasi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis kami masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya akan sangat mengharapkan serta menghargai segala
saran dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan penulis berikutnya.

Sekian laporan ini kami buat, semoga makalah ini dapat diterima dan
dipahami oleh siapapun yang membacanya dan bisa menambah wawasan untuk para
pembaca, selain itu makalah ini dapat berguna bagi diri kami dan orang lain.

Bandung, 20 April 2020

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. 1,2 kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan Layanan
Kemanusiaan telah melaporkan bahwa 1 dari 8 orang akan mengalami gangguan
depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada wanita.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu
pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan,
peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara
berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya
reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak
menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan
keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II pada
kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan
berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya.
Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama
terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah
pada hal finasial, persiapan ruang bayi, perlengkapan bayi sampai pada pengasuh
serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas
dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat gangguan
emosional yang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.

1
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan perkembangan psikosoal pada ibu
hamil.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui perubahan dan adaptasi selama masa
kehamilan
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui masalah emosi selama kehamilan
c. Agar mahasiswa dapat masalah kejiwaan dan penangananya
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara mengatasi gangguan psikologis
kehamilan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kehamilan


Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita
akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama
kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan
menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau
terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak yang akan
dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut kehilangan
kecantikannya.
Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu hamil
merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada
teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu,
dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian
aktifitas.

2.2 Perubahan Peran dan Adaptasi Psikologis Selama Masa Kehamilan


1. Perubahan peran selama masa kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi
terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan
merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas
khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model).
Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda

3
lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan
peran barunya sebagai seorang ibu.
b. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan
cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah
posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi
kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba
menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar
hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan
kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini
adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang
berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari
orang-orang terdekatnya.
c. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu
titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-
aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti
mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik
dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi
kesehatan keluarga.
d. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia
tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat
mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal
yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat
ini sampai bayinya lahir kelak.
2. Perubahan Psikologis selama masa kehamilan
a. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :

4
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3) Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
5) Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau malah mungkin dirahasiakannya.
6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
b. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2) Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
3) Merasakan gerakan anak.
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5) Libido meningkat.
6) Menuntut perhatian untuk cinta.
7) QMerasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
8) Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu.
9) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
c. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh
kewaspadaan)
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.

5
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6) Merasa kehilangan perhatian.
7) Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8) Libido menurun.

2.3 Masalah Emosi selama masa kehamilan


Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan
psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian
besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat
yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang
sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi
terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik
antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma – norma
sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan
pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga
ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kegiatan sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan
empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber
daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri
dan asuhan neonatal),
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:
1. Trimester 1 :

6
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
2. Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih
terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan,
kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang
dikandungannya.
3. Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan
sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau
mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.

2.4 Gangguang jiwa pada kehamilan dan penanganannya


Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk
penanganan gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil
dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik
sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan. Terapi
psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi interpersonal,
terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.
1. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan.
Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin
yang dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan
merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku
menghindar serta kecemasan yang berulang.
a. Gangguan kecemasan secara menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang
berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi kehamilan,
sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan ketegangan motorik
dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya: gemetar, gugup, gelisah,

7
cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom misalnya : nafas pendek,
palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin, pusing, mual, gangguan
menelan, kewaspadaan yang berlebihan, perasaan terancam, iritabel,
insomnia.
b. Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran
yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa
menit dan sifatnya berulang secara tak terduga. Serangan panik terjadinya
mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan serta
perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang hamil mengalami
peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala yang dialami selama
serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik, jantung berdebar-debar,
telinga mendengung, mata kabur / berkunang, perasaan gatal, takut mati
dan kehilangan kontrol.
c. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup
berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang
menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,misalnya keinginan.
Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang dilakukan
sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran obsesif
menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.
2. Penanganannya
Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk
mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan kehamilannya.
Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang mengganggu menyebabkan
dapat lepas dari tekanan. Pengurangan gejala kecemasan membuat wanita
tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam hubungan pribadi dan keluarga
dengan sendirinya kecemasan itu akan hilang.
Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi menetap
dan kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin diperlukan.

8
Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan dapat
digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual imagery, latihan
kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah relaksasi otot dan
ketegangan otot tidak timbul pada waktu yang sama, karena itu wanita hamil
yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak akan mengalami gejala
gangguan kecemasan.
Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat anti
cemas sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila kecemasan
berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti cemas golongan
benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil dengan adanya
gejala panik yang serius dapat diberikan alprazolam dengan dosis minimum.
Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya akan
memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan reaksi
withdrawal. Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin dosis rendah
yang lama dengan sindrom floppy infant dengan gejala : hipotoni, letargi, sulit
mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan Bhatt menggambarkan
gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan penggunaan diazepam selama
kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah kelahiran, terdiri dari : tremor,
iritabel, hipertonia dan semangat menghisap. Gejala ini berhasil diatasi
dengan pemberian fenobarbital selam 6 minggu. Erkkola dan Kanto
menrekomendasikan wanita yang menggunakan benzodiazepin sebaiknya
tidak menyusui. Penggunaan obat anti cemas tentang terjadinya kelainan
kongenital masih kontroversi. Namun, beberapa penelitian melaporkan
penggunaan diazepam selama kehamilan meningkatkan resiko terjadinya
labiopalatoskisis.

2.5 Tanda dan gejala psikologis pada ibu hamil


Tanda dan gejalanya adalah :
1. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
2. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.

9
3. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
4. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
5. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .
6. Senantiasa berfikiran negatif.
7. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
8. Tiba-tiba takut atau gugup.
9. Tidak bisa memusatkan perhatian.
10. Lebih sering lupa.
11. Rasa bingung dan bersalah.
12. Makan amat sedikit atau amat banyak.
13. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
14. Kehilangan kepercayaan dan harga diri

2.6 Cara mengatasi gangguan psikologis kehamilan


Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan
bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran
jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya
perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga
kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang
ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa
kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat
ibu sedang mengandung:
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat

10
akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas
yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,
sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila
sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis
yang dibutuhkan.
3. Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan
terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi
ke dokter atau bidan.
4. Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung
timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
5. Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua.
Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan
kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.
Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan
berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.

11
7. Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan
maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar
memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-
otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi
manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara
berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan
itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi
persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi
psikologis bisa lebih stabil.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku

3.1 Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-
sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut.
3. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya
penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya
harus didokumentasikan.
4. Riwayat Kesehatan

13
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung,
infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang
perlu dikumpulkan.
n. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh
pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan.
Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin,
terulama risiko mengalami komplikasi.

14
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe
Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan
inkompabilitas darah dapat terjadi.

5. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
a) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi
akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan
darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang
didapatkan.
b) Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi
pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama
satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung.
Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur.
c) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Bendungan vena

15
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan
vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
2. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut
karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
(1) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
(2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang
dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan
lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat
menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan,
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
(3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
(4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan

16
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu
berbaring.

d. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti
cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan
strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan
pengisian kapiler baik.
f. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat
dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena
penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya
persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk
melakukan perawatan gigi
b) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman
untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron

17
pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising
usus terjadi bila menderita diare.
h. Sistem Urinarius
a) Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam
urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit
ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal
pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan
pemeriksaan gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat
atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa
dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.

18
3.2 Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi
Diagnosa
No. Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh a. Terima persepsi diri klien a. Untuk memvalidasi
b.d perubahan dan berikan jaminan bahwa perasaannya.
penampilan. ia dapat mengatasi krisis ini. b. untuk meningkatkan
b. Dorong klien melakukan rasa kemandirian.
perawatan diri. c. Keterlibatan dapat
c. Kaji kesiapan klien, memberikan rasa
kemudian libatkan klien kontrol dan
dalam pengambilan meningkatkan harga
keputusan tentang perawatan diri.
bila memungkinkan. d. agar klien dapat
d. Berikan kesempatan kepada mengungkapkan
klien untuk menyatakan keluhannya dan
perasaan tentang citra memperbaiki
tubuhnya. kesalahpahaman.
e. Bimbing dan kuatkan fokus e. untuk mendukung
klien pada aspek-aspek adaptasi dan kemajuan
positif dari penampilannya yang berkelanjutan
dan upayanya dalam
menyesuaikan diri dengan
perubahan citra tubuhnya.
f. Berikan informasi sesuai
tingkat pemahaman atau
penerimaan klien .
g. Orientasikan klien ke
lingkungan sekitar.
2. Ketakutan b.d a. Berikan informasi sesuai a. Untuk mengurangi
ketidakbiasaan tingkat pemahaman atau ansietas klien dan
penerimaan klien. meningkatkan kerja

19
b. Orientasikan klien ke sama.
lingkungan sekitar. b. Untuk berorientasi
c. Orientasikan keluarga pada terhadap waktu, tempat,
kebutuhan khusus klien dan orang, kejadian.
izinkan anggota keluarga c. Tindakan ini dapat
berpartisipasi dalam membantu memberikan
memberikan perawatan. dukungan yang efektif.
d. Atur anggota keluarga untuk d. Untuk membantu klien
tinggal bersama klien. mengurangi
ketakutannya.

3. Gangguan pola tidur a. Berikan kesempatan klien a. Mendengar aktif dapat


b.d faktor psikologis untuk mendiskusikan keluhan membantu menentukan
yang mungkin menghalangi penyebab kesulitan tidur.
tidur. b. Tindakan ini
b. Rencanakan asuhan memungkinkan asuhan
keperawatan rutin yang keperawatan yang
memungkinkan pasien tidur konsisten dan
tanpa terganggu selama memberikan waktu
beberapa jam. untuk tidur tanpa
c. Berikan bantuan tidur, kepada terganggu.
klien, seperti bantal, mandi c. Susu dan beberapa
sebelum tidur, makanan atau kudapan tinggi protein,
minuman, dan bahan bacaan. seperti keju dan kacang,
d. Ciptakan lingkungan tenang higiene pribadi secara
yang kondusif untuk tidur. rutin, yang dapat
e. Berikan pendidikan kesehatan mempermudah tidur.
kepada klien tentang teknik d. Tindakan ini dapat

20
relaksasi. mendorong istirahat dan
tidur.
e. Upaya relaksasi yang
bertujuan biasanya dapat
membantu
meningkatkan tidur.
4. Ansietas b.d a. Kaji tingkat ansietas (ringan, a. Untuk mengurangi
ancaman terhadap sedang, berat, panik). tingkat kecemasan.
konsep diri atau b. Beri kenyamanan dan b. Untuk mengurangi rasa
status peran sekunder ketentraman hati pada klien. khawatir klien.
akibat kehamilan c. Singkirkan stimulasi yang c. Agar klien menjadi lebih
berlebihan. tenang.

21
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita
akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama
kehamilan.Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu
hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
Didasarkan pada teori Revarubin.
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. 1,2 kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Perubahan yang terjadi seperti
perubahan peran yang akan ia hadapi dan perubahan adaptasi psikologis yang
terjadi selama kehamilan.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kegiatan sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan
empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber
daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri
dan asuhan neonatal).

4.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial pada ibu
hamil. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

22
Daftar Pustaka

Keliat, Farida Kusumawat. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :


Salemba Medika.
Taylor, C M. 2010. Diagnosis keperawatan dengan rencana asuhan, edisi 10.
Jakarta : EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai