Anda di halaman 1dari 5

RESUME KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas keperawatan Gawat Darurat”

Disusun oleh :
Yani Istiani
AK118203

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020
Peran Perawat Gawat Darurat

Doheny (dalam Kusnanto, 2004) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat sebagai
perawat fropesional meliputi :

1. Care Giver (permberi asuhan keperawatan)


Sebagai atau pelaku pemberi asuhan keperawatan, pearwaat dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, dan
menggunakan pendekatan pada proses keperawatan yang meliputi : pengkajian dalam
upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakan diagnosa
keperawatan berdasarkan hasil analisa data, merencanakan intervensi intervensi
kepeawatan sebagai upayamengatasi malasah yang muncul dan membuat
langkah/cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keoerawatan yang telah di lakukannya.
2. Client advocate (pembela untuk melindungi klien)
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubunga antara klien dengan
tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan
kliendan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang di
berikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun fropesional. Peran
advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber dan
fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang di
jalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembantu klien),
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
3. Counsellor (pemberi bimbingan/konseling klien)
Memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling di berikan kepada individu/keluaga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu,
pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan, mengubah prilaku ke
arah prilaku hidup sehat.
4. Educator (sebagai pendidik klien)
Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medis
yangditerima sehingga klien/keluarga dapat menerima tenggung jawab terhadap hal-
hal yang di ketahui nya.
5. Collabolator (anggota tim kesehatan)
Perawat juga bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan
rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan
kesehatan klien.
6. Change Agent (pembaharu)
Sebgai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir,
bersikap,bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi
sehat. Elemen ini mencangkup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan perawatan pada klien.
7. Consultant (konsultan)
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan keperawatan yang di berikan. Dengan peran ini dapat di
kaitkan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik
klien.

Penjelasan Airway, Breating , Circulation

1. Airway
Jalan nafa adalah yang pertama kali harus dinilai untuk mengkaji kelancaran nafas.
Kebersihan jalan nafas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prosesventilasi (pertukaran gas antara atmosferdengan paru-paru. Jalan nafas sering
kali mengalami obstruksi akibat benda asing, serpihan tulang akibat fraktur pada
wajah, akumulasi sekret dan jatuhnya lidah ke belakang.
Selama memeriksa jalan nafas harus melakukan kontrol servikal, barangkali
terjaditrauma pada leher. Oleh karena itu langkah awal untuk membebaskan jalan
nafas adalah dengan melakukan menuver head tilt dan chint liftseperti pada gambar di
bawah ini :
Data yang berhubungan dengan status jalan nafas adalah :
a. Sianosis (mencerminkan hipoksia)
b. Retraksi interkota (menandakan peningkatan upaya nafas)
c. Pernafasan cuping hidung
d. Bunyi nafas abnormal (menandakan ada sumbatan jalan nafas)
e. Tidak adanya hembuhasan udara (menandakan obstuksi total jalan nafas atau henti
nafas)
2. Breating
Kebersihan jalan nafas tidak menjamin bahwa pasien dapat bernafas secara adekwat.
Insprasi dan ekspirasi penting untuk terjadinya pertukaran gas, terutama masuknya
oksigen yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Inspirasi dan ekspirasi merupakan
tahap ventilasi pada proses respirasi. Fungsi ventilasi mencerminkan fungsi paru,
dindingdada dan diafragma.
Pengkajian pernafasan di lakukan dengan mengidentifikasi :
a. Pergerkan dada
b. Adanya bunyi nafas
c. Adanya hembusan/aliran udara
3. Circulation
Sirkulasi yang adekwat menjamin distribusi oksigen ke jaringan karbondioksida
sebagai sisa metabolisme. Sirkulasi tergantung dari fungsi sistem kardiovaskuler.
Status hemodinamik dapat di lihat dari :
a. Tingkat kesadaran
b. Nadi
c. Warna kulit
Pemeriksaan nadi di lakukan pada arteri besar seperti pada arteri karotis dan arteri
femoral.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Asuhan Keperawatan Gagal Nafas. www.ilmukeperawatan.com.


Diakses tanggal 18januari 2012

Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kaisa IM, (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan: pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. EGC: Jakarta.

Sherwood, Lauralee. (2011). Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem). Edisi ke-6.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai