Anda di halaman 1dari 45

Konsep

Penyakit Jantung Iskemik

Ns. Irvantri Aji Jaya, M.Kep, Sp.Kep.MB


Lingkup Bahasan
Definisi, Prevalensi, Klasifikasi PJK

Etiologi dan Faktor Risko Penyakit jantung iskemik

Tanda & Gejala

Komplikasi

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan


Definisi PJK
• Coronary Artery Disease atau
dikenal dengan Penyakit
Jantung Koroner
• Sindrom Koroner Akut dikenal
dengan ‘Serangan Jantung’.
• Gangguan fungsi jantung akibat
otot jantung kekurangan darah
karena adanya penyempitan
pembuluh darah koroner
(Riskesdas - Kemkes, 2013
• Jantung Iskemik berawal dari
PJK, plak dalam arteri koroner
terbentuk dan dapat mengarah
kepada serangan jantung (WHO,
2017)
Prevalensi PJK di Dunia

Dari 56,4 juta kematian di


Dunia, sebanyak:

8,8 juta (15,6%)


akibat PJK

Sumber: Data World Health Organization (WHO), update Maret 2017


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/
Prevalensi PJK di Dunia (Lanjutan)
1 orang meninggal tiap 40
detik
akibat serangan jantung

75% pasien henti jantung meninggal sebelum tiba di


RS

1 dari 6 kematian
terjadi akibat serangan
jantung

Statistic Update
American Heart Association (January 2017)
Prevalensi PJK di Indonesia
• PJK merupakan
penyakit kardiovaskuler
tertinggi di Indonesia,
sebesar 1,5%
• Tertinggi di NTT (4,4%)
dan terendah di Riau
(0,3%)

Persentase PJK Berdasarkan Usia

Sumber:
Kementerian Kesehatan RI (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Etiologi PJK
• Aterosklerosis
merupakan penyebab
utama PJK
muhamad.adam31@ui.ac.id

• Berasal dari Bahasa Yunani:


• Athere: ‘bubur lemak’
• Sklerosis: ‘keras’
• Aterosklerosis ditandai
dengan deposit lipid di
bawah intima.

Sumber:
Lewis et al (2013). Medical-Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical Problems.
Mosby-Elseviers.
Faktor Risiko PJK
Faktor Risiko Utama
1. Usia (L ≥45 tahun, P ≥55 tahun)
2. Riwayat keluarga
3. Hipertensi (TD >140/90 mmHg)
4. Merokok
5. Diabetes
6. Hiperkolesterolemia
7. HDL rendah (<40 mg/dL)
8. Hipertrigliserid (>200 mg/dL)
9. Obesitas
10. Kurang Latihan
11. Stres/Depresi

Sumber:
Boudi, F. B. et al (2016). Risk Factors for Coronary Artery Disease.
Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/164163
Faktor Risiko PJK (Lanjutan)

  Prediksi Risiko PJK


• Rasio Pinggang/Tinggi
(RPT) lebih baik dalam
mempridiksi risiko
CAD dibandingkan
Normal
dengan Indeks Massa
Tubuh (IMT)
• RPT >55
memiliki risiko 3 – 7
kali mengalami CAD

Sumber:
Sabah, K. M. N., et al (2014). Body mass index
and waist/height ratio for prediction of severity of
coronary artery disease. BMC Research Notes,
7, 246.
Diagnosis Jantung Iskemik

Diagnosis ditegakkan dengan kriteria


sebagai berikut:
1. Nyeri dada khas
2. Evolusi EKG
3. Peningkatan enzim jantung
• Nyeri Dada
• Tanda dan gejala penyerta:
• Mual dan/atau muntah
Tanda dan • Dispnea atau ortopnea
Gejala •

Diaforesis
Palpitasi
• Lemah
• Pingsan
Nyeri Dada
The National Heart Attack
Alert Program
merekomendasikan Nyeri Dada
yang perlu dianggap serius,
yaitu:
• Terasa seperti tertekan, ditimpa
beban, tercekik, menjalar ke leher,
rahang, bahu, punggung
• Rasa panas, mual/muntah
• Disertai sesak napas yang
persisten
• Kelemahan, pusing, perasaan
seperti melayang atau penurunan
kesadaran
muhamad.adam31@ui.ac.id
Tanda dan Gejala SKA (Lanjutan ...)

• ACC/AHA Guidelines, Nyeri


Dada yang kemungkinan
non kardiak:
• Tajam dan dipengaruhi
pernapasan atau pergerakan
• Rasa nyeri pada perut tengah
atau bawah
• Terlokalisir jelas
• Nyeri konstan selama
beberapa jam
• Nyeri menyebar hingga
ekstremitas bawah
)

Perbedaan Nyeri Angina dan Infark Miokard


Kriteria Angina Infark Miokard
Durasi nyeri dada < 20 menit > 20 menit
Pencetus Stres, aktivitas Tiba-tiba, biasanya pagi hari
Respon terhadap Membaik Tidak membaik
nitrogliserin / istirahat
Gejala penyerta Tidak Diserta gejala:
• Mual/muntah
• Berkeringat dingin
• Dispnea
• Disritmia
• Kelelahan
• Palpitasi
• Ansietas
• Pusing
• Merasa “napas pendek”

Dari berbagai sumber: Jenkins P (2010), Ignatavicius & Workman (2018)


2. Evolusi EKG Diagnosis: Evolusi EKG

No Lokasi Lead
Saat aliran darah ke miokard
menurun akibat oklusi arteri
1. Septal V1 – V2 koroner, akan terjadi tiga kondisi
2. Anterior V3 – V4 (iskemia, injuri, infark)
3. Lateral V5, V6, I, aVL
4. Inferior II , III, aVF

Iskemia
Perubahan
repolarisasi 
T terbalik

Injuri
Elevasi ST 
cedera
miokard

Infark
Tidak terjadi
depolarisasi
pada sel
nekrotik 
gelombang Q
patologis
muhamad.adam31@ui.ac.id
EKG PADA ACS
• Sarana diagnostik yang penting untuk
penyakit jantung koroner
• Yang dapat ditangkap oleh EKG ialah kelainan
miokard yang disebabkan oleh terganggunya
aliran koroner
• Terdapat tiga tingkatan kerusakan miokard:
1. Iskhemia, kelainan yang paling ringan dan
masih reversible

18
EKG PADA ACS
2. Injuri: kelainan/kerusakan yang lebih
berat,tetapi masih reversible
3.Nekrosis: kelainan yang sudah
irreversible,karena kerusakan sel miokard
sudah permanen.

19
EKG PADA ACS
2. Injuri: kelainan/kerusakan yang lebih
berat,tetapi masih reversible
3.Nekrosis: kelainan yang sudah
irreversible,karena kerusakan sel miokard
sudah permanen.

20
ISKEMIA

• Ketidakseimbangan antara kebutuhan


metabolisme miokardium (demand) dan suplai
oksigen (supply)
• Berpengaruh terhadap pembentukan dan
penghantaran impuls pada fase depolarisasi
dan repolarisasi ST and T changes (on ECG)
• ST depresi bermakna , apabila
• ST segment depresi >0.05 mVol ( 0,5 mm )
• Terdapat di dua atau lebih lead pada area anatomi
yang sama .
PERUBAHAN EKG PADA ISKHEMIA
ST depresi dan perubahan gelombang T
• ST depresi dianggap bermakna bila > 0.05 mVolt
• Titik J didefinisikan sebagai akhir kompleks QRS dan permulaan segmen ST

Bentuk segmen ST :

• up-sloping ( tidak spesifik )


• horizontal ( lebih spesifik untuk iskemia )
• down-sloping ( paling terpercaya untuk iskemia )

Perubahan gelombang T
pada iskemia kurang begitu spesifik

Gelombang T hiperakut
kadang2 merupakan satu-satunya
perubahan EKG yang terlihat
BENTUK ST DEPRESI
Diagnosis: Enzim Jantung

3. Enzim Jantung
Pemeriksaan Normal Onset Puncak Durasi
Creatine Kinase-MB <10 ng/mL 3-12 jam 18-24 jam 36-48 jam
(CK-MB)
Troponin I <0,07 ng/mL 3-12 jam 18-24 jam 10 hari

Troponin T <0,1 ng/mL 3-12 jam 18-24 jam 10 hari


Komplikasi SKA
Elektris
• Fibrilasi Atrial
• Takikardia Ventrikel
• Fibrilasi Ventrikel
• AV Block

Mekanis
• Edema paru
• Hipotensi (<90 mmHg selama ≥ 1 jam)
• Gagal jantung kongestif
• Syok kardiogenik
Sumber:
LAVIE, C. J., & GERSH, B. J. (1990, May). Mechanical and electrical complications of acute
myocardial infarction. In Mayo Clinic Proceedings (Vol. 65, No. 5, pp. 709-730). Elsevier.
Diagnosis dan Intervensi Keperawatan
Diagnosis
Keperawatan
Nyeri

Risiko
Penurunan Curah
Jantung

Ansietas

Sumber:
SDKI (2016), Doenges et al (2014), Gulanick & Myers (2014)
Diagnosis Tujuan Intervensi

1 Nyeri Akut
• Ketidakseimbangan
Tingkat Nyeri
Dalam 30 menit:
Manajemen Nyeri
• Identifikasi karakteristik nyeri
antara suplai oksigen • Skor nyeri turun • Beri oksigen 2-4 L/menit
dan kebutuhan
miokard • Tampak tenang • Beri Nitrogliserin
• Beri Morfin (jika nyeri tidak reda)

2 Risiko Curah Jantung Perawatan Jantung Akut


muhamad.adam31@ui.ac.id

penurunan curah Dalam 8 jam: • Monitor SaO2 dan AGD


jantung • TD sistolik ≥ 90 mmHg, • Tirah baring
• HR <100 x/menit, • Puasakan hingga bebas nyeri
• Cedera miokard, • Urin output ≥ 30 ml/jam,
penurunan • RR 12-20 x/menit, • Ambil darah (enzim, koagulasi)
kontraktilitas jantung • Ronkhi (-), edema (-) • Beri pelunak tinja
• Beri antiplatelet (aspirin),
beta-blocker

3 Ansietas
• Ancaman terhadap
Tingkat Ansietas
Dalam 8 jam:
Reduksi Ansietas
• Beri lingkungan tenang
kematian, perubahan • mengatakan cemas • Beri dukungan emosional
pola hidup berkurang, tidak
gelisah, dapat • Jelaskan prosedur
beristirahat
Intervensi Awal
M • Morfin
O • Oksigen
N • Nitrogliserin
A • Aspirin
Co • Clopidogrel

MONALISACo

Tidak diberikan dengan urutan MONA tapi dengan urutan


OANM
Intervensi Awal (10 Menit Pertama)
Antisipasi kegawatan
10 menit awal - Intubasi jika distres
napas
Kaji ABCD - RJP jika henti jantung
- Defibrilasi (jika
shockable)
Tirah baring dan beri O2

Atasi kecemasan
Nyeri TTV + Saturasi O2 + EKG - Jelaskan prosedur
Dada - Dukungan emosional
Pasang jalur IV
Monitoring:
Kaji nyeri (PQRST) - ABC
- TTV
- Tingkat kesadaran
Aspirin 160 mg (kunyah)
- Efek obat (p↓ nyeri)

Nitrogliserin 0,4 mg (SL)


Rontgen x-ray dada
Ambil darah (<30 menit)
(enzim, elektrolit, koagulasi)
Oksigen Mekanisme

• Memaksimalkan suplai oksigen ke


miokard

Pemberian

• Dimulai 2 - 4 L/menit selama 6 jam,


dilanjutkan jika saturasi oksigen
<94%

Nursing consideration

• Gunakan selang yang sesuai


• Monitor saturasi oksigen secara teratur
• Hindari pemberian berlebihan pada
COPD
Aspirin Mekanisme

• Menghambat siklooksigenase
yang memproduksi tromboxan A2
(aktivator platelet kuat)
• Memperlambat agregasi platelet
 menurunkan oklusi

Pemberian

• 160 – 325 mg dikunyah

Nursing consideration

• Diberikan sesegera mungkin jika


telah dirugai SKA
• Kaji tanda dan gejala perdarahan
• Hati-hati jika mengkonsumsi sildenafil
Nitrogliserin Mekanisme

• Meningkatkan vasodilatasi perifer,


menurunkan preload dan afterload
• Vasodilatasi arteri koroner

Pemberian

• 0,4 mg sublingual dapat diulang


sampai 3 kali tiap 5 menit

Nursing consideration

• Dibawah lidah, bukan ditelan


• Pantau TD, HR dan RR
• Kontraindikasi jika TD <90 mmHg,
bradikardia (<50 x/menit), takikardia
Morfin Mekanisme

• Vasodilator untuk menurunkan


preload dan konsumsi oksigen
miokard

Pemberian

• 2 – 4 mg IV, dapat ditingkatkan 2 -


8 mg interval 5 – 10 menit

Nursing consideration
• Diberikan jika nyeri tidak reda
dengan Nitrogliserin
• Hati-hati hipotensi dan sedasi
• Monitor fungsi dan upaya napas
• Kaji penurunan nyeri
Clopidogrel (Intervensi Awal Tambahan)
Mekanisme

• Menghambat agregasi platelet


melalui penghambatan ADP di
permukaan platelet

Pemberian

• Loading dose 300 mg,


dilanjutkan 75 mg/hari

Nursing consideration
• Pantau tanda-tanda perdarahan
• Penggunaan bersama aspirin,
warfarin, trombolitik dapat
meningkatkan risiko perdarahan
Perawatan Jantung
Pemantauan Nyeri
• Pengkajian nyeri dada merupakan
tindakan penting karena kejadian
Ventrikel Fibrilasi (VF) 15 kali
lebih besar selama 4 jam
pertama setelah gejala infark
miokard akut.
Howard & Steinmann L (2010). Sheehy’s emergency
nursing, principle & practice. 6 Ed. St. Louis: Mosby.
Perawatan Jantung

Tirah Baring
• Tirah baring akan menurunkan aktivitas fisik
dan menurunkan metabolisme tubuh
sehingga menurunkan oksigen miokard
(Ackley & Ladwig, 2017)

• Dari 15 penelitian yang melibatkan 1478


pasien ditemukan durasi tirah baring yang
bervariasi. Namun disimpulkan tirah
baring 2 s.d. 12 hari aman dilakukan pada
pasien infark miokard. Direkomendasikan
tirah baring sedikitnya 12 jam.

Herkner H, Arrich J, Havel C, Müllner M (2007). Bed rest for


acute uncomplicated myocardial infarction. The Cochrane
Library, Issue 2j
Perawatan Jantung Akut (Lanjutan)

Pemberian Oksigen
• Pemberian oksigen tidak diberikan secara
rutin pada pasien dengan keluhan nyeri
dada yang suspek akibat penyakit
jantung. Saturasi oksigen sebaiknya
dimonitor dan dicatat sebagai dasar untuk
pemberian oksigen.

• Pasien dengan hipoksemia, diberikan


oksigen 2 – 6 L/menit via kanul nasal atau
5 – 10 L/menit via sungkup sederhana,
sedangkan penggunaan masker
reservoir direkomendasikan jika
saturasi oksigen dibawah 85%

NICE (2010)
Reduksi Ansietas

Penurunan Ansietas
• Ansietas dapat terjadi karena 2 hal:
• Perasaan kurang pengendalian
• Perasaan terisolasi
• Tindakan menguatkan rasa
pengendalian dapat membantu
meningkatkan rasa otonomi pasien
dan menurunkan rasa kehilangan
kendali yang berlebihan
• Perawat adalah staf RS yang
sibuk/aktif yang kemungkinan
mengabaikan keberadaan pasien dan
tidak menghiraukan keberadaan
pasien  memperberat perasaan
terisolasi pasien
Reduksi Ansietas
(Lanjutan...)

• Mekanisme koping dengan


pendekatan religius-spiritual akan
meningkatkan kesadaran
terhadap adanya pengaruh dan
kekuatan luar yang lebih besar
serta meningkatkan perasaan
terhubung dengan sumber
kekuatan tersebut sehingga akan
menimbulkan perasaan tenang
bagi pasien.

Hudak & Gallo (2005). Critical Care Nursing: A


Holistic Approach. 9th Ed. Lippincott Williams
& Wilkins
Penatalaksanaan Keperawatan di Unit Intensif
 Monitor gambaran EKG,TD,pulsasi, kaji suara paru dan
bunyi jantung, pengkajian nyeri dada secara ketat
 Kaji adanya penurunan CO,(BP ,HR,PAP/PAWP
)
 Kaji U/O
 Monitor Oxygen saturation
 Monitor bila ada nyeri dada (ECG,BP,frequent monitor
arhytmia)
 Serial cardiac enzyme
 Diet : salt,cholesterol,chalorie,avoid alcohol and
smoking
 Stress management
 Early Mobilitation ( 12-24 hours)
 Pendidikan kesehatan(risk factors, ACS)
 Observasi adanya crackles,cough,tachipnoe
( gambaran LVHF)
 Pemberian pencahar 42
Peran perawat pada kondisi reoklusi
Pasien kemungkinan mengalami
“recurrent ischemia or prolonged sign of
ischemia “( time bombs )

 Beritahu segera dokter dan ketua tim ners untuk


penatalaksanaan lebih lanjut
 Kaji ulang tanda vital, monitoring ketat adanya
perubahan parameter hemodinamik
 Pemberian oksigen
 Bedrest
 Pemeriksaan EKG 12 lead dan segera identifikasi apakah
ada perubahan gelombang ST ( elevasi,atau depresi) pada
lead yang sama atau pada lead yang lain, atau ada new
onset Bundle Branch Block.
 Pemberian obat- obatan nitrat, opiod ( kolaboratif)
 Pemeriksaan laboratorium ( enzim, GDS, elektrolit/AGD)
 Siapkan bila kemungkinan dilakukan kateterisasi jantung

43
Pendidikan Kesehatan
• Pendidikan kesehatan yang diberikan pada
pasien termasuk pengetahuan mengenai
tanda dan gejala iskemik yang harus
diwaspadai oleh pasien dan keluarganya
( nyeri dada/ angina equivalent, sesak
napas,pemeriksaan nadi teratur atau
tidak,perasaan cape, dan bagaimana
pertolongan pertama pada saat timbul
keluhan
• Pengetahuan mengenai modifikasi faktor
resiko
• Aktifitas fisik paska perawatan jantung
iskemik
• Obat-obat yang dibawa pulang, efek
samping
• Kontrol teratur
44

Anda mungkin juga menyukai