Anda di halaman 1dari 23

KONSEP SIMULASI ASUHAN KEPERAWATAN

SEHAT JIWA IBU HAMIL

Dosen Pengampu :

DISUSUN OLEH:

Kelompok 4

1. Alif Koja Dirham Ablastin


2. Aldi Safrian
3. Dhea Dwi Ananda (21121014)
4. Fadillah (21121019)
5. Firda Aleyda Damas (21121020)
6. Hana Tasya Fannanah (21121021)
7. Ivan Brahma Wijaya (21121024)
8. Nenti Dayanti (21121033)
9. Rizki Adelia (21121041)

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Konsep Simulasi Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa
Ibu Hamil” ini dengan lancar. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kehadirat Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh
rahmat ini.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu. pada
Mata Kuliah Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Penyakit Efusi Pluera bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu. selaku dosen Mata Kuliah
Keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Namun, terlepas dari itu semua kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan tangan terbuka
menerima berbagai masukkan maupun saran yang bersifat membangun serta memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat ataupun
menginspirasi untuk para pembaca.

Palembang, 24 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan jiwa yang dialami ibu hamil merupakan masalah yang belum
dapat teratasi dengan baik di negara dengan pendapatan rendah. Prevalensi kesehatan jiwa
prenatal berkisar 10% - 15% tergantung tempat, metode penelitian dan alat ukur yang
digunakan. Masalah mental merupakan suatu penyakit umum yang sering dijumpai pada
saat kehamilan. Banyak wanita hamil yang mengalami masalah mental yang tidak
terdiagnosis dan tidak terobati. Karena kemungkinan mereka takut akan efek teratogen
obat terhadap perkembangan janin yang dikandung. Masalah jiwa yang biasanya sering
terjadi yaitu masalah kecemasan, skizofrenia dan gangguan mood (Sukandar, 2009).
Sejumlah perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan dapat
merangsang perkembangan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi. Jika
tenaga kesehatan dapat mengenali gejalanya, maka dapat dicegah dengan memasukkan
pasien ke unit antenatal untuk mempermudah manajemen depresi antenatal dan gangguan
kecemasan (Marquesim et al. 2015 ; Gourounti et al, 2015).
Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan
adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan
untuk mengatasi ancaman dari perubahan dan pengalaman dari sesuatu yang baru yang
belum pernah dicoba (Kaplan & Sadock, 2010). Kecemasan selama kehamilan adalah
masalah kesehatan masyarakat yang utama karena prevalensinya tinggi. World Health
Organization (WHO) memperkirakan bahwa gangguan depresi dan anxiety akan menjadi
penyebab utama beban penyakit global pada tahun 2020 (Sukandar, 2008 ; Niloufer et al,
2012).
Wanita yang sedang hamil mungkin akan mengalami kecemasan tentang berbagai
masalah dari satu trimester ke trimester berikutnya. Selama kehamilan khususnya pada
kehamilan pertama atau biasanya disebut dengan primigravida. Seorang ibu primigravida
mengingat kembali tentang masa awal perkembangannya sendiri. (Kaplan & Sadock,
2011; Cunningham et al, 2013).

1
2.1 Rumusan Masalah

1.3

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan dan adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan

a. Perubahan Peran Selama Kehamilan

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan


psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap
peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan
informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi
dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi
untuk mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai
penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap
bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut
dari pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya
dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia
daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam
tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang
berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-
orang terdekatnya.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil
dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang

3
bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang
informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal
yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.

4. Tahap Akhir (perjanjian)


Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati
janji” mengenai kesepakatan-kesepakan internanl yang telah ia buat berkaitan
dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.

b. Perubahan pskikologis selama kehamilan:

1. Perubahan Psikologis Trismeter I (Periode Penyesuaian)


a. Ibu merasa tidak sehat dan kadangan merasa benci dengan kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.

2. Perubahan Psikologis Trismeter II (Periode Kesehatan yang baik)


a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadadr hormone yang tinggi.
b. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
c. Merasakan gerakan anak.
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e. Libido meningkat.
f. Menuntut perhatian untuk cinta.
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

4
h. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.

3. Perubahan Psikologis Trimester III (Penantian dengan penuh kewaspadaan)


a. Rasa tidak nyaman timbul Kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka atau sensitif.
h. Libido menurun.

2.2. Masalah Emosi Selama Kehamilan

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan


psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar
kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus
dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan
kehidupan selanjutnya.

Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi


terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara
keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma – norma sosiokultural dan
persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi
psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.

Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kegiatan
sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita

5
hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara
penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal),

Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:

a. Trismeter 1:
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini mempunyai resiko
tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman
b. Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian Wanita hamil lebih berfokus
pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan seksual
keluarga dan hubungan bathianah dengan bayi yang dikandungnya.

c. Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses sehingga wanita hamil
sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang
akan dihadapi.

2.3. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan Penanganannya

Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk penanganan


gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil dengan agen psikotropik
mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional
timbul selama kehamilan. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku,
psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.

a. Gangguan Kecemasan Pada Kehamilan

Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan. Cemas


terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin yang
dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan merugikan
sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku menghindar serta kecemasan
yang berulang.

1. Gangguan kecemasan secara menyeluruh

6
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan
tentang kehidupan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi kehamilan,
sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan ketegangan motorik dan
hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya: gemetar, gugup, gelisah, cepat Lelah”
gejala hiperaktivitas otonom misalnya: nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan
tangan dingin, pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan,
perasaan terancam, iritabel, insomnia.
2. Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran yang
mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa menit dan sifatnya
berulang secara tak terduga. Serangan panik terjadinya mendadak dengan rasa takut
dan kecemasan yang berlebihan serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita
yang hamil mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan.Gejala yang
dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik, jantung berdebar-debar,
telinga mendengung, mata kabur / berkunang, perasaan gatal, takut mati dan
kehilangan kontrol.
3. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat
dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran
atau impuls yang tidak masuk akal misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku
yang berulang-ulanh yang dilakukan sebagai respon atau obsesi. Tingkah laku
kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental mental yang nyata pada
Wanita hamil.

b. Penanganannya

Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk


mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan kehamilannya.
Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang mengganggu menyebabkan dapat
lepas dari tekanan. Pengurangan gejala kecemasan membuat wanita tersebut dapat
berfungsi lebih efektif dalam hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya
kecemasan itu akan hilang.

Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi menetap dan
kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin diperlukan. Pengobatan
7
noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan dapat digunakan melalui latihan
relaksasi otot yang bertahap, visual imagery, latihan kognitif, latihan
biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah relaksasi otot dan ketegangan otot tidak
timbul pada waktu yang sama, karena itu wanita hamil yang belajar untuk
melemaskan ototnya tidak akan mengalami gejala gangguan kecemasan.

Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat anti
cemas sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila kecemasan berlebihan dan
mengganggu dapat diberikan obat anti cemas golongan benzodiazepin dan non
benzodiazepin. Pasien yang hamil dengan adanya gejala panik yang serius dapat
diberikan alprazolam dengan dosis minimum.

Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya akan


memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan reaksi withdrawal.
Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin dosis rendah yang lama dengan
sindrom floppy infant dengan gejala : hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan
hipotermia. Rementeria dan Bhatt menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru
lahir dengan penggunaan diazepam selama kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah
kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan semangat menghisap. Gejala ini
berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6 minggu. Erkkola dan Kanto
menrekomendasikan wanita yang menggunakan benzodiazepin sebaiknya tidak
menyusui. Penggunaan obat anti cemas tentang terjadinya kelainan kongenital masih
kontroversi. Namun, beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama
kehamilanmeningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.

2.4. Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil

Tanda dan gejalanya adalah :

a. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak


b. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan
c. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang
d. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah
e. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .
f. Senantiasa berfikiran negatif.

8
g. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
h. Tiba-tiba takut dan gugup
i. Tidak bisa memusatkan perhatian
j. Lebih sering lupa
k. Rasa bingung dan bersalah
l. Makan amat sedikit atau amat banyak.
m. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
n. Kehilangan kepercayaan dan harga diri

2.5. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan

Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan
hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil
tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim
dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.

Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga
kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik
pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.

Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang
mengandung:

1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri
termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat.
Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus
bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai
perubahan yang terjadi.
a. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,sehingga ia juga
tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan,
sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
b. Rajin heck-up

9
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan
terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke
dokter atau bidan.
c. Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan
janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-
obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas
buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi
perkembangan kecerdasan otak janin.

d. Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang
sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk
melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk
memperlancar persalinan.
e. Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa
persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang
akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
f. Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi
negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian,
berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
g. Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia
5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan
dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan
sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat
dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan
psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
h. Latihan pernafasan

10
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini
bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa
lebih stabil.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku

1. Pengkajian

1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri
meliputi hal-hal di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
3. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal

11
bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur
infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi
untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
5. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti
tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
6. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat- obatan
seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk
menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus
ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah
dapat terjadi.
7. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan TTV
a. Tekanan darah

12
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi
akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan
darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi
pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu
menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi
diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya
sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit
jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan
lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.

2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya
terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial.
Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan
terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada
tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda
dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
(1) Postur

13
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
(2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan
sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150
cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah.
Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan
diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio
caesarea, dan infeksi postpartum.
(3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
(4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu
berbaring.
4. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki
tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks
tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya
komplikasi kehamilan.
5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti
cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie
perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian
kapiler baik.
6. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
7. Sistem Gatsrointestinal

14
1. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu
dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur.
Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi

2. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman
untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron
pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising
usus terjadi bila menderita diare.
8. Sistem Urinarius
1. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini
menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
2. Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu
hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula
darah.
3. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
4. Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang
biasa terjadi pada ibu hamil.
9. Sistem reproduksi
1. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum
perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara
membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

15
2. Organ reproduksi eksternal : Kulit dan membran mukosa perineum, vulva,
dan anus perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan
parut pada perineum.
3. Organ reproduksi internal : Serviks berwarna merah muda pada ibu yang
tidak hamil dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik.

No Diagnosa NOC NIC

1. Gangguan citra Setelah dilakukan suhan Intervensi :


tubuh b.d keperawatan selama 3x24
1) Perawatan prenatal
jam diharapkan gangguan
Mandiri :
citra tubuh dapat teratasi

1. Anjurkan untuk menghadiri


1) Citra tubuh
kelas prenatal
Indikator :
2. Monitor kenaikan berat badan
1. Kepuasaan dengan
3. Monitor gangguan hipertensi
penampilan tubuh
(mis, tekanan darah, edema
2. Kesesuaian antara pergelangan kaki, tangan dan
realitas tubugh dan ideal wajah dan proteinuria)
tubuh dengan
4. Monitor status psikososial
penampilan tubuh
pasien dan pasangan pasien
3. Penyusaian terhadap
5. Diskusikan bersama pasien
perubahan tampilan fisik
mengenai adanya perubahan
4. Penyesuaian terhadap citra
perubahan status
kesehatan

2. Ketakutan b.d Setelah dilakukan asuhan 1) pengurangan kecemasan

16
ketidakbiasaan keperawatans elama 3x24
jam diharapkan Ketakutan
Mandiri :
dapatteratasi:
a. gunakan pendekatan yang
1) Tingkat Kecemasan tenang dan meyakinkan

a. distres dipertahankan b. nyatakan dengan jelas


pada 2 (cukup berat harapan terhadap prilaku
ditingkatkan ke 5 tidak klien
ada)
c. berikan informasi faktual
b. Perasaan gelisah terkait diagnosis, perawatan,
dipertahankan pada 2 proknosis
(cukup berat
Kolaborasi :
ditingkatkan ke 5 tidak
ada)
a. dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan
c. rasa takut yang
cara yang tepat -kolaborasi
disampaikan secara lisan
dengan tim kesehatan lain
dipertahankan pada 2
untuk
(cukup berat
ditingkatkan ke 5 tidak
b. mengatur penggunaan obat-
ada)
obatan untuk menurangi
kecemasan secara tepat

3. Ansietas b.d Setelah dilakukan asuhan Teknik menenangkan


ancaman terhadap keperawatan selama 3x24 Mandiri
konsep diri atau jam diharapkan ansietas a. Berada disisi klien -yakinkan
status peran dapat teratasi: keselamatan dan keamanan
sekunder akibat klien
a. kontrol kecemasan diri -
kehamilan
mengurangi penyebab Kolaborasi :
kecemasan
a. koleborasi pada tim kesehatan
dipertahankan pada 2
lain untuk memberikan obat
(jarang dilakukan)

17
ditingkatkan ke 5 anti kecemasan jika
( jarang konsisten) diperlukan

b. menggunakan strategi
koping yang efektif
dipertahankan pada 2
(jarang dilakukan)
ditingkatkan ke 5
( jarang konsisten)

c. mencari informasi
mengurangi kecemasan
dipertahankan pada 2
(jarang dilakukan)
ditingkatkan ke 5
( jarang konsisten).

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perubahan Peran Selama Kehamilan Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan,


ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk
beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut: Tahap Antisipasi Dalam
tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya melalui
latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran
(role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya
akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya schagai
seorang ibu.

Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang menyelubungi seseorang secara


umum, yang dibentuk oleh kecenderungan-kecenderungan pola-pola khusus reaksi
emosional, perubahan suasana hati, dan tingkat kepekaan yang dihasilkan rangsangan.
Temperamen juga bisa dilihat sebagai reaksi seseorang terhadap respon lingkungannya.
Temperamen umumnya diperoleh seseorang melalui orang tuanya dengan cara diturunkan
juga dipengaruhi lingkungan sekitar, Perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional
serta pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang
relatif stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi yang dipengaruhi oleh
interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman. (Aziz Alimul Hidayat : 2008)

4.2 Saran

Tentunya pada penulis telah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah diatas masih
banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah tersebut dengan berpedoman dari berbagai sumber
serta kritik yang dapat membangun dari para pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai