Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

“PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI DALAM MASA KEHAMILAN”

Disusun Oleh :

Sri Kurnianingsih ( 22152010021P )

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

2022
Kata Pengantar

Asalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Puji syukur kepada Allah SWT yang


Maha Kuasa atas berkatnya sehingga makalah ini dapat dibuat. Adapaun judul makalah ini
adalah mengenai “Proses Adaptasi Psikologi dalam Masa Kehamilan”.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan Saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bojonegoro, 15 Desember 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan periode episode dramatis pada kondisi biologis wanita yang
menimbulkan berbagai perubahan psikologis serta membutuhkan upaya adaptasi dari
wanita yang mengalaminya. Sebagian besar wanita menganggap kehamilan sebagai
peristiwa kodrati yang harus di lalui, sedangkan sebagian lain menganggapnya sebagai
peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya
Pada umumnya, dalam periode kehamilan akan terjadi perubahan kondisi fisik dan
tanda-tanda fisiologis mulai dari mual dan muntah-muntah, kepala pusing sampai
timbulnya keluhan secara umum seperti rasa panas dalam perut khususnya pada lambung
(heartburn). Persoalannya adalah keluhan-keluhan tersebut akan terus meningkat setiap
berat janin bertambah.Penambahan berat janin mengakibatkan posisi rahim dalam perut
naik atau meninggi, kemudian rahim serta segala hal yang termuat di dalamnya akan
mendesak lambung.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan upaya adaptasi
untuk menyesuaikan pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara
keinginan prokreasi, kebanggaan yang tumbuh dari norma sosial-budaya, dan persoalan
dalam kehamilan itu sendiri dapat menjadi pencetus berbagai reaksi fisiologis, mulai dari
reaksi emosional ringan hingga gangguan jiwa yang berat.

1.2 Rumusan Masalah


a. Perubahan dan adaptasi psikoogis dalam kehamilan Trimester I
b. Perubahan dan adaptasi psikologis dalam kehamilan Trimester II
c. Perubahan dan adaptasi psikologis dalam kehamilan Trimeser III

1.3 Tujuan
Tujuan di buatnya tugas makalah berjudul “Proses Adaptasi Psikologi dalam Masa
Kehamilan” adalah untuk memenuhi tugas makalah dalam mata kuliah “Psikoogi
Kehamilan, Persalinan, Nifas”.
BAB II
PEMBAHASAN

Kehamilan merupakan suatu fase maturase yang penuh tekanan sekaligus menjadi
kesempatan seorang wanita untuk mempersiapkan tingkatan baru dalam memberikan asuhan
dan tanggung jawab. Pada semua tingkatan usia, wanita menggunakan masa kehamilan
sebagai momen adaptasi pada peran keibuan, serta 14 menjadi sebuah proses pembelajaran
sosial dan kognitif yang kompleks. perubahan psikologis yang terjadi pada sebagian ibu hamil
trimester pertama dan trimester ketiga cenderung mengalami kecemasan, sedangkan pada
trimester kedua ibu hamil cenderung menunjukkan penerimaannya terhadap kehamilan.
kecemasan yang ditunjukkan pada trimester pertama dan ketiga biasanya memiliki perbedaan.
Pada trimester pertama kecemasan yang ditunjukkan ibu hamil merupakan kecemasan
terhadap kondisi kehamilannya, lain halnya dengan kecemasan pada trimester ketiga. Pada
trimester ketiga kebanyakan ibu hamil merasakan gejolak kecemasan yang baru, biasanya
kecemasan yang timbul adalah kecemasan dalam menghadapi persalinan dan perasaan
tanggung jawab dalam mengasuh bayi yang akan dilahirkannya.
Pencapaian peran sebagai seorang ibu dalam masa awal kehamlan, dapat di
deskripsikan dengan perasaan senang menerima kehamilannya, hasil penelitian ini sejalan
dengan teori Reva Rubin yang dikenal dengan tahap antisipasi, yaitu merupakan tahapan
sosial untuk penampilan peran yang diasumsikan pasangan dan berkaitan dengan fantasinya.
Pada penelitian ini, ibu hamil telah menerima peran barunya ketika ia mulai mencari
pembenaran kehamilannya dengan melakukan kunjungan antenatal ke bidan. Awal kehamilan
ini juga muncul sikap ambivalensial yang merupakan ketidaksanggupan ibu dalam menerima
perubahan kehamilannya. Mayoritas ibu hamil mulai berorientasi pada diri sendiri,
sehubungan dengan keluhan yang muncul akibat proses kehamilannya. Hal ini merupakan
kondisi yang normal dalam kehamilan.

Di bagi per Trimster, perubahan dan adaptasi psikologis pada kehmilan sebagai berikut :

1) Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Kehamilan Trimester I


Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan
membuat fakta wanita bahwa ia hamil.Trimester pertama juga sering merupakan masa
kekhawatiran dari penantian. Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan
estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak
sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal
kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80% kecewa, menolak,
gelisah, depresi dan murung.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :

1. Taking on
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya
dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2. Taking In
Seseorang Wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan
3. Letting Go
4. Wanita mengingat Kembali proses dan aktivitas yang sudah dilakukannya

Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang
dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya.

Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama
kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap
perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan
dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana
hal ini sangat menggangu. Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan
oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan.

Berikut macam motivasi untuk ibu hamil Trimester I :

a. Motivasi Suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi
seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai
keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang
ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah
mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai hamil dan
menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula
pria yang hasrat seksualnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar.
Disamping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah dapat memahami
keadaan ini dan menerimanya.
b. Motivasi Keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain.
Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa
dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian
dari seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus
menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.

2) Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Kehamilan Trimester II


Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan
selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan
kehamilan.
a. Pembagian Perubahan Psikologis pada trimester II
Trimester keduda dapat dibagi menjadi dua fase yaitu Prequickening (Sebelum
adanya pergerakan janin yang dirasakan ) dan Postquickening (Setelah adanya
pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu) yang dapat pada penjelasan berikut.
 Fase Prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester
kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di
dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan
mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan
akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak
yang akan dilahirkannya.
Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan
ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan
menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan
menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari
bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas
keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah
perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi
pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini
memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan
dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih saying kepada anak yang akan
dilahirkannya.
 Fase Postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas
akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan
menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa
menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan,
terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir.
Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala
peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida,
peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya
yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk
sementara pada proses persalinan
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep
bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini
menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin
bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan
janin (kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal).
b. Menjaga Agar Ikatan Tetap Kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitif
terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil sering merasa takut
jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi masalah yang
muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci untuk menghadapi masalah ini.
Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan
memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar
belakang masalah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa depresi,
saat itulah diperlukan penasihat kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat
menolong ibu dan pasangannya
c. Menjaga Kehamlan Yang Sehat
Ibu hamil mungkinlebih baik pada Trimester II kehamilan, tapi bukan berarti
bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai
respon terhadap kehamilan yang terus berkembang. Beberapa perubahan dapat saja
terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu
hamil. Erubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal
bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut,
sehingga ia lebih merasa nyaman kembali. Beberapa perubahan menyenangkan
seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami saat Trimester I, dan energi
bertambah dan peningkatan libido.

d. Reaksi Orang – Orang di sekitar Ibu Hamil


Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring
perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang
suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa sakit
kepala hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang
hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan turut
merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa bingung
akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara
sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi sehubungan
dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya adalah orang yang sering
mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya
merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapi kehamilan dan
persiapan penerimaan bayi yang akan dilahirkan.

e. Berhubungan Seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada Trimester II yang harus diimbangi
untuk mengatasi ketidaknyamanan yaitu suatu eningkatan libido yang pada
Trimester I dihilangkan oleh rasa mual dan lelah. Kebanyakan calon orang tua
khawatir jika hubungan seks dapat mempengaruhi kehamilan. Kekawatiran yang
paling sering diajukan adalah kemungkinan bayi dicederai oleh penis, orgasem
ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangan perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu
dikawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh karena berada di
belakang sevik dan dilindungi cairan amniotic dalam uterus. Namun dalam
beberapa kondisi hubungans eks selama Trimester II tidak diperbolehkan,
mencakup plasenta previa dan ibu dengan Riwayat persalinan premature.
Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual akan
menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan berat
badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka masalah
dapat diatasi.
Walaupun Sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa meningkat,
tidak semua libido Wanita meroket tinggi pada trimester II. Perubahan tingkat
libido disebabkan variasi perubahan hormone selama hamil. Karena respon
terhadap hormone berbeda, raeksi masing – masing ibu hamil pun beda.

3) Perubahan dan Adaptasi Psikologi dalam Kehamilan Trimester III


Trimester III sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III
adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan
ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir
atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu
juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa
saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih
karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari
suami, keluarga dan bidan.
Trimester III merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan
dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan
juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi
dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin bayinya
( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I, kehamilan trimester II,
dan kehamilan trimester III dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Trimester I
Ibu :
 Terbuka atau diam – diam
 Perasaan ambivalent terhadap kehamilan
 Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
 Antipasti karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak
menginginkan kehamilan
 Perasaan gembira
 Ada erasaan cemas karena akan memiliki tanggung jawabs ebagai ibu
 Menerima atau menolak perubahan fisik
Ayah :
 Berbeda, tergantung dari : usia , jumah anak, interest terhadap anak,
stabilitas ekonomi
 Menerima atau menolak keadaan istrinya yang bisa disebabkan karena
adanya gangguan komunikasi
 Toleransi terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat meningkat
atau menurun.
 Ayah dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru
diluar rumah.
2. Trimester II
Ibu :
 Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
 Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya dia menerima dan
menganggap bagian dari dirinya
 Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun
 Mencari perhatian suami
 Berkonstentrasi pada kebutuhan bayi dan dirinya
 Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan
perlengkapan bayinya
 Perasaan cenderung stabil
Ayah :
 Merasa senang dengan pergerakkan janin
 Melibatkan diri dengan masalah kehamilan istrinya
 Memberikan perhatian yang dibutuhkan istrinya
 Bila merasa gagal dalam memberikan perhatian, ayah menghabiskan
waktu diluar rumah
 Bila berhasil , perhatian yang diberikan lebih besar lagi
3. Trimester III
Ibu :
 Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan
postur tubuh atau terjadi gangguan body image
 Merasa tidak feminism menyebabkan perasaan takut perhatian suami
berpaling atau tifak menyenangi kondisinya
 6 – 8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat,
merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
 Adanya perasaan tidak nyaman
 Sukar tidur karena kondisi fisik atau frustasi akan persalianna yang akan
dialaminya
 Menyibukkan diri dalam persiapan menghadapi persalinan

Ayah :

 Meningkatnya perhatian pada kehamilan istrinya


 Meningkatnya tanggung jawab finansial
 Perasaan takut kehilangan istri dan bayinya
 Adaptasi terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan istrinya
B. Saran
Mempelajari dan memahami bagaimana perubahan fisiologis dan psikologis
selama masa kehamilan. Oleh karena itu peran bidan sangatlah penting dalam
memberikan konseling pada ibu hamil mengenai perubahan-perubahan yang terjadi
selama masa kehamilan. Sehingga, ibu hamil bisa mengatasi perubahan-perubahan
tersebut tanpa ada rasa cemas, khawatir, takut dan sebagainya. Jadi, ibu bisa menjalani
proses kehamilannya dengan normal dan bahagia.
DAFTAR PUSTAKA

Evi Rinata, dkk ( 2018 ). Karaketristik Ibu (Usia, Paritas, Pendidikan) dan Dukungan
Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III. Sidoarjo : Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo

Wilis Dwi. ( 2018 ). Adaptasi Psikologis Ibu Hamil dalam Pencapaian Peran Sebagai Ibu
di Puskesmas Kembaran II Kabupaten Banyumas. Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purwokerto

Meta Briliani,dkk ( 2022 ). Perubahan Adaptasi Psikologi pada Ibu Hamil. Palembang :
Poltekkes Kemenkes Palembang

Listia Dwi Febriati, dkk. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Adaptasi
Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil. Yogyakarta : Universitas Respati Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai