PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Adaptasi psikologis masa nifas merupakan suatu proses adaptasi dari seorang ibu
post partum, dimana pada saat ini ibu akan lebih sensitive dalam segala hal,
terutama yang berkaitan dengan dirinya serta bayinnya. Perubahan psikologis
mempunyai peranan yang sangat penting. Peran bidan sangat penting dalam hal
memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan
psikologis yang dilakukan bidan pada pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan
psikologis yang patologis. Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya
merupakan dukungan positif bagi ibu. Proses adaptasi psikologis pada seorang
ibu sudah dimulai sejak dia hamil. Wanita hamil akan mengalami perubahan
psikologis yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti
sering menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi
senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil. Proses adaptasi berbedabeda antara satu ibu dengan yang lain. Pada awal kehamilan ibu beradaptasi, ibu
menerima seorang bayi sebagai bagian dari dirinya. Perasaan gembira bercampur
dengan kekhawatiran dan kecemasan menghadapi perubahan peran yang sebentar
lagi akan dijalani. Seorang wanita setelah sebelumnya menjalani fase sebagai
anak kemudian berubah menjadi istri, dan sebentar lagi dia harus bersiap menjadi
seorang ibu. Proses adaptasi ini memerlukan waktu untuk bisa menguasai
perasaan dan pikirannya. Semakin lama akan timbul rasa memiliki pada janin nya
sehingga ada rasa ketakutan akan kehilangan bayi nya atau perasaan cemas akan
kesehatan bayi nya. Ibu akan berfikir bagaimana bentuk fisik bayi nya sehingga
muncul mental image tentang gambaran bayi yang sempurna dalam pikiran ibu
seperti berkulit putih, gemuk, montok dll. Seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan. Perubahan tubuh yang dialami seorang wanita juga mempengaruhi
kondisi psikologisnya.
1.2 Rumusan masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASA NIFAS
Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam
minggu berikutnya. Masa nifas dapat diartikan pula masa sejak selesainya
persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota badan serta
psikososial yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan selama 6
minggu.
yang
berupa
memantau
keadaan
fisik
[sikologis,
spiritual,
hadirnya bayi yang baru lahir, dorongan serta perhatian keluarga lainnya
merupakan dukungan positif bagi ibu.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas
adalah sebagai berikut :
Fungsi menjadi orang tua
Respon dan dukungan dari keluarga
Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan
4
dan harus
melewati masa transisi. Masa transisi pada post partum yang harus
diperhatikan bidan adalah
dimana terjadi intiminasi dan kontak yang lama antara ibu, ayah anak. Hal
tersebut dapat dikatakan sebagai psikis honey moon, dimana tidak
memerlukan hal-hal yang romantic secara biologis. Masing masing saling
memperhatikan anaknya dan menciptakan hal yang baru.
Bounding attachment atau ikatan kasih Dimula sejak dini begitu bayi
dilahirkan. Bounding adalah suatu istilah untuk menerangkan hubungan antara
ibu dan anak, sedangkan attachment adalah suatu keterikatan anatar orang tua
dan anak. Peran bidan penting sekali untuk memikirkan bagaimana hal
tersebut dalat terlaksana. Partisipasi suami dalam proses persalinan
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kasih tersebut.
Perubahan biologis pada klien postpartum akan diikuti oleh perubahan
psikologis secara simultan. Sehingga klien harus beradaptasi secara
menyeluruh,
Menjadi orang tua adalah merupakan krisis dari melewati masa transisi.
Masa transisi pada postpartum yang harus diperhatikan adalah :
1. Fase Honeymoon
Fase honeymoon adalah fase anak lahir dimana terjadi intimasi dan kontak
lama antara ibu, ayah, anak. Hal ini dapat dikatakan psikis Honeymoon yang
tidak memerlukan hal-hal yang romantik.Masing-masing saling
memperhatikan anaknya dan mencipatakan hubungan yang baru.
2. Ikatan kasih (Bounding Attachment)
Terjadi pada Kala IV, dimana diadakan kontak anatara ibu, ayah, anak, dan
tetap dalam ikatan kasih, penting bagi bidan untuk memikirkan bagaimana
agar hal tersebut dapat terlaksana partisipasi suami dalam proses persalinan
merupakan salah satu upaya untuk proses ikatan kasih tersebut.
3. Fase pada masa nifas:
Pada fase ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan
perawatan diri dan bayinya. Pada saat ini bidan mutlak memberikan semua
tindakan keperawatan seperti halnya menghadapi kesiapan ibu menerima bayi,
petunjuk-petunjuk yang harus diikuti tentang bagaimaa mengungkapkan dan
bagaimana mengaturnya. Bidan harus berhati-hati dalam memberikan
instruksi dan tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Apabila klien merasa
tidak mampu berbuat seperti yang diperbuat oleh bidan maka bidan harus
membantu ibu dalam melaksanakan kegiatan atau tugas yang telah
didemonstrasikan dan memberi pujian untuk setiap tindakan yang tepat. Bila
ibu sudah merasakan lebih nyaman, maka ibu sudah masuk dalam tahap kedua
maternal touch yaitu total hand contacy dan akhirnya pada tahap ketiga yang
disebut envolding. Dan periode ini berlangsung selama 10 hari.
3. Fase letting go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase
ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bainya. Terjadi peningkatan akan
perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih
mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami
dan keluarga mampu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih
diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya. Fase ini klien sudah mampu
merawat dirinya sendiri dan mulai disibukkan tanggung jawabya sebagai ibu.
Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali kerumah.
C. POSTPARTUM BLUES
Pengertian
Adakalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya.
Keadaan ini disebur dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan
perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima keadaan
bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah
yang dirasakan.Selain itu, juga karena perubahan fisik dan emosional selama
masalah kecil
Menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat social
Mudah marah dan mudah terhasut
Cemas tanpa sebab
Menangis
Tidak sabar
Tidak percaya diri
Sensitive
Mudah tersinggung, merasa kurang menyayangi bayinya
b) Gejala Medis
Sampai saat ini belum ada tes khusus yag dapat mendiagnosis gejala
langsung post partum blues. Secara medis dokter menyimpulkan
beberapa simtom yang dapat yang tampak dapat disimpulkan sebagai
gangguan depresi post partum blues bila memenuhi criteria gejala
yang ada. Kekurangan hormone tiroid pada individu yang mengalami
kelelahan yang luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang
mengalammi post partum blues mempunyai jumlah kadar tiroid yang
sangat rendah.
b. Faktor yang menyebabkan terjadinya post partum
o Faktor hormonal berupa perubahan estrogen, progesterone, prolaktin, dan
estriol yang terlalu rendah. Kadar estrogen turun secara bermakna setelah
melahirkan ternyata estrogen memiliki efek supresi aktivitas enzim non
adrenalin maupun serotonin yyang berperan dalam suasana hati dan
kejadian depresi
o Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan pada
emosional seperti payudara bengkak, nyeri jahitan dan rasa mules
o Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional
yang kompleks
10
c.
d.
e.
f.
melahirkan
g. Bersikap fleksibel dan tidak terlalu perfeksionis dalam mengurus bayi atau
h.
i.
j.
k.
l.
rumah tangga
Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
Kebutuhan istirahat yang cukup tidurlah ketika bayi tidur
Berolahraga ringan
Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
Dukungan tenaga kesehatan, dukungan suami, keluarga, teman, dan sesame
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ibu.
Penyebab post partum blues :
Perubahan hormone
Stress
Asi tidak keluar
Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh
Kelelahan pasca melahirkan dan sakitnya pasca operasi
Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun
persalan lainny
7. Problem dengan oranng tua dan mertua
8. Takut kehilangan bayi
9. Sendirian mengurus bayi
10. Takut untuk memulai hubugan suami istri, anak akan terganggu
11. Bayi sakit
12. Rasa bosan ibu
13. Problem dengan si sulung
Berikut ini upaya yang mungkin dapat mengurangi resiko post partum:
1. Pelajari diri sendiri
11
13
14
Dalam
penelitiannya,
Mercer
menemukan
enam
faktor
yang
4. Personal
Adalah tahap akhir pencapaian peran, yaitu ketika wanita telah mahir
melaksanakan perannya sebagai ibu.Ia telah mampu menentukan caranya
sendiri dalam melaksanakan peran barunya itu.
Menurut Rubin pencapaian peran ibu dimulai sejak awal kehamilan
ibu sampai 6 bulan setelah melahirkan, sedangkan menurut Mercer, peran ini
umumnya dimulai sejak bayi lahir, yaitu pada 3-7 bulan pascapartum.
Faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ibu menurut Mercer :
a. Faktor ibu
Usia ibu pada waktu melahirkan
Presepsi ibu sewaktu melahirkan anak pertama kali
Memisahkan ibu dan anak secepatnya
Stres sosial
Dukungan sosial
Konsep diri
Sifat pribadi
Sikap terhadap membesarkan anak
Status kesehatan ibu
b. Faktor bayi
Tempramen
Kesehatan bayi
c. Faktor lain
Latar belakang etnik
Status perkawinan
Status ekonomi
Postpartum depression bisa terjadi jika sesorang pernah mengalami hal-hal
di bawah ini:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
17
Salah satu masalah psikologis yang umum terjadi pada masa nifas adalah
maternity blues atau postpartum blues atau baby blues. Baby blues adalah
gangguan suasana hati (mood) yang dialami oleh sekitar 50 % wanita setelah
melahirkan. Gangguan ini dapat terjadi sejak hari pertama pasca melahirkan dan
cenderung memburuk pada hari ke-3 sampai ke-5 persalinan. Baby Blues
cenderung menyerang dalam rentang 14 hari, terhitung setelah persalinan. Jika
tidak ditangani, kondisi ini akan berdampak pada perkembangan anak. Ada 4
faktor penyebab baby blues yaitu
1. Hormonal
Setelah persalinan, kadar hormon kortisol atau hormon pemicu stres pada
tubuh ibu meningkat hingga mendekati kadar penderita depresi. Disaat yang
sama, hormon laktogen dan prolaktin, yaitu hormon pemicu produksi ASI
juga meningkat, sedangkan kadar progesteron menjadi sangat rendah. Kondisi
ini kemudian menimbulkan keletihan fisik paad ibu dan memicu depresi.
2. Psikologis
Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua perhatian
tertuju pada anak yang baru lahir. Padahal pada saat seperti ini, ibu
membutuhkan banyak perhatian keluarga. Kondisi ini mungkin diperparah
oleh perasaan kecewa karena penmapilan si kecil tidak sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Fisik
Kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan,
mengganti popok dan menimang sepanjang hari, bahkan tidak jarang dimalam
hari, sangat menguras tenaga. Terlebih jika tidak ada bantuan dari suami atau
anggota keluarga yang lain.
4. Sosial
Ibu merasa sulit menyesuaikan diri dengan peran baru sebagi ibu. Gaya hidup
ibu akan berubah drastis dan ia akan merasa dijauhi oleh lingkungan, juga
masih terikat terus dengan bayinya.
Gejala Depresi Pascapartum
Menangis tanpa sebab
Berkeringat dingin
18
Sesak nafas
Sulit tidur/insomnia
Mudah sedih
Tampak murung
Merasa bersalah dan tidak berharga
Punya pikiran negatif terhadap suami
Gangguan nafsu makan
Gangguan konsentrasi
Stres serta sikap tidak tulus dari ibu yang terus menerus diterima oleh
bayi nanti dapat membuat anak tumbuh menjadi anak yang cengeng,
cenderung rewel, mudah cemas, sekaligus pemurung. Dampak lainnya adalah
anak mudah sakit. Uapaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meminta bantuan orang lain untuk mengurus bayinya
2. Istirahat atau tidur yang cukup
3. Mengonsumsi makanan yang bergizi agar kondisi tubuh cepat pulih sehat dan
segar. Hindari minuman yang mengandung kafein
4. Berbagi rasa dengan suami atau orang terdekat lainnya. Dukunga mereka
dapat membantu mengurangi depresi.
F. MASALAH SEKSUAL PASCAPARTUM
Masalah seksual yang sering ditemukan pada masa pascapartum antara lain :
1. Ketidaknyamanan saat berhubungan seksual.
2. Takut mengalami infeksi
3. Takut mengalami luka
4. Takut hamil
5. Emosi
6. Kelelahan
7. Kemarahan
8. Dendam/ kebencian
9. Sakit akibat pembedahan SC
10. Pandangan terhadap citra tubuh
11. Kekhawatiran seputar laktasi
12. Penurunan dorongan seksualsaat terjadi depresi pascapartum
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adaptasi psikologis masa nifas merupakan suatu proses adaptasi dari seorang
ibu post partum, dimana pada saat ini ibu akan lebih sensitive dalam segala hal,
terutama yang berkaitan dengan dirinya serta bayinnya. Perubahan psikologis
mempunyai peranan yang sangat penting. Peran bidan sangat penting dalam hal
memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis
yang dilakukan bidan pada pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis
yang patologis.
20
III.
keluarga
Suatu tingkat ketrampilan dalam komunikasi dan dalam memberi
IV.
V.
kehilangan.Sedangkan
duka
merupakan
respon
individu
terjadi
terhadap
lingkungan.
3.2 SARAN
Kami selaku penyusun merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber bacaan yang bermanfaat dan dapat digunakan sebaikbaiknya.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Marmi,
dkk.2013.PENGANTAR
Pustaka Pelajar
2. Ayu Dahmayanti
Chandra
PSIKOLOGI
,
dkk.
KEBIDANAN.Yogyakarta:
Buku
Ajar
PSIKOLOGI
23
UJI KOMPETENSI
1.
2.
3.
4.
5.
24
nafsu makan terganggu, hingga sulit tidur. Faktor yang mempengaruhi baby
blues pada ibu tersebut adalah ...
a. Hormonal
b. Psikologis
c. Fisik
d. Sosial
e. Ekonomi
7. Jika ibu sudah mengalami tanda-tanda baby blues, maka upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya adalah ... (A)
1) Meminta bantuan orang lain untuk mengurus bayinya
2) Istirahat atau tidur yang cukup
3) Mengonsumsi makanan yang bergizi
4) Menangis untuk meluapkan emosi
8. Ny. B 3 hari postpartum datang ke BPM Adinda dengan keluhan susah tidur,
mengalami penurunan berat badan yang drastic, ibu mengatakan kehilangaan
selera makan, makan 1x sehari dengan porsi sedang dengan sayur dan tempe
tahu. Ibu sedih dengan keadaannya, dan tidak terlalu bahagia dengan
kehadiran bayi. Gejala yang dialami Ny. B adalah
a. Postpartum depression
b. Postpartum stress
c. New Mother Depression
d. Postpartum syndrome
e. Dismiss syndrome
9. Ny. Mila mengalami postpartum blues dikarenakan beliau belum bisa
memberikan ASI kepada bayinya dengan optimal. Berbagai cara sudah
dilakukan untuk melancarkan produksi ASInya dan si bayi pun sebenarnya
mau menyusu. Berdasar kasus di atas, factor apa yang menyebabkan Ny. Mila
mengalami postpartum blues?
a. Hormonal
b. Psikologis
c. Fisik
d. Social
e. Intelektual
10. Ny. Endang usia 23 tahun P1A0Ah1 post partum hari kedua, mengeluh belum
dapat merawat bayinya dan khawatir tentang kesehatan bayinya.
Berdasarkan kasus diatas, Ny. Endang masuk dalam masa post partum fase
apa?
25
a.
b.
c.
d.
Taking in
Depression
Letting Go
Taking hold
26