DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
1. AJENG TOWAKA
2. ANISA PUTRI LASULIKA
3. SITI HADRINKA USMAN
4. SITI RAVELIA A. HUSEIN
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehdirat Tuhan yang maha esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunianya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Perubahan dan adaptasi psikologi
pasca persalinan dan menyusui”
Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyelesaikan dengan baik pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan rendah
hati menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1............................................................................................................... Lata
r Belakang.............................................................................................1
1.2............................................................................................................... Rum
usan Masalah........................................................................................2
1.3............................................................................................................... Tuju
an...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Pada Masa Nifas...............................3
2.2. Periode Taking In, Taking Hold dan Letting Go.................................3
2.3. Postpartum Blues.................................................................................4
2.4. Depresi Postpartum.............................................................................5
2.5. Postpartum Psikosa..............................................................................6
2.6. Kesedihan dan Duka Cita....................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas?
2. Apa yang dimaksud dengan Periode Taking In, Taking Hold dan Letting
Go?
3. Apa yang dimaksud dengan Postpartum Blues?
4. Apa yang dimaksud dengan Depresi Postpartum?
5. Apa yang dimaksud dengan Postpartum Psikosa?
6. Apa yang dimaksud dengan Kesedihan dan Duka Cita?
1.3. Tujuan
1. Menjelaskan proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas
2. Menjelaskan Periode Taking In, Taking Hold dan Letting Go
3. Menjelaskan Postpartum Blues
4. Menjelaskan Depresi postpartum
5. Menjelaskan Postpartum Psikosa
6. Menjelaskan Kesedihan dan duka cita
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Taking Hold
Taking Hold yaitu periode yang berlangsung selama 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu mulai merasakan kekhawatiran akan
ketidakmampuan memenuhi tanggung jawabnya dalam merawat bayi.Ibu
memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan
gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu.
Dukungan moril dari lingkungan sangat diperlukan untuk menumbuhkan
kepercayaan diri.
3. Letting Go
Letting Go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan dimana ibu
sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu
memahami bahwa bayi butuh untuk disusui sehingga ibu siap terjaga untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya
sudah meningkat pada fase ini. Ibu lebih percaya diri dalam menjalani
peran barunya, sehingga ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri
dan bayinya. Dukungan keluarga, terutama suami sangat diperlukan oleh
ibu dalam hal ikut membantu merawat bayi atau menegrjakan urusan rumah
tangga, sehingga ibu tidak terlalu terbebani, karena ibu juga memerlukan
istirahat yang cukup agar kondisi fisiknya tetap bagus dan dapat optimal
dalam merawat bayinya.
4
2.3. Postpartum Blues
Postpartum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan
tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan) gangguan suasana hati setelah
persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi ataupun dengan
dirinya sendiri. Postpartum blues ini muncul pada minggu pertama sampai kedua
setelah melahirkan yang pncaknya pada hari ke tiga sampai kelima.
Penyebab postpartum blues belum diketahui secara pasti. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan postpartum blues, salah satunya yaitu dukungan sosisal
(Ningrum,2017). Dukungan sosial bisa berasal dari suami, keluarga dan
tetangga/lingkungan. Penyebab postpartum blues yang lain yaitu terjadi pada
wanita primipara karena berada dalam masa adaptasi, bagi wanita primipara
kondisi setelah melahirkan dapat menimbulkkan stres, karena perubahan
peran.Gejala yang dialami oleh ibu adalah perasaan sedih, sensitif, mudah
menangis, insomnia, mudah cemas, merasa tidak berdaya dan tidak berguna,
anoreksia. Kondisi ini berlangsung beberapa jam setelah persalinan sampai
beberapa hari tergantung dari dukungan yang di terima ibu oleh ibu. Jika tidak
tertangani akan berkembang menjadi lebih berat pada beberapa minggu dan bulan.
Postpartum blues akan menyebabkan ibu yang mengalaminya merasa tidak
nyaman, apabila gejala postpartum blues menetap dan tidak cepat tertangani akan
berubah menjadi depresi atau psikosa postpartum dengan menampakkan gejala
yang membahayakan seperti menyakiti diri sendiri dan bayinya, juga dapat
berdampak pada proses laktasi.
5
bahkan ide bunuh diri. Pada kasus yang berat depresi dapat menjadi psikotik,
dengan halusinasi, waham dan pikiran untuk membunuh bayi. Diketahui sekitar
20-40% wanita melaporkan adanya suatu gangguan emosional atau disfungsi
kognitif pasa masa pascapersalinan.
Dampak negatif dari depresei pospartum tidak hanya dialami oleh ibu,
namun dapat berdampak pada anak dan keluarganya juga. Ibu yang mengalami
depresi tersebut, minat dan ketertarikan terhadap bayinya dapat berkurang. Ibu
menjadi kurang merespon dengan positif seperti pada saat bayinya menangis,
tatapan matanya, ataupun gerakan tubuh. Akhirnya ibu yang mengalami depresi
post partum tidak mampu merawat bayinya secara optimal termasuk menjadi
malas memberikan ASI secara langsung (wahyuni 2014).
Penyebab depresi post partum belum diketahui secara pasti, namun banyak
penelitian dan pustaka yang menyebutkan penyebab gangguan tersebut dapat
berasal dari faktor biologis maupun psikososial. Penurunan hormon progesteron
yang signifan dapat mempengaruhi suasana hati dari ibu. Perubahan ini terlihat
dengan adanya gejala depresi seperti lemas dan lesu.
6
a. Psikosa fungsional
Merupakan gangguan psikologi yang penyebabnya terletak pada aspek
kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat
keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang
terjadi dalam kehidupan sesorang.
b. Psikosa organik
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-
sebab dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam
jiwa seseorang.
Penelitian psikodinamik menunjukan, pada gangguan psikiatrik pasca
persalinan terdapat konflik antara ibu dengan perannya sebagai ibu harus
mengasuh anaknya, dengan kelahiran anaknya dan hubungan dengan suaminya.
Konflik ini mempunyai peranan dalam menentukan identitas dirinya sebagai ibu
yang tidak dapat berkomunikasi dengan bayinya, menghabat ibu menemukan jati
dirinya, dan merupakan hambatan dini hubungan timbal balik anatara ibu dan
anak.
Gangguan psikoatrik yang terjadi pada masa pasca persalinan bukan suatu
sindrom psikiatrik yang baru, tapi merupakan gangguan yang bisa didapat antara
lain, postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis postpartum. Gangguan ini
dapat terjadi mulai sejak hari pertama sampai 4-6 minggu pasca melahirkan.
Bahkan marce sosiety mengemukakan psikosa ini dapat terjadi sampai 1 tahun
setelah melahirkan.
7
bergantung pada hubungan dan keterlibatan individu dengan orang yang
meninggal.
Kehilangan maternitas termasuk dari hal yang di alami oleh wanita yang
mengalami inverpilitas atau wanita yang tidak mampu hamil/tidak mampu
mempertahankan kehamilannya yang mendapatkan bayinya hidup,kemudian
kehilangan harapan ( prematuritas atau kecacatan kongenital ) dan kehilangan
yang di bahas sebagai penyebab dari post partum blues atau kehilangan kematian
internal dengan bayinya dan perhatian. Kehamilan dan kelahiran biasnya
merupakan proses yang normal,alami,sehat.sebagai bidan kita membantu dan
melindungi proses kelahiran tersebut sebagai bidan kita percaya bahwa model
asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran adalah yang
paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran.
Dalam hal ini berduka menjadi tiga tahap
a. Tahap siop
Tahap ini merupakan tahap awal dari sebuah kehilangan, manifestasi perilaku
meliputi penyakalan, jengkel, marah, ketidakpercayaan, kosongan, kesedihan,
rasa bersalah, isolasi, menangis, intovesi, tidak rasional, kewaspadaan, rasa
takut dan lain-lain
b. Tahap penderitaan (Fase realitas)
Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya penyesuaian terhadap
realitas yang harus ia lakukan terjadi pada periode ini contohnya,orang yang
berduka akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya tanpa kehadiran orang
yang disayanginya.Dalam tahap ini akan selalu terkenang terhadap orang yang
di cintainnya sehingga akan muncul perasaan marah, dan takut.
c. Tahap Resolusi (Fase menentukan hal yang bermakna)
Selama periode ini orang yang berduka akan merasakan
kehilangan,penyesuaian telah komplet,dan individu kembali pada fungsinya
kemajuan ini telah berhasil karena adanya penanaman emosi seseorang
terhadap hubungan orang lain yang lebih bermakna.
8
Bidan dapat membantu orangtua untuk melalui proses berduka,sekligus
memfasilitasi pendekatan mereka dan anak yang tidak sempurna dengan
menyediakan lingkungan yang nyaman.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara psikologi, seorang ibu yang baru saja melahirkan akan mengalami
perubahan. Ibu mengalami perubahan emosi selama masa nifas, seiring dengan
ibu yang bisa menyesuaikan diri untuk berperan menjadi seorang ibu. . Proses
perubahan psikologis pada masa postpartum ini merupakan peristiwa yang normal
(fisiologis).Adaptasi psikologis pada periode postpartum merupakan penyebab
stres emosional terhadap ibu baru, bahkan bisa menjadi kondisi yang sulit jika
terjadi perubahan fisik yang hebat. Kesejahteraan emosional ibu selama periode
pascapersalinan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keleahan pemberian
makan yang suksespuasdengan perannya sebagai ibu, cemas dengan kesehatannya
sendiri atau bayinya serta tingkat dukungan yang tersedia untuk ibu.
3.2 Saran.
10
DAFTAR PUSTAKA
11