Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGI PADA PASCA


PERSALINAN DAN MENYUSUI

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5

1. AJENG TOWAKA
2. ANISA PUTRI LASULIKA
3. SITI HADRINKA USMAN
4. SITI RAVELIA A. HUSEIN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO
T.A 2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehdirat Tuhan yang maha esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunianya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Perubahan dan adaptasi psikologi
pasca persalinan dan menyusui”

Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyelesaikan dengan baik pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan rendah
hati menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Gorontalo, 28 Maret 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1............................................................................................................... Lata
r Belakang.............................................................................................1
1.2............................................................................................................... Rum
usan Masalah........................................................................................2
1.3............................................................................................................... Tuju
an...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Pada Masa Nifas...............................3
2.2. Periode Taking In, Taking Hold dan Letting Go.................................3
2.3. Postpartum Blues.................................................................................4
2.4. Depresi Postpartum.............................................................................5
2.5. Postpartum Psikosa..............................................................................6
2.6. Kesedihan dan Duka Cita....................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................10


3.1. Kesimpulan..........................................................................................10
3.2. Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara psikologi, seorang ibu yang baru saja melahirkan akan mengalami
perubahan. Ibu mengalami perubahan emosi selama masa nifas, seiring dengan
ibu yang bisa menyesuaikan diri untuk berperan menjadi seorang ibu. Proses
perubahan psikologis pada masa postpartum ini merupakan peristiwa yang normal
(fisiologis). Namun bisa saja perubahan yang dialami ini menjadi kondisi yang
berlebihan atau menyimpang dari normal sehingga perlu difasilitasi untuk
melaluinya sehingga ibu mampu beradaptasi dengan baik. Peran bidan sangat
diperlukan dalam memberikan asuhan kebidanan dalam masa nifas ini untuk
menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas
tersebut.
Proses kehamilan, persainan dan nifas merupakan peristiwa normal dalam
siklus kehidupan seorang perempuan, namun beberapa ibu mengalami perubahan
psikologis yang berarti bahkan mungkin mengalami stres postpartum. Penyebab
perubahan psikologis maupun gangguan psikologis (psikopatoogi) pada masa
postpartum merupakan beberapa hal yangenjadi penyebab ketidakbahagiaan
dalam kehidupan seorang ibu, misalnya status sosial, ekonomi rendah,
kemiskinan, kekerasan dalam rumah tangga. Seorang bidan mempunyai peran
penting dalam membantu ibu dan pasangannya untuk mempersiapkan fisik sosia,
emosi dan psikologis selama masa nifas. Oleh karenaitu pengetahuan dan
pemahaman dasar mengenai psikologis masa nifasmerupakan hal yangsangat
pentingbagi bidan dalam memberikanasuhan kebidanan. Bidan harusampu
membedakan dengan psikopatologi yang mungkin dialami oleh beberapa ibu
postpartum.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas?
2. Apa yang dimaksud dengan Periode Taking In, Taking Hold dan Letting
Go?
3. Apa yang dimaksud dengan Postpartum Blues?
4. Apa yang dimaksud dengan Depresi Postpartum?
5. Apa yang dimaksud dengan Postpartum Psikosa?
6. Apa yang dimaksud dengan Kesedihan dan Duka Cita?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas
2. Menjelaskan Periode Taking In, Taking Hold dan Letting Go
3. Menjelaskan Postpartum Blues
4. Menjelaskan Depresi postpartum
5. Menjelaskan Postpartum Psikosa
6. Menjelaskan Kesedihan dan duka cita

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Proses Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas


Adaptasi psikologis pada periode postpartum merupakan penyebab stres
emosional terhadap ibu baru, bahkan bisa menjadi kondisi yang sulit jika terjadi
perubahan fisik yang hebat. Kesejahteraan emosiona ibu selama periode
pascapersalinan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keleahan pemberian
makan yang suksespuasdengan perannya sebagai ibu, cemas dengan kesehatannya
sendiri atau bayinya serta tingkat dukungan yang tersedia untuk ibu.
Perubahan yang mendadak dan dramatis pada status hormonal
menyebabkan ibu yang berada pada masa nifas menjadi sensitif terhadap faktor-
faktor yang dalam keadaan normal maupun diatasinya. Disamping perubahan
hormona, cadangan fisiknya sering terkuras oleh tuntutan kehamilan serta
persalinan. Keadaan kurang tidur, lingkungan yang asing baginya dan oleh
kecemasan akan bayi, suami atau anak-anaknya yang lahir.

2.2. Periode Taking In, Taking Hold dan Letting Go


1. Taking In
Taking In yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari hari
pertama sampai kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang
berfokus pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali akan menceritakan
proses persalinan yang di alaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu
menceritakan tentang kondisi dirinya sendiri, ketidaknyamanan fisik yang
dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang
tidur dan kelelahan. Hal tersebut membuat ibu memerlukan istirahat yang
cukup untuk mencegah terjadinya gangguan psikologis yang mungkin di
alami seperti mudah tersinggung, menangis sehingga ibu cenderung
menjadi pasif.

3
2. Taking Hold
Taking Hold yaitu periode yang berlangsung selama 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu mulai merasakan kekhawatiran akan
ketidakmampuan memenuhi tanggung jawabnya dalam merawat bayi.Ibu
memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan
gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu.
Dukungan moril dari lingkungan sangat diperlukan untuk menumbuhkan
kepercayaan diri.

Bagi petugas kesehatan, pada fase ini merupakan kesempatan yang


baik memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang
diperlukan oleh ibu nifas. Tugas bidan yaitu mengajarkan cara merawat
bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas,
memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti kebutuhan
gizi, istirahat, kebersihan diri.

3. Letting Go
Letting Go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan dimana ibu
sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu
memahami bahwa bayi butuh untuk disusui sehingga ibu siap terjaga untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya
sudah meningkat pada fase ini. Ibu lebih percaya diri dalam menjalani
peran barunya, sehingga ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri
dan bayinya. Dukungan keluarga, terutama suami sangat diperlukan oleh
ibu dalam hal ikut membantu merawat bayi atau menegrjakan urusan rumah
tangga, sehingga ibu tidak terlalu terbebani, karena ibu juga memerlukan
istirahat yang cukup agar kondisi fisiknya tetap bagus dan dapat optimal
dalam merawat bayinya.

4
2.3. Postpartum Blues
Postpartum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan
tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan) gangguan suasana hati setelah
persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi ataupun dengan
dirinya sendiri. Postpartum blues ini muncul pada minggu pertama sampai kedua
setelah melahirkan yang pncaknya pada hari ke tiga sampai kelima.
Penyebab postpartum blues belum diketahui secara pasti. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan postpartum blues, salah satunya yaitu dukungan sosisal
(Ningrum,2017). Dukungan sosial bisa berasal dari suami, keluarga dan
tetangga/lingkungan. Penyebab postpartum blues yang lain yaitu terjadi pada
wanita primipara karena berada dalam masa adaptasi, bagi wanita primipara
kondisi setelah melahirkan dapat menimbulkkan stres, karena perubahan
peran.Gejala yang dialami oleh ibu adalah perasaan sedih, sensitif, mudah
menangis, insomnia, mudah cemas, merasa tidak berdaya dan tidak berguna,
anoreksia. Kondisi ini berlangsung beberapa jam setelah persalinan sampai
beberapa hari tergantung dari dukungan yang di terima ibu oleh ibu. Jika tidak
tertangani akan berkembang menjadi lebih berat pada beberapa minggu dan bulan.
Postpartum blues akan menyebabkan ibu yang mengalaminya merasa tidak
nyaman, apabila gejala postpartum blues menetap dan tidak cepat tertangani akan
berubah menjadi depresi atau psikosa postpartum dengan menampakkan gejala
yang membahayakan seperti menyakiti diri sendiri dan bayinya, juga dapat
berdampak pada proses laktasi.

2.4. Depresi Postpartum


Depresi post partum merupakan gangguan mood yang terjadi setelah
melahirkan. Gangguan ini merefleksikan disregulasi psikologikal yang merupakan
tanda dari gejala-gejala depresi mayor (kusuma, 2017). Depresi post partum
biasanya dialami oleh ibu setelah 4 minggu melahirkan. Tanda-tanda yang
menyertainya adalah perasaan sedih, menurunya suasana hati, kehilangan minat
dalam kegiatan sehari-hari, peningkatan atau penurunan berat badan secara
signifkan, merasa tidak berguna atau bersalah, kelelahan, penurunan konsentrasi

5
bahkan ide bunuh diri. Pada kasus yang berat depresi dapat menjadi psikotik,
dengan halusinasi, waham dan pikiran untuk membunuh bayi. Diketahui sekitar
20-40% wanita melaporkan adanya suatu gangguan emosional atau disfungsi
kognitif pasa masa pascapersalinan.
Dampak negatif dari depresei pospartum tidak hanya dialami oleh ibu,
namun dapat berdampak pada anak dan keluarganya juga. Ibu yang mengalami
depresi tersebut, minat dan ketertarikan terhadap bayinya dapat berkurang. Ibu
menjadi kurang merespon dengan positif seperti pada saat bayinya menangis,
tatapan matanya, ataupun gerakan tubuh. Akhirnya ibu yang mengalami depresi
post partum tidak mampu merawat bayinya secara optimal termasuk menjadi
malas memberikan ASI secara langsung (wahyuni 2014).
Penyebab depresi post partum belum diketahui secara pasti, namun banyak
penelitian dan pustaka yang menyebutkan penyebab gangguan tersebut dapat
berasal dari faktor biologis maupun psikososial. Penurunan hormon progesteron
yang signifan dapat mempengaruhi suasana hati dari ibu. Perubahan ini terlihat
dengan adanya gejala depresi seperti lemas dan lesu.

2.5 Postpartum psikosa

Postpartum psikosa merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai


waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality) yang terjadi
kira-kira 3-4minggu pasca persalinan. Merupakan gangguan gangguan jiwa yang
seius, yang timbul akibat penyebab organic maupun emosional (fungsional) dan
menunjukan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional,
mengingat, berkomunikasi menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan
itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntunan hidup sehari-hari sangat
terganggu. Postpartum psikosa adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama
dalam 6minggu setelah melahirkan. Psikosa terbagi dalam dua golongan besar,
yaitu:

6
a. Psikosa fungsional
Merupakan gangguan psikologi yang penyebabnya terletak pada aspek
kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat
keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang
terjadi dalam kehidupan sesorang.
b. Psikosa organik
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-
sebab dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam
jiwa seseorang.
Penelitian psikodinamik menunjukan, pada gangguan psikiatrik pasca
persalinan terdapat konflik antara ibu dengan perannya sebagai ibu harus
mengasuh anaknya, dengan kelahiran anaknya dan hubungan dengan suaminya.
Konflik ini mempunyai peranan dalam menentukan identitas dirinya sebagai ibu
yang tidak dapat berkomunikasi dengan bayinya, menghabat ibu menemukan jati
dirinya, dan merupakan hambatan dini hubungan timbal balik anatara ibu dan
anak.
Gangguan psikoatrik yang terjadi pada masa pasca persalinan bukan suatu
sindrom psikiatrik yang baru, tapi merupakan gangguan yang bisa didapat antara
lain, postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis postpartum. Gangguan ini
dapat terjadi mulai sejak hari pertama sampai 4-6 minggu pasca melahirkan.
Bahkan marce sosiety mengemukakan psikosa ini dapat terjadi sampai 1 tahun
setelah melahirkan.

2.6 Kesedihan dan Duka cita


Istilah berduka yang diartikan respon psikologis terhadap kehilangan.proses
berduka sangat bervariasi,tergantung apa yang telah hilang,serta persepsi
keterlibatan individu terhadap kehilangan apapun.Seberapa berta kehilangan
tergantung dari persepsi individu yang menderita kehilangan.derajat kehilangan
individu direfeleksikan dalam respon terhadap kehilangan. Contohnya
kematian,dapat ,menimbulkan respon berduka yang ringan sampai berat,

7
bergantung pada hubungan dan keterlibatan individu dengan orang yang
meninggal.
Kehilangan maternitas termasuk dari hal yang di alami oleh wanita yang
mengalami inverpilitas atau wanita yang tidak mampu hamil/tidak mampu
mempertahankan kehamilannya yang mendapatkan bayinya hidup,kemudian
kehilangan harapan ( prematuritas atau kecacatan kongenital ) dan kehilangan
yang di bahas sebagai penyebab dari post partum blues atau kehilangan kematian
internal dengan bayinya dan perhatian. Kehamilan dan kelahiran biasnya
merupakan proses yang normal,alami,sehat.sebagai bidan kita membantu dan
melindungi proses kelahiran tersebut sebagai bidan kita percaya bahwa model
asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran adalah yang
paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran.
Dalam hal ini berduka menjadi tiga tahap
a. Tahap siop
Tahap ini merupakan tahap awal dari sebuah kehilangan, manifestasi perilaku
meliputi penyakalan, jengkel, marah, ketidakpercayaan, kosongan, kesedihan,
rasa bersalah, isolasi, menangis, intovesi, tidak rasional, kewaspadaan, rasa
takut dan lain-lain
b. Tahap penderitaan (Fase realitas)
Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya penyesuaian terhadap
realitas yang harus ia lakukan terjadi pada periode ini contohnya,orang yang
berduka akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya tanpa kehadiran orang
yang disayanginya.Dalam tahap ini akan selalu terkenang terhadap orang yang
di cintainnya sehingga akan muncul perasaan marah, dan takut.
c. Tahap Resolusi (Fase menentukan hal yang bermakna)
Selama periode ini orang yang berduka akan merasakan
kehilangan,penyesuaian telah komplet,dan individu kembali pada fungsinya
kemajuan ini telah berhasil karena adanya penanaman emosi seseorang
terhadap hubungan orang lain yang lebih bermakna.

8
Bidan dapat membantu orangtua untuk melalui proses berduka,sekligus
memfasilitasi pendekatan mereka dan anak yang tidak sempurna dengan
menyediakan lingkungan yang nyaman.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara psikologi, seorang ibu yang baru saja melahirkan akan mengalami
perubahan. Ibu mengalami perubahan emosi selama masa nifas, seiring dengan
ibu yang bisa menyesuaikan diri untuk berperan menjadi seorang ibu. . Proses
perubahan psikologis pada masa postpartum ini merupakan peristiwa yang normal
(fisiologis).Adaptasi psikologis pada periode postpartum merupakan penyebab
stres emosional terhadap ibu baru, bahkan bisa menjadi kondisi yang sulit jika
terjadi perubahan fisik yang hebat. Kesejahteraan emosional ibu selama periode
pascapersalinan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keleahan pemberian
makan yang suksespuasdengan perannya sebagai ibu, cemas dengan kesehatannya
sendiri atau bayinya serta tingkat dukungan yang tersedia untuk ibu.

3.2 Saran.

Dalam proses menghadapi persalinan dan nifas untuk menghindari


terjadinya gangguan psikologi maka diperlukan dukungan keluarga atau suami
untuk memberikan sentuh kasih sayang ibu bahwa persalinan dan nifs dapat
berjalan lancar mengikut sertakan keluarga untuk memberikan dorangan moril,
cepat tanggap terhadap keluahan ibu dan keluarga serta memberikan bimbingan
untuk berdoa sesuai keyakinan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Susilowati. 2017. Depresi Postpartum Dalam Menghadapi Perubahan Peran


Pada Ibu Nifas. https: // jurnal. stikesmus. ac. id/ index. php/ JKebln/
article/download/87/84
Ina Handayani, Elin Supliyani. 2021. Efetivitas Edukasi Psikologi Terhadap
Dukungan Suami dan Postpartum Blues. https: // jurnal. polibara. ac. Id /
index.php/medsains/article/download/55/48
Lusiana El Sinta Bustami, dkk. 2019. Pengaruh Continuity of Care (CoC) Pada
Asuahan Kebidanan Masa Nifas Postpartum Terhadap Kecenderungan
Depresi Postpartum Pada Ibu Nifas. http: // 2trik. jurnalelektronik.
com/index.php/2trik/article/download/2trik9106/9106
Listia Dwi Febriati, dkk. 2022. Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Terhadap
Adaptasi Perubahan Psikologi Pada Ibu Nifas. https: // prosiding. respati.
ac.id/index.php/PSN/article/downlowad/456/436
Ni Komang Gita Rasmi, dkk. 2018. Adaptasi Psikologi Ibu Postpartum (Fase
Taking-In Di Rumah Sakit). https: // www. jurnal. stikesbaptis. ac. id/
index.php/keperawatan/article/view/326/299
Retno Arienta Sari. 2020. Depresi Postpartum. Jurnal Kesehatan. https: // www.
ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/1586/1107
Riani Astri, dkk. 2020. Dukungan Sosial Pada Ibu Postpartum Primipara
Terhadap Kejadian Postpartum Blues. Jurnal Kesehatan Perintis (Perinti’s
Health Journal). https: // jurnal. upertis. ac. id/ index. php/ JKP/ article/
view/417/237
Rotua Lenawati Tindaon, Elis Anggeria. 2018. Efektivitas Konseling Terhadap
Postpartum Blues Pada Ibu Primipara. http: // jurnal. uinsu. ac. id/ index.
php/kesmas/article/view/1880/1697
Susanti Prasetya Ningrum. 2017. Faktor-Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi
Postpartum Blues. Jurnal Ilmiah Psikologi. https: // journal. uinsgd. ac. id/
index.php/psy/article/download/1589/1363
Silvia Nova, Silisdawati Zagoto. 2020. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Adaptasi Psikologi Pada Masa Nifas Di Klinik Pratama Afiyah Pekan
Baru. Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences).
https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/kebidanan

11

Anda mungkin juga menyukai