Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA IBU HAMIL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu :

Endang Caturini, S. Kep., Ns.,M.Kep

Di Susun Oleh :

Kelompok 11

Intan Ayu Agustin P27220019276

Setiyo Wati P27220019303

Suci Amalia P27220019304

Surati P27220019307

Suwarso P27220019308

Tasya Syafhira P27220019309

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas rahmat

dan karunianya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Sehat Jiwa Pada Ibu Hamil”.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tim penyusun mengalami banyak

permasalahan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah

ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan segala

kerendahan hati, penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing

mata kuliah Keperawatan jiwa yang telah membimbing kami dalam proses

penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun

sistematika penulisannya. Maka dari itu penyusun berterimaksih apabila ada kritik

dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan

seperjuangan.

Surakarta, 5 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan
Layanan Kemanusiaan telah melaporkan bahwa 1 dari 8 orang akan mengalami
gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada wanita.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual
diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan,
peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara
berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya
reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak
menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan
keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II
pada kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit,
dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara
dikandungnya.
Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama
terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah
pada hal finasial, persiapan ruang bayi, perlengkapan bayi sampai pada
pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas
dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat
gangguan emosional yang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kehamilan ?
2. Apa saja perubahan dan adaptasi psikologis selama masa kehamilan ?
3. Apa saja masalah emosi selama kehamilan ?
4. Bagaimana mengetahui gangguan jiwa pada kehamilan dan
penanganannya ?
5. Bagaiman cara mengatasi gangguan psikologis kehamilan ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan sehat jiwa pada ibu hamil ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan
perkembangan psikosial pada ibu hamil.

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi kehamilan
b. Untuk mengetahui perubahan dan adaptasi psikologis selama masa
kehamilan
c. Untuk mengetahui masalah emosi selama kehamilan
d. Untuk mengetahui gangguan jiwa pada kehamilan dan penanganannya
e. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan psikologis kehamilan

D. Tujuan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembelajran ilmu


keperawatan dan dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang Keperawatan
jiwa.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan
wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional
selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena
akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir
kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak
yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut
kehilangan kecantikannya.
Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu
hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran
sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar
melalui serangkaian aktifitas.

B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan


1. Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami
perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk
beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya
dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya
kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role
model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu
muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai
penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.

b. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)


Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya
dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan
mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya
menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi
kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya.
Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan
membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian
ia daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang
berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya
beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk
dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
c. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam
peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia
mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan
melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk
kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan
kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna
untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
d. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya,
namun ia tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk
sedapat mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan
internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan
sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.
C. Perubahan psikologis selama kehamilan
Berikut perubahan psikologis selama kehamilan :
1. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang
ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah
mungkin dirahasiakannya.
f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita,
tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

2. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)


a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
b. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
c. Merasakan gerakan anak.
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e. Libido meningkat.
f. Menuntut perhatian untuk cinta.
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
h. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.

3. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan)


a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka atau sensitif.
h. Libido menurun.

D. Masalah Emosi Selama Kehamilan


Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan
merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi
menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi
terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.
Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma
– norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat
merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional
ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kegiatan sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan
empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek
sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi,
kendali nyeri dan asuhan neonatal).
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:
a. Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak
nyaman.
b. Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita
hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat
kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan
bayi yang dikandungannya.
c. Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses
persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya
mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.

E. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan Penanganannya


Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk
penanganan gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil
dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik
sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan. Terapi
psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi
interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.
1. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan.
Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin
yang dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan
merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku
menghindar serta kecemasan yang berulang.
a. Gangguan kecemasan secara menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang
berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi
kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan
ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya:
gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom
misalnya : nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin,
pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan,
perasaan terancam, iritabel, insomnia.
b. Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran
yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa
menit dan sifatnya berulang secara tak terduga. Serangan panik
terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan
serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang hamil
mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala yang
dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik, jantung
berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur / berkunang, perasaan
gatal, takut mati dan kehilangan kontrol.
c. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup
berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide
yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,misalnya
keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang
dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran
obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.
2. Penanganannya
Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk
mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan
kehamilannya. Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang
mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan gejala
kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam
hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan
hilang.
Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi
menetap dan kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin
diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan
dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual
imagery, latihan kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah
relaksasi otot dan ketegangan otot tidak timbul pada waktu yang sama,
karena itu wanita hamil yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak akan
mengalami gejala gangguan kecemasan.
Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat
anti cemas sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila kecemasan
berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti cemas golongan
benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil dengan adanya
gejala panik yang serius dapat diberikan alprazolam dengan dosis minimum.
Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya
akan memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan
reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin
dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan gejala :
hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan
Bhatt menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan
penggunaan diazepam selama kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah
kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan semangat menghisap.
Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6 minggu.
Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang menggunakan
benzodiazepin sebaiknya tidak menyusui. Penggunaan obat anti cemas
tentang terjadinya kelainan kongenital masih kontroversi. Namun, beberapa
penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama kehamilan
meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.

F. Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil


Tanda dan gejalanya adalah :
1. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
2. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
3. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
4. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
5. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .
6. Senantiasa berfikiran negatif.
7. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
8. Tiba-tiba takut atau gugup.
9. Tidak bisa memusatkan perhatian.
10. Lebih sering lupa
11. Rasa bingung dan bersalah.
12. Makan amat sedikit atau amat banyak.
13. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
14. Kehilangan kepercayaan dan harga diri

G. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan


Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan
bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan
heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena
adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang
hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu
menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi
psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat
menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis
saat ibu sedang mengandung:

1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa
cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang
terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,
sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila
sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis
yang dibutuhkan.
3. Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau
bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat
berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat
bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung
timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
5. Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua.
Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau
jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.

6. Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.
Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan
berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah
kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik
lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih
otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi
manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara
berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan
itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi
persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi
psikologis bisa lebih stabil.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku

A. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawah ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,
atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada
saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran
dan berlanjut.
3. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya
penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya
harus didokumentasikan.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, thalasemia).
b. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan
pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawatan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
5. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk
penyakit kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan
jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital
yang perlu dikumpulkan.
6. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada
kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok
yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama
risiko mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe
Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan
inkompabilitas darah dapat terjadi.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan TTV
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena
posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya
tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi
jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang
didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa
selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak
jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai,
nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit
jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan
lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan
vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.

b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah
pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut
karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung
dan tungkai.
b. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan
sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm
ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah.
Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan
diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio
caesarea, dan infeksi postpartum.
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
4. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
5. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
6. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan
anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi
seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan
dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan
pengisian kapiler baik.
7. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
8. Sistem Gatsrointestinal
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat
dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena
penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya
persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk
melakukan perawatan gigi
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih
nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek
progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi.
Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
9. Sistem Urinarius
a. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam
urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit
ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.

b. Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan
normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan
pemeriksaan gula darah.
c. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang
berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d. Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
10. Sistem reproduksi
a. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada
perineum.
c. Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.

C. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa intervensi Rasional


Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh a. Terima persepsi diri klien dan h. Untuk memvalidasi
b.d perubahan berikan jaminan bahwa ia perasaannya.
i. untuk meningkatkan rasa
penampilan. dapat mengatasi krisis ini.
b. Dorong klien melakukan kemandirian.
j. Keterlibatan dapat
perawatan diri.
c. Kaji kesiapan klien, kemudian memberikan rasa kontrol
libatkan klien dalam dan meningkatkan harga
pengambilan keputusan diri.
k. agar klien dapat
tentang perawatan bila
mengungkapkan
memungkinkan.
d. Berikan kesempatan kepada keluhannya dan
klien untuk menyatakan memperbaiki
perasaan tentang citra kesalahpahaman.
l. untuk mendukung
tubuhnya.
e. Bimbing dan kuatkan fokus adaptasi dan kemajuan
klien pada aspek-aspek positif yang berkelanjutan
dari penampilannya dan
upayanya dalam
menyesuaikan diri dengan
perubahan citra tubuhnya.
f. Berikan informasi sesuai
tingkat pemahaman atau
penerimaan klien .
g. Orientasikan klien ke
lingkungan sekitar.
2. Ketakutan b.d a. Berikan informasi sesuai d. Untuk mengurangi
ketidakbiasaan tingkat pemahaman atau ansietas klien dan
penerimaan klien. meningkatkan kerja
b. Orientasikan klien ke
sama.
lingkungan sekitar. e. Untuk berorientasi
c. Orientasikan keluarga pada
terhadap waktu, tempat,
kebutuhan khusus klien dan
orang, kejadian.
izinkan anggota keluarga f. Tindakan ini dapat
berpartisipasi dalam membantu memberikan
memberikan perawatan. dukungan yang efektif.
d. Atur anggota keluarga untuk g. Untuk membantu klien
tinggal bersama klien. mengurangi
ketakutannya.

3. Gangguan pola tidur a. Berikan kesempatan klien a. Mendengar aktif dapat


b.d faktor psikologis untuk mendiskusikan keluhan membantu menentukan
yang mungkin menghalangi penyebab kesulitan tidur.
b. Tindakan ini
tidur.
b. Rencanakan asuhan memungkinkan asuhan
keperawatan rutin yang keperawatan yang
memungkinkan pasien tidur konsisten dan
tanpa terganggu selama memberikan waktu
beberapa jam. untuk tidur tanpa
c. Berikan bantuan tidur, kepada
terganggu.
klien, seperti bantal, mandi c. Susu dan beberapa
sebelum tidur, makanan atau kudapan tinggi protein,
minuman, dan bahan bacaan. seperti keju dan kacang,
d. Ciptakan lingkungan tenang
higiene pribadi secara
yang kondusif untuk tidur.
rutin, yang dapat
e. Berikan pendidikan kesehatan
mempermudah tidur.
kepada klien tentang teknik
relaksasi. d. Tindakan ini dapat
mendorong istirahat dan
tidur.
e. Upaya relaksasi yang
bertujuan biasanya dapat
membantu
meningkatkan tidur.
4. Ansietas b.d a. Kaji tingkat ansietas (ringan, a. Untuk mengurangi
ancaman terhadap sedang, berat, panik). tingkat kecemasan.
b. Beri kenyamanan dan b. Untuk mengurangi rasa
konsep diri atau
ketentraman hati pada klien. khawatir klien.
status peran sekunder
c. Singkirkan stimulasi yang c. Agar klien menjadi lebih
akibat kehamilan
berlebihan. tenang.
BAB IV

ANALISIS JURNAL

A. Judul

“Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender Untuk Menurunkan Kecemasan

Ibu Hamil Trimester III Dalam Persiapan Menghadapi Persalinan di Bidan

Praktek Mandiri Nurussyifa Kecamatan Buniseuri Ciamis”

B. Latar Belakang

Kecemasan pada ibu hamil dapat terjadi karena masa yang lama saat

menanti kelahiran dengan penuh ketidakpastian dan juga bayangan tentang hal-hal

yang menakutkan saat proses persalinan. Beban psikologi pada seorang wanita

hamil, lebih banyak terjadi pada umur kehamilan trimester III. Pada saat timbul

kecemasan seorang individu akan melakukan mekanisme pertahanan diri seperti

regresi, depresi, rasionalisasi, menarik diri, proyeksi, identifikasi, dan sebagainya,

dengan harapan individu yang bersangkutan akan merasa terbebas dari segala

perasaan cemas.

Kecemasan dan kekhawatiran ibu hamil apabila tidak ditangani dengan

serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis baik ibu

maupun janinnya. Faktor yang memengaruhi kecemasan pada ibu hamil


diantaranya faktor psikologis, dimana adanya rasa cemas yang disebabkan oleh

beberapa ketakutan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau

kelainan bentuk tubuh seperti episiotomi, ruptur, jahitan atau seksio sesaria.

Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat penting

mempengaruhi lancar tidaknya proses persalinan.

Berkaitan dengan ibu hamil, sebanyak 80% mengalami gangguan

kecemasan. Apabila terjadi kesalahan dalam melakukan mekanisme pertahanan

diri tersebut, sangat dikhawatirkan dapat berpengaruh pada janin yang sedang

dikandungnya. Hasil penelitian Kinsella et.al., menyimpulkan bahwa kesehatan

psikologis seorang ibu hamil dapat berpengaruh terhadap janin. Selain itu, hasil

penelitian Bastard dan Tiran, menyimpulkan bahwa kecemasan pada ibu hamil

dapat memengaruhi perkembangan janin dan mungkin memiliki efek jangka

panjang pada perkembangan psikologis anak. Oleh sebab itu, diperlukan suatu

metode atau cara aman yang dapat digunakan bagi ibu hamil dalam upaya

menekan atau meminimalisir perasaan cemas, khususnya pada saat menghadapi

persalinan. Salah satu cara yang dipercaya dan telah terbukti dapat meminimalisir

tingkat kecemasan pada seseorang adalah dengan aromaterapi. Selain dengan

aromaterapi, terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan tingkat kecemasan

pada seseorang yaitu dengan pendekatan psikofarmaka dan psikoterapi.

Psikofarmaka dilakukan dengan memberikan fluoksetin 1 x 10 mg dan/atau

alprazolam 2 x 0,25 mg, sedangkan pendekatan psikoterapi dapat dilakukan

dengan terapi perilaku dan kognitif. Pemberian terapi baik berupa dengan
pendekatan psikofarmaka maupun psikoterapi diharakan dapat menimbulkan

perasaan tenang sehingga individu yang mengalami kecemasan akan lebih rileks.

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pemberian aromaterapi

untuk menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III dalam persiapan

menghadapi persalinan.

D. Metode

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Rancangan penelitian eksperimen menggunakan model quasi

experiment dengan bentuk two-group pretest-posttest design. Alat ukur kecemasan

menggunakan kuesioner baku dari STAI (Spielberger State-Trait Anxiety

Inventory, sedangkan pemberian aroma terapi lavender menggunakan metode

inhalasi selama 3-5 menit. Pada penelitian ini yang menjadi populasi target adalah

ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan di Bidan Praktek Mandiri

Nurrusyifa Buniseuri Ciamis. Populasiterjangkauadalahibuhamil trimester III

yang mengalami kecemasan di Bidan Praktik Mandiri Nurrusyifa Buniseuri

Ciamis pada Oktober-Desember 2017, sebanyak 67 orang. Sampel yang

digunakan dipilih dengan cara purposive random sampling, dari 67 orang diambil

sebanyak 40 orang yang dijadikan responden penelitian.

Analisis data dilakukan melalui dua tahapan yaitu analisis univariat dan

analisis bivariat.Analisis univariat merupakan analisis deskriptif terhadap semua


variabel dengan menghitung statistik dari setiap variabel. Analisis bivariat

merupakanPengujian hipotesis Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender

untuk Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dalam Persiapan

Menghadapi Persalinan di Bidan Praktek Mandiri Nurussyifa Kecamatan

Buniseuri Ciamis, analisis dilakukan berdasarkan nilai awal pada kedua

kelompok. Apabila kedua kelompok tersebut memiliki nilai awal yang sama/

homogen, maka analisis dilakukan pada nilai akhir yaitu nilai rerata, simpangan

baku dan uji t jika data terdistribusi normal. Uji efektifitas dengan menggunakan

rumus N-Gain.

E. Analisis PICO

Problem (P)

Kecemasan dan kekhawatiran ibu hamil apabila tidak ditangani dengan

serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis baik ibu

maupun janinnya. Faktor yang memengaruhi kecemasan pada ibu hamil

diantaranya faktor psikologis, dimana adanya rasa cemas yang disebabkan oleh

beberapa ketakutan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau

kelainan bentuk tubuh seperti episiotomi, ruptur, jahitan atau seksio sesaria.

Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat penting

mempengaruhi lancar tidaknya proses persalinan.

Berkaitan dengan ibu hamil, sebanyak 80% mengalami gangguan

kecemasan. Apabila terjadi kesalahan dalam melakukan mekanisme pertahanan

diri tersebut, sangat dikhawatirkan dapat berpengaruh pada janin yang sedang

dikandungnya. Hasil penelitian Kinsella et.al., menyimpulkan bahwa kesehatan


psikologis seorang ibu hamil dapat berpengaruh terhadap janin. Selain itu, hasil

penelitian Bastard dan Tiran, menyimpulkan bahwa kecemasan pada ibu hamil

dapat memengaruhi perkembangan janin dan mungkin memiliki efek jangka

panjang pada perkembangan psikologis anak. Oleh sebab itu, diperlukan suatu

metode atau cara aman yang dapat digunakan bagi ibu hamil dalam upaya

menekan atau meminimalisir perasaan cemas, khususnya pada saat menghadapi

persalinan. Salah satu cara yang dipercaya dan telah terbukti dapat meminimalisir

tingkat kecemasan pada seseorang adalah dengan aromaterapi.

Intervensi (I)

Intervensi yang dilakukan yaitu sebelum dilakukan tindakan pemberian

aromaterapi dilakukan pengukuran tingkat kecemasan dengan menggunakan

kuesioner baku dari STAI (Spielberger State-Trait Anxiety Inventory, setelah itu

diberikan aroma terapi lavender menggunakan metode inhalasi selama 3-5 menit.

Setelah itu dilakukan kembali pengukuran kembali tingkat kecemasan.

Compare (C)

Tidak ada pembanding atau intervensi lain

Outcome (O)

Pemberian aromaterapi lavender efektif dalam menurunkan kecemasan ibu hamil

trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan. Hal ini dibuktikan dengan

pemberian aromaterapi lavender lebih efektif 1,52 menurunkan skala kecemasan

dibandingkan dengan tanpa memberikan aromaterapi pada ibu hamil trimester III.

Yang diperoleh dari rata-rata skala kecemasan pada kelompok intervensi sebesar,
6,31 dan rata-rata skala kecemasan pada kelompok control sebesar 4,16 sehingga

terdapat selisih efektif sebesar 1,52.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Insidens gangguan jiwa pada
kehamilan lebih rendah dibanding post partum dan di luar kehamilan. Post
partum 10-15%, diluar kehamilan 2-7%.
Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan etiologi yang
multifaktorial.Beberapa faktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal,
neuroendokrin, biokemikal, psikologik, sosial, budaya, genetik dan
kepribadian, atau hubungan timbal balik diantara faktor-faktor tersebut.
Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain : gangguan
cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif. Pengobatan
wanita hamil dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit
psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan
dan cenderung memiliki gangguan yang lebih berat.
Pada masing–masing kasus, perlu dipertimbangkan efek samping obat
pada bayi dibandingkan resiko ibu tanpa diterapi. Bagaimanapun pasien
dengan gangguan jiwa yang berat harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang
dapat dikonsultasikan dengan ahli obstetri untuk pemberian obat pada wanita
hamil. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku,
psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi
suportif.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial pada
ibu hamil. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

HASIL DISKUSI

1. Kenapapadapenilitianpenelitimemngambilsampelibu post SC?


Karenaresikotertinggiterkena baby blues padaibumelahirkandengan SC
karenakadanguntukmempersiapkandiriuntuk SC siibukadangmerasa denial
2. Bagaimanasikappositifpsikologisibu ?padappthanyadijelaskansikap
negative ibu .
Padafasekehamilanapalagikehamilanpertamapadapasanganmuda yang
barusajamenikah, makasiibuakanmerasasenang. Kesenangannya di
implementasikandengancaraseringdanrajinuntuk ANC, makanmakanan
yang seimbanggizi agar giziibudansibayiterpenuhi.
Karenapadaawalkehamilananakpertamasiibumempunyaimendshetapabilad
iasakitmakajanin yang dikandungnyaakanterganggu.

Anda mungkin juga menyukai