Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
Kelompok 11
Surati P27220019307
Suwarso P27220019308
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas rahmat
dan karunianya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Asuhan
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan segala
mata kuliah Keperawatan jiwa yang telah membimbing kami dalam proses
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun
sistematika penulisannya. Maka dari itu penyusun berterimaksih apabila ada kritik
seperjuangan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan
Layanan Kemanusiaan telah melaporkan bahwa 1 dari 8 orang akan mengalami
gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada wanita.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual
diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan,
peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara
berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya
reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak
menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan
keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II
pada kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit,
dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara
dikandungnya.
Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama
terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah
pada hal finasial, persiapan ruang bayi, perlengkapan bayi sampai pada
pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas
dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat
gangguan emosional yang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kehamilan ?
2. Apa saja perubahan dan adaptasi psikologis selama masa kehamilan ?
3. Apa saja masalah emosi selama kehamilan ?
4. Bagaimana mengetahui gangguan jiwa pada kehamilan dan
penanganannya ?
5. Bagaiman cara mengatasi gangguan psikologis kehamilan ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan sehat jiwa pada ibu hamil ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan
perkembangan psikosial pada ibu hamil.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi kehamilan
b. Untuk mengetahui perubahan dan adaptasi psikologis selama masa
kehamilan
c. Untuk mengetahui masalah emosi selama kehamilan
d. Untuk mengetahui gangguan jiwa pada kehamilan dan penanganannya
e. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan psikologis kehamilan
D. Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan
wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional
selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena
akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir
kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak
yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut
kehilangan kecantikannya.
Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu
hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran
sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar
melalui serangkaian aktifitas.
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa
cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang
terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,
sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila
sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis
yang dibutuhkan.
3. Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau
bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat
berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat
bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung
timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
5. Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua.
Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau
jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.
Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan
berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah
kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik
lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih
otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi
manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara
berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan
itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi
persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi
psikologis bisa lebih stabil.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawah ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,
atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada
saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran
dan berlanjut.
3. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya
penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya
harus didokumentasikan.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, thalasemia).
b. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan
pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawatan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
5. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk
penyakit kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan
jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital
yang perlu dikumpulkan.
6. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada
kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok
yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama
risiko mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe
Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan
inkompabilitas darah dapat terjadi.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan TTV
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena
posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya
tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi
jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang
didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa
selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak
jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai,
nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit
jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan
lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan
vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah
pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut
karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung
dan tungkai.
b. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan
sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm
ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah.
Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan
diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio
caesarea, dan infeksi postpartum.
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
4. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
5. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
6. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan
anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi
seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan
dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan
pengisian kapiler baik.
7. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
8. Sistem Gatsrointestinal
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat
dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena
penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya
persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk
melakukan perawatan gigi
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih
nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek
progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi.
Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
9. Sistem Urinarius
a. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam
urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit
ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
b. Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan
normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan
pemeriksaan gula darah.
c. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang
berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d. Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
10. Sistem reproduksi
a. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada
perineum.
c. Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
ANALISIS JURNAL
A. Judul
B. Latar Belakang
Kecemasan pada ibu hamil dapat terjadi karena masa yang lama saat
menanti kelahiran dengan penuh ketidakpastian dan juga bayangan tentang hal-hal
yang menakutkan saat proses persalinan. Beban psikologi pada seorang wanita
hamil, lebih banyak terjadi pada umur kehamilan trimester III. Pada saat timbul
dengan harapan individu yang bersangkutan akan merasa terbebas dari segala
perasaan cemas.
serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis baik ibu
beberapa ketakutan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau
kelainan bentuk tubuh seperti episiotomi, ruptur, jahitan atau seksio sesaria.
Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat penting
diri tersebut, sangat dikhawatirkan dapat berpengaruh pada janin yang sedang
psikologis seorang ibu hamil dapat berpengaruh terhadap janin. Selain itu, hasil
penelitian Bastard dan Tiran, menyimpulkan bahwa kecemasan pada ibu hamil
panjang pada perkembangan psikologis anak. Oleh sebab itu, diperlukan suatu
metode atau cara aman yang dapat digunakan bagi ibu hamil dalam upaya
persalinan. Salah satu cara yang dipercaya dan telah terbukti dapat meminimalisir
dengan terapi perilaku dan kognitif. Pemberian terapi baik berupa dengan
pendekatan psikofarmaka maupun psikoterapi diharakan dapat menimbulkan
perasaan tenang sehingga individu yang mengalami kecemasan akan lebih rileks.
C. Tujuan
menghadapi persalinan.
D. Metode
inhalasi selama 3-5 menit. Pada penelitian ini yang menjadi populasi target adalah
ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan di Bidan Praktek Mandiri
digunakan dipilih dengan cara purposive random sampling, dari 67 orang diambil
Analisis data dilakukan melalui dua tahapan yaitu analisis univariat dan
kelompok. Apabila kedua kelompok tersebut memiliki nilai awal yang sama/
homogen, maka analisis dilakukan pada nilai akhir yaitu nilai rerata, simpangan
baku dan uji t jika data terdistribusi normal. Uji efektifitas dengan menggunakan
rumus N-Gain.
E. Analisis PICO
Problem (P)
serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis baik ibu
diantaranya faktor psikologis, dimana adanya rasa cemas yang disebabkan oleh
beberapa ketakutan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau
kelainan bentuk tubuh seperti episiotomi, ruptur, jahitan atau seksio sesaria.
Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat penting
diri tersebut, sangat dikhawatirkan dapat berpengaruh pada janin yang sedang
penelitian Bastard dan Tiran, menyimpulkan bahwa kecemasan pada ibu hamil
panjang pada perkembangan psikologis anak. Oleh sebab itu, diperlukan suatu
metode atau cara aman yang dapat digunakan bagi ibu hamil dalam upaya
persalinan. Salah satu cara yang dipercaya dan telah terbukti dapat meminimalisir
Intervensi (I)
kuesioner baku dari STAI (Spielberger State-Trait Anxiety Inventory, setelah itu
diberikan aroma terapi lavender menggunakan metode inhalasi selama 3-5 menit.
Compare (C)
Outcome (O)
trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan. Hal ini dibuktikan dengan
dibandingkan dengan tanpa memberikan aromaterapi pada ibu hamil trimester III.
Yang diperoleh dari rata-rata skala kecemasan pada kelompok intervensi sebesar,
6,31 dan rata-rata skala kecemasan pada kelompok control sebesar 4,16 sehingga
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Insidens gangguan jiwa pada
kehamilan lebih rendah dibanding post partum dan di luar kehamilan. Post
partum 10-15%, diluar kehamilan 2-7%.
Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan etiologi yang
multifaktorial.Beberapa faktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal,
neuroendokrin, biokemikal, psikologik, sosial, budaya, genetik dan
kepribadian, atau hubungan timbal balik diantara faktor-faktor tersebut.
Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain : gangguan
cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif. Pengobatan
wanita hamil dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit
psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan
dan cenderung memiliki gangguan yang lebih berat.
Pada masing–masing kasus, perlu dipertimbangkan efek samping obat
pada bayi dibandingkan resiko ibu tanpa diterapi. Bagaimanapun pasien
dengan gangguan jiwa yang berat harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang
dapat dikonsultasikan dengan ahli obstetri untuk pemberian obat pada wanita
hamil. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku,
psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi
suportif.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial pada
ibu hamil. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
HASIL DISKUSI