Anda di halaman 1dari 10

PSIKOLOGI PEREMPUAN DAN KELUARGA DALAM PERSIAPAN

KEHAMILAN

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas mata kuliah Asuhan


Kebidanan pada Pranikah dan Prakonsepsi

Oleh

Thessa Yunisio Putri (21222023)

Dosen Pengampu

Nila Eza Fitria,S.ST,M.Kes

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 KEBIDANAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas ini yang
berjudul “PSIKOLOGI PEREMPUAN DAN KELUARGA DALAM
PERSIAPAN KEHAMILAN”.
Dengan selesainya tugas ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberi arahan dan dukungan tentang materi yang saya
bahas dalam tugas ini.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan
pada Pranikah dan Prakonsepsi” dan menjadi sumber materi yang berguna dalam
proses perkuliahan.
Dalam penulisan Tugas ini, Saya menyadari bahwa masih ada kesalahan
dan kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang mendukung untuk menuju kesempurnaan.
Tugas ini diharapkan bermanfaat untuk orang banyak, baik dijadikan
sumber referensi ataupun menjadi pembelajaran dan menambah ilmu
pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Padang, Juni 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah salah satu tugas perkembangan yang didambakan oleh
sebagian besar perempuan yang telah memasuki kehidupan berumah tangga.
Namun demikian, tidak dapat diingkari bahwa proses untuk menjadi seorang ibu
adalah peristiwa yang mendebarkan dan penuh tantangan. Perempuan yang paling
berbahagia dengan kehamilannyapun mengalami kekhawatiran, yang antara lain
disebabkan oleh keraguan akan kemampuannya melewati berbagai perubahan
yang terjadi dalam kurun waktu sembilan bulan dan peran baru sebagai ibu yang
akan diterimanya.
Kehamilan secara umum terbagi dalam periode tiga bulanan atau trimester.
Dalam tiap trimesternya, ibu hamil mengalami perubahan yang khas dalam segi
fisik maupun psikologis. Secara umum, simptom fisik yang dialami ibu hamil
antara lain kelelahan, morning sickness, dan ngidam (food craving), sedangkan
perubahan dalam sisi psikologis dan emosi antara lain labilitas mood, insomnia,
menurunnya konsentrasi dan meningkatnya responsivitas emosi.
Perubahan fisik dan psikologis saling terkait dan saling mempengaruhi.
Munthe, dkk (1999) mengemukakan bahwa selama kehamilan terjadi penambahan
hormon estrogen sebanyak sembilan kali lipat dan progesteron sebanyak dua
puluh lima kali lipat yang dihasilkan sepanjang siklus menstruasi normal. Adanya
perubahan hormonal ini menyebabkan emosi perempuan selama kehamilan
cenderung berubah-ubah, sehingga tanpa ada sebab yang jelas seorang ibu hamil
merasa sedih, mudah tersinggung, marah atau justru sebaliknya merasa sangat
bahagia.
Walaupun di dalamnya terkandung berbagai macam perubahan fisik dan
psikologis, kehamilan sesungguhnya adalah peristiwa yang normal. Namun
demikian, kehamilan perlu dihadapi secara khusus melalui penyesuaian diri yang
tepat agar kondisi psikis maupun kesehatan fisik ibu hamil dan janin dapat
terpelihara.
Perasaan yang mendua mengenai kehamilan seringkali muncul walaupun
kehamilan tersebut adalah kehamilan yang dikehendaki dan sangat diinginkan.
Menurut Pitt (1994) hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan yang nyata antara
menginginkan sesuatu dan proses memperolehnya. Kehamilan adalah sesuatu
yang sangat didambakan, akan tetapi setelah kehamilan diperoleh, kenyataan yang
dihadapi agak berbeda. Di dalam masa kehamilan, seorang perempuan hamil tidak
hanya akan mengalami hal-hal indah yang dibayangkan sebelumnya, tetapi ia juga
dituntut kemampuannya untuk menghadapi kesulitan yang muncul. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut dibutuhkan penyesuaian sebelum arti sepenuhnya
dari kebahagiaan yang diinginkan tersebut dapat dicapai.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah dari
makalah ini adalah:
1. Apa saja yang mempengaruhi psikologis persiapan kehamilan pada
perempuan dan keluarga?
2. Apa saja tips persiapan dari aspek psikologi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas didapatkan tujuan
dari makalah adalah agar kita mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi
kesiapan kehamilan pada perempuan dan keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Psikologi persiapan kehamilan

Persiapan kehamilan sangat penting dilakukan pasangan yang barumenikah,


melalui perencanaan yang tepat, kita bisa mencegah stunting dan melahirkan anak
sehat. banyak manfaat bisa didapatkan pasangan suami istri yang merencanakan
kehamilan. Salah satunya adalah menyiapkan diri untuk menjadi orang tua. Selain
itu, persiapan kehamilan yang baik juga bisa mencegah baby blues hingga depresi
pasca melahirkan, pasangan suami istri juga bisa mempersiapkan masa depan
anak sejak merencanakan kehamilan.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam masa
kehamilan adalah hal yang penting karena dalam periode kehamilan yang
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat ditetapkan serangkaian kualitas fisik
dan kesehatan mental bagi ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi psikologi persiapan kehamilan adalah:
1. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan tentang persiapan menghadapi
persalinan yang mereka peroleh.
2. kesiapan ibu dalam kehamilan dapat dihubungkan dengan pengambil
keputusan dominan dalam rumah tangga yang sebagian besar pada pihak
suami.
3. Faktor lingkungan yang saat ini sangat terkait erat dengan keseteraan
gender pada tingkat rumah tangga.
4. Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi kesiapan keluarga
dalam mempersiapkan semua kebutuhan selama kehamilan dan persiapan
persalinan.
5. dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan suami, ibu kandung, dan
ibu mertua memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap penyesuaian
diri ibu hamil pertama, oleh karena itu keluarga diharapkan memberikan
dukungan perhatian, instrumental, informasi dan penilaian kepada calon
ibu. Dukungan yang dapat diberikan antara lain melalui penciptaan
suasana rumah yang menyenangkan, berbagi informasi, menemani ketika
pemeriksaan rutin apabila diperlukan, memberikan kritik atau saran yang
membangun kepada ibu hamil yang dapat digunakan oleh ibu hamil
sebagai sarana evaluasi diri.

2.2 Tips persiapan kehamilan dari aspek psikologi

1. Perlu ingat bahwa persiapan keluarga adalah tanggung jawab bersama


Sebelum merencanakan kehamilan, suami dan istri perlu
mengingat bahwa persiapan membangun keluarga adalah tanggung jawab
bersama. Terkadang, kita masih memiliki pandangan bahwa
perencanaan kehamilan adalah urusan perempuan, padahal sebenarnya itu
tanggung jawab bersama. Dua-duanya perlu menghayati dan bertanya
kepada diri sendiri terkait pemahaman dan makna menjadi orang tua.
Misalnya, kenapa ingin punya anak? Kenapa rencananya satu tahun lagi?
Supaya kita bisa menghayati peran orang tua itu sebagai sesuatu yang
lebih bertanggung jawab.
2. Pemahaman akan peranan yang setara antara suami istri dalam proses
kehamilan dan parenting.
Pasangan suami istri mesti memahami pentingnya peran masing-
masing dalam proses kehamilan. Meski yang hamil adalah istri, suami juga
memiliki tanggung jawab yang setara. Hal ini juga berlaku dalam
mendidik anak atau dunia parenting.
3. Mengetahui perubahan yang diekspektasikan saat menjalani kehamilan
dan setelah kelahiran
Pasangan umumnya akan mengalami perubahan selama masa
kehamilan dan setelah melahirkan. Pasangan akan menjadi tidak terlalu
berisiko ketika mereka memiliki pemahaman yang tepat tentang ekspektasi
kehamilan.
4. Kemampuan komunikasi dan penyelesaian konflik
Saat merencanakan kehamilan sangat dibutuhkan kerjasama
sebagai tim. Dalam perjalanan, mungkin ada hal yang bisa menimbulkan
konflik antar pasangan suami istri.

5. Manajemen ekspektasi
Manajemen ekspektasi adalah bagaimana kita bisa menghadapi
kenyataan yang tidak sesuai dengan rencana. Misalnya, suami dan istri
berencana memiliki anak dua tahun lagi tapi ternyata tidak terwujud.
Dalam kondisi ini, pasangan suami istri harus bisa menyikapinya dengan
baik, apa yang harus dilakukan? Bagaimana pasangan bisa saling
mendukung?

2.3 Contoh Kasus dan Asuhan yang dapat diberikan


Ny.A umur 28 tahun dan suaminya 30 tahun datang ke PMB dengan keluhan
belum memiliki keturunan selamam 5 tahun menikah. Ny.S dan suami sudah
konsultasi untuk yang ke 2 kalinya kebidan. Ny.S mengatakan bahwa selalu
melakukan hubungan seksual hanya 1 kali seminggu tanpa menggunakan jenis
kontrasepsi apapun. Keluhan lainnya adalah Ny.S merasa tidak ada nya dukungan
dari suami dan keluarga kepada Ny.S sehingga Ny.S merasa dia bertanggung
jawab sendiri atas perencanaan kehamilan. Ny. S dan suami sudah melakukan
pemerikasaan kesuburan kedokter dan tidak ada nya permasalahan yang
signifikan.

Asuhan yang dapat diberikan adalah:


1. Melakukan pemeriksaan fisik kepada Ny.S
2. Melakukan konseling kepada Ny.S dan suami
3. Memberikan KIE kepada Ny.S dan suami mengenai tanggung jawab dan
hal apa saja yang dapat mempengaruhi persiapan kehamilan baik secara
fisik maupun psikologis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Tinjauan Teori di atas dapat disimpulkan bahwa, kesiapan kehamilan
dibutuhkan kerja sama yang baik antara suami dan istri. Serta peran keluarga
untuk memberikan dukungan kepada calon ibu agar dapat selalu berfikir positif
dan dapat memberikan wawasan yang luas serta pengalaman yang baik kepada
calon ibu agar siap dalam menghadapi kehamilan.

3.2 Saran
Untuk seluruh calon orang tua agar dapat memahami terlebih dahulu apa
saja persiapan yang diperlukan untuk mengahadapi kehamilan agar tidak
mengalami kendala dalam kehamilan hingga merawat dan mendidik anak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.haibunda.com/kehamilan/20220214122735-49-266888/5-tips-
persiapan-kehamilan-untuk-pasangan-suami-istri-dari-aspek-psikologi/2

Yayasan pendidikan kesehatan perempuan. 2006. Kesehatan Reproduksi bagi


Pendidikan Diploma III Kebidanan. Jakarta: YPKP

Anda mungkin juga menyukai