Anda di halaman 1dari 6

HASIL DISKUSI KELOMPOK 6 & 7

Moderator : Indriyani Dwi Yulianto (A1A222097)


Notulen : Aldira (A1A222056)

KELOMPOK 6
1. Pertanyaan Aldira (A1A222056)
Bagaimana peran faskes untuk mewujudkan kehamilan sehat pada ibu yg mengalami gangguan
psikologis sebelumnya atau bisa di bilang ibu odgj, krn bnyak kejadian sekarang odgj yg terlantar di
jalanan itu sedang hamil? Apakah ada hal hal khusus yg dilakukan?
Jawaban Nuryana (A1A222075)
Melakukam screening terhadap ibu yang ingin hamil namun memiliki riwayat kesehatan
penyakit kejiwaan dengan dokter spesialis kejiwaan apakah masalah psikisnya masih belum
tuntas dan masih mengkonsumsi obat psiaktri, jika masih dalam proses pengobatan sebaiknya
kehamilan ditunda terlebih dahulu karena beberapa obat psikiatri dapat menyebabkan cacat
konginetal pada janin. Sedangkan pada ibu hamil ODGJ yg terlantar kita tetap memberikan
asuhan kehamilan 10T namun melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan lintas sektoral
Dinas Sosial untuk menunjang kesejahteraan ibu dengan ODGJ dengan melakukan
rehabilitasi/terapi obat oleh dokter obgyn dan dokter spesialis kejiwaan. Jadi, untuk asuhan
kehamilannya, sebagai seorang bidan kita tetap memberikan pelayanan antenatal namun
untuk masalah kejiwaan sudah harus dilakukan konsultasi, kolaborasi dan rujukan kepada
spesialis kejiwaan.
2. Pertanyaan Febi Fabiola (A1A222084)
Hormon apa yang dapat mempengaruhi psikologis ibu hamil ?
Jawaban Kornelia (A1A222094)
Faktor penyebab terjadinya perubahan psikologi wanita hamil ialah meningkatnya produksi
hormon progesteron. Hormon progesteron mempengaruhi kondisi psikisnya, akan tetapi tidak
selamanya pengaruh hormon progesteron menjadi dasar perubahan psikis melainkan
kerentanan daya psikis seseorang atau lebih dikenal dengan kepribadian. Wanita hamil yang
menerima atau sangat mengharapkan kehamilan akan lebih menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan. Berbeda dengan wanita hamil yang menolak kehamilannya. Mereka
menilai kehamilannya adalah hal yang memberatkan ataupun mengganggu estetika tubuhnya
seperti perut menjadi membuncit, pinggul besar,payudara membesar, cepat capek dan letih.
Tentu kondisi tersebut akan mempengaruhi kehidupan psikis Ibu menjadi tidak stabil
3. Pertanyaan Hasniar (A1A222029)
Coba jelaskan bentuk perubahan psikologis apa saja yang terjadi pada ibu hamil dari
trimester 1, 2, dan 3?
Jawaban Agustina (A1A222051)
a. Trimester Pertama
1) Rasa cemas bercampur bahagia
Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan trimester pertama
ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disetai rasa bahagia. Munculnya rasa
tersebut berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi
kandungannya, dan bahagia dikarenakan dia merasa sudah sempurna sebagai wanita
yang dapat hamil.
2) Perubahan emosional
Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan adanya penurunan
kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, depresi,
kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran pada bentuk
penampilan diri yang kurang menarik,dan sebagainya.
3) Sikap ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat simultan,
seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau kondisi. Ketidakyakinan atau
ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering merasa tidak yakin pada kehamilannya. Dan hal
ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah emosi dan kepribadian.
4) Perubahan seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal yang
menyebabkannya berasal dari rasa takut terjadi keguguran sehingga mendorong
kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
5) Fokus pada diri sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus kepada
kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu
kurang memerhatikan kondisi bayinya. Kini ibu lebih merasa bahwa janin yang
dikandungnya menjadi bagian tubuhnya yang tidak terpisahkan. Hal ini mendorong
ibu untuk menghentikan rutinitasnya.
6) Stress
Terkadang stress tersebut bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Stress intrinsik
berhubungan dengan tujuan pribadi ibu, dimana dia berusaha membuat sesempurna
mungkin kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya. Stress ekstrinsik timbul karena
faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
7) Guncangan psikologis
Perubahan psikologis yang terjadi pada fase kehamilan trimester pertama lebih
banyak berasal pada pencapaian peran sebagai ibu.
b. Trimester Ke Dua
1) Fase Pre-Quickening
Disini ibu akan mengetahui sejauh mana hubungan interpersonalnya dan sebagai
dasar-dasar pengembangan interaksi sosialnya dengan bayi yang akan dilahirkannya.
Perasannya menolak tampak dari sikap negative ibu yang tidak memedulikan,
mengabaikan, bahkan pada beberapa kasus ibu tega membunuh. Hal ini berbeda jika
ibu segera menyadari gerakan tersebut normal. Pada fase pre-quickening juga
memungkinkan ibu sedang mengembangkan identitas keibuannya. Evaluasi ini
berfungsi untuk melihat perubahan identitas ibu yang semua menerima kasih sayang
kini menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi ibu).
2) Fase Post-Quickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, maka identitas keibuan semakin jelas. Ibu
akan fokus pada kehamilannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi peran baru
sebagai seorang ibu. Terkadang perubahan ini menyebabkan kesedihan karena dia
harus meninggalkan peran lamanya sebelum hamil, terutama ibu yang pertama kali
hamil dan pada wanita karir. Pada masa ini juga sifat ketergantungan ibu kepada
pasangannya semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan janinnya. Beberapa
bentuk perubahan psikologis pada trimester kedua, diantaranya yaitu:
a) Rasa khawatir
b) Perubahan emosional
c) Keinginan untuk berhubungan seksual
c. Trimester Ke Tiga
1) Rasa tidak nyaman
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan pada
kebanyakan ibu merasa bentuk tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasan tidak
nyaman juga berkaitan dengan adanya perasaan sedih karena dia akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu
membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, dan tenaga kesehatan.
2) Perubahan emosional
Pada bulan-bulan terakhir perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan terkadang
menjadi tidak terkontrol. Perubahan emosi ini bermuara dari adanya perasan
khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu janganjangan kondisi kehamilannya saat ini
lebih buruk lagi saat menjelang persalinan atau kekhawatiran akibat
ketidakmampuannya dalam menjalankan tugas-tugas sebagai ibu pasca kelahiran
bayinya
4. Pertanyaan Anita Alimuddin (A1A222127)
Banyak kasus yang muncul hamil diluar nikah seperti kasus yang saya dapat kemarin,
bagaimna anda sebagai bidan untuk mendukung orangtua bayi supya anaknya diterima
dengan baik, apalagi anak yang dilahirkannya cacat? Malah orangtua tersebut ingin
membuang bayinya?
Jawaban Ramlah. N (A1A222083)
Memberikan edukasi kepada ibu untuk menerima bayinya dalam keadaan apapun itu,, serta bekerja
sama dengan lintas sektor setempat untuk menulusuri laki-laki yg membuat perempuan itu hamil
diluar nikah,, sehingga bisa mencari solusi yg akan menyelesaikan masalah tersebut dan bayi tersebut
tdak terpisah dari ibunya karena membuang bayi itu sdah melanggar hukum dan akan diproses di
pihak yg berwajib.

Tambahan Nuryana (A1A222075)


Memberikan motivasi dengan menjadikan orang dengan kecacatan lahir namun tetap berprestasi,
seperti atlet difabel dsb. Dengan itu pikiran orang tua akan terbuka bahwa setiap anak walaupun
memiliki keterbatasan mental atau pun fisik tetap memiliki kelebihan dan peluang untuk berprestasi.
KELOMPOK 7
1. Pertanyaan Fariaty (A1A222063)
Melihat banyak kasus yang terjadi dalam keluarga, seperti KDRT, pembunuhan pada anak dan lain
sebagainya. Apa saja faktor yg mempengaruhi penyesuaian diri seorang calon orang tua agar
dikatankan bisa siap menjadi orang tua?
Jawaban Herayanti Endah Sahrir Bahar (A1A222101)
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri antara lain :
a. Faktor Fisiologis
Jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku, dapat diperkirakan bahwa sistem
syaraf, kelenjar dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yaitu faktor pengalaman, hasil belajar,kebutuhan- kebutuhan,
aktualisasi diri, frustasi, depresi dan konflik yang dialami dapat mempengaruhi
penyesuaian diri individu.
c. Faktor Perkembangan dan Kematangan
Akan mempengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosional,sosial, moral,
keagamaan dan intelektual.
d. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkunga keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan dan agama berpengaruh
kuat terhadap penyesuaian diri seseorang.
e. Faktor Budaya dan Agama
Lingkungan budaya tempat tinggal dan tempat berinteraksi seta ajaran agama merupakan
sumber lain, norma, kepercyaan dan pola tingkah laku yang akan memberikan tuntmam
bagi hidup dan akan memtukan pila penyesuaian dirinya.
2. Pertanyaan Nirmalasari (A1A222095)
Sebagai seorang bidan edukasi apa saja yang di berikan untuk menjadi seorang ayah?
Jawaban Jumria (A1A222098)
Sebagai seorang bidan kita memberikan edukasi bukan cuma hanya untuk calon ibu
melainkan calon ayah juga yang dimana bertujuan mendorong terjadinya proses perubahan
perilaku ke arah yang lebih positif, peningkatan pengetahuan dan sikap agar memiliki
perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
Contoh edukasi,calon ayah selalu aktif terlibat dalam proses kehamilan istri hingga masa
nifasmemberikan afirmasi positif terhadap istri,jangan malu menerima masukan dari
keluarga, memberikan informasi manfaat keterlibatan calon ayah dalam pengasuh anak,
3. Pertanyaan A. Asmawati Mannan(A1A222050)
Ketakutan apa saja yang biasanya dirasakan ketika ingin menjadi ayah baru dan bagaimana
peran kita sebagai bidan dalam menanggapi hal tersebut?
Jawaban Anjel Restika Kara (A1A222102)
Bagi seorang laki-laki, menjadi ayah merupakan hal besar yg butuh pertimbangan matang.
Sama halnya dengan menikah, memiliki anak tidak hanya akan menambah kebahagian
namun juga membutuhkan tanggung jawab. Akan ada banyak perubahan yg harus dihadapi
oleh ayah baru, yg mungkin membuat sebagian dari calon ayah merasa ketakutan. misalnya,
merasa belum siap menerima tanggung jawab besar sebagai ayah, baik materi maupun
mental. Ayah baru takut menghadapi berbagai perubahan seperti berkurangnya keintiman
dgn istri atau rutinitas mengurus bayi yang menyita waktu, tidak memiliki suport system
atau tempat untuk bercerita mengenai kecemasan atau keadaan tidak nyaman yg sedang ia
rasakan, ketidaksiapan dalam memiliki anak misalnya tidak merencanakan memiliki bayi
atau tdk memulai adaptasi saat istri mengandung, dan faktor masalalu juga dapat menjadi
penyebab ketakutan seperti pengalaman tdk menyenangkan dengan ayah diwaktu kecil
sehingga ia takut hal tersebut dirasakan juga oleh anaknya kelak.
Peran bidan yaitu:
Memberikan edukasi kepada ayah tersebut bahwa memiliki calon buah hati tidaklah
semenakutkan apa yang kita kira bahkan menjadi seorang ayah yang baru juga adalah
tantangan pertama untuknya bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi buah hatinya
kedepan dan jelaskan hal-hal positif menyenangkan menjadi seorang ayah baru.
4. Pertanyaan Vini Alvionita (A1A222052)
Bagaimana caranya menghadapi jika seorang ayah yang umur muda dan cuek dalam
menerima peran sebagai orangtua, karena tidak semua calon ayah itu peduli, dan kita tidak
bisa menutup mata sebagai bidan apa yang kita lakukan dalam kasus tersebut?
Jawaban Jumriah (A1A222098)
Melibatkan suami dalam setiap pemeriksaan kehamilan ibu dan memberikan edukasi kepada calon
ayah bahwa peran ayah sangat penting dalam masa kehamilan seorang ibu untuk menjaga mental
seorang ibu agar tidak berdampak ke janin, kita juga bisa melakukan kunjungan rumah apabila
seorang suami Tidk ingin ikut ke t4 fasilitas pemeriksaan.
Tambahan Kurniati (A1A222092)
Disampaikan kepada istri untuk lebih tabah dan sabar menghadapi suaminya, selain memberikan
edukasi kepada suami yang cuek, melibatkan keluarga suami yang bisa membantu mengedukasi
suami.
Tambahan Hariati (A1A222074)
Alasan pemerintah dalam memberikan batasan umur seseorang baik kepada laki-laki dan perempuan
yaitu usia ideal adalah 20 tahun keatas krn yg harapan adalah terbentuknya suatu mental kepada
pasangan suami istri.
Dalam membangun sebuah keluarga itu pentingnya konseling pranikah salah satu fungsi dari
konseling pranikah adalah membangun mental kedua pasangan tersebut dalam menjadi orang tua
selain ini perlu di lakukan pendekatan kepada keluarga untuk memberikan dukungan terhadap ibu
selain itu juga kita sebagai bidan memberikan dukungan dengan memahami kedaan ibu,,dan
memebrikan ruang u tuk ibu berbicara kepada kita sebagai seorang bidan
Tambahan A. Siti Dahlia S. (A1A222089)
Sebagai seorang bidan kita rangkul pasien tersebut, kita ikutkan kelas ibu hamil suaminya kita dekati
keluarganya bahkan jika perlu kita libatkan lintas sektor untuk membantu ibu melahirkan secara aman
dan selamat

Anda mungkin juga menyukai