Anda di halaman 1dari 42

1

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI PADA TAHAP


AWAL (USIA 12-15 TAHUN) DENGAN PERUBAHAN FISIK DI
MTs AL-MUBARAK TACIPI

Proposal Laporan Tugas Akhir ini Diajukan sebagai Tahap


Awal untuk Kegiatan Penelitian

SULFIANTI
BSN18975

PRODI D3 KEBIDANAN
INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE
2021
2

HALAMAN PERSETUJUAN

Propsal Laporan Tugas Akhir dengan Judul “GAMBARAN


PENGETAHUAN REMAJA PUTRI PADA TAHAP AWAL (USIA 12-
15 TAHUN) DENGAN PERUBAHAN FISIK DI MTs AL-MUBARAK
TACIPI” telah disetujui sebagai Proposal Laporan Tugas Akhir dan telah
memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Bone, 23 April 2021

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Hasnidar, S.ST.,M.Kes) (Hasliana Haslan, S.ST.,M.Kes)


NIK. 03010761206 NIDN. 0928089003

Mengetahui,

Rektor

(Dr.Hasnidar, S.ST.,M.Kes)
NIK. 03010761206

i
3

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan Judul “GAMBARAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI PADA TAHAP AWAL (USIA 12-

15 TAHUN) DENGAN PERUBAHAN FISIK DI MTs AL-MUBARAK

TACIPI ” telah diujikan pada ………………….2021 dan dinyatakan telah

memenuhi syarat untuk diterima.

Bone, April 2021

Penguji I : Dr.Mustar,A.Per.Pen.,M.Kes (.........................)


NIDN. 0901126401

Penguji II : (Dr.Hasnidar, S.ST.,M.Kes) (.........................)


NIK. 03010761206
Penguji III : Hasliana Haslan, S.ST.,M.Kes (.........................)
NIDN. 0928089003

Mengetahui,

Rektor

(Dr.Hasnidar, S.ST.,M.Kes)
NIK. 03010761206

ii
4

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Proposal Laporan Tugas
Akhir dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI
PADA TAHAP AWAL (USIA 12-15 TAHUN) DENGAN
PERUBAHAN FISIK DI MTs AL-MUBARAK TACIPI” yang
merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
di Institus Sains dan Kesehatan Bone.
Tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir:

1. Bapak Dr.Mustar,A.Per.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Sipatokkong


yang menaungi Institut Sains dan Kesehatan Bone.
2. Ibu Dr.Hasnidar, S.ST.,M.Kes selaku Rektor Institut Sains dan
Kesehatan Bone yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam
proses penyelesaian Proposal Laporan Tugas Akhir.
3. dr.Hj.Nurmina A.Yusuf, MARS selaku kepala Dinas Kesehatan Bone
yang telah memberikan kesempatan dalam pengambilan data.
4. Ibu Hj.Kartini Abbas, S.ST.,M.Kes selaku Ketua Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) Kabupaten Bone yang telah memberikan kesempatan
dalam pengambilan data awal.
5. Ibu Hj.A.Nurhaedah,S.Ag.,MA selaku kepala Sekolah MTs Al-
Mubarak Tacipi yang telah memberikan kesempatan dalam
pengambilan data.
6. Bapak Arif selaku ketua tata usaha MTs Al-mubarak Tacipi yang telah
memberikan dukungan dan arahan dalam pengambilan data.
7. Dr. Hasnidar, S.ST.,M.Kes dan Hasliana Haslan, S.ST.,M.Kes selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk

iii
5

memberikan bimbingan dalam penulisan dan penyusunan Proposal


Laporan Tugas Akhir.
8. Staf dan Dosen Pengajar Institut Sains dan Kesehatan Bone yang telah
memberikan pengetahuan selama menyelesaikan pendidikan.
9. Sembah sujud terima kasih kepada kedua Orang Tuaku, Bapak dan Ibu
atas segala jerih payahnya. Ketulusan dan ketabahan serta kasih sayang
nya, pengorbanan dan doa sehingga selalu temotivasi untuk
menyelesaikan penulisan ini.
10. Saudara-saudari serta keluarga ku yang saya sayangi yang telah
memberikan dukungan sampai sekarang ini.
11. Seluruh sahabatku dan rekan-rekan karena mereka semua telah
memberikan semangat untuk saya.

Atas segala bantuan dan bimbingan penulis tidak dapat berbuat apapun
sebagai imbalan kecuali ucapan terima kasih dan memohon kepada Allah
SWT semoga amal bakti kita semua mendapat pahala dan keselamatan dari-
Nya. Aamiin Ya Robbal Aalamiin.

Bone, Maret 2021


Penulis

iv
6

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................i
PENGESAHAN LAPORAN AKHIR....................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................3
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................3
D. Manfaat Penelitian.........................................................................3
E. Hasil Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................6
A. Tinjauan Umum Tentang Remaja..................................................6
1. Pengertian remaja....................................................................6
2. Ciri – ciri remaja......................................................................6
3. Tahap – tahap Perkembangan dan Batasan Remaja ...............8
4. Perubahan Sosial Pada Masa Remaja ....................................9
B. Tinjauan Umum Tentang Perubahan fisik pada Remaja...............10
1. Pengertian Perubahan Fisik.....................................................10
2. Perubahan Fisik pada laki – laki..............................................10
3. Perubahan Fisik Pada Remaja Perempuan..............................12
4. Perkembangan Psikologi remaja Putri.....................................16
C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan.........................................19
1. Pengertia Pengetahuan.............................................................19
2. Tingkat pengetahuan................................................................19
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.................20
4. Pengukuran Pengetahuan.........................................................21
5. Kerangka teori.........................................................................23
6. Kerangka Konsep.....................................................................24
7. Hipotesis .................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................25
A. Jenis dan rencangan Penelitian .....................................................25
B. Populasi ........................................................................................25
C. Sampel ..........................................................................................25
D. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................26

v
7

E. Variabel Penelitian.........................................................................26
F. Definisi Operasional......................................................................26
G. Jenis Data.......................................................................................27
H. Teknik Pengumpulan Data............................................................27
I. Pengolahan Data............................................................................27
J. Analisa Data ..................................................................................29
KOESIONER...........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................35

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan fisik remaja merupakan ciri utama dari proses biologis
yang terjadi pada masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan fisik
secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental
emosional). Perubahan fisik yang terjadi termasuk pertembuhan organ-
organ reproduksi untuk mencapai kematangan agar mampu
melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan yang cukup besar ini
dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Remaja sangat
penting untuk mempelajari perubahan yang terjadi setiap tahap
kehidupannya. Remaja dapat belajar menerima kondisi fisik diri serta
merawat dan menjaganya (Bella Kartini Rochmania 2015)

Perubahan fisik pada masa remaja terjadi ketika seseorang


mengalami perubahan struktur tubuh dari kanak-kanak menuju dewasa
(pubertas). Termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual) untuk mencapai kematangan yang ditunjukkan dengan
kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi (kumalasari dan
Anhyntoro, 2012 dalam Hani dkk 2016)

Manusia dalam perkembangannya melewati beberapa fase, salah


satunya adalah masa remja. Menurut World Health Organizasation
(WHO), remaja adalah yang berusia 10-24 tahun. Masa remaja adalah
masa perlihan dari anak-anak ke dewasa.

Batas usia remaja menurut WHO (2008) dalam Rohmaniah (2014)


adalah 12-24 tahun. Sedangkan batas usia remaja menurut Monks
(2006) dalam Rohmaniah (2014) adalah 10-19 tahun. Pendapat lain yang
dikemukakan oleh widyastuti, dkk. (2009) yaitu antara usia 10-19 tahun.
Di dunia, dipekirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18%
dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014; dalam Kemenkes RI, 2014).

1
2

Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di indonesia menurut sensus


penduduk tahun 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah
penduduk. (Kemenkes RI 2014)

Meningkatnya keingintahuan remaja pada masalah perubahan yang


terjadi pada dirinya, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi
mengenai perubahan yang dialami. Hal tesebut akan menimbulkan sikap
dan perilaku yang beresiko bila remaja mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi yang tidak tepat (Depkes RI, 2010)

Meningkatnya remaja pada masalah perubahan yang terjadi pada


dirinya, maka remaja akan berusaha mencari informasi mengenai
perubahan yang dialami. Hal tersebut akan menimbulkan sikap dan
prilaku yang berisiko, bila remaja mendapatkan informasi yang tidak
tepat (Depkes RI, 2010)

Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan dimana ada


fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa
(BKKBN, 2004; dalam Rohmania, 2014

Pentingnya pengetahuan remaja tentang perubahan fisiknya karena


masa remaja merupakan masa stress full karena ada perubahan fisik dan
biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diperlukan
suatu proses penyesuian diri dari remaja. Ketidaktahuan remaja
mengenai perubahan yang terjadi pada dirinya dapat menimbulkan rasa
cemas dan malu. Mereka akan bertanya-tanya apa yang harus mereka
lakukan dengan perubahan itu (BKKBN, 2010; Liberty, 2013)

Ketidaktahuan remaja mengenai apa yang terjadi pada dirinya itu


terjadi dapat menimbulkan rasa cemas dan malu, mereka akan bertnya

apakah itu suatu hal yang normal, apakah semua orang mengalaminya
apa yang harus mereka harus lakukan dengan perubahan itu (BKKBN,
2010)
3

Menurut BKKBN (2014) yaitu antara usia 10-24 tahun dan belum
menikah. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan pesat baik secara fisik, psikososial maupun intelektual
(Pusat Data Kementerian Kesehatan 2013)

Peneliti tertarik untuk mengankat judul hubungan pengetahuan


remaja awal usia 11-13 tahun terhadap perubahan fisik pada remaja
putri. Atas pemikiran tersebut peneliti berkeyakinan bahwa kajian ini
menjadi sangat penting dan strategis karena benar-benar akan
mendapatkan manfaat bagi remaja guna meningkatkan pengetahuan
remaja putri pada tahap awal terhadap perubahan fisik yang terjadi pada
dirinya. Dan data dari bagian tata usaha di MTs Al-Mubarak Tacipi
jumlah siswa sebanyak 142 responden dan siswi remaja putri usia 11 –
13 tahun sebanyak 48 responden

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana hubungan
pengetahuan remaja putri pada tahap awal terhadap perubahan fisik di
MTs Al-mubarak Tacipi?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri pada tahap
awal terhadap perubahan fisik di MTs Al-mubarak Tacipi?
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri pada tahap
awal perubahan fisik Usia 11-13 tahun di MTs Al-mubarak Tacipi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan
pengembangan pengetahuan mengenai hubungan pengetahuan
remaja dengan perubahan fisik remaja putri usia 11-13 tahun di MTs
Al-mubarak Tacipi
4

2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Bermanfaat untuk menambah wawasan dalam hal mengetahui
dan mempelajari hubungan pengetahuan remaja awal terhadap
perubahan fisik sehingga kami dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu
yang telah di peroleh selama masa kuliah
b. Bagi siswa
Memberikan pengetahuan terhadap perubahan fisik apa saja yang
terjadi pada pada remaja awal serta bagaimana dalam
menghadapi kondisi yang dialaminya
c. Bagi pendidikan
Dapat bermanfaat sebagai bahan untuk perpustakaan program
studi INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE serta dapat
dikembangkan lebih luas dalam penelitian selanjutnya
E. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan

Tabel 1.1
Judul nama Variabel
No Sasaran Metode Persamaan perbedaan hasil
tahun yang diteliti
1. Hubungan 88 Remaja SMP Deskriftif Ada hubungan
antara remaja kuantitatif antara
pengetahuan dengan pengetahuan
dengan sikap desain dengan sikap
remaja awal cross siswa
tentang sectional perempuan
perubahan tentang
fisik pada perubahan
remaja di SMP fisik pada
N 5 kota jambi remaja p-value
tahun 2017 (0,000) OR 90
(9,166-
833,684)
2 Hubungan 407 Remaja SMP Deskriptiv Penelitian Ada hubungan
pengetahuan siswa e Analitik ini yang
dan sikap remaja dengan menggunkan bermakna
terhadap desain Deskriptive antara
respon cross Analitik pengetahuan
perubahan sectional dengan dan sikap
fisik pubertas sedangkan terhadap
pada anak usia penelitian ini perubahan
11-13 tahun di menggunaka fisik puberitas.
5

SMP Negeri n Deskriptif Dengan nilai


12 makassar kuantitatif kemknaan
p=0,000,
p=0,002,
dimana nilai p
lebih kecil dari
a=0,05
3 Sikap remaja 92 Remaja SMP Simple Penelitian Didapatkan
putri dalam remaja random ini nilai x2 hitung
menghadapi sampling menggunaka 3,895 lebih
perubahan n simple kecil dari x2
fisik masa random tabel (5,991)
puberitas 2015 sampling sehingga dapat
sedangkan disimpulkan
penelitian ini bahwa tidak
menggunaka ada hubungan
n Deskriptif antara persepsi
kuantitatif pola asuh
orang
tuadengan
sikap
menghadapi
perubahan
fisik masa
pubertas
4 Hubungan 30 siswa Remaja SMP Deskriptif Penelitian ini Didapatkan
pengetahuan remaja korelasi menggunaka nilai sig.
remaja putri dengan n Deskriptif Sebesar 0,008
tentang pendekatan korelasi (a 0,005) yang
perubahan cross dengan berarti data
fisik pada secsional pendekatan dinyatakan
masa pubertas cross signifikan dan
dengan tingkat secsional terdapat
stres 2017 korelasi
negatif dengan
nilai
correlation
Coefficient -
0,762
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Remaja


1. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang
dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan
perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial.
Masa remaja merupakan salah satu metode dari perkembangan
manusia. Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-
anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan
psikologis, dan perubahan sosial Sofia & Adiyanti, 2013).
Menurut King (2012) remaja merupakan perkembangan yang
merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini
dimulai sekitar pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai
21 tahun.
Menurut Monks (2008) remaja merupakan masa transisi dari
anak-anak hingga dewasa, fase remaja tersebut mencerminkan cara
berfikir masih dalam kridor berpikir konkret, kondisi ini disebabkan
pada masa ini terjadi suatu proses pendewasaan pada diri remaja.
Masa tersebut berlangsung dari usia 12 sampai 21 tahun, dengan
pembagian sebagai berikut :
a. Masa remaja awal (Early adolesent) umur 12-15 tahun
b. Masa remaja pertengahan (middle adolecent) umur 15-18 tahun
c. Remaja terahkir umur (late adolecent) 18-21 tahun
2. Ciri-ciri remaja
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-
perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak
langsung pada individu yang bersangkutan dan akan
mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

6
7

b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti


perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat
dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas,
keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup
yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang
paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada
emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang
mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan
akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari
remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa
peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan.
Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku
yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua
menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja
cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna
merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain
sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya
terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami
kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan
kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan
bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan
merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa
perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
8

3. Tahap-tahap Perkembangan dan Batasan Remaja


Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan remaja yaitu : soetjiningsih (2010)
a. Remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan yang akan
menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka pengembangkan
pikiran-pikiran baru sehingga, cepat tertarik pada lawan jenis,
mudah terangsang secara erotis, dengan dipegang bahunya saja
oleh lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotik.
b. Remaja madya (middle adolecent) berumur 15-18 tahun
Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja
senang jika banyak teman yang mengakuinya. Ada
kecenderungan mencintai pada diri sendiri, dengan menyukai
teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu ia berada
dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang
mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis
atau pesimistis, idealitas atau materialis, dan sebagainya
c. Remaja akhir (late adolecent) berumur 18-21 tahun
Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju
periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu :
1) Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek
2) Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan
bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-
pengalaman baru
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi
4) Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan dan kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya
(privateself)
9

6) Masyarakat umum (sarwono 2010).


4. Perubahan sosial pada masa remaja
Tugas perkembangan remaja yang tersulit ialah berhubungan
dengan penyesuian sosial. Remaja yang harus menyesuiakan diri
dengan lawan jenis hubungan yang sebelumnya belum pernah ada
sehingga menyesuaikan diri dengan orang dewasa diluar
lingkungan keluarga dan sekolah. Remaja lebih banyak
menghabiskan waktunya bersama dengan teman-teman. Maka
pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,
penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga.
Misalnya, sebagian besar remaja mengetahui bahwa mereka telah
memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok
yang popular, maka kesempatan untuk diterima menjadi anggota
kelompok lebih besar (Nasution, 2007). Kelompok sosial yang
sering terjadi pada remaja (Hurlock, 1999 dalam Nasution 2007):
a. Teman dekat
Remaja yang mempuyai bebrapa teman dekat atau sahabat karib.
Mereka yang terdiri dari jenis kelamin yang sama sehingga
mempunyai minat dan kemampuan yang sama. Sehingga teman
dekat yang salin mempengaruhi satu sama lain
b. Kelompok kecil
Kelompok ini yeng terjadi dari kelompok teman-teman dekat.
Jenis kelamin yang sama, tetapi kemudian meliputi kedua jenis
kelamin
c. Kelompok besar
Kelompok ini terdiri atas beberapa kelompok kecikdan
kelompok teman dekat, berkembang dengan meningkatnya
minat pesta dan berkencan. Kelompok ini besar sehingga
penyesuian minat berkurang anggota-anggotanya. Terdapat
jarak antara sosial yang lebih besar di antara mereka.
10

d. Kelompok yang terganisasi


Kelompok ini adalah kelompokyang dibina oleh orag dewasa,
dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai
klik atau kelompok besar
e. Kelompok geng
Remaja yang tidak termasuk kelompok atau kelompok besar dan
merasa tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi akan
mengikuti kelompok geng. Anggotanya niasanya terdiri dari
anak-anak sejenis dan minat utama merekaadalah untuk
menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti sosial

B. Tinjaun Umum Tentang Perubahan fisik pada remaja


1. Pengertian perubahan fisik
Perubahan fisik pada remaja terjadi karena pertumbuhan fisik
termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual)
menuju kematangan. Perubahan ini dapat dilihat dari tanda-randa
seks primer dan seks sekunder. Tanda-tanda seks primer, yakni
berhubungan langsung dengan organ seks seperti haid dan mimpi
basah
2. Perubahan fisik pada laki - laki
Memasuki masa pubertas atau remaja, ada banyak perubahan,
baik fisik maupun psikis, yang terjadi. Terutama pada remaja laki-
laki. Perubahan fisik pada remaja laki-laki umumnya mulai terjadi
sekitar usia 12 tahun. Bisa lebih cepat atau lebih lambat, tergantung
kondisi masing-masing
Masa pubertas merupakan tanda bahwa fungsi seks dan
reproduksi tubuh seorang remaja laki-laki sudah mulai aktif. Tak
heran jika kemudian muncul sejumlah perubahan pada tubuh,
sebagai efek dari meningkatnya hormon-hormon tertentu
11

Perubahan fisik pada remaja laki-laki yang memasuki usia


pubertas, umumnya ditandai dengan beberapa ciri, yaitu:
a. Perubahan Ukuran dan Warna pada Testis dan Penis
Remaj laki-laki biasanya akan mengalami perubahan ukuran dan
warna pada testis dan penis. Perubahan yang dimaksud berupa
pembesaran dan perubahan warna jadi kehitaman atau lebih
gelap dari warna kulit. Terjadinya perubahan ini bervariasi. Ada
yang mengalaminya pada usia 9 tahun, dan ada pula yang
mengalaminya di atas usia itu.
b. Suara Jadi Berat
Perubahan fisik pada remaja laki-laki ini adalah yang paling
kentara. DitanDai dengan lebih beratnya suara, atau sering juga
disebut dengan istilah suara “pecah”. Perubahan ini biasanya
terjadi pada usia 11-15 tahun, dan berkembang secara perlahan
tanpa disadari.
c. Mengalami Mimpi Basah
Anak laki-laki belum afdol disebut remaja katanya, kalau belum
mimpi basah. Berbeda dengan mimpi biasa, mimpi basah
ditandai dengan keluarnya air mani atau ejakulasi, ketika sedang
tidur. Mimpi ini terjadi akibat meningkatnya kadar hormon
testosteron dalam tubuh, dan intensitasnya akan berkurang
seiring bertambahnya usia.
d. Kulit Berminyak dan Berjerawat
Perubahan fisik pada remaja laki-laki yang satu ini sebenarnya
tidak selalu terjadi, karena kondisi kulit setiap orang dapat
berbeda. Namun, timbulnya jerawat dan kulit jadi lebih
berminyak, adalah salah satu tanda pubertas pada remaja laki-
laki. Jika melihat tanda ini, orangtua perlu mewanti anak untuk
rajin mencuci wajah dan mengonsumsi makanan sehat.
12

e. Membesarnya Massa Otot


Masa remaja pada laki-laki juga ditandai dengan membesarnya
massa otot. Hal ini juga membuat dada jadi lebih bidang, seperti
laki-laki dewasa. Selain pembesaran massa otot, remaja laki-laki
juga umumnya tumbuh lebih tinggi.
f. Tumbuh Rambut Halus pada Kemaluan dan Ketiak
Sama seperti remaja perempuan, remaja laki-laki juga
mengalami pertumbuhan rambut halus pada area kemaluan dan
ketiak. Ini adalah tanda pubertas yang umum terjadi, akibat
meningkatnya hormon-hormon reproduksi dalam tubuh.
3. Perubahan fisik pada remaja perempuan
Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-
perubahan fisik. Hurlock (1992) menyatakan bahwa perubahan fisik
tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran
tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks
primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan
yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui perubahan-
perubahan, baik internal maupun eksternal.
a. Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan
tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat
mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
1) Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau
berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah
besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi
lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan
bertambah panjang.
2) Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh
belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat
13

pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah


meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana
jantung sudah matang.
3) Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada
usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat
kematangan baru beberapa tahun kemudian, satu atau dua
tahun setelah usia anak perempuan.
4) Sistem Endoktrin
Kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa remaja
menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh
sistem kelamin pada masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar
seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum
mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja
atau awal masa dewasa.
5) Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan
belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi
perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang
mencapai ukuran yang matang
b. Perubahan Eksternal
Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang mengalami
datangnya masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang
terjadi, dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut
ialah:
1) Payudara yang tumbuh
Saat memasuki masa pubertas, payudara pada perempuan
perlahan mulai tumbuh dan semakin membesar. Umumnya,
hal ini terjadi pada anak perempuan yang berusia 8-13 tahun.
Umumnya, diawali pada bagian puting dan areola. Sebaiknya
ibu jangan khawatir jika payudara anak baru tumbuh pada
14

satu bagian. Kondisi ini terbilang normal karena


pertumbuhan payudara tidak secara bersamaan. Alasan ini
juga yang menyebabkan payudara perempuan akan memiliki
ukuran yang berbeda.

2) Tumbh bulu halus pada ketiak dan area kemaluan


Terkadang munculnya rambut halus pada ketiak atau
kemaluan membuat anak menjadi malu atau minder,
sebaiknya ibu berikan pengertian pada anak bahwa hal
tersebut wajar terjadi. Jangan lupa mengajarkan anak untuk
selalu menjaga kebersihan area kemaluan maupun ketiak
yang mulai ditumbuhi rambut halus

3) Perubahan bentuk tubuh


Melansir Raising Children, anak perempuan yang memasuki
masa pubertas akan mengalami perubahan bentuk tubuh.
Tidak hanya semakin menunjukkan lekuk tubuh, tetapi anak
15

juga mengalami pertumbuhan tinggi secara drastis.


Umumnya, pertumbuhan tinggi anak perempuan akan
berhenti pada usia 16-17 tahun.
4) Perubahan berat badan
Tidak hanya tinggi badan yang mengalami perubahan, pada
masa pubertas beberapa anak mengalami kenaikan berat
badan yang cukup signifikan. Tidak ada salahnya ibu
mendampingi anak dan memberikan asupan yang bernutrisi
serta sehat agar anak tidak mengalami obesitas maupun
kekurangan berat badan saat masa pertumbuhannya. Asupan
yang cukup tentunya akan membuat kesehatan anak semakin
optimal.
Itulah perubahan fisik yang terlihat pada anak yang mulai
memasuki masa pubertas. Umumnya, pubertas pada anak
perempuan ditandai dengan munculnya menstruasi pada anak
perempuan. Namun, beberapa bulan sebelum menstruasi, anak
mengalami keputihan dalam bentuk bening dan tidak berbau.
Selain itu, keputihan yang dialami juga tidak menyebabkan rasa
gatal.
Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan
perilaku dan sikap. Keadaan ini sering sekali menjadi sedikit
parah karena orang-orang yang berbeda di sekelilingnya dan
sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu. Dalam
masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas
sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya
sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga
dan sering kali agak melawan norma sosial yang berlaku. Oleh
karena itu, semasa ini sering kali dinamakan sebagai “masa
negatif”.
Meskipun pengaruh pubertas terhadap anak-anak berbeda-beda,
cara mereka melampiasan gangguan ketidakseimbangan
16

tampaknya sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat


terlihat adalah mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan
pemikirannya ataupun perasaannya, ada kecenderungan menarik
diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri,
menantang kewenangan, sangat mendambakan kemandirian,
sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka melakukan tugas di
rumah maupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa dirinya tidak
bahagia.
Karena memang sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar
pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam
bentuk dan ukuran tubuhnya
4. Perkembangan psikologi remaja putri
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat
strategis, penting, dan berdampak luas bagi perkembangan
berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat
tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan kaki.
Pada remaj akhir, proporsi tubuh mencapai ukuran tubuh dewasa
dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf : 2005).
a. Perkembangan psikologi remaja 10 – 13 tahun
Apabila dilihat dari fase perkembangan remaja, usia 10
hingga 13 tahun merupakan fase early karena ia baru memasuki
tahapan masa puber. Maka dari itu, orangtua juga perlu
mempersiapkan diri karena ia akan mengalami perubahan suasana
hati serta perilaku yang berbeda dari biasanya.
Beberapa perkembangan psikologi pada remaja di usia 10 hingga
13 tahun di antaranya adalah:
1) Masih memperlihatkan kedekatan serta ketergantungan
dengan orangtua.
2) Membuat kelompok bersama teman-teman terdekat.
3) Mulai mencari identitas diri dan memperlihatkan
kemandirian.
17

b. Perkembangan emosional
Pada saat anak berusia 10 tahun, perkembangan psikologi
atau emosi remaja masih akan menunjukkan ketergantungannya
pada orangtua. Namun, kedekatannya dengan teman-teman
sebaya akan semakin menguat.
Bahkan, tekanan dari lingkungan pertemanan yang
dirasakannya akan semakin besar. Begitu pula dengan identitas
dirinya dalam sebuah pertemanan. Meski begitu, pada usia ini
anak masih akan menganggap orang dewasa memiliki kekuatan
atau kekuasaan yang lebih besar. Hal ini membuatnya masih akan
mengikuti aturan dan prinsip yang ada di dalam rumah.
Namun, Anda mungkin perlu mempersiapkan diri jika anak
mulai mepertanyakan setiap aturan yang diberlakukan di rumah.
Di saat yang bersamaan, pada perkembangan psikologi atau
emosi remaja usia 11 hingga 13 tahun, ia mulai peduli dengan
penampilan serta tubuhnya. Hal ini biasanya terjadi karena
perubahan alami yang dialami oleh tubuhnya.
Namun apabila permasalahan ini tidak ditangani dengan
baik, ada kemungkinan ia mengalami masalah tertentu. Jika ia
tidak suka dengan tubuhnya, misalnya ia merasa tubuhnya terlalu
gemuk, ia bisa saja melakukan diet sembarangan sehingga bisa
berujung pada gangguan makan serta minder.
Pada perkembangan emosi remaja di fase ini, anak juga
semakin menekankan identitas dirinya. Ini bisa dilihat melalui
pakaian yang digunakan, musik yang didengarkan, film yang
ditonton, atau buku yang dibaca. Apabila dilakukan tanpa
pengawasan, anak mungkin mulai berani mencontoh apa yang
dilihatnya berdasarkan rasa penasaran.
Berada di usia 12 hingga 13 tahun, Anda juga bisa melihat
perkembangan psikologi atau emosi remaja yang cukup
signifikan. Ini terlihat dari perubahan mood yang semakin
18

menjadi-jadi. Satu waktu merasa bisa menaklukkan segalanya, di


waktu lain anak merasa telah mengacaukan semuanya.
c. Perkembangan Moral Psikologi remaja
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar
kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologi
(rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain)
d. Perkembangan sosial psikologi remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk
memahami orang lain (social/ cognition) dan menjalin
persahabata. Remaja memilih teman yang memiliki sikap, nilai-
nilai, dan keperibadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rewan pada remaja adalah sikap
comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti
bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal
pendapat, pikiran, nilai – nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran,
keinginan, dan lain – lainnya
e. Perkembangan kepribadian psikologi remaja
Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa
berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar
untuk masa dewasa. Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau
mencari idola – idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh
panutan dan kebangaan. Faktor – faktor penting dalam
perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja)
f. Perkembangan kesadaran beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang.
Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi
remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis
psikologi remaja hingga menyoroti nilai- nilai agama dan
kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis
kepincangan – kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya
kurang mempedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur,
19

dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealism keimanan dan


spiritual remaja mengalami benturan – benturan dan ujian.
Demikian perkembangan psikologi remaja
C. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan remaja adalah suatu hasil tau dari manusia atas
penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui
dan objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang
sesuatu objek tertentu (Suriasumantri dalam Nurroh 2017).
Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga,
dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang
diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Daryanto dalam Yuliana (2017), pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda,
dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu
sebagai berikut:
a. Pengetahuan (Knowledge)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang
dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.
20

b. Pemahaman (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat
menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui
c. Penerapan (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang
diketahui pada situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu objek.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis
menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
f. Penilaian (evaluation)
Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau
norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun
orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas
pengetahuan seseorang.
b. Tingkat pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau
pengetahuaan seseorang. Secara umum, seseorang yang
21

berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan lebih


luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikan
lebih rendah.
c. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun
dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahul. Keyakinan ini bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu
sifatnya positif maupun negatif.
d. Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi,
majalah, koran dan buku.
e. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan
cukup beasar, maka dia akan mampu untuk menyediakan atau
membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.86
f. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam
keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap
seseorang terhadap sesuatu.
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
guna mengukur suatu pengetahuan dapat digunakan suatu
pertanyaan. Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk
pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif misalnya jenis
pertanyaan essay dan pertanyaan objektif misalnya pertanyaan
pilihan ganda (multiple choice), betul-salah dan pertanyaan
menjodohkan. Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena
penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari nilai,
sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai yang satu
dibandingkan dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu
lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan
22

disebut pertanyaan objektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat


dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor
subjektifitas dari penilai. Pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk
pengukuran pengetahuan secara umum yaitu pertanyaan subjektif
dari peneliti. Pertanyaan objektif khususnya pertanyaan pilihan
ganda lebih disukai dalam pengukuran pengetahuan karena lebih
mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan
penilaiannya akan lebih cepat. bahwa sebelum orang menghadapi
perilaku baru, didalam diri seseorang terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari terlebih
dahulu terhadap stimulus, Interest (merasa tertarik) terhadap objek
atau stimulus, Trail yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya (Notoatmodjo,
2007).
Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan ada dua
kategori yaitu: menggunakan pertanyaan subjektif misalnya jenis87
pertanyaan essay dan pertanyaan objektif misalnya pertanyaan
pilihan ganda (multiple choice), pertanyaan betul-salah dan
pertanyaan menjodohkan.
23

5. Kerangka teori

Perubahan fisik remaja

REMAJA Pengetahuan PERUBAHAN FISIK

Pengertian Remaja Tingkat Pengetahuan Pengertian


perubahan fisik
1. Pengetahuan

2.Pemahaman
1. Ciri-ciri remaja 3.Penerapan Perubahan fisik
menurut 4.Analisis pada remaja
Hurlock (1992) perempuan
5.Sintesis
2. Tahap-
6.Penilaian 1. Payudara yang
perkembangan
dan batas tumbuh
remaja
2. Tumbh bulu
3. Perubahan
sosial pada masa halus pada
remaja ketiak dan area
kemaluan
3. Perubahan
bentuk tubuh
4. Perubahan berat
badan
5. Perkembangan
psikologi
remaja
24

6. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep dapat
digambarkan sebagai berikut:

Pengetahuan Perubahan fisik


remaja putri

Keterangan:

: Variabel Dependen
: Variabel Independen
: Garis Hubungan

7. Hipotesis
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri
terhadap perubahan fisik pada masa remaja
2. Hipotesisi Nol (H0)
Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja
putri terhadap perubahan fisik pada masa remaja
25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rencangan Penelitian


Penelitian ini merupakan deskriftif korelasi dengan pendekatan cross
secsional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan terhadap perubahan fisik pada remaja putri. Penelitian ini
dilakukan pada remaja di MTs Al-Mubarak Tacipi dengan jumlah
populasi 142 responden, sampel 48 responden dengan teknik propotional
random sampling menggunakan kuesioner
B. Populasi
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan obyek penelitian atau
obyek yang diteliti. (Widiyanto 2010: 5)
Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang
diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah semua objek yang diamati dalam penelitian . populasi penelitian
ini adalah semua siswi yang berusia 11 – 13 tahun sebanyak 48 di MTs
Al-Mubarak Tacipi
C. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dijangkau serta
memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil sampelnya
tersebut (Nana Sudjana dan Ibrahim 2004: 85)
Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak
sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian berhasil
diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi.
Penentuan sampel menggunakan puposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sehingga ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 48
sampel disesuaikan dengan jumlah siswi remaja di MTs Al-Mubarak
Tacipi.

25
26

D. Ruang Lingkup Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MTs Al-Mubarak Tacipi
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s.d Mei 2021
E. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu variabel


independen dan variabel dependen. Variabel bebas (variabel
independen) adalah variabel yang menjadikan sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat, variabel independen dalam penelitian ini
yaitu pengetahuan remaja sedangkan variabel terikat (variabel
dependent) adalah variabel yang di pengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perubahan Fisik Remaja.
(Notoatmodjo,2010).

F. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara


operasional berdasarkan karakteristisk yang diamati, sehingga
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Definisi operasional adalah definisi yang berdasarkan karakteristik


yang diamati atau diteliti secara tidak langsung. Definisi operasional ini
akan menunjukkan alat pengambilan data yang cocok digunakan atau
mengacu bagaimana mengukur suatu variabel.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala


Pengetahua Pengetahuan remaja Kuisioner 1. Baik Ordinal
n Remaja adalah suatu hasil tau
(jika)
atas penggabungan atau
2. Cukup
kerjasama antara suatu
27

subyek yang mengetahui kurang


dan objek yang
3. Kurang
diketahui

Perubahan fisik terjadi


Perubahan Kuisioner 1. Normal Ordinal
karena pertumbuhan
Fisik
fisik termasuk organ – 2.Tidak
organ reproduksi Normal
menuju kematangan

1.

G. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang akan dilakukan pre-
test dan post-test dengan membagikan kuisioner sebelum dan sesudah
dilakukan penyuluhan sehingga hasilnya dapat dibandingkan atau dilihat
perubahannya.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Langkah awal yang dilakukan peneliti meliputi mengajukan surat
permohonan izin pengambilan data awal kepada dinas kesehatan
kabupaten Bone
2. Langkah selanjutnya, peneliti mengajukan surat permohonan izin
pengambilan data dari institut setelah surat diterima dengan
memperoleh izin dari Kepala sekolah MTs Al-Mubarak Tacipi.
3. Peneliti mengumpulkan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan isi
dari Proposal Laporan Tugas Akhir.

I. Pengolahan Data
Dalam tahap pengolahan data, ada 3 tahap kegiatan yang dilakukan,
yaitu:
28

a Penyuntingan (Editing)
Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh daftar
pertanyaan yang dikembalikan responden, Beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang di ajukan
2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan
3) Keajengan (consistency) jawaban responden.

Dalam penyuntingan, penyunting harus diberitahu agar tidak


mengganti atau menafsirkan jawaban responden. Jadi kebenaran
jawaban terjaga.

b Pengkodean (coding)
1) Pengkodean dapat dilakukan dengan memberi tanda / simbol yang
berupa angka pada jawaban responden yang diterima.
2) Tujuan pengkodean adalah untuk penyederhanaan jawaban
responden.
3) Harus diperhatikan pemberian pada jenis pertanyaan yang
diajukan (pertanyaan terbuka atau pertanyaan tertutup).
4) Untuk pertanyaan tertutup, kodean dibentuk dengan mudah
misalnya: 1 untuk jawaban ya/setuju dan kodean 0 untuk
tidak/tidak setuju; atau ditambah kode 99 untuk memberi jawaban
yang kosong (responden tidak memberi jawaban).
5) Untuk pertanyaan terbuka dilakukan dengan tahapan tertentu
yaitu jawaban responden diperiksa untuk dibuat kategori jawaban
tertentu, apabila ternyata jawaban perlu dikategorikan, dibuat
kategori yang sesuai setelah itu tiap kategori diberi kode.

Seluruh kodean yang ditentukanuntuk tiap jawaban, disusun


dalam buku kode. Buku kode ini selain diperlukan dalam
pengkodean juga digunakan sebagai pedoman untuk analisis data
dan penulisan laporan
29

c Tabulasi (tabulating)
Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan
menghitung data hasil pengkodean, untuk kemudian disajikan dalam
bentuk tabel. Tabel berupa tabel frekuensi, tabel deskriftif tabel
kuantitati. Pada dasarnya ada 2 cara pelaksanaan tabulasi, yaitu:
1) Tabulasi manual. Semua kegiatan dari perhitungan sampai
penyajian tabel dilakukan dengan tangan.
2) Tabulasi mekanis. Pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan
peralatan tertentu, yaitu komputer. Semua kegiatan dilakukan
dengan bantuan alat yang telah dipilih
J. Analisa Data

Setelah data peneliti diperoleh peneliti memasukkan data yang telah


ditabulasi kedalam komputer dan dianalisis secara statistik. Analisaa
data terdiri dari:

a Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi
dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel
bebas maupun variabel terikat. Analisa univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian. Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan
gambaran distribusi responden dari setiap variabel . dari variabel-
variabel ini kemudian dibuat tabel distribusi frekuensinya.
(Sumantri,2011)
b Analisa Bivariat
Analisa bivariat mempunyai tujuan untuk menganalisis hubungan
dua variabel dengan uji statistik Chi-square. Uji Chi-square
digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen dengan
dependen. (Sumantri 2011). Teknik analisa yang dilakukan yaitu
dengan analisa Chi-square sehingga jika nilai p (p value) < 0.05
berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau
30

menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen


denganvariabel independen, dan apabila nilai p value > 0,05 berarti
hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen. (Sumantri,
2011).
Analisis Korelasi Sederhana dengan Rumus Pearson –
Korelasi Sederhana merupakan suatu Teknik Statistik yang
dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan 2 Variabel dan
juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan antara 2 Variabel
tersebut dengan hasil yang sifatnya kuantitatif. Kekuatan hubungan
antara 2 variabel yang dimaksud disini adalah apakah hubungan
tersebut ERAT, LEMAH, ataupun TIDAK ERAT sedangkan bentuk
hubungannya ada apakah bentuk korelasinya Linear Positif atau pun
Linear Negatif Disamping Korelasi, Diagram Tebar (Scatter
Diagram) sebenarnya juga dapat mempelajari hubungan 2 variabel
dengan cara menggambarkan hubungan tersebut dalam bentuk
grafik.
Tetapi Diagram tebarhanya dapat memperkirakan
kecenderungan hubungan tersebut apakah Linear Positif, Linear
Negatif ataupun tidak memiliki Korelasi Linear. Kelemahan
Diagram Tebar adalah tidak dapat menunjukkan secara tepat dan
juga tidak dapat memberikan angka. Kuantitas tentang kekuatan
hubungan antara 2 variabel yang di kaji tersebut.
Kekuatan Hubungan antara 2 Variabel biasanya disebut
dengan Koefisien Korelasi dan dilambangkan dengan symbol “r”.
Nilai Koefisian rakan selalub ada di antara -1 sampai +1.
Perlu diingat:
Koefisien Korelasi akan selalu berada di dalam Range -1≤r≤+1
Jika di temukan perhitungan di luar Range tersebut, berarti telahter
jadi kesalahan per hitungan dan harus di koreksi terhadap hitungan
tersebut.
31

Rumus yang di pergunakan untuk menghitung Koefisien Korelasi


Sederhana ada lah sebagai berikut:
(Rumus ini disebut juga dengan Pearson Product Moment)
r= nΣxy – (Σx)(Σy)
. √ {nΣx² – (Σx)²} {nΣy2–(Σy)2}
Dimana:
n = Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx= Total Jumlah dari Variabel X
Σy= Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
Pola / Bentuk Hubungan antara 2 Variabel :
1) Korelasi Linear Positif (+1)
Perubahan salah satu Nilai Variabel diikuti perubahan Nilai
Variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika
Nilai Variabel X mengalami kenaikan, maka Variabel Y akan ikut
naik. Jika Nilai Variabel X mengalami penurunan, maka Variabel
Y akan ikut turun. Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati +1
(positif Satu) berarti pasangan data Variabel Xdan Variabel Y
memiliki Korelasi Linear Positif yang kuat / Erat.
2) Korelasi Linear Negatif(-1)
Perubahan salah satu Nilai Variabel di ikuti perubahan Nilai
Variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang
berlawanan. Jika Nilai Variabel X mengalami kenaikan, maka
Variabel Y akan turun. Jika Nilai Variabel X mengalami
penurunan, maka Nilai Variabel Y akan naik.
Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati - 1 ( Negatif Satu)
maka hal ini menunjukan pasangan data Variabel X dan Variabel
Y memiliki Korelasi Linear Negatif yang kuat / erat.
32

3) Tidak Berkorelasi(0)
Kenaikan Nilai Variabel yang satunya kadang-kadang di ikut
dengan penurunan Variabel lainnya atau kadang - kadang di ikuti
dengan kenaikan Variable yang lainnya. Arah hubungannya tidak
teratur, kadang-kadang searah, kadang-kadang berlawanan.
Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati 0 (No l) berarti
pasangan data Variabel X dan Variabel Y memiliki korelasi yang
sangat lemah atau kemungkinan tidak berkorelasi. Ketiga Polaa
tau bentuk hubungan tersebut jika digambarkan kedalam
33

YAYASAN SIPATOKKONG
INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN
BONE
Jln. DR. Wahidin Sudiro Husodo No. 75 Wata,pone. Telp/Fax  (0481) 2911834;
Website: www.iskb.ac.id Email. akbid bsn wtp@yahoo.co.id

KUESIONER
Persepsi Remaja Putri Tentang Perubahan Fisik Pada Masa remaja Di MTs
Al-Mubarak Tacipi Kabupaten bone
A. Petunjuk Pengisian
1. Isilah biodata anda
2 Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang Anda anggap benar dengan
cara memberi tanda check ( √ ) pada jawaban yang Anda pilih !
B. Data Demografi
No. Responden :
Tanggal :
Nama (inisial) :
Umur :
A. Pengetahuan Tentang Remaja

No Pertanyaaan Iya Tidak


1 Remaja merupakan masa peralihan dari
masa ana – anak ke masa dewasa
2 Masa remaja sebagai periode perubahan,
yaitu perubahan pada emosi, perubahan
tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa
yang mandiri)
3 Tahap – tahap perkembangan dan batasan
remaja ada 3 tahap
1.Remaja awal umur 12 – 15 tahun
2. Remaja madya umur 15 – 18 tahun
3. remaja akhir umur 18 – 21
4 Manusia dalam perkembangannya
melewati beberapa fase, salah satunya
masa remaja
5 Masa di mulai sekitar pada usia 11 tahun
dan berahkir pada usia 18 sampai 21
tahun
34

B. Pengetahuan tentang perubahan fisik


No Pertanyaan Iya Tidak
1 Salah satu perubahan fisik yang terjadi
pada remaja putri adalah terjadinyanya
pertumbuhan payudara
2 Usia 8 – 13 tahun payudara pada
perempuan perlahan mulai tumbuh dan
semakin membesar
3 Jika remaja putri sudah mengalami
menstruasi itu tandanya remaja putri
sudah mengalami puberitas
4 Perubahan bentuk tubuh, tidak hanya
menunjukan lekuk tubuh, tetapi juga
mengalami pertumbuhan tinggi
35

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M (2011) Psikologi Remaja. Jakarta : PT Bumi Aksara


Dekes RI. 2010. profil kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta
Departemen Kesehatan
Depkes RI. 2002. Modul kesehatan Reproduksi Remaja. jakarta :
Departemen Kesehatan
Depkes RI. 2014. Infodatin Pusat data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI (2010) profil Kesehatan Indonesia. jakarta :
Depertemen Kesehatan
Kemenkes RI. 2014. INFODATIN: situasi kesehatan Remaja jakarta:
kementerian Kesehatan
Kartono – k (2007) psikologi wanita. Bandung : mandar maju
Rohmaniah, S. N. Inayah. 2014. Gambaran Pengetahuan dan sikap Remaja
Putri dalam Menghadapi perubahan fisik Saat Pubertas di pondok
Pesantren Al- Baqiyatussholihat. Skripsi, Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakulitas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Notoatmodjo , S. 2007. Promosi Kesehatn dan ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta :
Rineka Cipta
Widiyanto, 2010. SPPS for windows untuk Analisis Data Statistik dan
Penelitian. Surakarta : BP - FKIP UMS
Yusuf S (2011) Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

35

Anda mungkin juga menyukai