Anda di halaman 1dari 128

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.

F
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “ LELI RAHMAWATI, S.ST ”
WALUYOJATI KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2019

PROPOSAL

OLEH :
ROSI WARDANI
NPM : 1701061

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
TAHUN 2020
STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPADA Ny. F DI
PRAKTIK MANDIRI BIDAN “LELI RAHMAWATI, S.ST”
WALUYOJATI KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2019

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

Ahli Madya Kebidanan pada Pendidikan Diploma III Kebidanan

Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu

OLEH :

ROSI WARDANI

NPM : 1701061

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

TAHUN 2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA Ny.F DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN LELI RAHMAWATI, S.ST

WALUYOJATI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2020

NAMA : ROSI WARDANI

NMP : 1701061

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar proposal.

PRINGSEWU, April 2020-


Pembimbing

(Siti Rohani., S.ST. M.Kes)


NIDN : 0225118802

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Universitas Aisyah Pringsewu

(Desi Kumalasari., S.ST. M.Kes)


NIDN : 0221128402

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Pr Tugas Akhir yang berjudul
“Studi Khasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. F di Praktik
Mandiri Bidan Leli Rahmawati, S.ST Waluyojati Kabupaten Pringsewu
Tahun 2020” dapat saya selesaikan. Penyelesaian Proposal laporan tugas akhir
ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini
perkenankan penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Sukarni., S.ST,M.Kes selaku Ketua Yayasan Universitas Aisyah Pringsewu


Lampung.
2. Hardono,S.Kep,Ners,M.Kep Rektor Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.
3. Feri Kameliawati,S.Kep.,Ners.,M.Kep Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Aisyah Pringsewu Lampung.
4. Desi Kumalasari, S.ST, M.Kes Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.
5. Siti Rohani., S.ST.,M.Kes Selaku Pembimbing Laporan Tugas Akhir dan
Selaku penguji III
6. Rini Wahyuni., S.ST. M.Kes Selaku Penguji I
7. Psiari Kusuma Wardani., S.ST.M.Kes Selaku Penguji II
8. Leli Rahmawati, S.ST Selaku kepala BPM yang telah banyak membantu
dalam pengumpulan data.
9. Seluruh dosen dan staf Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.yang telah
membekali ilmiah ilmu pengetahuan, memberikan petunjuk dan nasehat
selama penulis menjalani pendidikan.

Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan balasan pahala atas segala


amal baik yang telah diberikan dan semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi
semua pihak yang memanfaatkan

Pringsewu, April 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR ............................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iv

DAFTAR ISI......................................................................................................v

DAFTAR TABEL..............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................viii

DAFTAR SINGKATAN...................................................................................ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1


B. Identifikasi Masalah.........................................................................6
C. Tujuan .............................................................................................6
1. Tujuan Umum............................................................................6
2. Tujuan Khusus...........................................................................6

D. Manfaat ...........................................................................................7
E. Ruang Lingkup.................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan.................................................................9


B. Persalinan ........................................................................................46
C. Nifas.................................................................................................64
D. Bayi Baru Lhir..................................................................................80
E. Keluarga Berencana ........................................................................89

v
F. Standar Asuhan Kebidanan..............................................................101

BAB III METODE LAPORAN KASUS

A. Jenis Laporan Studi Kasus...............................................................103


B. Lokasi dan Waktu Studi Kasus........................................................103
C. Subjek Studi kasus ..........................................................................104
D. Instrumen Studi Kasus.....................................................................104
E. Tekhnik Pengumpulan Data.............................................................106
F. Triangulasi Data...............................................................................107
G. Alat dan Bahan.................................................................................107

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1
.........................................................................................

Penambahan Berat Badan.....................................................23

Tabel 2.2
.........................................................................................

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri...........................................32

Tabel 2.3
.........................................................................................

Pemberian Imunisasi TT.......................................................33

Table 2.4
.........................................................................................

Frekuensi Kunjungan Masa Nifas..............................................79

Tabel 2.5
....................................................................................

Penilaian Skoring APGAR.................................................86

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin PMB

Lampiran 2 Inform Consent

Lampiran 3 Lembar Konsul

Lampiran 4 Leaflet

viii
DAFTAR SINGKATAN

WHO (World Health Organisation)

ASEAN (Assosiation Of Southeast Asian Nation)

AKI (Angka Kematian Ibu)

AKB (Angka Kematian Bayi)

SDKI (Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesi)

DINKES (Dinas Kesehatan)

KH (Kelahiran Hidup)

K (Kunjungan Kehamilan )

KN (Kunjungan Neonatus)

KF (Kunjungan Nifas)

MTBM (Manajemen Terbaru Bayi Muda)

BBL (Bayi Baru Lahir)

KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi)

MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)

USG (Ultrasonography)

HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

BB (Berat Badan)

BMI (Body Mass Index)

ASI (Air Susu Ibu)

ANC (Antenatal Care)

TT (Tetanus)

HB (Hemoglobin)

HR (Hematokrit)

ix
VDRL (Venaral Descase Research Laboratory)

DM (Diabetes Melitus)

UK (Usia Kandungan)

BAB (Buang Air Besar)

BAK (Buang Air Kecil)

APN (Asuhan Persalinan Normal)

DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi)

PAP (Pintu Ats Panggul)

TFU (Tinggi Fundus Uteri)

LILA (Lingkar Lengan Atas)

TTV (Tanda-Tanda Vital)

APGAR (Appearance Pulse Grimace Activity Respiration)

NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia)

KB (Keluarga Berencana)

MAL (Metode Amenorea Laktasi)

IUS (Intra Uterin System)

IUD (Intra Uterin Device)

MOW (Metode Operasi Wanita)

MOP (Meode Operasi Pria)

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

HIV (Human Immunodefiency Virus)

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

IV (Intravena)

RL (Ringer Laktat)

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir merupakan proses

fisiologis dalam siklus hidup wanita, namun bukan tanpa resiko. Suatu

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir selalu mempunyai risiko,

dengan kemungkinan bahaya atau risiko terjadinya komplikasi dalam

persalinan. Komplikasi dapat ringan atau berat yang menyebabkan terjadinya

kematian, kesakitan, kecacatan`pada ibu atau bayi (Rochjati, 2011).

Berdasarkan data dari World Health Organizationm (WHO) tahun 2016,

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai 585.000 jiwa per tahun saat

hamil ataupun bersalin, dan Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia pada

mencapai 10.000.000 jiwa (WHO, 2016).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika

dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di

Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016).

Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia

sebanyak 22,23/1000KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016).

Di Indonesia, komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab masih

tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini, penyebab langsung

yang utama adalah 28 % perdarahan, 24% eklamsia, 11 % infeksi, 5%

1
2

abortus, 5% persalinan lama, 3% emboli ketuban, 8% komplikasi masa

puerperium, 11% lain-lain (Widiowati, 2016). Berdasarkan Survei Demografi

dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 Angka Kematian Ibu (AKI)

mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus sebesar

14.623 kasus, Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 24 per 1.000 kelahiran

hidup dengan jumlah kasus sebesar 151.200 kasus (Kemenkes RI, 2017).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Lampung tahun 2013 sebanyak

158 kasus. Berdasarkan penyebab kasus kematian ibu tahun 2013, maka

penyebab terbesar adalah pendarahan sebesar 31 %, eklamsi sebesar 29 %,

partus lama 0,63 %, infeksi 6 %, aborsi 1% dan lain-lain 33 %. (Profil

Kesehatan Lampung, 2015). Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi

Lampung, di Kabupaten Lampung Utara sebanyak 21 ibu dari 10. 979 jumlah

kelahiran atau sebesar 0,19, di Kota Bandar Lampung sebanyak 20 ibu dari

20.200 jumlah kelahiran atau sebesar 0.09%, di Lampung Selatan sebanyak

19 ibu dari 20.649 atau sebesar 0.09% dari 149 ibu yang meninggal.

Sebanyak 46 (30,8%) ibu yang meninggal karena perdarahan, 35 (23,5%)

hipertensi dalam kehamilan, 7 (4,7%) ibu karena infeksi. (Dinkes Provinsi

Lampung, 2015). Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Lampung tahun

2013 sebesar 129 kasus. (Profil Kesehatan Lampung, 2015).

Angka kematian Ibu (AKI) di Pringsewu pada tahun 2016 sebanyak

152/100.000 KH. Tingkat kematian ibu menunjukkan tingkat kesadaran

perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi

lingkungan, pelayanan ibu hamil, melahirkan dan nifas. (Dinkes


3

Kabupaten Pringsewu, 2016). Angka Kematian Bayi (AKB) di Pringsewu

pada tahun 2016 sebanyak 8/1000 KH. (Dinkes Kabupaten

Pringsewu,2016).

Berdasarkan data dari WHO tahun 2018 terdapat 21.600.000 kejadian

abortus yang tidak aman di seluruh dunia. Angka kematian akibat abortus

tidak aman didunia yaitu 30/100.000 KH (WHO 2018). Di negara

berkembang, kejadian unsafe abortion sekitar 21.200.000 dengan rate

16/1000 wanita usia 15-44 tahun, Angka kejadian abortus tidak aman di

Asia Tenggara yaitu 3.130.000 dengan rate 22/100 wanita usia 15-44

tahun. Tingginya angka abortus tidak aman ini menyumbang 47.000

kematian ibu di negara berkembang dan 2.300 kematian ibu di Asia

Tenggara. Frekuensi abortus spontan d Inonesia adalah 10-15% dari 5 juta

kehamilan setiap tahunnya atau 500.000-750.000, sedangkan aborus

buatan sekitar 750.000-1,5 juta setiap tahunnya. Angka kematian karena

abortus mencapai 2500 setiap tahunnya (Depkes RI, 2018).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan 2016 kejadian emesis gravidarum

atau mual muntah di Provinsi Jawa Timur 10 – 15% dari jumlah ibu hamil

yang ada yaitu sebanyak 183.645 orang (Dinkes, 2016). Wanita hamil

mengalami mual muntah 2% pagi hari dan 80% sepanjang hari dan 18%

berlanjut hingga melahirkan. (DinKes, 2016)

Berdasarkan Prevalensi Negara Indonesia tahun 2019 terdapat

373.000.000 orang ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi

persalinan ada sebanyak 107.000 (28,7%). Seluruh populasi di Jawa terdapat


4

679.765 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan

355.873 orang (52,5%).

Cakupan kunjungan ANC di Indonesia pada tahun 2013 yaitu K1 91,1%

dan K4 85,6%, cakupan pada tahun 2014 yaitu K1 95,4% dan K4 90,6%.

Target nasional pada tahun 2015 yang harus dicapai adalah K1 95% dan K4

90% . Cakupan K4 tahun 2016, target kemenkes sebesar 74%, Provinsi

Lampung sebesar 91,37% (Kemenkes RI, 2016).

Masa nifas ada beberapa kunjungan yaitu, kunjungan KF1 (6 jam-3 hari

setelah persalinan), KF 2 (hari ke 4-28 setelah persalinan), KF 3 (hari ke 29-

42 setelah persalinan) (Kemenkes, 2016). Cakupan kunjungan masa nifas

(KF3) di Indonesia yang tertinggi yaitu Provinsi DKI Jakarta (94,65%),

berikutnya Jambi (94,38 %), dan Jawa Tengah (94,30%). Sedangkan untuk

Sumatera Barat berada di urutan 20 (78,48%) atau masih berada dibawah

cakupan nasional sekitar 84,41%. (Kemenkes RI, 2017).

Di Idonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada

tahun 2015 kunjungan neonatus lengkap yaitu 77,31%, pda tahun 2016 yaitu

91,02%, dan pada tahun 2017 yaitu 91,96% dan pada tahun 2018 kunjungan

neonatus lengkap yaitu 43,55%. (Riskesdas, 2018)

Presentase peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur di Indonesia

pada tahun 2016 sebesar 74,80%. Tiga Provinsi yang memiliki capaian

peserta KB aktif terendah yaitu DKI Jakarta (67,46%), Sumatra Barat

(63,73%), dan Nusa Tenggara Timur (63,24%) (Kemenkes RI, 2017).

Capaian metode implant, Intrauterine Devicee (IUD) yang merupakan


5

Metode Konsepsi Jangka Panjang Operatif Pria (MOP) yang merupakan

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) masing-masing sebesar 6.99%,

7,15%. 2,78% dan 0,53%. Angka tersebut menunjang penggunaan metode

kontrasepsi MKJP di Indonesia hanya sebesar 17,45% dan di dominasi oleh

metode suntikan 62,77% (Kemenkes RI, 2018)

Salah satu upaya penting yang ditempuh dalam mempercepat penurunan

AKI dan AKB adalah dengan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat yang berarti menempatkan tenaga kesehatan yakni Bidan di

tengah-tengah masyarakat.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.F G2P0A1 usia 29

tahun, bahwa ibu pernah mengalami abortus 1 kali pada usia kehamilan 12

minggu, jenis abortus yaitu abortus komplit dan tidak dilakukan curettage,

hanya diberikan terapi obat. Jarak kehamilan lalu dan kehamilan sekarang

adalah 1,4 tahun. Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny.F pada trimester

II merasakan keluhan mual muntah, pada trimester III merasa cemas dengan

kehamilannya dan kesemutan pada kaki saat pagi hari.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan asuhan komprehensif

pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan juga

keluarga berencana (KB) di PMB Leli Rahmawati, S.ST Waluyojati

Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun 2020.


6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan data AKI dan AKB masih

cukup tinggi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah

penatalaksanaan asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny. F G2P0A1 usia

29 tahun di Praktik Mandiri Bidan (PMB) Leli Rahmawati, S.ST Waluyojati

Kecamatan Pringsewu tahun 2020.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Telah dilaksanakan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif sesuai

standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus

dan KB dengan menggunakan pendekatan manajeman kebidanan 7

langkah varney dituangkan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dari TM II – TM III di

PMB Leli Rahmawati, S.ST Waluyojati Kecamatan Pringsewu tahun

2019/2020.

b. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin di PMB Leli

Rahmawati, S.ST Waluyojati Kecamatan Pringsewu tahun 2020.

c. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas di PMB Leli

Rahmawati, S.ST Waluyojati Kecamatan Pringsewu tahun 2020.

d. Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir di PMB Leli

Rahmawati, S.ST Waluyojati Kecamatan Pringsewu tahun 2020.


7

e. Melakukan asuhan kebidanan pada keluarga berencana (KB) di PMB

Leli Rahmawati, S.ST Waluyojati Kecamatan Pringsewu tahun

2020.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan bahan referensi atau masukan bagi pengembangan ilmu

khususnya dalam asuhan kebidanan secara Komprehensif serta

perbandingan untuk menyusun laporan tugas akhir selanjutnya.

2. Manfaat Aplikatif

a. Manfaat Untuk Ny. F

Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi klien dan untuk

mengetahui proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas serta

pelayanan KB dan klien mendapatkan pelayanan kebidanan secara

Komprehensif.

b. Manfaat untuk PMB Leli Rahmawati,S.ST

Sebagai acuan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam

pemberian asuhan kebidanan secara Komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana.

c. Manfaat Untuk Universitas Aisyah Pringsewu

Sebagai masukan untuk pengembangan materi yang telah diberikan

baik dalam perkuliahaan maupun praktik lapangan agar dapat

menerapkan secara langsung dan berkesinambungan asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan
8

keluarga berencana dengan pendekatan manajenen kebidanan yang

sesuai dengan standar pelayanan kebidanan

E. Ruang Lingkup

Sasaran Asuhan Kebidanan ditunjukkan kepada Ny. F di PMB Leli

Rahmawati, S.ST Waluyojati. Pelaksanaan asuhan kebidanan secara

komprehensif dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas sampai KB.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan

sperma di dalam atau di luar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi

dan plasenta melalui jalan lahir (Fatimah, 2017).

Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : trimester I, dimulai

dari konsepsi sampai 3 bulan (0 – 12 minggu), trimester II, dimulai dari 4

sampai 6 bulan (13 – 28 minggu), trimester III, dari 7 sampai 9 bulan (29

– 42 minggu). (Fatimah, 2017)

2. Tanda - Tanda Kehamilan

a. Tanda Pasti Hamil

1) Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya

Sebagian besar ibu mulai merasakan tendangan bayi pada usia

kehamilan 5 bulan.

9
10

2) Bayi dapat dirasakan didalam rahim

Sejak usia kehamilan 6 atau 7 bulan, bidan dapat menemukan

kepala, leher, punggung, lengan, bokong dan tungkai dengan

meraba perut ibu

3) Denyut jantung bayi dapat terdengar

Saat usia kehamilan menginjak bulan ke-5 atau ke-6 denyut

jantung bayi terkadang dapat didengar menggunakan instrumen

yang dibuat untuk mendengarkan, seperti stetoskop atau

fetoskop

4) Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil

Tes ini dilakukan dengan perangkat tes kehamilan di rumah atau

di laboratorium dengan urine atau darah ibu. (Sutanto, 2019)..

b. Tanda Kehamilan Tidak Pasti

1) Tidak menstruasi

Hal ini seringkali menjadi tanda pertama kehamilan. Jika ini

terjadi, ada kemungkinan ibu hamil, sebab berhentinya haid

adalah pertanda dibuahinya sel telur oleh sperma. Kemungkinan

penyebab tanda lain tanda ini adalah gizi buruk, masalah emosi,

menopouse (berhenti haid) atau karena makan obat-obatan

seperti Primolut N, norethisteron, Lutenil atau pil kontrasepsi.

2) Mual atau ingin muntah

Mual umum terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan. Mual

dan muntah ini dialami 50 % ibu yang baru hamil, 2 minggu


11

setelah tidak haid. Pemicunya adalah hormon hCG (Human

Chorfanic Gonadotrophin) atau hormon manusia yang

menandakan adanya “manusia lain” dalam tubuh ibu.

Kemungkinan penyebab lain dari mual adalah penyakit atau

parasit.

3) Payudara menjadi peka

Payudara lebih lunak, sensitif, gatal, dan berdenyut seperti

kesemutan dan jika disentuh terasa nyeri. Hal ini menunjukkan

peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron.

4) Ada bercak darah dan kram perut

Hal ini disebabkan oleh implantasi atau menempelnya embrio ke

dinding ovulasi atau lepasnya sel telur matang dari rahim.

5) Merasa letih dan mengantuk sepanjang hari

Rasa letih dan mengantuk umum dirasakan ibu pada 3 atau 4

bulan pertama kehamilan. Hal ini diakibatkan oleh perubahan

hormon dan kerja ginjal, jantung serta paru-paru yang semakin

keras untuk ibu dan janin. Kemungkinan penyebab lain tanda ini

adalah anemia, gizi buruk, masalah emosi, dan terlalu banyak

bekerja.

6) Sakit kepala

Terjadi karena lelah, mual, dan tegang serta depresi yang

disebabkan oleh perubahan hormon tubuh saat hamil.


12

Meningkatnya pasokan darah ke tubuh juga membuat ibu hamil

pusing setiap ganti posisi.

7) Ibu sering berkemih

Tanda ini sering terjadi pada 2 bulan pertama dan 1 hingga 2

bulan terakhir kehamilan. Kemungkinan penyebab lain tanda ini

adalah stress, infeksi, diabetes, ataupun infeksi saluran kemih.

Ibu hamil yang sering berkemih disebabkan oleh rahim yang

membesar menekan kandung kemih, meningkatnya sirkulasi

darah serta adanya perubahan hormonal akan berpengaruh pada

fungsi ginjal.

8) Sembelit

Sembelit dapat disebabkan oleh meningkatnya hormon

progesteron. Selain mengendurkan otot rahim, hormon itu juga

mengendurkan otot dinding usus, sehingga memperlambat

gerakan usus. Tujuannya adalah agar penyerapan nutrisi untuk

janin lebih sempurna.

9) Sering meludah

Sering meludah atau hipersaliva disebabkan oleh perubahan

kadar estrogen.

10) Temperatur basal naik

Temperatur basal adalah suhu yang diambil dari mulut saat

bangun pagi. Temperatur ini sedikit meningkat setelah ovulasi


13

dan akan turun ketika mengalami haid. Maka jika tetap tinggi,

hal itu menunjukkan kehamilan.

11) Ngidam

Tidak suka atau tidak ingin makanan tertentu merupakan ciri

khas ibu hamil. Penyebabnya adalah perubahan hormon.

12) Perut ibu membesar

Setelah 3 atau 4 bulan kehamilan biasanya perut ibu tampak

cukup sehingga terlihat dari luar. Kemungkinan penyebab lain

tanda ini adalah ibu mengalami kanker atau pertumbuhan lain di

dalam tubuhnya atau mungkin itu hanya menjadi lebih gemuk .

(Sutanto, 2019).

c. Tanda Mungkin Hamil

1) Uterus membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsistensi rahim. Pada

pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan

makin lama makin bundar bentuknya.

2) Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,

terutama daerah ismus uteri.

3) Tanda chandwick

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva

tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).


14

4) Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran. Kadang-kadang pembesaran

tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat

tumbuhnya.

5) Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi. Waktu

palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak

akan menjadi keras karena berkontraksi.

6) Goodell sign

Diluar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti

kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi

lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun

telinga.

7) Reaksi kehamilan positif

Dengan menentukan adanya human chorionic gunaddotropin

pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi

hari (Nurul Janah, 2012).

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi

Konsepsi merupakan persatuan antara sebuah ovum dengan sebuah

sperma yang menandai awal suatu kehamilan.

a. Umur 0 – 6 minggu

1) Pertumbuhan cepat,

2) Pembentukan sistem saraf pusat primitive.


15

3) Pembentukan jantung dan mulai berdenyut.

4) Pembentukan puncuk/tonjolan ekstremitas.

b. Umur 4 – 8 minggu

1) Pembelahan sel sangat cepat.

2) Pembentukan kepala dan roman muka.

3) Semua organ utama terbentuk dalam bentuk primitive.

4) Genetalia eksterna telah ada tetapi seks belum dapat dibedakan.

5) Pergerakan awal nampak USG dari 6 minggu.

c. Umur 8 – 12 minggu

1) Fusi kelopak mata,

2) Ginjal mulai berfungsi.

3) Fetus mengeluarkan urin dari usia 10 minggu.

4) Sirkulasi fetal berfungsi sebagaimana mestinya,

5) Mulai menghisap dan menelan.

6) Seks mulai nampak.

7) Bergerak secara bebas tetapi tidak dirasakan ibu.

8) Terdapat beberapa refleks primitive.

d. Umur 12 – 16 minggu

1) Perkembangan skeletal cepat nampak pada sinak X.

2) Nampak mekonium dalam usus.

3) Tampak lanugo.

4) Fusi septum nasal dan palatum.


16

e. Umur 16 – 20 minggu

1) Quickening/gerakan fetal pertama dirasakan ibu.

2) Jantung fetal terden pada auskultasi.

3) Nampak vernik caseosa.

4) Kuku jadi dapat terlihat.

5) Sel kulit mulai diperbaharui.

f. Umur 20 – 24 minggu

1) Sebagian besar organ mulai dapat berfungsi.

2) Periode tidur dan aktivitas.

3) Berespon terhadap suara.

4) Kulit berwarna merah dan berkerut.

g. Umur 24 – 28 minggu

1) Dapat hidup jika lahir.

2) Kelopak mata kembali terbuka.

3) Pergerakan pernapasan.

h. Umur 28 – 32 minggu

1) Mulai menyimpan lemak dan zat besi.

2) Testis mulai turun dalam skrotum.

3) Lanugo menghilang dari wajah.

4) Kulit menjadi lebih pucat dan berkurang kerutannya.

i. Umur 32 – 36 minggu

1) Lemak meningkat membuat tubuh lebih bulat.

2) Lanugo menghilang dari tubuh.


17

3) Rambut kepala memanjang.

4) Kuku mencapai ujung jari.

5) Kartilago telinga melunak.

6) Lekukan plantar nampak (Nurul Janah, 2012)

4. Perubahan Adaptasi dan Fisioligis Pada Ibu Hamil

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Pada kehamlan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20

cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Rahim memperbesar

akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut

kolagennya menjadi higgroskopik, dan endromentrium menjadi

desidua.

2) Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih

pengeluaran estrogen dan progesterone.

3) Vagina dan Vulva

Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada

vagina dan vulva sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih

merah atau kebiruan, kondisi ini disebut tanda Chadwick.

b. Payudara

Karena adanya peningkatan suplai darah di bawah pengaruh aktivitas

hormone, jaringan glandular dari payudara membesar dan putting


18

menjadi lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk

yang membesar terjadi pada waktu menjelang persalinan. Estrogen

menyebabkan pertumbuhan tubulus lactiferous dan ductus juga

menyebabkan penyimpanan lemak. Progesteron menyebabkan

tumbuhnya lobus, alveoli lebih tervaskularisasi dan mampu

bersekresi. Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga

mempunyai peran penting dalam perkembangan ini. Prolaktin

merangsang produksi kolostrum dan air susu ibu.

c. Sistem Metabolisme

1) Rongga mulut

Salviasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan

kesukaran menelan akibat nausea. Gusi dapat menjadi hiperemis

dan melunak kadang berdarah kalau terkena cedera ringan saja.

2) Motalitas saluran gastrointestinal

Biasanya ada penurunan tonus dan motilitas saluran

gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu

pengosongan lambung dan transit usus.Ini merupakan akibat

jumlah progesterone yang besar selama proses kehamilan dan

menurunnya kadar motalin, suatu peptide hormonal yang

diketahui mempengaruhi otot-otot halus atau keduanya.

3) Lambung dan esophagus

Tonus esofagus dan lambung berubah selama kehamilan dengan

tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan lambung


19

lebih tinggi selain itu pada saat yang bersamaan peristaltis

esofagus mempunyai kecepatan gelombang dan amplitudoyang

rendah.

4) Usus kecil, besar, dan appendik

Karena kehamilan berkembang terus lambung dan usus digeser

oleh uterus yang membesar ke arah atas dan ke arah latal.

Hormon progesterone menimbulkan gerakan usus makin

berkurang (relaksi otot-otot polos), makanan lebih lama di

dalam lambung, dan apa yang dicerna lebih lama didallam usus.

5) Hati

Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan menurunnya

albumin plasma dan globulin plasma dalam ratio tertentu

merupakan hal yang normal pada wanita hamil.

6) Kandung empedu

Fungsinya berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotoni

dari oto-otot halus. Umum diterima bahwa kehamilan menjadi

predisposisi pembentukan batu empedu.

d. Sistem Muskuloskeletal

Karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone, terjadi

relaksasi dari ligamen-ligamen dalam tubuh menyebabkan

peningkatan mobilitas dari sambungan/otot terutama otot-otot pada

pelvc. Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan


20

perubahan yang drastic pada kurva tulang belakang yang biasanya

menjadi salah satu ciri pada seorang ibu hamil.

e. Sistem Kardiovaskuler

Denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai 15 denyut per

menit pada kehamilan. Karena diafragma semakin naik terus selama

kehamilan, jantung digeser ke kiri dan keatas. Perubahan-perubahan

ini dipengaruhi oleh ukuran dan posisi uterus, kekuatan otot-otot

abdomen dan konfigurasi abdomen dan thorak. Besar dari jantung

bertambah sekitar 12% dan meningkatkan kapasitas jantung sebesar

70-80 ml.

f. Sistem Integumen

Dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan pigmentasi

selama kehamilan. Chlosma atau topeng kehamilan terjadi pada kulit

muka. Linea alba merupakan garis tipis yang membentang dari

simphisis pubis sampai umbilicus, dapat menjadi gelap yang biasa

disebut linea nigra. Tingginya kadar hormon yang tersirkulasi dalam

darah dan peningkatan regang pada kulit abdomen, paha, dan

payudara bertanggung jawab pada timbulnya garis-garis yang

berwarna merah muda atau kecoklatan pada daerah tersebut, tanda

tersebut biasa dikenal dengan nama strie gravidarum.

g. Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus

bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Wanita


21

hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) dan sendawa,

yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di

dalam lambung dan karena relaksasi spinter dikerongkongan bagian

bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke

kerongkongan.

h. Sistem Urinaria

Pada trimester kedua aliran darah keginjal meningkat dan tetap

terjadi hingga usia kehamilan 30 minggu. Protein pada asam amino

sangat sedikit direabsobsi, sementara asam amino dan vitamin

ditemukan dalam jumlah yang banyak di dalam urin wanita hamil

hanya protein yang tidak biasa ditemukan pada urin wanita hamil.

Walaupun ada 100 liter cairan ekstra yang dapat melalui tubuler

ginjal setiap harinya, saluran urin mengalami pengurangan karena

peningkatan reabsobsi.

i. Sistem Endokrin

1) Hormone plasnta

Sekresi hormone plasenta dan HCG dari plasenta janin

mengubah organ endokrin secara langsung.

2) Kelenjar hipofisis

Berat kelenjar hipofisis anterior meningkat sampai 30 – 50 %

yang menyebabkan wanita hamil menderita pusing.


22

3) Kelenjar tiroid

Dalam kehamilan, normal ukuran kelenjar tiroid akan

mengalami pembesaran kira-kira 13 % karena adanya

hyperplasia dari jaringan glandula dan peningkatan

vaskularisasi.

4) Kelenjar anrenal

Karena dirangsang oleh hormone estrogen, kelenjar adrenal

memproduksi lebih banyak kortisol plasma bebas dan juga

kortikosteroid, hal ini terjadi usia kehamilan 12 minggu sampai

dengan aterm.

j. Sistem Pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang

rahim dan pembentukan hormone progesterone menyebabkan paru-

paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas

lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksgen

untuk janin dan untuk dirinya.

k. Berat Badan dan Tinggi Tubuh

Setiap wanita hamil mengalami penambahan berat badan yang

berarti, janin juga tumbuh dan berkembang.Secara umum kenaikan

berat badan berkisar 11 kg (Sutanto, 2019).


23

Tabel 2.1
Penambahan Berat Badan

Klarifikasi Berat Badan BMI Penambahan


(BB) Berat Badan
Berat Badan Kurang ≤ 18, 50 ± 12 – 15 kg

Berat Badan Normal 18,50 – 24,99 9 – 12 kg

Berat Badan Lebih ≥25,00 6 – 9 kg

Preobes (sedikit gemuk) 25,00 – 29,99 ± 6 kg

Obesitas ≥30,00 ± 6 kg

Sumber (Sutanto, 2019)

5. Perubahan Adaptasi dan Psikolosis Pada Ibu Hamil

a. Trimester I (Periode Penyesuaian)

Setelah konsepsi kadar hormone progesterone dan estrogen dalam

tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan

muntah, lemah, lelah, dan pembesaran payudara. Akibatnya ibu

merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Pada

trimester I banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan,

kecemasan, dan kesedihan. Pada trimester I seorang ibu akan

mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil. Hasrat

untuk melakukan hubungan seks pada wanita trimester I berbeda-

beda, biasanya banyak mengalami penurunan. Libido sangat

dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, dan

kekhawatiran.

b. Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)


24

Pada masa ini wanita mulai merasa sehat dan mengharapkan

bayinya.Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat

menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada

trimester ini ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai

seseorang di luar dari dirnya sendiri. Pengenalan pada pergerakan

fetus, pertumbuhan dan pembesaran abdomen, serta gerakan bayi

saat USG, membuat gambaran tersebut nyata. Libido mulai

meningkat karena sudah merasa lepas dari kecemasan dan rasa tidak

nyaman seperti dirasakan pada trimester I.

c. Trimester III (Periode Penantian Dengan Penuh Kewaspadaan)

Trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada sebab

ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu khawatir

bayinya akan lahir sewaktu-waktu ini menyebabkan ibu

meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala

persalinan serta ketidaknormalan bayinya. Rasa tidak nyaman akibat

kehamlan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek, serta gangguan

body image. Pada trimester ini ibu memerlukan ketenangan dan

dukungan dari suami, keluarga, dan bidan.Trimester III adalah saat

persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Nurul

Janah, 2012).

6. Kebutuhan Ibu Hamil


25

a. Kebutuhan nutrisi

Pada masa kehamilan, ibu perlu menyediakan nutrisi yang penting

untuk anak dan dirinya sendiri. Yang berguna untuk pertumbuhan

janin dalam kandungan, mempertahankan kesehatan dan kekuatan

badan ibu sendiri, mengadakan cadangan untuk persiapan laktasi.

1) Kebutuhan energi

Trimester I, penambahan energi 180 kkal/hari.Trimester II,

penambahan 300 kkal/hari.

2) Sumber protein

Berfungsi untuk membentuk jaringan tubuh yang menyusun

struktur organ seperti tulang dan otot, tumbuh kembang janin

agar berlangsung optimal, pembentukan sel darah merah dalam

tubuh janin.

3) Sumber lemak

Merupakan sumber energi yang vital untuk pertumbuhan

jaringan dan janin, lemak disimpan sebagai cadangan tenaga

persalinan dan postpartum, membantu proses pembentukan ASI.

4) Sumber karbohidrat

Merupakan sumber tambahan energi yang dibutuhkan bagi

pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan.

5) Sumber vitamin
26

a) Vitamin A

Berperan dalam pergantian sel baru pada semua jaringan

tubuh dan sel saraf, pembentukan tulang, gigi, mencegah

cacat bawaan, sistem kekebalan tubuh ibu.

b) Vitamin B

B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin), B3 (Niasin), B6 (Piridoksin),

B9 (Asam Folat), B12 (Kobalamin).

c) Vitamin C

Berfungsi penyerapan Fe untuk mencegah anemia,

memperkuat pembuluh darah untuk mencegah perdarahan,

meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki

jaringan yang rusak.

d) Vitamin D

Diperlukan untuk penyerapan kalsium, dapat diperoleh dari

pancaran sinar matahari.

e) Vitamin E

Berfungsi untuk menjaga struktur dan fungsi komponen-

komponen sel tubuh ibu dan janin, membantu pembentukan

sel darah merah, sebagai anti oksidan, melindungi sel tubuh

dari kerusakan.

6) Sumber mineral

Di dapat dari kalsium, seng, yodium, zat besi, dan serat.

b. Kebutuhan Oksigen
27

Konsumsi keseluruhan oksigen tubuh meningkat sekitar 15-20%

dalam kehamilan. Sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan

oleh rahim dan isinya, sisanya disebabkan terutama oleh peningkatan

kerja ginjal dan jantung ibu penambahan yang lebih kecil adalah

akibat kerja otot pernapasan dan payudara.

c. Kebutuhan personal hygiene

Saat kehamilan ibu hamil sangat rentan mengalami infeksi akibat

penularan bakteri atau pun jamur. Tubuh ibu sangatlah perlu dijaga

kebersihannya dari ujung kaki sampai ujung rambut dan termasuk

pakaian. Mengganti pakaian dalam sangatlah dianjurkan karena

selama kehamilan keputihan pada vagina meningkat dan bertambah

disebabkan kelenjar leher rahim bertambah jumlahnya.

d. Kebutuhan istirahat

Adanya aktivitas yang dilakukan ibu akan membuat ibu merasa lelah

ini di sebabkan oleh beban berat janin yang semakin terasa oleh ibu.

Rasa letih meningkat mendekati akhir kehamilan. Cara mengatasinya

adalah dengan beristirahat atau tidur sebentar di siang hari.

e. Kebutuhan seks

Jika kehamilan ibu normal tdak mempunyai kecenderungan

melahirkan prematur dan aborsi ulang maka senggama dapat

dilanjutkan dengan frekuensi yang normal untuk pasangan tersebut

(Nurul Janah, 2012).

7. Tanda Bahaya Ibu Hamil


28

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22

minggu. Pada kehamilan muda, perdarahan pervaginam berupa

abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik terganggu.

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat, menetap, tidak hilang dengan beristirahat

menunjukkan suatu masalah serius dalam kehamilan. Sakit kepala

yang hebat menyebabkan pengelihatan ibu menjadi kabur atau

terbayang, ini merupakan gejala dari preeklamsia dan jika tidak

diatasi dapat menyebabkan kejang, stroke, dan koagulopati.

c. Pengelihatan kabur

Pengelihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh

sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan

meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat.

d. Nyeri perut yang hebat

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kutang. Komplikasi

yang dapat timbul antara lain, kehamilan ektopik, preeklamsia,

persalinan prematur, solusio plasenta, abortus, rupture uteri

imminens.

e. Pengeluaran lender vagina (Flour albus/Keputihan)


29

Beberapa keputihan adalah normal. Namun dalam beberapa kasus,

keputihan diduga akibat tanda-tanda infeks atau penykit menular

seksual, infeksi ini akan membahayakan untuk bayi.

f. Nyeri atau panas selama buang air kecil

Nyeri atau panas selama buang air kecil menjadi tanda gangguan

kandung kemih atau infeksi saluran kemih. Jika tidak diobati,

gangguan ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, infeksi

dan kelahiran premature.

g. Bengkak pada wajah kaki dan tangan

Bengkak atau oedema adalah penimbunan cairan yang berlebihan

dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan

serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.

h. Keluar air ketuban sebelum waktunya

Keluarnya cairan berupa air ketuban dari vagina setelah kehamilan

22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum

proses persalinan berlangsung. Pecahnya ketuban dapat terjadi pada

kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun

kehamilan aterm.

i. Gerakan bayi berkurang

Ibu hamil mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau

ke-6, bahkan beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih

awal. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam. Bayi
30

kurang bergerak seperti biasa dapat disebabkan oleh aktivitas ibu

yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan.

j. Muntah terus menerus (Hiperemesis gravidarum)

Muntah yang terus menerus yang menimbulkan gangguan kehidupan

sehari-hari, dehidrasi, nafsu makan menurun, berat badan menurun,

nyeri epigastrium, tekanan darah menurun, nadi meningkat, dan mata

nampak cekung (Nurul Janah, 2012).

8. Asuhan Antenatal Care

a. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care (ANC) merupakan prosedur rutin yang dilakukan

oleh petugas (dokter/bidan/perawat) dalam membina suatu hubungan

dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk mempersiapkan

persalinanya (Nurul Janah, 2012).

b. Tujuan Antenatal Care

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

dan sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan, dan pembedahan.


31

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

(Nurul Janah, 2012).

c. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang

mentadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria

menjadi 14T, yakni :

1) Timbang berat badan dan tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran < 145 cm. berat badan ditimbang setiap ibu datang

atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan

BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg

sampai 16 kg.

2) Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan

darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi

dan preeklamsi. Apabila turun di bawah normal berkisar

systole/diastole : 110/80 – 120/80 mmHg.


32

3) Pengukuran tinggi fundus uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas

sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak

boleh ditekan).

Tabel 2.2
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
N Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamilan dalam
o minggu
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
Sumber (Walyani, 2017).

4) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan

nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin.


33

5) Pemberian imunisasi TT

Tabel 2.3 Pemberian Imunisasi TT


Imunisasi Interval % Masa
Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC 0% Tidak ada
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 80 % 3 tahun
1
TT 3 6 bulan setelah 95 % 5 tahun
TT 2
TT 4 1 tahun setelah 99 % 10 tahun
TT 3
TT 5 1 tahun setelah 99 % 25 tahun/
TT 4 seumur hidup
Sumber (Walyani, 2017).

6) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang

pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan.

Pemeriksaan Hb adalah salah satu uaya untuk mendeteksi

anemia pada ibu hamil.

7) Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Proten

urine untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.

8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Descase Research Laboratoty (VDRL)

untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular

seksual, antara lain syphilish.

9) Pemeriksaan urine reduksi


34

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan

ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit

gula pada keluarga ibu dan suami.

10) Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat

perawatan payudara adalah :

a) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu.

b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu

(pada putting susu terbenam)

c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI

lancer.

d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.

Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan

mulai pada kehamilan 6 bulan.

11) Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan ibu mempercepat

pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit.

12) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil

didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas

malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil.

13) Pemberian kapsul minyak beryodium


35

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

dimana tanah dan air tidak mengandung unsure yodium. Akibat

kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin

yang ditandai dengan, gangguan funsi mental, fungsi

pendengaran, pertumbuhan, kadar hormone yang rendah.

14) Temu wicara

a) Definisi konsling

Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk

menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih

baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami

dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.

b) Prinsip-prinsip konsling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu :

1) Keterbukaan

2) Empati

3) Dukungan

4) Sikap dan respon positif

5) Setingkat atau sama derajat.

c) Tujuan konsling pada antenatal care

1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan

sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak

diinginkan.
36

2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan

asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan

aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan

(Walyani, 2017).

9. Abortus

a. Pengertian

Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsesi pada

kehamilan 16 minggu atau sebelum pelekatan pada plasenta selesai.

Abortus yaitu bera (akibat faktor tertentu) pada atau sebelum

kehamilan tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum

mampu untuk hidup bayi di luar kandungan (Sutanto, 2019).

b. Macam-macam Abortus

1) Abortus spontan

Abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar (buatan)

untuk mengakhiri kehamilan. Cara penangannannya yaitu segera

upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan

lanjutan (evaluasi medic atau merujuk), temukan dan hentikan

perdarahan, lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pasca

tindakan dan perkembangan lanjutan.

2) Abortus provokatus (induced abortion)

Abortus yang disengaja, baik dengan menggunakan obat

maupun alat-alat.
37

3) Abortus medisinalis

Abortus karena tindakan dari diri sendiri dengan alasan

kehamilan tidak dilanjukan, kehamilan dapat membahayakan

jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis dengan persetujuan 2-3

dokter ahli).

4) Abortus kriminalis

Abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang tidak legal

dan tidak berdasarkan indikasi medis.

5) Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)

perdarahan yang ringan hingga sedang pada kehamilan muda

dengan hasil konseepsi yang masih berada pada kavum uteri.

6) Abortus inkompletus (keguguran bersisa)

Sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal

adalah desidua dan plasenta. Jika ada tanda-tanda syok maka

diatasi dengan pemberian cairan dan transfuse darah. Setelah itu

keluarkan jaringan segera dengan metode digital dan kuretase.

Setelah itu berikan obat uterotonika dan antibiotika.

7) Abortus komplet

Perdarahan dari uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu

disertai keluarnya sebagian hasil konsepsi (sebagian tertinggal

didalam uterus) dan dapat menimbulkan perdarahan yang

kadang-kadang menyebabkan syok. Tanda-tanda abortus

komplet adalah perdarahan pervaginam, adanya kontraksi


38

uterus, ostium serviks sudah menutup, adanya pengeluaran

jaringan, tidak ada sisa jaringan dalam uterus, uterus telah

mengecil. Penanganan abortus komplet :

a) Tidak perlu penanganan kusus apabila rahim telah bersih.

b) Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak yang

bisa mengakibatkan anemia berat dan perlu penanganan

dengan transfuse. Apabila terdapat anemia sedang berikan

tablet sulfas ferrosus 60 mg perhari selama 2 minggu.

Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang banyak

mengandung protein, vitamin, dan mineral.

c) Apabila kondisi ibu baik, cukup berikan tablet

methylergomerin 3x1 tablet/hari untuk 3-5 hari, asam

mefenamat 3x500 mg/hari, tablet Fe.

d) 1x60 mg/hari selama 2 minggu, amoxilin 3x50 mg/hari

selama 3 hari untuk mencegah terjadinya infeksi.

e) Pastikan tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, dan pengeluaran

pervaginam.

f) Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut

dirumah.

g) Anjurkan ibu untuk diet tinggi protein, vitamin, dan

mineral.
39

h) Anjurkan ibu untuk konsul setelah obat habis atau jika ada

keluhan

8) Abrtus imminens (keguguran membakat)

Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap

kelangsungan suatu kehamilan. Dalam hal ini fetus masih dapat

dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan anti

spasmodika serta istirahat yang cukup.

9) Missed abortion

Keadaan janin yang telah mati, tetapi tetap dalam rahim dan

tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penangananya yaitu

berikan obat dengan maksud agar terjadi his, sehingga fetus dan

desidua dapat dikeluarkan. Jika tiak berhasil, maka dilatasi dan

kuretase. Selain itu juga diberikan uterotonika dan antibiotika

(Sutanto, 2019)

10. Mual Muntah

a. Pengertian

Mual (nausea) dan muntah (emisis gravidarum) adalah gejala

yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan trimester I. Mual biasa

terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam

hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari

pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10

minggu.
40

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Rasa mual disebabkan karena meningkatnya kadar

hormone estrogen dan HCG dalam serum (Nurul Janah, 2012).

b. Penyebab mual muntah saat hamil :

1) Peningkatan kadar HCG dan estrogen secara drastic. Kondisi

ini akan memengaruhi bagian otak pengontrol muntah.

2) Desakan saluran pencernaan, teruta malambung, karena rahim

yang semakin membesar dapat menimbulkan rufluks asam

lambung sehingga memicu muntah.

3) Lambung bekerja lebih lambat dalam mencerna makanan

dibanding sebelum hamil sehingga dapat memicu muntah.

c. Gangguan kesehatan pada ibu

1) Kehilangan cairan.

2) Kekurangan cairan elektrolit tubuh.

3) Badan terasa lemah dan tidak bertenaga.

4) Penurunan berat badan.

5) Dehidrasi.

d. Gangguan kesehatan pada janin

1) Kekurangan nurtisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangnnya.

2) Berat badan janin lebih rendah dan berat badan normal.

3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi.


41

e. Cara Mengatasi Mual Muntah

1) Saat bangun tidur, ibu sebaiknya tidak langsung berdiri tetapi

duduk dulu sebentar untuk menetralisir rasa pusing.

2) Setelah bangun tidur, minum segelas air hangat.

3) Konsumsi makanan kering dan ringan, seperti biskuit atau

crackers di pagi hari.

4) Makan sedikit namun sering.

5) Perbanyak konsumsi buah dan sayur.

6) Pilih susu ibu hamil yang dapat membantu mengatasi mual dan

muntah.

7) Minum suplemen vitamin B6.

8) Minum jahe hangat untuk membantu menghilangkan rasa mual

dan muntah.

9) Beristirahat dan lakukan relaksasi (Irmawati, 2016).

11. Kecemasan Pada Ibu Hamil

Pada setiap masa kehamilan ibu akan mengalami beberapa

perubahan, baik fisik maupun perubahan psikologis yang cukup spesifik

saksi sebagai reaksi dari apa yang ibu rasakan pada masa kehamilan.

Sehingga tidak menutup kemungkinan bagi seorang ibu hamil trimester

III (UK 29-40 minggu) yang akan menghadapi proses persalinan

cenderung mengalami kecemasan (Janiwarly, 2013).


42

Kecemasan merupakan suatu hal yang normal yang bisa dialami

semua orang dan bisa dikatakan wajar ketika menghadapi suatu tekanan

masalah ataupun persoalan. Kecemasan juga dikatakan sebagai rasa

gelisah , khawatir, perasaan tidak tentram yang disertai gejala fisik.

Namun rasa cemas juga bisa menjadi tidak wajar apabila cemas terhadap

sesuatu yang sebenarnya bukan menjadi objek perhatian khusus.

Kecemasan merupakan suatu reaksi yang menunjukan terhadap

bahaya yang memperingatkan orang dari dalam secara naluri terdapat

bahaya dan orang yang bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam

situasi tersebut. Penyebab rasa cemas adalah perasaan bersalah akibat

dari suatu tindakan yang seseorang perbuat dengan menghasilkan suatu

yang tidak diharapkan, selain itu rasa takut akan suattu hal terjadi pada

diri sendiri menyebabkan seseorang akan menjadi cemas (Sondakh,

2013).

Para ahli membagi bentuk kecemasan dua kecemasan dalam 2

tingkat, yaitu :

a. Tingkat psikologis

Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-ggejala kejiwaan, seperti

tegang, khawatir, bingung, susah berkonsentrasi, perasaan tidak

menentu.
43

b. Tingkat fisiologis

Kecemasan yang telah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-

gejala fisik, terutama pada sistem syaraf, seperti perut mual, susah

tidur, gemetar, jantung berdebar-debar.

Pada trimester ke III, perubahan psikologis ibu tampak lebih

kompleks dan meningkat kembali dibanding keadaan psikologis pada

trimester sebelumnya, hal ini dikarenakan ibu semakin menyadari adanya

janin dalam rahimnya yang semakin lama semakin membesar dan

sejumlah ketakutan mulai bertambah, ibu semakin merasa cemas dengan

kehidupan bayi dan keadaan bayi serta keadaan ibu sendiri (Janiwarly,

2013). Dengan semakin dekatnya persalinan, terutama pada persalinan

pertama, wajar jika timbul perasaan cemas ataupun takut. Sedangkan

pada multigravida perasaan ibu hamil terganggu akibat rasa takut, tegang,

bingung yang selanjutnya ibu akan merasa cemas oleh bayangan rasa

sakit yang dideritanya dulu sewaktu melahirkan. Dukungan keluarga atau

suami sangat mempengaruhi tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester

III menjelang proses persalinan. Karena dengan memberikan dukungan

secara terus-menerus terhadap ibu dapat memberikan rasa aman dan

nyaman, sehingga mengurangi tingkat kecemsan pada ibu (Jannah, 2015)


44

12. Kesemutan Pada Kaki

Kesemutan normal terjadi saat kehamilan. Kesemutan atau dalam

bahasa medis dikenal dengan nama paraestesia, umumnya terjadi di

bagian kaki dan tangan ibu hamil. Kesemutan disebabkan oleh

berkurangnya aliran darah ke bagian tubuh tertentu. Saraf pada bagian

tubuh tertentu ini juga mengalami kekurangan darah, sehingga mencegah

saraf mengirimkan sinyal penting ke otak. Hal ini kemudian membuat

saraf mengalami sensasi mati rasa dan kesemutan. Berkurangnya aliran

darah pada bagian tubuh tertentu dapat disebabkan oleh berbagai hal :

a. Meningkatkan volume cairan pada tubuh ibu hamil seiring dengan

banyaknya darah yang diproduksi oleh ibu.

b. Perkembangan janin yang semakin besar dan berat, yang juga dapat

menghambat aliran darah ibu. 

c. Ibu mengalami tekanan darah rendah, sehingga mengurangi aliran

darah ke bagian tubuh tertentu. Tekanan darah rendah ini dapat

terjadi ketika volume darah lebih rendah dibandingkn dengan

volume pembuluh darah, biasanya terjadi di awal-awal kehamilan.

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kesemutan

adalah dengan bergerak dan jangan berada pada satu posisi dalam jangka

waktu yang lama, menjaga berat badan saat hamil, mengonsumsi

makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur,

batasi konsumsi garam, gulam dan minyak, minum banyak air putih.
45

Untuk mengatasi kesemutan ibu dapat mengubah posisi, untuk

melancarkan aliran darah dengan mengalirnya darah ke bagian tubuh

yang kesemutan, maka saraf pada bagian tubuh tersebut akan menerima

pasokan darah dan kemudian sensasi kesemutan akan segera menghilang,

memijat kaki atau tangan yang kesemutan pijatan juga dapat membantu

melancarkan aliran darah, mengompres bagian tubuh yang kesemutan

menggunakan air hangat.


46

B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi

persalinan sejati, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2007

dalam Walyani, 2016)

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik

ibu maupun janin (Saifudin, 2001 dalam Walyani, 2016)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasll konsepsi yang dapat hidup

dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2005

dalam Walyani, 2016)

2. Tanda - Tanda Persalinan

a. Adanya kontraksi rahim

Tanda awal ibu hamil untuk melahirkan adalah mengejangnya rahim

atau dikenal dengan istilah kontraksi. Kontraksi tersebut berirama,

teratur, dan involunter, umumnya kontraksi bertujuan unttuk

menyiapkan mulut lahir untuk membesar dan meninggkatkan aliran

darah di dalam plasenta.

Setiap kontraksi uterus memiliki 3 fase :

1) Increment : ketika intensitas terbentuk.

2) Acme : puncak atau maximum.


47

3) Decement : ketika otot relaksasi.

Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur

dengan intnsitas makin lama makin meningkat. Mulanya kontraksi

terasa seperti sakit pada punggung bawah berangsur-angsur bergeser

ke bagian bawah perut mirip dengan mules saa haid. Kontraksi

terjadi simetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat

saluran telur ke saluran rahim, kontraksi rahim terus berlangsung

sampai bayi lahir.

b. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal pada

mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang

berwarna kemerahan bercampur darah dan terdorong keluar oleh

kontraksi yang membuka mulut rahim yang menendakan bahwa

mulut rahim menjadi lunak dan membuka.Lendir inilah yang

dimaksud sebagai bloody slim. Bloody slim paling sering terlihat

sebagai rebas lendir bercampur darah yang lengket dan harus

diedakan dengan cermat dari perdarahan murni.

c. Keluar air – air (ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban.

Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak, berasal dari ketuban

yang pecah akibat kontraksi yang makin sering terjadi. Tidak ada

rasa sakit yang menyertai pemecahan ketuban dan alirannya


48

tergantung pada ukuran, dan kemungkinan kepala bayi telah

memasuki rongga panggul ataupun belum.

d. Pembukaan serviks

Penipisan mendahului dilarasi servik, pertama aktivitas uterus

dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian

aktivitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat.

Membukannya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang

berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat

diketahui dengan pemeriksan dalam. Petugas akan melakukan

pemeriksaan untuk menentukan pematangan, penipisan, dan

pembukaan leher rahim. Kematangan serviks mengindikasiakan

kesiapan untuk persalinan (Walyani, 2016).

3. Tahapan Persalinan

a. Kala I : Kala Pembukaan

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan

lengkap (10 cm).dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

1) Fase laten

Dimulai sejak awal kintraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap.Pembukaan kurang dari 4

cm, biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.


49

2) Fase aktif

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umunya meningkat

(kontraksi adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan

berlangsung selama 40 deti atau lebih).

b) Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan

1 cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10).

c) Terjadi penurunan bagian bawah janin.

d) Berlangsung selama 6 jam.

b. Kala II : Kala Pengeluaran Janin

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan

mendorong janin hingga keluar.

Pada kala II ini memiliki cirri khas :

1) His rerkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit

sekali.

2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara

reflektoris menimbukan rasa ingin mengejan.

3) Tekana pada rektum, ibu merasa ingin BAB

4) Anus membuka

Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan

perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin

kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.

Lama pada kala II ini pada primipara berlangsung 1,5 jam – 2 jam.

Pada multipara berlangsung 0,5 jam – 1 jam.


50

Pimpinan persalinan :

Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letah

berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai

batas siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada,

mulut dikatup. Dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring

kearah dimana punggung janin berada dan hanya satu kaki yang

dirangkul yaitu yang sebelah atas (Walyani, 2016).

Asuhan persalinan normal (APN) terdiri dari 60 langkah sebagai

berikut :

1) Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan.

2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi

segera pada ibu dan bayi baru lahir..

3) Memakai clemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus

cairan.

4) Melepaskan dan menyiapkan semua perhiasan yang dipakai,

cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian

keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih

dan kering.

5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan

untuk periksa dalam.


51

6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan

yang menggunakan sarung tangan DTT atau steril dan pastikan

tidak terjadi kontaminas pada alat suntik).

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan

kapas atau kassa yang dibasahi air DTT.

8) Lakukan periksa dalam untuk memastikan bukaan lengkap.

9) Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan

sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam klorin

0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan

dilepaskan.

10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus

mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas

normal (120-160x/ menit).

11) Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan

posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada

rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu,

ibu di posisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan

dan pastika ibu merasa nyaman.


52

13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin

meneran atau timbul kontraksi yang kuat.

14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam selang waktu 60 menit.

15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut

bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan

diameter 5-6 cm.

16) Letakkan kain bersih yang di lipat sepertiga bagian sebagai alas

bokong ibu.

17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan

peralatan dan bahan.

18) Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lidungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi

dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan

belakang kepala untuk mempertahankan posisi defleksi dan

membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif

atau bernafas cepat dan dangkal.

20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi) lanjukan proses kelahiran bayi.

21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung

secara spontan.
53

22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara

biparental. Anjurkan ibu untuk meneran secara kontraksi.

Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga

bahu depan muncul dibawah arkuspubis dan kemudian gerakkan

kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang

kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang lengan dan siku sebelah atas.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua

mata kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang

kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-

jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari

telunjuk).

25) Lakukan penilaian selintas.

26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya (kecuali kedua tangan). Tanpa membersihkan verniks.

Ganti handuk basah dengan handuk/ kain yang kering. Pastikan

bayi pada posisi dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu.

27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang

lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gamelli).

28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik.
54

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10

unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikkan oksitosin).

30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat

dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian

jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan

geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat

pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya,

gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong

isi tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada

sekitar 2 cm distal dari klem pertama.

31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-

bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada

ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu

dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola mamae

ibu.

33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas

simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang

klem untuk menegangkan tali pusat.

35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakamg-


55

atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio

uteri). Jika plasenta tidak lahir setelalh 30-40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan ulangi kembali prosedur di atas.

36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah

dorsol ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah

distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta

dapat dilahirkan.

37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada

wadah yang telah di sediakan.

38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

massase uterus, letakkam telapak tangan di fundus dan lakukan

massase dengan gerakkan meingkar dengan lembut hingga

uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

39) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta

telah dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung

plastik atau tempat khusus.

40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan

menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan

perdarahan, segera lakukan penjahitan.


56

41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh,

lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun

dan air mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk

pribadi yang bersih dan kering.

43) Pastikan kandung kemih kosong

44) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan massase uterus dan

menilai kontraksi.

45) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik (40-60 kali/ menit).

48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorinn

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan

setelah di dekontaminasi.

49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai.

50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan


57

darah di ranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan Air Susu

Ibu (ASI). Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan

makanan yang diinginkannya.

52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

balikkan bagian dalam keluar rendam dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit.

54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

kerinngkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang

bersih dan kering.

55) Pakai sarung tangan bersih/ DTT untuk melakukan pemeriksaan

fisik bayi.

56) Dalam satu jam pertama, beri salep/ tetes mata profilaksis

infeksi, vitamin K1 1mg IM di paha kiri bawah lateral,

pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan bayi (normal 40-

60x/ menit) dan temperatur tubuh (normal 36,5-37,5ºC) setiap

15 menit.

57) Setelah satu jam pemberian vitamin K̩1 berikan suntikan

imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan

bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat

disusukan.
58

58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan

kering.

60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa

tanda vital dan asuhan kala IV persalinan (Prawirohardjo, 2014).

c. Kala III : Kala Uri

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi

lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan

fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjai tebal 2

kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran

dan pelepasan uri, dalam waktu 1-5 menit plasenta terlepas

terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spntan atau dengan sedikit

dorongan. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah

bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya diertai dengan

pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Fase pengeluaran uri :

1) Meletakkan tangan dengan tekanan di atas simfisis, tali pusat

diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali

pusat diam dan maju (memenjang) berarti plasenta sudah

terlepas.
59

2) Sewaktu ada his dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali

berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas

3) Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat

bergetar berarti belum lepas, bila tidak bergeser berarti sudah

terlepas.

4) Rahim menonjol di atas symfisis.

5) Tali pusat bertambah panjang.

6) Rahim bundar dank eras.

7) Keluar darah secara tiba-tiba.

d. Kala IV : Tahap Pengawasan

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya

perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selama kurang lebih 2 jam.

Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi

tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding

rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari ibu

akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lochea yang

berasal dari sisa-sisa jaringan (Walyani, 2016)

4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

a. Passage (jalan lahir)

Passage merupakan jalan lahir dalam persalinan berkaitan dengan

keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.

Jalan lahir terdiri dari pelvis, dan jaringan lunak serviks, dasar
60

panggul, vagina dan introitus vagina. Bidang – bidang panggul untuk

menentukan seberapa jauh bagian depan janin turun kedalam rongga

panggul, diebutbidang hodge.

1) Bidang hodge I

Jarak antara promontorium dan pingggir atas simpisis, sejajar

dengan PAP atau bidang yang terbentuk dari promontorium,

linea inominata kiri, simfisis pubis, linea inominata kanan

kembali ke promontorium.

2) Bidang hodge II

Bidang yang sejajar dengan PAP, melewati pinggir (tepi) bawah

simfisis.

3) Bidang hodge III

Bidang yang dengan PAP, melewati spina ischiadika.

4) Bidang hodge IV

Bidang yang sejajar dengan PAP, melewatiujung tulang

coccyangeus (Fitriana, 2018)

b. Power (his dan mengejan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari

ligament.

1) His (kontraksi uterus)

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus

yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba fallopi


61

memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari

“pacemaker” yng terdapat dari dinding uterus daerah tersebut.

2) Mengejan

Dalam proses persalinan normal ada 3 komponen yang amat

menentukan, yakni passenger (janin), passage (jalan lahir), dan

power (kontraksi). Agar proses persalinan berjalan lancer, ketiga

komponen tersebut harus sama-sama dalam kondisi baik. Bayi

yang ukurannya tidak terlalu besar pasti lebih mudah melalui

jalan lahirr normal, jalan lahir yang baik akan memudahkan bayi

keluar, kekuatan ibu mengejan akan mendorong bayi cepat

keluar.

c. Passengger

Faktor yang mempengaruhi persalinan pada passenger yaitu, janin,

plasenta dan air ketuban (Walyani, 2016).

5. Kebutuhan Dasar Ibu Dalam Proses Persalinan

a. Dukungan Fisik Dan Psikologis

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul

perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu

primipara. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot

menjadi tegang dan ibu menjadicepat lelah yang pada akhirnya akan

menghambat proses persalinan dukungan dapat diberikan oleh

orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan

maupun dokter).
62

b. Kebutuhan Makanan Dan Cairan

Makanan padat tiddak boleh diberikan selama persalinan aktif,

karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung daripada

makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama

persalinan. Bila ada pemberian obat, dapat juga merangsang

terjadinya mual atau muntah yang dapat mengakibatkan terjadinya

aspirasi kedalam paru-paru, untuk mencegah dehidrasi, pasien dapat

diberikan banyak minum segar selama proses persalinan, namun bila

mual/muntah dapat diberikan cairan IV (RL).

c. Kebutuhan Eliminasi

Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses

persalinan. Bila pasien tidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan

katerisasi, karena kandung kencing yang penuh akan menghambat

penurunan bagian bawah janin, slain itu meningkatkan rasa tidak

nyaman bagi ibu. Rektum yang penuh akan mengganggu penurunan

bagian bawah janin, namun bila pasien mengatakan ingin BAB,

bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala kala

II.

d. Posisioning Dan Aktifitas

Dalam persalinan bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi

yang diinginkan oleh ibu, hanya apabila tindakan ibu membahayakan

bagi dirinya atau bayinya. Posisi duduk atau setengah duduk lebih

mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan


63

mengamati/mensupport perineum, posisi merangkak baik untuk

persalinan dengan punggung yang sakit, berjongkok atau berdiri

membantu penurunan kepala bayi, berbaring miring ke kiri member

rasa santai bagi ibu yang letih.

e. Pengurangan Rasa Nyeri

Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit :

1) Adanya seseorang yang mendukung dalam persalinan.

2) Pengaturan posisi.

3) Relaksasi dan latihan pernafasan.

4) Penjelasan mengenai proses, kemajuan, prosedur yang akan

dilakukan.

5) Sentuhan dan masase.

6) Berendam.

7) Pijatan ganda pada pinggul.

8) Musik

9) Istirahat dan privasi. (Walyani, 2016)


64

C. Nifas

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta

sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara

normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari

(Ambarwati, 2010 dalam Walyani, 2015).

Masa nifas atau puerperium adalah masa sesudah persalinan dan

kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan

kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang

lebih 6 minggu (Saleha, 2009 dalam Walyani 2015).

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2009

dalam Walyani 2015).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas

Perdarahan postpartum adalah kehilangan darah sebanyak 500 ml

atau lebih dari traktus genitalia setelah melahirkan. Pendeteksian

adanya perdarahan masa nifas dan infeksi ini mempunyai porsi

besar. Asuhan masa nifas harus dilaksanakan mengingat bahwa

perdarahan dan infeksi menjadi penyebab tingginya AKI. Penolong

persalinan sebaiknya tetap waspada, sekurang-kurangnya 1 jam

postpartum untuk mengatasi terjadinya komplikasi persalinan.


65

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi

Memulihkan kesehatan umum ibu dan bayi dengan cara, penyediaan

makanan yang memenuhi kebutuhan gizi ibu bersalin dengan

mengonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, menghilangkan

terjadinya anemia dengan mengonsumsi makanan yang kaya zat besi

dan suplemen zat besi dari dokter, pencegahan terhadap infeksi

dengan memperhatikan keberhasilan dan sterilisasi, pergerakan otot

uang cukup, agar tunas otot menjadi lebih baik, peredaran darah

lebih lancar dengan demikian otot akan mengadakan metabolisme

lebih cepat.

c. Menjaga kebersihan diri

Perawatan kebersihan pada daerah kelamin bagi ibu bersalin secara

normal lebih kompleks daripada ibu bersalin secara operasi karena

pada umumnya ibu bersalin normal akan mempunyai luka episiotomi

pada daerah perineum. Membersihkan daerah vulva terlebih dahulu

dari depan kebelakang selanjutnya daerah anus dengan

menggunakan air dan sabun, dan keringkan dengan handuk Ganti

pembalut 3-4 jam sekali atau bila pembalut sudah penuh agar tidak

tercemar bakteri,

d. Melaksanakan screening secara komperhensif

Tujuan dilakukan screening adalah untuk mendeteksi masalah jika

ada, kemudian mengobati dan merujuk apabila terjadi komplikasi

pada ibu maupun bayinya. Pada keadaan ini, bidan bertugas


66

melakukan pengawasan kala IV persalinan yang meliputi

pemeriksaan plasenta, pengawasan Tinggi Fundus Uteri (TFU),

pengawasan Tanda-Tanda Vital (TTV), pengawasan konsistensi

rahim, dan pengawasan keadaan umur ibu.

e. Memberikan pendidikan laktasi dan perawatan payudara

1) Menjaga agar payudara tetap bersih dan kering.

2) Menggunakan bra yang menyokong payudara atau bisa

menggunakan bra yang menyusui.

3) Menjealaskan dan mengajari teentang teknik menyusui dan

pelekatan yang benar.

4) Apabila terdapat permasalahn putting susu yang lecet, sarankan

untuk mengoleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar

putting susu setiap kali sellesai menyusui.

5) Kosongkan payudara dengan pompa ASI apabila bengkak dan

terjadi bendungan ASI. Urut payudara dari arah pangkal menuju

putting, kemudian keluarkan ASI sebagian dari bagian depan

payudara. Susukan bayi setiap 2-3 jam.

f. Konseling Keluarga Berencana (KB)

Pasangan harus menunggu idealnya sekurang-kurangnya 2 tahun

sebelum ibu hamil kembali, wanita akan mengalami ovulasi sebelum

mendapatkan lagi haidnya setelah persalinan sehingga penggunaan

KB dibutuhkan sebelum haid pertama untuk mencegah kehamilan

baru, sebelum menggunakan kb bidan akan menjelaskan efektifitas,


67

efek samping, untung rugi serta kapan metode tersebut dapat

digunakan (Sutanto, 2018)

3. Tahapan Masa Nifas

Nifas dibagi dalam tiga periode yaitu :

a. Puerperium dini, yaitu keputihan ketika ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan.

b. Puerperium intermedial, yaitu keputihan menyelutuh alat-alat

genetal.

c. Remore puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi.waktu untuk sehat sempurna mungkin

beberapa minggu, bulan, atau tahun (Walyani, 2015)

4. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

a. Sistem kardiovaskuler

Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah

melahirkan karena terhentinya aliran darah ke pasenta yang

mengakibatkan beban jantung meningkat yang dapat diatasi dengan

haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal, dan

pembuluh darah kembali ke ukuran semula.


68

b. Sistem hematologi

Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma sedikit

menurun, tetapi darah lebih kental dengan peningkatan viskositan

sehingga meninngkatkan pembekuan darah.

c. Sistem reproduksi

1) Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)

sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

a) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus

1000 gr.

b) Akhir kala III persalinan TFU teraba 2 jari bawah pusat

dengan berat uterus 750 gr.

c) Satu minggu postpartum tfu teraba pertengahan pusat

simpisis dengan berat uterus 500 gr.

d) Dua minggu postpartum TFU tidak teraba diatas simpisis

dengan berat uterus 350 gr.

e) Enam minggu postpartum TFU bertambah kecil dengan

berat 60 gr,

2) Lochea

Cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam

masa nifas. Macam- macam lochea :


69

a) Lochea rubra

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel

desidua, verniks kaseosa, laniga, dan mekonium, selama 2

hari postpartum.

b) Lochea sanguilenta

Berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7

postpartum.

c) Lochea serosa

Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-

14 postpartum.

d) Lochea alba

Cairan putih, setelah 2 minggu.

e) Lochea purulenta

Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

f) Lochea stasis

Lochea tidak lancar keluarmya.

3) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah

persalinan, ostrium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari

tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

4) Vulva da vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa


70

hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap

berada dalam keadaan kendur. Setelah 2 minggu vulva dan

vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam

vagina secara berangsur-angsur akan munsul kembali sementara

labia menjadi lebih menonjol.

5) Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya tegang oleh tegagan kepala bayi yang bergerak

maju. Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan

kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur

daripada keadaan sebelum melahirkan.

6) Payudara

Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan

horomon prolaktin setelah persalinan. ASI yang pertama muncul

pada awal nifas adalah ASI yang berwarna kekuningan ygang

disebut kolostrum, kolostrum telah terbentuk pada usia

kehamilan ±12 minggu, kolostum menjadi imun bagi bayi

karena mengandung sel darah putih. Payudara berunag menjadi

besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.

d. Sistem perkemihan

Buang air kecil sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan terdapat

spasine sfingter dan edema sesudah bagian ini mengalami kompresi


71

antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Ureter akan

kembali normal dalam tempo 6 minggu,

e. Sistem gastrointestinal

Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun

asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua

hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong.

f. Sistem endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post

partum. Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum, kadar prolaktin

dalam darah berangsur-angsur hilang.

g. Sistem muskuloskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam postpartum. Ambulasi

dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat

proses involusi.

h. Sistem integumen

Penurunan melanin pada umumnya setelah persalinan menyebabkan

berkurangnya hyperpigmentasi kulit. Perubahan pembuluh darah

yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada

saat estrogen menurum (Walyani, 2015).

5. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas

a. Fase Taking In

Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari hari

pertama sampai hari kedua melahirkan. Pada fase ini ibu sedang
72

berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali

menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai

akhir. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti

mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan

sesuatu yang tidak dapat dihindari.

b. Fase Taking Hold

Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.

Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif, sehingga mudah

tersinggung dan marah. Dukungan moril sangat diperlukn untuk

menumbuhkan kepercayaan diri.

c. Fase Letting Go

Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Terjadi

peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu sudah

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu menyadari

bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi

kebutuhan bayinya (Walyani, 2015).

6. Kebutuhan Masa Nifas

a. Kebutuhan nutrisi

Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan

metabolismenya.kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila


73

menyusui akan meningkat 25%. Nutrisi yang dibutuhkan ibu seperti

makanan yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin,

dan air.

b. Kebutuhan cairan

Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme

tubuh. Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan selama 40

hari postpartum. Minum kapsul vit A 20.000 unit.

c. Kebutuhan ambulasi

Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan

mobilisasi. Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap. Dapat

dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu, kemudian

duduk dan berangsur-angsur untuk berdiri dan jalan.

d. Kebutuhan eliminasi BAK/BAB

Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak

mengalami hambatan apapun. Kebanyakan pasien dapat melakukan

BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan.

e. Kebersihan diri (personal hygiene)

Kebersihan diri membantu mengurangi sumber infeksi dan

meningktkan rasa nyaman pada ibu. Dengan mandi 2 kali sehari,

mengganti pakaian, mencuci rambut, menjaga kebersihan vulva dan

sekitarnya dengan membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari

depan kebelakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus,

mengganti pembalut, dan cuci tangan dengan menggunakan sabun.


74

f. Kebutuhan istirahat dan tidur

Ibu nifas membutuhkan istirahat 8 jam saat malam hari, dan 1 jam

pada siang hari. Kurang istirahat akan mengurangi jumlah ASI yang

diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan

memperbanyak perdarahan, serta menyebabkan depresi dan

ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan dirinya.

g. Kebutuhan seksual

Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual

kembali setelah 6 minggu persalinan, jika darah merah berhenti dan

sudah tidak merasakan nyeri. Berhubugan seksual pada masa nifas

berbahaya apabila pada saat itu mulut rahim masih terbuka maka

akan berisiko, sehingga mudah terkena infeksi.

h. Kebutuhan perawatan payudara

Sebaiknya perawatan payudara teah dimulai sejk wanita hamil

supaya putting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan

untuk menyusui bayinya. Menggunakan bra yang menyokong

payudara. Bila putting susu lecet maka oleskan kolostrum atau ASI

setiap selesai menyusui.

i. Latihan senam nifas

Senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari

sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari gerakan tubuh yang

dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu, memperbaiki

sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah


75

melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis, dan peregangan otot

abdomen.

j. Rencana KB

Rencana KB setelah melahirkan sangatlah penting, karena KB dapat

membantu ibu untuk dapat merawat anaknya dengan baik serta

mengistirahatkan alat kandungannya, minimal 2 tahun (Walyani,

2015).

7. Tanda Bahaya Masa Nifas

a. Adanya Tanda-Tanda Infeksi Puerperalis

Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu diagnosa awal yang masih

membutuhkan diagnosa lebih lanjut untuk menentukan apakah ibu

bersalin mengalami gangguan payudara, perdarahan bahkan infeksi

karena keadaan-keadaan terseebut sama-sama mempunyai gejala

peningkatan suhu tubuh.

b. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih

Sensasi peregangan kandung kemih berkurang akibat rasa tidak

nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi

periuretra, atau hematoma dinding vagina.. setelah melahirkan

terutama saat infus oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang disertai

peningkatan produksi urin dan distensi kandung kemih.


76

c. Sembelit atau Hemoroid

Asuhan yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri yaitu :

memasukkan kembali hemoroid yang keluar ke dalam rektum,

rendam duduk dengan air hangat attau dingin sedalam 10-15 cm

selama 30 menit 2-3 kali sehari, berbaring miring, minum lebih

banyak dan makan makanan berserat, pemberian obat supositoria.

d. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Pengelihatan Kabur

Kondisi tersebut biasanya dialami ibu yang baru melahirkan

Penanganan:

1) Jika ibu sadar segera periksa nadi, tekanan darah, dan

pernapasan.

2) Jika ibu tidak bernafas, lakukan pemeriksaan ventilasi dengan

masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu. Jika ditemui

pernapasan dangkal periksa dan berikan oksigen 4-6 liter/menit.

3) Jika pasien tidak sadar atau koma bebaskan jalan nafas,

baringkan pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku

tengkuk.

e. Perdarahan Vagina Yang Luar Biasa

Perdarahan yang terus menerus dan bertambah banyak. Penyebab

utama perdarahan kemungkinan adanya sisa plasenta dan selaput

ketuban, infeksi pada endomentrium dan sebagian keil terjadi dalam

bentuk mioma uteri bersamaan dengan kehamilan dan inversio uteri.


77

f. Lokhea Berbau Busuk dan Disertai Dengan Nyeri Abdomen Atau

Punggung

Gejala tersebut biasanya mengiindikasikan adanya infeksi umum.

Pada infeksi ringan bidan dapat melakukan pengobatan. Pada infeksi

berat sebaiknya bidan berkonsultasi atau merujuk penderita.

g. Putting Susu Lecet

Putting susu lecet dapat disebabkan trauma putting susu saat

menyusui. Selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-

celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu

48 jam.

h. Bendungan ASI

Bendungan ASI dapat terjadi karena payudara tidak dikosongkan.

Gejalanya, bengkak nyeri seluruh payudara atau nyeri lokal,

kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal, payudara keras

dan berbenjol, panas badan dan rasa sakit umum.

i. Edema, Sakit, dan Panas Pada Tungkai

Faktornya karena obesitas, peningkatan umur maternal dan tingginya

paritas, endometritis, varicositis, anastesi dan pembedahan dengan

kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh vena.

j. Pembengkakan Diwajah dan Ditangan

Dapat ditangani dengan penanganan, periksa adanya varises, periksa

kemerahan pada betis, periksa adanya tulang kering pergelangan

kaki dan kaki odema.


78

k. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama

Sesudah melahirkan ibu akan merasa lelah dan lemas karena

kehabisan tenaga. Berikan ibu minuman hangat, susu, kopi, atau teh

yang bergula. Berikan makanan yang sifatnya ringan. Biasanya

karena kelelahan yang amat berat nafsu makan pun akan terganggu.

l. Merasa Sangat Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri

Faktor penyebabnya adalah, kekecewaan emosional yang mengikat

kegiatan bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita

selama hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas,

kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan, kecemasan akan

ketidakmampuan untuk merawat bayinya setelah meninggalkan

rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi (Sutanto,

2018).
79

8. Kunjungan Masa Nifas

Tabel 2.4

Frekuensi Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

I 6 – 8 jam setelah 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena


persalinan atonia uteri
2. Mendeteksi penyebab lain perdarahan
serta melakukan rujukan bila perdarahan
berlanjut
3. Melakukan konseling pada ibu untuk
keluarga jika terjadi masalah
4. Memfasilitasi ibu untuk pemberian ASI
awal
5. Memfasilitasi, mengajarkan cara
hubungan ibu dan bayi (Bounding
attachment)
6. Menjaga bayi tetap sehat dan hangat
dengan cara mencegah hipotermia
7. Memastikan ibu merawat bayi dengan
baik (perawatan tali pusat, memandikan
bayi)
II 6 hari setelah 1. Memastikan involusi uteri berjalan
persalinan normal, uterus berkontraksi baik, tinggi
fundus uteri dibawah pusat (umbilicus),
tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau
2. Mendeteksi tanda – tanda : demam,
perdarahan abnormal, sakit kepala hebat,
dll
3. Memastikan ibu mendapatkan asupan
nutrisi, hidrasi dan istirahat yang cukup
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tak memperihatkan tanda – tanda
penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu
memberikan asuhan pada talli pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari – hari
6. Melakukan konseling KB secara mandiri
7. Memastikan ibu untuk melakukan
pemeriksaan bayi ke pelayanan kesehatan
terdekat
III 2 minggu setelah Sama dengan kunjungan ke II
persalinan
IV 6 minngu setelah 1. Menanyakan kepada ibu adakah
persalinan masalah/penyulit yang dialami ibu
maupun bayinya
2. Memastikan ibu untuk memilih
kontrasepsi efektif/sesuai kebutuhan
Sumber (Walyani, 2015)
80

D. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42

minggu dengan berat lahiir 2500-4000 gram.

Bayi lahir normal adalah yang bayi yang lahir cukup bulan, dengan berat

badan sekitar 2500-4000 gram dan panjang sekitar 50-55 cm

(Sarwono,2005 dalam Sondakh, 2013).

2. Ciri-Ciri Bayi Lahir Normal

a. Berat badan lahir bayi antara 2500 - 4000 gram.

b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34 cm.

d. Ligkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian

turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi beumur 30 menit.

f. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit

disertai pernapasan cuping hidung, reraksi suprasternal dan

interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

i. Kuku telah agak panjang dan lemas.

j. Genitalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora

telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).


81

k. Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk.

l. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam

pertama. Mekoniium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan

lengket (Sondakh, 2013).

3. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir

a. Adaptasi Ekstra Uteri Yang Terjadi Cepat

1) Perubahan pernafasan

Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami

penekanan yang tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan

hilang dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses mekanis ini

menyebabkan cairan yang ada di dalam paru-paru hilang karena

terdorong ke bagian perifer paru untuk kemudian diabsorpsi,

karena terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis

akhirnya bayi memulai aktivitas nafas untuk pertama kali.

2) Perubahan sirkulasi

Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem.

Sirkulasi janin memiliki karakteristik sirkulasi bertekanan

rendah. Sebagian darah janin yang teroksigenasi melalui paru-

paru mengalir melalui lubang antara atrium kanan dan kiri yang

disebut foramen ovale. Darah yang kaya akan oksigen kemudian

kemudian mengalir ke otak melalui duktus arteriosus. Karena

tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang berada pada


82

unit janin plasenta terputus sehingga berubah menjadi sistem

sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri.

3) Termoregulasi

Sesudah bayi lahir ia akan berada ditempat yang suhu tubuhnya

lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah.

a) Konveksi

Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara di

sekeliling bayi, misal BBL diletakkan dekat pintu atau

jendela terbuka.

b) Konduksi

Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung

kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misalnya

popok, atau celana basah tidak langsung diganti.

c) Radiasi

Panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi

yang lebih dingin, misal BBL diletakkan di tempat dingin.

d) Evaporasi

Cairan/air yang membasahi kulit bayi dan menguap,

misalnya BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.


83

b. Adaptasi Ekstra Uteri Yang Terjadi Secara Kontinu

1) Perubahan pada darah

a) Kadar hemoglobin (Hb)

Bayi dilahirkan dengan kadar Hb yang tinggi. Konsentrasi

HB normal dengan rentang 13,7-20 gr%. Hb bayi memiliki

daya ikat (afinitas) yang tinggi terhadap oksigen. Selama

beberapa hari kehidupan, kadar Hb akan mengalami

peningkatan sedangkan volume plasma menurun dan kadar

hematokrit (Hr) meningkat.

b) Sel darah merah

Pergantian sel yang sangat cepat akan menghasilkan lebih

banyak sampah metabolik, termasuk bilirubin yang harus

dimetabolisme. Kadar bilirubin yang berlebihan

menyebabkan ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru

lahir, hal ini mencerminkan adanya pembentukan sel darah

merah dalam jumlah yang tinggi.

c) Sel darah putih

Jumlah sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir

memiliki rentang mulai dari 10.000-30.000/mm².

Peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada bayi baru lahir

normal selama 24 jam pertama kehidupan. Periode

menangis yang lama juga dapat menyebabkan sel darah

putih meningkat.
84

2) Perubahan pada sistem gastrointestina

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan

mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan

antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna

yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus.

Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas yaitu kurang dari 30

cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan.

3) Perubahan pada sistem imun

Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang

berfungsi mencegah atau meminimalkan infeksi kekebalan

alami seperti, perlindungan darah dan membran mukosa, fungsi

saringan saluran nafas, pembentukan koloni mikroba dikulit dan

usus, perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

4) Perubahan pada sistem ginjal

BBL cukup bulan memiliki beberapa defisit struktural dan

fungsional pada sistem ginjal. Ginjal pada bayi baru lahir

menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan

kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi ini mudah menyebabkan

retensi cairan dan intoksikasi air (Walyani, 2016)

4. Pemotongan Tali Pusat

Pemotongan dan pengikatan tali pusat merupakan pemisahan fisik antara

ibu dan bayi, pemotongan sampai denyut nadi tali pusat berhenti dapat

dilakukan pada bayi normal., sedangkan pada bayi gawat dapat dilakukan
85

pemotongan tali pusat secepat mungkin agar dapat dilakukan resusitasi

sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit dengan kocher atau klem kira-kira 3 cm

dan 1,5 cm dari pusat. Pemotongan dilakukan antara dua klem tersebut.

Lakukan pengikatan tali pusat dengan alat penjepit plastik atau pita dari

nilon atau dapat juga benang katun steril. Untuk menghindari infeksi

maka rawat tali pusat dalam keadaan steril, bersih dan kering (Sondakh,

2013)..

5. Evaluasi Bayi Baru Lahir

Evaluasi awal bayi baru lahir dilaksanakan segera setelah bayi baru lahir

(menit pertama) dengan menilai dua indikator kesejahteraan bayi yaitu

pernapasan dan frekuensi denyut jantung bayi.evaluasi digunakan mulai

5 menit pertama sampai 10 menit. Hasil pengamatan masing-masing

aspek dituliskan dalam skala skor 0-2. (Walyani, 2016)


86

Tabel 2.5
Penilaian Skoring APGAR
Nilai 0 1 2
Appeareance/ Seluruh tubuh bayi Warna kulit tubuh Warna kulit
warna kulit berwarna kebiruan normal, tetapi seluruh tubuh
tangan dan kaki normal
berwarna kebiruan
Pulse/ nadi Denyut jantung Denyut jantung Denyut jantung
tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit
Grimace/ respons Tidak ada respons Wajah meringis Meringis,
reflex terhadap stimulasi saat distimulasi menarik, batuk
atau bersin saat
stimulasi
Activity/ tonus otot Lemah, tidak ada Lengan dan kaki Bergerak aktif
gerakan dalam posisi fleksi dan spontan
dengan sedikit
gerakan
Respiratory/ Tidak bernapas, Menangis lemah, Menangis kuat,
pernapasan pernapasan lambat terdengar seperti pernapasan baik
dan tidak teratur merintih dan teratur
Sumber (Sondakh, 2013)

6. Pemeriksaan Fisik Bayi

a. Kepala : Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran

dan tampilan normal. Periksa adanya trauma kelahiran serperti caput

suksedaneum, sefalhematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur

tulang tengkorak.

b. Telinga : Pemeriksaan dan pastikan jumlah, bentuk dan posisi daun

telinga normal dan tulang rawan sudah matang.

c. Mata : Pemeriksaan terhadap strabismus, glaucoma congenital,

perdarahan konjungtiva atau retina.


87

d. Hidung atau mulut : Memastikan tidak adanya bibir sumbing dan

langit-langit harus tertutup. Refleks hisap yang bagus. Bayi harus

bernafas dengan mulut.

e. Leher : Pemeriksaan terhadap kelainan tulang leher, kelenjar tyroid,

vena jugularis.

f. Dada : Pemeriksaan kesimetrisan gerakan dada saat bernafas,

pneumotorik, perasis diafragma.

g. Bahu, lengan dan tangan : Pemeriksaan terhadap kerusakan

neurologis atau fraktur, polidaktili, sidaktili.

h. Perut : Pemeriksaan terhadap bentuk, penonjolan sekitar tali pusat

saat menangis, perdarahan tali pusat. Perut yang membuncit

kemungkinan karena hepatosplenomegali atau tumor lainnya,

enterkolistik vesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus

persisten.

i. Kelamin : Pada wanita vagina berlubang, labiya mayora menutupi

labia minora. Pada laki-laki testis berada dalam skrotum, penis

berlubang pada ujung.

j. Ekstermitas atas dan bawah : Pemeriksaan terhadap normalnya fleksi

dengan baik dan simetris.

k. Punggung : Pemeriksaan terhadap spina bifida pembengkakan atau

cekungan.
88

l. Kulit : Pemeriksaan terhadap vernik(tidak perlu dibersihkan untuk

menjaga kehangatan tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak

hitam, tanda lahir, lanugo.

m. Refleks : Periksa adanya refleks berkedip, batuk, bersin (Walyani,

2016).
89

E. Keluarga Berencana (KB)

1. Pengertian

Kontrasepsi terdiri dari 2 kata, yaitu kontra (menolak) dan konsepsi

(pertemuan antara sel telur yang telah matang dengan sel sperma), maka

kontrasepsi dapat diartikan sebagai cara untuk mencegah pertemuan

antara sel telur dan sel sperma sehingga tidak terjadi pembuahan dan

kehamilan.

Keluarga berencana merupakan usaha suami istri mengukur jumlah jarak

anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud tersebut kontrasepsi atau

pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode

kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi

sel telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi

untuk berimplantasi (melekat)bdan berkembang didalam rahim (Walyani,

2015)

2. Tujuan KB

a. Tujuan umum : Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin

terkendalinya pertambahan penduduk.

b. Tujuan khusus : Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi dan

kesehatan keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak

kelahiran (Walyani, 2015).


90

3. Jenis Alat Kontrasepsi

a. Spermisida

Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia

(non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma. Jenis

spermisida terbagi menjadi : Aerosol (busa), tablet vagina,

suppositoria atau dissolvable film, krim.

b. Cervical Cap

Merupakan kontrasepsi wanita, terbuat dari bahan latex, yang

dimasukkan kedalam liang kemaluan dan menutupi leher rahim

(serviks). Cervical cap berfungsi sebagai barier (penghalang) agar

sperma tidak masuk kedalam rahim sehingga tidak terjadi kehamilan.

Setelah berhubungan cap tidak boleh dibuka minimal selama 8 jam.

c. Suntik

Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan

kontrasepsi mengandung hormon progesteron yang menyerupai

hormon progesteron yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu

pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon tersebut mencegah

wanita untuk melepaskan sel telur sehingga memberikan efek

kontrasepsi.

d. Kontrasepsi Darurat IUD

Alat kontrasepsi Intrauterin Device (IUD) dinilai evektif 100% untuk

kontrasepsi darurat. Halmini tergambar pada sebuah studi yang

melibatkan sekitar 2.000 wanita China yang memakai alat ini 5 hari
91

setelah melakukan hubungan intim tanpa pelindung. Alat yang

disebut Copper T380A, atau Copper T bahkan terus efektif dalam

mencegah kehamilan setahun setelah alat ini ditanamkan dalam

rahim.

e. Implan

Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang

berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya

terdapat hormon progesteron, implan ini kemudian dimasukkan

kedalam kulit dibagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan

dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat

kontrasepsi selama 3 tahun.

f. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan

pemberian ASI secara eksklusif,. Metode Amenorea Laktasi dapat

dilakukan sebagai metode keluarga berencana alamiah, apabila tidak

dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

g. IUD dan IUS

IUD (Intra Uterine Device) merupakanalat kecil berbentuk seperti

huruf T yang lentur dan diletakkan didalam rahim untuk mencegah

kehamilan,.Saat ini sudah ada modifikasi dari IUD yang disebut

dengan IUS (Intra Uterine System), bila pada IUD efek kontrasepsi

berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka

pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon


92

progesteron dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD maupun IUS

mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat,

benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak

terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan

benang tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi IUD dapat

diketahui.

h. Kontrasepsi Darurat Hormonal

Morning After Pill adalah hormonal tingkat tinggi yang diminum

untuk mengontrol kehamilan sesaat setelah melakukan hubungan

seks yang berisiko. Pil tersebut bekerja dengan cara menghalangi

sperma berenang memasuki sel telur dan memperkecil terjadinya

pembuahan.

i. Kontrasepsi Patch

Patch ini didesain untuk melepaskan 20 mg ethinyl estradion dan

150 mg norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang

sama seperti kontrasepsi oral (pil). Digunkan selama 3 minggu dan 1

minggu bebas patch untuk sirkulasi menstruasi.

j. Pil Kontrasepsi

Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen

dan progesteron) ataupun hanya berisi progesteron saja. Pil

kontrasepsi bekerjja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan

penebalan dinding rahim.


93

k. Kontrasepsi Sterilisasi

Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metode Operasi

Wanita) atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan atau pemotongan

saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.

Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metode Operasi Pria) atau

vasektomo, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran benih

agar sperma tidak keluar dari buah zakar.

l. Kondom

Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom

mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara

menghentikan sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria

terbuat dari bahan latex (karet), polyurethane (plastik), sedangakan

kondom wanita terbuat dari polyurethane. Kondom pria dan wanita

sebaiknya jangan digunakan secara bersamaan (Walyani, 2015).

4. Keuntungan dan Kerugian Alat Kontrasepsi

a. Spermisida

Keuntungan :

1) Efektif seketika (busa dan krim).

2) Tidak menggangu produksi ASI.

3) Sebagai pendukung metode lain.

4) Tidak mengganggu kesehatan klien.

5) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

6) Mudah digunakan.
94

7) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.

8) Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.

Kerugian :

1) Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman.

2) Gangguan rasa panas di vagina.

3) Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik.

b. Cervical Cap

Keuntungan :

1) Bisa dipakai jau sebelum berhubungan

2) Mudah dibawa dan nyaman.

3) Tidak mempengaruhi siklus haid.

4) Tidak mempengaruhi kesuburan.

Kerugian :

1) Tidak melindungi dari HIV/AIDS.

2) Butuh fitting sebelumnya.

3) Ada wanita yang tidak muat (fitted)

4) Kadang pemakaian dan membukannya agak sulit.

5) Bisa copot saat berhubungan.

6) Kemungkinan reaksi alergi.

c. Suntik

Keuntungan :

1) Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui.


95

2) Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum

melakukan hubungan seksual.

3) Tidak menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu

mengatasi kram saat menstruasi.

Kerugian :

1) Dapat memengaruhi siklus menstruasi.

2) Menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.

3) Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

4) Harus mengunjungi dokter/klinik setiap 3 bulan sekali untuk

mendapatkan suntikan berikutnya.

d. Kontrasepsi Darurat IUD

Keuntungan :

IUD/AKDR hanya perlu dipasang setiap 5-10 tahun sekali,

tergantung pada tipe alat yang digunakan. Alat tersebut harus

dipasang atau dilepas oleh dokter.

Kerugian :

Perdarahan dan rasa nyeri. Kadangkala IUD/AKDR dapat terlepas.

Perforasi rahim (jarang sekali).

e. Implan

Keuntungan :

1) Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3

tahun.
96

2) Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang

menyusui.

3) Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum

melakukan hubungan seksual.

Kerugian :

1) Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, implan/susuk dapat

memengaruhi siklus menstruasi.

2) Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

3) Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa

wanita.

f. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Keuntungan :

1) Efektifitas tinggi 98% apabila digunakan selama 6 bulan

pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui

eksklusif.

2) Dapat segera dimulai setelah melahirkan.

3) Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.

4) Tidak memerlukan perawatan medis.

5) Mudah digunakan.

6) Tidak perlu biaya

7) Tidak menimbulkan efek samping sistemik


97

Kekurangan :

1) Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.

2) Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah

melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara

eksklusif

3) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.

4) Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.

5) Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara

eksklusif.

g. IUD dan IUS

Keuntungan :

1) Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif.

2) Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapan

menggunakan IUD dengan lilitan tembaga.

3) IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit (sesuai

untuk yang sering mengalami menstruasi hebat)

Kekurangan :

1) Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi risiko infeksi.

2) Alat dapat keluar tanpa disadari

3) Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan

kram menstruasi.

4) Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat menancap kedalam

rahim.
98

h. Kontrasepsi Darurat Hormonal

Keuntungan :

1) Memengaruhi hormon.

2) Dapat digunakan paling lama 72 jam setelah terjadi hubungan

seksual tanpa kontrasepsi.

Kerugian :

Mual dan muntah.

i. Kontrasepsi Patch

Keuntungan :

Wanita menggunakan patch kontrasepsi (berbentuk seperti koyo)

untuk penggunaan selama 3 minggu. 1 minggu berikutnya tidak

perlu menggunakan koyo KB.

Kerugian :

Efek samping sama dengan kontrasepsi oral, namun jarang

ditemukan adanya perdarahan tidak teratur.

j. Pil Kombinasi

Keuntungan :

1) Mengurangi risiko terkena kanker rahim dan kanker

endomentrium.

2) Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.

3) Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.

4) Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat.


99

Kekurangan :

1) Harus rutin diminum setiap hari

2) Sakit kepala, depresi, letih, perubahan mood dan menurunnya

nafsu seksual

3) Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

k. Kontrasepsi Sterilisasi

Keuntungan :

1) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan

cara kontrasepsi lain.

2) Lebih praktis dan ekonomis karena hanya memerlukan 1 kali

tindakan saja.

3) Lebih efektif karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan

merupakan cara kontrasepsi yang permanen.

Kekurangan :

1) Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah

tindakan.

2) Ada kemungkinan mengalami risiko pembedahan.

3) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki

anak.

4) Harus ada tindakan pembedahan minor.


100

l. Kondom

Keuntungan :

1) Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan

untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular

seksual.

2) Kondom tidak memengaruhi kesuburan jika digunakan dalam

jangka panjang.

3) Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang

terjangkau.

Kerugian :

1) Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak

digunakan atau disimpan sesuai aturan.

2) Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat

menggunakan kindom.

3) Setelah terjadi ejakulasi pria harus menarik penisnya dari

vagina, bila tidak dapat terjadi kehamilan atau penularan

penyakit menular seksual.

4) Kondom yang terbuat dari latex dapat menimbulkan alergi bagi

beberapa orang (Walyani, 2015)


101

F. Standar Asuhan Kebidanan

Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No

369/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan. Standar

Asuhan Kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan

tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai daro

pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan

kebidanan.

a. Standar I: Pengkajian

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Standar II: Perumusan Diagnosa Dan Atau Masalah Kebidanan

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa

dan masalah kebidanan yang tepat.

c. Standar III: Perencanaan

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.

d. Standar IV: Implementasi

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien

dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang

dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.


102

e. Standar V: Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk

melihat efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan

perubahan perkembangan kondisi klien.

f. Standar VI: Pencatatan Asuhan Kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas

mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

1.
BAB III

METODE LAPORAN KASUS

A. Jenis Laporan Studi Kasus

Jenis laporan studi kasus ini adalah penelitian deskriptif yang merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status

gejala yang ada, yaitu kedaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi. Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi

dan pengontrolan terhadap perlakuan. (Fenti Hikmawati 2017).

Jenis studi yang digunakan penulis dalam karya tulis ilmiah ini adalah

metode observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus dengan

menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney dari

pengkajian sampai dengan evaluasi dan data perkembangannya menggunakan

SOAP.

B. Lokasi dan Waktu Laporan Studi Kasus

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian itu dilakukan.

Sedangkan waktu penelitian adalah tanggal bulan dan tahun di mana kegiatan

penelitian dilakukan. (Wiratna Sujarweni 2019)

Dalam studi kasus ini, waktu studi kasus ini akan dilakukan pada bulan

Desember 2019 sampai dengan bulan Juni 2020 dan lokasi studi kasus

103
104

dilakukan di PMB Leli Rahmwati, S.ST dan kediaman Ny. F Waluyojati

Kabupaten Pringsewu.

C. Subjek Laporan Studi Kasus

Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian ini diperoleh.

Apabila peneliti misalnya menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang

merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. (Wiratna

Sujarweni 2019)

Subjek pada laporan kasus ini adalah Ny. F usia 29 tahun, dari mulai hamil

trimester II, bersalin, nifas, Bayi Ny F, serta KB.

D. Instrumen Laporan Studi Kasus

1. Alat

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

peneiliti dalam mengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lenih mudah diolah. Variasi jenis intrumen penelitian adalah

angket, ceklis, atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman

pengamatan. Dalam instrumen penelitian terdapat variable, subvariabel,

dan indikatornya. (Wiratna Sujarweni 2019)

Alat dalam instrument pengambilan data dalam studi kasus ini

dengan format pengkajian.


105

2. Metode

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Variasi metode tersebut seperti

angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes dan dokumentasi.

(Frenti Hikmawanti 2017)

Instrument yang digunakan untuk mendapatkan data dalam studi

kasus adalah dengan cara melakukan wawancara dan dengan format

asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, keluarga

berencana (KB) dan lembar observasi.

3. Etika Studi Kasus

a) Informed Choice

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti memberikan pilihan,

tujuan dan dampak bagi informan yang diikuti selama pengumpulan

data. Informan telah bersedia menjadi responden tanpa paksaan dari

pihak manapun.

b) Informed Consent

Setelah penulis melakukan informed choice, informan setuju dengan

penjelasan yang diberikan. Oleh karena itu informan

menandatangani lembar persetujuan yang telah diajukan oleh

peneliti.

c) Confidentialy

Penulis menjamin kerahasiaan informasi serta data-data yang

diperoleh dari responden yang dimulai dari masa kehamilan,


106

persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB. Tidak ada seorangpun

dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh

responden dan dengan bukti persetujuan dari respoden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam studi kasus ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan pengumpulan data primer dan sekunder.

1. Data primer

Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok

fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara

sumber. Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi.

Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

(Wiratna Sujarweni 2019)

a) Wawancara

Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk

menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara

mendalam agar mendapatkan data yang valid dan detail. (Wiratna

Sujarweni 2019).

Wawancara yang dilakukan pada Ny. F meliputi biodata pasien

secara lengkap, keluham, riwayat kesehatan ibu sekarang dan lalu,

riwayat kesehatan keluarga, riwayat menstruasi, riwayat persalinan,

hubungan sosial, da data kebiasaan sehari-hari. Wawancara dicatat

dilembar catatan yang berpedoman pada format asuhan kebidanan.


107

b) Kuesioner atau Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpula data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada para responden untuk dijawab. (Wiratna Sujarweni

2019)

2. Data sekunder

Data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan

keungan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku

sebagai teori, majalah dan sebagainya. Data yang diperoleh dari data

sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak langsung

memberikan data pada pengumpulan data. (Wiratna Sujarweni 2019)

F. Triagulasi Data

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. (Frenti Hikmawanti 2017)

Pada studi kasus ini data di ambil di PMB Leli Rahmawati, S.ST

Waluyojati Kabupaten Pringsewu yang datang pada bulan Desember 2019.

G. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain :

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data

Format askeb pada kehamilan, persalinan, nifas, BBL, KB, dan lembar

observasi, alat tulis, kamera.


108

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi

Tensi meter, stetoskop, doppler, timbangan, pita LILA, medline,

underpet, partus set, heacting set, spuit 3 cc, handscoon, delee, lampu

sorot, obat (oxy, vit k, HB 0, salep mata, lidokain), lembar partograf, alat

KB (suntik, IUD, implant, pil, kondom), dan lembar observasi.

3. Alat dan bahan yang digunakan selama proses pembuatan LTA

Leptop, alat tulis (buku, pena, tinta, kertas HVS), printer, jaringan

internet (google, jurnal, website dan artikel), buku KIA.


DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Titi dan Merah Bangsawan. 2019. Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Nyeri Dan Lamanya Persalinan Kala I Ibu Bersalin Di Rumah Bersalin
Kota Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Keperawatan. 15 (1). 1-2. Lampung :
Poltekkes Tanjungkarang.

Choirunissa, Risza dan Noviliani Dwi Syaputri. 2018. Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemeriksaan K4 Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Bakung
Provinsi Lampung Tahun 2017. Jurnal Akademi. 4 (1). 4. Lampung ; Husada Karya
Jaya.

Dinkes Provinsi Lampung. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung.

Dinkes Kabupaten Pringsewu. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Pringsewu.

Fatimah dan Nuryaningsih. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta :


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

Fitriana, Yuni dan Widy Nurwiandani. 2018. Asuhan Persalinan. Yogyakarta :


Pustaka Baru Press.

Hardono. Feri Kameliawati. dkk. 2019. Pedoman Penulisan Tugas Akhir


Mahasiswa. Pringsewu : Universitas Aisyah Pringsewu.

Hikmawati, Fenti. 2017. Metedologi Penelitian. Depok : Rajawali Press.

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/kesemutan-saat-hamil-normalkah-
dan-apa-penyebabnya/ (Diakses Pada 15 Maret 2020 Pukul 11.00).

Irmawati. 2016. Tanya Jawab Lengkap Kehamilan Bermasalah. Yogyakarta :


Laksana.

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : Cv


Andi Offset.

Jaya, Herawati dan Syokumawena. 2017. Hubungan Status Paritas Dengan


Kecemasan Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2017.  Proceeding Seminar Nasional. 6 (2). 1-2. Palembang :
Poltekkes Kemenkes

Lestari, Widya dan Dian Febrida Sari. 2019. Peran Tenaga Kesehatan Dan
Kualitas Kunjungan Nifas Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Usia 2-12 Bulan. Jurnal
Kesehatan Mercusuar. 2 (1). 2. Padang : STIKes Mercubaktijaya.

109
110

Mudlikah,Siti dan Neny Ilmia Ningrum. 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Hamil Terhadap Mual Muntah Kehamilan Dengan Waktu Mual Muntah
Kehamilan di Puskesmas Sumobito Kota Jomban g. Jurnal Kebidanan Midwiferia.
5 (1). 2. Gresik : Universitas Muhammadiyah.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Purwoastuti, T.H Endang dan Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Kesehatan


Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Rinata, Evi dan Gita Ayu Andayani. 2018. Karakteristik Ibu (Usia, Paritas,
Pendidikan) Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester
III. Jurnal Nasional 16 (1). 1-2. Jawa Timur : Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo

Setyatama, Ike Putri. 2019. Pengaruh Peran Aktif Kader Kesehatan Terhadap
Kunjungan Neonatus Lengkap Di Posyandu Desa Timbangreja Wilayah Kerja
Puskesmas Lebaksiu Kabupaten Tegal. Jurnal Ilmu Dan Teknologi. 10 (1). 3. Tegal :
StiKes Bhamada Slawi.

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga.

Sujarweni,V.Wiratna. 2019. Metodologi Penelitian. Yogyakatra : PT Pustak Baru.

Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.

Sutanto, Andina Vita. 2019. Asuhan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta :


Pustaka Baru Press.

Walyani, Elisabeth Siwi dan T.H, Endang Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan
Masa Nifas dan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Walyani, Elisabeth Siwi dan T.H, Endang Purwoastuti. 2016. Asuhan Persalinan
dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Yanti, Linda. 2018. Faktor Determinansedrdrdrtf Kejadian Abortus Pada Ibu


Hamil Case Control Study . Jurnal Nasional. 16 (2). 1-2. Jawa Tengah : StiKes
Harapan Bangsa
111

LAMPIRAN
112

SURAT IZIN PMB


113

SURAT PERSETUJUAN KESEDIAAN MENJADI PASIEN ASUHAN


KEBIDANAN PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
T.A 2019/2020

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Rosi Wardani
Umur : 20 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Desa Gedung Karya Jitu, Kecamatan Rawajitu Selatan,
Kabupaten Tulang Bawang

Hubungan dengan pasien :


Nama Pasien : Fristi Destianasari
Umur : 29 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Alamat : Desa Jati Agung, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten
Pringsewu

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui Saya / Istri / Anak


Saudara untuk menjadi pasien Asuhan Komprehensif Mahasiswa DIII Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Prringsewu.
Saya menyadari bahwa mahasiwa tidak menjanjikan apapun. Kecuali akan
berusaha sebaik – baiknya sesuai dengan pengetahuan dan batas kemampuan.
Demikian surat penyataan ini saya tanda tangani dalam keadaan sadar dan
tampa paksaan dari pihak manapun.

Pringsewu, Desember 2019

Mahasiswa Pasien

( Rosi Wardani ) ( Fristi Destianasari )


114

KARTU BIMBINGAN LTA

Nama Mahasiswa : Rosi Wardani


NPM : 1701061
Pembimbing LTA : Siti Rohani., S.ST. M.Kes
Judul LTA : Studi Khasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
Ny.F Di Praktik Mandiri Bidan Leli Rahmawati,SST
Waluyojati Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

No Hari/ Catatan Pembimbing Paraf


Tanggal
1 Jumat, BAB I
25-02-2020 - Data dunia
- Data indonesia
- Susun secara piramida terbalik
BAB II
- Masukkan materi abortus
- Masukkan teori keluhan ibu hamil
- Perbaiki manfaat

2 Kamis, BAB I
12-03-2020 - Perbaiki penulisan
- Tambahkan data kunjungan kehamilan
BAB II
- Standar kehamilan
BAB III
- Triagulasi data
- Daftar pustaka

3 Sabtu, ACC BAB I dan BAB II


14-03-2020
115

4 Sabtu, - Askeb kehamilan


21-03-2020 - ACC Askeb kehamilan

5 Rabu, - Perbaiki daftar pustaka


25-03-2020

6 Senin, - Perbaiki spasi


30-03-2020 - Perbaiki kata pengantar

7 Selasa, ACC
31-03-2020

Pringsewu, Maret 2020


Pembimbing.

Siti Rohani., S.ST. M.Kes


NIDN : 0225118802

LEAFLET
116

KETIDAKNYAMANAN
TRIMESTER II Gatal-gatal terjadi pada perut, paha, payudara Penyebabnya lambung terdesak oleh rahim
maupun pada bagian lain terutama pada
lipatan-lipatan.

Cara mengatasi
Jangan mengkonsumsi makanan yang
memproduksi gas
Cara mengatasi Hindari mengkonsumsi makanan yang
Potong dan bersihkan kuku berlemak dan porsi besar
Jaga kebersihan kulit Minum sedikit susu atau teh hangat.
Mandi minimal 2x sehari

Penyebab
DISUSUN OLEH: Konsumsi tablet zat besi
Penyebabnya rahim menekan pembuluh darah
Kurang minum dan mengkonsumsi makanan
berserat
ROSI WARDANI
1701061

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


PRODI DIII KRBIDANAN
Cara mengatasi
2019 Ambil posisi miring ke kiri atau setengah Cara mengatasi :

Jaga kebersihan alat kelamin Penyerapan kalsium oleh janin meningkat


Jika gatal, bau menusuk, ada perubahan sifat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang
Penyebab dan warna segera laporkan dan konsultasikan dan gigi.
Pengaruh hormonal pada tenaga kesehatan.

Penyebab
Perubahan keseimbangan tubuh oleh
Cara mengatasi
pembesaran perut
Gunakan penghangat untuk otot
Jangan menggantungkan kaki ketika duduk
Cara mengatasi Makan-makanan dengan asupan vitamin dan
Kunyak makanan perlahan sampai halus.
mineral seperti buah-buahan, sayur-sayuran
Hindari makanan yang memproduksi gas,
dan air mineral.
makanan berlemak
Buang air besar secara teratur. Cara mengatasi
Santai dan istirahat
Pakai sepatu berhak rendah
Penyebab
Pengaruh hormonal Latihan menggoyangkan panggul

Penyebab
Karena tekanan syaraf pada ekstrimitas bawah
oleh uterus yang besar.
Faktor yang memperberat pencapaian
Cara mengatasi
sirkulasi perifer kurang.
Kenakan pembalut wanita dan segera ganti
117

KETIDAKNYAMANAN Apa itu ketidaknyamanan trimester


III ?
IBU HAMIL
TRIMESTER III
Ketidaknyamanan kehamilan trimester 1. Edema
III adalah rasa tidak nyaman yang Penyebab:Berdiri terlalu lama,
duduk kaki tergantung, pakaian ketat
dialami oleh ibu hamil selama masa
dan kaki ditinggikan, kurang
kehamilan dengan usia 28 –38 minggu
olahraga.
yang mengakibatkan peubahan- Cara mengatasinya: minum yang
perubahan baik fisik maupun psikis cukup, memakai stocking, istirahat,
pahadan kaki ditinggikan, jika cara
tersebut tidak hilang segera periksa
ke dokter.

DISUSUN OLEH:

ROSI WARDANI
1701061

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


PRODI DIII KRBIDANAN

2. Hemoroid 5. Sesak nafas 7. Varices


Sebab: varices pada anus Sebab: ekspansi dan batas diafragma Sebab: pengaruh hormone,
Akibat dari konstipasi, feses yang dengan pembesaran uterus pembesaran rahim
keras. Cara mengatasinya: sikap tubuh yang Cara mengatasinya: istirahat, paha
Cara mengatasinya: konsumsi buah benar, tidur dengan bantal ekstra, dan kaki diangkat selama kurang
dan sayuran yang berserat makan jangan terlalu kenyang, porsi lebih 1 jam 2 kali sehari, berdiri
kecil tapi sering, jangan merokok, jangan terlalu lama.
3. Sakit punggung sesak berlebihan segera periksa
Disebabkan karena meningkatnya dokter. 8. Seksualitas dalam kehamilan
beban berat yang ibu bawa yaitu bayi Seksualitas adalah ekspresi atau
dalam kandungan. 6. Kram pada kaki ungkapan cinta dari
Cara mengatasinya: istirahat yang Sebab: penekanansyaraf yang individu/perasaan kasih saying,
cukup, kurangi pekerjaan berlebihan, mensuplai eksterimtas bagian bawah menghargai, perhatian dan saling
perbanyak minum air putih. yang disebabkan pembesaran perut menyenangkan satu sama lain, tidak
ibu terlalu lelah, lama berdiri. terbatas pada tempat tidur/bagian-
4. Sering buang air kecil Cara mengatasinya: istirahat yang bagian tubuh.
Sebab: akibat penekanan uterus cukup, pengurutan pada betis, selama
Cara mengatasinya: batasi minum kram kaki harus difleksi
sebelum tidur, pakai handuk yang
bersih, latihan senam kegel, jika
kencing terasa sakit segera periksa
dokter.
118

darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari


TANDA-TANDA sebelum persalinan.
PERSALINAN Persalinan adalah pengeluaran hasil
konsepsi yang sudah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau jalan lain, disusun dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
dalam tubuh ibu .

Mulanya kontraksi terasa sakit pada


punggung bawah, yang berangsur-angsur

DISUSUN OLEH: bergeser ka bagian bawah perut. Beberapa


menggambarkan mirip dengan mulas pada
saat haid, saat mulas bergerak ke bagian
ROSI WARDANI
perut, dengan tangan dapat dirasakan bagian
1701061 tersebut mengeras. Kontraksi teratur semakin
sering dan kuat, ferekuensi dan durasi seiring
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU dengan kemajuan persalinan.
PRODI DIII KEBIDANAN
2020 Darah dan lendir yang keluar tampak bagai

pembukaan servik adalah pembesaran berupa kontraksi yang terjadi semakin kuat dan
suatu lubang vagina dengan diameter efektif.
beberapa millimeter menjadi lubang yang 4. Saat kontraksi, pilihlah posisi yang paling
dapat dilalui bayi, kira-kira 10 cm. nyaman.
Pembukaan dianggap lengkap jika telah 5. Mengonsumsi makanan berenergi, karena
mencapai ukuran 10 cm. proses persalinan bisa memakan waktu
Seringkali pada ketuban pecah ini ibu
hingga berjam-jam.
merasakan seperti semburan air, hanya
rembesan atau mengompol, namun untuk
memastikan apa yang keluar melalui jalan
lahir tersebut apakah urin atau cairan ketuban
dari baunya. Urin biasanya mempunyai bau
yang khas, demikian halnya dengan cairan
ketuban namun cairan ketuban ini berbau .
anyir. 1. Mintalah suami atau keluarga umtuk
memijat punggung bawah, atau Dengan semakin dekatnya persalinan,
menggompres punggung anda dengan air
terutama pada persalinan pertama, wajar jika
hangat di antara saat-saat kontraksi.
timbul perasaan cemas ataupun takut.
2. Relaksasi dan latihan pernafasan., untuk
menenangkan dan mengurangi rasa sakit. Dukungan keluarga atau suami sangat
3. Pertahankan posisi punggung yang tegak,
mempengaruhi tingkat kecemasan pada ibu
baik saat berdiri, duduk, maupun posisi
hamil menjelang proses persalinan karena
lainnya. agar kepala bayi tetap berada di
Persalinan akan dimulai ketika serviks sudah leher rahim dengan baik, sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman

Anda mungkin juga menyukai