Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS


DI RSUD A. WAHAB SYAHRANIE SAMARINDA

Disusun Oleh:

SHAFA’ SALAMAH

NIM. P07224218025

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
rahmat dan hidayah-Nya laporan komprehensif ini dapat terselesaikan. Laporan
ini berjudul “Laporan Komprehensif Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Fisiologis ”.
Dengan tersusunnya laporan ini saya harapkan dapat menjadi pegangan
dan pedoman mahasiswa khususnya untuk mahasiswa kebidanan dalam
pembelajaran mengenai Asuhan Kebidanan Nifas.
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dan belum mencapai kesempurnaan pada isinya. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritikan dan saran agar laporan ini dapat menjadi lebih baik. Dan
akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
para pembacanya.

Samarinda, 31 Oktober 2019


Mahasiswa

Shafa’ Salamah

NIM. P07224218025

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan……………………………………………………………………….........i

Kata Pengantar ........................................................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 2

1. Tujuan Umum ................................................................................................................ 2

2. Tujuan Khusus ............................................................................................................... 2

Bab II Tinjauan Pustaka

A. Konsep Dasar Teori ........................................................................................................... 4

Bab III Tinjauan Kasus ............................................................................................................ 32

Bab IV Pembahasan………………………………………………………………...........35

Bab V Penutup…………………………………………………………………………...36

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 37


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas disebut juga masa pasca salin atau puerperium ialah masa
enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke
keadaan normal sebelum hamil (Bobak et al, 2005).
Masa nifas adalah suatu rentang waktu yang amat penting bagi
kesehatan ibu dan anak, setelah melewati masa hamil dan melahirkan. Masa
setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam
merupakan masa nifas yang merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia (Saleha, 2009).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil) jika ditinjau dari penyebab kematian pada ibu,
infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah
perdarahan dan diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Bidan dituntut untuk dapat melakukan asuhan kebidanan yang dapat
mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas (Suherni, Widyasih & Rahmawati,
2009) sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian
yang tinggi pada masa nifas karena permasalahan pada ibu akan berimbas
juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkan karena bayi tidak akan
mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian, angka
morbiditas dan mortalitas bayi akan meningkat. Salah satu indikator untuk
menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya
angka kematian ibu dan bayi. Oleh karena itu perawatan selama masa nifas
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan (Suherni, Widyasih &
Rahmawati, 2009).
Perawatan masa nifas memiliki kebutuhan dasar yaitu gizi, ambulasi,
kebersihan diri, eliminasi, istirahat dan tidur, senam nifas, KB, pemberian
ASI/ laktasi, perawatan payudara dan kebiasaan yang tidak bermanfaat
bahkan membahayakan (Suherni et al, 2009 & Saleha, 2009).
Dalam pandangan budaya, perawatan nifas dilakukan dengan perilaku
dan pengetahuan yang berbeda-beda. Dimana masyarakat memiliki respon
terhadap kebudayaannya yang mengatakan bahwa terbentuknya janin,
kelahiran dan pasca melahirkan merupakan sesuatu yang wajar dalam
kelangsungan hidup manusia (Swalsono, 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu
Postpartum Fisiologis menggunakan pola pikir ilmiah melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Masa Nifas Fisiologis.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan Ibu Nifas
Fisiologis berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas Fisiologis
menggunakan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian.
2) Menginterpretasikan data dasar.
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial.
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera.
5) Mengembangkan rencana intervensi.
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi.
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas
Fisiologis dalam bentuk catatan SOAP.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum
Fisiologis
I. PENGKAJIAN
A) Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Nama selain sebagai identitas, upayakan agar
bidan memanggil dengan nama panggilan
sehingga hubungan komunikasi antara bidan
dan pasien menjadi lebih baik dan akrab
(Sulistyawati, 2012).
Umur : Umur pasien seharusnya didapatkan dari
anamnesa dan dicatat untuk mengetahui adanya
resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental fisiknya
belum siap dan termasuk dalam menunda dan
usia 20-35 tahun adalah masa reproduktif,
sedangkan umur lebih dari 35 adalah termasuk
fase mengentikan dan dapat juga terjadi faktor
risiko (Sulistyawati, 2010).
Agama : Sebagai dasar bidan untuk memberikan
dukungan dan spiritual terhadap pasien dan
keluarga (Sulistyawati, 2010).
Suku/bangsa : Dalam mengkaji suku ini berpengaruh pada adat
istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Sulistyawati,
2010).
Pendidikan : Pendidikan sangat penting untuk dikaji karena
berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektual sehingga bidan dapat memberikan
konseling sesuai dengan pendidikanya
(Sulistyawati, 2010).
Pekerjaan : Gunanya untuk mengetahui tingkat sosial
ekonominya karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut (Sulistyawati, 2010).
Alamat : Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi
pasien data ini juga memberi gambaran
mengkaji jarak dan waktu yang ditempuh pasien
menuju lokasi pelayanan kesehatan
(Sulistyawati, 2010).
2. Keluhan Utama:
Alasan wanita tersebut mengunjungi anda di klinik, kantor,
kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit,
atau rumahnya, seperti yang diungkapkan dengan kata-katanya
sendiri (dapat berhubungan sistem tubuh) (Varney, 2007).
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada
jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum (Ambarwati,
2009).
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Menurut (Sarwono, 2011, Persis Mary, 1995; Persis Mary,
1995; Jones, 1996).
1) Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit Jantung, Hipertensi.
2) Penyakit Darah
Anemia
3) Penyakit Paru-paru
TBC, Asma
4) Penyakit Hati
Hepatitis.
5) Penyakit Endokrin
Diabetes Melitus.
6) Penyakit Infeksi
IMS, InfeksiTORCH.
7) Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing
Gagal Ginjal.
8) Penyakit/Kelainan sistem Reproduksi
Penyakit Ginekologik, Tumor/Kanker.
9) Riwayat Alergi
10) Riwayat Pembedahan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Tanggal dan waktu keluhan, bentuk keluhan, faktor
pencetus atau latar belakang yang berhubungan dengan
keluhan, perjalanan penyakit sejak keluhan termasuk durasi
dan kekambuhatau ketidaknyamanan, lokasi spesifik, jenis
nyeri, gejala lain yang berkaitan, hubungan dengan fungsi dan
aktivitas tubuh, faktor yang mempengaruhi masalah, baik yang
perparah atau yang meredakan, bantuan medis sebelumnya
untuk masalah ini, dan keefektifan suatu terapi atau obat yang
digunakan (Varney, 2007).
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gagguan kesehatan pasien
dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya (Ambarwati, 2009).

5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya (Sulistyawati, 2010).
Riwayat siklus : 23 – 32 hari (Sulistyawati, 2010).
Lama haid : 4-7 hari (Manuaba, 2008).
Jumlah menstruasi: Data ini menjelaskan seberapa banyak
darah menstrusi yang di keluarkan
(Sulistyawati, 2010).
6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmpt Peny J BB/PB H M Abnrmlts Laktasi Peny
o
K
1
2

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.


Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, cara
persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas
yang lalu.
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
Frekuensi periksa hamil, Keluhan hamil muda dan Keluhan
hamil tua, Terapi Selama Kehamilan.
8. Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas
ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati, dkk. 2009).
9. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Cepat Lapar
Terjadi perubahan gastrointestinal yaitu
peristaltik usus akan bekerja cepat yang
menyebabkan ibu pasca partum satu atau 2 jam
akan lebih mudah kelaparan (Varney, 2007).
Eliminasi Volume urine berkurang (Diuresis)
Terjadi berhubungan dengan pengurangan
volume darah, hal ini berlangsung sampai 2-3
hari post partum (Varney, 2007).
Konstipasi
Setelah plasenta lahir estrogen menurun
sehingga tonus otot seluruhnya berangsur pulih
kembali, tapi konstipasi mungkin tetapi terjadi
dan mengganggu hari-hari pertama post partum
(Varney, 2007).
Istirahat Ibu akan sering beristirahat
Kontraksi uterus ketika ibu akan bersalin
membuat ibu tidak dapat beristirahat dengan
cukup hal ini menyebabkan ibu lelah. Oleh
karena itu, ketika ibu memasuki masa nifas ibu
akan sering beristirahat (Ambarwati, 2009).
Aktivitas Sering memperhatikan dan merawat
bayinya
Ibu menganggap bayi yang dilahirkannya
adalah suatu hal yang baru. Sehingga ibu akan
sering dan lebih terfokus kepada bayinya
(Ambarwati, 2009).

Personal Pada masa postpartum, seorang ibu sangat


Hygiene rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur, dan lingkungan sangat penting
untuk tetap dijaga (Saleha, 2009).
Seksualitas Dilakukan setelah 40 hari masa nifas
Secara fisik, aman untuk melakukan
hubungan seksual begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
Banyak budaya dan agama yang melarang
untuk melakukan hubungan seksual sampai
masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6
minggu setelah kelahiran. Keputusan
bergantung pada pasangan yang bersangkutan
(Sulistyawati, 2009).
Dinding vagina kembali pada keadaan
sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu.
Secara fisik aman untuk memulai hubungan
suami istri begitu darah merah berhenti, dan
ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah
berhenti dan ibu tidak merasakan
ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu
siap (Dewi dkk, 2011).

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a) Pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan
sah/tidak.
b) Respon klien dan keluarga bayi yang dilahirkan,
diterima/tidak.
c) Bagaimana psikis ibu di masa nifas.
d) Adat istiadat yang masih dilakukan oleh ibu dan keluarga di
masa nifas.

Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk


bimbingan dan pembelajaran.Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah
(Damaiyanti, 2011).

B) DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik (Sulistyawati, 2010)
Kesadaran : Compos mentis (Sulistyawati, 2010)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg - 120/80 mmHg (Ambarwati
dkk, 2009)
Frekuensi nadi : 60 - 80 x/ menit atau tidak lebih dari 100x/
menit.
Frekuensi napas : 20 - 30 x/menit
Pernafasan harus berada dalam rentang
yang normal,yaitu sekitar 20 - 30 x/menit
(Ambarwati dkk, 2009).
Suhu badan : 24 jam postpartum suhu badan akan naik
sekitar (37,5 - 38oC) sebagai akibat kerja keras
waktu  melahirkan dan kelelahan (Ambarwati
dkk, 2009).
Denyut nadi normal orang dewasa
adalah 60-80 x/menit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Denyut
nadi di atas 100x/menit pada masa nifas
adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi
(Ambarwati dkk, 2009).
Skala nyeri :
Antropometri
Tinggi Badan : Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat
diukur dengan stasiometer atau tongkat
pengukur (Tambunan dkk, 2011).
Berat Badan : Sebelum hamil :
BB sekarang :
Massa tubuh di ukur dengan pengukuran
massa atau timbangan. Indeks massa tubuh
digunakan untuk menghitung hubungan antara
tinggi dan berat badan, serta menilai tingkat
kegemukan (Tambunan dkk., 2011).
LILA : ≥23,5 cm (Depkes RI, 2008).

Riwayat Persalinan sekarang :


Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin
anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan.
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses
persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa
berpengaruh pada masa nifas saat ini (Ambarwati, dkk.,
2009).
1) Jenis persalinan :
2) Kala I :
3) Kala II :
4) Kala III :
5) Kala IV :
Data Bayi :
1) Lahir tanggal :……, jam :…………..
2) Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
3) Antropometri : BB :………… gr. PB :……….. cm
LK :………… cm
LD :………… cm
LP :…………. cm
LILA :………..cm
4) Kecacatan : Ada/tidak
5) IMD : ( ) Ya ( ) Tidak

6) Eliminasi
a) BAK : f : ……x/hari, warna : ………...,
konsistensi :………
b) BAB : f : ……x/hari, warna : ………...,
konsistensi :………
7) Nutrisi : ASI/PASI/Lainnya :……………...

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Simetris, kulit kepala bersih, tidak terdapat
ketombe, rambut tampak kuat, distribusi rambut
merata dan tekstur rambut lembut (Priharjo,
2006).
Wajah : Tidak/ terdapat kloasma gravidarum dan tidak
pucat (Tambunan dkk., 2011).
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, dan pandangan tidak kabur.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen/
sekret (Tambunan dkk., 2011 & Uliyah dkk.,
2008).
Hidung : Bersih, tidak terdapat pengeluaran sekret, tidak
ada polip, tidak terdapat peradangan (Tambunan
dkk., 2011).
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, bibir tidak pucat,
tidak terdapat stomatitis, tidak/ terdapat caries
dentis, terdapat bintil kecil berwarna abu-abu,
merah muda atau agak kemerahan pada daerah
mulut, tidak/ terjadi pembesaran pada tonsil dan
uvula (Varney, 2008).
Leher : Terjadi hyperpigmentasi pada leher
(Prawirohardjo, 2009; Tambunan dkk, 2011).
Dada : Simetris, bentuk dada elips, dan tidak terdapat
retraksi dinding dada (Tambunan, 2011).
Payudara : Terjadi perubahan warna pada aerola dan
mengalami hiperpigmentasi, dan tidak terdapat
retraksi atau dimpling, terdapat pengeluaran ASI
(Dewi dan Tri Sunarsih, 2010).
Payudara mencapai maturitas yang penuh
selama masa nifas kecuali jika laktasi disupresi.
Payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang
dan mula-mula lebih nyeri tekan sebagai reaksi
terhadap perubahan status hormonal serta
dimulainya laktasi (Bobak, 2005).
Kolostrum merupakan ekskresi cairan
dengan viskositas kental, lengket dan berwarna
kekuningan pada hari pertama sampai hari
keempat postpartum. ASI transisi yang keluar
setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang,
yaitu sejak hari keempat sampai hari kesepuluh.
ASI matur disekresi pada hari kesepuluh dan
seterusnya, tampak berwarna putih,
kandungannya relatif konstan. Mengkaji simetris
atau tidak, konsistensi, ada pembengkakan atau
tidak, putting menonjol/tidak, dan lecet/tidak
(Ambarwati dkk, 2009).
Abdomen : Terdapat linea nigra/ alba, dan tidak/ terdapat
stirae alba/ bivide, tidak terdapat luka bekas
operasi, dan tidak tampak asites (Helen Farer,
1999).
Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea rubra (1 – 3 hari),
Lochea sanguilenta (3 – 7 hari), Lochea serosa (7
- 14 hari) dan Lochea alba (>14 hari) (Varney,
2007).
Ekstremitas : Bawah, Simetris, jari-jari lengkap, tidak terdapat
oedema, dan tidak terdapat varices (Ambarwati
dkk, 2009).
Atas, Simetris, jari-jari lengkap, tidak terdapat
oedema (Ambarwati dkk, 2009).
Palpasi
Kepala : Tidak teraba massa (Prawirohardjo, 2009).
Wajah : Tidak terjadi oedema (Prawirohardjo, 2009).
Mata : Tidak terjadi pembengkakan pada palpebra
(Prawirohardjo, 2009).
Hidung : Tidak terjadi fraktur (Prawirohardjo, 2009).
Leher : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tirod, vena
jugularis, dan kelenjar limfe (Prawirohardjo,
2009).
Payudara : Tidak ada benjolan atau massa, konsistensi teraba
padat berisi, dan tidak teraba pembesaran
kelenjar limfe (Prawirohardjo, 2009).

Abdomen : Konsistensi teraba bulat dan keras, kontraksi


baik, kandung kemih tidak penuh, Diastasis
rektus abdominalis 12 x 2 cm (Varney, 2008).
Tinggi Fundus Uteri (Varney, 2008).
Hari Ke Tinggi Fundus
Segera saat pasca partum 3 jari bawah pusat
Hari kelahiran dan hari pertama Sepusat
Hari ke-2 1 jari dibawah pusat
Hari ke-3 2 jari dibawah pusat
Hari ke-4 3 jari dibawah pusat
Hari ke-5 Pertengahan pusat sympisis
Hari ke-6 Pertengahan pusat sympisis
Hari ke-7 3 jari diatas sympisis
Hari ke-8 2 jari diatas sympisis
Hari ke-9 1 jari diatas sympisis
Hari ke-10 Sudah masuk ke panggul
Genetalia : Tidak teraba oedema, varices, massa, dan
pembesaran kelenjar bartholini (Varney, 2008).
Ekstremitas : Bawah, Reflex homan sign (-), cavillary refill
time kembali kurang dari 2 detik. (Varney 2008;
Ambarwati dkk, 2009).
Atas, Cavillary refill time kembali kurang dari 2
detik. (Varney 2008; Ambarwati dkk, 2009).
Auskultasi
Dada : Tidak ada bunyi nafas tambahan, Bunyi Jantung I
dan II terdengar jelas dan teratur (Varney, 2008).
Abdomen : Bising usus 5-35 x/menit (Varney, 2008).
Perkusi
Dada : Pada paru menghasilkan bunyi sonor dengan
amplitudo lebih tinggi nada lebih redah. Pada
jantung bunyi terdengar redup, berlangsung
singkat dan beramplitudo rendah tanpa resonansi
(Swartz, 2005).

Abdomen : Menghasilkan bunyi timpani dengan tinggi nada,


tinggi dan bergaung (Swartz, 2005).

Ekstremitas : Untuk mengecek refleks babynski (-), reflex


patella (+), Bisep (+), Trisep (+). (Varney 2008).

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Diagnostik lainnya
4. Data Rekam Medis
Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain
dimana tindakan tersebut yang menunjang riwayat kesehatan
sekarang dan terdapat pada catatan/status klien. Tindakan tersebut
dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit hingga dilakukan
pengkajian.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : Papah…Jam postpartum atau Papah hari ke… post
partum Fisiologis (jika masa nifas sudah lebih dari 24
jam) (Varney, 2008).
Masalah : Tidak ada.
Kebutuhan : Tidak ada.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL
Tidak ada.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada.
V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien.
Rasional : Penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (Varney, 2007).
2. KIE mengenai nutrisi ibu nifas.
Rasional : Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalori.
Makanlah makanan yang mengandung protein,
banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3. Berikan KIE tentang mobilisasi pada Ibu.
Rasional : Karena lelah sehabis bersalin ibu harus beristirahat,
lalu miring ke kanan dan ke kiri, duduk, jalan-jalan.
Mobilisasi mempunyai variasi tergantung pada
adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya
luka-luka.
4. Berikan KIE tentang personal hygine.
Rasional : Personal hygine terutama pada daerah genetalia
mengurangi resiko infeksi yang terjadi pada ibu post
partum.
5. Berikan KIE tentang proses eliminasi pada masa nifas.
Rasional : Hendaknya kencing secepatnya dapat dilakukan
sendiri. Kadang-kadang ibu nifas sulit kencing
karena sphingter uretra mengalami tekanan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi sphingter ani
selama persalinan. Juga oleh karena adanya edema
kandung kemih yang terjadi selama persalinan.Bila
ibu nifas sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi.
Buang air besar harus ada 3-4 hari post partum. Bila
belum dan terjadi obstipasi apalagi BAB keras dapat
diberikan terapi per oral atau per rectal.
6. Berikan informasi mengenai hygien dan perawatan perineal
Rasional : Membantu memfasilitasi otonomi, mencegah infeksi,
dan membantu penyembuhan (Doenges dan
Moorhouse, 2001; H. 445).
7. Kaji pemulihan episiotomi atau laserasi. Berikan informasi
berkenaan dengan penggunaan rendam duduk 3-4 kali setiap kali.
Rasional : Kehangatan dari rendam duduk membantu
merilekskan sfingter anal, meningkatkan
penyembuhan, mendorong relaksasi umum, dan
menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan
pengosongan (Doenges dan Moorhouse, 2001; H.
467).
8. Anjurkan pemeriksaan payudara dan perineum rutin
Rasional : Deteksi dini perkembangan masalah memungkinkan
intervensi, dengan cara demikian menurunkan risiko
komplikasi serius (Doenges dan Moorhouse, 2001; H.
442).
9. Berikan informasi tentang peran program latihan pascaprtum
progresif
Rasional : Latihan membantu tonus otot, meningkatkan sirkulasi,
mengasilkan tubuh yang seimbang, dan meningkatkan
perasaan sejahtera secara umum (Doenges dan
Moorhouse, 2001; H. 411).
10. Berikan informasi tentang perlunya masukan vitamin dan preparat
zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional : Masukan zat besi dan vitamin selama 4-6 minggu
pascapartum dapat mengatasi defisiensi diet,
menjamin suplai ASI bergizi, dan membantu dalam
pemulihan jaringan (Doenges dan Moorhouse, 2001;
H. 460).
11. Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui
sebelumnya.
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini
dan mengembangkan rencana perawatan (Doenges
dan Moorhouse, 2001; H. 391).
12. Berikan informasi mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui,
perawatan payudara dan puting, kebutuhan diet khusus, dan faktor-
faktor yang memudahkan atau mangganggu keberhasilan menyusui.
Rasional : Membantu menjamin suplai susu adekuat, mencegah
putting pecah dan luka, memberikan kenyamanan,
dan membuat peran ibu menyusui (Doenges dan
Moorhouse, 2001; H. 391).
13. Berikan KIE untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan
kesehatan.
Rasional : Kunjungan ulang dilakukan untuk memantau nifas
dan neonatus untuk mencegah komplikasi pada ibu
dan neonates (Saifuddin, 2002).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra
Cendikia Offset.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta : EGC.
Bobak, Lowdermilk Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Bobak, Lowdermilk Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas. Jakarta : Trans Info
Media.
Nany, Vivian Lia Dwei, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Biba Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta: Trans Info Media
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : Andi Offset.
Tambunan, Eviana S dkk. 2010. Panduan Pemeriksaan Fisik Bayi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Varney, Helen. Jan. M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Yanti, Damai dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai