Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori


1. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana seorang ibu yang
mengandung janinnya yang dimulai dengan proses pembuahan dan
berakhir saat janin sudah siap untuk dilahirkan dengan proses persalinan.
(Maryunani, 2010).
Depkes RI, kehamilan adalah keadaan saat janin tumbuh dalam
rahim yang menjadi proses alami dari setiap wanita dalam rangka
mendapatkan keturunan.
Kehamilan adalah suatu proses fertilisasi antara spermatozoa dan
ovum kemudian dilanjutkan dengan proses implantasi. Kehamilan normal
biasanya berlangsung antara 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
internasional (Prawirohardjo, 2012).
Kehamilan adalah suatu proses alamiah yang dialami setiap
perempuan, dimulai dari konsepsi hingga lahirnya janin dengan jangka
waktu 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari. Kehamilan dibagi menjadi tiga
trimester, yaitu trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu), trimester II
(usia kehamilan 13-28 minggu), dan trimester III (usia kehamilan 29-40
minggu) (Saifuddin, 2012).
Periode prenatal terbagi menjadi tiga trimester, yang masing-
masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender.
Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan
bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 9 bulan sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) (Varney, 2008).
a. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Perubahan fisiologis ibu hamil trimester III

payudara Sistem
Sistem Sistem muskulo Sistem
pencernaan reproduksi endokrin
skeletal

estrogen
meningkat
Hormon janin sistem peningkatan Hormon
meningkat berkembang urinaria berat badan meningkat

perubahan
penekanan jaringan
Motilitas uterus aktifitas otot
vesica mamae Basal
usus membesar meningkat
urinaria Metabolic
menurun untuk
Rate
menopang
meningkat
berat badan
peningkatan
peningkatan frekuensi suplai
konstipasi BAK darah
vaskularisas
i serviks meningkat peningkatan
Suhu
dan vagina penggunaan
meningkat
energi

payudara
membesar
dan energi
tegang menurun

Sumber : Prawirohardjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, 2010


1) Uterus
Akibat peregangan yang terlalu besar pada uterus
menyebabkan berat uterus meningkat, dan terjadi perubahan
ukuran serta bentuk uterus. (Manuaba, 2010).

a) Pada ukuran 16 minggu, kavum uteri telah diisi sepenuhnya


oleh amnion. Tinggi rahim setengah simpisis dan pusat placenta
sudah terbentuk sepenuhnya.
b) Pada ukuran 20 minggu, fundus rahim terletak 2 jari dibawah
pusat sedangkan pada ukuran 24 minggu tepat ditepi atas pusat.
c) Pada ukuran 28 minggu, TFU sekitar 3 jari diatas pusat atau
sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
d) Pada ukuran 32 minggu TFU setengah jarak prosesus xifoideus
dan pusat.
e) Pada ukuran 36 minggu TFU satu jari di bawah prosesus
xifodeus kepala janin belum masuk PAP.
f) Pada ukuran 40 minggu TFU turun setinggi 3 jari dibawah
prosesus xifoideus karena kepala janin sudah mulai masuk PAP
(Manuaba, 2012).

2) Traktus Urinaris
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh (Manuaba, 2010).
3) Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena hormon estrogen. Perubahan tersebut meliputi tanda
goodell, tanda chadwick, tanda kemungkinan hamil (Kusmiyati,
2010).
4) Vagina dan Vulva
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva,
sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan
(Prawirohardjo, 2010).
5) Payudara
Payudara akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai persiapan pemberian ASI pada masa laktasi.
Perkembangan payudara disebabkan oleh hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesterone (Manuaba, 2012)

Fungsi hormon mempersiapkan untuk pemberian ASI, dijabarkan


sebagai berikut :
a) Estrogen berfungsi:
(1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
(2) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam
sehingga payudara tampak makin membesar.
(3) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan
garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b) Progesteron berfungsi:
(1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
(2) Menambah jumlah sel asinus.
c) Somatomammotropin berfungsi:
(1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktabumin dan laktoglobulin.
(2) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
(3) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat
keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi (Mochtar, 2012).
6) Sistem imunologi
Terjadi pembentukan placenta dan peningkatan estrogen dan
progesteron (Manuaba, 2010).
7) Sistem endokrin
Peningkatan estrogen menyebabkan hati memproduksi lebih
banyak tiroksin yang mengikat globulin. Enzim T4 (tiroksin)
menjadi terhambat dalam plasma, mendorong tiroid kembali ke
tingkat tiroksin bebas dan normal (Manuaba, 2010).

b. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III


1) Sembelit
Sembelit atau konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltic
yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
peningkatan progesterone. Pergeseran dan tekanan pada usus
akibat pembesaran uterus dapat menurunkan motilitas saluran
gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi. Konstipasi
dapat diatasi dengan asupan cairan yang adekuat minimal 8
gelas/hari, istirahat yang cukup, minum air hangat saat beranjak
dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltic, makan makanan
berserat, dan pertahankan pola defekasi yang teratur (Varney,
2008).
2) Nyeri Pinggang
Sakit pinggang merupakan salah satu ketidaknyamanan pada
kehamilan di trimester III yang merupakan hal yang fisiologis
terjadi (Sulistyawati, 2009). Peningkatan lordosis yang kurang
diperhatikan menyebabkan otot punggung meregang dan
menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Cara mengatasinya yakni
melebarkan kaki sedikit ke depan, hindari sepatu hak tinggi,
hindari pekerjaan dengan beban yang terlalu berat, gunakan bantal
saat tidur sebagai pengganjal untuk meluruskan pinggang,
beristirahat dan kompres air hangat akan membantu mengurangi
sakit pinggang (Varney, 2008).
3) Insomnia
Insomnia dapat disebabkan oleh kekhawatiran, kecemasan,
dan terlalu gembira menyambut acara esok hari. Wanita hamil
memiliki tambahan diantaranya uterus yang membesar,
ketidaknyamanan selama kehamilan, terutama jika janin bergerak
aktif. Beberapa penanganannya adalah mandi dengan air hangat,
minum air hangat sebelum tidur, dan ambil posisi relaksasi
sebelum tidur (Varney, 2008).
4) Sering Berkemih
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap
selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih.
Pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih,
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya
berisi sedikit urine. Cara mengatasinya adalah dengan segera
mengosongkan kandung kemih ketika ada dorongan dan berbaring
miring ke kiri saat tidur untuk mengurangi terjadinya diuresis
(pertambahan volume urine) (Hani, 2010).

c. Tanda Bahaya Ibu Hamil Trimester III


Menurut Elisabeth (2015), tanda bahaya ibu hamil trimester III ada
7 antara lain :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Mata kabur
4. Bengkak ditangan dan bagian ekstermitas
5. Keluar cairan pervaginam
6. Gerakan janin tidak ada
7. Nyeri abdomen yang hebat
d. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
1. Oksigen
Oksigen merupakan kebutuhan utama bagi manusia tak terkecuali
bagi ibu hamil. Ibu hamil yang kekurangan oksigen maka akan
berpengaruh kepada pertumbuhan janin sehingga menyebabkan
berat badan lahir rendah, selain itu juga dapat menyebabkan fetal
distress hingga kematian janin.
2. Nutrisi
Ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang memiliki nilai gizi
yang tinggi seperti protein, zat besi, dan mineral dan harus
memperhatikan porsi piringku.
3. Personal Hygiene
Tujuan dilakukan personal hygiene pada ibu hamil yaitu untuk
mengurangi infeksi yang disebabkan oleh badan yang kotor atau
pakaian dalam yang basah (Elisabeth, 2015).

e. Standar Asuhan Kebidanan Dan Kewenangan Bidan Dalam


Kehamilan:
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan, Bidan
memberikan asuhan kebidanan yang bersifat holistik, humanistik
berdasarkan evidence based dengan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan, dan memperhatikan aspek fisik, psikologi, emosional,
sosial budaya, spiritual, ekonomi, dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan, meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai kewenangannya
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Standar pelayanan antenatal berdasarkan standar asuhan pelayanan
kebidanan terdiri atas identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan
pemantauan antenatal, palpasi abdominal, pengelolaan anemia pada
kehamilan, pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan dan persiapan
persalinan. Adapun standar pemeriksaan antenatal 10 T menurut
Kemenkes RI (2012) antara lain:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
5) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan DJJ
6) Pemberian imunisasi TT
7) Pemberian tablet Fe
8) Tes Laboratorium
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan.

Menurut Syafrudin (2009) terdapat enam standar pelayanan


antenatal yaitu :
Standar I : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
keluarga untuk memberikan penyuluhan kepada ibu agar termotivasi
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

Standar II: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


Bidan memberikan minimal 8 kali pelayanan antenatal dan
pemantauan ibu dan janin secara berkala untuk menilai apakah
perkembangan janin berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal
kehamilan risiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi HIV.
Standar III : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, memeriksa
posisi janin, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke
dalam panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu.
Standar IV : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan
serta rujukan pada setiap kasus anemia yang ditemukan.
Standar V : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan melakukan pemeriksaan tekanan darah setiap kunjungan
ANC untuk mengetahui kenaikan tekanan darah serta mengenali
tanda serta gejala preeklamsi lainnya.
Standar VI : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan konseling yang tepat kepada ibu hamil,
suami serta keluarga pada kehamilan trimester ketiga, untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik.

f. Kunjungan ANC
Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, maka
WHO pada tahun 2016 mencanangkan program ANC (Antenatal
Care) 8 kali kunjungan yang ditetapkanmmeliputi kontak pertama
dengan petugas kesehatan pada umur kehamilan ± 12 minggu, kedua
pada umur kehamilan ± 20 minggu, kontak ketiga pada umur
kehamilan ± 26 minggu, kontak ke empat umur kehamilan ± 30
minggu, kontak ke lima umur kehamilan ± 34 minggu, kontak ke
enam umur kehamilan ± 36 minggu, kontak ke tujuh umur kehamilan
± 38 minggu dan kontak ke delapan pada umur kehamilan 40 minggu
(WHO, 2016).
Tabel Jadwal Kunjungan Antenatal Care tahun 2016 menurut
WHO.
Trimester I
Kontak 1 Sampai 12 minggu
Trimester II
Kontak 2 20 minggu
Kontak 3 26 minggu
Trimester III
Kontak 4 30 minggu
Kontak 5 34 minggu
Kontak 6 36 minggu
Kontak 7 38 minggu
Kontak 8 40 minggu
Kembali periksa untuk
persalinan pada umur kehamilan
41 minggu belum melahirkan
Sumber : (WHO, 2016).

g. Senam hamil
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-
ibu mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan,
pencegahan kompllikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik/
senam hamil (Kemenkes RI, 2012).
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau tenaga kesehatan yang
telah mendapakan pelatihan fasilitator kelas ibu hamil atau melalui on
job training (Kemenkes RI, 2012).
Menurut Jannah (2012), manfaat senam hamil jika dilakukan
secraa teratur yaitu dapat memperbaiki sirkulasi darah, mengurangi
pembengkakan dibagian ekstermitas, memperbaiki keseimbangan otot,
mengurangi resiko gangguan gastrointerstinal seperti sembelit,
menguatkan otot perut, dan dapat mempercepat proses penyembuhan
setelah melahirkan.
h. Kehamilan Resiko Tinggi
Menurut Puji Rochyati dalam Manuaba (2012), kehamilan resiko
tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan
komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas normal.
kehamilan beresiko tinggi adalah sebagai berikut: primipara muda usia
kurang dari 16 tahun, Primipara tua usia lebih dari 35 tahun,
primipara sekunder dengan usia anak terkecil lebih dari 10 tahun,
tinggi badan kurang dari 145 cm riwayat kehamilan yang buruk
(pernah keguguran, pernah persalinan prematur, bayi lahir mati,
riwayat persalinan dengan tindakan ekstraksi vakum, ekstraksi forcep,
seksio sesaria, preeclampsia/eklampsia, gravida serotinus, kehamilan
dengan perdarahan antepartum, kehamilan dengan penyakit ibu yang
mempengaruhi kehamilan.

i. Kewenangan Bidan
Menurut UU No.4 Tahun 2019 Bab VI tentang Praktik Kebidanan
Bagian Kedua disebutkan bahwa tugas dan wewenang bidan yaitu:
a) Pasal 46 yang berbunyi
1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak;
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana;
d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang;
dan/atau
e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2) Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan secara bersama atau sendiri.
3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel.
b) Pasal 47 yang berbunyi
1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat
berperan sebagai:

a. pemberi Pelayanan Kebidanan;


b. pengelola Pelayanan Kebidanan;
c. penyuluh dan konselor;
d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan
perempuan; dan/atau
f. peneliti.
2) Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c) Pasal 48 yang berbunyi
Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai