Anda di halaman 1dari 10

141

BAB IV

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh

mahasiswa Prodi Kebidanan Samarinda Poltekkes Kementrian Kesehatan

Kalimantan Timur mengarah pada usaha-usaha promotif dan preventif guna

mencapai kesehatan yang optimal dengan menekankan pada peran serta

masyarakat mengatasi masalah kesehatan yang dialami masyarakat pencapaian hal

tersebut dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara aktif sejak awal untuk

dapat mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara

mandiri.

Penerapan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam situasi nyata

dilaksanakan oleh mahasiswa Prodi Kebidanan Samarinda Poltekkes Kementrian

Kesehatan Kalimantan Timur di RT 10 di Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa

Janan Ilir Kota Samarinda Kalimantan Timur melalui penerapan proses Praktek

Kerja Lapangan (PKL) dimulai dari tahapan pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Adapun dalam melakukan prioritas masalah menggunakan 4W+1H (What,

Who, Where, When, How).

A. Pengkajian

Tahap pengkajian, data yang perlu dikaji pada kelompok atau

komunitas menurut teori Anderson adalah data inti yang terdiri dari data
142

demografi, umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan dan mengkaji

subsistem yang mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik,

perumahan, pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem

komunikasi dan ekonomi keluarga.

Pengkajian dilakukan dengan metode observasi (Winshield survey),

wawancara/tanya jawab langsung dengan warga dan tokoh masyarakat, serta

pendataan dengan menggunakan format. Kekuatan dari pelaksanaan

pengkajian ini adalah adanya dukungan dari masyarakat yaitu kelompok kerja

kesehatan (POKJAKES) yang membantu dalam kegiatan pengumpulan data

dengan memberikan saran serta pendapat pada pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan. Dukungan dari Kelurahan, Ketua RT, tokoh masyarakat, dan kader

setempat pada saat mahasiswa melakukan pengkajian terutama sebagai

narasumber dalam proses pengumpulan data untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan yang ada didalam masyarakat, serta umpan balik dari pembimbing

untuk keakuratan alat pengumpul data/instrument yang akan disajikan

bersama masyarakat. Sampel yang digunakan adalah seluruh warga RT 10

Kelurahan Tani Aman yang tinggal menetap disana.

Kelemahan dari pelaksanaan pengkajian adalah keadaan cuaca (sering

hujan) dan warga hanya dapat ditemui pada sore hari, sehingga mahasiswa

memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan pengumpulan data.

Kesempatan yang diperoleh dalam pelaksanaan pengkajian adalah wilayah

yang menjadi lahan praktek mahasiswa yang sering disentuh oleh dunia

kesehatan sehingga masyarakat semangat dan antusias mendukung kegiatan


143

yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini merupakan kesempatan yang baik

untuk melaksanakan rencana kegiatan di wilayah tersebut.

B. Perencanaan

Perencanaan disusun setelah dilakukan pengkajian yaitu data yang

telah dikumpulkan, diolah dan dianalisa. Stanhope dan Lancaster (1997)

mengemukakan bahwa perencanaan adalah penggunaan metode-metode

secara detail untuk melakukan tindakan.

Perencanaan disusun oleh mahasiswa bersama warga RT 10 dalam

Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) di Jalan Tani Subur Gang Agraris

RT 10 membantu dalam upaya mengatasi masalah kesehatan komunitas

sehingga tercapai derajat kesehatan komunitas yang optimal secara mandiri.

Dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di masyarakat, rencana

tindakan yang diarahkan oleh mahasiswa untuk menetapkan rencana kegiatan

prioritas dengan menggunakan metode dan sarana tepat guna. Tahap

selanjutnya setelah dibuat rencana, sesuai dengan masalah kesehatan yang

dijumpai pada masyarakat dilanjutkan pada tahap implementasi/pelaksanaan

dari perencanaan kegiatan tersebut.

Faktor yang bersifat mendukung dari masyarakat sendiri berupa

sumber daya yang cukup memadai seperti : sarana dan fasilitas yang ada,

Ketua RT 10, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan kader setempat yang

merupakan sumber daya di masyarakat.


144

C. Implementasi

Pelaksanaan intervensi kebidanan ditujukan pada tiga tingkat

pencegahan, yaitu : primer, sekunder dan tersier. Setelah disepakati oleh

masyarakat makan akan dilaksanakan beberapa kegiatan untuk mengatasi hal

tersebut. Berhasil tidaknya penanganan masalah kesehatan bergantung dari

peran serta masyarakat yang difasilitasi oleh petugas kesehatan maupun

dukungan dari lintas program dan lintas sektoral. Secara umum rencana

kegiatan yang telah disepakati bersama masyarakat RT 10 diimplementasikan

dengan baik, walaupun ada kegiatan yang tidak sesuai denhan kesepakatan

dalam musyawarah masyarakat desa, untuk lebih memberikan gambaran

tentang pelaksanaannya akan diuraikan analisanya sebagai berikut :

Peran aktif dari masyarakat terutama tokoh masyarakat,kader-kader

kesehatan serta kelompok kerja kesehatan dan warga merupakan kekuatan

dan modal utama yang membantu kelancaran dan pelaksanaan dalam

mengatasi masalah ada di RT 10 sesuai dengan rencana yang telah di

sepakati bersama oleh warga RT 10

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengatasi

masalah kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

khususnya masyarakat RT 10 Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan

Ilir Kota Samarinda Kalimantan Timur.

Masalah Kebidanan : Rendahnya Pengetahuan Wanita usia subur

mengenai deteksi dini kesehatan reproduksi dengan usia 15-49 tahun yaitu
145

sebanyak 66 dari 97 wanita usia subur di RT. 10, Di laksanakan penyuluhan

pada tanggal 6 November 2019 pukul 19.00 WITA pada acara yasinan di

kediaman

Masalah Kebidanan I : Rendahnya Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) Pada Wanita Usia Subur (WUS) Dengan Usia Lebih Dari

35 tahun Kelurahan Tani Aman RT. 10. Di laksanankan penyuluhan pada

Tanggal 20 November 2018 pukul 15.00 WITA pada acara yasinan tentang

MKJP.

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah metode

kontrasepsi yang masa kerjanya lama terdiri dari implant, AKDR/IUD, MOP,

dan MOW (BkkbN, 2011). Implant dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim)/IUD (Intra Uterine Devices) adalah metode kontrasepsi jangka

panjang paling efektif yang bersifat reversible, sedangkan MOW dan MOP

adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang tidak reversible. Implant dan

AKDR juga memiliki keuntungan tambahan yaitu menyenangkan, disukai

pengguna, dan murah dengan angka kegagalan < 1% serta bisa “dilupakan”

tidak harus dikonsumsi setiap hari seperti pil atau harus disuntik ulang setiap

1 atau 3 bulan seperti kontrasepsi suntikan. Oleh karena itu, implant dan

AKDR seharusnya menjadi metode kontrasepsi pilihan pertama yang

ditawarkan kepada sebagian besar wanita (Brown, 1997; Stoddard, 2011).

Dari Penyuluhan ini telah mampu memberikanibu informasi mengenai

Kontarsepsi MKJP, hal ini tergambar pada saat evaluasi ibu yang mengikuti
146

penyuluhan tersebut bersikap aktif dan mampu menjawab pertanyaan yang

telah di berikan oleh penyaji (Mahasiswa D-III kebidanan )

Masalah Kebidanan II : Kurangnya informasi kesehatan pada Lansia di RT.

20 Kelurahan Tani Aman. Di laksanakan kegiatan senam lansia dan

pemeriksaan kesehatan pada lansia pada Tanggal 18 November 2018 Pukul

07.30 WITA Bertempat di Gang Agraris depan Rumah Ibu Iis.

Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian bantuan

yang dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan untuk memenuhi

kebutuhan lanjut usia, sehingga yang bersangkutan mampu melaksanakan

fungsi sosialnya. Salah satu bentuk pelayanan sosial lanjut usia yaitu

posyandu lansia. Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu terhadap

lansia di tingkat desa/kelurahan dalam wilayah kerja masing-masing

puskesmas. Adapun tujuan dari pembentukan posyandu lansia yaitu

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di

masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi

keluarga, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan

kesehatan dan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Faktor-faktor yang

mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia, antara lain:

a. Pengetahuan, merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

b. Jarak Rumah dengan Lokasi Posyandu, jarak antara rumah tempat tinggal

dan tempat layanan kesehatan (dalam km) dan biaya transport adalah
147

biaya yang dikeluarkan dari rumah menuju ke fasilitas pelayanan

kesehatan (dalam rupiah).

c. Dukungan keluarga, dukungan sebagai informasi verbal atau non verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku sosialnya atau yang berupa

kehadiran dan halhal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

d. Sarana dan Prasarana Penunjang Pelaksanaan Posyandu, sarana prasarana

dapat diartikan sebagai suatu aktifitas maupun materi yang berfungsi

melayani kebutuhan individu atau kelompok di dalam suatu lingkungan

kehidupan.

e. Sikap dan perilaku Lansia, sikap sebagai suatu pola perilaku terdensi

atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam

situasi sosial, atau secara sederhana. Sikap adalah respon terhadap stimuli

sosial yang telah terkondisi.

f. Penghasilan atau ekonomi, penghasilan menentukan tingkat hidup

seseorang terutama dalam kesehatan. Apabila penghasilan yang didapat

berlebih, maka seseorang lebih cenderung untuk menggunakan fasilitas

kesehatan yang lebih baik, contohnya seperti rumah sakit dengan fasilitas

yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.

Masalah Kebidanan III : Kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi

dan deteksi dini pada wanita usia subur dan pasangan usia subur di RT. 20

Kelurahan Tani Aman. Di laksanankan penyuluhan pada Tanggal 20


148

November 2018,Pukul 15.00 Pada acara yasinan tentang Kesehatan

Reproduksi dan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan

sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan

prosesnya (Prawiroharjo, 2008). Salah satu penyakit yang dapat menganggu

kesehatan organ reproduksi wanita adalah kanker serviks yang merupakan

kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia (Kemenkes,

2012). Kanker merupakan suatu keadaan sel yang bersifat abnormal dimana

sel-sel pada bagian tubuh tertentu tumbuh diluar kendali dan dapat

menyerang jaringan lain untuk membentuk sel-sel kanker lainnya (Dirjen

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2009). Hal ini pula yang

dapat terjadi pada sel-sel yang melapisi leher rahim, yang kemudian dikenal

dengan sebutan kanker serviks. Dari data World Health Organization (WHO)

tahun 2010, diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker

serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak

273.505 jiwa per tahun. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

perilaku seseorang. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor eksternal dan internal dapat mempengaruhi perilaku

WUS untuk melakukan pencegahan kanker serviks. Penelitian yang dilakukan

oleh Murniati (2013) tentang hubungan pengetahuan dan tingkat ekonomi

dengan perilaku deteksi dini kanker serviks menggunakan metode IVA


149

didapatkan hasil ada hubungan antara pengetahuan dan tingkat ekonomi

dengan perilaku deteksi dini kanker serviks menggunakan metode IVA.

Masalah Kebidanan IV : Ibu hamil resiko tinggi di RT 20 Kelurahan Tani

Aman. Dilaksanakan penyuluhan Pada Tanggal 25 November 2018 Pukul

10.00 WITA bertempat di rumah Bapak Abdullah.

Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun

terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan

ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas

normal (Haryati N., 2012). Dari Penyuluhan ini telah mampu memberikan ibu

informasi mengenai Kehamilan resiko tinggi, hal ini tergambar pada saat

evaluasi ibu yang mengikuti penyuluhan tersebut bersikap aktif dan mampu

menjawab pertanyaan yang telah di berikan oleh penyaji (Mahasiswa D-III

kebidanan).

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu kumpulan metode, keahlian (Skill), dan

kepekaan untuk membentuk apakah suatu kegiatan sudah dilakukan seperti

yang dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan keberhasilan atau

kegagalan.

Pada tahap evaluasi menurut Anderson didasarkan pada respon verbal

dan non verbal komunitas masyarakat terhadap program kesehatan setelah

intervensi tindakan dilakukan meliputi pemasukan, pelaksanaan dan hasil.


150

Pada pelaksanaan atau aplikasinya berdasarkan teori tersebut, maka

mahasiswa memperoleh evaluasi dari respon verbal dan non verbal

masyarakat terhadap tindakan kebidanan dalam mengatasi masalah kesehatan

yang telah dilaksanakan selama beberapa hari oleh mahasiswa adalah baik.

Dimana masyarakat sangat mendukung setiap kegiatan yang telah terlaksana

dan dalam evaluasi pada setiap rencana kegiatan yang telah dilaksanakan.

Analisa evaluasi dari semua kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa

dan masyarakat di RT 20 Kelurahan Tani Aman yaitu semua kegiatan

didukung oleh pihak Kelurahan Tani Aman, Ketua RT, semua masyarakat

serta kader berperan aktif dalam proses evaluasi serta dalam persiapan

kegiatan seperti menyiapkan tempat, konsumsi dan penyebaran undangan.

Secara umum semua kegiatan sudah berjalan seperti yang direncanakan

berdasarkan kriteria struktur proses dan hasil.

Anda mungkin juga menyukai