Disusun Oleh:
Ayu Indra Mashita
(14711123)
Pembimbing Universitas :
dr. Sunarto, M.Kes
Disusun Oleh :
”Assalamu’alaikumwarahmatullaahi wabarakatuh”
Alhamdulillahirabbil’alamin, rasa syukur saya haturkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan kesehatan kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan kegiatan elektif pada stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) di
Kecamatan Bandongan, Kabupaten Mageang dengan judul elektif “Evaluasi
Program Open Defecation Free di Kecamatan Bandongan, Puskesmas Bandongan,
Kabupaten Magelang”. Lalu shalawat beserta salam yang tak lupa saya curahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari
jaman kegelapan hingga jaman yang penuh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti saat ini. Dalam pelaksanaannya penulis mendapat bimbingan,
bantuan, dan dukungan dari banyak pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
kegiatan ini tepat pada waktunya. Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis
ingin memberikan ucapan terimakasih kepada :
1. dr. Benjamin Tri Dharma selaku Dokter Pembimbing Lapangan di
Puskesmas Bandongan, Magelang
Program STBM dilaksanakan dari pilar pertama yaitu Stop BABS yang
merupakan pintu masuk sanitasi total dan upaya memutuskan rantai kontaminasi
kotoran manusia terhadap air minum, makan dan lainnya. Penyakit yang dapat
terjadi akibat kontaminasi tersebut antara lain tifoid, disentri, diare, kolera,
penyakit cacing, virus hepatitis dan penyakit gastrointestinal lainnya. Pendekatan
STBM kepada masyarakat menggunakan metode pemicuan melalui
pemberdayaan masyarakat yang dapat mengubah perilaku higenitas dan sanitasi.
Dengan metode tersebut diharapkan dapat merubah perilaku masyarakat dalam
memperbaiki keadaan sanitasi lingkungan mereka sehingga tercapai kondisi
(Open Defecation Free (ODF), pada suatu desa ataupun komunitas. Tersedianya
jamban sehat merupakan usaha untuk memperbaiki sanitasi dasar dan dapat
memutus rantai penularan penyakit. Suatu desa dikatakan ODF jika 100%
penduduknya mempunyai akses BAB di jamban sehat, tidak adanya kotoran di
lingkungan, serta mampu menjaga kebersihan jamban (Permenkes, 2014).
BAB II
METODE
No
Indikator Target Sasaran Jumlah Persentase %
.
1. Proporsi desa yang
55 14 12 85,71
melaksanakan STBM
2. Proporsi TTU memenuhi
82 124 90 72,58
syarat
3. Proporsi TPM memenuhi
74 47 31 65,96
syarat
4. Proporsi penduduk akses
83 18125 15294 84,38
air minum
5. Proporsi penduduk akses
91 18125 15528 85,67
jamban
6. Proporsi pengelolaan
sampah RT memenuhi 53 15532 3581 23,06
syarat
7. Proporsi pengelolaan
limbah cair RT memenuhi 50 15532 5544 35,69
syarat
Kegiatan magang berlangsung selama 6 hari, yaitu dari tanggal 20 Januari
2020 hingga 25 Januari 2020. Berdasarkan data sekunder yang didapatkan oleh
peneliti, akses jamban penduduk memiliki persentase yang masih dibawah target.
Berikut merupakan data sekunder pencapaian kinerja program kesehatan
lingkungan:
Selama satu tahun terakhir menurut data sekunder yaitu pada tabel 1.
didapatkan bahwa masalah jamban sehat masih belum ada desa yang memiliki
pencapaian 100%. Permasalahan ini telah mendapatkan perhatian utama sejak
waktu yang lama tetapi masih saja tidak ada desa yang memiliki pencapaian 100%
ODF. Masih banyak masyarakat di kecamatan Bandongan yang masih belum
memiliki akses ke jamban sehat ataupun memiliki septictank. Keadaan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa penyebab dintaranya ekonomi yang kurang untuk
membangun jamban sehat, kondisi wilayah kecamatan Bandongan yang setiap
desanya dialiri sungai dan persawahan sehingga warga dengan mudah
mendapatkan tempat yang tepat untuk melakukan buang air besar sembarangan,
warga merasa lebih nyaman jika buang air besar di sungai, kebun ataupun
persawahan. Dan masih banyak warga yang sudah mempunyai septictank tetapi
alirannya menuju kali ataupun sungai. Ada juga sebagian warga desa yang
memiliki septictank yang tidak tertutup sehingga masih tidak sesuai syarat jamban
sehat.
program jamban sehat sehat tidak bisa Republik Indonesia menggunakan dana
mengkover seluruh Nomor 82 Tahun 2015 APBD seminimal
pembuatan jamban tentang Petunjuk Teknis mungkin melalui
sehat tiap warga Penggunaan Dana cara septitank
yang belum Alokasi Khusus Bidang komunal
memiliki jamban Kesehatan, Serta Sarana
dan Prasarana
Penunjang Subbidang
Sarpras Kesehatan
menyebutkan bahwa
pendanaan untuk
kesehatan lingkungan
menurut Pasal 4 ayat 2
merupakan dana alokasi
khusus Kegiatan
Operasional Kesehatan
(BOK) yaitu meliputi
upaya kesehatan
promotif dan preventif.
PROSES
Perencanaan Pelaksanaan Dukungan Evaluasi Hambatan Monitoring
Mengumpulka Mewawancara Pihak Verifikasi Kurangnya Laporan
n informasi i pihak terkait data yang tenaga pertahun data
pemerintah
mengenai data mengenai data ada di fasilitator dan mapping
ODF di seluruh ODF di desa desa serta seluruh desa untuk ODF
desa di Kecamatan melalui verifikasi
kader yang
kecamatan kader jamban
Bandongan Bandongan ada di desa sehat
Sosialisasi Penyuluhan Dukungan Tingkat Kurangnya Laporan
mengenai mengenai dari warga pengetahuan penyuluhan cakupan
jamban sehat pentingnya yang warga yang ODF seluruh
ke seluruh antusias mengenai dilakukan desa di
warga jamban sehat hadir serta jamban pertahunnya kecamatan
kader- sehat Bandongan
kader
kesehatan
yang ada.
OUTPUT
4.1. Intervensi
Hari pertama program elektif dimulai tanggal 20 Januari 2020, penulis
melakukan wawancara kepada penanggungjawab program Kesehatan
Lingkungan di klinik kesling Puskesmas Bandongan. Sebelum melakukan
wawancara, penulis memperkenalkan diri dan meminta izin untuk berdiskusi.
Kegiatan wawancara ini untuk menentukan gambaran besar program apa saja
yang termasuk kesehatan lingkungan. Tidak terdapat adanya pasien yang ke
klinik kesehatan lingkungan pada hari pertama. Setelah itu penulis beserta
penanggungjawab jesehatan lingkungan membagikan undangan acara
perencanaan ODF ke berbagai instansi pemerintah kecamatan Bandongan.
Instansi pertama yang dikunjungi adalah KUA lalu dilanjutkan ke kantor
kecamatan. Kegiatan yang dilakukan di kantor kecamatan yaitu melakukan
koordinasi terkait acara yang akan dilaksanakan hari selasa yang bertempat di
aula kecamatan bandongan. Selanjutnya hari itu penulis juga mengunjungi desa
sidorejo untuk koordinasi verifikasi ODF yang akan dilaksanakan di desa
tersebut Bersama kepala desa. Setelah itu penulis melakukan wawancara
kepada kader-kader kesehatan di desa gandusari mengenai masalah ODF. Di
desa gandusari juga dilakukan koordinasi Bersama kepala desa untuk
menyiapkan sampel dusun yang akan diverifikasi. Desa yang terakhir di
datangi hari pertama yaitu desa rejosari. Penulis dan penanggungjawab
kesehatan lingkungan mewawancarai dan berkoordinasi Bersama kepala desa
rejosari terkait acara yang dilaksanakan di kantor kecamatan.
Pada hari kedua penulis beserta penanggung jawab kesehatan
lingkungan melaksanakan acara lintas sektor di aula kantor kecamatan
bandongan. Acara ini mengundang semua kepala desa beserta perangkat desa
untuk berdiskusi cara verifikasi dan jadwal deklarasi ODF. Penulis disini
bertugas menjadi notulensi dan merangkum hasil kegiatan hari itu. Didapatkan
berbagai masalah yang diutarakan oleh kepala desa mengenai masing-masing
daerah. Serta membahas anggaran dana yang diberikan oleh pemerintah pusat
untuk mendanai kegiatan ODF.
Pada hari ketiga penulis bersama penanggung jawab kesehatan
lingkungan bertemu penjual warung-warung makan yang ada di kecamatan
bandongan. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana cara pengolahan bahan
makanan yang dijual di warung tersebut. Apakah pengolahan makanan sudah
sesuai dengan standar kesehatan ataupun tidak. Peneliti juga bertanya
bagaimana cara penyimpanan bahan makanan jika berlebih apakah disimpan di
kulkas dan berapa lama penyimpanannya. Didapatka penjual tersebut
menggunakan alat masak yang terbuat dari stainless steel bukan kuningan
sehingga aman.
Pada hari ke empat, penulis melakukan pengecekan sanitasi di
ligungan pustu desa kalegen. Mulai dari pH, suhu, dan kadar air yang ada di
pustu tersebut. Peneliti juga bertanya mengenai pembuangan limbah yang ada
di pustu desa kalegen. Ternyata di puskesmas pembantu desa kalegen sudah
tersusun rapi antara limbah infeksius, non infeksius.
Pada hari kelima, penulis mulai membuat materi untuk sosialisasi
jamban sehat serta membuat leaflet dan sticker yang akan dibagikan kepada
kader dan masyarakat di desa. Setelah itu penulis menghubungi pihak-pihak
terkait yang akan diundang dan mendisukusikan terkait konsumsi yang akan
diberikan.
Pada hari ke enam,penulis melakukan sosialisasi kepada para kader
dan masyarakat yang berada di posyandu mengenai pentingnya jamban sehat
dan mewujudkan daerah ODF, kemudian melakukan sesi tanya jawab serta
memberikan leaflet kepada para kader dan masyarakat, agar dapat
membacanya dirumah. Penulis juga memberikan sticker kepada
penanggungjawab kesehatan lingkungan untuk bekal saat verifikasi ODF di
desa.
4.2 Hasil
Menurut WHO (2009) terdapat fakta bahwa air bersih, sanitasi, dan
higenitas yang buruk termasuk dalam the leading global risks for burden of
disease. Di negara-negara dengan derajat perekonomian yang rendah masalah air
bersih, sanitasi, dan higiene merupakan faktor risiko terbanyak penyebab penyakit
keempat dengan jumlah korban yang meninggal sebanyak 1,6 juta jiwa (6,1 %).
Di Indonesia, diare juga merupakan penyakit berbasis lingkungan yang memiliki
peranan penting terhadap morbiditas dan mortalitas balita (UNICEF, 2015). Dari
masalah yang diakibatkan oleh perilaku buang air besar sembarangan akan
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia itu sendiri dan dampak
salah satunya yaitu penyakit Diare, terutama pada anak Balita yang rentan
terhadap penyakit (Norihwadziyah, I.V. & Keman, S. 2013). Penelitian
Komarulzaman dkk. (2016) mengungkapkan bahwa kebersihan lingkungan,
ketersediaan fasilitas sanitasi, dan akses terhadap air bersih dapat mengurangi
kejadian diare pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Kementerian Kesehatan RI.
Tentama, F. 2017. Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Demi
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Jawa
Tengah. Jurnal Pemberdayaan, 1(1), 13–18.
Hari,
No. Jam Kegiatan Hasil yang
Tanggal didapatkan:
1. Senin 07.00 –
Apel pagi Puskesmas Bandongan.
07.30
20 Januari
2020
Magang di klinik kesehatan
Melihat secara
lingkungan di puskesmas
langsung
bandongan.
07.30 – bagaimana warga
08.00 berkossultasi
mengenai
kesehatan
lingkungan.
B. PRODUK
Gambar 1. Media penyuluhan tentang ODF