Anda di halaman 1dari 124

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI DESA PUNGGUNG LADING

KECAMATAN PARIAMAN SELATAN

TAHUN 2021

Disusun Oleh :

PKL Desa Punggng Lading

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB) PADANG

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI D-III KEBIDANAN

2021

1
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI DESA PUNGGUNG LADING

KECAMATAN KURAITAJI

Diketahui Oleh :

Koor. PKL CI Lapangan

(Sesmi Nanda Oktavia S.ST M.BIOMED) (Hj. Atmawati S.ST)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan “LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN DI DESA PUNGGUNG LADING KECAMATAN KURAITAJI TAHUN
2021” dapat penulis selesaikan, agar dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan, mahasiswa, dan
pihak yang membutuhkan.

Laporan ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah PRAKTEK KERJA LAPANGAN
KEBIDANAN KOMUNITAS. Kebersihan penulis dalam penulisan laporan tentunya tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih sebesar –
besarnya kepada :

1. Kepala Camat Kuraitaji


2. Kepala Pimpinan Puskesmas Kuraitaji
3. Koordinator KIA Puskesmas Kuraitaji
4. Kepala Desa, Bidan Desa, Kepala Dusun dan Kader Desa Punggung lading
5. Ibu Sesmi Nanda Oktavia S.ST M.BIOMED selaku CI Akademik yang senantiasa
membina dan mendidik penulis untuk menyelesaikan laporan ini
6. Ibu Hj. Atmawati selaku CI Lapangan yang senantiasa membina dan mendidik
penulis untuk menyelesaikan laporan ini
7. Teman – teman tingkat III Universitas Sumatera Barat yang telah memotivasi penulis
untuk menyelesaikan laporan ini
8. Serta pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini. Penulis
ucapkan terima kasih

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini.

Kuraitaji, 12 Juni 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara.
Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat
yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya
adalah kesehatan lingkungan masyarakat di suatu negara tersebut.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (Sulastomo,
2010).
Kesehatan masyarakat adalah ilmu yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat. Salah satunya pengorganisasian pelayanan-pelayanan
medis dan perawatan untuk diagnosa dini dan pengobatan, (IAKMI, 2012).
Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat
mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan yaitu keadaan permukiman
atau perumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih,
teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar dalam
kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, kebersihan perorang, gaya hidup, dan
perilaku terhadap upaya kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2010).
Kesehatan lingkungan didefinisikan oleh World Health Organization sebagai
aspek-aspek kesehatan manusia dan penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam
lingkungan. Hal ini juga mencakup pada teori dan praktik dalam menilai dan
mengendalikan faktor- faktor lingkungan yang dapat berpotensi mempengaruhi
kesehatan. Kesehatan lingkungan mencakup efek patologis langsung bahan kimia,
radiasi, dan beberapa agen biologis dan dampak (sering tidak langsung) di bidang
kesehatan dan kesejahteraan fisik yang luas, psikologis, sosial dan estetika lingkungan
termasuk perumahan, pembangunan perkotaan, penggunaan lahan dan transportasi.
(Pirenaningtyas, 2010)
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang
perlu dilakukan, salah satu diantaranya dengan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau

5
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatnya
kesehatan perorangan, kelompok ataupun masyarakat.
Pemerintah menyelenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, perencanaan dan terarah untuk pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang dan terpadu, puskesmas berbagai penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama (Menkes, 2011).
Sistem kesehatan nasional mengupayakan peningkatan kemampuan
masyarakat tentang kesehatan yang semula berupaya penyembuhan penderitaan, dan
sekarang berangsur-angsur berkembang karena kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh
masyarakat dengan peran serta masyarakat yang mencangkup upaya peningakatan
(promotif), pencegahan (preventif), Penyembuhan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitative) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Maulana,
2012)
Kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari (Effendy, 2011).
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal
yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya
masalah kesehatan masyarakat (Pirenaningtyas, 2010).
Salah satu faktor dalam lingkungan yang menyebabkan aspek-aspek kesehatan
manusia terganggu dan munculnya penyakit adalah tingkat pendidikan masyarakat di
suatu daerah tempat mereka tinggal. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi respon
masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan melaksanakan asuhan keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang komuniti serta menerapkan manajemen keperawatan
pada ibu, anak, keluarga dan masyarakat.

6
1.2.2 Tujuan Khusus
Dalam proses pembelajaran Praktek Kerja Lapangan Komunitas oleh
mahasiswi D3 Kebidanan, mahasiswa mampu :
1. Mendistribusikan status kesehatan KIA / KB di Dusun Punggung Lading,
Dusun Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading
2. Mengindetifikasi dan menjelaskan masalah kesehatan KIA / KB di Dusun
Punggung Lading, Dusun Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung
Lading
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi
timbulnya masalah KIA / KB di Dusun Punggung Lading, Dusun
Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading
4. Menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat dan menyusun
alternatif pemecahan KIA / KB di Dusun Punggung Lading, Dusun
Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading
5. Mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada pada lintas
program dan lintas sektoral
6. Melakukan evaluasi program kesehatan KIA / KB di Dusun Punggung
Lading, Dusun Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading yang
telah dilaksanakan
7. Menyusun dan menyajikan laporan dan program intervensi kesehatan
masyarakat

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Masyarakat
Dapat menjadi bahan informasi sehingga dapat meningkatakan
pengetahuan masyarakat tentang gejala dan dampak hipertensi serta pentingnya
manfaat KB dan bahaya anemia pada ibu hamil.

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan


Menambah perbendaharaan kepustakaan dan dapat digunakan untuk
bahan penelitian selanjutnya.

1.3.3 Bagi Mahasiswa

7
Mahasiswa lebih dapat memahami kendala-kendala yang ada di
masyarakat terutama masalah-masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan
masyarakat

8
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI WILAYAH

2.1 Gambaran Geografi


Desa Punggung Lading berada di Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman,
Provinsi Sumatra Barat. Luas: 2,05 kilometer persegi atau 12,19 persen dari luas wilayah
Kecamatan Pariaman Selatan.
Jarak dari Kantor Desa ke Kantor Kecamatan adalah 2,5 kilometer, ke Balai Kota 5 kilometer
dan ke Ibu Kota Provinsi 52 kilometer. Adapun fasilitas keagamaan di desa punggung lading
ada 1 mesjid dan 3 mushalla.

Desa punggung lading memiliki 3 dusun yaitu:

1. Dusun punggung lading


2. Dusun parit.
3. Dusun sampan.

2.2 Gambaran Demokgrafis


Dusun Punggung Lading, Dusun Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading
ini mempunyai berpenduduk 1850 jiwa yang terdiri dari 924 laki laki dan 926 perempuan.

1. Jumlah Ibu Hamil :9

2. Jumlah Ibu Nifas :3

3. Jumlah Ibu Meneteki : 39

4. Jumlah Bayi : 22

5. Jumlah Balita : 121

6. Jumlah PUS : 215

7. Jumlah WUS : 243

8. Jumlah Aseptor Aktif : 112

9. Jumlah Anak SD Kelas : 253

10. Jumlah Manula (Pria/Wanita 49 Tahun Keatas ) : 358

9
BAB III PELAKSANAAN
KEGIATAN

3.1 Pertemuan dan Orientasi


Praktek Kerja Lapangan Komunitas di buka secara resmi oleh Bapak Dinas Kesehatan
Kota Pariaman dan Bapak Camat Kuraitaji pada tanggal 25 Mei 2021 di Aula kantor camat
Kuraitaji

3.2 Pengumpulan Data


Pendataan merupakan langkah awal pengumpulan data yang bertujuan untuk :

1. Mendapat data yang akurat


2. Melihat secara langsung faktor dari data yang di peroleh
3. Mempelajari situasi saerah binaan baik sosial, ekonomi, spiritual, demografi,
dan geografis

Pengumpulan data dilakukan dengan pendataan langsung keseluruh KK di daerah


binaan selama 2 hari yang dimulai dari tanggal 25 s/d 26 Mei 2021, melalui
kunjungan rumah dan teknik observasi wawancara dengan panduan kuisioner
yang telah di siapkan.

3.3 Pengolahan Data


Dilakukan pada tanggal 27 Mei 2021 melalui tahapan :

1. Tabulasi individu dilakukan setiap hari setelah pendataan


2. Tabulasi kelompok / tingkat dusun pada tanggal 27 s/d 28 Mei 2021
dari hasil tabulasi di peroleh hasil sebagai berikut :

10
3.4 Tabulasi Data
I. Kependudukan
TABEL 1 : Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Desa : Punggung Lading


Tahun : 2021

LAKI –
KELOMPOK PEREMPUAN
NO LAKI JML KET
UMUR
JML % JML %
1 0 - 12 BULAN 12 1 10 1 22
2 >12 - < 5 TAHUN 70 8 73 8 143
3 5 – 15 TAHUN 271 29 223 24 494
4 > 15 – 50 TAHUN 451 49 428 46 879
5 > 50 TAHUN 120 13 192 21 312
JUMLAH 924 100 926 100 1.850

jumla h bayi <1 ta h un


Angka kelahiran kasar = × 100
jumla h penduduk

22
= ×100 = 1,18 %
1.850

11
Analisa :

Berdasarkan sampel kependudukan pada Desa Punggung Lading adalah 1.850


jiwa maka distribusi menurut kelompok umur, dan jenis kelamin >15 – 50 tahun
adalah 879 orang dengan jumlah laki – laki 451 (49%) dan perempuan 428 (46%).

N TINGKAT
JUMLAH % KET
II. PENDIDIKAN
O DAN PEKERJAAN
PENDIDIKAN
Buta Huruf/ Belum 64 4
1
Sekolah
2 Tidak Tamat SD 60 6
3 SD/Sederajat 392 23
165 anak
4 SLTP/ Sederajat 413 24 dibawah 5th
5 SLTA/Sederajat 616 36
6 Perguruan Tinggi 140 7
JUMLAH 1.685 100

TABEL 2 : DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT TINGKAT


PENDIDIKAN DI ATAS 5 TAHUN

Desa : Punggung Lading


Tahun : 2021

12
Analisa :

Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di atas usia 5 tahun


adalah berjumlah 1.685 penduduk dan yang palinh tinggi rata – rata berpendidikan
dengan pendidikan terakhir SLTA/Sederajat sebanyak 616 orang

TABEL 3 : DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT MATA PENCARIAN (15


TAHUN KEATAS)

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

13
Analisa :

Jumlah penduduk menurut mata pencarian yang berusia di atas 15 tahun


termasuk IRT, Pelajar, dan Mahasiswa/i adalah 803 orang dengan pekerjaan
terbanyak adalah pekerjaan dan lain-lain sebanyak 170 orang.

TINGKAT
NO JUMLAH % KET
PENDIDIKAN
1 Petani 112 13,9
Nelayan 15 1,8
Peternak 18 2,2
Berburu 0 0
Pekerja Buruh Kasar 132 16,4
1.047 usia di
Pengrajin 10 1,2 bawah 15
tahun termasuk
2 Pedagang 94 11,7
IRT, pelajar,
3 Pegawai Negri 79 10 dan
Mahasiswa/i
4 Swasta 151 19
5 Pensiun 21 2,6
6 Tenaga Usaha Jasa 1 0,1
DLL 170 21,1
803 100

Data Penduduk Sasaran Program Kesehatan

1. Jumlah Ibu Hamil :9


2. Jumlah Ibu Nifas :3
3. Jumlah Ibu Meneteki : 39
4. Jumlah Bayi : 22
5. Jumlah Balita : 121
6. Jumlah PUS : 215
7. Jumlah WUS : 243

14
8. Jumlah Aseptor Aktif : 112
9. Jumlah Anak SD Kelas : 253
10. Jumlah Manula (Pria/Wanita 49 Tahun Keatas ) : 358

STATUS KESEHATAN KELUARGA

Tabel 4 : JENIS PENYAKIT YANG DIDERITA KELUARGA PADA SAAT


SURVEEY DALAM TAHUN TERAKHIR

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

15
DALAM TAHUN
PADA SAAT SURVEY
NO JENIS PENYAKIT TERAKHIR
JML % JML %
1 Anemia 1 1,3 1 1,3
2 Rematik 9 12,1 9 12,1
3 Asam Urat 10 13,5 10 13,5
4 ISPA 6 8,1 6 8,1
5 Hipertensi 48 65 48 65
JUMLAH 74 100 74 100

Analisa :

Dari 74 penduduk sampel jenis penyakit yang diderita keluarga pada


saat survey terdapat sejumlah orang penduduk menderita penyakit HT dan
Asam Urat terbanyak yaitu 48 orang dan 10 orang

III. Kematian
TABEL 5 : DISTRIBUSI KEMATIAN DALAM TAHUN TERAKHIR
MENURUT GOLONGAN UMUR

Desa : Punggung Lading


Tahun : 2021

JUMLAH YANG
NO KELOMPOK UMUR POPULASI
MENINGGAL KET
1 0 - 11 BULAN 22 0

16
2 1 - 4 TAHUN 120 0

3 5 - 14 TAHUN 462 0

4 15 - 49 TAHUN 850 1

5 50 - 59 TAHUN 230 0

6 Lebih Dari 60 Tahun 166 11

Jumlah 1850 12

Analisa :
Dari data di atas untuk jumlah kematian paling banyak terjadi pada umur lebih
dari 60 tahun yaitu 11 orang dan umur 15 – 49 tahun yaitu 1 orang

TABEL 6 : DISTRIBUSI PENYEBAB KEMATIAN DALAM 1 TAHUN


TERAKHIR MENURUT GOLONGAN UMUR

Desa : Punggung Lading

CAMPA KECELAK PENY.


DIARE KEJANG DLL
N KELOMPO K AAN KRON
O K UMUR JM
JML % % JML % JML % JML % JML %
L

17
1 0- 11 BULAN 0 0 0 0 0 0

2 1-4 TAHUN 0 0 0 0 0 0

3 5-14 TAHUN 0 0 0 0 0 0

4 15-49 TAHUN 0 0 0 1 100 0 0

5 50-59 TAHUN 0 0 0 0 0 0

6 > 60 TAHUN 0 0 0 0 3 100 8 100

JUMLAH 0 0 0 1 100 3 100 8 100


Tahun : 2021

Analisa :

Dari data yang diperoleh ada distribusi penyebab kematian pada penduduk dalam 1
tahun terakhir terbanyak pada usia > 60 tahun sebanyak 11 orang dan usia 15 – 49 tahun ada
1 orang

TABEL 7 : DISTRIBUSI PEMERIKSAAN IBU HAMIL PADA SAAT SURVEY


DALAM 1 TAHUN TERAKHIR

Desa : Punggung Lading


Tahun : 2021

POPULAS
JUMLAH PEMERIKSA KET
N KELOMPOK I
O UMUR TDK
JML % LENGKAP % %
LENGKAP

1 Triwulan 1 4 45 4 45 0

18
2 Triwulan 2 2 22 2 22 0

3 Triwulan 3 3 33 3 33 0

10
JUMLAH 9 100 9 0
0

Analisa :
Distribusi frekuensi pemeriksaan ibu hamil pada saat survey dalam satu tahun
terakhir dengan kunjungan K4 lengkap sebanyak 9 orang ibu hamil

IV. DATA KESEHATAN KELUARGA

A. IBU HAMIL

TABEL 8 : JENIS TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Desa : Punggung Lading

Tahun: 2021

19
NO TEMPAT JUMLAH % KET

1 RS / PUSKESMAS 0 0

2 Dokter / Bidan Praktek 1 11

3 Polindes 1 11

4 Posyandu 7 78

5 Dukun Terlatih 0 0

6 Dukun Tak Terlatih 0 0

JUMLAH 9 100

Analisa :

Tempat pemeriksaan kehamilan terbanyak yang di kunjungi oleh ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan adalah Posyandu

TABEL 9 : DISTRIBUSI IBU HAMIL YANG MEMPUNYAI BUKU KIA DAN


YANG TELAH MANDAPAT IMUNISASI TT

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

20
BUKU
TT 1 TT 2
KIA/KMS
NO TEMPAT POPULASI
JML % JML % JML %

1 Triwulan 1 2 2 22 2 22 2 25

2 Triwulan 2 2 2 22 2 22 2 25

3 Triwulan 3 5 5 56 5 56 4 50

JUMLAH 9 9 100 9 100 8 100

Analisa :

Jumlah Ibu hamil ada 9 orang. TM 1 ada 2, TM 2 ada 2, TM 3 ada 5 dan


semuanya memiliki buku KIA/KMS dan hanya ada 1 ibu hamil yang belum
melakukan TT 2 ibu hamil pada TM 3

B. IBU BERSALIN

TABEL 10 : DISTRIBUSI IBU BERSALIN MENURUT JENIS PERSALINAN

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

NO TEMPAT POPULASI % KET

21
1 Spontan/Normal 4 44

2 Dengan Tindakan 5 56

JUMLAH 9 100

Analisa :

Distribusi ibu bersalin dengan melakukan persalinan spontan ada 4 ibu


bersalin, dan ada 5 ibu bersalin yg melakukan dengan tindakan yaitu SC dan vakum

TABEL 11 : DISTRIBUSI IBU BERSALIN MENURUT TEMPAT


PERSALINAN

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

NO TEMPAT PERSALINAN JUMLAH % KET

1 Rumah Sakit 5 56

2 Rumah Dukun 0 0

3 BPK/ Klinik Bersalin 4 44


22
4 Puskesmas 0 0

JUMLAH 9 100
Analisa :

Distribusi frekuensi ibu bersalin menurut tempat bersalin yang paling banyak
terjadi di rumah sakit yaitu 5 orang ibu bersalin, dan 4 orang di BPM total ada 9 ibu
bersalin

TABEL 12 : DISTRIBUSI IBU BERSALIN MENURUT PENOLONG


PERSALINAN

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

PENOLONG
NO JUMLAH % KET
PERSALINAN

1 Dokter 5 56

2 Bidan 4 44

3 Dukun Terlatih 0 0

4 Dukun Tak Terlatih 0 0

5 DLL 0 0

JUMLAH 9 100

23
Analisa :

Distribusi frekuensi ibu bersalin menurut penolong bersalinan 9 orang di


tolong oleh dokter dan 4 orang di tolong oleh bidan, total ada 9 ibu bersalin

C. IBU NIFAS

TABEL 13 : KONDISI KESEHATAN IBU NIFAS SESUAI DENGAN


PERIODE MASA NIFAS

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

N DEMA INFEKS
PERIODE % % DEPRESI %
O M I

1 1 s/d 6 JAM 0 0 0 0 0 0

1 s/d 6
2 0 0 0 0 0 0
HARI

1 s/d 6
3 0 0 0 0 0 0
MINGGU

JUMLAH 0 0 0 0 0 0

24
TABEL 14 : JUMLAH IBU YANG MEMBERIKAN ASI EKSLUSIF

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

N
JENIS JUMLAH % KET
O

1 ASI Ekslusif 20 51

2 ASI Campuran 19 49

JUMLAH 39 100

25
Analisa :

Distribusi frekuensi jumlah ibu yang memberi ASI sebanyak 39 orang


dgn keterangannya 20 asi ekslusif, dan 19 yg memberi asi campuran

TABEL 15 : DISTRIBUSI ASEPTOR MENURUT GOLONGAN, UMUR, PUS


DAN JENIS KONTRAKSI YANG DIGUNAKAN

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

JENIS ALAT KONTRASEPSI


N GOLONG POPULA ASEPTO
O AN SI R KB PI IU ST KD IMPL DL
L D K M N L

15-29
1 69 27 2 1 7 12 2 0
TAHUN

21-35
2 82 45 10 2 9 10 5 8
TAHUN

36-49
3 74 33 8 2 10 8 6 9
TAHUN
26
JUMLAH 225 105 18 5 31 28 11 17
Analisa :

Distribusi frekuensi akseptor KB menurut golongan umur PUS dan jenis


kontrasepsi yang di gunakan. Dari sebanyak 105 akseptor KB yg aktif dan
menggunakan alat kontrasepsi suntik sebanyak 31 orang, pil 18 orang, iud 5 orang,
kondom 28 orang, implan 11 orang, dll 17 orang.

TABEL 16 : JUMLAH TEMPAT PELAYANAN KB

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

NO TEMPAT JUMLAH % KET


1 RS/ Puskesmas 0 0
2 Dokter/ Bidan Praktek 1 20
3 Polindes 1 20
4 Posyandu 3 60
JUMLAH 5 100

Analisa :

Tempat pelayanan KB paling banyak di lakukan di Posyandu

TABEL 17 : JUMLAH BAYI <1 TAHUN YANG MENDAPAT BCG DAN


CAMPAK

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

27
BCG CAMPAK
NO UMUR POPULAS
POPULASI SUDAH % SUDAH %
I
1 0 – 3 Bulan 8 5 29 8 0 0
2 4 – 6 Bulan 10 9 53 10 0 0
3 7 – 11 Bulan 4 3 18 4 4 100

JUMLAH 22 17 100 22 4 100

TABEL 18 : JUMLAH BAYI <1 TAHUN YANG MENDAPAT IMUNISASI


DPT

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

IMUNISASI DPT
NO POPULASI
GOL UMUR 1 % 2 % 3 %
1 0-3 BULAN 8 1 33 0 0 0 0

2 4-6 BULAN 10 0 0 1 100 1 100

3 7-11 BULAN 4 2 67 0 0 0 0

JUMLAH 22 3 100 1 100 1 100

TABEL 19 : JUMLAH BAYI <1 TAHUN YANG MENDAPAT IMUNISASI


POLIO

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

IMUNISASI POLIO
NO GOL POPULASI
UMUR 1 % 2 % 3 %

1 0-3 BULAN 8 1 17 0 0 0 0

2 4-6 BULAN 10 2 33 1 100 1 100


7-11 28
3 4 3 50 0 0 0 0
BULAN
JUMLAH 22 6 100 1 100 1 100
TABEL 20 : JUMLAH BAYI <1 TAHUN YANG MENDAPAT IMUNISASI
HEPATITIS B

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

IMUNISASI HEPATITIS
NO POPULASI
GOL UMUR 1 % 2 % 3 %
1 0-3 BULAN 8 1 33 0 0 0 0
2 4-6 BULAN 10 0 0 1 100 1 100
3 7-11 BULAN 4 2 67 0 0 0 0
JUMLAH 22 3 100 1 100 1 100

TABEL 21 : JUMLAH BALITA DITIMBANG SECARA TERATUR 1 BULAN


TERAKHIR

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

N
GOL UMUR POPULASI DITIMBANG KET
O
1 0-5 BULAN 10 10
2 6-11 BULAN 12 12
3 1 TAHUN 10 10
4 2 TAHUN 41 41
5 3 TAHUN 44 44
6 4 TAHUN 26 26

29
JUMLAH 143 143

Analisa :

Distribusi frekuensi jumlah balita ditimbang secara teratur dalam 1 bulan


terakhir dengan jumlah balita 143 orang

F. ANAK USIA SEKOLAH

TABEL 22 : JUMLAH ANAK USIA SEKOLAH DITIMBANG SECARA


TERATUR 1 BULAN TERAKHIR

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

N
GOL UMUR POPULASI DITIMBANG KET
O

1 6 - 8 TAHUN 117 0

2 9 - 11 TAHUN 121 0
Pandemi
covid-19
3 12 – 14 TAHUN 140 0

JUMLAH 378 0

Analisa :

Distribusi jumlah anak usia sekolah terdapat 378 anak dan untuk 1 bulan
terakhir tidak di lakukannya penimbangan berat badan karena adanya pandemi dan
sekolah di laksanakan secara daring

30
TABEL 23 : DISTRIBUSI STATUS GIZI BALITA

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

JUMLAH STATUS
NO UMUR POPUL DITIMB SEDA BUR
BAIK % % %
ASI ANG NG UK
0-5
1 10 10 9 6,6 1 14 0 0
BULAN
6-11
2 12 11 11 8 1 14 0 0
BULAN
3 1 TAHUN 10 10 5 3,7 5 72 0 0

4 2 TAHUN 41 41 41 30,2 0 0 0 0

5 3 TAHUN 44 44 44 32,4 0 0 0 0

6 4 TAHUN 26 26 26 19,1 0 0 0 0

JUMLAH 143 143 136 100 7 100 0 100

Analisa :

Distribusi statis gizi balita di desa punggung lading terdapat 143 orang balita
dengan status gizi baik ada 136 balita, status gizi sedang ada 7 orang.

31
TABEL 24 : DISTRIBUSI KEGIATAN MASYARAKAT DALAM JARINGAN
SOSIAL

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

No JENIS KEGIATAN JUMLAH % KET


1 ARISAN 103 85
2 AMBULAN DESA 0 0
3 TABULIN 5 4
KUMPULIN DONOR
4 14 11
DARAH
5 DLL 0 0
JUMLAH 122 100

Tabel 25 : DISTRIBUSI PHBS TERHADAP ROKOK DAN JENTIK NYAMUK

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

KK yang
melakukan
Merokok
No Nama Dusun Populasi pemberantasan % %
jentik nyamuk
Ada Tidak Ada Tidak
1 Pg. Ladiag 198 177 21 46 157 41 46
2 Sampan 144 123 21 33 114 30 33
3 Parit 90 88 2 21 65 25 21
Jumlah 432 388 44 100 336 96 100

TABEL 26 : DISTRIBUSI PHBS TERHADAP SARANA AIR BERSIH DAN


CTPS

Desa : Punggung Lading

32
Sarana Air
CTPS
Nama Bersih
No Populasi % %
Dusun
Ada Tidak Ada Tidak

1 Pg. Ladiang 198 198 0 46 198 0 46


2 Sampan 144 144 0 33 144 0 33
3 Parit 90 88 2 21 90 0 21

Jumlah 432 430 2 100 432 0 100


Tahun : 2021

TABEL 27 : DISTRIBUSI PHBS TERHADAP AKSES JAMBAN DAN


AKTIVITAS FISIK

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

Akses Jamban Aktivitas Fisik


Nama
No Populasi % %
Dusun Ada Tidak Ada Tidak
Pg.
1 198 196 2 46 198 0 46
Ladiang

2 Sampan 144 144 0 33 144 0 33

3 Parit 90 90 0 21 90 0 21

Jumlah 432 430 2 100 432 0 100

TABEL 28 : DISTRIBUSI PHBS TERHADAP MAKAN SAYUR DAN BUAH

Desa : Punggung Lading

Tahun : 2021

MAKAN SAYUR/
No Nama Dusun Populasi BUAH %
ADA TIDAK

33
1 Pg. Ladiang 198 192 6 46

2 Sampan 144 142 2 33

3 Parit 90 88 2 21

Jumlah 432 422 10 100

BAB IV
FAKTOR PENGHAMBAT PENUNJANG

Dalam memberikan pembinaan dalam masyarakat dusun punggung lading, dusun


sampan, dusun parit di desa punggung lading terdapat hal – hal yang menghambat kelancaran
Praktek Kerja Lapangan Komunitas penulis dalam pembinaan kesehatan yang di rencanakan,
namun ada juga yang menunjang oenulis selama proses pembinaan. Adapun faktor – faktor
uraikan sebagai berikut :

34
4.1 Faktor Penghambat
4.1.1 kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyuluhan yang akan di
berikan
4.1.2 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
4.1.3 Tidak adanya masyarakat pada waktu pembinaan

4.2 Faktor Penunjang


4.2.1 Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa PKL dengan petugas kesehatan,
penjabat desa, pemuda desa, kader yang ada di desa punggung lading

4.2.2 Masyarakat berkerja sama dengan baik dengan mahasiswi PKL

4.2.3 Masyarakat mau menerima masukan atau penyuluhan yang di berikan

4.2.4 Kelancaran komunikasi antara masyarakat dengan mahasiswi PKL

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data, tabulasi data, dan analisa masalah kesehatan
yang menonjil khususnya kesehatan lingkunga, kesehatan reproduksi masyarakat, dan
Lansia yang tidak aktif, antara lain :

a) Masih kurangnya kesadaran orang tua tentang pemberian imunisasi


b) Balita yang tidak di timbang dan anak sekolah yang tidak seimbang

35
c) Masih ada ibu – ibu yang tidak memeriksakan kesehatan keluarga petugas
kesehatan
d) Pembuangan tinja yang tidak memenuhi kesehatan atau ke sungai
e) Lansia dengan penyakit asam urat dan hipertensi

Berdasarkan masalah yang ditemukan maka dilakukan pemecahan masalah dengan


melakukan penyuluhan dari rumah ke rumah oleh mahasiswi. Dalam kegiatan PKL ditemui
faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan PKL ini.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan adanya praktek kerja lapangan (PKL) imi maka semua Mahasiswa

Universitas Sumatera Barat Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Kebidanan mempunyai

36
kesempatan umtuk langsung turun di masyarakat dalam memberikan pelayanan yang

berhubungan dengan kebidanan komunitas.

Demi terwujudnya kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga, masyarakat,

bangsa dan negara dalam meningkatkan derajat kesehatan yang berkesinambungan dan

komperhensif, maka kesadaran dan peran serta masyarakat dalam kesehatan harus benar-

benar maksimal.

Dalam hal ini mahasiswa kebidanan yang khususnya disiapkan di masyrakat agar

dapat membantu upaya-upaya pemerintah terutama di bidang kesehatan. Adapaun kegiatan

kebidanan komunitas dilakukan dalam rangka upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan dan pemulihan serta pemeliharaan kesehatan yang lebih diintensifkan

untuk kesehatan ibu dan anak.

Mahasiswa Universitas Sumatera Barat Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII

Kebidanan dituntut mampu dalam membuat asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan

masyarakat sesuai budaya setempat yang dituangkan dalam laporan prkatek kerja lapangan.

Laporan ini kami buat setelah selesai mengikuti PKL sebagai tugas dari mata kuliah ASKEB

V (Kebidanan Komonitas) sekaligus sebagai catatan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh

kelompok 1 di Dusun Punggung Ladiang Desa Punggung Ladiang Kecamatan Pariaman

Timur.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Tujuan Umum

Maksud dan tujuan secara umum dilaksanakan PKL ini adalah agar mahasiswa

mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada

keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat

2. Tujuan Khusus

37
a. mengetahui konsep dasar kebidanan komunitas

b. mengtahui dan mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas

c. mengetahui strategi pelayanan kebidan komunitas

d. mengetahui tugas dan tanggung jawab bidan komunitas

e. mengetahui asuhan kebidanan komunitas

f. mengetahui dan mengolala program KIA atau KB diwilayah kerja PWS/KIA

g. mengetahui dan menggerakkan serta memberdayakan masyarakat

38
BAB II

HASIL KEGIATAN PKL

A. Laporan Kegiatan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilakukan oleh Dusun Punggung Ladiang Desa

Punggung Ladiang Kecamatan Pariaman, yang di mulai sejak tanggal 25 mei dan

berakhir pada tanggal 12 juni. secara garis besar kegiatan PKL yaitu :

1. Pengumpulan Data

Pada kegiatan PKL ini, kami kelompok 1 yang terdiri dari13. mahasisiwi melakukan

pendataan dari rumah kerumah selama 2 hari di daerah binaan yaitu di Dusun

Punggung Ladiang Desa Punggung Ladiang dan Kecamatan Pariaman Selatan.

Sebelumnya kami mengadakan pendekatan dengan tokoh masyarakat yaitu kepala

desa, kepala dusun, pimpinan Puskesmas bidan desa dan kader-kader. Teknik

pendataan yang kami lakukan yaitu melalui koordinasi dengan kepala desa, kepala

dusun dan bidan desa serta kader-kader di wilayah setempat, juga observasi langsung

yang dilakukan secara door to door, dengan maksud dapat mengidentifikasi dan

menganalisis masalah yang terdapat di masyarakat, faktor penunjang atau

penghambat dalam upaya peningkatan kesehatan.

Adapun pendataan yang kami lakukan di dusun Punggung Ladiang dengan

jumlah KK 199, jumlah penduduk 969 jiwa, jumlah bayi ….. jiwa, balita ….jiwa,

jumlah PUS … jiwa, jumlah aseptor KB ….. jiwa, jumlah remaja…. jiwa, jumlah

lansia…. jiwa, jumlah Bumil ….jiwa, jumlah dan jumlah Posyandu balita…….

buah dan gedung posyandu……. buah, dan posyandu lansia …...

2. posyandu lansia di dusung punggung Ladiang

1. topic : posyandu Lansia

39
Sasaran : lansia

tujuan : untuk mengetahui secara umum tentang pentingnya

kegiatan posyandu

2. Pelaksanaan Kegiatan : dilakukan pada tanggal 3 juni 2021

3. Metode : melakukan pengecekan tensi

Membagikan masker gertis

4. Perorganisasian : - bidan desa

- Kader

- mahasiswa

3. Goro Desa

1. Topic : goro bersama di puskesdes dan paud Desa Punggung

Ladiang

2. Sasaran : mahasiswa dan kader

3. Tujuan : untuk menciptakan kekompakkan dan kerjasama yang

baik dan kebersihan lingkungan.

4. Pelaksanaan kegiatan : 8 JUNI 2021 di Desa Punggung Ladiang

5. Metode : kebersihan

6. Perorganisasian : kader

Mahasiswa

5. Penyuluhan anemia

1. Topic : pencegahan anemia pada ibu hamil

Sasaran : ibu hamil

Tujuan : untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil

2. Pelaksanaan kegiatan : dilakukan pada tanggal 24 mei- 8 juni, dilakukan

secara door to door dengan menggunakan media leflet.

40
3. Metode : door to door

6. Penyuluhan tbc

1. Topic : pencegahan tbc

2. Sasaran : masyarakat sekitar warga suspect tbc

3. Tujuan : untuk mencegah penularan tbc

4. Pelaksanaan kegiatan : Dilakukan pada 28 mei- 8 juni dilakukan

secara door to door dengan menggunakan leflet

5. Metode : door to door

7. Penyuluhan imunisasi

1. Topic : pentingnya imunisasi

2. Sasaran : orang tua bayi dan balita

3. Tujuan : agar imunisasi bayi dan balita lengkap

4. Pelaksanaan kegiatan : Dilakukan pada 28 mei- 8 juni dilakukan

secara door to door dengan menggunakan leflet

5. Metode : door to door

41
42
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Melakukan posyandu
o Mengukur tensi
o Membagikan masker
2. Melakukan gotongroyong
o Menciptakan tali silaturahmi
o Menciptakan lingkungan yang bersih
o Melestarikan tanaman yang ada dilingkungan
3. Mengadakan penyuluhan tentang pencegahan anemia
o Ibu hamil mengerti dengan penyuluhan yang diberikan
o ibu hamil diberikan susu untuk penunjang meningkat kan hb
o ibu mengerti pentingnya meminum tablet fe
4. mengadakan penyuluhan tentang pencegahan tbc
o masyarakat mengerti dengan poenyuluhan yang diberikan
o mengajarkan pentingnya phbs pada masyarakat sekitar pasien suspect tb
o masyarakat tau bahaya tbc
5. mengadakan penyuluhan tentang imunisasi

43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah kami kumpulkan, terdapat permasalahan
yang terdapat di dusun Punggung Ladiang antara lain : anemia pada ibu hamil,
rendah nya cakupan imuniasi, tbc pada salah satu warga.

Dengan perencanaan yaitu, dengan memberikan motivasi pada masyarakat


untuk menerapkan pola hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari,
memotivasi ibu-ibu untuk membawa bayi posyandu dan memotivasi ibu untuk
meminum tablet fe agar ibu tidak anemia.

Pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan perencenaan yang telah


ditetapkan, meliputi mengadakan penyuluhan tentang pencegahan anemia,
pentingnya imunisasi, pencegahan tbc.

B. Saran
1. Bagi camat
Bekerja sama dengan pelapisan tenaga kesehatan dan masyarakat
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di kecamatan pariaman selatan
2. Bagi puskesmas
Meanjutkan program yang telah dilaksanakan dan meningkatkan
program lain yang menunjang kesehatan masyarakat
3. Bagi kepala desa
Memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
4. Bagi kader
Untuk berperan aktif dalam seluruh kegiatan yang telah diprogramkan
oleh kesehatan dan memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam
meningkatkan derajat kesehatan
5. Bagi masyarakat
Untuk ikut serta dalam kegiatan yang telah diprogramkan oleh
kesehatan serta meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan.

44
45
KUMPULAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KUMPULAN SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

ANEMIA PADA IBU HAMIL

KECAMATAN KURAITAJI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program


Praktek Kerja Di Desa Punggung Lading

DISUSUN OLEH:

1. Resy Rahmalaita
2. Ayeni Hafiraningsih
3. Mindi Wulansari
4. Yohana Cristine
5. Deli Amelia
6. Islamia
7. Desni Fitri Halwa
8. Nora Opianti
9. Asnika
10. Susi Susanti
11. Sintia Purnama Ocika
12. Herlindawati
13. Yola Anggraini

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB) PADANG

46
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI D-III KEBIDANAN

2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Anemia pada Ibu Hamil

Sasaran : Ibu hamil

Waktu : 1 jam 30 menit

Tanggal : Kamis, 10 Desember 2018

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit,
tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan fisiologik yang
terjadi adalah perubahan haemodinamik. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan sel
– sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis jika terjadi
ketidakseimbangan faktor – faktor prokoaguasi dan hemostasis. (Sarwono.2009)

Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan


bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun,
kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsentrasi
Hb paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada usia kehamilan 30 minggu.
Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah
mempunyai kadar Hb yang tinggi (> 14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama.
(Sarwono.2009)

Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di Negara


maju maupun di Negara berkembang. Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar

47
yang berdampak buruk terhadap kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta
memerlukan penanganan yang hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.

Berdasarkan data yang dimiliki posyandu “Menur” di Desa Kalak Ijo, Guwosari
Pajangan Bantul, persentase insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2012 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 40% (persentase insidensi ibu hamil
dengan anemia tahun 2011 sebanyak 30%, tahun 2010 sebanyak 20%). Data menunjukan
bahwa ibu hamil yang mengalami anemia di daerah tersebut rata – rata adalah ibu hamil
yang bekerja di luar rumah dan kondisi sosial ekonominya cenderung tinggi. Letak
geografis di daerah tersebut juga tergolong dekat dengan fasilitas kesehatan seperti
Puskesmas, Bidan Praktik Swasta, Posyandu. Setelah dilakukan survey, ternyata
penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada
kehamilan dan ibu hamil cenderung tidak memperdulikan pentingnya tablet fe yang
diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena ibu hamil di daerah tersebut
menganggap bahwa tablet fe hanya membuat merasa mual jika diminum dan anggapan
tersebut telah menjadi budaya pada ibu hamil di daerah tersebut.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien mampu mengerti, memahami dan
dapat menjelaskan Anemia pada Ibu Hamil.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang anemia pada ibu hamil,
diharapkan ibu hamil dengan anemia dapat mengetahui tentang :

1) Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil

2) Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia

3) Macam-macam anemia pada ibu hamil serta penyebabnya

4) Akibat anemia pada ibu hamil

5) Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil

48
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 27 menit, diharapkan ibu hamil
memahami tentang penyakit anemia dan penanganannya serta dapat melakukan
pengolahan jus jambu biji.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapakan klien dapat:
1. Menjelaskan pengertian penyakit Anemia pada ibu hamil.
2. Menyebutkan penyebab penyakit Anemia pada ibu hamil.
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit Anemia pada ibu hamil.
4. Menjelaskan hal yang perlu dilakukan ibu hamil untuk menangani penyakit Anemia
pada ibu hamil.
5. Menjelaskan perencanaan selanjutnya untuk penyakit Anemia pada ibu hamil.
6. Menjelaskan cara pengolahan jus jambu biji

III. Materi
Terlampir

IV. Metode
1. Diskusi dan Tanya Jawab
2. Demonstrasi

V. Kegiatan
Kegiatan Penceramah Waktu Kegiatan Responden

1. Mengucapkan salam dan 30 detik Menjawab salam


memperkenalkan diri

2. Menjelaskan tujuan 1 menit Mendengarkan


umum dan tujuan penjelasan
khusus penkes

3. Melakukan kontrak 30 detik Memperhatikan


waktu dan memotivasi penjelasan

49
ibu hamil untuk aktif
dalam diskusi
4. Apersepsi tentang 1 menit Mengungkapkan
penyakit anemia kepada pemahaman atau istilah lain
ibu hamil yang klien ketahui

5. Memberikan penjelasan 10 menit Mendengarkan dan


tentang definisi, memperhatikan penjelasan
penyebab, tanda dan
gejala spesifik dari
penyakit Anemia pada
ibu hamil serta
penanganan
sederhananya
6. Mendemonstrasikan 7 menit Memperhatikan cara
cara pengolahan jus pengolahan dari jus bayam
bayam merah

7. Memberikan 2 menit Bertanya


kesempatan kepada ibu
hamil untuk bertanya
8. Berdiskusi dan tanya 3 menit Aktif dalam diskusi
jawab

9. Menyimpulkan hasil 1 menit Memahami kesimpulan


penkes

10. Memberikan 1 menit Mendengarkan


reinforcement positif penjelasan
dan memotivasi ibu
hamil untuk menjaga
kesehatan
11. Menutup kegiatan dan 30 detik Menjawab salam
mengucapkan salam

VI. Media

50
1. Leaflet
2. Poster
3. Slide PPT

VII. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian penyakit Anemia pada ibu hamil.
2. Sebutkan penyebab penyakit Anemia pada ibu hamil.
3. Jelaskan tanda dan gejala penyakit Anemia pada ibu hamil.
4. Jelaskan hal yang perlu dilakukan untuk menangani penyakit Anemia pada ibu hamil.
5. Jelaskan perencanaan selanjutnya untuk penyakit Anemia pada ibu hamil.
6. Jelaskan prosedur pengolahan jus bayam merah

LAMPIRAN : Materi Anemia Pada Ibu Hamil

2.1 Definisi
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
(Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr% sebagai akibat ketidakmampuan jaringan
pembentuk sel darah merah (erytrhropoetic) dalam produksinya untuk mempertahankan
kosentrasi Hb pada tingkat normal (Asyirah, 2012).

Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai Hb di bawah 11
g5% pada trimester I dan III, atau kadar nilai Hb kurang dari 10,5 gr% pada trimester II
(Asyirah, 2012).

51
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 gr/dl pada
trimester I dan II, kadar Hb <10,5 gr/dl pada trimester ke II. Nilai batas tersebut terjadi
karena hemodialisis terutama pada trimester II (Salmariantity, 2012).

2.2 Klasifikasi Anemia


Berdasarkan WHO, kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 3
kategori sebagai berikut :

1) Normal : >11 gr%


2) Anemia Ringan : 8-10 gr%
3) Anemia Berat : <8 gr%

Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Prawirohardjo dalam Asyirah (2012)
yaitu:

1) Anemia defisiesi besi


Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan, gangguan
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau bayaknya zat besi
yang keluar dari tubuh, misalnya perdarah. Anemia ini mempunyai ciri yaitu ukuran
sel darah merah lebih dari ukuran normal dan warna coklat, yang disebabkan
kekurangan ion Fe komponen Hb dan disertai dengan penurunan kuantatif pada
sintesa Hb. Patofisiologi simpanan zat besi habis, kadar serum menurun, dengan
gejala klinis timbul karena jumlah Hb tidak adekuat untuk mengangkat oksigen ke
jaringan tubuh. Manifestasi klinik pucat, vertigo, keletihan, sakit kepala, deprsi,
takikardi, dan amenorhe

2) Anemia Haemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembiatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ-organ vital. Wanita dengan anema hemolitik sukar menjadi hamil, apabila
hamil maka aneminya biasanya menjadi berat

52
3) Anemia Megaloblastik
Sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritoblas yang besar yang terjadi
akibat gangguan maturasi inti sel yang dinamakan megaloblas, anemia megaloblas
disebabkan oleh difisiensi B12, asam folat, gangguan metabolism vitamin B12 dan
asam folat, gangguan sintesis DNA akibat dari defisiensi enzim congenital dan
didapat setelah pemberian obat sitostatik tertentu, patofisiologinya defisiesi asam folat
dan vitamin B12 jelas akan menganggu sintesis DNA higga terjadi gangguan maturasi
inti sel dengan akibat timbulnya sel-sel megaloblas

4) Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik dalam kehamilan terjadi karena sumsum tulang tidak
mampu membuat sel-sel darah baru. Penyebab anemia hingga kini belum diketahui
dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-
obatan

2.3 Etiologi
Penyabab anemia pada umunya menurut Salmariantity (2012) yaitu:

1) Kurangnya gizi (malnutrisi)


2) Kurangnya zat besi besi dalam diet
3) Malabsorpsi
4) Kehilangan darah banyak: persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain
5) Penyakit-penyakit kronik: TBC, cacing usus, malaria

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut Prawirohardjo dalam


Salmariantity (2012) yaitu:

1) Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengencera darah


2) Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan plasma
3) Kurangya zat besi dalam makanan
4) Kekurangnya zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan asam folat
5) Gagguan pencernaan dan abortus

53
6) Perdarahan kronik
7) Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
8) Terlalu sering menjadi donor darah
9) Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorpsi)

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya kadar Fe yang


diperlukan untuk pembetukan Hb sehingga disebut anemia defisiensi Fe. Penyebab
terjadinya anemia Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor langsung
dan tidak langsung. Secara langsung anemia disebabkan oleh seringnya mengkonsumsi
zat penghambat absorsi Fe, kurangnya mengkonsumsi promoter absorsi non Fe serta ada
infeksi parasit. Sedangkan faktor yang tak langsung yaitu faktor-faktor yang secara tak
langsung mempengaruhi kadar Hb seseorang dengan mempengaruhi ketersediaan Fe
dalam makanan seperti ekonomi yang masih rendah, atau rendahnya pendidikan dan
pengetahuan (Prawirohardjo dalam Asyirah, 2012)

Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh (Asyirah, 2012)

a) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin


b) Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil
c) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat
persalinan sebelumnya dan menstruasi

2.4 Faktor Risiko


Menurut Nurhidayati (2013), faktor-faktor yang memengaruhi anemia pada
ibu hamil yaitu:

1) Faktor Dasar
a) Sosial ekonomi
Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis akan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizipun

54
akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas. Tingkat sosial ekonomi
terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu
hamil

b) Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi
pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk mencegah
terjadinya anemia

c) Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi pengetahuan
tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat
menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan
keluarga

2) Faktor Tidak Langsung


a) Kujungan Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persa linan terutama pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia defisiensi gizi
umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal
pada keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal

b) Umur Ibu
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda (<20 tahun)
perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua diatas 30 tahun perlu energi yang
besar juga karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energy yang cukup guna mendukung kehamilan yang
sedang berlangsung

55
3) Faktor Langsung
a) Kecukupan konsumsi tablet besi
Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi
besi yang diberikan kepada ibu hamil

b) Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.

c) Paritas
Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa memperhatikan
apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah
melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi.

d) Status Gizi
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu
dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga janin
akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah penting dilakukan.

2.5 Manifestasi Klinis


Salah satu tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat.
Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya volume darah, berkurangnya Hb
dan vasokontriksi untuk memaksimalkan pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Warna
kulit bukan merupakan indeks yang dapat dipercaya untuk pucat karena dipengaruhu oleh
pigmentasi kulit, suhum kedalaman serta distribusi bantalan perifer. Bantalan kuku,
telapak tangan dan membrane mukosa mulut serta konjungtiva merupakan indicator yang
lebih baik untuk menilai pucat (Asyirah, 2012).

Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas,
pendek, muka pucat, susah berkonsentarsi serta fatigue atau rasa lelah yang berlebihan,
gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami kekurangan distribusi oksigen

56
dari dalam darah. Denyut jantung penderita anemia biasanya lebih cepat karena berusaha
megkompensasi kekurangan oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya
kemampuan kerja dan kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja
jantung menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi
juga bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga tubuh-tubuh mudah
terinfeksi (Salmariantity, 2012).

Menurut Sohimah dalam Asyirah (2012), tanda dan gejala anemia pada kehamilan
yaitu:

a) Lemah, letih, lesu, muda lelah dan lalai


b) Wajah tampak pucat
c) Sering pusing
d) Mata berkunang-kunang
e) Nafsu makan berkurang
f) Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
g) Sering sakit
h) Nafas pendek (pada anemia berat)
i) Keluhan mual mutah lebih hebat pada kehamilan muda

2.6 Patofisiologi
Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan
dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun
sedikit menjelang atern serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi
yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron (Rukiah dalam Hutabarat, H., 2011).

Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-
1000 mg untuk mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah merah
membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32
minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg dan sekitar 190 mg

57
terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika cadangan zat besi sebelum
kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien dengan mudah mengalami
kekurangan zat besi (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).

Gangguan pencernaan dan absorbs zat besi bisa menyebabkan seseorang


mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun cadangan zat besi didalam tubuh
mencukupi dan asupan nutrisi dan zat besi yang adikuat tetapi bila pasien
mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak bisa diabsorbsi dan
dipergunakan oleh tubuh (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).

Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi dari gangguan


keseimbangan zat besi yang negatif, jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama-tama untuk mengatasi keseimbanganyang
negatif ini tubuh menggunakan cadangan besi dalam jaringan cadangan. Pada saat
cadangan besi itu habis barulah terlihat tanda dan gejala anemia defisiensi besi
(Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).

Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang masing-


masing berkaitan dengan ketidaknormalan indikator hematologis tertentu.
Tingkatan pertama disebut dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana
banyaknya cadangan besi yang berkurang dibawah normal namun besi didalam sel
darah merah dari jaringan tetap masih normal. Tingkatan kedua disebut anemia
kurang besi dini yaitu penurunan besi cadangan terus berlangsung sampai atau
hampir habis tetapi besi didalam sel darah merah dan jaringan belum berkurang.
Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi didalam sel
darah merah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum
berkurang. Tingkatan keempat disebut dengan kurang besi dalam jaringan yaitu
besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali (Kusharto dalam
Hutabarat, H., 2011).

2.7 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Masrizal (2007), berikut pemeriksaan penunjang :

a) Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun

58
b) Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
c) Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
d) Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat
e) sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat

Menurut Masrizal (2007), Ada tiga uji laboratorium yang dipadukan dengan
pemeriksaan kadar Hb agar hasil lebih tepat untuk menentukan anemia gizi besi. Untuk
menentukan anemia gizi besi yaitu :
a) Serum Ferritin (SF)
Ferritin diukur untuk mengetahui status besi di dalam hati. Bila kadar SF < 12
mg/dl maka orang tersebut menderita anemia gizi besi.

b) Transferin Saturation (ST)


Kadar besi dan Total Iron Binding Capacity (TIBC) dalam serum merupakan
salah satu menentukan status besi. Pada saat kekurangan zat besi, kadar besi menurun
dan TIBC meningkat, rasionya yang disebut dengan TS. TS < dari 16 % maka orang
tersebut defisiensi zat besi

c) Free Erythocyte Protophorph


Bila kadat zat besi dalam darah kurang maka sirkulasi FEB dalam darah
meningkat. Kadar normal FEB 35-50 mg/dl RBC.

2.8 Penatalaksanaan
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, berikut meupakan penatalaksaan
menurut (Masrizal, 2007) :

a) Meningkatkan Konsumsi Zat Besi dari Makanan


Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup. Namun karena harganya
cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk itu diperlukan
alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi besi.
Memakan beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi saling melengkapi
termasuk vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C.

59
Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat
meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan
sayuran sumber vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50-80 % vitamin C akan
rusak. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi
seperti: fitat, fosfat, tannin.

b) Suplementasi Zat Besi


Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status
hemoglobin dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi yang umum
digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat. Program pemerintah saat
ini, setiap ibu hamil mendapatkan tablet besi 90 tablet selama kehamilannya. Tablet
besi yang diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,25
mg. program tersebut bertujuan mencegah dan menangani anemia pada ibu hamil

c) Pemberian suplement Fe untuk anemia berat dosisnya adalah 4-6mg/Kg BB/hari


dalam 3 dosis terbagi. Untuk anemia ringan-sedang : 3 mg/kg BB/hari dalam 3 dosis
terbagi

d) Mengatur pola diet seimbang berdasarkan piramida makanan sehingga kebutuhan


makronutrien dan mikronutrien dapat terpenuhi.

e) Terapi jus jambu biji sebagai peningkatan kadar Hb

2.9 Pencegahan
Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan penanggulangan anemia adalah
(Masrizal 2007) :

a) Suplementasi tabet Fe
b) Fortifikasi makanan dengan besi
c) Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang
memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d) Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing. Dalam upaya mencegah
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah

60
terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan
kada Hemoglobin
e) Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi tablet tambah
darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa suplemen zat besi dapat
meningkatkan hemoglobin.
f) Membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat menghambat absorpsi besi seperti
bahan makanan yang mengandung polifenol atau pitat

2.10 Bahaya dan Dampak Anemia pada Kehamilan


1) Bahaya Selama Kehamilan

a) Dapat terjadi abortus

b) Persalinan prematuritas
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d) Mudah terjadi infeksi
e) Ancaman decompensasi cordis atau payah jantung (Hb<6gr%)
f) Molahidatidosa (hamil anggur)
g) Hipermisis gravidarum (mual muntah saat hamil muda)
h) Perdarahan antepartum (sebelum melahirkan)
i) Ketuban Pecah Dini (KPD) sebelum proses melahirkan
(Salmariantity, 2012)

2) Bahaya Saat Persalinan


a) Gangguan his-kekuatan mengejam
b) Kala pertma dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlatar
c) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan
d) Kala uri dapat diikuti retensi placenta (plasenta tidak terlepas dengan spontan), dan
perdarahan postpartum (setelah melahirkan) karena atonia uteri (rahim tidak
berkontraksi)
(Salmariantity, 2012)
61
3) Bahaya pada Kala Nifas
a) Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
b) Memudahkan infeksi puerperium (daerah di bawah geniatalia)
c) Pengeluaran ASI berkurang
d) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
e) Anemia kala nifas (masa setelah melahirkan hingga 42 hari)
f) Mudah terjadi infeksi mamae (payudara)
(Salmariantity, 2012)

4) Bahaya pada Janin


a) Abortus
b) Terjadi kematian intrauterine (dalam rahim)
c) Persalinan prematuritas tinggi
d) Berat badan lahir rendah
e) Kelahiran dengan anemia
f) Dapat terjadi cacat bawaan
g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
h) Intelegensia rendah
(Salmariantity, 2012)

Daftar Pustaka

Asyitah, Sitti. 2012. “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil
Diwilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun
2012”. Skripsi S1. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

62
Masrizal. 2007. “Anemia Defisiensi Besi”. Jakarta: Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Nurhidayati, Rohmani. 2013. “Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia
Pada Ibu Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo”.
Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Salmariatity. 2012. “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil
Diwilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2012”. Skripsi S1. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.

63
64
DIAGRAM FISHBONE RENDAHNYA CAKUPAN
IMUNISASI

METODE MANUSIA
Kecemasan orang tua terhadap efek
samping imunisasi
Kkurangnya kesadaran orang
tua dalam membawa anak Kurangnya pemngetahuan orang tua
untuk diimunisasi terhadap pentingnya manfaat dan
tujuan dari imunisasi

Anggapan orang tua bahwa


Sulit meyakinkan tidak di imunisasi pun anak
masyarakat bahwa tetap sehat RENDAHNYA
imunisasi itu penting
CAKUPAN
IMUNISASI
Tempat posyandu tesedia
dan perlatan tersedia
lengkap
Kurangnya dukungan dari
Rendahnya Larangan dari suami keluarga untuk ibu
ekonomi keluarga membawa anak untuk membawa anak imunisasi
selama pandemi diimunisasi
sehingga sulit
untuk menjangkau Sulitnya melakukan Masyarakat terpengaruh
tempat pelayanan pendekatan kepada oleh mitos tentang
imunisasi masyarakat imunisasi
dikarenakan pandemi
covid 19
Sarana

Dana Lingkungan

PDCA

IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

PLANNING

1. Berikan penyuluhan tentang anemia


Untuk mengatasi masalah yang terjadi, maka dilakukan penyuluhan pada ibu
hamil tentang bahayanya anemia. Serta menganjurkan ibu untuk meminum tablet fe
sesuai anjuran bidan. Menganjurkan ibu memakan makanan yang mengandung zat
besi dan asam folat.

2. Leaflet
Membagikan leaflet dan poster kepada ibu hamil agar ibu dapat membacanya dab
lebih memahami cara untuk mencegah anemia.

3. Berikan ibu susu


Berikaan ibu susu dan buah-buahan yang dapat menunjang naiknya hb ibu.

65
4. Cek hb
Anjurkan ibu untuk mengecek hb nya kembali ke puskesmas agar bisa dilihat
apakah hb ibu sudah naik atau belum.

DO

1. Memberikan penyuluhan tentang anemia


Tujuannya agar masalah enemia pada ibu hamil dapat terpecahkan maka kami
mahasiswi PKL memberikan penyuluhan bagi ibu hamil yang mengalami hb rendah,
2. Membagikan Leaflet
Agar ibu Dapat lebih memahami informasi yang diberikan maka kami
membagikan leaflet dan poster kepada ibu, agar ibu bisa membacanya.
3. memberikan ibu susu
Memberikaan ibu susu dan buah-buahan yang dapat menunjang naiknya hb ibu.

4. Menganjurkan ibu untuk Cek hb


Tujuan dilakukannya KK binaaan pada ibu “R” agar hb ibu bisa normal kembali,
oleh karena itu anjurkan ibu untuk mengecek hb nya lagi ke puskesmas.

CHEK
1. Dalam penyuluhan yang diberikan diketaui bahwa ibu sangat mengerti dan paham
tentang penyuluhan yang diberikan tentang bahayanya anemia pada ibu hamil terbukti
dengan antusiasnya ibu dengan menanyakan hal yang berkaitan dengan bahaya
anemia.
2. Penyuluhan telah diberikan dengan cara door to door.
3. Ibu telah diberikan susu ibu hamil dan buah-buahan.
4. Ibu mengatakan akan segera mengecek hb nya lagi ke puskesmas

ACTION

66
1. Dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan ibu juga merasa puas dengan penyuluhan yang telah
diberikan.
2. Ibu akan mengecek hb nya kembali ke puskesmas

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENTINGNYA IMUNISASI

KECAMATAN KURAITAJI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program


Praktek Kerja Di Desa Punggung Lading

DISUSUN OLEH:

1. Resy Rahmalaita
2. Ayeni Hafiraningsih
3. Mindi Wulansari
67
4. Yohana Cristine
5. Deli Amelia
6. Islamia
7. Desni Fitri Halwa
8. Nora Opianti
9. Asnika
10. Susi Susanti
11. Sintia Purnama Ocika
12. Herlindawati
13. Yola Anggraini

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB) PADANG

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI D-III KEBIDANAN

2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan


utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki
secara pasif maupun aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan
(Ranuh, 2018). Oleh karena itu perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya
pencegahan terhadap serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi
anak

Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat


yang sangat penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang
luar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah
penyakit menular (Depkes RI, 2013) Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan
begitu banyak kehidupan dibandingkan dengan upaya kesehatan masyarakat
lainnya

Program ini merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang berhasil
meningkatkan angka harapan hidup (Ranuh, 2014). Sejak penetapan the Expanded

68
Program on Immunisation (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak
meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurang-kurangnya
ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta
200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi
terhadap 7 penyakit telah 2 direkomendasikan EPI sebagai imunisasi rutin di
negara berkembang: BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B.

Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam


masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir
terhadap risiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan
manfaat imunisasi serta membesar-besarkan risiko beberapa vaksin.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

P Pokok bahasan              :  Pentingnya Imunisasi


Sasaran                          :  Ibu balita yang datang ke posyandu
Tempat                          :  Posyandu
Penyuluh                       :  Mahasiswa PKL dusung Punggung Ladiang

Hari/Tanggal                 :  senin , 08 juni 2021


Waktu                           :  ± 25 menit

I.  TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan pentingnya imunisasi, di harapkan ibu-ibu yang
mempunyai anak balita memahami tentang pentingnya imunisasi pada anak-anaknya

II.      TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan pentingnya imunisasi ibu-ibu mampu:

1.      Menjelaskan pengertian imunisasi

2.      Menjelaskan manfaat imunisasi

3.      Menyebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

69
4.      Menjelaskan jenis dan jadwal pemberian imunisasi

5.      Menjelaskan akibat jika anak tidak diimunisasi

6.      Membawa anak untuk imunisasi

III.    MATERI (Terlampir)

IV.  METODE PENGAJARAN

Door to door

V.  MEDIA

Leaflet

N Taha Kegiatan Peny Kegiatan Sasa


o pan dan uluh ran
waktu

70
1 Kegi          Memberi          Menjawab
. atan salam. salam.
awal/
         Validasi          Memperhatika
pembuk
(tanyakan kabar) n dan
a (5
mendengarkan.
menit).          Menjelaskan
tujuan dan materi          Memperhatika
yang akan n dan
diberikan. mendengarkan

2
         Menjelaskan
pengertian          Memperhatika
Kegi n dan
imunisasi
atan inti mendengarkan.
(15          Menjelaskan
menit). manfaat imunisasi

         Menyebutkan
penyakit yang
dapat dicegah
dengan imunisasi

         Menjelaskan
jenis dan jadwal
pemberian
imunisasi

         Menjelaskan
akibat jika anak
tidak diimunisasi

         Memberikan
kesempatan untuk
bertanya.

71
.          Menutup           Aktif bersama
penyuluhan dan menyimpulkan
menympulkan
          Membalas
Penu
         Memberi salam salam
tup (5
penutup
menit)

VIII.       EVALUASI

1.      Mengajukan pertanyaan lisan

         Tes awal

1)      Apakah apa yang dimaksud dengan imunisasi?

2)      Apakah tujuan dan manfaat imunisasi?

3)      Sebutkan jenis-jenis imunisasi?

4)      Sebutkan jadwal pemberian imunisasi?

5)      Apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?

         Tes akhir

1)      Apakah apa yang dimaksud dengan imunisasi?

2)      Apakah tujuan dan manfaat imunisasi?

3)      Sebutkan jenis-jenis imunisasi?

4)      Sebutkan jadwal pemberian imunisasi?

5)      Apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?

2.      Observasi

72
1)      Respon/tingkah laku ibu saat diberi pertayaan: apakah diam atau menjawab (benar atau
kurang tepat).

2)      Ibu antusias atau tidak.

3)      Ibu mengajukan pertanyaan atau tidak.

IX.             REFERENSI

1.         Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas
Imunisasi, Jakarta, (2007).

2.         Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader Dalam


Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, 2008.

3.         Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta, 2008.

PENTINGNYA IMUNISASI

A.    Defenisi Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk mempertahankan kekebalan tubuh


dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terlindungi dari penyakit infeksi
tertentu. Imunisasi adalah pemberian kekebalan atau masuknya bibit penyakit
yang telah dilemahkan/ dimatikan agar tubuh terlindungi dari penyakit
tertentu. Vaksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan yang
diberikan saat imunisasi, yang menyebabkan anak memproduksi antibodi (zat
kekebalan tubuh), bukan menimbulkan penyakit.

B.     Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk:

73
1.      Meningkatkan daya tahan tubuh anak

2.      Menurunkan angka kematian

3.      Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak. Namun bila
anak terserang juga penyakit tersebut maka anak tidak akan sakit lebih parah. Dan
mencegah terjadinya kecacatan seperti pada penyakit poliomyelitis.

4.      Mengendalikan wabah

C.    Sasaran Imunisasi

Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:

1.      Semua bayi dan anak sehat di bawah usia 1 tahun

2.      Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap

3.      Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)

D.    Tempat Pelaksanaan Imunisasi

Imunisasi bisa didapatkan di:

1.      Puskesmas

2.      Posyandu

3.      Rumah sakit atau rumah bersalin

4.      Klinik/ praktek dokter atau tenaga medis

E.     Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi

1.      Polio (Poliomyelitis)

Polio disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menular melalui air
liur. Tanda-tanda awalnya adalah anak demam, batuk dan menjadi rewel. Dua hari
kemudian leher menjadi kaku, sakit kepala dan kaki terasa kaku. Pada hari
berikutnya salah satu kaki atau lengan menjadi lemas dan lumpuh.Walaupun dapat
sembuh tetap akan cacat seumur hidup. Kelumpuhan juga dapat terjadi pada otot

74
pernafasan sehingga anak sulit bernafas. Polio tidak dapat diobati, namun dapat
dicegah dengan imunisasi.

2.      TBC (Tuberculosis)

Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan sangat menular


melalui pernafasan. Menyebabkan TBC miliare pada paru, arthritis TBC pada
tulang, meningitis atau radang pada selaput otak dan dapat menyerang seluruh
organ lain pada tubuh manusia. Anak dapat menderita cacat atau terjadi kematian.

3.      Campak (Measles/ Morbili/ Rubella)

Penyakit ini sering mewabah. Penyebabnya adalah virus Morbili. Menyerang


selaput lendir dan kulit. Ciri-cirinya adalah demam 3 – 5 hari, disertai batuk dan
pilek. Kemudian timbul kemerahan dimulai dari belakang telinga, menjalar ke
leher, muka, dahi, dada dan ke seluruh tubuh. Komplikasi yang dapat timbul
akibat penyakit ini adalah Enchepalitis (radang otak) dan Bronchopneumonia
(radang paru).

4.      Diphteri

Penyakit yang sangat menular, disebabkan oleh Corynebacterium Dyphteriae.


Menyerang daerah mukosa, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

         Demam tinggi, pada hari ke-5 anak terlihat sakit berat

         Leher menjadi besar dan terlihat seperti leher lembu (bullneck)

         Tonsil atau amandel membesar diselaputi lapisan warna abu-abu yang bila
disentuh mudah berdarah, dan bisa menutup saluran nafas sehingga suara anak
hilang dan sesak nafas bahkan dapat terjadi kematian.

Selama berkembang, kuman juga menghasilkan racun yang sangat berbahaya


yang akan menyerang jantung (terjadi Endocarditis Dyphterica), sehingga pada
hari ke-14 anak dapat mati mendadak.

5.      Pertusis (batuk rejan/ batuk 100 hari)

75
Penyakit batuk yang disebabkan Bordetella Pertusis, yang menyerang anak-
anak selama kira-kira 100 hari. Diawali dengan batuk dan pilek yang berlangsung
sekitar 7 – 14 hari kemudian diikuti dengan batuk yang sangat khas. Satu kali
tarikan nafas diikuti 10 – 20 kali batuk beruntun kemudian muntah. Jika tidak
diobati penyakit ini dapat mengakibatkan radang paru-paru sehingga anak batuk
darah, dapat juga terjadi kerusakan otak, sehingga anak kejang, pingsan, bahkan
terjadi kematian.

6.      Tetanus

Tetanus disebabkan oleh Clostridium Tetani yang dapat bertahan hidup


bertahun-tahun di tanah yang lembab, pada tubuh dan kotoran hewan. Penyakit ini
menyerang semua usia dengan gejala kejang pada otot muka, mulut terkunci,
leher, tulang belakang dan punggung kaku, perut kram dan keras seperti papan,
serta anggota gerak kejang. Pada bayi baru lahir (5 – 28 hari) mendadak tidak mau
menyusu lagi karena mulutnya kaku.

7.      Hepatitis B

Ciri-ciri penyakit ini adalah mual muntah, dan kadang warna kuning pada
kulit. Penyakit ini berlangsung secara menahun dan akan mengakibatkan kanker
hati di kemudian hari.

F.     Jenis imunisasi

Imunisasi dasar yang diharuskan di Indonesia ada 5 jenis, yaitu:

1.      Imunisasi Polio

      Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Poliomyelitis

      Diberikan dengan cara diteteskan di mulut

Efek samping: Imunisasi polio hampir tidak mempunyai efek samping, namun


kadang anak bisa juga menderita diare setelah imunisasi polio.

2.      Imunisasi BCG (Bacillius Calmitte Guerine)

      Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit TBC (Tuberculosis)

      Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas

Efek samping: 1 minggu setelah imunisasi akan terjadi kemerahan dan


pembengkakan kecil pada daerah suntikan, menimbulkan bekas dan kadang-
kadang bernanah seperti bisul kecil, namun dapat sembuh sendiri. Jarang dijumpai

76
efek samping lain akibat imunisasi BCG, namun dapat juga terjadi pembengkakan
pada kelenjar getah bening yang akan sembuh sendiri pada daerah ketiak atau
leher.

3.      Imunisasi Campak

      Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Campak

      Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas

Efek samping: Imunisasi campak dapat menyebabkan diare, rash (kemerahan


dan gatal), dan conjunctivitis (radang selaput mata). Anak juga mungkin akan
demam setelah 4 – 10 hari penyuntikan. Berikan obat penurun panas selama anak
panas.

4.      Imunisasi DPT  (Diphteri, Pertusis, Tetanus)

      Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Diphteri, Pertusis dan Tetanus

      Diberikan melalui penyuntikan pada daerah paha atas

Efek samping: Kebanyakan anak akan demam setelah mendapat imunisasi


DPT. Namun panas tubuh akan turun dalam 1 – 2 hari. Akan terjadi kemerahan
dan bengkak pada daerah suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan akan sembuh
dengan sendirinya. Jika demam tinggi, berikan obat penurun panas yang diberikan
oleh petugas kesehatan.

5.      Imunisasi Hepatitis B

      Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B

      Diberikan melalui penyuntikan di paha atau di lengan atas

Efek samping: Setelah pemakaian biasanya, tidak adanya efek samping yang


berarti

G.    Jadwal Imunisasi

Jadwal imunisasi wajib dari pemerintah :

U Jenis imunisasi
mur

0- Hepatitis B1
7 hari

< BCG,Polio 1

77
2
bulan

2 DPT Hb Combo 1,Polio


bulan 2

3 DPT Hb Combo 2,Polio


bulan 3

4 DPT Hb Combo 3,Polio


bulan 4

9 Campak
bulan

6 Booster (difteri tetanus)


tahun

H.    Waktu yang tidak diperbolehkan imunisasi

1.      BCG tidak diberikan bila bayi sedang sakit TBC dan panas tinggi

2.       DPT tidak diberikan bila bayi panas dan kejang

3.      Campak tidak boleh diberikan bila bayi mendadak panas tinggi

I.       Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi

1)      BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak
anjurkan ke puskesmas;

2)      DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan
berikan kompres hangat.

3)      Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.

78
PDCA RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI

79
PDCA

IMUNISASI

PLANNING

1. Berikan penyuluhan tentang imunisasi


Untuk mencegah masalah yang ditemukan maka dilakukan penyuluhan tentang
imunisasi, karena dari data yang telah dikumpulkan didapatkan masih banyaknya bayi
dan balita dengan imunisasi yang tidak lengkap dengan berbagai alas an ditambah
factor lingkungan yang saat ini sedah ditengah pandemic.
2. Jelaskan tentang pentingnya imunisasi dan macam-macam imunisasi
Dalam posyandu sebenarnya tenaga kesehatan sudah cukup menjelaskan
mengenai pentingnya imunisasi pada bayi dan balita. Namun sebagian orang tua
menganggap anaknya akan tetap sehat meskipun tanpa imunisasi.
3. Menganjurkan ibu untuk rajin membawa anaknya ke posyandu

Do

1. Memberikan penyuluhan tentang imunisasi


Tujuannya untuk memecahkan masalah tentang imunisasi maka kami mahaiswi
PKL memberikan penyuluhan bagi ibu yang mempunyai anak/bayi bagi yang menjadi
kk binaan.
2. Menjelaskan tentang pentingnya imunisasi bagi bayi dan macam-macam imunisasi
Karena kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi dan tingginya
kecemasan ibu terhadap bayi jika dilakukan imunisasi dan tingginya tingkat
kecemasan ibu terhadap bayi jika dilakukan imunisasi maka anaknya akan demam.

CHECK

1. Dalam penyuluhan yang diberikan diketahui bahwa ibu sangat mengerti dan
paham tentang penjelasan yang diberikan terbukti dengan ibu antusias
menanyakan hal yang berkaitan.
2. Penyuluhan dilaksanakan secara door to door

ACTION

80
1. Dari kegiatan penyuluhan yang diberikan didapatkan hasil bahwa ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan ibu juga merasa puas atas informasi yang
diberikan temtang pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita.
2. Ibu bersedia membawa anaknnya ke posyandu minggu depan.

81
82
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUBERCULOSIS

KECAMATAN KURAITAJI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program


Praktek Kerja Di Desa Punggung Lading

DISUSUN OLEH:

1) Resy Rahmalaita
2) Ayeni Hafiraningsih
3) Mindi Wulan Sari
4) Yohana Cristine
5) Deli Amelia
6) Islamia
7) Desni Fitri Halwa
8) Nora Opianti
9) Asnika
10) Susi Susanti
11) Sintia Purnama Ocika
12) Herlindawati
13) Yola Anggraini

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB) PADANG

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT

83
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI D-III KEBIDANAN

2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUBERCULOSIS

Mater Tuberculosis (TBC)


i
Poko Mengenal dan Mencegah TBC
k
Bahasan
Hari/ Salasa, 05 juni 2021, Pukul 13.30 WIB
tanggal
Wakt 35 menit
u
pertemua
n
Tempat Door to door rumah warga
Sasaran Warga sekitar pasien suspect tb

I. Tujuan

1 Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 1x 35 menit


.
peserta mampu memahami mengenal dan pencegahan TBC.
U
m
u
m
2 Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 1 x 35
.
menit peserta diharapkandapat menjelaskan :
K
h
u 1. Pengertian TBC
s

84
u 2. Etiologi TBC
s
3. Tanda dan gejala TBC

4. Mengapa TBC perlu diberantas

5. Pencegahan penyakit TBC

II. Garis Besar Materi

1. Pengertian TBC

2. Etiologi TBC

3. Tanda dan Gejala TBC

4. Mengapa TBC perlu diberantas

5. Pencegahan penyakit TBC

III. Metode

1. door to door

2. Diskusi

IV. Media

1. Leafleat

VII. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Penyuluh W Kegiat


a an
k Peserta
t
u

85
Pendahuluan

* Memberi salam * Menjawab salam

* Mengkomunikasikan pokok bahasan * Memberi salam

* Mengkomunikasikan tujuan * Menyimak

* Memberi pertanyaan apersepsi * Menyimak

Kegiatan Inti

* Memberikan penjelasan tentang TBC * Menyimak

* Memberikan kesempatan individu untuk * Bertanya


bertanya
* Memperhatikan
* Menjawab pertanyaan peserta

Penutup

* Menyimpulkan materi penyuluhan bersama * Memperhatikan


peserta
* menjawab
* Memberikan evaluasi secara lisan

* Memberikan salam penutup

VIII. Evaluasi

1. Evaluasi Persiapan

- Sehari sebelum penyuluhan kesehatan SAP sudah diselesaikan.

- 10 menit sebelum penyuluhan kesehatan dimulai perlengkapan dan peralatan


untuk penyuluhan sudah tertata rapi.

2. Evaluasi Proses

- Saat dilakukan penyuluhan diharapkan peserta menyimak dengan baik

- Penyampaian materi dengan baik dan benar

- Saat dilakukan penyuluhan diharapkan penyampaian materi dapat selesai tepat


waktu.

86
3. Evaluasi Hasil

- Peserta dapat menjawab 3 dari 5 pertanyaan yang diberikan

- Peserta dapat menyebutkan 3 tanda gejala TBC

- Peserta dapat menyebutkan cara pencegah TBC

87
Referensi

Crofton, Jhon. 2012. Pedoman Penanggulangan Tuberculosis. Widya Medika.


Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2012. Pedoman Nasional Penanggulangan


Tuberkulosis. Jakarta

Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta. Mediaction.

Sylvia, A.Price & Wilson. 2016. Patofisiologis Konsep Klinis Proses-proses


Penyakit edisi 6. Jakarta. EGC

88
Lampiran Materi

TUBERKULOSIS

A. Pengertian

Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan berpotensi untuk menyebabkan


kematian yang disebabkan oleh bakteri yang terbang di udara yaitu Mycobacterium
tuberculosis kuman batang tahan asam ini dapat merupakan organisme pathogen maupun
saprofit (Sylvia A.Price & Wilson, 2016).

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang


hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah
paru-paru (Nurarif, 2013)

B. Etiologi

Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh bakteri micobakterium tuberkulosis. Ada dua


macam micobakterium tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin.

a. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkolosis usus.

89
b. Basil tipe human berada di bercak ludah (Droplet) di udara yang berasal dari penderita
TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini
(Wim de Jong et al, 2015, dalam Nurarif, 2013).

C. Tanda dan Gejala (Nurarif, 2013)

Biasanya orang yang mengidap penyakit tuberkulosis menunjukkan gejala-gejala atau


tanda-tanda sebagai berikut :

1. Batuk-batuk berdahak lebih dari 4 minggu

2. Batuk mengeluarkan darah atau pernah mengeluarkan darah

3. Dada terasa sakit / nyeri

4. Terasa sesak waktu bernafas

5. Suhu badan meningkat 40-410C

6. Nafsu makan berkurang

7. Badan mengurus

8. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit

9. Keringat malam

D. Mengapa perlu diberantas

1. Sering menyebabkan kematian

Penyakit TBC merupakan masalah yang harus mendapat perhatian dalam


bidang kesehatan karena 2-3 diantara 1000 orang ditemui dalam masyarakat
menderita penyakit TBC menular dan kurang menyadari bahwa mereka terserang
atau menderita TBC.

2. Menular

Ludah atau dahak mengandung hasil TBC merupakan bahaya besar bagi
lingkungan, karena butir-butir air ludah mengandung kuman berterbangan di udara

90
dan dapat terhisap orang yang sehat kemudian masuk ke paru-parunya, dan akhirnya
orang tersebut menderita TBC.

3. Menurunkan daya kerja

Membuat cepat lelah, tidak bersemangat bekerja sehingga hasil tidak


memuaskan.

4. Penyakit dapat diobati

Penyakit TBC disebabkan oleh suatu basil yang disebut basil TBC. Penyakit
TBC bukan penyakit keturunan, bukan akibat kutukan atau guna-guna

5. Obat tersedia di puskesmas

Obat untuk mengbati penyakit ini telah tersedia, akan tetapi masyarakat belum
mengetahui bahwa penyakit tersebut dapat disembuhkan (Depkes, 2002)

E. Pengobatan Penderita

Ada dua cara pemberian pengobatan penderita TBC.

a. Pengobatan jangka panjang selama satu tahun

b. Pengobatan jangka pendek selama 6-9 bulan.

Dengan cara teratur yaitu :

a. Untuk jangka panjang : 4 minggu pertama disuntik tiap hari, kemudian 48 minggu
berikutnya 2x seminggu ke Puskesmas.

b. Jangka pendek : 4 minggu pertama makan obat tiap hari, kemudian 22 minggu
berikutnya makan obat 2x seminggu (Depkes, 2002).

F. Upaya Pencegahan TBC Paru

a. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan suntikan BCG (imunisasi) kepada


bayi umur antara 3 s/d 14 bulan

91
Langkah-langkah dalam rangka memberikan kegiatan imunisasi.

1) Menganjurkan orang tua bayi agar mau membawa bayinya untuk divaksinasi, serta
membantu mengumpulkan bayi-bayi pada hari yang telah ditetapkan di
Puskesmas atau ditempat lain.

2) Menyampaikan daftar bayi-bayi tersebut ke Puskesmas dan meminta petugas


imunisasi. Untuk datang melakukan vaksinasi di desa.

b. Peningkatan gizi keluarga

Makan bergizi dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh kita tidak
mudah terkena penyakit.

Langkah-langkah dalam peningkatan gizi ini yaitu dengan anjuran :

1) Memanfaatkan perkarangan (berternak, kolam ikan, bercocok tanam).

2) Memakan hasil pemanfaatan perkarangan.

3) Menyediakan makanan yang bergizi untuk dimakan oleh keluarga.

Catatan :

1) Ludah (air liur) dari mulut bukan contoh yang baik.

2) Penderita dianjurkan supaya membersihkan mulutnya (kumur-kumur dan lain-lain)


sesudah mengeluarkan dahak.

c. Peningkatan kesehatan lingkungan

Kuman TBC akan mati kalau terkena sinar matahari, sabun. Langkah-langkah
dalam peningkatan kesehatan lingkungan yaitu dengan anjuran :

1) Membuat dan mengusahakan rumah sedemikian rupa sehingga sinar matahari dan
udara segar masuk dengan leluasa ke dalam rumah dengan jalan membuka pintu
dan jendela terutama pada pagi hari.

2) Menghindari tidur dalam satu kamar dengan penderita terutama bagi anak-anak,
selam 4 minggu pertama pengobatan.

92
3) Meludah di tempat khusus yang tertutup, seperti kaleng yang diisi dengan air
sabun.

4) Meningkatkan kebersihan perorangan yaitu:

5) Mencuci tangan dengan sabun sehabis melayani penderita.

6) Menutup mulut waktu batuk atau bersin (Crofton, jhon. 2002).

G. Cara Membantu Keteraturan Dan Kepatuhan Penderita Dalam Berobat

Penyakit TBC adalah penyakit menahun yang penyembuhannya memerlukan


waktu cukup lama. Seringkali karena terlalu lama penderita tidak meneruskan
pengobatan lagi kalau merasa badannya sudah lebih baik. Selain itu pengobatan harus
dilakukan secara teratur sesuai dengan petunjuk Puskesmas, hingga dinyatakan sembuh.

Langkah-langkah antara lain :

a. Membujuk penderita mau berobat ke Puskesmas secara teratur.

b. Membantu dan mengawasi penderita apakah obat-obat betul dimakan olah


penderita.

PMO singkatan dari Pengawas Menelan Obat, yaitu seorang yag secara sukarela
membantu pasien dalam masa pengobatan, PMO bertanggung jawab memastikan pasien
TB meminum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.

Tugas PMO :

1. Mengawasi pasien agar menelan obat secara teratur

2. Memberi dorongan kepada pasien agar minum obat sesuai jadwal

3. Pastikan obat tersebut benar

4. Mengingatkan pasien untuk memeriksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan

5. PMO bias menjadi sahabat pasien dengan mendengarkan keluhan sakit pasien

93
6. PMO dapat direkrut dari kader, petugas kesehatan, anggota keluarga, teman atau
tetangga.

94
PDCA

PDCA PENCEGAHAN TBc


( PLANNING ,DO,CHECK,ACTION)

DO:
PLANNING : •MELAKSANAKAN KUNJUNGAN
• KUNJUNGAN KERUMAH KERUMAH
• PENYULUHAN BAHAYA TENTANG •MELAKSANAKAN PENYULUHAN
TBC •MELAKUKAN SOSIALISASI KEPADA
•SOSIALISASI KEPADA WARGA WARGA SEKITAR PASIEN
SEKITAR MENGGUNAKAN LEAFLET

ACTIAN :
• MASYARAKAT SUDAH MENGERTI
TETANG PENYULUHAN YANG DI CHECK:
BERIKAN • PENYULUHAN YANG DIBERIKAN Sudah Berjalan
•MASYARAKAT BERSEDIA Lancar
MENERAPKAN phbs UNTUK • IBU ANTUSIAS DENGAN PENYULUHAN YANG
MENCEGAH TBC DIBERIKAN

95
FISHBONE

DIAGRAM FISHBONE TB PARU

MANUSIA
Kurangnya kesadaran individu untuk
METODE memeriksakan diri

Kurangnya kesadaran
Kurangnya kesadaran untuk sembuh secara
memakai masker anggota
keluarga dirumah
total

kurang menyadari
Sulitnya kondisi untuk bahayanya tbc
kepelayanan kesehatan Kurangnya
pengetahuan
tentang bahaya
tbc TBC PADA SALAH SATU
WARGA PUNGGUNG
LADIANG

Kurangnya media promosi Paparan asap


tentang bahayanya tbc
rokok dari
Rendahnya
lingkungan
ekonomi untuk
keluarga
Tidak ada ruangan memeriksakan
khusus yg tepat kesehatan
dirumah Pengaruh
lingkungan yang
kotor
SARANA DANA LINGKUNGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

96
DI DESA PUNGGUNG LADIANG DESA

KECAMATAN PARIAMAN SELATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program


Praktek Kerja Lapangan di Dusun Punggung Ladiang

Oleh :

1. Resy Rahmalaita
2. Ayeni Hafira Ningsih
3. Susi Susanti
4. Deli Amelia
5. Asnika
6. Desni Fitri Halawa
7. Yohana Cristine
8. Nora Opianti
9. Mindi Wulan Sari
10. Shyntia Purnama Ocika
11. Yolla Angraini
12. Herlinda Wati
13. Islamia

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
(UNISBAR)

LEMBARAN PERSETUJUAN

97
PRAKTEK KEBIDANAN KOMONITAS

DI DUSUN PUNGGUNG LADING

DESA PUNGGUNG LADING KECEMATAN PARIAMAN SELATAN

Laporan Ini Telah Dipriksa ,Disetuji Dan Siap Untuk Disajikan

Disetujui Oleh :

Koordinator Praktek Pembimbing Akademik

(Sesmi Nanda Oktavia,S.st.M.Biomed) (Yohana Suganda,S.ST.M.Keb)

CI Lapangan

(Ibu Hj. Atmawati.S.ST)

KATA PENGANTAR

98
Puji syukur penulis ucapkan ke[ppada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya serta petunjuk yang berlimpah sehingga
dapat menyelsaikan laporan praktek lapangan ini.

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelsaikan


program praktek kerja lapangan di Dusun Punggung Lading Desa Punggung
Lading Kecematan Punggung Lading. Selama penyusunan laporan ini dari awal
sampai akhir tidak lepas dari peran dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu
penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Camat Kecematan Pariaman Selatan.


2. Bapak Kepala Desa Hendri Saputra,A.Md beserta staf
3. Rektor Universitas Sumatera Barat ibu DR. Hj. Nurtati, SE,MM
4. Ibu Sesmi Nanda Oktavia,S.st.M.Biomed selaku koordinator praktek
5. Ibu Yohana Suganda,S.ST.M.Keb Selaku KA Prodi Kebidanan
6. Ibu Hj. Atmawati.S.ST Selaku Ci Lapangan
7. Ibu Bidan Desa beserta kader kader yang telah banyak membantu kami selama
dilapangan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini terdapat kekurangan mengingat


keterbatasan pengetahuan penulis, kerena itu penulis mengeharapkan masukan
dan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua demi kesempurnaan
penelitian ini.

Dusun Punggung Lading, Juni 2021

Penulis

BAB I

99
1. Latar Belakang
Dusun Punggung Lading Desa Punggung Lading Kecematan Pariaman
Selatan. DesaPunggung Lading memiliki dusun terdiri dari : punggung lading,
parik,sampan.

Dari sekian banyak korong ditemukan berbagai macam permasalahan


kesehatan di masing – masing korong. Masalah-masalah yang ditemukan akan
dijadikan acuan dalam menjalakan perancanaan pemecahan masalah yang akan
dilakukan selanjutny, untuk meningkatkan kualitas kesehatan untuk warga
Dusun Punggung Lading.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka kami ingin melakukan upaya-upaya


untuk mengatasi permasalahan tersebut yang akan kami laksanakan pada jangka
waktu selama praktek kerja lapangan di Dusun Punggung Lading.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui masalah kesehatan yang terdapat pada Pada Dusun Punggung
Lading dan memberikan asuhan kebidanan sesuai masalah tersebut.Untuk
membantu memandirikan individu, keluarga, serta masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan khususnya di melalaui pendekatan dengan tenaga kesehatan.

b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar kebidanan komonitas.
b. Mengetahui dan mengeditenfikasi masalah kebidana komonitas.
c. Mengetahui strategi pelayanan kebidanan komonitas.
d. Mengetahui tugas dan tanggung jawab bidan komonitas.
e. Mengetahui asuhan kebidanan komonitas.
f. Mengetahui dan mengelola program KIA atau KB di wilayah kerja PSW
KIA.
g. Mengetahui dan menggerakan serta memperdayakan masyarakat.
h. Melakukan pengenalan dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor
resikonya.
i. Melakukan pengendalian/pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi
persalinan.

100
j. Melakukan persiapan/perencanaan tempat/penolong persalinan sesuai kondisi
ibu/janin.
k. Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya
resiko kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya
l. Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi
informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu hamil, sehingga
dapat menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya.

BAB II

101
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR
1. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi
pengangkut oksigen dalam darah hemoglobin (Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan
fisiologis tubuh.
2. Pengertian Keluarga
Pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI tahun 1998) Menurut Sulurcion G.
Bailon dan Aracclis Magiya tahun 1989 keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain,
dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. (Nasrul Effendy, 1998 : 32) Dari kedua definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga adalah :
1) Unit terkecil dari masyarakat
2) Terdiri dari dua orang atau lebih
3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4) Hidup dalam satu rumah tangga
5) Di bawah asuhan satu kepala rumah tangga
6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masin
8) Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
3. PengertianKehamilan
Kehamilanadalahsuatu proses yang terjadiapabilaada 4 aspekpentingyaitu ovum,
spermatozoa, sertaterjadinya konsepsi dan nidasi. (Pusdiknakes, Mata Kuliah Askeb
Ibu I Dosen : Sri Mekar, 2004). Kehamilan adalah seorang wanita mengandung sel
telur dibuahi atau dihamilkan oleh sperma. (Christina, 1981 : 65, Draf Mata Kuliah
Askeb Ibu I Dosen : Sri Mekar, 2004)

4. Pengertian Resiko

102
Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak diinginkan dikemudian hari, misalnya
terjadinya kematian, kesakitan atau cacat pada ibu dan bayinya.
Resiko adalah kemungkinan kegawat atau kegawat-daruratan yang tidak
diinginkan komplikasi persalinan yang mengakibatkan kematian / kesakitan /
kecacatan / ketidaknyamanan dan ketidak-puasan pada ibu / bayi baru lahir. (Pedoman
Pemantauan Wiayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Departemen Kesehatan,
2007).
Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak di inginkan di kemudian hari
(Rocjati P, 2008)

3.1 Pengertian Faktor Resiko


Faktor resiko adalah karasteristik atau kondisi pada seseorang atau
sekelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan
terjadinya kesakitan atau kematian pada ibu dan atau bayinya.Untuk itu
dibutuhkan sekali kegiatan skrining adanya faktor resiko pada semua ibu hamil
sebagai komponen penting dalam perawatan kehamilan (Rochjati P, 2008)

Faktor Resiko adalah : kondisi pada ibu hamil / janin yang menyebabkan
kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan dengan resiko kematian pada ibu
dan bayi.(Pedoman Pemantauan Wiayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
Departemen Kesehatan, 2007 ).

3.2. PengertianKehamilan Dengan Faktor Risiko Tinggi


Kehamilan dengan faktor risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang
memiliki keadaan tertentu sehingga menyebabkan meningkatnya risiko selama
kehamilan.5 Adapun faktor- faktor risiko tinggi pada ibu hamil antara lain, adalah:
1. Primigravida kurang dari 20 tahun
2. Kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun
3. Anak lebih dari empat
4. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari dua tahun
5. Tinggi badan kurang dari 145 cm
6. Berat badan kurang dari 33 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23, 5 cm

103
7. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi, dan riwayat
cacat congenital
8. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul
9. HB kurang dari 11 gram % ( Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh, 2007 )
10.

Resiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dari normal,


yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
1. Resiko tinggi pada kehamilan meliputi: Hb kurang dari 11 gr %
2. Tekanan darah tinggi (systole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg
3. Oedema yang nyata
4. Eklampsia
5. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
8. Letak sungsang pada primigravida
9. Infeksi berat/sepsis
10. Persalinan premature
11. Kehamilan ganda
12. Janin yang besar
13. Penyakit kronis pada ibu: jantung, paru, ginjal, dll
14. Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah Caesar dan komplikasi kehamilan.

Tingginya AKI di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh timbulnya


penyulit persalinan yang tidak dapat segera di rujuk kefasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu. Faktor waktu dan transportasi merupakan hal yang
sangat menentukan dalam merujuk kasus resiko tinggi.

3.3 Dampak Kehamilan Resiko Tinggi


a.    Keguguran.
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut,
cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti

104
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b.    Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan
bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir
rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur
ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu
cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran
sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau
dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat
kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan
cacat bawaan.
c.    Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d.    Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi
anemis.
e.    Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena
dapat menyebabkan kematian.
f.    Kematian ibu yang tinggi.

105
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena
perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena keguguran juga
cukup tinggi yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun)
(Ubaydillah, 2008).

3.4   Adapun akibat resiko tinggi pada kehamilan antara lain:


a.  Resiko bagi ibunya :
1)  Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot
rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan selaput
ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim). Kemudian proses
pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada
jalan lahir.
2)  Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran.
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja,
baik dengan obat-obatan maupun memakai alat.
3)  Persalinan yang lama dan sulit.
Persalinan yang disertai komplikasi pada ibu maupun janin merupakan
penyebab dari persalinan lama yang dipengaruhi oleh kelainan letak janin,
kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan
yang salah. Kematian pada saat melahirkan juga disebabkan oleh perdarahan dan
infeksi.
b.    Dari bayinya :
1)  Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini
terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
2)  Berat badan lahir rendah (BBLR).
Bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram
kebanyakan  dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan umur ibu saat hamil
kurang dari 20 tahun. Dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita
oleh ibu hamil.
3)  Cacat bawaan.

106
Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin
sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan
kelainan hormon.
4)  Kematian bayi.
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau
kematian perinatal yang disebabkan  oleh berat badan kurang dari 2.500 gram,
kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir
dengan asfiksia (Ubaydillah, 2008).

107
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BINAAN

A. Format Pengkajian Data Keluarga


Tanggal : 24 Mei 2021 Pukul : 15.00 WIB
1. Pengkajian
A. Identitas Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Winggo Febdian
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Minang / Indonesia
Pendidikan : Diploma IV
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Alamat : Punggung Lading

2. Anggota Keluarga

3.
B. DATA KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Riwayat kehamilan saat ini :
a. GPAH : G2P1A0H1
b. HPHT :20 – 09 – 2020
c. Taksiran partus :27 - 06 - 2021
108
d. Umur Kehamilan :
Tw I (0-12mg) Tw II (13-24mg) Tw III (25mg-lahir)
e. Faktor Resiko :
Umur <20 tahun Umur >35 tahun
Spasing <2 tahun Paritas > 4
Lila 23,5 cm BB < 38 kg
HB <12 gr % TB < 145 Penyakit keturunan

f. Resiko tinggi :
Perdarahan (HAP) Infeksi
Pre eklLampsia / Eklampsia HB < 9 gr %
KPD Kelainan letak
Penyakit-penyakit yang menyertai Lain-
lain ................................
2. Riwayat Kehamilan yang lalu
a. Data kehamilan yang lalu
No. Ha Fr T P Peme
mil ek e e riksa
ke ue m n an/
nsi p y penol
A a u ong
N t l
C A i
sel N t
am C
a k
ha e
mi h
l a
m
i
l
a
n
109
1 2 3 - A Dokt
kal P n er
i u e
k m
e i
s a
m
a
s
-
R
S

b. Penyulit /kelainan yang ditemukan saat kehamilan yang lalu :


Anemia KPD
HAP Malposisi / presentasi
PER PEB
Lain-lain .....................................................................
Ditolong Oleh .............................................................

3. Pemeriksaan Kehamilan Yang dilakukan :


a. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya : ya tidak
b. Jika ya, dimana :
Rumah Sakit Posyandu
Puskesmas Dukun terlatih
Dokter / Bidan Praktek Dukun tidak terlatih
Polindes lain-lain ...............................

c. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan(sesuai umur kehamilan)


K1 Belum lengkap
K4 Tidak lengkap
d. Alasan tidak periksa hamil ke tenaga kesehatan :
 Tidak tahu
 Tahu tapi tidak mau

110
 Transportasi sulit
 Jarak ke tempat pelayanan kesehatan jauh
 Biaya
 Lain-lain ..............................................................................
Rencana pertolongan persalinan :
Dimana rumah sakit oleh siapa Dokter
e. Apakah ibu di imunisasi TT selama hamil : Ya Tidak
f. Keadaan gizi ibu hamil :
Baik, jika lila > 24 cm kurang, jika < 24 cm
g. Kesimpulan status gizi ibu :
Baik Kurang
h. Hb hasil pemeriksaan terakhir : 8,7gr%
i. Makanan yang dipantang :Ada Tidak
Bilaada,
sebutkan............................................................................

j. Pola makan sehari : 3 Kali


k. Menu makanan : Seimbang Tidak seimbang
l. Kebiasaan ibu hamil yang mempengaruhi kesehatan :
Merokok : Ya / Tidak
Jamu-jamuan : Ya / Tidak
Obat-obatan : Ya / Tidak
Lain-lain : Ya / Tidak
Bilaya,sebutkan:........................................................
4. Ibu Bersalin
a. RiwayatPersalinan

111
T Persalinan
h K
n K enis e em o
n pat m
p o p
e l l
r o i
s n k
a g a
l s
i i
n
a
n
2 C
0 6 - C o S P
1 37 k D
7 t
e
r

b. Alasan pertolongan persalinan dengan dukun yang tidak terlatih


1) Kebiasaan / adat : Ya / Tidak
2) Pelayanan kesehatan jauh : Ya / Tidak
3) Biaya : Ya / Tidak
4) Lain-lain :

112
Manajemen Varney
Pada Ny. “ R “ G2P1A0H1 Dengan Anemia Resiko Tinggi

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 24 Mei 2021
Jam : 15.00 WIB
A.DATA SUBYEKTIF
Biodata
Namaklien : Ny. “R” Nama Ayah : Tn.
“W”
Umur : 31 tahunUmur: 34tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku / bangsa : Minang/ Indonesia Suku/bangsa: Minang/
Indonesia
Pendidikan : Diploma IV
Pendidikan: Diploma IV
Pekerjaan : IRT Pekerjaan: Buruh
harian lepas
113
Alamat : Punggung Lading Alamat
: Punggung Lading

RiwayatKeluhanUtama
a. Ibumengatakanbahwainihamil yang keduadenganumurkehamilan34 -35 minggu
b. HPHT : 20 – 09 - 2020
TTP : 27 – 06 - 2021
Haid teratur, lamanya 7 hari, banyaknya 2x ganti pembalut perhari, Haid
sebelumnya tanggal 20 – 09 - 2021, lamanya 7 hari, banyaknya 2x ganti pembalut
perhari, siklus 28 hari, konsistensi encer ada sedikit stosel.
c. Pola makan sehari-hari
3x sehari dengan porsi sedang yang terdiri dari nasi, sayur dan lauk pauk
d. Pola eliminasi
BAB 1x perhari, tidak ada keluhan
BAK 5 - 6 x perhari, tidak ada keluhan
e. Pola istirahat : Malam ± 8 jam siang±1 jam
f. Riwayat KB : Suntik

b. RiwayatKehamilan, Persalinan, BayidanNifas yang lalu


T Persalinan
K
h
nis e em o
n K
n pat m

p ol p

e o l

r n i

s g k

a a

l s

i i

n
a
n
2 C

114
0 6 - C o S P
1 37 kt D
7 er

c. RiwayatKehamilanSekarang
HPHT : 20 – 09 - 2020
TP : 37 – 06 - 2021
UK : 34 – 35 minggu
Gerakananakbelumbisadirasakan
ANC  TM I : 1 x di dokter
TM II : -
TM III : -
Keluhanselamahamil
 Trimester I : Badanlemas, pusing, mual muntah
 RiwayatKesehatan yang lalu
IbumengatakantidakpernahmenderitapenyakitmenirunsepertiDisbetes Mellitus,
Hipertensi, Asma, penyakitmanahunsepertijantung, paru-paru,
kustaataupunpenyakitmenularseperti Hepatitis, TBC, PMS.
 RiwayatKesehatan Sekarang
Ibumengatakanselamahamiltidakpernahmenderita penyakit berat seperti TBC,
jantung, astma, hipertensi, DM, dll.
 Riwayat KesehatanKeluarga
Ibumengatakandalamkeluarganyatidakadayngmenderita diabetes mellitus,
HipertensidanAsma.
 Keadaanpsikososial
Kehamilan ini diharapkan, jenis kelamin yang diharapkan adalah laki-laki,
status perkawinan sah 1x, lamanya ± 5 tahun
 LatarBelakangSosialBudaya
Ibumengatakantidakberpantangterhadapmakanantertentu,
ibujugatidakpernahminumjamumaupunmerokok.

115
B. Data Objektif
KeadaanUmum : Baik
TTV : TD : 90 / 80 mmHg
TB : 154 cm
N : 96 x/menit BB : 43kg
S : 370 C BB saathamil : 50 kg
RR : 23 x/menit Lila : 23,5 cm

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Rambutbersih, tidakadabenjolan abnormal, rambuttidakrontok
Muka : tidakoedem, tidakadacloasmagravidarum.
Mata : Simetris, ,konjungtivamerahmuda, skleratidakikterus
Hidung : Simetris, bersih, tidakadapolip. Tidakterdapatproduksi secret
berlebih.
Mulutdangigi : Simetris, lidahbersih. Tidakada stomatitis, tidakada caries gigi,
tidakadaperdarahangusi.
Telinga : Simetris, tidakterdapatproduksiserumenberlebih, pendengaranbaik.
Leher : Tidakadabendungan vena jugularis, tidakadapembesarankelenjartyroid.
Dada : Simetris, bersih, putting susumenonjol, tidakadabenjolan abnormal
padamamae. Tidakadanyeritekanpadamamae, kolostrumbelumkeluar.
Abdomen : adalukabekasoperasi

GenetaliaEksterna : Tidak dilakukan


Anus : Tidak dilakukan
Ekstremitasatas : Simetris, tidakadagangguanpergerakan.
Ekstremitasbawah : Tidakadavarices,tidak ada
oedema,reflekpatela +/+.
 Data penunjang
 Pemeriksaanlaboratorium:
Glukosa urine :negatif
Protein urine : negatif
HB : 8,7 gr%

116
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : G2P1PA0H1 Usia 31 tahun usia kehamila 34 – 35 minggu dengan
kehamilan resiko tinggi
Dasar : TB : 154 cm
HPHT : 20 – 09 - 2021
Riwayat SC, jarak kehamilan sebelumnya > 1 tahun
Masalah      : Ibu tidak dapat melahirkan normal
Dasar           : pasien mempunyai riwayat SC dan panggul sempit
Kebutuhan   : menganjurkan ibu memilih persalinan yang aman
III.   IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Akan membahayakan nyawa ibu dan janinnya jika tidak direncakan persalinan yang
aman dan kolaborasi dengan dokter Obgyn

IV.   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Merencanakan persalinan yang amandan sesuai dengan kondisinya dan juga
memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku keluarga yang
dilakukan secara bertahap dalam membangkitkan motivasi keluarga ke arah perilaku sehat,
sehingga nantinya dapat mencapai atau menuju pada persalinan yang aman, yang otomatis
nantinya dapat mengurangi angka kematian pada ibu maupun bayi.

V. RENCANA MANAJEMEN
1. Lakukan pendekatan pada ibu
2. Memberikan penyuluhan tentang :
2. Pengertian kehamilan resiko tinggi
3. Pentingnya ANC rutin bagi ibu sendiri
4. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya persalinan
5. Menganjurkan untuk melahirkan di bidan/ dokter
6. Memberikan leaflat tentang kehamilan resiko tinggi

VI.   IMPLEMENTASI
1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi intrapersonal dan menjelaskan
maksud dan tujuan agar mempermudah dalam melakukan penyuluhan
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang :

117
1. Pengertian kehamilan resiko tinggi, agar ibu mengerti kenapa ibu digolongkan
kepada wanita hamil dengan resiko yang dapat membahayakan diri sendiri dan
janinnya
2. Pentingnya ANC rutin bagi ibu sendiri, agar ibu mengetahui kesehatan dirinya
serta dapat melakukan preventif, kuratif terhadap suatu penyakit yang timbul
selama kehamilannya
3. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya persalinan, agar ibu mengetahui
apa yang terjadi jika ia melahirkan secara normal dengan kondisi fisik ibu yang
digolongkan kedalam resiko tinggi
4. Menganjurkan untuk melahirkan di bidan/ dokter, jika terjadi masalah dalam
persalinannya maka bidan / dokter dapat melakukan tindakan yang tepat dan
segera mungkin
5. Memberikan leaflat tentang kehamilan resiko tinggi, agar ibu lebih mudah
memahami penyuluhan tadi dengan kemampuan visualnya

VII. EVALUASI
S :Keluarga mengerti dan memahami tentang apa yang dijelaskan oleh
tenaga kesehatan
O :Keluarga kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan oleh petugas
kesehatan
A :Rencana belum berhasil
P :Mengadakan kunjungan rumah
Pemantauan selanjutnya diserahkan pada bidan

118
BAB IV
RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Ibu hamil dengan tinggi badan 154 cm dengan anemia hb 8,3 gr% dan Ibu
memiliki riwayat operasi, dan panggul sempit.

Pemecahan masalah / pertolongan yang dapat di berikan oleh ibu – ibu PKK,
Kader Posyandu dan masyarakat :

1. Memberikan Informasi Edukasi kepada ibu hamil suami keluarga agar melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur, paling sedikit 4 kali : 1-1-2 kali pada tiap triwulan
sampai dekat akan menjelang melahirkan
2. Membantu menemukan adanya masalah / faktor risiko lain, misalnya adanya kelainan
letak, letak sungsang atau letak lintang
119
3. Persiapan / Perencanaan Persalinan Aman di bicarakan bersama bidan di desa dengan ibu
hamil, suami dan keluarga
4. Mencegah rujukan terlambat

BAB V
PEMBAHASAN

Dari hasil pengakajian yang dilakukan pada Ny. “R” didapatkan data,
usia ibu 31 tahun, hamil anak ke dua, pernah mengalami persalinan SC , tinggi
badan kurang dari 154 cm, memiliki LILA kurang dari 23,5 cm, jarak dengan
kehamilan sebelumnya kurang dari dan memiliki riwayat . Dari kasus ini dapat
disimpulkan bahwa kehamilan ibu beresiko tinggi tetapi ibu tidak mengalami
keluhan apapun.
Pada pembahasan ini, penulis mengungkapkan bahwa antara landasan
teori dengan kasus Ny.”R” G2P1A0H1 Usia 31 tahun usia kehamilan 34 – 35
minggu tidak terjadi kesenjangan. Walaupun tidak ada keluhan, sebagai
mahasiswi bidan kita harus tetap waspada dan siap jika sewaktu-waktu terjadi
gawat ibu maupun janin. Dianjurkan melahirkan secara SC di Rumah Sakit,
karena ibu memiliki riwayat operasi, panggul kecil dan anemia.

120
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Saat melakukan asuhan kepada Ny.R dengan kehamilan resti adalah ibu dikatakan
wanita hamil dengan resiko tinggi dikarenakan ia memiliki anemia. Sehingga bisa dikatakan
dengan wanita hb rendah. Selain itu, dan memiliki riwayat operasi. Oleh karena itu ibu
memerlukan persalinan yang aman untuk menyelamatkan ibu dan bayinya
B. Saran
1. Bagi klien
Diharapkan klien mengerti tentang kehamilannya, keadaan janin dan bisa
kooperatif dengan petugas kesehatan dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini
2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat melaksanakan teori manajemen kebidanan komunitas dalam
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
3. Bagi institusi
121
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan komunitas dan
perbandingan pada penanganan kasus ANC dengan resiko tinggi
4. Lahan praktek
Mendapatkan dan memfasilitator dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, R, 1998, SinopsisObstetri :ObstetriFisiologi, ObstetriPatologi, edisi 2, Jilid 1,
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmukebidanan, edisi 3, Jakarta:
YayasanBinapustakasarwonoprawirohardjo
Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Penerbit Buku Kedokteran, EGC : Jakarta. 1998

122
Lampiran Dokumentasi

123
124

Anda mungkin juga menyukai