TAHUN 2021
Disusun Oleh :
2021
1
HALAMAN PERSETUJUAN
KECAMATAN KURAITAJI
Diketahui Oleh :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan “LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN DI DESA PUNGGUNG LADING KECAMATAN KURAITAJI TAHUN
2021” dapat penulis selesaikan, agar dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan, mahasiswa, dan
pihak yang membutuhkan.
Laporan ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah PRAKTEK KERJA LAPANGAN
KEBIDANAN KOMUNITAS. Kebersihan penulis dalam penulisan laporan tentunya tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih sebesar –
besarnya kepada :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatnya
kesehatan perorangan, kelompok ataupun masyarakat.
Pemerintah menyelenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, perencanaan dan terarah untuk pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang dan terpadu, puskesmas berbagai penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama (Menkes, 2011).
Sistem kesehatan nasional mengupayakan peningkatan kemampuan
masyarakat tentang kesehatan yang semula berupaya penyembuhan penderitaan, dan
sekarang berangsur-angsur berkembang karena kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh
masyarakat dengan peran serta masyarakat yang mencangkup upaya peningakatan
(promotif), pencegahan (preventif), Penyembuhan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitative) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Maulana,
2012)
Kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari (Effendy, 2011).
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal
yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya
masalah kesehatan masyarakat (Pirenaningtyas, 2010).
Salah satu faktor dalam lingkungan yang menyebabkan aspek-aspek kesehatan
manusia terganggu dan munculnya penyakit adalah tingkat pendidikan masyarakat di
suatu daerah tempat mereka tinggal. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi respon
masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan melaksanakan asuhan keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang komuniti serta menerapkan manajemen keperawatan
pada ibu, anak, keluarga dan masyarakat.
6
1.2.2 Tujuan Khusus
Dalam proses pembelajaran Praktek Kerja Lapangan Komunitas oleh
mahasiswi D3 Kebidanan, mahasiswa mampu :
1. Mendistribusikan status kesehatan KIA / KB di Dusun Punggung Lading,
Dusun Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading
2. Mengindetifikasi dan menjelaskan masalah kesehatan KIA / KB di Dusun
Punggung Lading, Dusun Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung
Lading
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi
timbulnya masalah KIA / KB di Dusun Punggung Lading, Dusun
Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading
4. Menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat dan menyusun
alternatif pemecahan KIA / KB di Dusun Punggung Lading, Dusun
Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading
5. Mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada pada lintas
program dan lintas sektoral
6. Melakukan evaluasi program kesehatan KIA / KB di Dusun Punggung
Lading, Dusun Sampan, dan Dusun Parit di Desa Punggung Lading yang
telah dilaksanakan
7. Menyusun dan menyajikan laporan dan program intervensi kesehatan
masyarakat
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Masyarakat
Dapat menjadi bahan informasi sehingga dapat meningkatakan
pengetahuan masyarakat tentang gejala dan dampak hipertensi serta pentingnya
manfaat KB dan bahaya anemia pada ibu hamil.
7
Mahasiswa lebih dapat memahami kendala-kendala yang ada di
masyarakat terutama masalah-masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan
masyarakat
8
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI WILAYAH
4. Jumlah Bayi : 22
9
BAB III PELAKSANAAN
KEGIATAN
10
3.4 Tabulasi Data
I. Kependudukan
TABEL 1 : Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
LAKI –
KELOMPOK PEREMPUAN
NO LAKI JML KET
UMUR
JML % JML %
1 0 - 12 BULAN 12 1 10 1 22
2 >12 - < 5 TAHUN 70 8 73 8 143
3 5 – 15 TAHUN 271 29 223 24 494
4 > 15 – 50 TAHUN 451 49 428 46 879
5 > 50 TAHUN 120 13 192 21 312
JUMLAH 924 100 926 100 1.850
22
= ×100 = 1,18 %
1.850
11
Analisa :
N TINGKAT
JUMLAH % KET
II. PENDIDIKAN
O DAN PEKERJAAN
PENDIDIKAN
Buta Huruf/ Belum 64 4
1
Sekolah
2 Tidak Tamat SD 60 6
3 SD/Sederajat 392 23
165 anak
4 SLTP/ Sederajat 413 24 dibawah 5th
5 SLTA/Sederajat 616 36
6 Perguruan Tinggi 140 7
JUMLAH 1.685 100
12
Analisa :
Tahun : 2021
13
Analisa :
TINGKAT
NO JUMLAH % KET
PENDIDIKAN
1 Petani 112 13,9
Nelayan 15 1,8
Peternak 18 2,2
Berburu 0 0
Pekerja Buruh Kasar 132 16,4
1.047 usia di
Pengrajin 10 1,2 bawah 15
tahun termasuk
2 Pedagang 94 11,7
IRT, pelajar,
3 Pegawai Negri 79 10 dan
Mahasiswa/i
4 Swasta 151 19
5 Pensiun 21 2,6
6 Tenaga Usaha Jasa 1 0,1
DLL 170 21,1
803 100
14
8. Jumlah Aseptor Aktif : 112
9. Jumlah Anak SD Kelas : 253
10. Jumlah Manula (Pria/Wanita 49 Tahun Keatas ) : 358
Tahun : 2021
15
DALAM TAHUN
PADA SAAT SURVEY
NO JENIS PENYAKIT TERAKHIR
JML % JML %
1 Anemia 1 1,3 1 1,3
2 Rematik 9 12,1 9 12,1
3 Asam Urat 10 13,5 10 13,5
4 ISPA 6 8,1 6 8,1
5 Hipertensi 48 65 48 65
JUMLAH 74 100 74 100
Analisa :
III. Kematian
TABEL 5 : DISTRIBUSI KEMATIAN DALAM TAHUN TERAKHIR
MENURUT GOLONGAN UMUR
JUMLAH YANG
NO KELOMPOK UMUR POPULASI
MENINGGAL KET
1 0 - 11 BULAN 22 0
16
2 1 - 4 TAHUN 120 0
3 5 - 14 TAHUN 462 0
4 15 - 49 TAHUN 850 1
5 50 - 59 TAHUN 230 0
Jumlah 1850 12
Analisa :
Dari data di atas untuk jumlah kematian paling banyak terjadi pada umur lebih
dari 60 tahun yaitu 11 orang dan umur 15 – 49 tahun yaitu 1 orang
17
1 0- 11 BULAN 0 0 0 0 0 0
2 1-4 TAHUN 0 0 0 0 0 0
3 5-14 TAHUN 0 0 0 0 0 0
5 50-59 TAHUN 0 0 0 0 0 0
Analisa :
Dari data yang diperoleh ada distribusi penyebab kematian pada penduduk dalam 1
tahun terakhir terbanyak pada usia > 60 tahun sebanyak 11 orang dan usia 15 – 49 tahun ada
1 orang
POPULAS
JUMLAH PEMERIKSA KET
N KELOMPOK I
O UMUR TDK
JML % LENGKAP % %
LENGKAP
1 Triwulan 1 4 45 4 45 0
18
2 Triwulan 2 2 22 2 22 0
3 Triwulan 3 3 33 3 33 0
10
JUMLAH 9 100 9 0
0
Analisa :
Distribusi frekuensi pemeriksaan ibu hamil pada saat survey dalam satu tahun
terakhir dengan kunjungan K4 lengkap sebanyak 9 orang ibu hamil
A. IBU HAMIL
Tahun: 2021
19
NO TEMPAT JUMLAH % KET
1 RS / PUSKESMAS 0 0
3 Polindes 1 11
4 Posyandu 7 78
5 Dukun Terlatih 0 0
JUMLAH 9 100
Analisa :
Tempat pemeriksaan kehamilan terbanyak yang di kunjungi oleh ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan adalah Posyandu
Tahun : 2021
20
BUKU
TT 1 TT 2
KIA/KMS
NO TEMPAT POPULASI
JML % JML % JML %
1 Triwulan 1 2 2 22 2 22 2 25
2 Triwulan 2 2 2 22 2 22 2 25
3 Triwulan 3 5 5 56 5 56 4 50
Analisa :
B. IBU BERSALIN
Tahun : 2021
21
1 Spontan/Normal 4 44
2 Dengan Tindakan 5 56
JUMLAH 9 100
Analisa :
Tahun : 2021
1 Rumah Sakit 5 56
2 Rumah Dukun 0 0
JUMLAH 9 100
Analisa :
Distribusi frekuensi ibu bersalin menurut tempat bersalin yang paling banyak
terjadi di rumah sakit yaitu 5 orang ibu bersalin, dan 4 orang di BPM total ada 9 ibu
bersalin
Tahun : 2021
PENOLONG
NO JUMLAH % KET
PERSALINAN
1 Dokter 5 56
2 Bidan 4 44
3 Dukun Terlatih 0 0
5 DLL 0 0
JUMLAH 9 100
23
Analisa :
C. IBU NIFAS
Tahun : 2021
N DEMA INFEKS
PERIODE % % DEPRESI %
O M I
1 1 s/d 6 JAM 0 0 0 0 0 0
1 s/d 6
2 0 0 0 0 0 0
HARI
1 s/d 6
3 0 0 0 0 0 0
MINGGU
JUMLAH 0 0 0 0 0 0
24
TABEL 14 : JUMLAH IBU YANG MEMBERIKAN ASI EKSLUSIF
Tahun : 2021
N
JENIS JUMLAH % KET
O
1 ASI Ekslusif 20 51
2 ASI Campuran 19 49
JUMLAH 39 100
25
Analisa :
Tahun : 2021
15-29
1 69 27 2 1 7 12 2 0
TAHUN
21-35
2 82 45 10 2 9 10 5 8
TAHUN
36-49
3 74 33 8 2 10 8 6 9
TAHUN
26
JUMLAH 225 105 18 5 31 28 11 17
Analisa :
Tahun : 2021
Analisa :
Tahun : 2021
27
BCG CAMPAK
NO UMUR POPULAS
POPULASI SUDAH % SUDAH %
I
1 0 – 3 Bulan 8 5 29 8 0 0
2 4 – 6 Bulan 10 9 53 10 0 0
3 7 – 11 Bulan 4 3 18 4 4 100
Tahun : 2021
IMUNISASI DPT
NO POPULASI
GOL UMUR 1 % 2 % 3 %
1 0-3 BULAN 8 1 33 0 0 0 0
3 7-11 BULAN 4 2 67 0 0 0 0
Tahun : 2021
IMUNISASI POLIO
NO GOL POPULASI
UMUR 1 % 2 % 3 %
1 0-3 BULAN 8 1 17 0 0 0 0
Tahun : 2021
IMUNISASI HEPATITIS
NO POPULASI
GOL UMUR 1 % 2 % 3 %
1 0-3 BULAN 8 1 33 0 0 0 0
2 4-6 BULAN 10 0 0 1 100 1 100
3 7-11 BULAN 4 2 67 0 0 0 0
JUMLAH 22 3 100 1 100 1 100
Tahun : 2021
N
GOL UMUR POPULASI DITIMBANG KET
O
1 0-5 BULAN 10 10
2 6-11 BULAN 12 12
3 1 TAHUN 10 10
4 2 TAHUN 41 41
5 3 TAHUN 44 44
6 4 TAHUN 26 26
29
JUMLAH 143 143
Analisa :
Tahun : 2021
N
GOL UMUR POPULASI DITIMBANG KET
O
1 6 - 8 TAHUN 117 0
2 9 - 11 TAHUN 121 0
Pandemi
covid-19
3 12 – 14 TAHUN 140 0
JUMLAH 378 0
Analisa :
Distribusi jumlah anak usia sekolah terdapat 378 anak dan untuk 1 bulan
terakhir tidak di lakukannya penimbangan berat badan karena adanya pandemi dan
sekolah di laksanakan secara daring
30
TABEL 23 : DISTRIBUSI STATUS GIZI BALITA
Tahun : 2021
JUMLAH STATUS
NO UMUR POPUL DITIMB SEDA BUR
BAIK % % %
ASI ANG NG UK
0-5
1 10 10 9 6,6 1 14 0 0
BULAN
6-11
2 12 11 11 8 1 14 0 0
BULAN
3 1 TAHUN 10 10 5 3,7 5 72 0 0
4 2 TAHUN 41 41 41 30,2 0 0 0 0
5 3 TAHUN 44 44 44 32,4 0 0 0 0
6 4 TAHUN 26 26 26 19,1 0 0 0 0
Analisa :
Distribusi statis gizi balita di desa punggung lading terdapat 143 orang balita
dengan status gizi baik ada 136 balita, status gizi sedang ada 7 orang.
31
TABEL 24 : DISTRIBUSI KEGIATAN MASYARAKAT DALAM JARINGAN
SOSIAL
Tahun : 2021
Tahun : 2021
KK yang
melakukan
Merokok
No Nama Dusun Populasi pemberantasan % %
jentik nyamuk
Ada Tidak Ada Tidak
1 Pg. Ladiag 198 177 21 46 157 41 46
2 Sampan 144 123 21 33 114 30 33
3 Parit 90 88 2 21 65 25 21
Jumlah 432 388 44 100 336 96 100
32
Sarana Air
CTPS
Nama Bersih
No Populasi % %
Dusun
Ada Tidak Ada Tidak
Tahun : 2021
3 Parit 90 90 0 21 90 0 21
Tahun : 2021
MAKAN SAYUR/
No Nama Dusun Populasi BUAH %
ADA TIDAK
33
1 Pg. Ladiang 198 192 6 46
3 Parit 90 88 2 21
BAB IV
FAKTOR PENGHAMBAT PENUNJANG
34
4.1 Faktor Penghambat
4.1.1 kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyuluhan yang akan di
berikan
4.1.2 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
4.1.3 Tidak adanya masyarakat pada waktu pembinaan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data, tabulasi data, dan analisa masalah kesehatan
yang menonjil khususnya kesehatan lingkunga, kesehatan reproduksi masyarakat, dan
Lansia yang tidak aktif, antara lain :
35
c) Masih ada ibu – ibu yang tidak memeriksakan kesehatan keluarga petugas
kesehatan
d) Pembuangan tinja yang tidak memenuhi kesehatan atau ke sungai
e) Lansia dengan penyakit asam urat dan hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan adanya praktek kerja lapangan (PKL) imi maka semua Mahasiswa
Universitas Sumatera Barat Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Kebidanan mempunyai
36
kesempatan umtuk langsung turun di masyarakat dalam memberikan pelayanan yang
bangsa dan negara dalam meningkatkan derajat kesehatan yang berkesinambungan dan
komperhensif, maka kesadaran dan peran serta masyarakat dalam kesehatan harus benar-
benar maksimal.
Dalam hal ini mahasiswa kebidanan yang khususnya disiapkan di masyrakat agar
penyakit, penyembuhan dan pemulihan serta pemeliharaan kesehatan yang lebih diintensifkan
Kebidanan dituntut mampu dalam membuat asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai budaya setempat yang dituangkan dalam laporan prkatek kerja lapangan.
Laporan ini kami buat setelah selesai mengikuti PKL sebagai tugas dari mata kuliah ASKEB
V (Kebidanan Komonitas) sekaligus sebagai catatan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh
Timur.
1. Tujuan Umum
Maksud dan tujuan secara umum dilaksanakan PKL ini adalah agar mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada
2. Tujuan Khusus
37
a. mengetahui konsep dasar kebidanan komunitas
38
BAB II
A. Laporan Kegiatan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilakukan oleh Dusun Punggung Ladiang Desa
Punggung Ladiang Kecamatan Pariaman, yang di mulai sejak tanggal 25 mei dan
berakhir pada tanggal 12 juni. secara garis besar kegiatan PKL yaitu :
1. Pengumpulan Data
Pada kegiatan PKL ini, kami kelompok 1 yang terdiri dari13. mahasisiwi melakukan
pendataan dari rumah kerumah selama 2 hari di daerah binaan yaitu di Dusun
desa, kepala dusun, pimpinan Puskesmas bidan desa dan kader-kader. Teknik
pendataan yang kami lakukan yaitu melalui koordinasi dengan kepala desa, kepala
dusun dan bidan desa serta kader-kader di wilayah setempat, juga observasi langsung
yang dilakukan secara door to door, dengan maksud dapat mengidentifikasi dan
jumlah KK 199, jumlah penduduk 969 jiwa, jumlah bayi ….. jiwa, balita ….jiwa,
jumlah PUS … jiwa, jumlah aseptor KB ….. jiwa, jumlah remaja…. jiwa, jumlah
lansia…. jiwa, jumlah Bumil ….jiwa, jumlah dan jumlah Posyandu balita…….
39
Sasaran : lansia
kegiatan posyandu
- Kader
- mahasiswa
3. Goro Desa
Ladiang
5. Metode : kebersihan
6. Perorganisasian : kader
Mahasiswa
5. Penyuluhan anemia
40
3. Metode : door to door
6. Penyuluhan tbc
7. Penyuluhan imunisasi
41
42
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Melakukan posyandu
o Mengukur tensi
o Membagikan masker
2. Melakukan gotongroyong
o Menciptakan tali silaturahmi
o Menciptakan lingkungan yang bersih
o Melestarikan tanaman yang ada dilingkungan
3. Mengadakan penyuluhan tentang pencegahan anemia
o Ibu hamil mengerti dengan penyuluhan yang diberikan
o ibu hamil diberikan susu untuk penunjang meningkat kan hb
o ibu mengerti pentingnya meminum tablet fe
4. mengadakan penyuluhan tentang pencegahan tbc
o masyarakat mengerti dengan poenyuluhan yang diberikan
o mengajarkan pentingnya phbs pada masyarakat sekitar pasien suspect tb
o masyarakat tau bahaya tbc
5. mengadakan penyuluhan tentang imunisasi
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah kami kumpulkan, terdapat permasalahan
yang terdapat di dusun Punggung Ladiang antara lain : anemia pada ibu hamil,
rendah nya cakupan imuniasi, tbc pada salah satu warga.
B. Saran
1. Bagi camat
Bekerja sama dengan pelapisan tenaga kesehatan dan masyarakat
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di kecamatan pariaman selatan
2. Bagi puskesmas
Meanjutkan program yang telah dilaksanakan dan meningkatkan
program lain yang menunjang kesehatan masyarakat
3. Bagi kepala desa
Memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
4. Bagi kader
Untuk berperan aktif dalam seluruh kegiatan yang telah diprogramkan
oleh kesehatan dan memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam
meningkatkan derajat kesehatan
5. Bagi masyarakat
Untuk ikut serta dalam kegiatan yang telah diprogramkan oleh
kesehatan serta meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan.
44
45
KUMPULAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KECAMATAN KURAITAJI
DISUSUN OLEH:
1. Resy Rahmalaita
2. Ayeni Hafiraningsih
3. Mindi Wulansari
4. Yohana Cristine
5. Deli Amelia
6. Islamia
7. Desni Fitri Halwa
8. Nora Opianti
9. Asnika
10. Susi Susanti
11. Sintia Purnama Ocika
12. Herlindawati
13. Yola Anggraini
46
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
2021
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit,
tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan fisiologik yang
terjadi adalah perubahan haemodinamik. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan sel
– sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis jika terjadi
ketidakseimbangan faktor – faktor prokoaguasi dan hemostasis. (Sarwono.2009)
47
yang berdampak buruk terhadap kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta
memerlukan penanganan yang hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Berdasarkan data yang dimiliki posyandu “Menur” di Desa Kalak Ijo, Guwosari
Pajangan Bantul, persentase insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2012 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 40% (persentase insidensi ibu hamil
dengan anemia tahun 2011 sebanyak 30%, tahun 2010 sebanyak 20%). Data menunjukan
bahwa ibu hamil yang mengalami anemia di daerah tersebut rata – rata adalah ibu hamil
yang bekerja di luar rumah dan kondisi sosial ekonominya cenderung tinggi. Letak
geografis di daerah tersebut juga tergolong dekat dengan fasilitas kesehatan seperti
Puskesmas, Bidan Praktik Swasta, Posyandu. Setelah dilakukan survey, ternyata
penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada
kehamilan dan ibu hamil cenderung tidak memperdulikan pentingnya tablet fe yang
diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena ibu hamil di daerah tersebut
menganggap bahwa tablet fe hanya membuat merasa mual jika diminum dan anggapan
tersebut telah menjadi budaya pada ibu hamil di daerah tersebut.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien mampu mengerti, memahami dan
dapat menjelaskan Anemia pada Ibu Hamil.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang anemia pada ibu hamil,
diharapkan ibu hamil dengan anemia dapat mengetahui tentang :
48
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 27 menit, diharapkan ibu hamil
memahami tentang penyakit anemia dan penanganannya serta dapat melakukan
pengolahan jus jambu biji.
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
1. Diskusi dan Tanya Jawab
2. Demonstrasi
V. Kegiatan
Kegiatan Penceramah Waktu Kegiatan Responden
49
ibu hamil untuk aktif
dalam diskusi
4. Apersepsi tentang 1 menit Mengungkapkan
penyakit anemia kepada pemahaman atau istilah lain
ibu hamil yang klien ketahui
VI. Media
50
1. Leaflet
2. Poster
3. Slide PPT
VII. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian penyakit Anemia pada ibu hamil.
2. Sebutkan penyebab penyakit Anemia pada ibu hamil.
3. Jelaskan tanda dan gejala penyakit Anemia pada ibu hamil.
4. Jelaskan hal yang perlu dilakukan untuk menangani penyakit Anemia pada ibu hamil.
5. Jelaskan perencanaan selanjutnya untuk penyakit Anemia pada ibu hamil.
6. Jelaskan prosedur pengolahan jus bayam merah
2.1 Definisi
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
(Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr% sebagai akibat ketidakmampuan jaringan
pembentuk sel darah merah (erytrhropoetic) dalam produksinya untuk mempertahankan
kosentrasi Hb pada tingkat normal (Asyirah, 2012).
Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai Hb di bawah 11
g5% pada trimester I dan III, atau kadar nilai Hb kurang dari 10,5 gr% pada trimester II
(Asyirah, 2012).
51
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 gr/dl pada
trimester I dan II, kadar Hb <10,5 gr/dl pada trimester ke II. Nilai batas tersebut terjadi
karena hemodialisis terutama pada trimester II (Salmariantity, 2012).
Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Prawirohardjo dalam Asyirah (2012)
yaitu:
2) Anemia Haemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembiatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ-organ vital. Wanita dengan anema hemolitik sukar menjadi hamil, apabila
hamil maka aneminya biasanya menjadi berat
52
3) Anemia Megaloblastik
Sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritoblas yang besar yang terjadi
akibat gangguan maturasi inti sel yang dinamakan megaloblas, anemia megaloblas
disebabkan oleh difisiensi B12, asam folat, gangguan metabolism vitamin B12 dan
asam folat, gangguan sintesis DNA akibat dari defisiensi enzim congenital dan
didapat setelah pemberian obat sitostatik tertentu, patofisiologinya defisiesi asam folat
dan vitamin B12 jelas akan menganggu sintesis DNA higga terjadi gangguan maturasi
inti sel dengan akibat timbulnya sel-sel megaloblas
4) Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik dalam kehamilan terjadi karena sumsum tulang tidak
mampu membuat sel-sel darah baru. Penyebab anemia hingga kini belum diketahui
dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-
obatan
2.3 Etiologi
Penyabab anemia pada umunya menurut Salmariantity (2012) yaitu:
53
6) Perdarahan kronik
7) Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
8) Terlalu sering menjadi donor darah
9) Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorpsi)
1) Faktor Dasar
a) Sosial ekonomi
Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis akan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizipun
54
akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas. Tingkat sosial ekonomi
terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu
hamil
b) Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi
pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk mencegah
terjadinya anemia
c) Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi pengetahuan
tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat
menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan
keluarga
b) Umur Ibu
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda (<20 tahun)
perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua diatas 30 tahun perlu energi yang
besar juga karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energy yang cukup guna mendukung kehamilan yang
sedang berlangsung
55
3) Faktor Langsung
a) Kecukupan konsumsi tablet besi
Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi
besi yang diberikan kepada ibu hamil
b) Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
c) Paritas
Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa memperhatikan
apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah
melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi.
d) Status Gizi
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu
dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga janin
akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah penting dilakukan.
Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas,
pendek, muka pucat, susah berkonsentarsi serta fatigue atau rasa lelah yang berlebihan,
gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami kekurangan distribusi oksigen
56
dari dalam darah. Denyut jantung penderita anemia biasanya lebih cepat karena berusaha
megkompensasi kekurangan oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya
kemampuan kerja dan kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja
jantung menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi
juga bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga tubuh-tubuh mudah
terinfeksi (Salmariantity, 2012).
Menurut Sohimah dalam Asyirah (2012), tanda dan gejala anemia pada kehamilan
yaitu:
2.6 Patofisiologi
Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan
dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun
sedikit menjelang atern serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi
yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron (Rukiah dalam Hutabarat, H., 2011).
Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-
1000 mg untuk mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah merah
membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32
minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg dan sekitar 190 mg
57
terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika cadangan zat besi sebelum
kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien dengan mudah mengalami
kekurangan zat besi (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
58
b) Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
c) Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
d) Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat
e) sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat
Menurut Masrizal (2007), Ada tiga uji laboratorium yang dipadukan dengan
pemeriksaan kadar Hb agar hasil lebih tepat untuk menentukan anemia gizi besi. Untuk
menentukan anemia gizi besi yaitu :
a) Serum Ferritin (SF)
Ferritin diukur untuk mengetahui status besi di dalam hati. Bila kadar SF < 12
mg/dl maka orang tersebut menderita anemia gizi besi.
2.8 Penatalaksanaan
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, berikut meupakan penatalaksaan
menurut (Masrizal, 2007) :
59
Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat
meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan
sayuran sumber vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50-80 % vitamin C akan
rusak. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi
seperti: fitat, fosfat, tannin.
2.9 Pencegahan
Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan penanggulangan anemia adalah
(Masrizal 2007) :
a) Suplementasi tabet Fe
b) Fortifikasi makanan dengan besi
c) Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang
memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d) Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing. Dalam upaya mencegah
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
60
terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan
kada Hemoglobin
e) Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi tablet tambah
darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa suplemen zat besi dapat
meningkatkan hemoglobin.
f) Membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat menghambat absorpsi besi seperti
bahan makanan yang mengandung polifenol atau pitat
b) Persalinan prematuritas
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d) Mudah terjadi infeksi
e) Ancaman decompensasi cordis atau payah jantung (Hb<6gr%)
f) Molahidatidosa (hamil anggur)
g) Hipermisis gravidarum (mual muntah saat hamil muda)
h) Perdarahan antepartum (sebelum melahirkan)
i) Ketuban Pecah Dini (KPD) sebelum proses melahirkan
(Salmariantity, 2012)
Daftar Pustaka
Asyitah, Sitti. 2012. “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil
Diwilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun
2012”. Skripsi S1. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
62
Masrizal. 2007. “Anemia Defisiensi Besi”. Jakarta: Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Nurhidayati, Rohmani. 2013. “Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia
Pada Ibu Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo”.
Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Salmariatity. 2012. “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil
Diwilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2012”. Skripsi S1. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
63
64
DIAGRAM FISHBONE RENDAHNYA CAKUPAN
IMUNISASI
METODE MANUSIA
Kecemasan orang tua terhadap efek
samping imunisasi
Kkurangnya kesadaran orang
tua dalam membawa anak Kurangnya pemngetahuan orang tua
untuk diimunisasi terhadap pentingnya manfaat dan
tujuan dari imunisasi
Dana Lingkungan
PDCA
PLANNING
2. Leaflet
Membagikan leaflet dan poster kepada ibu hamil agar ibu dapat membacanya dab
lebih memahami cara untuk mencegah anemia.
65
4. Cek hb
Anjurkan ibu untuk mengecek hb nya kembali ke puskesmas agar bisa dilihat
apakah hb ibu sudah naik atau belum.
DO
CHEK
1. Dalam penyuluhan yang diberikan diketaui bahwa ibu sangat mengerti dan paham
tentang penyuluhan yang diberikan tentang bahayanya anemia pada ibu hamil terbukti
dengan antusiasnya ibu dengan menanyakan hal yang berkaitan dengan bahaya
anemia.
2. Penyuluhan telah diberikan dengan cara door to door.
3. Ibu telah diberikan susu ibu hamil dan buah-buahan.
4. Ibu mengatakan akan segera mengecek hb nya lagi ke puskesmas
ACTION
66
1. Dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan ibu juga merasa puas dengan penyuluhan yang telah
diberikan.
2. Ibu akan mengecek hb nya kembali ke puskesmas
PENTINGNYA IMUNISASI
KECAMATAN KURAITAJI
DISUSUN OLEH:
1. Resy Rahmalaita
2. Ayeni Hafiraningsih
3. Mindi Wulansari
67
4. Yohana Cristine
5. Deli Amelia
6. Islamia
7. Desni Fitri Halwa
8. Nora Opianti
9. Asnika
10. Susi Susanti
11. Sintia Purnama Ocika
12. Herlindawati
13. Yola Anggraini
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program ini merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang berhasil
meningkatkan angka harapan hidup (Ranuh, 2014). Sejak penetapan the Expanded
68
Program on Immunisation (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak
meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurang-kurangnya
ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta
200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi
terhadap 7 penyakit telah 2 direkomendasikan EPI sebagai imunisasi rutin di
negara berkembang: BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B.
69
4. Menjelaskan jenis dan jadwal pemberian imunisasi
III. MATERI (Terlampir)
Door to door
V. MEDIA
Leaflet
70
1 Kegi Memberi Menjawab
. atan salam. salam.
awal/
Validasi Memperhatika
pembuk
(tanyakan kabar) n dan
a (5
mendengarkan.
menit). Menjelaskan
tujuan dan materi Memperhatika
yang akan n dan
diberikan. mendengarkan
2
Menjelaskan
pengertian Memperhatika
Kegi n dan
imunisasi
atan inti mendengarkan.
(15 Menjelaskan
menit). manfaat imunisasi
Menyebutkan
penyakit yang
dapat dicegah
dengan imunisasi
Menjelaskan
jenis dan jadwal
pemberian
imunisasi
Menjelaskan
akibat jika anak
tidak diimunisasi
Memberikan
kesempatan untuk
bertanya.
71
. Menutup Aktif bersama
penyuluhan dan menyimpulkan
menympulkan
Membalas
Penu
Memberi salam salam
tup (5
penutup
menit)
VIII. EVALUASI
Tes awal
Tes akhir
2. Observasi
72
1) Respon/tingkah laku ibu saat diberi pertayaan: apakah diam atau menjawab (benar atau
kurang tepat).
IX. REFERENSI
1. Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas
Imunisasi, Jakarta, (2007).
3. Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta, 2008.
PENTINGNYA IMUNISASI
A. Defenisi Imunisasi
B. Tujuan Imunisasi
73
1. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
3. Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak. Namun bila
anak terserang juga penyakit tersebut maka anak tidak akan sakit lebih parah. Dan
mencegah terjadinya kecacatan seperti pada penyakit poliomyelitis.
4. Mengendalikan wabah
C. Sasaran Imunisasi
1. Puskesmas
2. Posyandu
1. Polio (Poliomyelitis)
Polio disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menular melalui air
liur. Tanda-tanda awalnya adalah anak demam, batuk dan menjadi rewel. Dua hari
kemudian leher menjadi kaku, sakit kepala dan kaki terasa kaku. Pada hari
berikutnya salah satu kaki atau lengan menjadi lemas dan lumpuh.Walaupun dapat
sembuh tetap akan cacat seumur hidup. Kelumpuhan juga dapat terjadi pada otot
74
pernafasan sehingga anak sulit bernafas. Polio tidak dapat diobati, namun dapat
dicegah dengan imunisasi.
2. TBC (Tuberculosis)
4. Diphteri
Tonsil atau amandel membesar diselaputi lapisan warna abu-abu yang bila
disentuh mudah berdarah, dan bisa menutup saluran nafas sehingga suara anak
hilang dan sesak nafas bahkan dapat terjadi kematian.
75
Penyakit batuk yang disebabkan Bordetella Pertusis, yang menyerang anak-
anak selama kira-kira 100 hari. Diawali dengan batuk dan pilek yang berlangsung
sekitar 7 – 14 hari kemudian diikuti dengan batuk yang sangat khas. Satu kali
tarikan nafas diikuti 10 – 20 kali batuk beruntun kemudian muntah. Jika tidak
diobati penyakit ini dapat mengakibatkan radang paru-paru sehingga anak batuk
darah, dapat juga terjadi kerusakan otak, sehingga anak kejang, pingsan, bahkan
terjadi kematian.
6. Tetanus
7. Hepatitis B
Ciri-ciri penyakit ini adalah mual muntah, dan kadang warna kuning pada
kulit. Penyakit ini berlangsung secara menahun dan akan mengakibatkan kanker
hati di kemudian hari.
F. Jenis imunisasi
1. Imunisasi Polio
76
efek samping lain akibat imunisasi BCG, namun dapat juga terjadi pembengkakan
pada kelenjar getah bening yang akan sembuh sendiri pada daerah ketiak atau
leher.
3. Imunisasi Campak
5. Imunisasi Hepatitis B
G. Jadwal Imunisasi
U Jenis imunisasi
mur
0- Hepatitis B1
7 hari
< BCG,Polio 1
77
2
bulan
9 Campak
bulan
1. BCG tidak diberikan bila bayi sedang sakit TBC dan panas tinggi
1) BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak
anjurkan ke puskesmas;
2) DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan
berikan kompres hangat.
3) Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
78
PDCA RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI
79
PDCA
IMUNISASI
PLANNING
Do
CHECK
1. Dalam penyuluhan yang diberikan diketahui bahwa ibu sangat mengerti dan
paham tentang penjelasan yang diberikan terbukti dengan ibu antusias
menanyakan hal yang berkaitan.
2. Penyuluhan dilaksanakan secara door to door
ACTION
80
1. Dari kegiatan penyuluhan yang diberikan didapatkan hasil bahwa ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan ibu juga merasa puas atas informasi yang
diberikan temtang pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita.
2. Ibu bersedia membawa anaknnya ke posyandu minggu depan.
81
82
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TUBERCULOSIS
KECAMATAN KURAITAJI
DISUSUN OLEH:
1) Resy Rahmalaita
2) Ayeni Hafiraningsih
3) Mindi Wulan Sari
4) Yohana Cristine
5) Deli Amelia
6) Islamia
7) Desni Fitri Halwa
8) Nora Opianti
9) Asnika
10) Susi Susanti
11) Sintia Purnama Ocika
12) Herlindawati
13) Yola Anggraini
83
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2021
TUBERCULOSIS
I. Tujuan
84
u 2. Etiologi TBC
s
3. Tanda dan gejala TBC
1. Pengertian TBC
2. Etiologi TBC
III. Metode
1. door to door
2. Diskusi
IV. Media
1. Leafleat
85
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Penutup
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
2. Evaluasi Proses
86
3. Evaluasi Hasil
87
Referensi
88
Lampiran Materi
TUBERKULOSIS
A. Pengertian
B. Etiologi
a. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkolosis usus.
89
b. Basil tipe human berada di bercak ludah (Droplet) di udara yang berasal dari penderita
TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini
(Wim de Jong et al, 2015, dalam Nurarif, 2013).
7. Badan mengurus
9. Keringat malam
2. Menular
Ludah atau dahak mengandung hasil TBC merupakan bahaya besar bagi
lingkungan, karena butir-butir air ludah mengandung kuman berterbangan di udara
90
dan dapat terhisap orang yang sehat kemudian masuk ke paru-parunya, dan akhirnya
orang tersebut menderita TBC.
Penyakit TBC disebabkan oleh suatu basil yang disebut basil TBC. Penyakit
TBC bukan penyakit keturunan, bukan akibat kutukan atau guna-guna
Obat untuk mengbati penyakit ini telah tersedia, akan tetapi masyarakat belum
mengetahui bahwa penyakit tersebut dapat disembuhkan (Depkes, 2002)
E. Pengobatan Penderita
a. Untuk jangka panjang : 4 minggu pertama disuntik tiap hari, kemudian 48 minggu
berikutnya 2x seminggu ke Puskesmas.
b. Jangka pendek : 4 minggu pertama makan obat tiap hari, kemudian 22 minggu
berikutnya makan obat 2x seminggu (Depkes, 2002).
91
Langkah-langkah dalam rangka memberikan kegiatan imunisasi.
1) Menganjurkan orang tua bayi agar mau membawa bayinya untuk divaksinasi, serta
membantu mengumpulkan bayi-bayi pada hari yang telah ditetapkan di
Puskesmas atau ditempat lain.
Makan bergizi dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh kita tidak
mudah terkena penyakit.
Catatan :
Kuman TBC akan mati kalau terkena sinar matahari, sabun. Langkah-langkah
dalam peningkatan kesehatan lingkungan yaitu dengan anjuran :
1) Membuat dan mengusahakan rumah sedemikian rupa sehingga sinar matahari dan
udara segar masuk dengan leluasa ke dalam rumah dengan jalan membuka pintu
dan jendela terutama pada pagi hari.
2) Menghindari tidur dalam satu kamar dengan penderita terutama bagi anak-anak,
selam 4 minggu pertama pengobatan.
92
3) Meludah di tempat khusus yang tertutup, seperti kaleng yang diisi dengan air
sabun.
PMO singkatan dari Pengawas Menelan Obat, yaitu seorang yag secara sukarela
membantu pasien dalam masa pengobatan, PMO bertanggung jawab memastikan pasien
TB meminum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.
Tugas PMO :
4. Mengingatkan pasien untuk memeriksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan
5. PMO bias menjadi sahabat pasien dengan mendengarkan keluhan sakit pasien
93
6. PMO dapat direkrut dari kader, petugas kesehatan, anggota keluarga, teman atau
tetangga.
94
PDCA
DO:
PLANNING : •MELAKSANAKAN KUNJUNGAN
• KUNJUNGAN KERUMAH KERUMAH
• PENYULUHAN BAHAYA TENTANG •MELAKSANAKAN PENYULUHAN
TBC •MELAKUKAN SOSIALISASI KEPADA
•SOSIALISASI KEPADA WARGA WARGA SEKITAR PASIEN
SEKITAR MENGGUNAKAN LEAFLET
ACTIAN :
• MASYARAKAT SUDAH MENGERTI
TETANG PENYULUHAN YANG DI CHECK:
BERIKAN • PENYULUHAN YANG DIBERIKAN Sudah Berjalan
•MASYARAKAT BERSEDIA Lancar
MENERAPKAN phbs UNTUK • IBU ANTUSIAS DENGAN PENYULUHAN YANG
MENCEGAH TBC DIBERIKAN
95
FISHBONE
MANUSIA
Kurangnya kesadaran individu untuk
METODE memeriksakan diri
Kurangnya kesadaran
Kurangnya kesadaran untuk sembuh secara
memakai masker anggota
keluarga dirumah
total
kurang menyadari
Sulitnya kondisi untuk bahayanya tbc
kepelayanan kesehatan Kurangnya
pengetahuan
tentang bahaya
tbc TBC PADA SALAH SATU
WARGA PUNGGUNG
LADIANG
96
DI DESA PUNGGUNG LADIANG DESA
Oleh :
1. Resy Rahmalaita
2. Ayeni Hafira Ningsih
3. Susi Susanti
4. Deli Amelia
5. Asnika
6. Desni Fitri Halawa
7. Yohana Cristine
8. Nora Opianti
9. Mindi Wulan Sari
10. Shyntia Purnama Ocika
11. Yolla Angraini
12. Herlinda Wati
13. Islamia
LEMBARAN PERSETUJUAN
97
PRAKTEK KEBIDANAN KOMONITAS
Disetujui Oleh :
CI Lapangan
KATA PENGANTAR
98
Puji syukur penulis ucapkan ke[ppada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya serta petunjuk yang berlimpah sehingga
dapat menyelsaikan laporan praktek lapangan ini.
Penulis
BAB I
99
1. Latar Belakang
Dusun Punggung Lading Desa Punggung Lading Kecematan Pariaman
Selatan. DesaPunggung Lading memiliki dusun terdiri dari : punggung lading,
parik,sampan.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui masalah kesehatan yang terdapat pada Pada Dusun Punggung
Lading dan memberikan asuhan kebidanan sesuai masalah tersebut.Untuk
membantu memandirikan individu, keluarga, serta masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan khususnya di melalaui pendekatan dengan tenaga kesehatan.
b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar kebidanan komonitas.
b. Mengetahui dan mengeditenfikasi masalah kebidana komonitas.
c. Mengetahui strategi pelayanan kebidanan komonitas.
d. Mengetahui tugas dan tanggung jawab bidan komonitas.
e. Mengetahui asuhan kebidanan komonitas.
f. Mengetahui dan mengelola program KIA atau KB di wilayah kerja PSW
KIA.
g. Mengetahui dan menggerakan serta memperdayakan masyarakat.
h. Melakukan pengenalan dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor
resikonya.
i. Melakukan pengendalian/pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi
persalinan.
100
j. Melakukan persiapan/perencanaan tempat/penolong persalinan sesuai kondisi
ibu/janin.
k. Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya
resiko kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya
l. Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi
informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu hamil, sehingga
dapat menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya.
BAB II
101
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR
1. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi
pengangkut oksigen dalam darah hemoglobin (Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan
fisiologis tubuh.
2. Pengertian Keluarga
Pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI tahun 1998) Menurut Sulurcion G.
Bailon dan Aracclis Magiya tahun 1989 keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain,
dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. (Nasrul Effendy, 1998 : 32) Dari kedua definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga adalah :
1) Unit terkecil dari masyarakat
2) Terdiri dari dua orang atau lebih
3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4) Hidup dalam satu rumah tangga
5) Di bawah asuhan satu kepala rumah tangga
6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masin
8) Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
3. PengertianKehamilan
Kehamilanadalahsuatu proses yang terjadiapabilaada 4 aspekpentingyaitu ovum,
spermatozoa, sertaterjadinya konsepsi dan nidasi. (Pusdiknakes, Mata Kuliah Askeb
Ibu I Dosen : Sri Mekar, 2004). Kehamilan adalah seorang wanita mengandung sel
telur dibuahi atau dihamilkan oleh sperma. (Christina, 1981 : 65, Draf Mata Kuliah
Askeb Ibu I Dosen : Sri Mekar, 2004)
4. Pengertian Resiko
102
Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak diinginkan dikemudian hari, misalnya
terjadinya kematian, kesakitan atau cacat pada ibu dan bayinya.
Resiko adalah kemungkinan kegawat atau kegawat-daruratan yang tidak
diinginkan komplikasi persalinan yang mengakibatkan kematian / kesakitan /
kecacatan / ketidaknyamanan dan ketidak-puasan pada ibu / bayi baru lahir. (Pedoman
Pemantauan Wiayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Departemen Kesehatan,
2007).
Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak di inginkan di kemudian hari
(Rocjati P, 2008)
Faktor Resiko adalah : kondisi pada ibu hamil / janin yang menyebabkan
kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan dengan resiko kematian pada ibu
dan bayi.(Pedoman Pemantauan Wiayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
Departemen Kesehatan, 2007 ).
103
7. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi, dan riwayat
cacat congenital
8. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul
9. HB kurang dari 11 gram % ( Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh, 2007 )
10.
104
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan
bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir
rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur
ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu
cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran
sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau
dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat
kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan
cacat bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi
anemis.
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena
dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
105
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena
perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena keguguran juga
cukup tinggi yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun)
(Ubaydillah, 2008).
106
Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin
sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan
kelainan hormon.
4) Kematian bayi.
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau
kematian perinatal yang disebabkan oleh berat badan kurang dari 2.500 gram,
kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir
dengan asfiksia (Ubaydillah, 2008).
107
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BINAAN
2. Anggota Keluarga
3.
B. DATA KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Riwayat kehamilan saat ini :
a. GPAH : G2P1A0H1
b. HPHT :20 – 09 – 2020
c. Taksiran partus :27 - 06 - 2021
108
d. Umur Kehamilan :
Tw I (0-12mg) Tw II (13-24mg) Tw III (25mg-lahir)
e. Faktor Resiko :
Umur <20 tahun Umur >35 tahun
Spasing <2 tahun Paritas > 4
Lila 23,5 cm BB < 38 kg
HB <12 gr % TB < 145 Penyakit keturunan
f. Resiko tinggi :
Perdarahan (HAP) Infeksi
Pre eklLampsia / Eklampsia HB < 9 gr %
KPD Kelainan letak
Penyakit-penyakit yang menyertai Lain-
lain ................................
2. Riwayat Kehamilan yang lalu
a. Data kehamilan yang lalu
No. Ha Fr T P Peme
mil ek e e riksa
ke ue m n an/
nsi p y penol
A a u ong
N t l
C A i
sel N t
am C
a k
ha e
mi h
l a
m
i
l
a
n
109
1 2 3 - A Dokt
kal P n er
i u e
k m
e i
s a
m
a
s
-
R
S
110
Transportasi sulit
Jarak ke tempat pelayanan kesehatan jauh
Biaya
Lain-lain ..............................................................................
Rencana pertolongan persalinan :
Dimana rumah sakit oleh siapa Dokter
e. Apakah ibu di imunisasi TT selama hamil : Ya Tidak
f. Keadaan gizi ibu hamil :
Baik, jika lila > 24 cm kurang, jika < 24 cm
g. Kesimpulan status gizi ibu :
Baik Kurang
h. Hb hasil pemeriksaan terakhir : 8,7gr%
i. Makanan yang dipantang :Ada Tidak
Bilaada,
sebutkan............................................................................
111
T Persalinan
h K
n K enis e em o
n pat m
p o p
e l l
r o i
s n k
a g a
l s
i i
n
a
n
2 C
0 6 - C o S P
1 37 k D
7 t
e
r
112
Manajemen Varney
Pada Ny. “ R “ G2P1A0H1 Dengan Anemia Resiko Tinggi
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 24 Mei 2021
Jam : 15.00 WIB
A.DATA SUBYEKTIF
Biodata
Namaklien : Ny. “R” Nama Ayah : Tn.
“W”
Umur : 31 tahunUmur: 34tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku / bangsa : Minang/ Indonesia Suku/bangsa: Minang/
Indonesia
Pendidikan : Diploma IV
Pendidikan: Diploma IV
Pekerjaan : IRT Pekerjaan: Buruh
harian lepas
113
Alamat : Punggung Lading Alamat
: Punggung Lading
RiwayatKeluhanUtama
a. Ibumengatakanbahwainihamil yang keduadenganumurkehamilan34 -35 minggu
b. HPHT : 20 – 09 - 2020
TTP : 27 – 06 - 2021
Haid teratur, lamanya 7 hari, banyaknya 2x ganti pembalut perhari, Haid
sebelumnya tanggal 20 – 09 - 2021, lamanya 7 hari, banyaknya 2x ganti pembalut
perhari, siklus 28 hari, konsistensi encer ada sedikit stosel.
c. Pola makan sehari-hari
3x sehari dengan porsi sedang yang terdiri dari nasi, sayur dan lauk pauk
d. Pola eliminasi
BAB 1x perhari, tidak ada keluhan
BAK 5 - 6 x perhari, tidak ada keluhan
e. Pola istirahat : Malam ± 8 jam siang±1 jam
f. Riwayat KB : Suntik
p ol p
e o l
r n i
s g k
a a
l s
i i
n
a
n
2 C
114
0 6 - C o S P
1 37 kt D
7 er
c. RiwayatKehamilanSekarang
HPHT : 20 – 09 - 2020
TP : 37 – 06 - 2021
UK : 34 – 35 minggu
Gerakananakbelumbisadirasakan
ANC TM I : 1 x di dokter
TM II : -
TM III : -
Keluhanselamahamil
Trimester I : Badanlemas, pusing, mual muntah
RiwayatKesehatan yang lalu
IbumengatakantidakpernahmenderitapenyakitmenirunsepertiDisbetes Mellitus,
Hipertensi, Asma, penyakitmanahunsepertijantung, paru-paru,
kustaataupunpenyakitmenularseperti Hepatitis, TBC, PMS.
RiwayatKesehatan Sekarang
Ibumengatakanselamahamiltidakpernahmenderita penyakit berat seperti TBC,
jantung, astma, hipertensi, DM, dll.
Riwayat KesehatanKeluarga
Ibumengatakandalamkeluarganyatidakadayngmenderita diabetes mellitus,
HipertensidanAsma.
Keadaanpsikososial
Kehamilan ini diharapkan, jenis kelamin yang diharapkan adalah laki-laki,
status perkawinan sah 1x, lamanya ± 5 tahun
LatarBelakangSosialBudaya
Ibumengatakantidakberpantangterhadapmakanantertentu,
ibujugatidakpernahminumjamumaupunmerokok.
115
B. Data Objektif
KeadaanUmum : Baik
TTV : TD : 90 / 80 mmHg
TB : 154 cm
N : 96 x/menit BB : 43kg
S : 370 C BB saathamil : 50 kg
RR : 23 x/menit Lila : 23,5 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Rambutbersih, tidakadabenjolan abnormal, rambuttidakrontok
Muka : tidakoedem, tidakadacloasmagravidarum.
Mata : Simetris, ,konjungtivamerahmuda, skleratidakikterus
Hidung : Simetris, bersih, tidakadapolip. Tidakterdapatproduksi secret
berlebih.
Mulutdangigi : Simetris, lidahbersih. Tidakada stomatitis, tidakada caries gigi,
tidakadaperdarahangusi.
Telinga : Simetris, tidakterdapatproduksiserumenberlebih, pendengaranbaik.
Leher : Tidakadabendungan vena jugularis, tidakadapembesarankelenjartyroid.
Dada : Simetris, bersih, putting susumenonjol, tidakadabenjolan abnormal
padamamae. Tidakadanyeritekanpadamamae, kolostrumbelumkeluar.
Abdomen : adalukabekasoperasi
116
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : G2P1PA0H1 Usia 31 tahun usia kehamila 34 – 35 minggu dengan
kehamilan resiko tinggi
Dasar : TB : 154 cm
HPHT : 20 – 09 - 2021
Riwayat SC, jarak kehamilan sebelumnya > 1 tahun
Masalah : Ibu tidak dapat melahirkan normal
Dasar : pasien mempunyai riwayat SC dan panggul sempit
Kebutuhan : menganjurkan ibu memilih persalinan yang aman
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Akan membahayakan nyawa ibu dan janinnya jika tidak direncakan persalinan yang
aman dan kolaborasi dengan dokter Obgyn
V. RENCANA MANAJEMEN
1. Lakukan pendekatan pada ibu
2. Memberikan penyuluhan tentang :
2. Pengertian kehamilan resiko tinggi
3. Pentingnya ANC rutin bagi ibu sendiri
4. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya persalinan
5. Menganjurkan untuk melahirkan di bidan/ dokter
6. Memberikan leaflat tentang kehamilan resiko tinggi
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi intrapersonal dan menjelaskan
maksud dan tujuan agar mempermudah dalam melakukan penyuluhan
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang :
117
1. Pengertian kehamilan resiko tinggi, agar ibu mengerti kenapa ibu digolongkan
kepada wanita hamil dengan resiko yang dapat membahayakan diri sendiri dan
janinnya
2. Pentingnya ANC rutin bagi ibu sendiri, agar ibu mengetahui kesehatan dirinya
serta dapat melakukan preventif, kuratif terhadap suatu penyakit yang timbul
selama kehamilannya
3. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya persalinan, agar ibu mengetahui
apa yang terjadi jika ia melahirkan secara normal dengan kondisi fisik ibu yang
digolongkan kedalam resiko tinggi
4. Menganjurkan untuk melahirkan di bidan/ dokter, jika terjadi masalah dalam
persalinannya maka bidan / dokter dapat melakukan tindakan yang tepat dan
segera mungkin
5. Memberikan leaflat tentang kehamilan resiko tinggi, agar ibu lebih mudah
memahami penyuluhan tadi dengan kemampuan visualnya
VII. EVALUASI
S :Keluarga mengerti dan memahami tentang apa yang dijelaskan oleh
tenaga kesehatan
O :Keluarga kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan oleh petugas
kesehatan
A :Rencana belum berhasil
P :Mengadakan kunjungan rumah
Pemantauan selanjutnya diserahkan pada bidan
118
BAB IV
RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Ibu hamil dengan tinggi badan 154 cm dengan anemia hb 8,3 gr% dan Ibu
memiliki riwayat operasi, dan panggul sempit.
Pemecahan masalah / pertolongan yang dapat di berikan oleh ibu – ibu PKK,
Kader Posyandu dan masyarakat :
1. Memberikan Informasi Edukasi kepada ibu hamil suami keluarga agar melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur, paling sedikit 4 kali : 1-1-2 kali pada tiap triwulan
sampai dekat akan menjelang melahirkan
2. Membantu menemukan adanya masalah / faktor risiko lain, misalnya adanya kelainan
letak, letak sungsang atau letak lintang
119
3. Persiapan / Perencanaan Persalinan Aman di bicarakan bersama bidan di desa dengan ibu
hamil, suami dan keluarga
4. Mencegah rujukan terlambat
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil pengakajian yang dilakukan pada Ny. “R” didapatkan data,
usia ibu 31 tahun, hamil anak ke dua, pernah mengalami persalinan SC , tinggi
badan kurang dari 154 cm, memiliki LILA kurang dari 23,5 cm, jarak dengan
kehamilan sebelumnya kurang dari dan memiliki riwayat . Dari kasus ini dapat
disimpulkan bahwa kehamilan ibu beresiko tinggi tetapi ibu tidak mengalami
keluhan apapun.
Pada pembahasan ini, penulis mengungkapkan bahwa antara landasan
teori dengan kasus Ny.”R” G2P1A0H1 Usia 31 tahun usia kehamilan 34 – 35
minggu tidak terjadi kesenjangan. Walaupun tidak ada keluhan, sebagai
mahasiswi bidan kita harus tetap waspada dan siap jika sewaktu-waktu terjadi
gawat ibu maupun janin. Dianjurkan melahirkan secara SC di Rumah Sakit,
karena ibu memiliki riwayat operasi, panggul kecil dan anemia.
120
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat melakukan asuhan kepada Ny.R dengan kehamilan resti adalah ibu dikatakan
wanita hamil dengan resiko tinggi dikarenakan ia memiliki anemia. Sehingga bisa dikatakan
dengan wanita hb rendah. Selain itu, dan memiliki riwayat operasi. Oleh karena itu ibu
memerlukan persalinan yang aman untuk menyelamatkan ibu dan bayinya
B. Saran
1. Bagi klien
Diharapkan klien mengerti tentang kehamilannya, keadaan janin dan bisa
kooperatif dengan petugas kesehatan dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini
2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat melaksanakan teori manajemen kebidanan komunitas dalam
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
3. Bagi institusi
121
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan komunitas dan
perbandingan pada penanganan kasus ANC dengan resiko tinggi
4. Lahan praktek
Mendapatkan dan memfasilitator dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, R, 1998, SinopsisObstetri :ObstetriFisiologi, ObstetriPatologi, edisi 2, Jilid 1,
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmukebidanan, edisi 3, Jakarta:
YayasanBinapustakasarwonoprawirohardjo
Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Penerbit Buku Kedokteran, EGC : Jakarta. 1998
122
Lampiran Dokumentasi
123
124