Anda di halaman 1dari 100

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI LINGKUNGAN 2 DESA SUMBER AGUNG


KECAMATAN KEMILINGKABUPATEN
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021

PROFESI NERS

Oleh:

Kelompok I

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021

i
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI
LINGKUNGAN 2 DESA SUMBER AGUNG
KECAMATAN KEMILING
KABUPATEN BANDAR LAMPUNG
2021

PROFESI NERS

Oleh:
1. A MU’AMAR KHODAFI 20350018
2. ARI YUNITA 20350010
3. ESTI HANDAYANI 20350011
4. IMRON SAPUTRA 20350005
5. YESSY RACHMAWATI 20350009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI LINGKUNGAN


2 DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN KEMILING
KABUPATEN BANDAR LAMPUNG
2021

Tanggal : 10 Februari 2021


Kelompok : II (Dua)
1. A Mu’amar Khodafi 20350018
2. Ari Yunita 20350010
3. Esti Handayani 20350011
4. Imron Saputra 20350005
5. Yessy Rachmawati 20350009

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing sebagai laporan akhir stase
keperawatan komunitas Program Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati Bandar Lampung Tahun Akademik 2019/2020.

Pembimbing Akademik 1 Pembimbing Akademik 2

Teguh Pribadi S.Kep., Ns., M.Sc Prima Dian Furqoni S.Kep., Ns., M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Andoko, S.Kep., Ns., M.Kes

KATA PENGANTAR

iii
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia–Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas di lingkungan 02 sumber agung
kemiling Bandar lampung. Penyusunan laporan ini tidak luput berkat adanya
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Andoko,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Program Studi PSIK Fakultas
kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung.
2. Dewi Kusuma Ningsih S.Kep., Ns., M.Kes selaku coordinator profesi ners
Universitas Malahayati Bandar Lampung.
3. Teguh Pribadi S.Kep., Ns., M.SC selaku koordinator Stase Komunitas
sekaligus dosen pembimbing akademik.
4. Eka Trismiyana S.KM,M.Kesselaku dosen pembimbing akademik stase
komunitas.
5. Prima Dian Furqoni,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing akademik
stase komunitas.
6. Umi Romayati Keswara, SKM.,M.Kes selaku dosen pembimbing akademik
stase keperawatan komunitas.
7. Sarian selaku ketua lingkungan 2 Sumber Agung Kemiling Bandar
Lampung.
8. Semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaiakn laporan kegiatan
ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi
peningkatan kesehatan khusunya masyarakat Desa Sumber Agung Kemiling
Bandar Lampung.
Bandar Lampung, 26 Maret 2021

Kelompok II

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai
inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup
warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah, dan swasta. Perilaku yang sehat dan kemampuan
masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh
karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan
adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat (WHO, 2013).
Beberapa determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat
adalah keturunan/genetik, keadaan gizi, gaya hidup, akses pelayanan
kesehatan, serta lingkungan fisik dan nonfisik. Genetik memegang peran
dalam penentuan sifat dan karakteristik fisiologis seorang individu, seperti
postur tubuh, warna kulit, dan golongan darah. Lingkungan fisik meliputi
lingkungan yang ada di sekitar manusia, seperti udara yang kita hirup, darat
dan laut sebagai sumber kehidupan, termasuk rumah dan fasilitasnya serta
ketersediaan pelayanan umum (air bersih, listrik, dan jalan raya). Sedangkan
faktor budaya akan mempengaruhi sikap masyarakat terhadap hidup sehat dan
kesehatan secara keseluruhan (Mubarak, & Chayatin, 2009).
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh
hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja
keras serta konstribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk
optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan
adanya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan

1
nasional. Dengan perkataan lain untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat,
para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan
pertimbangan–pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan
pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif
terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan,
seyogianya tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan
nasional yang berkontribusi positif terhadap kesehatan seperti dimaksud
diatas, maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan
sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan
(Ibrahim, 2011).
Seiring dengan program desa siaga yang dicanangkan oleh Kementerian
Kesehatan RI, pendidikan, dan profesi keperawatan telah menerapkan standar
perawatan komunitas yang mencakup berbagai unsur dan komponen seperti
yang ada pada konsep desa siaga. Perawatan kesehatan masyarakat diterapkan
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan populasi dimana prakteknya
tersebut bersifat umum dan komprehensif yang ditujukan pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang memiliki kontribusi bagi kesehatan,
pendidikan kesehatan dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas
pelayanan holistik. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari
perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan
dengan masalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja
serta kesehatan lanjut usia (lansia),maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan yang masih sangat rendah seperti pemeriksaan kesehatan,
kehamilan, imunisasi, posyandu dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2013).
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat secara mandiri
maupun dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain melalui lintas
program atau lintas sektoral. Pada kenyataannya belum semua tenaga
keperawatan komunitas memberikan pelayanan sesuai konsep, hal ini antara
lain karena pemahaman yang belum sama tentang konsep dasar keperawatan
komunitas dan perannya dalam keperawatan komunitas, dengan materi ini
diharapkan para sejawat perawat dapat menyalurkan ilmunya baik kepada

2
masyarakat maupun kepada sejawat perawat lain yang bekerja di komunitas,
selanjutnya akan diuraikan asumsi keyakinan dan falsafah komunitas
(Effendy, 2014).
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada
peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat. Untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai
tingkat RT dan RW. Di Wilayah Desa Sumber Agung lingkungan 2,
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung dengan jumlah 386 KK,penduduk
1.363 jiwa (laki-laki 848 jiwa (47%) dan perempuan 907 jiwa (53%)), kondisi
lingkungan dengan luas wilayah 650 Hektar merupakan daerah dataran tinggi,
suhu udara dingin dan perilaku pembuangan sampah yang kurang tertib,
sanitasi lingkungan yang buruk, banyaknya debu di sekitaran lingkungan
rumah dan jalan, serta sumber air dan makanan yang tercemar oleh
mikroorganisme, sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis
pada lingkungan seperti malaria, diare, typoid, penyakit kulit dan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk
mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan.
Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui praktik keperawatan
komunitas di wilayahlingkungan 2 desa sumber agung kemiling Bandar
lampung. Jumlah RT di lingkungan 2 terdiri dari4 RT (RT 01 : 55 KK, RT 02
: 35 KK, RT 03 : 54 KK, RT 04 : 53 KK.Total 197 KK), penduduk 732 jiwa
(laki-laki 357 jiwa dan perempuan 375 jiwa).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka Mahasiswa/iProfesi
Ners Universitas Malahayati 2020/2021 melaksanakan pengambilan data
keperawatan komunitas di lingkungan 2 Desa Sumber Agung Kecamatan
Kemiling Kabupaten Bandar Lampungdengan menggunakan dua pendekatan
yaitu pendekatan keluarga dan pendekatan masyarakat, dalam rangka
melakukan pembinaan, mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal secara mandiri, dimana dalam pelaksanaan
praktek asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses

3
keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara
mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnosa atau permasalahan dan
menyusun rencana sesuai peramasalahan yang ditemukan, kemudian
pelaksanaan dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

1.2. Tujuan
1.2.1. Umum
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas, mahasiswa akan
dapat meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengenali masalah
kesehatan, mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
1.2.2. Khusus
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas di lingkungan 2
Desa Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kabupaten Bandar
Lampungdiharapkan mahasiswa mampu :
a. Membina hubungan baik dengan komunitas dan keluarga yang dibina
dengan mengenal wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
b. Bekerjasama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan
pendataan kesehatan.
c. Menganalisa data dengan menggunakan pendekatan biostatistik,
demografi, dan epidemiologi guna mengidentifikasikan diagnosa
keperawatan komunitas serta faktor penyebab timbulnya masalah.
d. Memfasilitasi komunitas dan keluarga dalam memusyawarahkan
masalah-masalah yang ditemukan dan menyadarkan adanya masalah
kesehatan yang sedang/akan dihadapinya.
e. Mengorganisasikan potensi yang ada di komunitas untuk merencanakan
dan melaksanakan tindakan pemecahan masalah.
f. Meningkatkan tenaga-tenaga potensial di komunitas (kader) dengan
melatihnya dalam program kerja untuk mengatasi masalah.

4
g. Bekerjasama dengan tokoh-tokoh di komunitas, sektor yang terkait
dalam memberikan dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang
dan akan dihadapi.
h. Mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian tujuan asuhan
keperawatan masyarakat.
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan masyarakat dengan benar dan
tepat.

1.3. Manfaat
1.3.1. Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status
kesehatannya dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau
menyelesaikan permasalahan tersebut.
1.3.2. Mahasiswa
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali
masalah kesehatan dalam masyarakat serta menentukan langkah
penyelesaiannya dengan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada
masyarakat khusus tentang kesehatan.
1.3.3. Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi
tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas guna membantu program kesehatan pada masyarakat.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


2.1.1. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun, 2009). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing, dan sebagainya (Mubarak, & Chayatin,
2009).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Notoatmodjo, 2013).
Menurut Freeman (1981) ; (Notoatmodjo, 2013) mendefinisikan
keperawatan kesehatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok
khusus atau masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

6
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, & Chayatin, 2009).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses Assicoation (1980) ; Mubarak, & Chayatin, &
Santoso (2009) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-
asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
2. Merupakan bidang khusus keperawatan

7
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

2.1.2. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


2.1.2.1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2.1.2.2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan msyarakat dalam hal:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
2. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan
/keperawatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan/ keperawatan yang mereka hadapi
5. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan

8
7. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
2.1.3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
Menurut (Riyadi, 2011), Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun
yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk
diantaranya adalah:

9
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
1. Ibu hamil
2. Bayi baru lahir
3. Balita
4. Anal usia sekolah
5. Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1. Penderita penyakit menular, seperti : TBC, dan lain sebagainya.
2. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranyaa
1. Wanita tuna susila
2. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya (Mubarak, Chayatin, & Santoso, 2009).

10
2.2 Konsep Perilaku Kesehatan Masyarakat
2.2.1 Pengertian
Perilaku: kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang
bersangkutan
Aktifitas dibagi dua:
a. Aktifitas yang dapat diamati orang lain: berjalan, bernyanyi, tertawa
b. Aktifitas yang tidak dapat diamati orang lain: berfikir, berfantasi,
bersikap
Menurut Skinner (1938) ; Mubarak, & Chayatin (2009) : perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan)
Teori Skinner biasa disingkat: S-O-R (stimulus – organisme – respons)
Respon ada dua:
a. Respondent respons: respon oleh stimulus yang responya relatif tetap
b. Operant respons: respon yang timbul, kemudian jadi stimulus untuk
respon yang lain
2.2.2 Macam Perilaku
a. Perilaku tertutup (covert behavior): respon yang belum dapat diamati,
perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, sikap
b. Perilaku terbuka (overt behavior): respon berupa tindakan atau praktik,
jadi dapat diamati oleh orang lain
2.2.3 Perilaku Kesehatan
a. Respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sehat-sakit, penyakit, dan faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan
b. Semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati
maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan.
2.2.4 Macam Perilaku Kesehatan
a. Perilaku orang sehat agar tetap sehat dan meningkat, disebut perilaku
sehat (healthy behaviour)

11
b. Perilaku orang yang sakit atau perilaku mencari pelayanan kesehatan
(health seeking behavior)

Menurut Becker (1979) ; Notoatmodjo (2013) : perilaku kesehatan dibagi


3 macam
a. Perilaku sehat (healthy behavior):
 Makan menu seimbang
 Kegiatan fisik yang teratur dan cukup
 Tidak merokok, minuman keras dan narkoba
 Istirahat yang cukup
 Pengendalian dan manajemen strees
 Gaya hidup sehat
b. Perilaku sakit (illness behavior): tindakan seseorang yang sakit baik
dirinya maupun keluarganya
 Didiamkan saja (no action)
 Melakuakan pengobatan sendiri (self treatment/ medication)
 Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar (tradisional / modern)
c. Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior)
 Tindakan memperoleh kesembuhan
 Tindakan mengenal fasilitas kesehatan yang tepat
 Memenuhi kewajiban pasien (nasehat dokter)
 Menghindari hal yang merugikan sakitnya
 Menjaga agar tidak kambuh
2.2.5 Domain Perilaku
Menurut Benyamin Bloom (1908) ; Notoatmodjo (2013) : domain perilaku
ada tiga:
1. Kognitif (cipta)
2. Afektif (rasa)
3. Psikomotor (karsa)

12
2.2.6 Tingkat Domain Perilaku
a. Pengetahuan (knowledge)
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
b. Sikap (attitude)
1. Kepercayaan, ide dan konsep terhadap objek
2. Kehidupan emosional atau evalusi orang terhadap objek
3. Kecenderungan untuk bertindak
Tingkatan sikap:
1. Menerima (receiving)
2. Menanggapi (responding)
3. Menghargai (valuing)
4. Bertanggung jawab (responsible)
c. Tindakan atau Praktik (Practice)
1. Praktik terpimpin (guide response): tindakan yang masih perlu
diingatkan
2. Praktek secara mekanisme (mechanism): tindakan yang sudah
otomatis atau jadi kebiasaan
3. Adopsi (adoption): tindakan yang sudah terbiasa dan berkembang
menjadi lebih baik (benar)
2.2.7 Pengukuran Perilaku Kesehatan
a. Domaian perilaku: pengetahuan, sikap dan tindakan
b. Pengukuran pengetahuan: dapat dilakukan dengan wawancara atau
kuesioner
c. Pengukuran sikap dapat diukur secara langsung dan tidak langsung
d. Pertanyaan langsung

13
e. Pengukuran tidak langsung: Apabila saudara diundang untuk
mendengarkan ceramah narkoba, Apakah saudara mau hadir.
f. Praktik kesehatan dapat diukur secara langsung dan tidak langsung
g. Pengukuran secara langsung: observasi
h. Pengukuran secara tidak langsung: menanyakan apa yang telah
dilakukan
2.2.8 Determinan Perilaku Kesehatan
a. Teori Lawrence Green:
1. Faktor predisposisi
2. Faktor pemungkin
3. Faktor penguat
b. Teori Snehandu B. Kar
1. Adanya niat
2. Adanya dukungan masyarakat
3. Terjangkauanya informasi
4. Adanya kebebasan mengambil keputusan
5. Adanya kondisi yang memungkinkan
2.3 Upaya-Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Menurut Effendy(2012) Keperawatan komunitas menerapkan suatu upaya
pelaksanaan yang berfokus pada peningkatan peran serta masyarakat dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan. Tahapan penerapan asuhan
keperawatan komunitas adalah segabai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Pengaktifan sumber daya yang dimiliki.
b. Perencanaan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada.
c. Interaksi dengan masyarakat yang bertujuan untuk terbinanya rasa
saling percaya
2. Tahap pengorganisasian
a. Pembinaan terhadap organisasi pelayanan kesehatan yang ada seperti
pokjakes, kader, melalui masyarakat RT, tokoh masyarakat, dan
puskesmas

14
b. Penyusunan rencana kerja kelompok dengan baik dan terperinci
3. Tahap edukasi dan latihan
Mengadakan pertemuan secara teratur dalam kelompok-kelompok inti
dengan menetapkan masalah, rencana tindakan, dan evaluasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif (Effendy, 2012).
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
c. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
d. Olahraga secara teratur
e. Rekreasi
f. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas
maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

15
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas.
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, dilakukan melalui kegiatan
Latihan fisik baik yang mengalami gangguan fisik ataupun yang tidak
mengalami gangguan fisik.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk
dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan
tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka
derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.

2.4 Konsep Puskesmas


2.4.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
(Kemenkes RI, 2014).

16
2.4.2 Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas,
maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab
langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Kemenkes RI, 2014).
2.4.3 Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat
yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator
Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni:
(1) Lingkungan sehat, (2) Perilaku sehat, (3) Cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu, (4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan
Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
wilayah kecamatan setempat (Kemenkes RI, 2014).
2.4.4 Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain
yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yakni pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif

17
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya
di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan
menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan
dari yang bersangkutan (Kemenkes RI, 2014).
2.4.5 Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu
berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

18
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya,
serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat
ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah
rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
2.5 Program Pokok Puskesmas

19
Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan dan
pengalaman penulis,  antara lain:
2.5.1 Promosi Kesehatan (Promkes)
a. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
b. Sosialisasi Program Kesehatan
c. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2.5.2 Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
a. Surveilens Epidemiologi
b. Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA,
Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies
2.5.3 Program Pengobatan :
a. Rawat Jalan Poli Umum
b. Rawat Jalan Poli Gigi
c. Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
d. Unit Gawat Darurat (UGD)
e. Puskesmas Keliling (Puskel)
2.5.4 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 
a. ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga
Berencana),
b. Persalinan,  Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun
2.5.5 Upaya Peningkatan Gizi
Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
2.5.6 Kesehatan Lingkungan :
a. Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA
(sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum),
Institusi pemerintah
b. Survey Jentik Nyamuk
2.5.7 Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :

20
Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan
tambahan, sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material
puskesmas dalam melakukan pelayanan
a. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan
b. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
c. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
d. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
e. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
f. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani

2.6 Proses Asuhan Keperawatan Komunitas


2.6.1 Pengertian Proses Keperawatan Komunitas
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan
dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara
kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.
Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses
pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Wolf,
Weitzel, & Fuerst, 2011).
Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang
bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau
masyarakat yang langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian :
pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
tindakan keperawatan (Mubarak, & Chayatin, 2009). Proses keperawatan
pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang
memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh –
tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap

21
pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat
benar – benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan
dan keperawatan yang diberikan (Nursalam, 2012).
2.6.2 Tujuan Dan Fungsi Proses Keperawatan Komunitas
2.6.2.1 Tujuan
Tujuan melakukan proses keperawatan dalam komunitas adalah menurut
(Mubarak, & Chayatin, 2009) adalah:
a. Agar diperoleh hasil asuhan keperawatan komunitas yang bermutu,
efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada
masyarakat dan agar pelaksanaannya dilakukan secara sistematis,
dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Meningkatkan status kesehatan masyarakat.
c. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka perawat kesehatan komunitas
harus memiliki keterampilan dasar yang meliputi : epidemiologi,
penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan
interpersonal yang baik.
2.6.2.2 Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahabn
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahannya  atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan.
2.6.3 Langkah-Langkah Proses Keperawatan Komunitas
Banyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah – langkah proses keperawatan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Subdit Perawatan Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI

22
Membagi dalam empat tahap yaitu : (a) Identifikasi, (b) Pengumpulan data (c)
Rencana dan kegiatan (d) serta Penilaian.
2. Freeman
Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu : (a) Membina
hubungan saling percaya dengan klien, (b) Pengkajian, (c) Penentuan tujuan
bersama keluarga dan orang terdekat klien, (d) Merencanakan tindakan
bersama klien, (e) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana, dan (f) Hasil
evaluasi.
3 S.G Bailon
Membagi menjadi empat tahap yaitu : (a) Pengkajian, (b) Perencanaan, (c)
Implementasi, dan (d) Evaluasi. Dari pendapat – pendapat dari para ahli
tersebut diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya langkah –
langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah :
(1)   Pengkajian
(2)   Diagnosis Keperawatan
(3)   Perencanaan
(4)   Pelaksanaan
(5)   Evaluasi atau penilaian
2.6.3 Langkah – Langkah Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
A. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu kumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan masyarakat dengan memakai sistem norma-norma
kesehatan masyarakat yang merupakan sistem terintegretasi dan kesanggupan
masyarakat untuk mengatasinya (Erwin, 2012).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :
Pengumpulan data :
1. Data umum
a. Lokasi daerah binaan
b. Keadaan geografi
1) Luas wilayah
2) Pola demografi

23
2. Data khusus
a. Data cultural
1) Tingkat pendidikan
2) Pekerjaan
3) Tingkat sosial ekonomi
4) Kebudayaan dan kebiasaan
b. Data kesehatan (cakupan pelayanan kesehatan)
1) Kesehatan ibu dan anak
2) Keadaan gizi ibu dan anak
3) Keluarga berencana
4) Imunisasi
5) Penyakit-penyakit yang diderita
c. Keadaan Kesehatan Lingkungan
1) Perumahaan
2) Sumber air
3) Tempat pembuangan sampah
4) Pembuangan Air Kotor
5) Jamban
3. Pengelolahan Data
Setengah data diperoleh kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Klasifikasi/kategori
b. Perhitungan persentase cakupan (Telly)
c. Tabulasi data
d. Interprestasi data
e. Analisa data
4. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
kesenjangan/ masalah yang dihadapi oleh masyrakat, baik itu masalah
keperawatan/masalah kesehatan yang dihadapi masyrakat (Erwin, 2012).

24
B. Diagnosa Keperawatan Komunitas
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan,
diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan masyrakat baik yang nyata (actual) dan yang memungkinkan tejadi
(potensial) (Erwin, 2012). Diagnosa mengandung komponen utama yaitu:
a. Resiko
Merupakan kesehatan spesifik yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
oleh masyrakat
b. Diantara Warga
Berisikan tentang masyrakat binaan
c. Sehubungan Dengan
Mengandung karakteristik masyarakat dan lingkungan yang teridentifikasi.
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Menurut (Erwin, 2012), Perencanaan asuhan keperawatan masyrakat
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan, rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup :
a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakssanakan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapain tujuan.
Kriteria perumusan masalah:
1) Berfokus pada masyrakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistis
5) Waktu relative dibatasi (jangka pendek, menegah, panjang)
Format formulasi dibatasi (jangka pendek, menegah, panjang)
1) Satuan objek (masyarakat)
2) Prilaku masyrakat yang diamati
3) Susunan predikat ( kondisi yang mencakup perilaku masyrakat)
4) Kriteria untuk menentukan pencapain tujuan.
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan masyarakat:

25
a. Identifikasi alternative tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan (musyawarah
masyrakat desa, lokakarya mini)
d. Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat.
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realiatis dan disusun secara berurutan.
D. Pelaksanaan
Menurut (Erwin, 2012), Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Prinsip-prinsip dalam
pelaksanaan keperawatan:
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyrakat dalam pemeliharaaan diri serta
lingkungannya
d. Bekerja dengan profesi lain
e. Menetapkan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam melaksanakan
keperawatan.
E. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
diharapkan.
b. Menilai efektivitas proses keperawatan mulai pengkajian sampai dengan
pelaksanaan
c. Hasil evaluasi keperawatan digunakan sebagai perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.

26
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI LINGKUNGAN 2 DESA
SUMBER AGUNG KECAMATAN KEMILING KABUPATEN
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021

3.1. Data Geografis dan Demografis


Kegiatan praktik keperawatan komunitas diawali dengan kegiatan penerimaan
mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2021 di Kelurahan Desa
Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung. Kemudian mahasiswa pagi harinya
membicarakan tempat tinggal dan semua keperluan praktek komunitas di desa
tersebut. Setelah acara serah terima tersebut mahasiswa mendapatkan penjelasan
dari bapak kepala desa, sekertaris desa, kaprodi psik, dan dosen komunitas
Universitas Malahayati. Selanjutnya mahasiswa merencanakan acara temu kenal
dengan masyarakat khusunya lingkungan 02 (RT 01, RT 02, RT 03, RT 04)di
lingkungan 2 Desa Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kabupaten Bandar
Lampung di lingkungan 2 Desa Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kabupaten
Bandar Lampung.

3.1.1 Wilayah Kerja Kelompok 2


a. Lingkungan 02 terdiri dari 4 RT dengan jumlah penduduk sebagai berikut:
Tabel 3.1Jumlah Penduduk di lingkungan 2
N UMUR JENIS KELAMIN
O
LAKI-LAKI % PEREMPUAN % TOTAL %

1 0- 5 12 2.6 11 2.4 23 5.9

2 6 – 12 38 8.1 27 5.8 65 13.9

3 13 – 18 28 6.0 34 7.3 62 13.3

4 19 – 35 57 12.2 70 15.0 127 27.1

5 36 – 54 67 14.3 64 13.7 131 28.0

6 > 55 34 7.3 26 5.6 60 12.8

TOTAL 236 232 468 100

27
Bagan 3.1.Struktur Pemerintah lingkungan 02 sumber agung kemiling
Bandar lampung

Kepala Desa
Satria Dinata S.Kom.,M.M

Sekretaris Desa
Kepala Desa
Satria Dinata S.Kom Ismail S.Sos

RT1 RT2 RT3 RT4


DIDI MARSIDI RUSMAYADI ERSI SAPRI

b. Fasilitas
Ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan di lingkungan 02 sumber
agung kemiling Bandar lampung, antara lain:
1. Sarana Ibadah
Terdapat 1 mushola di lingkungan 02 sumber agung kemiling Bandar
lampung.
2. Sarana Kesehatan
Posyandu di lingkungan 02 sumber agung kemiling Bandar lampung
terdapat 1 posyandu balita dan ibu hamil yaitu Posyandu melati yang
ada di kediaman Ketua kader lingkungan 2 dengan jadwal
pelaksanaan posyandu pada setiap tanggal 15.
3. Sarana Pendidikan
Lingkungan 02 terdapat 1 TK, dan SD.

28
4. Sarana Sosial
Lingkungan 02 terdapat 4 pos kamling/gardu, 1 tempat pengajian ibu,
dan 3 TPA. RT 2 terdapat 1 masjid dan 1 TPU.

3.2 Pengkajian
Data di wilayah lingkungan 02 sumber agung kemiling Bandar lampung,
jumlah ada 4 RT(RT 01 : 55 KK, RT 02 : 35 KK, RT 03 : 54 KK, RT 04 : 53
KK, Total 197 KK). Sehingga didapatkan populasi sebanyak 197 KK.
Penentuan jumlah sampel dalam laporan ini menggunakan Rumus Slovin,
yaitu :
N
n=
1+ N ( e )2
Keterngan :
n = ukuran sampel
N = populasi
E = 0,05
Berdasarkan perhitungan total sampel, maka jumlah sampel adalah 132
KK.Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple randome
samplingyaitu pengambilan sampel secara acak.

Tabel 3.2 Distribusi Warga lingkungan 02 lingkungan 02 sumber agung kemiling


Bandar lampung Berdasarkan RT yang Terkaji
RT
No KK
Dusun 02
1. RT 01 37
2. RT 02 25
3. RT 03 35
4. RT 04 35
Total 132
Sumber: Hasil Survey Mahasiswa Profesi Ners Universitas Malahayati

TABEL 3.3 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENDIDIKAN

29
N PEKERJAAN FREKUENSI %
O

1 Belum sekolah 23 4.9

2 Tidak sekolah 17 3.6

3 TK 16 3.4

4 SD 181 38.7

5 SMP 135 28.8

6 SMA 89 19.0

7 Perguruan tinggi 7 1.5

TOTAL 468 100.0

Berdasarkan distribusi pendidikan tetinggi diperolah pada tingkat SD dengan hasil


38.7%, pendidikan SMP sebanyak 28.8%, pendidikan SMA sebanyak 19.0%,
belum sekolah didapatkan 4.9%, tidak sekolah sebayak 3.6%, TK diperoleh 3.4%,
dan perguruan tinggi sebanyak 3.4%.

TABEL 3.4 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PEKERJAAN

N PEKERJAAN FREKUENSI %
O

1 Pelajar 100 21.4

2 Tidak bekerja 230 49.1

3 PNS 3 0.7

4 Petani 113 24.1

6 SWASTA 22 4.7

TOTAL 468 100.0

30
Distribusi berdasarkan pekerjaan diperoleh frekuensi paling tertingi yaitu tidak
berkerja sebanyak 49.1%, pekerjaan sebagai petani sebanyak 24.1%, pelajar
sebanyak 21.4%, suwasta sebanyak 4.7%, dan PNS sebanyak 0.7%.
TABEL 3.5 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA

NO AGAMA FREKUENSI %

1 Islam 468 100

2 Kristen 0 0

3 Hindu 0 0

4 Budha 0 0

5 Lain-lain 0 0

TOTAL 468 100.0

Berdasarkan hasil prasurvey diperoleh bahwa dalam satu lingkungan 2 di desa


sumber agung kemiling dari RT 1 - RT 4 menganut agama islam sebanyak 100%.
b. Data social ekonomi
TABEL 3.6 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN RATA-RATA
PENGHASILAN
N PENGHASILAN FREKUENSI %
O

1 kurang dari Rp. 500.000 0 0

2 Rp 500.000 – 1.000.000 0 0

3 Rp. 1.000.000 – 2.000.000 80 60.6

4 Lebih dari Rp. 2.000.000 52 39.4

TOTAL 132 100.0

Distribusi berdasarkan penghasilan setiap bulannya diperoleh Rp 1.000.000 – Rp


2.000.000 sebanyak 60.6% dan > Rp 2.000.000 sebanyak 39.4%. penghasilan
setiap harinya dari hasil dan hasil kerja lainya.

31
c. Data linkungan fisik
1. Perumahan

TABEL 3.7 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


KEPEMILIKAN RUMAH
N KEPEMILIKAN FREKUENSI %
O RUMAH

1 Sewa 3 2.3

2 numpang, 10 7.6

3 milik sendiri 119 90.2

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi kepemilikan rumah diperoleh nilai terbesar pada rumah


milik sendiri sebanyak 9.2%, numpang sebanyak 7.6 %, dan rumah sewa
sebanyak 2.3 %.
TABEL 3.8 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS
RUMAH

N JENIS RUMAH FREKUENSI %


O

1 Permanen, 129 97.7

2 semi permanen 3 2.3

3 tidak permanen

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi menurut jenis rumah diperoleh permanen menduduki nilai


terrtinggi sebanyak 97.7 %, sedangkan jenis rumah yang semi permanen terdapat
2.3% dilingkungan 2 RT – RT 4 desa sumber agung.

32
TABEL 3.9 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS
LANTAI RUMAH

N JENIS LANTAI FREKUENSI %


O RUMAH

1 Tanah

2 papan

3 tegel/semen 132

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan jenis lantai pada setia p rumah warga mayorritas sudah tegal/semen
dengan hasil prasurvey sebanyak 100 %. Sehingga tidak ada rumah warga yang
jenis lantainya tanah ataupun papan.

TABEL 3.10 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN VENTILASI


RUMAH
N VENTILASI RUMAH FREKUENSI %
O

1 Baik 132

2 kurang.

TOTAL 132 100.0

Bedasarkan hasil distribusi menurut ventilasi diperoleh nilai baik sebanyak 100%,
karena setiap rumah warga memiliki ventilasi yang cukup dan baik.
TABEL 3.11 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENERANGAN
RUMAH

N PENERANGAN FREKUENSI %
O RUMAH

1 Baik 2 1.5

2 Cukup 29 22.0

3 Kurang 101 76.5

33
TOTAL 132 100.0

Menurut hasil distribusi berdasarkan penerangan rumah bahwa penerangan


yang kurang baik sebanyak 785%, cukup baik sebanyak 22.0%, sedangkan yang
baik sebanyak 1.5% disetiap rumah

TABEL 3.12 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN LUAS KAMAR


TIDUR

N LUAS KAMAR TIDUR FREKUENSI %


O

1 memenuhi syarat 92 69.7

2 tidak memenuhi sarat. 40 30.3

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi penduduk berdasarkan luas kamar tidur yang memenuhi


syarat sebanyak 69.7 %, selain itu ada yang tidak memenuhi syarat sebanyak
30.3% di setiap rumah warga.
2. Halaman Rumah
TABEL 3.13 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN
HALAMAN RUMAH

N KEPEMILIKAN FREKUENSI %
O HALAMAN RUMAH

1 Ada 122 92.4

2 Tidak 10 7.6

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan hasil distribusi penduduk kepemmilikan halaman rumah diperoleh


92.4% yang memiliki halaman rumah dan adapun yang tidak memiiki halaman
rumah sebanyak 7.6% saat prasurvey di desa sumber agung.

34
TABEL 3.14 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS
PEMANFAATAN HALAMAN

N JENIS PEMANFAATAN FREKUENSI %


O HALAMAN

1 Kebun, 95 72.0

2 Kolam 20 15.2

3 Kandang ternak 8 6.1

4 Tidak dimanfaatkan 9 6.8

5 lain-lain 0 0

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi penduduk menurut jenis pemanfaatan halaman rumah


didapatkan kebun sebanyak 72.0%, kolam ikan sebanyak 15.2%, kandang ternak
sebanyak 6.1, dan yang tidak dimanfaatkan sebanyak 6. 8% pada setiap rumah
warga.
3. Pembuangan Kotoran
TABEL 3.15 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBIASAAN
BAB

N JENIS PEMANFAATAN FREKUENSI %


O HALAMAN

1 Sungai 0 0

2 Selokan 0 0

3 sembarang tempat, 0 0

4 WC, 132 100

5 lain-lain 0 0

TOTAL 132 100.0

35
Berdasarkan hasil prasurvey yang selama ini didapatkan semua warga dari RT 1-
RT 2 sudah membiasakan BAB di WC , karena warga sendiri sudah memiliki WC
tersendiri dengan presentasi 100% disetiap rumah warga.
TABEL 3.16 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN
JAMBAN

N KEPEMILIKAN FREKUENSI %
O JAMBAN

1 ada, 132 100

2 Tidak 0 0

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan hasil prasurvey yang didapat bahwa semua warga yang di


linkungan 02 sudah memiliki jamban sendirir dengan resentasi 100%.

TABEL 3.16 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JARAK


JAMBAN DENGAN SUMBER AIR

N JARAK JAMBAN FREKUENSI %


O DENGAN SUMBER
AIR

1 kurang dari 10 m 132 100%

2 lebih dar 10 m 0 0

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut jarak jamban dengan sumber


agung mayoritas kurang 10 m sebanyak 100%, karena warga desa berfikir
bahawa semua bisa terjangkau.

TABEL 3.17 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KONDISI


JAMBAN

36
N KONDISI JAMBAN FREKUENSI %
O

1 terawat, 126 95.5

2 tidak terawat 6 4.5

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi penduduk menurut kondisi jamban terdapat 95.5%


merupakan jamban yang terawat, selain itu jamban yang tidak terawat sebannyak
4.5%.

4. Sumber air

TABEL 3.18 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN SUMBER AIR


MINUM DAN MASAK

N SUMBER AIR MINUM FREKUENSI %


O DAN MASAK

1 PDAM 0 0

2 sumur pompa 0 0

3 sumur gali 9 6.8

4 mata air 123 93.2

5 Sungai 0 0

6 air mineral 0 0

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan hasil prasurvey distribusi penduduk menurut sumber air minum


dan masak diperoleh sumur gali sebanak 6.8% , selain itu adapun yang memakai
sumber mata air sebanyak 93.2%. sedangkan yang memakai PDAM, sungai dan
mineral tidak ada.
TABEL 3.19 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN SUMBER
UNTUK MANDI DAN MENCUCI

N SUMBER UNTUK FREKUENSI %


O MANDI DAN

37
MENCUCI

1 PDAM 0 0

2 sumur pompa 0 0

3 sumur gali 9 6.8

4 mata air 123 93.2

5 Sungai 0 0

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi yang diperoleh dari penduduk bahwa sumber untuk


mandi dan mencuci sebanyak 93.2% dari mata air, sedangkan adapun yang
sebagian memakai sumur gali sebanyak 6.8% di lingkungan 02 sumber agung
kemiling
TABEL 3.20 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGOLAHAN
AIR MINUM

N PENGOLAHAN AIR FREKUENSI %


O MINUM

1 dimasak, 132 100

2 tidak dimasak 0 0

TOTAL 132 100.0

Bedasarkan distribusi yang diperoleh menurut pengelolaan air minum sebanyak


100% , karena semua warga saat pengelolaan minum harus dimasak terlebih
dahulu.

5. Tempat penampungan air

TABEL 3.21 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN TEMPAT


PENAMPUNGAN AIR

N PENGOLAHAN AIR FREKUENSI %


O MINUM

1 bak, 117 88.6

38
2 gentong 0 0

3 ember, 15 11.4

4 lain-lain 0 0

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi penduduk terhada tempat penampungan air sebanyak


88.6% di bak, sedangkankan digentong tidak ada dan di ember sebanyak 11.4%
dalam setiap rumah warga.

TABEL 3.22 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KONDISI


TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

N KONDISI TEMPAT FREKUENSI %


O PENAMPUNGAN AIR

1 tertutup, 101 76.5

2 terbuka 31 23.5

TOTAL 132 100

Berdasarkan distribusi penduduk kondisi tempat penampungan air yang tertutup


sebanyak 76.5% sedangkan yang terbuka sebanyak 23.5% di setiap rumah.
TABEL 3.23 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGURASAN
TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

N PENGURASAN TEMPAT FREKUENSI %


O PENAMPUNGAN AIR

1 Ya 132 100

2 tidak. 0 0

TOTAL 132 100

Berdasarkan distribusi penduduk dalam pengurasan tempat penampungan air


diperoleh sebanyak 100% karena semua warga sudah memiliki tempat
penampunan air.

39
TABEL 3.24 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN FREKUENSI
MENGURAS DALAM SEMINGGU

N FREKUENSI MENGURAS FREKUENSI %


O DALAM SEMINGGU

1 1 kali 132 100

2 2 kali 0 0

3 3 kali 0 0

4 lebih 3 kali 0 0

TOTAL 132 100.0

Hasil distribusi penduduk berdasarkan frekuensi menguras dalam seminggu


diperoleh sebanyak 100% , karena warga takut adanya jentik nyamuk dirumanya.
Seingga seminggu sekali dikuras dan dibersihkan.
TABEL 3.25 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEADAAN
PENAMPUNGAN AIR

N KEADAAN FREKUENSI %
O PENAMPUNGAN AIR

1 berlumut, 5 3.8

2 tidak berlumut 88 66.7

3 ada jentik nyamuk 1 .8

4 tidak ada jentik nyamuk 38 28.8

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi penduduk keadaan penampungan air sebanyak 3.8%


dengan kondisi berlumut, tidak berlumut sebanyak 66.7%, ada jentik nyamuk
sebanyak 0.8%, dan tidak ada jentik nyamuk sebanyak 28.8%.

40
TABEL 3.25 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KONDISI AIR

KONDISI AIR FREKUENSI %


N
O

1 berbau, 0 0

2 berwarna 0 0

3 berasa 0 0

4 tidak berbau, tidak berasa dan tidak 132 100


berwarna

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil prasurvey yang diperoleh bahwa distribusi penduduk dengan


kondisi air yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna sebanyak 100%.
Sehingga tidak ada kondisi air yang berbau, berwarna dan berasa di desa sumber
agung lingkungkungan 02 kemiling Bandar lampung.

6. Pembuangan sampah dan limbah


TABEL 3.26 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN CARA
PEMBUANGAN SAMPAH

N CARA PEMBUANGAN FREKUENSI %


O SAMPAH

1 ditimbun, 26 19.7

2 Dibakar 26 19.7

3 tempat sampah umum 80 60.6

4 Sungai 0 0

41
5 sembarang tempat 0 0

TOTAL 132 100

Berdasarkan distribusi penduduk berdasarkan cara pembuanngan sampah


diperoleh tempat sampah umum sebanyak 60.6%, dibakar sebanyak 19.7%, dan
pembuangan sampa secara ditimbun sebanyak 19.7%.

TABEL 3.26 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN TEMPAT


PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA

N TEMPAT PEMBUANGAN FREKUENSI %


O SAMPAH SEMENTARA

1 ada, 132 0

2 tidak./sembarangan 0

TOTAL 132 100

Berdasarkan distribusi penduduk menurut tempat pembuangan sampah


sementara diperoleh 100% yang ada tempat pembuanganya dan tidak
/sembarangan tidak ada didesa tersebut.

TABEL 3.27 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEADAAN


TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA

N KEADAAN TEMPAT FREKUENSI %


O PEMBUANGAN
SAMPAH SEMENTARA

1 Tertutup 132 0

2 Terbuka 0 0

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan keadaan tempat pembuangan sampah sementara mayoritas tertutup


dan tidak terbuka dengan hasil 100% dari hasil prasurvey.
TABEL 3.28 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JARAK
TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH DENGAN RUMAH

N JARAK TEMPAT PENAMPUNGAN FREKUENSI %

42
O SAMPAH DENGAN RUMAH

1 kurang dari 5 meter 49 37.1

2 lebih dari 5 meter 83 62.9

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut jarak tempat penampungan


sampah dengan rumah kurang dari 5 meter sebanyak 37.1% , dan lebih dari 5
meter sebanyak 62.9% dalam setiap rumah yang didatangi.
TABEL 3.29 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PEMBUANGAN
AIR LIMBAH

N PEMBUANGAN AIR FREKUENSI %


O LIMBAH

1 got, 103 78.0

2 sungai 1 8

3 sembarang tempat 0 0

4 penampungan/resapan 28 21.0

TOTAL 132 100

Berdasarkan didtribusi penduduk pembuangan air limbah diperoleh 78.0% di


got, sungai sebanyak 0.8%, dan untuk penampungan/resapan air limba sebanyak
21.0%

TABEL 3.30 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KONDISI


SALURAN LIMBAH

N KONDISI SALURAN LIMBAH FREKUENSI %


O

1 lancar, 132 100

2 tergenang. 0 0

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi penduduk menurut kondisi saluran limbah sebanyak


100% yang lancar dan tidak ada yang tergenang disekitarnya.

43
7. Hewan ternak

TABEL 3.31 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN


HEWAN TERNAK

N KEPEMILIKAN FREKUENSI %
O HEWAN TERNAK

1 Ada 68 51.5

2 Tidak 64 48.5

TOTAL 132 100

Berdasarkan distribusi penduduk menurut kepemilikan hewan ternak


sebanyank 51.5% yang ada hewan ternak, sedangkan yang tidak memiliki hewan
ternak sebanyak 48.5%.
TABEL 3.32 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN LETAK
KANDANG TERNAK

N LETAK KANDANG TERNAK FREKUENSI %


O

1 dalam rumah 0 0

2 diluar rumah 132 100

TOTAL 132 100

Berdasarkan distribusi penduduk letak kandang ternak mayoritas di luar


rumah, karena warga tidak menyukai letak kandangnya didalam rumah dengan
presentasi 100%.
TABEL 3.33 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KONDISI
KANDANG TERNAK

N LETAK KANDANG FREKUENSI %


O TERNAK

1 terawat 132 100

44
2 tidak terawat

TOTAL 132 100

Berdasarkan distribusi penduduk kodisi kandang ternak terawat dengan baik,


karena warga desa membersihkan ataupun merenofasi belum sempat dikarenakan
kesibukanya ladang atau dikebun.

8. Data Status Kesehatan


1. Sarana kesehatan

TABEL 3.34 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN TEMPAT


BEROBAT KELUARGA

N TEMPAT BEROBAT FREKUENSI %


O KELUARGA

1 Rumah sakit 18 13.6

2 puskesmas 75 56.8

3 Balai pengobatan 0 0

4 posyandu, 0 0

5 dokter praktek 11 8.3

6 perawat, 0 0

7 Bidan 28 21.2

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi penduduk bedasarkan tepat berobat keluarga seperti


rumah sakit sebanyak 13.6%, puskesmas sebanyak 56.8% ,dokte praktek
sebanyak 8.3%, dan bidan sebanyak 21.2%.

TABEL 3.35 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN SARANA


KESEHATAN TERDEKAT

N SARANA KESEHATAN FREKUENSI %


O TERDEKAT

1 Rumah sakit 0 0

45
2 Puskesmas 132 100

3 praktek swasta 0 0

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut sarana kesehatan terdekat


kebanyakan di puskesmas dengan frekuensi 100% karena menurut warga
puskesmas merupakan tempat terdekat dari kediaman warga.

TABEL 3.36 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBIASAAN


SEBELUM BEROBAT

N KEBIASAAN FREKUENSI %
O SEBELUM
BEROBAT

1 beli obat bebas 85 64.4

2 Minum jamu 19 14.4

3 tidak ada 28 21.2

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan distribusi penduduk kebiassaan sebelum berobat 64.4% sebagian


warga membeli obat bebas diwarung, minum jamu sebanyak 14.4% , dan yang
tidak ada atau tidak minum obat sebanyak 21.2%.

TABEL 3.37 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN SUMBER


PENDANAAN KESEHATAN

N SUMBER PENDANAAN FREKUENSI %


O KESEHATAN

1 Askes/Jamsostek 7 5.3

2 Dana sehat 11 8.3

3 umum/sendiri 28 21.2

4 gratis/JPS 86 65.2

TOTAL 132 100

46
Berdasarkan distribusi penduduk sumber pendanaan kesehatan secara
umum/sendiri sebanyak 21.2%, geratis/JPS sebanyak 65.2%, dana sehat sebanyak
8.3%, dan askes/jamsoostek sebanyak 53%.

TABEL 3. 38 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBUTUHAN


PENYULUHAN

N KEBUTUHAN FREKUENSI %
O PENYULUHAN

1 tidak, 6 4.5

2 ya, secara individu 27 20.5

3 ya, secara berkelompok 99 75.0

TOTAL 132 100

Berdasarkan distribusi penduduk menurut kebutuhan penyuluhan secara


berkelompok sebanyak 75.0% , secara individu sebanyak 20.5% ,dan yang tidak
membutuhkan penyuluan sebanyak 4.5%.

TABEL 3.39 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


KUNJUNGAN PETUGAS

NO SUMBER PENDANAAN FREKUENSI %


KESEHATAN

1 ya, 47 35.6

2 Tidak 85 64.4

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut kunjungan petugas sebanyak


35.6% dikunjungi dan yang tidak dikunjungi oleh petugas kesehatan sebanyak
64.4% dalam 4 RT tersebut.

47
TABEL 3.40 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN WAKTU
PENYULUHAN

N WAKTU FREKUENSI %
O PENYULUHAN

1 Pagi, 97 73.5

2 Siang, 0

3 Sore 25 18.9

4 Malam 10 7.6

TOTAL 132 100.0

Berdasarkan hasil distribusi penduduk pada saat waktu penyuluhan diperoleh


sebanyak 73.5% pada saat pagi hari, sore sebanyak 18.9% , dan pada saat malam
hari sebanyak 7.6% .
TABEL 3.41 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN TEMPAT
PENYULUHAN

N TEMPAT FREKUENSI %
O PENYULUHAN

1 Dirumah, 23 17.4

2 Dipengajian, 4 3.0

3 Diarahkan 105 79.5

4 Diarisan, 0 0

5 Lain-lain.................. 0 0

TOTAL 132 100

Berdasarkan data hasil prasurvey yang sudah dilakukan maka didapatkan


distribusi penduduk menurut tempat penyuluhan sebanyak 79.5% dengan
diarahkan, dipengkajian sebanyak 3.0% dan dirumah sebanyak 17.4%.
9. Masalah kesakitan

TABEL 3.42 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN ANGGOTA


KELUARGA SAKIT PADA 6 BULAN TERAKHIR

48
N ANGGOTA KELUARGA SAKIT FREKUENSI %
O PADA 6 BULAN TERAKHIT

1 Ya 114 86.4

2 Tidak 18 13.6

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk pada anggota keluarga sakit pada 6


bulan terakhir diperoleh 86.4% angka tertinggi yang pernah mengalami selama 6
bulan terakhir dan yang tidak 13.6%.

TABEL 3.43 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN ANGGOTA


KELUARGA SAKIT

N Anggota Keluarga Sakit Frekuensi %


O Pada

1 Diare, 3 2.3

2 ISPA, 13 29.8

4 Asma 3 2.3

5 Typhoid, 3 2.3

9 Hypertensi, 81 61.4

10 Asam urat 16 12.1

11 Kencing manis 10 7.6

12 Lain-lain sebutkan 3 2.3

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh dari anggota keluarga sakit


sebanyak 29.8% dengan penyakit ISPA,sedangkan Diare, Asma, Thyppoid dan
penyakit lainya masing masing sebanyak 2,3%.
TABEL 3.44 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PUS

49
N PUS FREKUENSI %
O

1 Ya 46 34,84

2 Tidak 86 75,16

TOTAL 132 100%

Berdasarkan distribusi penduduk menurut PUS dperoleh 34.84%, dan tidak


berdasarkan PUS 75.16%.

TABEL 3.45 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PUS MENJADI


AKSEPTOR KB

N PUS AKSEPTOR KB FREKUENSI %


O

1 Ya 4 8,69

2 Tidak 42 81.31

TOTAL 46 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut PUS menjadi aseptor KB


sebanyak 81.31% tidak memakai aseptor KB, dan yang memakai 8.69%.
TABEL 3.46 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS
KONTRASEPSI

N JENIS KONTRASEPSI FREKUENSI %


O

1 IUD 8 14.4

2 suntik, 21 45.7

3 Pil 8 17.4

4 susuk, 5 10.9

5 kondom, 4 8.7

TOTAL 46 100

50
Berdasarkan distribusi penduduk menurut jenis kontrasepsi yang paling banyak
pada suntik 5.7% dan terkecil 8.7%.

TABEL 3.46 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN ADA/TIDAK


BUMIL

N PUS DO KB FREKUENSI %
O

1 Ya, 5 3.79

2 Tidak 127 96.2

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh dari penduduk ada/tidak ada bumil,
yang ada sebanyak 3.79% dan yang tidak sebanyak 96.2%.
TABEL 3.47 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN UMUR
KEHAMILAN

N UMUR KEHAMILAN FREKUENSI %


O

1 Trimester I 2 40

2 Trimester II 2 40

Trimester III 1 20

TOTAL 5 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut umur kehamilan trimester I dan


II sebanyak 40% dan untuk trimester III sebanyak 20%.

TABEL 3.48 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEHAMILAN


KEBERAPA
N KEHAMILAN FREKUENSI %
O KEBERAPA

1 1 0 0

51
2 2 1 20

3 3 3 60

4 >3 1 20

TOTAL 5 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut kehamilan keberapa diperoleh


2 dan >3 sebanyak 20% dan yang 3 sebanyak 60%.

TABEL 3.49 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN USIA BUMIL


N USIA BUMIL FREKUENSI %
O

1 kurang 20 th, 0 0

2 20 - 35th 5 0

3 lebih 35 th. 0 0

TOTAL 5 100

Berdasarkan hasil distribudi penduduk menurut usia bumil rata-rata berumur


20-35 sebanyak 100%.
TABEL 3.50 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN BUMIL
MEMERIKSAKAN KEHAMILAN
N BUMIL FREKUENSI %
O MEMERIKSAKAN
KEHAMILAN

1 ya, 5 100

2 Tidak 0 0

TOTAL 5 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh bahwa bumil memeriksa


kehamilanya sebanyak 100% diperiksa.

52
TABEL 3.51 ISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN FREKUENSI
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
N FREKUENSI FR5EKUENSI %
O PEMERIKSAAN
KEHAMILAn

1 Trimester I 5 62.5

2 Trimester II 3 37.5

3 Trimester III 1 12.5

TOTAL 8 100

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pemeriksaan kehamilan pada trimester I


sebanyak 62.5%, trimester II sebanyak 37.5 % dan trimester III sebanyak 12.5%.
TABEL 3.52 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN TEMPAT
PEMERIKSAAN KEHAMILAN

N TEMPAT FREKUENSI %
O PEMERIKSAAN
KEHAMILAN

1 Ke Rumah Sakit 21 20

2 Ke Puskesmas 2 40

3 Ke Dokter Praktek 0 0

4 Keperawat/Bidan Praktek 2 40

5 Kedukun 0 0

TOTAL 25 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh bahwa ke puskesmas dan


keperawat/bidan paraktek sebanyak 40% sedangkan ke rumah sakit diperoleh
sebanyak 20%.
TABEL 3.53 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KELUHAN
YANG DIRASAKAN BUMIL

N KELUHAN YANG FREKUENSI %

53
O DIRASAKAN BUMIL

1 kaki bengkak 0 0

2 mual dan muntah lebih 3 0 0


bulan,

3 kurang darah 0 0

4 tekanan darah tinggi, 0 0

5 tekanan darah rendah, 0 0

6 tidak ada keluhan 5 100

7 lain-lain sebutkaN 0 0

TOTAL 5 100

Berdasarkan distribusi penduduk menurut keluhan yang dirasakan bumil


diperoleh 100% tidak ada keluahan saat hamil.
TABEL 3.54 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBERADAAN
BUTEKI
N BUTEKI FREKUENSI %
O

1 ya, 7 5.3

2 Tidak 125 94.7

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut keberadaan buteki sebanyak


5.3% memakai buteki dan yang tidak 94.7%.
TABEL 3.55 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN IBU
MENETEKI
N IBU MENETEKI FREKUENSI %
O

1 ya, 7 5.3

2 Tidak 125 94.7

54
TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut ibu meneteki sebanyak 94.7%


tidak meteki dan yang menteki sebanyak 5.3%.
TABEL 3.56 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN LAMA
MENYUSUI
N LAMA MENYUSUI FREKUENSI %
O

1 kurang dari 1 bulan 0 0

2 l -6 bulan 0 0

3 6 – 12 bulan 0 0

4 lebih 12 bulan 7 100

TOTAL 7 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh lama menyususi sebanyak 100%


lebih 12 bulan.
TABEL 3.57 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBERADAAN
ANAK 0 -1 TAHUN
N KEBERADAAN ANAK FREKUENSI %
O
0 -1 TAHUN

1 Ya 5 3.78

2 Tidak 127 97.32

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh menurut keberadaan nak 0-1 tahun
sebanyak 97.32% dan anak 0-1 tahun sebanyak 3.78%.
TABEL 3.58 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN IMUNISASI
NO IMUNISASI FREKUENSI %

1 Lengkap, 5 100

2 Tidak Lengkap 0 0

55
TOTAL 5 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh menurut imunisasi yang lengkap


sebanyak 100% sudah diimunisasi.
TABEL 3.59 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBERADAAN
ANAK 1 – 5 TAHUN
N KEBERADAAN ANAK FREKUENSI %
O
1 – 5 TAHUN

1 YA 23 17.42

2 TIDAk 109 82.58

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh keberadaan anak 1-5 tahun


sebanyak 82.58% dan yang tidak sebanyak 17.42%.
TABEL 3.60 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN IMUNISASI
NO IMUNISASI FREKUENSI %

1 lengkap, 5

2 tidak lengkap

3 belum lengkap

TOTAL 5 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh sebanyak 100% yang sudah


diimunisasi.
TABEL 3.61 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN ANAK
DIBAWA KE POSYANDU

N ANAK DIBAWA KE FREKUENSI %


O POSYANDU

1 YA 112 84.84

2 TIDAK 20 15.15

TOTAL 132 100

56
Berdasarkan hasil distribusi penduduk menurut anak dibawa ke posyandu
sebanyak 84.84% dan yang tidak 15.15%.
TABEL 3.62 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBERADAAN
REMAJA
N KEBERADAAN FREKUENSI %
O REMAJA

1 YA 51 38.64

2 TIDAk 81 61.36

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi yang diperoleh bahwa keberadaan remaja


sebanyak 61.36% dan yang tidak sebanyak 38.64%.
TABEL 3.63 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN
WAKTU LUANG
NO PENGGUNAAN FREKUENSI %
WAKTU LUANG

1 Begadang 7 14.9

2 Rekreasi 32 68.08

3 Kursus Ketrampilan 0 0

4 Nonton TV 0 0

5 Olah Raga 0 0

6 Lain-Lain 8 17.02

TOTAL 47 100

Berdasarkan hasil distribusi penggunaan waktu luang sebanyak 68.08% pada


rekreasi, lain-lain sebanyak 17.02%, dan dan begadang 14.9%.
TABEL 3.64 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBIASAAN
KURANG BAIK
N KEBIASAAN KURANG FREKUENSI %
O BAIK

1 Merokok 158 33,76

57
2 Minum Alkohol 0 0

3 Penggunaan Obat- 0 0
Obatan / Narkoba

4 Tidak Ada 310 66.23

TOTAL 468 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk kebiasaan kurang baik sebanyak 66.23%


yang tidak merokok dan 33.76% yang merokok.
TABEL 3.65 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBERADAAN
USILA

N KEBERADAAN USILA FREKUENSI %


O

1 Ya 38 28.8

2 Tidak 94 71.21

TOTAL 132 100

Berdasarkan hasil distribusi keberadaan usila sebanyak 71.21% yang tidak


usila dan yang usila sebanyak 28.8%.
TABEL 3.66 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN LANSIA
MEMILIKI KELUHAN PENYAKIT
N LANSIA MEMILIKI FREKUENSI %
O KELUHAN PENYAKIT

1 Ya 60 100

2 Tidak 0 0

TOTAL 60 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk lansia memiliki keluhan penyakit


sebanyak 100% yang memiliki keluhan penyakit.
TABEL 3.67 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN LANSIA
MEMILIKI KELUHAN PENYAKIT

58
NO LANSIA MEMILIKI FREKUENSI %
KELUHAN PENYAKIT
1 Kolestrol 8 13.3
2 TBC 0 0
3 Hypertensi, 30 50
4 Kencing manis 3 5
5 Asam urat 17 28.3
6 Katarak 2 3.27
7 Penyakit kulit 0 0
8 Lain-lain 0 0

TOTAL 60 100

Berdasarkan hasil distribusi penduduk lansia yang memiliki keluhan penyakit


seperti 13.3% penyakit kolestrol,hipertensi 50%, kencing manis 5%, asam urat
28.3%, katarak 3.27%
TABEL 3.68 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN BALITA BATUK PILEK

NO BALITA BATUK PILEK FREKUENSI %

1 Ya 13 56.52

2 Tidak 10 43.47

TOTAL 23 100

Berdasarkan hasil distribusi yang batuk pilek sebanyak 56.52% dan yang tidak
batuk pilek 43.47%.

TABEL 3.69 DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN FREKUENSI BATUK PILEK


DALAM 1 TAHUN TERAKHIR
N FREKUENSI BATUK PILEK FREKUENSI %
O

1 < 3 kali 7 53.84

59
2 3 – 6 kali 6 46.15

3 > 6 kali 0 0

TOTAL 13 100

Berdasarkan hasil distribusi batuk pilek dalam 1 tahun terahir sebanyak


53.84% < 3 kali dan yang 3-6 kali sebanyak 46.15%.

3.21 Analisa Data


Tabel 3.20. Analisa Data

N Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan


o
1. Kesehatan fisik 1. kasus hipertensi Aktual penyakit hipertensi
Sebagian besar dari masyarakat pada masyaraat
jumlah penduduk di Lingkungan 02 berhubungan dengan
Lingkungan 2 Sumber Agung kurangnya pengetahuan
Sumber Agung ( 61.4%) tentang prilaku
memiliki keluhan 2. Penduduk di pencegahan hipertensi dan
penyakit darah Lingkungan 02 prilaku hidup sehat.
tinggi/hipertensi Sumber Agung
menurut pekerjaan
yaitu terbesar petani
(24.1%).
3. Penduduk di
Lingkungan 02
Sumber Agung
yaitu menggunakan
alat kontrasepsi
hormonal (100%).
4. Penduduk di
Lingkungan 02

60
Sumber Agung
yaitu kebiasaan
buruk merokok
(87.3%).
5. Sebagian warga
mengatakan kurang
paham tentang cara
pencegahan dan
mengontrol
penyakit hipertensi
6. Penduduk
Lingkungan 02
Sumber Agung
menurut Usia lansia
yaitu (12.9%)
2 Kesehatan fisik 1. kasus hipertensi Aktual penyakit DM pada
Sebagian besar dari masyarakat masyaraat berhubungan
jumlah penduduk di Lingkungan 02 dengan kurangnya
Lingkungan 02 Sumber Agung pengetahuan tentang
Sumber Agung (61.4 %). prilaku pencegahan DM
memiliki keluhan 2. Penduduk di dan prilaku hidup sehat.
penyakit kadar gula Lingkungan 02
tinggi Sumber Agung
menurut pekerjaan
yaitu terbesar petani
(24.1%).
3. Penduduk di
Lingkungan 02
Sumber Agung
yaitu menggunakan
alat kontrasepsi

61
hormonal (100%).
4. Penduduk di
Lingkungan 02
Sumber Agung
yaitu kebiasaan
buruk merokok
(33.76%).
5. Sebagian warga
mengatakan kurang
paham tentang cara
pencegahan dan
mengontrol
penyakit hipertensi
6. Penduduk
Lingkungan 02
Sumber Agung
menurut Usia lansia
yaitu (12.9%)
3. Kesehatan fisik 1. Pembuangan sampah Aktual penyakit asam urat
Sebagian besar dari tersedia tempat berhubungan dengan
jumlah penduduk di pembuangan sampah kurangnya pengetahuan
lingkungan 02 yang tertutup (100%). masyarakat dalam
sumber agung 2. BAB di Jamban (100%). memelihara lingkungan
kemiling memiliki 3. Penduduk di yang memenuhi syarat
keluhan penyakit Lingkungan 2 Sumber kesehatan
asam urat Agung yaitu keluarga
merokok (33.76%).
4. Imunisasi lengkap 5
(100%)
5. punya jaminan
kesehatan gratis/jps 86

62
(65.2%).
6. Penduduk Lingkungan
02 Sumber Agung
punya kandang ternak
68 (51.5%).
7. dimasak untuk air
minum (100%)

4 Lingkungan fisik 1. Pembuangan Resiko terjadi timbulnya


Lingkungan yang sampah tersedia masalah kesehatan
kurang sehat di tempat pembuangan berhubungan dengan
lingkungan 02 sampah yang Kurangnya pengetahuan
sumber agung tertutup (100%). masyarakat sumber agung
kemiling 2. BAB di Jamban lingkungan 02 terhadap
(100%). Perilaku Hidup Bersih &
3. Penduduk di Sehat (PHBS)
lingkungan 02 yaitu
keluarga merokok
(33.76%).
4. Jamban yang tidak
terawat ( 4.5%)
5. Imunisasi tidak
lengkap (100%)
6. Penduduk di
lingkungan 02 yaitu
tidak punya hewan
ternak 147 (48.5%).

63
3.22 Prioritas Masalah

Tabel 3.21. Prioritas Masalah

No MASALAH A B C D E F G H I J K L JUMLAH PRIORITAS

1 Aktual penyakit hipertensi pada masyaraat 5 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 54 I


berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
prilaku pencegahan hipertensi dan prilaku hidup
sehat.

2 Aktual penyakit gula darah tinggi pada masyaraat 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 52 II


berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
prilaku pencegahan gula darah tinggi dan prilaku
hidup sehat.

3 Aktual penyakit asam urat berhubungan dengan 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 5 5 48 III


kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan
4 Resiko terjadi timbulnya masalah kesehatan 3 5 5 5 4 4 2 2 2 2 2 2 38 IV
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan

64
masyarakat di lingkungan 02 sumber agung kemiling
terhadap Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)

Keterangan : Keterangan Skor 1-5 :


A : Sesuai dengan peran perawat komunitas 1 : Sangat rendah
B : Jumlah yang beresiko 2 : Rendah
C : Besarnya resiko 3 : Cukup
D : Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan 4 : Tinggi
E : Minat masyarakat 5 : Sangat Tinggi
F : Kemungkinan untuk diatasi
G : Sesuai dengan program pemerintah
H : Sumber daya tempat
I : Sumber daya waktu
J : Sumber daya dana
K : Sumber daya peralatan
L : Sumber daya manusia

65
3.23 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1. Aktual penyakit hipertensi pada masyarakat berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang perilaku pencegahan hipertensi dan
perilaku hidup sehat.
2. Aktual penyakit gula darah tinggi/DM pada masyarakat berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang perilaku pencegahan gula darah
tinggi dan perilaku hidup sehat.
3. Aktual penyakit asam urat berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan.
4. Resiko terjadi timbulnya masalah kesehatan berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan masyarakat di desa sumber agung lingkungan 02
kemiling terhadap Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS).

66
KASI KESRA
Dra. ASIH ENDRIYANI
NIP. 19640315 200701 2 014

3.24 Perencanaan
Tabel 3.22. Perencanaan
Waktu
Dx. Keperawatan
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan dan
Komunitas
Tempat
1 Aktual penyakit Setelah dilakukan tindakan Warga desa Melakukan 1. Penyuluhan tentang
Hipertensi pada keperawatan selama 1 kali di kontrak kepada Hipertensi
masyarakat pertemuan diharapkan lingkungan masyarakat di 2. Pemeriksaan tekanan
b.d kurangnya masyarakat di lingkungan 02 02 sumber lingkungan 02 darah
pengetahuan tentang sumber agung kemiling mampu: agung sumber agung 3. Penyeluhan tentang
perilaku pencegahan - Menjelaskan apa itu kemiling kemiling untuk cara mengontrol
hipertensi dan perilaku hiepertensi memperoleh tekanan darah tinggi
hidup sehat - Tanda dan gejala hipertensi penyuluhan dengan obat
- Penyebab terjadinya kesehatan tradisional
hiepertensi 4. Kegiatan olahraga

- Pencegahanhipertensi seperti senam

- Perubahan pola hidup sehat 5. Penyuluhan tentang


bahaya merokok
2 Aktual penyakit gula Setelah dilakukan tindakan Warga desa Melakukan 1. Penyuluhan tentang
darah tinggi/DM pada keperawatan selama 1 kali di kontrak kepada DM

44
masyarakat pertemuan diharapkan lingkungan masyarakat di 2. Pemeriksaan Gula
berhubungan dengan masyarakat di lingkungan 02 02 sumber lingkungan 02 Darah
kurangnya sumber agung kemiling Darat agung sumber agung 3. Kegiatan olahraga
pengetahuan tentang mampu: kemiling kemiling untuk seperti senam
perilaku pencegahan - Menjelaskan apa itu DM memperoleh
gula darah tinggi dan - Tanda dan gejala DM penyuluhan
perilaku hidup sehat - Penyebab terjadinya DM kesehatan

- Pencegahan &
Perubahan pola gaya hidup
sehat
3 Aktual penyakit Asam Setelah dilakukan tindakan Warga desa Melakukan 1. Penyuluhan tentang
urat berhubungan keperawatan selama 1 kali di kontrak kepada Asam Urat
dengan kurangnya pertemuan diharapkan lingkungan warga di 2. Pemeriksaan Asam
pengetahuan masyarakat di lingkungan 02 02 sumber lingkungan 02 Urat
masyarakat dalam sumber agung kemiling Darat agung sumber agung 3. Kegiatan senam
memelihara mampu: kemiling kemiling untuk
lingkungan yang - Menjelaskan apa itu Asam memperoleh
memenuhi syarat urat penyuluhan
kesehatan - Tanda dan gejala Asam urat kesehatan

45
- Penyebab terjadinya Asam
urat
- Pencegahan & Perubahan
pola gaya hidup sehat
4. Resiko terjadi Setelah dilakukan tindakan Warga desa Melakukan 1. Penyuluhan tentang
timbulnya masalah keperawatan selama 1 kali di kontrak kepada cuci tangan 6 langkah
kesehatan pertemuan diharapkan lingkungan masyarakat di
berhubungan dengan masyarakat di lingkungan 02 02 sumber lingkungan 02
kurangnya sumber agung kemiling mampu: agung sumber agung
pengetahuan - Memelihara lingkungan yang kemiling kemiling untuk
masyarakat di sehat memperoleh
lingkungan 02 sumber penyuluhan
agung kemiling
terhadap Perilaku
Hidup Bersih & Sehat
(PHBS).

46
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktik Keperawatan Komunitas di lingkungan 02 sumber agung kemiling


Bandar lampung yang dilaksanakan mahasiswa Program Ners Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Kelompok 1 adalah salah satu
program profesi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan
menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah.
Perawatan kesehatan masyarakat diterapkan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan populasi dimana prakteknya tersebut bersifat umum dan
komprehensif yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang memiliki kontribusi bagi kesehatan, pendidikan kesehatan dan manajemen
serta koordinasi dan kontinuitas pelayanan holistik.
Intervensi keperawatan yang akan diberikan pun haruslah yang dapat
dilakukan oleh perawat secara mandiri, maupun dengan berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain melalui lintas program atau lintas sektoral. Untuk melaksanakan
tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten dalam memberikan
asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal
dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan (Hartarto, 2011). Salah satu cara
memperoleh pengalaman adalah melalui praktik keperawatan komunitas di
lingkungan 02 sumber agung kemiling dengan melakukan berbagai kegiatan.
Proses Keperawatan Komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang
bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau
masyarakat yang langkah–langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan
data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan,
perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan
keperawatan. (Mubarak, 2009). Proses keperawatan pada komunitas mencakup
individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan
keperawatan. Pembahasan inipun mengacu pada analisis SWOT
(Strength/kekuatan,Weakness/kelemahan,Opportunity/kesempatan,Threat/ancama
n) (Mubarak, 2009).

47
4.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang di
hadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi,
maupun spiritual dapat di tentukan.
Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985) dalam buku
(Riyadi, 2011) berpendapat bahwa “inti komunitas yang meliputi demografi,
populasi, nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-
faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial
komunitas ekonomi dan rekreasi”. Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan
langsung, penggunaan data statistik, angket, wawancara dengan tokoh
masyarakat, tokoh agama dan aparat pemerintah.

Analisa SWOT
1. Strength (Kekuatan)
a. Tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat desa, serta anggota masyarakat
sangat mendukung dengan adanya kegiatan ini
b. Adanya dukungan positif dari masyarakat/keluarga yang diambil data
keluarganya (masyarakat cukup kooperatif ).
c. Adanya kader posyandu yang berperan aktif dalam pengumpulan data.
d. Fasilitas seperti masjid dapat digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi kepada penduduk tentang di lakukannya
pendataan serta penyuluhan.
e. Dukungan dari pemerintah setempat dan dari Puskesmas
f. Dukungan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam memberikan
bimbingan dalam rangka pengumpulan data selama proses pengkajian.
2. Weakness (Kelemahan)

48
a. Tingkat pekerjaan penduduk yang rata-rata petani, PNS, buruh,
wirasuwasta dan lain-lain sehingga memungkinkan pada saat pendataan
tidak berada di tempat
b. Kesulitan pemilihan waktu pengkajian sehingga pada saat pengkajian
dilakukan pada pagi dan siang hari ataupun pada malam hari dikarenakan
kesibukan masyarakat pada pagi dan siang hari di pergunaakan untuk
bekerja
c. Lokasi rumah warga sekitar banyak yang bercampur dengan desa tetangga
sehingga sedikit mempersulit saat pengumpulan data.
3.Opportunity (Kesempatan)
a. Kesempatan dari tahap pengkajian adalah penerimaan yang baik dari
masyarakat karena kegiatan ini berhubungan dengan masalah kesehatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
b. Mahasiswa Program Profesi Ners Keperawatan Universitas Malahayati
bukanlah yang pertama berdinas praktek di lingkungan 02 sumber agung
kemiling Bandar lampung sehingga kepercayaan warga lebih baik dan
cukup kooperatif atas keberadaan mahasiswa praktek.
4. Threat (Ancaman)
Adanya keragaman terhadap kekuatan dan keabsahan data yang dibuat serta
keragaman terhadap jawaban pada setiap pertanyaan pada saat pengkajian yang
diajukan pada masyarakat karena adanya berbagai faktor penyebab.

4.2. Perencanaan
Analisa SWOT
1. Strength (Kekuatan)
a. Adanya dukungan dari petugas kesehatan Tokoh masyarakat, tokoh
agama, aparat desa, serta anggota masyarakat dengan adanya kegiatan ini
b. Adanya kader yang berperan aktif dalam perencanaan kegiatan.
c. Adanya dukungan dari sebagian masyarakat setempat yang mewujudkan
apa yang telah direncanakan. Hal ini terbukti dari kemauan dari
masyarakat untuk ikut serta menjadi penanggung jawab dalam kegiatan
yang direncanakan, baik dalam bentuk bantuan tenaga ataupun tempat.

49
2. Weakness (Kelemahan)
a. Kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk beberapa
kegiatan yang membutuhkan pembiayaan besar sehingga beberapa
metode tepat guna disiapkan untuk mengahadapi kendala dana tersebut.
b. Kurang disiplinnya masyarakat dan pihak yang terkait sehingga waktu
pelaksanaan kegiatan tidak pernah sesuai dengan jadwal yang disepakati.
c. Pekerjaan masyarakat heterogen yang menyulitkan mahasiswa dalam
menentukan waktu pertemuan untuk membahas asuhan keperawatan
komunitas yang akan dilaksanakan.
3. Opportunity (Kesempatan)
a. Dalam perencanaan ini adalah banyaknya waktu luang dari masyarakat
untuk ikut serta dalam kegiatan yang direncanakan sehingga mereka
menyempatkan diri sebagai penanggung jawab dalam beberapa kegiatan.
b. Bantuan dari puskesmas dan pihak terkait pun didapatkan berupa
kesediaan kerjasama dalam beberapa kegiatan yang telah direncanakan.
c. Mahasiswa Program Profesi Keperawatan (Ners) memiliki perencanaan
asuhan keperawatan yang didasarkan pada kemauan dan kebutuhan warga,
sehingga asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan dapat tepat pada
sasaran.
4. Threat (Ancaman)
Pada perencanaaan ini adalah kemungkinan peran serta aktif masyarakat
dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang berhubungan dengan kesibukan
dalam bidang ekonomi sebagai petani, PNS, buruh, wirasuwasta, dan lain-
lain. Mungkin beberapa diantara mereka pergi ke tempat kerja.

50
Diagnosa
Waktu dan Sumber
No Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tempat Biaya
Komunitas
1 Aktual penyakit Jumat, 19 Kas 1. Penyuluhan tentang Evaluasi Struktur
hipertensi pada Maret 2021 di kelompok hipertensi - Rencana penyuluhan telah dilakukan pada 6
masyaraat balai desa di 2. Penyuluhan tentang Maret 2021
berhubungan dengan lingkungan 02 bahaya merokok Evaluasi Proses
kurangnya sumber agung dan cara mengontrol - Peserta yang hadir 33 orang
pengetahuan tentang kemiling Pukul tekanan darah tinggi - 36% peserta aktif bertanya terhadap materi
prilaku pencegahan 09.00 s/d dengan obat penyuluhan
hipertensi dan selesai tradisional - Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa
prilaku hidup sehat. Lingkungan 02 Sumber Agung Kemiling.
Evaluasi Hasil
Warga dapat memahami tentang hipertensi,bahaya
merokok dan cara mengontrol tekanan darah tinggi
dengan obat tradisional
Kas 3. Pemeriksaan
Jumat, 19 kelompok tekanan darah Evaluasi Struktur
Maret 2021 di - Rencana pemeriksaan telah dilakukan pada 19
Balai Desa Maret 2021
Lingkungan 02 Evaluasi Proses
Sumber Agung - Peserta yang hadir 33 orang
Kemiling - Kegiataan ini dilakukan bersamaan dengan
Pukul 09.00 pemeriksaan kesehatan yaitu cek gula darah,
s/d selesai asam urat, dan cek malaria.

51
- Pemeriksaan dilaksanakan di Balai Desa
Lingkungan 02 Sumber Agung Kemiling
Evaluasi Hasil
Kas 4. Kegiatan olahraga Warga mengikuti pemeriksaan kesehatan.
kelompok seperti senam
Jumat, 19 Evaluasi Struktur
Maret 2021 di - Rencana senam telah dilakukan pada 26 Maret
balai desa di 2021
lingkungan 02 Evaluasi Proses
sumber agung - Peserta yang hadir 25 orang
kemiling Pukul - Senam dilaksanakan di lingkungan 02 balai desa
09.00 s/d sumber agung
selesai Evaluasi Hasil
Kas 1. Penyuluhan tentang Warga mengikuti kegiatan senam
kelompok hipertensi
2. Penyuluhan tentang Evaluasi Struktur
bahaya merokok - Rencana penyuluhan telah dilakukan pada 02
Jumat, 19 dan cara mengontrol April 2021
Maret 2021 di tekanan darah tinggi Evaluasi Proses
balai desa di dengan obat - Peserta yang hadir 22 orang
lingkungan 02 tradisional - 24% peserta aktif bertanya terhadap materi
sumber agung penyuluhan
kemiling Pukul - Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Sumber
09.00 s/d Agung Kemiling.
selesai Evaluasi Hasil

52
Warga dapat memahami tentang hipertensi,bahaya
merokok dan cara mengontrol tekanan darah tinggi
Kas 3. Pemeriksaan dengan obat tradisional
kelompok tekanan darah
Evaluasi Struktur
- Rencana pemeriksaan telah dilakukan pada 02
April 2021
Jumat, 19 Evaluasi Proses
Maret 2021 di - Peserta yang hadir 22 orang
balai desa di - Kegiataan ini dilakukan bersamaan dengan
lingkungan 02 pemeriksaan kesehatan yaitu cek gula darah,
sumber agung asam urat, dan cek malaria.
kemiling Pukul - Pemeriksaan dilaksanakan di Balai Desa
09.00 s/d Sumber Agung Kemiling
selesai
Evaluasi Hasil
Warga mengikuti pemeriksaan kesehatan

2 Aktual penyakit gula Jum’at, 02 Kas 1. Pemeriksaan Evaluasi Struktur


darah tinggi/DM pada April 2021 kelompok kesehatan cek gula - Rencana pemeriksaan telah dilakukan pada 02
masyaraat di balai desa darah April 2021
berhubungan dengan sumber agung - Kegiatan ini dilakukan di Balai Desa Sumber
kurangnya kemiling Agung Kemiling
pengetahuan tentang
prilaku pencegahan Pukul 09.00 Evaluasi Proses

53
gula darah tinggi dan s/d selesai - Peserta yang hadir 22 orang
prilaku hidup sehat. - Para peserta antusias mengikuti pemeriksaan
kesehatan
- Pemeriksaan dilaksanakan di Balai Desa Sumber
Agung Kemiling
Evaluasi Hasil
Warga dapat mengetahui hasil gula darahnya dan
mendapatkan informasi
Kas 1. Pemeriksaan
Jum’at, 02 kelompok kesehatan cek gula Evaluasi Struktur
April 2021 darah - Rencana pemeriksaan telah dilakukan pada 02
di balai desa April 2021
sumber agung - Kegiatan ini dilakukan di Balai Desa Sumber
kemiling Agung Kemiling
Pukul 09.00 Evaluasi Proses
s/d Selesai - Peserta yang hadir 22 orang
- Para peserta antusias mengikuti pemeriksaan
kesehatan
- Pemeriksaan dilaksanakan di Balai Desa Sumber
Agung Kemiling
Evaluasi Hasil
Warga dapat mengetahui hasil gula darahnya dan
mendapatkan informasi

54
3 Aktual penyakitasam Jum’at, 02 Kas 1. Pemeriksaan Evaluasi Struktur
urat berhubungan April 2021 kelompok kesehatan cek asam urat - Rencana pemeriksaan telah dilakukan pada 02
dengan kurangnya di balai desa April 2021
pengetahuan sumber agung - Kegiatan ini dilakukan di Balai Desa Sumber
masyarakat dalam kemiling Agung Kemiling
memelihara Pukul 09.00 Evaluasi Proses
lingkungan yang s/d selesai - Peserta yang hadir 22 orang
memenuhi syarat - Para peserta antusias mengikuti pemeriksaan
kesehatan. kesehatan
- Pemeriksaan dilaksanakan di Balai Desa Sumber
Agung Kemiling
Evaluasi Hasil
Warga dapat mengetahui hasil asam uratnya dan
mendapatkan informasi

Jumat , 02 Kas 1. Pemeriksaan Evaluasi Struktur


April 2021 kelompok kesehatan cek asam urat - Rencana pemeriksaan telah dilakukan pada 02
di balai desa April 2021
sumber agung - Kegiatan ini dilakukan di balai desa sumber
kemiling agung kemiling
Pukul 09.00 Evaluasi Proses
s/d Selesai - Peserta yang hadir 22 orang
- Para peserta antusias mengikuti pemeriksaan
kesehatan

55
- Pemeriksaan dilaksanakan di balai desa sumber
agung kemiling
Evaluasi Hasil
Warga dapat mengetahui hasil asam urat dan
mendapatkan informasi

4. Resiko terjadi Jum’at, 02 Kas 1.Penyuluhan tentang Evaluasi Struktur


timbulnya masalah April 2021 Kelompok cuci tangan 6 langkah - Rencana penyuluhan telah dilakukan pada 02
kesehatan di balai desa April 2021
berhubungan dengan sumber agung Evaluasi Proses
kurangnya kemiling - Peserta yang hadir 22 orang
pengetahuan Pukul 09.00 - 24% peserta aktif bertanya terhadap materi
masyarakat di s/d Selesai penyuluhan
lingkungan 02 sumber - Penyuluhan di laksanakan di balai desa sumber
agung kemiling agung kemiling.
bandar lampung Evaluasi Hasil
terhadap Perilaku peserta dapat memahamitentang cuci tangan 6
Hidup Bersih & Sehat langkah
(PHBS).

56
4.3. Implementasi
Implementasi yang diterapkan dalam asuhan keperawatan
komunitasmencakup 4 diagnosa keperawatan yaitu :
a. Diagnosa 1
Aktual penyakit hipertensi pada masyaraat berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang prilaku pencegahan hipertensi dan prilaku
hidup sehat.
1. Strength (Kekuatan)
a) Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan
pendukung diadakanya implementasi keperawatan komunitas
b) Adanya minat masyarakat yang besar untuk mengikuti penyuluhan
c) Implementasi disesuaikan dengan kebutuan masyarakat
2. Weakness (Kelemahan)
Banyaknya warga yang melakukan pemeriksaan kesehatan sehingga
ada beberapa warga yang berebut meminta didahulukan.
3. Opportunity (Kesempatan)
Semua kegiatan mendapat dukungan daripara sesepuh dan pamong
desa sehinggakegiatannya lebih mudah terlaksana.
4. Threat (Ancaman)
Tidak semua masyarakat dapat memahami secara cepat materi yang
disampaikan oleh karena terbatasnya kemampuan daya serap akibat
kurangnya pengetahuan.

b. Diagnosa 2
Aktual penyakit gula darah tinggi/DM pada masyaraat berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang prilaku pencegahan gula darah
tinggi dan prilaku hidup sehat.
1. Strength (Kekuatan)
a) Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan
pendukung diadakanya implementasi keperawatan komunitas
b) Adanya minat masyarakat yang cukup untuk mengikuti
penyuluhan dan melakukan pemeriksaan kesehatan.

57
c) Implementasi disesuaikan dengan kebutuan masyarakat
d) Penentuan tempat dan waktu atas hasil musyawarah dengan
masyarakat
2. Weakness (Kelemahan)
Kegiatan pemeriksaan kesehatan dilaksanakan setelah diadakannya
penyuluhan sehingga beberapa warga ada yang pulang.
3. Opportunity (Kesempatan)
Kegiatan mendapat dukungan daripara sesepuh dan pamong desa
sehingga kegiatannya lebih mudah terlaksana.
4. Threat (Ancaman)
Tidak semua masyarakat dapat memahami secara cepatinformasi yang
disampaikan karena terbatasnya kemampuan daya serap akibat
kurangnya pengetahuan.
c. Diagnosa 3
Aktual penyakit asam urat berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan.
1. Strength (Kekuatan)
d) Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan
pendukung diadakanya implementasi keperawatan komunitas
e) Adanya minat masyarakat yang cukup untuk mengikuti
penyuluhan
f) Implementasi disesuaikan dengan kebutuan masyarakat
2. Weakness (Kelemahan)
a) Banyaknya warga yang melakukan pemeriksaan kesehatan
sehingga ada beberapa warga yang berebut meminta didahulukan.
3. Opportunity (Kesempatan)
Semua kegiatan mendapat dukungan daripara sesepuh dan pamong
desa sehingga kegiatan kegiatannya lebih mudah terlaksana.
5. Threat (Ancaman)

58
Tidak semua masyarakat dapat memahami secara cepat informasi
yang disampaikan oleh karena terbatasnya kemampuan daya serap
akibat kurangnya pengetahuan.
d. Diagnosa 4
Resiko terjadi timbulnya masalah kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat di lingkungan 02 sumber agung
kemiling bandar lampung terhadap Perilaku Hidup Bersih & Sehat
(PHBS)
1. Strenght (Kekuatan)
a) Kegiatan di laksanakan bersama-sama dengan kader-kader yang
ada di lingkungan 02 sumber agung kemiling Bandar lampung
b) Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan
pendukung diadakanya implementasi keperawatan komunitas
c) Adanya minat masyarakat yang cukup untuk mengikuti penyuluhan
2. Weaknees (Kelemahan)
Tidak semua peserta memperhatikan materi yang disampaikan.
3. Opportunity (Kesempatan)
Kegiatan ini di dukung oleh semua sesepuh desa serta pamong desa
sumber agung kemiling lingkungan 02 sehingga ini membuka
kesempatan untuk kami mengajak warga yang ada di lingkungan 02
sumber agung.
4. Treath (Ancaman)
Tidak semua masyarakat dapat memahami secara cepat materi yang
disampaikan oleh karena terbatasnya kemampuan daya serap akibat
kurangnya pengetahuan.

4.4. Evaluasi
Berdasarkan respon verbal dan non verbal menurut teori Anderson dapat
disimpulkan hasil evaluasi bahwa :
a. Evaluasi struktur

59
Dalam perencanaan kegiatan telah diorganisir dengan baik mencakup
penunjukan penanggung jawab/kepanitiaan, job description, dengan
harapan kegiatan tersebut dalam berlangsung dengan baik.
b. Evaluasi proses
Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang
berespon berhubungan dengan kurangnya kesadaran apalagi jika hal
tersebut membutuhkan pengorbanan materi.
c. Evaluasi hasil
Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari
kadersetempat, tokoh masyarakat, puskesmas, dan swadana mahasiswa
sendiri. Partisipasi masyarakat umumnya masih kurang dengan berbagai
alasan terutama masalah finansial.
Analisa SWOT
a. Strenght (Kekuatan)
1. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan
pendukung diadakanya implementasi keperawatan komunitas
2. Adanya dukungan dari ibu kader, ketua RT, Kepala Dusun, Kepala
Desa serta dari pihak puskesmas.
3. Kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
b. Weaknees (Kelemahan)
Kelemahan dalam pelaksanaan adalah kurangnya minat beberapa warga
dalam mengikuti kegiatan .
c. Opportunity (Kesempatan)
Adanya program pemerintah di bidang kesehatan dalam mengatasi
masalah kesehatan di Desa sumber agung lingkungan 02 kemiling Bandar
lampung, seperti peningkatan kesehatan balita, berupa kegiatan posyandu,
keaktifan kader dalam penyuluhan kesehatan.
d. Treath (Ancaman)
Adanya anggapan-anggapan negatif dari warga yang merasa tidak
tersentuh oleh kegiatan mahasiswa.

60
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Praktek keperawatan di desa sumber agung lingkungan 02 kemiling


Bandar lampung sesuai dengan tujuan praktek keperawatan komunitas
yaitu melaksanakan asuhan keperawatan berupa pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Praktek ini menitik beratkan pada peran serta
masyarakat yang aktif, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, dan
pengelolaan upaya kesehatan.
Sebagai bentuk nyata pelaksanaan kesehatan utama tersebut,
mahasiswa Profesi Ners Universitas Malahayati Bandar Lampung telah
melaksanakan praktek komunitas selama kurang lebih enam minggu di
desa sumber agung lingkungan 02 kemiling Bandar lampung. Kegiatan
praktek ini dilakukan dengan partisipasi masyarakat sepenuhnya dengan
strategi biaya yang terjangkau masyarakat dan mahasiswa. Keterlibatan
masyarakat ini dilakukan dengan alasan bahwa peran serta masyarakat
merupakan modal dasar yang melandasi pembangunan kesehatan di
wilayah tersebut. Keterlibatan dan peran serta masyarakat dilakukan
dengan membina kerjasama dengan masyarakat setempat melalui
pendataan, MMD dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang ada di desa sumber agung lingkungan 02
kemiling Bandar lampung.
Asuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat
komprehensif melalui kerjasama lintas sector dan peran serta aktif
masyarakat. Sasaran keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga,
dan masyarakat yang menekankan pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan
rehabilitatif. Dari hasi lanalisa pengkajian praktek komunitas dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan pada wilayah binaan
adalah :

61
a. Aktual penyakit hipertensi pada masyarakat berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang perilaku pencegahan hipertensi dan
perilaku hidup sehat.
b. Aktual penyakit gula darah tinggi/DM pada masyarakat berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang perilaku pencegahan gula darah
tinggi dan perilaku hidup sehat.
c. Aktual penyakit asam urat berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan.
d. Resiko terjadi timbulnya masalah kesehatan berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan masyarakat di desa sumber agung lingkungan 02
kemiling Bandar lampung terhadap Perilaku Hidup Bersih & Sehat
(PHBS).

2. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat


wilayah binaan dilakukan serangkaian kegiatan melalui penggalangan
masyarakat, kerjasama lintas sektor dan program diataranya adalah
penyuluhan kesehatan, kegiatan posyandu, gerakan hidup bersih melalui
kerja bakti, senam jantung sehat , dan kegiatan pemeriksaan kesehatan
serta membuka posko pemeriksaan kesehatan gratis.

3. Hasil yang dicapai dalam setiap kegiatan hamper secara optimal berjalan
dengan baik dan terlaksana dengan rencana yang telah di buat namun
hanya ada sebagian kecil yang menjadi kendala dalam menjalankan
perencanaan program kerja dikarenakan kesibukan masyarakat dalam
mengatur waktu setiap kali pelaksanaan kegiatan. Tetapi secara
keseluruhan semua program kerja yang telah di rencanakan berjalan sesuai
dengan hasil identifikasi masalah yang ada di lapangan.

62
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, kelompok pada kesempatan ini mengajukan
saran- saran sebagai berikut :
1. Kepada pihak Puskesmas untuk lebih proaktif dalam memberikan pelayanan
di luar gedung sesuai dengan paradigma baru orientasi pelayanan dari kuratif
dan rehabilitatif ke promotif dan preventif dalam upaya penggerakkan
kesehatan berbasis masyarakat.
2. Kepada pemerintah daerah dan desa diharapkan meningkatkan pelayanan
dalam memfasilitasi masyarakat mengakses pelayanan kesehatan.
3. Kepada kader kesehatan diharapkan dapat menjadi promotor gerakan hidup
bersih dan sehat, dan proaktif melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
mewujudkan terciptanya desa sehat.
4. Kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali menggiatkan semangat
gotong royong khususnya dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Adanya tindak lanjut dari pihak kelurahan terhadap kegiatan yang telah dilakukan
oleh mahasiswa guna menjaga kesinambungan pelaksanaan kegiatan
kesehatanyang dilakukan di desa sumber agung lingkungan 02 kemiling Bandar
lampung.

63
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T, dkk. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori


dan  Praktik, edisi 3. Jakarta:EGC
Dermawan, D. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.

Mubarak, W.I (2009). Pengantar keperawatan komunitas 1, Jakarta : Sagung


Seto.

Mubarak, W.I . (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori buku 1,
Jakarta:Salemba Medika.

Mubarak, W.I . (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori buku 2,
Jakarta:Salemba Medika.

Mubarak, W.I . (2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan aplikasi,


Jakarta:Salemba Medika.

Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan


Praktik/Nursalam, Edisi pertama, Jakarta:Salemba Medika.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Nuha Medika.

Setiadi. (2008). Konsep& Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:GrahaIlmu.

Wilkinson J.M. (2006). BukuSaku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC


dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 7, Jakarta:EGC.

64
LAMPIRAN

65
DOKUMENTASI PELAKSANAAN MMD 1

66
KEGIATAN PENYULUHAN & PEMERIKSAAN KESEHATAN
LINGKUNGAN 02 SUMBER AGUNG

Penyuluhan Hipertensi

67
Penyuluhan 5M

68
Pemeriksaan cek GDS, Kolestrol, Asam Urat

69
KEGIATAN POSYANDU BALITA & POSYANDU LANSIA
DOR TO DOR

70
71
KEGIATAN VAKSINASI DAN GOTONG ROYONG

72
SENAM LANSIA DAN HOME VISIT PENGKAJIAN

73

Anda mungkin juga menyukai