Anda di halaman 1dari 169

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASALAH :FOKUS DAMPAK


PANDEMI CORONA VIRUS TERHADAP TINGKAT KESADARAN
MASYARAKAT DALAM PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI
KAMPUNG BEKELIR RT03 KEL. BABAKAN KEC. TANGERANG

PERIODE PRAKTIK : 19 APRIL 2021S/D 8 MEI 2021

KELOMPOK 2B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


JAKARTA

2021

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASALAH : FOKUS DAMPAK
PANDEMI CORONA VIRUS TERHADAP TINGKAT KESADARAN
MASYARAKAT DALAM PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI
KAMPUNG BEKELIR RT03 KEL. BABAKAN KEC. TANGERANG

PERIODE PRAKTIK : 19 APRIL 2021S/D 8 MEI 2021

Di Susun Kelompok 2B

1. Elvida Tobing 2. Heni Zaimah


3. Herman Salbani 4. Iim Rohimah
5. Irma Rodiyana 6. Istianty Gunaesty
7. Linda Herlina 8. Maemunah
9. Nunung Nurjanah 10.Nuehaemi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


JAKARTA
2021
Laporan Hasil Praktik Profesi Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan
Komunitas : Fokus Dampak Pandemi Corona Virus Terhadap Tingkat
Kesadaran Masyarakat Dalam Penerapan Protokol Kesehatan Di Kampung
Bekelir Rt03 Kel. Babakan Kec. Tangerang

Dosen Pembimbing,

Ns. Rian Agus S.Kep, M.kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Laporan Hasil Praktik Profesi Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas
Pada Masalah Dampak Pandemi Corona Virus Terhadap Tingkat Kesadaran
Masyarakat Dalam Penerapan Protokol Kesehatan Di Kampung Bekelir RT 03
Kel. Babakan Kec. Tangerang”. Laporan in dibuat untuk memenuhi tugas mata
ajar Keperawatan Komunitas pada Program Studi Profesi Ners Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA. Mahasiswa menyadari bahwa
banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan sampai selesainya
laporan ini. Pada kesempatan ini mahasiswa ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:

1. Bapak Rian Agus Setiawan, S.Kep,MKep. selaku koordinator mata ajar


Keperawatan Komunitas pembimbing dimana telah mencurahkan waktu,
kesabaran dan kebaikannya telah membimbing mahasiswa selama proses
praktik kerja lapangan ini
2. Kepala Puskesmas ,Kepala Desa ,Ketua RW dan Ketua RT Kampung
Bekelir Rt03 Kel. Babakan Kec. Tangerang
3. Tokoh Masyarakat dan Kader di Kampung Bekelir Rt03 Kel. Babakan
Kec. Tangerang
4. Seluruh Masyarakat Kampung Bekelir Rt03 Kel. Babakan Kec. Tangerang
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya laporan ini.
Mahasiswa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna
dan memiliki banyak sekali kekurangan, sehingga mahasiswa mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan penulisan dan
penyusunan hasil laporan di masa mendatang.
Tangerang, April 2021

Kelompok II

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

DAFTAR DIAGRAM................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................

B. Tujuan..........................................................................................................

C. Sasaran.........................................................................................................

D. Rencana kegiatan dan Pengorganisasian.....................................................

BAB II : TINJAUAN TEORI....................................................................................

A. Paradigma Sehat..........................................................................................

B. Konsep Keperawatan Komunitas................................................................

C. Asuhan Keperawatan Komunitas................................................................

D. Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas..................................

BAB III : APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN................................................

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas...........................................................

B. Data Demografi dan Data Penunjang Masalah Kesehatan..........................

C. Analisa Data................................................................................................

D. Prioritas Scoring Masalah...........................................................................

E. Perencanaan asuhan Keperawatan Komunitas............................................

DAFTAR DIAGRAM
Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku

Tabel 3.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Per Bulan

Tabel 3.7 Distribusi kesehatan lingkungan

Tabel 3.8 Distribusi masalah yang diderita pada dewasa

Tabel 3.9 Distribusi masalah yang diderita pada remaja

Tabel 3.11 Distribusi masalah yang diderita pada lansia

Tabel 3.12 Distribusi masalah yang diderita pada anak

Tabel 3.13 Distribusi masalah yang diderita pada balita

Tabel 3.14 Distribusi masalah Pencegahan Penularan COVID-19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah memberikan paradigma baru
pada pembangunan kesehatan di dunia, termasuk Indonesia yang dirumuskan
dalam suatu visi Indonesia Sehat 2015 yakni Visi Misi Indonesia Sehat
Sejahtera dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium
Development Goals (MDG’s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan
adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan
yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan
yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa
(Indonesia Sehat, 2015). Strategi yang dilaksanakan untuk mewujudkan hal ini
adalah melalui pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat.

Keperawatan kesehatan komunitas merupakan suatu upaya pelayanan


keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari
individu, keluarga dan masyarakat. Praktek keperawatan kesehatan komunitas
memfasilitasi dan mempromosikan kesehatan suatu populasi masyarakat
dengan mengintegrasikan antara kemampuan dan pengetahuan keperawatan
dan kesehatan masyarakat yang dilakukan scara holistik dan komphrehensif
(Stanhope, Marcia & Lancaster, Jeanette, 1995 )

Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,
spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum
memasuki usia kerja, anak, dan remaja: atau bagi yang sudah tidak bekerja
(pensiun) atau usia lanjut, berlaku produktif secara sosial, yakni mempunyai
kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan kesehatan tersebut saling
mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang,
kelompok, atau masyarakat. Itulah sebabnya, kesehatan itu bersifat holistik
atau menyeluruh.

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yakni:


lingkungan, perilaku, pelayana kesehatan, dan keturunan (herediter). Karena
itu upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
harus ditujukan pada keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama.

Pendidikan atau promosi kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervensi


yang ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya 3 faktor yang
lain perlu intervensi pendidikan atau promosi kesehatan juga, karena perilaku
juga berperan pada faktor-faktor tersebut. apabila lingkungan baik dan sikap
masyarakat positif maka lingkungan dan fasilitas tersebut niscaya akan
dimanfaatkan oleh masyarakat.

Pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat telah


menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lingkungan di masyarakat, tetapi
kurang dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakatnya, begitupun dengan
penyediaan fasilitas kesehatan yang tidak diimbangi dengan peran masyarakat
dalam menyelesaikan permasalahan kesehatannya. Agar perilaku masyarakat
sesuai dengan nilai-nilai kesehatan atau perilaku sehat, maka diperlukan
pendidikan atau promosi kesehatan.

COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020


sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang
terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat
mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang
tertinggi di Asia Tenggara. Selain masalah COVID-19 di Indonesia terdapat
beberapa masalah penyakit yang sering terjadi diindonesia yaitu data riset
kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013 sebagai penyakit tidak menular yaitu
hipertensi berdasarkan wawancara dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada
tahun 2013. Asumsi terjadinya penurunan bisa bermacam-macam mulai dari
alat pengukur tensi yang berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat sudah
mulai datang berobat ke fasilitas kesehatan. Hal yang berbeda untuk penyakit
stroke, berdasarkan wawancara juga meningkat dari 8,3 per 1000 (2007)
menjadi 12,1 per 1000 (2013). Demikian juga untuk diabetes mellitus yang
berdasarakan wawancara juga terjadi peningkatan dari 1,1% (2007) menjadi
2,1% (2013). Penyakit menular yang dikumpulakan dalam riskesdas 2013
berdasarkan media/cara penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit
kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM dalam riskesdas
2013 meliputi: (1) asma, (2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), (3)
kanker, (4) DM, (5) hipertiroid, (6) hipertensi, (7) jantung, (8) gagal jantung,
(9) stroke, (10) gagal ginjal kronis, (11) batu ginjal, (12) penyakit
sendi/rematik. Data penyakit asma/ mengi/ bengek dan kanker diambil dari
responden semua umur, PPOK dari umur ≥30 tahun, DM, hipertiroid,
hipertensi/tekanan darah tinggi, penyakitt jantung koroner, penyakit gagal
jantung, penyakit ginjal, penyakit sendi/rematik/dan stroke ditanyakan pada
responden umur ≥15 tahun. Sedangkan penyakit menular di indonesia tertinggi
berdasarkan data riskesdas 2013 yaitu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),
pnemonia, TB paru, hepatitis, diare dan malaria. Penyakit menular yang
ditularkan melalui udara berdasarkan data Riskesdas 2013 yaitu infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA), pnemonia, dan TB paru. Penyakit yang ditularkan
melalui makanan, air dan lainnya yaitu penyakit hepatitis dan diare. Sedangkan
penyakit yang ditularkan oleh vaktor yaitu malaria (Riskesdas, 2013).

Data kunjungan pasien di Puskesmas kecamatan pada bulan Januari tahun 2019
dengan jumlah angka kesakitan 11.579 jiwa terdapat 10 besar penyakit
diantaranya penyakit ISPA 4938 jiwa, penyakit pada sistem otot dan jaringan
pengikat 1483 jiwa, penyakit darah tinggi 1478 jiwa, penyakit lainnya 1248
jiwa, penyakit kulit alergi 622 jiwa, penyakit kulit infeksi 596 jiwa, diare 424
jiwa, penyakit pulpa dan jaringan periapikal 288 jiwa, penyakit susunan syaraf
lain 276 jiwa, dan penyakit mata 226 jiwa. (Puskesmas Keluahan Bojong Gede,
Januari 2020). Data kunjungan pasien pada Puskesmas Kedaung bulan
Desember 2019 - Februari 2020 berjumlah 1962 jiwa dengan berbagai macam
penyakit seperti pada uraian di bawah ini,yang terdiri dari penyakit ISPA 712
jiwa (43,20%), Hipertensi 299 jiwa (18,14%), Gastritis 173 jiwa (10,49 %),
Penyakit kulit infeksi 84 jiwa (5,09%), Penyakit sistem otot dan jaringan
pengikat 146 jiwa (4,63%), Diare 69 jiwa (4,18%), Penyakit kulit alergi 59
jiwa (3,58%), Diabetes melitus 47 jiwa (2,85%), TB Paru 38 jiwa (2,30%),
Penyakit syaraf 21 jiwa (1,27%).

Hasil survey di masyarakat Kampung Bekelir, oleh kader dan mahasiswa


terdapat 2 besar penyakit yang biasa diderita oleh warga RT 01 diantaranya
menderita resiko penyakit COVID 19. Hasil observasi yang dilakukan
mahasiswa Stikes Pertamediaka, di RT 03 Kampung Bekelir Kelurahan
Babakan Kecamatan Tanggerang terdapat lingkungan padat penduduk, pasar
dekat dengan lingkungan rumah, sampah dibuang pada tempatnya oleh
masyarakat, saluran air limbah bersih, pekarangan rumah bersih dan
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakatnya, ventilasi yang ada disetiap
rumah dibuka pada pagi sampai siang hari, dan cukupnya cahaya matahari
yang masuk ke dalam rumah.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika merupaka lembaga pendidikan


kesehatan khususnya pendidikan keperawatan. Visi STIKes Pertamedika
adalah menjadi program studi Ners yang unggul dalam bidang pendidikan
keperawatan kritis dan kegawat daruratan, penelitian serta pengabdian
masyarakat secara nasional dapat bersaing secara internasional di Tahun 2018.
Berkaitan dengan visi tersebut, mahasiswa S1 program profesi STIKes
Pertamedika melaksanakan pengabdian masyarakat sesuai dengan mata ajar
keperawatan komunitas yang telah diajarkan. Tujuan dari praktik keperawatan
komunitas ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan komunitas sesuai
dengan permasalahan yang ditemukan.

Praktik keperawatan komunitas dilaksanakan di Kampung Bekelir RT 03


Kelurahan Babakan , Kecamatan Tanggerang, dilaksanakan mulai tanggal 19
April 2021 s/d 8 Mei 2021. Wilayah RT 03 Kampung Bekelir Kelurahan
Babakan Kecamatan Tangerang 4 RT, jumlah kepala keluarga ± 70 KK (±200
jiwa). Karakteristik keluarga di RT 03 sangat majemuk, mayoritas penduduk
adalah penduduk tetap dan pendatang dengan latar belakang yang beragam.
Kondisi lingkungan di RT 03 tergolong padat, jarak satu rumah ke rumah yang
lain berdempetan dan banyak gang kecil. Pelaksanaan praktik keperawatan
komunitas dilakukan dengan pendekatan masyarakat. Pendekatan masyarakat
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang dianjurkan oleh pemerintah untuk
memutus mata rantai penularan COVID-19 melalui group daring social
whatsapp.

Mahasiswa melakukan identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di RT 08


bersama dengan pengurus RT atau kader kesehatan dengan melakukan
penyebaran angket, wawancara dan observasi Winshield Survey. Berdasarkan
strategi praktek yang telah ditetapkan oleh institusi pendidikan STIKes
Pertamedika yaitu fokus masalah kesehatan COVID-19. Selanjutnya
mahasiswa melakukan pertemuan pertama dengan pengurus RT, kader
kesehatan dan tokoh masyarakat, tokoh agama RT 03 untuk mendiskusikan
rencana kerja yang akan dilakukan sesuai dengan masalahnya. Rencana kerja
yang telah disepakati meliputi penyuluhan kesehatan tentang Virus Corona
(COVID-19).

Pada akhir pelaksanaan praktik, mahasiswa dan masyarakat melakukan


evaluasi dan rencana kerja yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil
evaluasi didapatkan adanya peningkatan pengetahuan dalam mengenal masalah
Virus Corona (COVID-19 ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaa
asuhan keperawatan komunitas mahasiswa STIKes Pertamedika di
Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tanggerang
Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran umum hasil pengkajian keperawatan
komunitas di Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan,
Kecamatan Tanggerang Tahun 2021.
b. Menggambarkan prioritas diagnosa keperawatan komunitas di
Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan, Kecamatan
Tanggerang Tahun 2021.
c. Menggambarkan intervensi keperawatan komunitas dan
disepakatinya Plan Of Action (POA) terhadap masalah keperawatan
komunitas di Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan,
Kecamatan Tanggerang Tahun 2021.
d. Melakukan implementasi asuhan keperawatan komunitas di
Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan, Kecamatan
Tanggerang Tahun 2021.
e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan komunitas di Kampung
Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tanggerang Tahun
2021.

C. Sasaran
1. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Komunitas
Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada penularan penyakit
COVID-19 pada semua kelompok usia terutama dewasa dan lansia
di Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan, Kecamatan
Tanggerang Tahun 2021.

2. Rancangan Kegiatan
a. Topik
Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat terkait COVID-19 di
Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tanggerang
Tahun 2021.
b. Metode
Metode yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi
c. Sasaran
Ketua RT 03
Kader RT 03
Dosen STIKes Pertamedika
d. Media
Vidio Edukasi / Promkes
e. Waktu dan Tempat
Lokakarya Mini 1 akan diselenggarakan pada:
Hari / Tanggal : Senin, 13 Juli 2020
Waktu : 15.00 – Selesai
Tempat : Kediaman Pak Wawan RT 011
f. Setting Tempat

Pembawa
Layar
acara

Tim, mahasiswa

KETUA RT03 KADER KESEHATAN, WARGA


g. Pengorganisasian Acara Loka Karya Mini 1

Ketua : Linda Herlina


Bendahara : Nunung Nurjanah
Sekretaris : Istianty Gunaesty
Sie. Ilmiah : Irma Rodiyana
Sie. Acara : Nurhaemi, Heman Salbani
Observer : Iim Rohimah, Istianty Gunaesty
MC : Elvida Tobing,
Pemapar : Maimunah
Moderator : Heni Zaimah

h. Susunan Acara

No Waktu Kegiatan
.

1 15.00 – 15.05 Pembukaan oleh MC

2 15.05 – 15.10 Do’a

3 15.10 – 15.25 Sambutan Ketua Kelompok

4 15.25 – 15.40 Sambutan Ketua RT 03

5 15.45 – 16.00 Pemaparan Hasil Survey Data Demografi


Penduduk, Pelayanan Kesehatan Umum,
Kesehatan Anggota Keluarga.

6 16.00 – 16.10 Sesi tanya jawab dipimpin oleh


moderator

8 16. 00 – 16.05 Ramah tamah


1. Evaluasi struktur
a) Diharapkan melakukan konsul materi dan prosedur
peaksanaan lokmin oleh dosen pembimbing Institusi
b) Diharapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat
lokmin telah disiapkan oleh kelompok
c) Diharapkan undangan telah disebarkan dengan jumlah 3
Undangan

2. Evaluasi proses
Diharapkan masyarakat aktif dalam proses jalannya acara
Lokakarya Mini 1 disertai diskusi dan tanya jawab dengan
mahasiswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya
setelah Lokakarya Mini 1. Adapun pelaksanaan lokakarya mini
ini dilakukan berbasis daring

3. Evaluasi hasil
a) Diharapkan mahasiswa saling mengenal dengan masyarakat
b) Tergalinya data awal permasalahan kesehatan di RT03
c) Diharapkan mahasiswa dengan masyarakat dapat menjalin
kontra
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Paradigma Sehat
1. Definisi Paradigma
Paradigma adalah upaya lebih untuk meningkatkan kesehatan bangsa yang
bersifat proaktif (syafrudin, 2009). Paradigma adalah suatu cara pandang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi, serta
memilih tindakan atas fenomena yang ada. Paradigma merupakan suatu
diagram kerangka berfikir yang menjelaskan suatu fenomena yang
mengandung berbagai konsep yang terkait dengan fokus keilmuannya
(Konsep Dasar Keperawatan oleh Ns. Asmadi, S.Kep) dalam Hudaya, Isna
(2010).

Menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model, pola atau


pandangan dunia yang dilandasi pada dua karakterisktik yaitu penampilan
dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya terhadap sesuatu yang
diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam kelompoknya.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
paradigma kesehatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam bidang kesehatan

2. Definisi Sehat
Menurut UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa
kesehatan adalah keadaan kesejahtera dari badan , jiwwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi. Pembangunan
kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sector, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode
sebelumnya.

Undang- undang Nomer 25 Tahun 2014, tentang Sistem Pencernaan


Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementrian
perlu menyusun Rencana Strategis (Restra) Yang mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan
ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka kementrian Kesehatan menyusun
Restra Tahun 2015-2019. Renstra kementrian Kesehatan merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh kementrian
Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan.
Penyusunan Restra kementrian kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan
: praktek nopolitik, partisipatif, atas bawah (Top Down), dan bawah atas
(bottom up).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program
Indonesia sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan pinansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) Meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) Meningkatnya pengendalian
penyakit, (3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan terutama didaerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4)
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,(5)
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta(6)
Meningkatkan responsitas system kesehatan .
Program Indonesia sehat dilaksanakan dengan 3 pilar Utama yaitu,
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional : 1) Pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengaruh
utama kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif, preventif dan
pemberdayaan masyarakat, 2) Penguatan kesehatan masyarakat dilakukan
dengan strategi peningkatan pelayanan kesehatan, optimalisasi system
rujukan, dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan, 3)
Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefide serta kendali mutu dan kendali biaya.

Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No .9 tahun 2010, BAB I


pasal 2keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), mental (rohani),
dan social, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan
kelemahan. Menurut WHO (World Health Organization) definisi sehat
merupakan suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial
yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan fisik. Menurut WHO, ada 3 komponen penting yang merupakan
satu kesatuan dalam definisi sehat:
a. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat
seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih,
mata bersinar, rambut tersisir rapih, berotot dan tidak gemuk,
nafas,tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit, dan seluruh
fungsi fisiologistubuh berjalan lancar

b. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain
dalam pepatah kuno “jiwa yang sehat terdapat didalam tubuh yang
sehat” (Men Sana In Corpore Sano). Atribut seorang insan yang
memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1) Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah
menyesal dan kasian terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan
menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan
2) Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak
mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi
terhadap kebutuhan emosi orang lain
3) Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah
takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan
masalah secara cerdik dan bijaksana

c. Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan social yang ada disetiap tempat atau negara sulit
diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat
kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki,
kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman
damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam
kehidupan masyarakat yang sejahtera masyarakat hidup tertib dan selalu
menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.

d. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh
WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat. Setiap individu perlu mendapakan pendidikan formal
maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengarkan alunan
lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar
tersedia keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton

Keempat komponen ini dikenal sebagai “Positive Health” karena lebih realitis
dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealitik semata-
mata

3. Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini
menekankan pada melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. dengan
diterapkannya paradigma ini, diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif (Hudaya, 2010).

Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik


secara makro maupun mikro.
a. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberi
sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
b. Secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan harus
menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Perubahan pemahaman tentang konsep sehat dan sakit makin kayanya


khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan
penyebab penyakit yang multifaktoral telah menggugurkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan kesehatan
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Pentingnya penerapan paradigma
pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat merupakan upaya
untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif.
Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang
dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang
lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif. Paradigma sehat ini pertama kali disampaikan oleh Menteri
Kesehatan RI Prof. Dr. F. A Moeloek dalam Rapat Sidang DPR Komisi VI
pada tanggal 15 september 1998 (Kebidanan Komunitas, 2007).

Stepen R. Covey dalam bukunya “The Seven Habits of Highly Effective


People” menjelaskan arti paradigma sebagai berikut: “Kata Paradigma
berasal dari Yunani. Hal ini berhubungan dengan kata ilmiah dan
umumnya digunakan pada saat ini dalam arti model, teori, konsep,
orientasi persepsi, asumsi, atau cara pandang dari referensi. Dalam
pengertian umum adalah cara melihat dunia tidak hanya dari sudut
pandang kami, tetapi berhubungan dengan penerimaan, pemahaman dan
interpretasi (Dodiet, 2008).
Paradigma sehat dengan sebutan “Gerakan Pembangunan yang
Berwawasan Kesehatan” dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1
Maret 1999. Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari
pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara keseluruhan. Paradigma
sehat adalah perubahan mental dan watak dalam pembangunan.

Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi, yaitu sebagai


berikut:
a. Pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat
pasif menjadi menjadi merupakan keperluan dan bagian dari Hak
Asasi Manusia (HAM).
b. Sehat bukan hal konsumtif, melainkan suatu investasi karena
menjamin tersedianya SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.
c. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat
jangka pendek kedepannya akan menjadi bagian dari upaya
pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.
d. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian
dari yang sakit / penyakit, tetapi merupakan pelayanan kesehatan
paripurna yang memandang manusia secara utuh.
e. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan
sosial.
f. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi
terpadu (integrated).
g. Fokus kesehatan tidak hanya pada penyakit, tetapi juga bergantung
pada permintaan pasar.
h. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum
(pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan juga
masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk perorangan / pribadi
misalnya homecare.
i. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga
menjadi urusan swasta.
j. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik
(seperti pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan),
sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung bersama dengan
pengguna jasa.
k. Biaya kesehatan bergeser dan pembayaran setelah pelayanan menjadi
pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat.
l. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi
ekonomi.
m. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi
berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom up).
n. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah
terdesentralisasi.
o. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreneur.
p. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan
sebagai mitra.
(Entjang, 2000).
4. Dasar Pemikiran Paradigma Sehat
a. Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan sesuatu
yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan
dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang
produktif, bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar
hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.
b. Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan
pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu, kualitas kesehatan perlu
dipelihara dan ditingkatkan.
c. Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Mensyukuri
karunia dapat ditunjukkan dengan perkataan, perasaan, dan perbuatan.
Bersyukur dengan perbuatan ditunjukkan dengan memelihara kesehatan
dan berupaya untuk meningkatkannya
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada
mengobati penyakit. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan
(promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) perlu ditekankan tanpa
mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan.
e. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku,
pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku
memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kualitas derajat
kesehatan. Di pihak lain, faktor lingkungan dan perilaku terkait dengan
banyak sektor di luar kesehatan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
dampak pembangunan semua sektor di bidang kesehatan.
f. Adanya transisi demografis dan epidemiologis, tantangan global dan
regional, perkembangan IPTEK, tumbuhnya era desentralisasi, serta
maraknya demokratisasi segala bidang, mendorong perlunya upaya
peninjauan kebijakan yang ada serta perumusan paradigma baru
dibidang kesehatan

Berdasarkan paradigma sehat, dirumuskan visi, misi dan strategi pembangunan


kesehatan. Visi Indonesia Sehat 2015 adalah sebagai berikut:

Visi :
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui :
a. Pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai
oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat
b. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata
c. Serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh Negara Republik
Indonesia

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui


pembangunan kesehatan tersbeut dirumuskan sebagai : Indonesia Sehat 2015.
Dengan adanya rumusan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan pada
masa depan adalah :
a. Lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan
yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang
memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling
tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
b. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat.
c. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah layanan
yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata di
Indonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.

Misi :
Untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015, ditetapkan empat
misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan
lainnya. Untuk optimalisasi hasil kontribusi positif tersebut, harus
dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok
program pembangunan. Dengan perkataan lain untuk dapat
terwujudnya Indonesia Sehat 2015, para penanggung jawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam
semua kebijakan pembangunannya.
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah, dan swasta. Apapun peran yang dimainkan
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai.
Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu
upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,


merata, dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau mengandung makna bahwa salah satu tanggung
jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada di
tangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya
peran aktif segenap anggota masyarakat dan berbagai potensi swasta.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan


masyarakat beserta lingkungannya.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya mengandung makna bahwa tugas
utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warga negaranya, yakni setiap individu, keluarga,
dan masyarakat indonesia, tanpa meninggalkan upaya menyembuhkan
penyakit atau memulihkan kesehatan penderita. Untuk
terselenggaranya tugas ini penyelenggaraan upaya kesehatan yang
harus diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif yang
didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif. Agar dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
diperlukan pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu
tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula lebih diprioritaskan

5. Faktor Pendorong Paradigma Sehat


Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah “Health
Program for Human Development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes
pada tanggal 15 September 1998. Upaya pelayanan kesehatan yang
menekankan upaya kuratif – rehabilitatif kurang menguntungkan karena :
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang
c. Dari segi ekonomi lebih cost effective
d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang
penyakit

Kebijakan upaya pelayanan kesehatan senantiasa berubah sesuai dengan


pemahaman dan pembuat kebijakan tentang peran kesehatan sebagai
modal dasar “Human Capital” yang sangat penting untuk tercapainya
kemandirian dan ketahanan bangsa agar mampu bersaing dalam era
globalisasi (Setyawan, 2010). Berdasarkan pemahaman tersebut, maka
dapat disebutkan faktor-faktor yang mendorong perlunya Paradigma
Sehat, yaitu:
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit
ternyata tidak efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat
terkandung unsur Sehat Produktif secara Sosial dan Ekonomi
c. Adanya transisi epidemiologis dari penyakit infeksi ke penyakit
Kronik-Degeneratif, dimana untuk pencegahannya sangat diperlukan
perubahan perilaku
d. Adanya transisi demografis yaitu semakin meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut yang memerlukan pendekatan yang berbeda
dalam penanganannya
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan penduduk
(Setyawan, 2010)

Lalonde (1974) dan Hendrik L. Blum (1974 secara persamaan


mengemukakan bahwa status kesehatan penduduk / manusia bukan hanya
hasil pelayanan medis saja, melainkan faktor-faktor lain seperti
lingkungan, perilaku dan genetik justru lebih berpengaruh terhadap status
kesehatan manusia (Setyawan, 2010).

Upaya kesehatan yang selama ini yang dilakukan masih berorientasi pada
upaya penanggulangan penyakit secara episodik dan upaya penyembuhan
saja. Upaya kesehatan yang demikian ini sering kali menyesatkan pola
pikir kita bahwa seolah-olah apabila semua orang sakit bisa diobati, maka
masyarakat menjadi sehat. Upaya kesehatan harusnya diarahkan untuk
dapat membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang optimal agar
biasa hidup produktif.

Orientasi baru upaya kesehatan adalah orientasi memeliharan dan


meningkatkan kesehatan penduduk, yang merupakan suatu orientasi sehat
positif sebagai kebalikan dari orientasi pengobatan penyakit yang bersifat
kuratif – responsif. Dengan kata lain, program kesehatan yang berorientasi
pada upaya kuratif merupakan “Health Program Survival”, sedangkan
program kesehatan yang berorientasi pada upaya promotif dan preventif
merupakan “Health Program for Human Development”.(Setyawan, 2010)

B. Konsep Keperawatan Komunitas


Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi
masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka
sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health)
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan promotif dan prefentif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing Process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2007).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi


kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat
(Anderson & McFarlane, 2011).

Dengan demikian dapat disimpulkan, keperawatan komunitas dikatakan


sebagai pelayanan keperawatan profesional diberikan komprehensif ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh
lingkungan (bio, psiko, sosio, mental, dan spiritual) mempengaruhi status
kesehatan masyarakat. Pada praktik keperawatan komunitas itu sendiri
rangkaian prosesnya dimulai dari awal tahap pengkajian sampai evaluasi,
dimana diharapkan terjadi alih peran sehingga peran perawat yang lebih
banyak berangsur-angsur berkurang digantikan meningkatnya kemandirian
masyarakat sebagai klien.
Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dapat dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran
serta masyarakat didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam proses
keperawatan komunitas ada tahap-tahap yang perlu dilaksanaakan perawat
(DEPKES RI, 1993), yaitu:
1. Tahap persiapan yaitu memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari
serta bekerjasama dengan masyarakat
2. Tahap pengorganisasian dimulai dari persiapan pembentukan kelompok
dan penyesuaian pola dalam masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan
ketua kelompok dan pengurus inti
3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat antara lain kegiatan
pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat, melakukan pengkajian,
membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan,
melatih kader kesehatsn yang akan membina masyarakat di lingkungannya
dan pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan yaitu memberi dukungan latihan dan
pengembangan ketrampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan
kesehatan
5. Tahap koordinasi intersektoral : kerjasama dengan sektor terkait dalam
upaya memandirikan masyarakat
6. Tahap akhir : supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk
perbaikan kegiatan kelompok kerja berikutnya.

C. Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik
sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan),
secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara
terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-
masalah yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga ddapat meningkatkan fungsi
kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan
dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009).

Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan


melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).

Keperawatan komunitas menjadi pelaksanaan keperawatan yang dilakukan


melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-
fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partnership
dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
(Efendi, 2009).

Fokus pada model ini keperawatan komunitas sebagai partner dan


penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan. Neuman memandang
klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya berada dalam
interaksi yang dinamis. Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari
berbagai stressor yang dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga
garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan
resistance defense.
Agregat klien dalam model communitty as partner ini meliputi intrasistem
dan ekstrasistem. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang
memiliki satu atau lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat
ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi, transportasi, dan
keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan, layanan
kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998; Anderson
& McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999;
Stanhope & Lancaster, 2004; Allender & Spradley, 2005).

Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu


dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Didalam komunitas ada lines of
resistance, merupakan mekanisme internal untuk bertanggung jawab terhadap
kesehatan contoh dari line of resistance Anderson dan McFarlane (2000)
mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as partner
terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu
inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari
pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa
tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencnaan, implementasi, dan
evaluasi.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, dan
sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan
untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif
yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga
sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi
promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan,
yaitu ; pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
a. Pengumpulan Data
Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi, dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data
meliputi:
1) Data Inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b) Data demografi
c) Vital statistik
d) Status kesehatan komunitas
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
b) Sanitasi
c) Fasilitas
d) Batas-batas wilayah
e) Kondisi geografis
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
a) Pelayanan kesehatan
b) Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)
4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut
usia
5) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
b) Transportasi
6) Politik dan pemerintahan
a) System pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7) System komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c) Jenis bahasa yang digunakan.
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
b. Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1) Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan
pengukuran.

c. Sumber data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa
atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record (Wahid, 2005)

d. Cara pengumpulan data


1) Wawancara atau anamnesa
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik

e. Pengolahan data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
( Anderson and Mc Farlane, 1998. Community as Client)

f. Analisis data
Tujuan analisis data :
1) Menetapkan kebutuhan kontinue
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon kontinue
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
5) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

g. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan


menurut Abraham H. Mashlow yaitu :

1) Keadaan yang mengancam kehidupan


2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurse of Association
(ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan
yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan kesehatan
pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

3. Perencanaan / Intervensi
a. Persiapan, penentuan prioritas daerah
b. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes
c. Koordinasi intersektoral
d. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap

4. Pelaksanaan / Implementasi
a. Bantuan mengatasi masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi
seimbang, meningkatkan kesehatan
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi
c. Advokat komunitas

5. Evaluasi atau penilaian


a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan / kemajuan proses, kesesuaian dengan perencanaan,
peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas
e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan
f. Menilai respon verbal dan nonverbal
g. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS.

D. Teori COVID – 19
Pneumonia Covid-19 adalah peradangan pada parenkim paru yang di duga di
sebabkan oleh SARS-CoV-2 dengan hasil pemeriksaan RT-PCR (dari swab
tenggorokan ataupun aspirat saluran napas bawah) menunjukkan positif
COVID-19.

Pneumonia Covid-19 berat jika termasuk dalam Severa Acute Respiratory


Infection (SARI), yaitu :
a. Riwayat demam atau saat pengukuran suhu tubuh > 38°C dan batuk
b. Onset dalam waktu 14 hari terakhir
c. Membutuhkan perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit

Diagnosis Kasus Covid-19 berat apabila :


a. Terdapat 3 kriteria pada kasus Covid-19 ringan
b. Dan di temukan kriteria sebagai berikut :
1) Remaja/ dewasa : demam atau curiga infeksi saluran nafas, ditambah
frekuensi nafas > 30 x/menit, distress napas berat, SpO2 < 90% udara
ruangan.
2) Anak - Anak : batuk/ susah bernapas, di tambah setidaknya satu dari
hal berikut : sianosis sentral atau SpO2 < 90%; distress napas berat
(contoh : grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya
umum pneumonia : tidak mau menyusu atau minum, penurunan
kesadaran atau kejang ; takhipneu

Komplikasi yang di maksud dapat berupa :


a. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
b. Sepsis
c. Syok sepsis

Anamnesa

a. Keluhan : Demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas atau


kesulitan bernapas

b. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan


transmisi lokal dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala

c. memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal COVID-


19 di Indonesia dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala

d. Riwayat kontak dengan pasien konfirmasi atau probabel COVID-19 dalam


14 hari terakhir sebelum timbul gejala

Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran komposmentis sampai terjadi penurunan kesadaran yang tidak
membutuhkan ventilator
b. Tanda vital : frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas meningkat,
tekanan darah normal atau menurun, suhu tubuh meningkat >38°C, gejala
dan tanda syok
c. Dapat disertai retraksi otot pernapasan
d. Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis dan
dinamis, fremitus (getaran suara nafas) mengeras, redup pada daerah
konsolidasi, suara napas bronkovesikuler atau bronkial, ronki kasar

E. Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas

Derajat Kesehatan

- Kematian
- Kesakitan
- Resiko
Lingkungan Perilaku Kesehatan Upaya
Kesehatan
1. Kondisi rumah - Kebiasaan PHBS
2. Sarana sanitasi masyarakat dimasa - Puskesmas
- Air pandemic COVID- - Poswindu
- Jamban 19 - Alternatif
- Air limbah - Kebiasaan
- Sampah membersihkan
3. Vektor rumah
- Kebiasaan
menggantungkan
pakaian
- Kebiasaan BAB di
jamban
- Kebiasaan
membuang sampah

Pengetahuan perilaku
hidup sehat
- Bayi
- Balita
- Anak
- Dewasa
- Lansia

BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
Aplikasi asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan di Kampung
Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tanggerang Tahun 2021
Menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi kegiatan
pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi keperawatan yang dilakukan mahasiswa
melibatkan keluarga, tokoh masyarakat, dan kader.

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas


Pengkajian dilakukan menggunakan Winshield Survey, wawancara
dengan ketua RT, Kader, Observasi dan wawancara sejumlah masyarakat
dan kader. Data wawancara kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik.

1. Persiapan
a. Persiapan
Pengkajian ke masyarakat dilakukan oleh mahasiswa setelah
mendapat izin terlebih dahulu dari ketua RT 03 Kampung Bekelir
Kelurahan Babakan, Kecamatan Tanggerang. Mahasiswa mulai
melakukan pengkajian dengan mengenal karakteristik wilayah RT
03 dengan cara Stratified Slovin. Data demografi diambil melalui
data sekunder dari kader yaitu data hasil pengkajian mahasiswa
STIKes Pertamedika pada bulan April 2021.Setelah itu dilakukan
dengan mencari data atau informasi kesehatan di RT 03 melalui
ketua ketua RT, dan kader. Mahasiswa juga melakukan
pendekatan dengan masyarakat di RT 03.

b. Persiapan Teknis
Persiapan teknis dimulai pada tanggal 19 April 2021 pukul 16.00
WIB mahasiswa berkumpul di rumah pak RT03 dihadiri Ketua
RT 03, dilakukan wawancara dengan ketua RT. Jumlah KK dari
RT 03 yaitu 70 KK terdiri kurang lebih 200 jiwa.
Beberapa hari kemudian, mahasiswa mengumumkan kepada kader
untuk dlakukan Lokakarya Mini 1 pada tanggal 28 April 2021
padapukul 16.00 WIB – 17:00 WIB dan Pertemuan Lokakarya
Mini 1 bertujuan untuk menyambung silaturahmi antara
mahasiswa dan masyarakat RT 03 serta memaparkan hasil
identifikasi permasalahan yang ada di RT 03 berdasarkan hasil
wawancara dan observasi. Selain windshell survey juga dikaji data
yang terkait dengan COVID-19 tentang pengetahuan warga terkait
covid, kebiasaan PHBS yang dilakukan, bagaimana menjaga
physical distancing dan social distancing, peningkatan imunitas
(gizi dan istirahat), manajemen stress dan kebutuhan aktivitas
olahraga.

2. Pelaksanaan
a. Identifikasi Masalah
Pada pertemuan 1 mahasiswa mengundang ketua RT 03 dan
Kader RT 03. Pertemuan 1 bertujuan untuk memaparkan hasil
penyebaran wawancara dan observasi beserta masalah kesehatan
dari di RT 03 secara umum. Berdasarkan identifikasi masalah,
yang terjadi di Wilayah RT 03 adalah kesehatan yang menjadi
trend dan isu saat ini di indonesia yaitu COVID 19
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara.
Dan kuesioner Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah Teknik slovin.

Pengumpulan data selain menggunakan angket juga dilakukan dengan


wawancara dan observasi (Winshield Survey), yang meliputi:
1) Lingkungan atau Daerah Perumahan
2) Lingkungan Terbuka
3) Batas Wilayah
4) Kebiasaan Masyarakat
5) Pusat Pelayanan Umum
6) Kegiatan Masyarakat
7) Suku
8) Kesehatan
9) Kelompok khusus (balita,anak-anak,remaja,PUS,lansia)

B. Data Demografi dan Data Penunjang Masalah Kesehatan


Kampung Babakan merupakan kampung yang berada di RW 01 Babakan
wila-yah kota Tangerang, di pinggiran sungai Cisadane. Dengan luas
kurang lebih 4 hektar, dengan batas wilayah utara Kelurahan Sukasari,
Batas wilayah Selatan RW 003, Batas wilayah Timur Rw 002, dan Batas
wilayah Barat Sungai Cisadane, Di Kampung Babakan sendiri terdapat 4
Rukun tetangga (RT), dengan jumlah jiwa keseluruhan 1.175 jiwa,
dimana laki–laki sebanyak 598 jiwa dan perempuan 577 jiwa, dengan
jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 392 KK.

Namun, survey hanya dilakukan di RW 01 yaitu di RT 03 dengan jumlah


penduduk kurang dari 200 jiwa dengan jumlah perempuan 110 jiwa dan
jumlah laki – laki 90 jiwa dengan 70 KK. Dengan adanya keterbatasan
situasi maka kelompok hanya mengambil data seperampat wilayah yaitu
sekitar 60 orang warga di RT 03 .Mayoritas penduduk beragama Islam
dengan mata pencaharian karyawan swasta/ wiraswasta. Dari jumlah
penduduk yang ada sebagian besar penduduk berusia produktif.

C. Obeservasi
Berdasarkan hasil Winshield Survey, yang dilakukan di Kampung Bekelir
Kelurahan Babakan khususnya RT 03 diperoleh gambaran sebagai
berikut:

1) Fasilitas agama berupa masjid dan mushola sebanyak 2


2) 1 posyandu.
3) 1 klinik
4) 1 sekolah paud.
5) 1 sekolah dasar
6) 1 pasar kuliner
7) 1 Pos Siskamling

D. Survey Kesehatan Masyarakat


Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan berikut ini
data demografi yaang telah dikumpulkan :
1. Data Demografi

Tabel 3.1
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jumlah Jiwa Di wilayah
Kampung Bekelir Rt 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang
2021
(N: 60)
No Jumlah jiwa Jumlah Persantase

1 Balita 4

2 Anak sekolah (1-6 SD) 12


3 Remaja 8
4 Dewasa 18
5 lansia 18
Jumlah 60
Diagram pie

Keterangan:

2. Jenis kelamin

Tabel 3.2
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Kelamin Di wilayah
Kampung Bekelir Rt 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 60)
No. Jenis Kelamin Jumlah Peresentase
1 Perempuan 31
2 Laki-Laki 29
JUMLAH 60 100 %
Diagram pie
Keterangan

3. Pendidikan

Tabel 3.3
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Pendidikan Di wilayah Kampung
Bekelir Rt 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 60)

No Pendidikan Jumlah Peresentase


.
1 TK/PAUD 10
2 SD 14
3 SMP 10
4 SMA 20
5 PT 6
JUMLAH 60 100%
Diagram pie
Keterangan

4. Agama
Tabel 3.4
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Agama Di Kampung Bekelir Rt 03
Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 60)
No. Agama Jumlah Peresentase
1 MUSLIM 45
2 NON MUSLIM 15
JUMLAH 60 100%
Diadram pie
Keterangan

5. Pekerjaan
Tabel 3.5
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Pekerjaan Di wilayah Kampung
Bekelir RtT03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 60)

No. Pekerjaan Jumlah Peresentase


1 WIRAUSAHA 16
2 KARYAWAN SWASTA 13
3 PENSIUNAN 2
4 MAHASISWA/PELAJAR 20
5 PNS 2
6 TIDAK BEKERJA 5
JUMLAH 60 100 %
Diagram pie
keterangan

6. Suku

Tabel 3.6
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Suku Di wilayah Kampung
Bekelir RtT03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 60)

No. Suku Jumlah Peresentase


1 JAWA 10
2 SUNDA 27
3 BETAWI 23
JUMLAH 60 100 %
Diagram pie
Keterangan

7. Penghasilan
Tabel 3.7
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Penghasilan Di wilayah Kampung
Bekelir RtT03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 60)
No. Penghasilan Jumlah Peresentase
1 <500.000 6
2 500.000 – 1JT 14
3 1JT – 3JT 13
4 >3JT 27
JUMLAH 60 100 %
Diagram pie
keterangan

8. Kesehatan
Tabel 3.8
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Kesehatan Lingkungan Di
Kampung Bekelir RtT03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 60)

No. Kesehatan Lingkungan Jumlah Peresentase


1 Pencahayaan Cukup 19 Rumah
2 Ventilasi Cukup 6 Rumah
3 Ruangan Tidak Lembab 11Rumah
4 Buang Sampah di Tong 10 Rumah
5 Cahaya Matahari Masuk 14 Rumah
JUMLAH 60 100%
Diagram pie
Keterangan

9. Masalah Kesehatan Lansia


Tabel 3.9
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan Lansia Di Di
Kampung Bekelir RtT03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 18)
No. Penyakit yang di derita Jumlah Peresentase
1 MEROKOK 1
2 MINUM KOPI 0 0%
3 HIPERTENSI 9
4 KOLESTROL 0 0%
5 ASAM URAT 2
6 DIABETES 2
7 GASTRITIS 0 0%
8 MIGRAIN/VERTIGO 0 0%
9 GANGGUAN 0 0%
PENDENGARAN
11 REMATIK 1
13 ANEMIA 0 0%
17 STROKE 1
18 POST STROKE 0 0%
20 JANTUNG 1
21 TB PARU 0 0%
22 ASMA 1
23 TIDAK ADA 0 0%
JUMLAH 18 0%
Diagram pie
Keterangan

10. Masalah Kesehatan Pada Dewasa


Tabel 3.10
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan Pada Dewasa Di
wilayah Kampung Bekelir Rt 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang
2021
(N: 18)
No. Penyakit yang di derita Jumlah Peresentase
1 MEROKOK 4
2 MINUM KOPI 8
3 KOLESTROL 2
4 ASAM URAT 0 0%
5 HIPERTENSI 2
6 MIGRAIN 0 0%
7 GASTRITIS 2
8 DIABETES 0 0%
9 JANTUNG 0 0%
10 REMATIK 0 0%
11 STRESS 0 0%
12 ANEMIA 0 0%
15 JAJAN DILUAR 0 0%
16 MAKAN TIDAK TERATUR 0 0%
17 STROKE 0 0%
19 TB PARU 0 0%
20 TIROID 0 0%
21 TIDAK ADA 0 0%
JUMLAH 18 100 %
Diagram pie
keterangan

11. Kesehatan Pada Remaja


Tabel 3.11
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan Pada Remaja Di
wilayah Kampung Bekelir Rt 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang
2021
(N: 8)

No. Penyakit yang di derita Jumlah Peresentase


1 JERAWAT 2 20%
2 MEROKOK 3 50%
3 MAAG 1 20%
4 DISMINORE 2 10%
5 GAGAL GINJAL 0 0%
6 ASMA 0 0%
JUMLAH 8 100%
Diagram pie
Keterangan

12. Masalah Pada Anak Sekolah


Tabel 3.12
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Pada Anak Sekolah
Di Kampung Bekelir Rt 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 12)

No. Penyakit yang di derita Jumlah Peresentase


1 DEMAM 1
2 FLU 2
3 BATUK 2
4 DIARE 1
5 SAKIT GIGI 1
6 JAJAN 5
7 LAIN-LAIN 0
JUMLAH 12 100%
Diagram pie
Keterangan

13. Masalah Pada Anak Balita


Tabel 3.13
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Pada Anak Balita Di
Kampung Bekelir Rt 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang 2021
(N: 4)

No. Penyakit yang di derita Jumlah Peresentase


1 DEMAM 0 0%
2 FLU 1
3 BATUK 1
4 DIARE 0 0%
5 SUSAH MAKAN 2
6 BB TIDAK MAKAN 0 %
7 SAKIT KULIT
JUMLAH 4 100%

Diagram pie
Keterangan

14. pencegahan COVID-19


Tabel 3.14
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan pencegahan COVID-19 Di
Kampung Bekelir Rt 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang
2021
(N: 60)
No Pengetahuan Jumlah Peresentase
1 Pengetahuan tentang Covid- 31 52%
19
2 Kebiasaan PHBS yg 10 18%
dilakukan
3 Bagaimana menjaga 10 18%
Physical distancing dan
social distancing
4 Bagaimana Meningkatkan 6 9%
Imunitas (Gizi dan Istirahat
5 Manajemen stress dan 3 3%
Olahraga
JUMLAH 60 100%
Diagram pie
Keterangan

ANALISA DATA KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DATA PENUNJANG Masalah Keperawatan


No.
(angket, wawancara, observasi)
1. Hasil wawancara: Perilaku kesehatan cenderung
berisiko pada penyakit hipertensi
• Sebagian masyarakat belum
kelompok lansia di Kampung
mengetahui cara pencegahan dan
Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan
perawatan hipertensi.
Kecamatan Tangerang.
• Sebagian besar penderita hipertensi
belum menerapkan pola hidup sehat
seperti olahraga secara teratur, tidak
merokok, istirahat yang cukup, dll.

• Sebagian besar penderita hipertensi


belum menerapkan diit rendah garam.

• Sebagian besar masyarakat belum


mengetahui akibat lanjut dari
hipertensi.

• Menurut sebagian warga lansia Rt 03


kampung bekelir mangatakan
makanan yangn disukai adalah asin
dan gurih

Hasil observasi:

Berdasarkan observasi, penyakit saat ini


didapatkan 9 orang dari 18 lansia mengalami
hipertensi

2. Hasil Observasi : Ketidakefektifan pemeliharaan


kesehatan dan resiko tinggi terkait
Berdasarkan obseervasi, didapatkan adanya
Penularan COVID-19 Kampung
warga yang tidak mengikuti anjuran pemerintah
Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan
terkait PSBB dalam penggunaan APD dan belum
Kecamatan Tangerang.
melakukan pencegahan penularan COVID-19
seerta masih kurangnya Pengetahuan dan
kesadaran warga dalam hal Covid-19, Kebiasaan
PHBS yg dilakukan, Bagaimana menjaga
Physical distancing dan social distancing,
Bagaimana Meningkatkan Imunitas (Gizi dan
Istirahat) dan Manajemen stress dan Olahraga

Hasil wawancara:
• Kurannya kesadaran sebagian
masyarakat melakukan Protokol
Kesehatan

• Kurangnya pengetahuan tentang


Vaksin COVID -19

• Berdasarkan info dari Kader RT03


bahwa ada 1 warga yang terkonfirmasi
COVID -19

Hasil Angket / Kuesioner

 Dari hasil angket terdapat 52% pada


Pengetahuan tentang Covid-19, 18%
Kebiasaan PHBS yg dilakukan,, 18%
Bagaimana menjaga Physical distancing
dan social distancing

No Pengetahuan Jumlah Peresentase


1 Pengetahuan tentang Covid- 31 52%
19
2 Kebiasaan PHBS yg 10 18%
dilakukan
3 Bagaimana menjaga 10 18%
Physical distancing dan
social distancing
4 Bagaimana Meningkatkan 6 9%
Imunitas (Gizi dan Istirahat
5 Manajemen stress dan 3 3%
Olahraga
JUMLAH 60 100%

FORMAT SKORING MASALAH


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
No Masalah Kriteria Total
Kesehatan Score
A B C D E F
Bobot Bobo Bobo Bobot Bobot Bobot
= 1-3 t = 1- t = 1- = 1-3 = 1-3 = 1-3
3 3
1. Berdasarkan 2 2 3 2 3 3 15
observasi
perilaku warga
beriko terpapar
COVID-19.
2. Perilaku 2 2 3 2 2 3 14
kesehatan
cenderung
berisiko pada
penyakit
hipertensi
kelompok lansia
di Kampung
Bekelir RT 03
Kelurahan
Babakan
Kecamatan
Tangerang..

Keterangan :
1 : Rendah
2 : Sedang
3 : Tinggi
PLAN OF ACTION

No Masalah Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat Sumber Penanggung


Keperawatan Kegiatan dana jawab
1 Ketidakefektifan 1. Tujuan Umum Pendidikan Sasaran Sabtu , 01 Rumah pak Uang kas Mahasiswa
pemeliharaan Setelah dilakukan dan masyarakat mei 2021 RT Stikes
kesehatan terkait pendidikan kesehatan penyuluhan di Kampung Pertamedika
Penularan COVID- selama 1x60 menit kesehatan Bekelir RT
19 di Kampung diharapkan terjadi mengenai 03
Bekelir RT 03 penin pengetahuan covid-19 Kelurahan
Kelurahan Babakan dan perubahan pola Babakan
Kecamatan hidup masyarakat Kecamatan
Tangerang terkait penyakit dan Tangerang
pencegahan
penularan Covid-19
di Kampung Bekelir
RT 03 Kelurahan
Babakan Kecamatan
Tangerang

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan
pendidikan kesehatan
diharapkan
masyarakan mampu :
a. Menyebutkan
pengertian
covid-19
b. Menyebutkan
tanda dan
gejala covid-
19
c. Menyebutkan
cara
penularan dan
penyebaran
covid-19
d. Menyebutkan
cara dan tips
mencegah
penularan
penyakit
covid-19
e. Mampu
melakukan
PHBS dengan
benar.
f. Mengetahui
cara
meningkatkan
Imunitas.
g. Mempu
mengontrol
stress dan
tetap
berolahraga
2 Perilaku kesehatan 1. Tujuan umum Penyuluhan Sasaran Minggu , Rumah pak Uang kas Mahasiswa
cenderung beresiko Setelah dilakukan hipertensi. masyarakat 02 Juli RT Stikes
pada penyakit pendidikan kesehatan yang 2021 Pertamedika
Hipertensi pada dan senam hipertensi Hari/Tanggal menderita
kelompok dewasa selam 1x60 menit : hipertensi
dan lansia di diharapkan tidak
Kampung Bekelir terjadi peningkatan Minggu , 02
RT 03 Kelurahan pengetahuan dan Juli 2021
Babakan Kecamatan perubahan pola hidup
Tangerang masyarakat tentang Pukul :
penyakit hipertensi di 09.00-11,00
Kampung Bekelir RT WIB
03 Kelurahan
Babakan Kecamatan
Tangerang

2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan
pendidikan kesehatan
diharapkan
masyarakat mampu :
a. Menyebutkan
pengertian
hipertensi
b. Menyebutkan
tanda dan
gejala dari
hipertensi.
c. Menyebutkan
penyebab
hipertensi.
d. Menyebutkan
komplikasi
atau akibat
hipertensi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Data Diagnosis keperawatan NOC NIC


Berdasarkan observasi Ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi Primer
perilaku warga beresiko pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan: Perilaku kesehatan(1805) Pendidikan kesehatan(5510)
terpapar COVID-19. pengetahuan yg tidak
cukup penularan COVID 1. Perilaku yang 1. Targetkan pada sasaran kelompok

19 di Kampung Bekelir meningkatkan kesehatan (dari yang beresiko tinggi terpapar

RT 03 Kelurahan Pengetahuan tidak ada menjadi COVID 19 dengan pendidikan

Babakan Kecamatan pengetahuan sedang) kesehatan.

Tangerang 2. Pemeriksaan
2. Identifikasi faktor nternal atau
kesehatan yang direkomendasikan
eksternal yang dapat meningkatkan
(dari tidak ada pengetahuan menjadi
atau mengurangi motivasi untuk
pengetahuan sedang)
berprilaku sehat.
3. Sumber informasi
3. Tentukan pengetahuan kesehatan
peningkatan kesehatan
dan gaya hidup perilaku saat ini
terkemuka( dari tidak ada
pada individu, keluarga dan
pengetahuan menjadi pengetahuan
kelompok sasaran.
sedang)
4.Identifikasi sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan
program

5. Gunakan instrusi di bantu


videobdan tehnologiuntuk
menyampaikan informasi.

Prevensi Sekunder : Prevensi Sekunder :

Risk Control : Risk Identified :

1. Mencari informasi terkini seputar 1. Review riwayat kesehatan

kesehatan masa lalu dan


dokumentasikan bukti yang
2. Mampu mengidentifikasi faktor
menunjukan adanya
resiko terkait dengan penyakit
penyakit medis, diagnose
3. Mengembangkan keefektifan keperawatan serta
strategi faktor resiko yang efektif tatalaksananya

4. Mampu Hindari paparan yang 2. Review data yang diperoleh


dapat mengancam kesehatan dari pengakajian resiko

5. Berpartisipasi dalam hal skrening


kesehatan 3. Identifikasi faktor resiko
secara biologis, lingkungan
dan perilaku serta hubungan
dari ketiganya

4. Instruksikan sebuah rencana


untuk mengurangi faktor
resiko

5. Pertimbangkan kriteria yang


digunakan untuk
memprioritaskan masalah
untuk mengurangi faktor
resiko (kesadaran, tingkat
motivasi, keefektivan,
kemudahan, keadilan)

6. Diskusikan dan rencanakan


aktivitas untuk mengurangi
faktor resiko dengan
berkolaborasi dengan
individu atau kelompok

Prevensi Tersier
Client Satisfaction : Case Management Prevensi Tersier :
1. Membantu memperoleh akses Learning Facilitation
pelayanan kesehatan
- Susun informasi dari
2. Melakukan koordinasi dengan sederhana ke komplek dari
pelayanan kesehatan yang diketahui sampai yang
tidak diketahui oleh
3. Melibatkan tokoh masyarakat dalam
masyrakat
perawatan kesehatan
- Hubungkan informasi antara
keinginan dan kebutuhan
klien/ masyarakat

- Sediakan informasi yang


konsisten mengenai nilai
kepercayaan
setempat,berikan motivasi
dan apresiasi kepada
masyarakat sebagai bentuk
dukungan

- Sediakan media pamflet,


video,leaflet dan sumber-
sumber online pada pelyanan
kesehatan
Hasil observasi: Perilaku kesehatan Prevensi Primer Prevensi primer
Berdasarkan observasi, cenderung berisiko pada
Pengetahuan : manajemen penyakit akut Pendidikan kesehatan (5510)
penyakit saat ini didapatkan 3 penyakit hipertensi
(1844)
orang dari 15 lansia kelompok dewasa dan 1. Targetkan sasaran pada

mengalami hipertensi lansia di Kampung 1. Dipertahankan pada pengetahuan kelompok beresiko tinggi

Hasil wawancara: Bekelir RT 03 Kelurahan terbatas (2) tanda dan gejala dan rentang usia yang akan

Babakan Kecamatan penyakit ditingkatkan ke mendapat manfaat besar dari


• Sebagian masyarakat
Tangerang pengetahuan banyak (4) pendidikan kesehatan.
belum mengetahui cara
pencegahan dan perawatan 2. Dipertahankan pada pengetahuan 2. Tentukan pengetahuan

hipertensi. terbatas (2) strategi untuk kesehatan dan gaya hidup


mencegah komplikasi perilaku saat ini pada
• Sebagian besar penderita
ditingkatkan ke pengetahuan individu, keluarga , atau
hipertensi belum
banyak (4) kelompok sasaran.
menerapkan pola hidup
sehat seperti olahraga Pengetahuan : proses penyakit (1803) 3. Tekankan manfaat kesehatan

secara teratur, tidak positif yang langsung atau


1. Dipertahankan pada pengetahuan
merokok, istirahat yang (manfaat) jangka pendek
terbatas (2 ) sumber-sumber
cukup, dll. yang bisa diterima oleh
informasi penyakit spesifik yang
perilaku gaya hidup positif
• Sebagian besar penderita terpercaya ditingkatkan ke
dari pada (menekankan
hipertensi belum pengetahuan sangat banyak (5)
pada) manfaat jangka
menerapkan diit rendah 2. Dipertahankan pada pengetahuan panjang atau efek negatif
garam. terbatas (2 ) tanda dan gejala dari ketidak patuhan.
penyakit yang terpercaya
• Sebagian besar masyarakat Memfasilitasi pembelajaran (5520)
ditingkatkan ke pengetahuan
belum mengetahui akibat
sangat banyak (5) 1. Buat isi pendidikan
lanjut dari hipertensi.
kesehatan sesuai dengan
3. Dipertahankan pada pengetahuan
kemampuan kognitif,
terbatas (2 ) faktor-faktor
psikomotor, dan afektif
Hasil Observasi: penyebab dan faktor yang
pasien.
Masyarakat di Kampung berkontribusi yang terpercaya
ditingkatkan ke pengetahuan 2. Ciptakan lingkungan yang
Bekelir RT 03 Kelurahan
sangat banyak (5) kondusif untuk belajar.
Babakan Kecamatan
Tangerang, jarang 3. Gunakan nakan bahasa yang
memeriksakan kesehatan umum digunakan.
mereka ke pelayanan
4. Jelaskan kata-kata yang sulit
kesehatan seperti Puskesmas. Pengetahuan : perilaku sehat (1805)
dimengerti dorong pasien
1. Dipertahankan pada pengetahuan untuk berpartisipasi aktif.
terbatas (2) tehnik skrining sendiri
5. Beri waktu untuk pasien
ditingkatkan ke pengetahuan
bertanya dan mendiskusikan
banyak (4)
pikirannya.
2. Dipertahankan pada pengetahuan
terbatas (2) perlindungan 6. Jawab pertanyaan pasien
kesehatan ditingkatkan ke dengan benar.
pengetahuan banyak (4)
Pengajaran prosedur/tindakan
Pengetahuan : gaya hidup sehat (1855) (5618)

1. Dipertahankan pada pengetahuan 1. Informasikan pada pasien


sedang (3) manfaat olah raga pada orang terdekat
teratur ditingkatkan ke mengenai kapan dan dimana
pengetahuan sangat banyak (5) tindakan akan dilakukan
jelaskan
2. Dipertahankan pada pengetahuan
sedang (3) strategi untuk 2. Tujuan tindakan yang akan
membatasi lemak jenuh dan dilakukan
kolesterol ditingkatkan ke
3. Informasikan pasien agar
pengetahuan sangat banyak (5)
pasien ikut terlibat dalam
Prevensi sekunder proses penyembuhannya

Kepatuhan perilaku (1600) 4. Libatkan keluarga atau orang


terdekat jika memungkinkan.
1. Dipertahankan pada jarang
dilakukan (2) melakukan aktifitas Prevensi sekunder
hidup harian sesuai dengan energi
Manajemen perilaku (4350)
dan toleransi ditingkatkan ke
sering dilakukan (4) 1. Berikan pasien tanggung
jawab terhadap
2. Dipertahankan pada jarang
perilakukanya (sendiri)
dilakukan (2) menggunakan jasa
pelayanan kesahatan sesuai 2. Gunakan suara bicara lembut
dengan kebutuhan ditingkatkan ke dan rendah
sering dilakukan (4)
3. Jangan memojokan pasien
Kontrol gejala (1608)
4. Turunkan (motofasi)
1. Dipertahankan pada jarang perilaku pasif – agresif
menunjukan (2) atau memantau
5. Hindari mendebat pasien
munculnya gejala ditingkatkan ke
sering menunjukan (4)

2. Dipertahankan pada jarang Modifikasi perilaku (4360)

menunjukan (2) melakukan 1. Dukung untuk mengganti


tindakan pencegahan ditingkatkan kebiasaan yang tidak
ke sering menunjukan (4) diinginkan dengan kebiasaan

3. Dipertahankan pada jarang yang diinginkan

menunjukan (2) melakukan 2. Dukung pasien untuk


tindakan untuk mengurangi gejala memeriksa perilakunya
ditingkatkan ke sering sendiri
menunjukan (4) 3. Bantu pasien dalam
mengidentifikasi meski[un
Deteksi faktor resiko (1908)
hanya keberhasilan kecil
1. Dipertahankan pada jarang
4. Pilah-pilah perilaku menjadi
menunjukan (2) mengetahui
bagian bagian kecil untuk
riwayat penyakit dalam keluarga
dirubah menjadi unit-unit
diktingkatkan ke sering
perilaku yang terukur
menunjukan (4)
(misalnya, berhenti merokok
2. Dipertahankan pada jarang : jumlah rokok yang dihisap)
menunjunkan (2) melakukan
5. Fasilitasi keterlibata
pemeriksaan mandiri sesuai waktu
keluarga dalam proses
yang dianjurkan ditingkatkan ke
modifikasi (perilaku),
sering menunjukan (4)
dengan cara yang tepat
Status kesehatan komunitas (2701)
6. Cegah memberi penguatan
1. Dipertahankan pada cukup baik positif dari perilaku-perilaku
(2) status kesehatan orang dewasa yang tidak diinginkan, dan
dan lansia ditingkatkan ke sangat penguatan diberikan pada
baik (4) penggantian perilaku yang

2. Dipertahankan pada cukup baik diinginkan

(2) tigkatkan pasrtisipasi dalam


program kesehatan komunitas Skrinning kesehatan (6520)
ditingkatkan ke sangat baik (4)
1. Tentukan populasi target
Prevensi tersier untuk (dilakukannya)
pemeriksaan kesehatan
Partisipasi tim kesehatan dalam keluarga
(2605) 2. Instruksikan pasien akan
rasionalisasi dan tujuan
1. Dipertahankan pada jarang
pemeriksaan kesehatan serta
menunjukan (2) bekerja sama
pemantauan diri
dalam menentukan perawatan
ditingkatkan ke sering 3. Dapatkan riwayat kesehatan
menunjukan (4) keluarga, yang sesuai

2. Dipertahankan pada jarang 4. Beri saran pada pasien (yang


menunjukan (2) membuat memiliki hasil) dengan
keputusan ketika pasien tidak temuan abnormal mengenai
dapat melakukannya ditingkatkan alternatif pengobatan atau
ke sering menunjukan (4) kebutuhan untuk
(dilakukannya) evaluasi
Penggunaan sumber yang ada di
lebih lanjut
komunitas (2108)
5. Berikan privasi dan
kerahasiaan
6. Berikan kenyamanan selama
prosedur skrining

Prevensi tersier

Dokumentasi (7920)

1. Catat hasil pengkajian


dengan lengkap dicatatan
awal

2. Dokumentasikan pengkajian,
diagnosis, dan intervensi
keperawatan beserta
outcome perawatan yang
diberikan

3. Catat semua data yang


masuk sesegera mungkin

4. Catat dengan tepat tanggal


waktu prosedur atau
konsultasi dengan penyedia
perawatan kesehatan lainnya
5. Catat respon pasien terhadap
intervensi keperawatan

6. Jaga kerahasiaan
dokumentasi keperawatan

Pengembangan kesehatan
masyarakat (8500)

1. Bantu anggota komunitas


untuk meningkatkan
kesadaran dan memberikan
perhatian mengenai
masalah-masalah kesehatan

2. Jaga komunikasi terbuka


dengan anggota dan lembaga
komunitas

3. Satukan anggota komunitas


dalam misi yang sama

4. Pastikan bahwa anggota


komunitas mempertahankan
kontrol pengambilan
keputusan

5. Fasilitasi implementasi dan


revisi dari rencana
komunitas

Pemasaran sosial di masyarakat


( 8750)

1. Rancang rencana aksi


berdasarkan tujuan saling
menguntngkan yang
disepakati

2. Identifikasi kegiatan-
kegiatan khusus untuk setiap
tujuan, termasuk penamaan
peserta-peserta yang sesuai

3. Implementasikan rencana
kolaborasi bersama dengan
populasi sasaran

4. Pelihara keterlibatan secara


sukarela terkait dengan
perubahan-perubahan sosial
yang direncanakan

5. Berikan laporan-laporan
sesuai secara tepat waktu

6. Evaluasi rencana untuk


pencapaian tujuan dengan
pertimbangan yang
berkelanjutan dan
kemudahan untuk
didapatkan

7. Modifikasi rencana sesuai


kebutuhan.
PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI KAMPUNG BEKELIR RT 03 KELURAHAN BABAKAN KECAMATAN TANGERANG

NO Diagnosa Tujuan Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempat Penang


Keperawatan Intervensi Kegiatan Kriteria Standar gung
Umum Khusus
Jawab
1. Perilaku Setelah Setelah dilakukan  Penkes  Melakukan  Komunitas  80% Mahasis Rumah Mahasis
kesehatan dilakukan intervensi komunitas Penkes memiliki komunitas wa komunit wa
cenderung intervensi keperawatan dengan komunitas kemampua binaan as
beresiko pada keperawatan bersama masalah terkait 5 n untuk mahasiswa binaan
penyakit pada warga masyarakat COVID-19 tugas melaksana mampu dan
covid -19 Kampung selama 2 minggu, komunitas kan tugas mengenal resume
kelompok Bekelir RT 03 diharapkan : dalam komunitas masalah, mahasis
lansia Kelurahan merawat terkait mengambil wa di
1. Komunitas
siKampung Babakan anggota masalah keputusan, Kampun
memiliki
Bekelir RT 03 Kecamatan komunitas COVID-19 merawat g
kemampuan
Kelurahan Tangerang dengan anggota Bekelir
melaksanaka
Babakan dalam 2 COVID-19 komunitas RT 03
n 5 tugas
Kecamatan minggu, 1. Peningkatan dengan Kelurah
komunitas 1. Meningkatny
Tangerang diharapkan 1. pendidikan pengetahuan COVID-19, an
yang meliputi a
tidak terjadi kesehatan masyarakat memodifika Babakan
kemampuan pengetahuan
masalah tentang si Kecamat
mengenal 2. Demonstra masyarakat
peningkatan COVID-19 lingkungan an
masalah, si cuci tentang
kasus covid- 2. Mendemons dan Tangera
mengambil tangan dan pencegahan
19 pada trasikan memanfaat ng
keputusan, pemakaian dan
Kampung pada kan fasilitas
merawat masker perawatan
Bekelir RT 03 masyarakat kesehatan
anggota COVID-19
3. Pendidikan tentang cara
Kelurahan untuk
komunitas
Kesehatan 2. Warga dapat cucitangan
Babakan penderita
dengan
Kecamatan memprakteka dan COVID-19
4. Pendidikan
COVID-
Tangerang n cara penggunaan
Kesehatan
19,memodifik 1. 80%
dengan cucitangan masker yang
asi peserta
indikator: yang benar
lingkungan penyuluha
1. Masyarakat dan diajarkan 3. Masyarakat n mampu
memiliki memanfaatka mahasiswa mendapatka menyebut
pengetahuan n fasilitas n leaflet kan
3. Penyebaran
yang baik kesehatan tentang pengertian
leaflet pada
tentang mengatasi ,
2. Mayarakat peserta
COVID-19 masalah penyebab,
memiliki penyuluhan
resiko tanda
2. Masyarakat pengetahuan
4. Penyebaran COVID-19 gejala,
menyadari yang baik
leaflet pada 4. Masyarakat akibat,
perilaku tentang
peserta mendapatka cara
hidup yang COVID-19
penyuluhan. n leaflet pencegaha
berisiko yang meliputi
tentang n dan
menyebabka pengertian,
kebiasaan perawatan
n COVID- penyebab,
PHBS COVID-
19. tanda dan
dalam 19
gejala, akibat,
3. Masyarakat lingkungan
cara 2. masyaraka
mampu
pencegahan t dapat
melaksanak
COVID-19 menyebut
an tugas
dan cara kan cara
Masyarakat
perawatan cucitanga
untuk
COVID-19 n dan
mengatasi Peningkatan pengguna
masalah motivasi an masker
resiko masyarakat yang
COVID-19 untuk benar
yang ada di mencegah
3. 100%
komunitas kejadian
leaflet
mereka. COVID-19
tersebar
dengan cara
4. Masyarakat pada
melakukan
melaksanak peserta
kebiasaan
an penyuluha
PHBS, social
kebiasaan n
distancing,
PHBS
selalu
dalam
memakai
lingkungan
masker dan
masyarakat
berjemur
badan setiap
hari.serta
pemeriksaan
rapid tes bila
perlu
4. 100%
leaflet
terseba
r pada
peserta
penyul
uhan
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas

No Masalah Rencana
. Keperawatan Tindakan
kegiatan Tujuan Evaluasi Hambatan
Lanjut

1. Perilaku Pendidikan 1. Tujuan umum Jumlah peserta yang hadir Terdapat beberapa Diperlukan
kesehatan Setelah dilakukan sebanyak 24 orang . hambatan pada adanya
kesehatan
tentang pendidikan kegiatan monitoring
cenderung 1. Struktur
covid-19. kesehatan dan implementasi ini terhadap
a. Laporan
beresiko pada demonstrasi cara pendahuluan, SAP, diantaranya : 1. kepatuhan
penyakit cucitangan serta dan materi tentang 1. Warga yang masyarakat
Hari/Tanggal penggunaan masker covid-19 telah hadir hanya dslam hal
covid -19 : yang benar selama dikonsultasikan PHBS
sebagian dari
Kampung 1x60 menit dan disetujui yang 2. penggunaan
Sabtu 01 mei
pembimbing. ditentukan. masker yang
Bekelir RT 03 2021 diharapkan di
b. Waktu, tempat dan 2. Sebagian warga rutin dan
Kampung Bekelir sasaran kegiatan
Kelurahan lansia kurang benar saat
RT 03 Kelurahan telah disepakati berada di
memahami
Babakan Pukul : Babakan Kecamatan oleh pihak terkait. luar rumah
penggunaan
Kecamatan 10:00-selesai Tangerang . tidak c. Media dan alat whatsapp grup. 3. Social
ada yang terpapar yang dibutuhkan distancing
Tangerang telah disiapkan.
covid-19
2. Proses
2. Tujuan khusus
a. Beberapa kader
Setelah dilakukan
dan warga
pendidikan
kesehatan mengikuti
diharapkan whatsapp grup
masyarakat mampu : untuk
mendapatkan
a. Menyebutkan
penkes tentang
pengertian covid-
covid-19 dan
19
demonstrasi cara
b. Menyebutkan
cucitangan serta
tanda dan gejala
penggunaan
dari covid-19
masker yang baik.
c. Menyebutkan
b. Warga berdiskusi
penyebab covid-
dan Tanya jawab
19
dengan
d. Menyebutkan
mahasiswa
komplikasi atau
tentang covid-19
akibat covid-19.
e. Menjelaskan cara
3. Hasil
perawatan pasien
a. Ibu-ibu kader dan
dengan covid-19
warga dapat lebih
memahami
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala, akibat,
dan cara
pengobatan untuk
covid-19
b. Kader dan warga
antusias dalam
diskusi di grup
whatsapp tentang
covid-19
BAB IV

PEMBAHASAN

Pendekatan proses asuhan keperawatan komunitas meliputi tahapan pengkajian, penetapan


diagnosa berdasarkan skoring, perencanaan keperawatan komunitas, implementasi serta
evaluasi (Effendy, 2009). Proses asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan di
Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang berlangsung selama 3
minggu sejak tanggal 19 april 2021s/d 8 mei 2021 dengan menggunakan model community
as partner. Dimana dalam aplikasi proses asuhan keperawatan komunitas tersebut,
masyarakat RT 011 tidak hanya dijadikan sebagai target atau sasaran tetapi juga sebagai
mitra mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasAnalisa proses asuhan keperawatan komunitas pada
laporan ini akan dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT yang mencakup analisa
faktor kekuatan (Strength), analisa faktor kelemahan (Weakness), analisa faktor peluang
(Opportunity), serta analisa terhadap ancaman (Threat) yang terjadi pada setiap tahapan
proses.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan pertama dalam proses asuhan keperawatan. Fase awal dari
pengkajian keperawatan komunitas adalah mengenal secara umum wilayah serta membuat
kontrak dengan masyarakat Rt 03. Komunitas adalah sekelompok sosial yang ditentukan
oleh ruang lingkup geografis atau nilai serta ketertarikan yang umum. Komunitas juga
memiliki makna kesamaan hubungan, gaya hidup, frekuensi kontak, dan keintiman yang
lebih besar di antara individu yang tinggal dalam sebuah komunitas (Brooker, 2008).

Pada praktik keperawatan komunitas ini, mahasiswa STIKes Pertamedika ditempatkan di


wilayah Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang.Memiliki
Batas wilayah sebagai berikut:

Kampung Babakan merupakan kampung yang berada di RW 01 Babakan wilayah kota


Tangerang, di pinggiran sungai Cisadane. Dengan luas kurang lebih 4 hektar, dengan batas
wilayah utara Kelurahan Sukasari, Batas wilayah Selatan RW 003, Batas wilayah Timur
Rw 002, dan Batas wilayah Barat Sungai Cisadane.

Tujuan pengkajian kesehatan komunitas diantaranya untuk mengidentifikasi kebutuhan


komunitas, mengklarifikasi masalah kesehatan komunitas, serta mengidentifikasi kekuatan
dan sumber-sumber yang ada di komunitas tersebut.

Jenis-jenis instrument yang digunakan pada pengkajian komunitas ini diantaranya adalah
wawancara, dan hasil Winshield Surveyr dari kader kesehatan serta pengurus RW dan RT
untuk mendapatkan data demografi, nilai dan keyakinan, karakteristik lingkungan,
pendidikan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Penyebaran
angket dilakukan pada tanggal 20 april 2021s/d 22 april 2021.

. Dari hasil wawancara ditemukan masalah di Rt:03 diantaranya Adanya kecemasan


masyarakat dengan adanya Pandemi Covid-19.

Analisa dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa bersama masyarakat pada
tahap pengkajian keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strength)

Adanya keterlibatan dari kader kesehatan dan pengurus RT serta Kader mulai dari tahap
mengidentifikasi masalah, dan tahap klarifikasi masalah atau tahap pengumpulan data.

2. Kelemahan (Weakness)

Jumlah masyarakat yang berdomisisli di Rt 03 cukup padat sehingga tidak memungkinkan


untuk dilakukan pengambilan data kepada seluruh masyarakat yang dikarenakan akan
memerlukan waktu yang cukup lama.

Data yang di dapat hanya data dari wawancara perangkat RT dan kader sehingga kurang
falid

Kesulitan Bagi Lansia dalam memanfaatkan telephon atau fitur Video diponsel pada saat
dilakukan wawancara dan Lokmin.

3. Peluang (Opportunity)
a. Keberadaan mahasiswa di Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan
Kecamatan Tangerang . telah mendapat ijin dari Ketua Rt 03 dan Ketua Rw
01 . Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang

b. Adanya data yang diperoleh kuesioner pengkajian data awal, sehingga


proses penyusunan instrumen penelitian menjadi tidak begitu lama.

4. Ancaman (Threat)

Instrumen penelitian tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas secara statistik, sehingga
validitas instrument pengumpulan data belum diukur dengan standar tertentu.

B. Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap penyusunan dan pengurutan masalah sesuai prioritas,
menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang dapat diukur dan mempunyai batasan waktu,
menetapkan strategi intervensi dan rencana

evaluasi. Tahap perencanaan dilakukan setelah mengkaji kesehatan komunitas,


menganalisis data, dan menetapkan diagnosa keperawatan komunitas. Hasil pengumpulan
dan analisis data yang telah dikumpulkan mahasiswa bersama dengan kader Rt: 03
dirumuskan dalam satu diagnosa keperawatan yaitu masalah Kecemasan. Diagnosa
keperawatan yang telah dirumuskan kemudian di prioritaskan. Prioritas ini ditetapkan
berdasarkan enam komponen yaitu kesadaran masyarakat terhadap masalah, motivasi
masyarakat untuk menyelesaikan masalah, kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan
masalah, tersedianya fasilitas di masyarakat untuk menyelesaikan masalah, derajat
keparahan masalah, serta waktu untuk menyelesaikan masalah. Setelah tersusun prioritas
masalah kesehatan, selanjutnya dibuat rencana keperawatan dan POA (Plan Of Action)
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah di rumuskan. Dalam rencana keperawatan
dan POA juga ditentukan tujuan umum dan tujuan khusus

Tujuan umum adalah pernyataan secara spesifik dari hasil akhir yang diinginkan. Tujuan
khusus memiliki prinsip SMART yaitu Spesifik, measurable (dapat diukur), acceptable
(mudah dicapai), reliable (sesuai masalah), dan time (ada batasan yang jelas).

Analisis yang didapat pada saat dilakukan pelaksanaan penyusunan perencanaan adalah :
1. Kekuatan (Strength)

a. Adanya dukungan dari masyarakat, pengurus RT, serta para kader dibuktikan
dengan kehadirannya pada grup WA pertemuan pertama pada saat pemaparan
masalah yang ditemukan dan penyusunan rencana keperawatan serta bersama-
sama menyusun rencana (POA)

b. Peserta yang hadir pada pertemuan pertama bersedia mengemukakan


pendapatnya masing-masing.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan sedangkan rencana kegiatan yang disusun


sangat banyak.

b. Waktu pertemuan yang terlambat karena social distancing sehingga tidak bisa bertemu
lansung. banyak masyarakat yang tidak sesuai dengan waktu yang disepakati.

3. Peluang (Opportunity)

Adanya mahasiswa yang melakukan praktek komunitas untuk mengidentifikasi masalah di


daerah Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang.

4. Ancaman (Threat)

Dalam proses perencanaan ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.

C. Implementasi

Implementasi merupakan tahap realisasi dari apa yang telah direncanakan oleh mahasiswa
bersama dengan masyarakat terkait masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.
Implementasi dilaksanakan bertujuan untuk masalah kesehatan yang telah teridentifikasi
yaitu ada satu masalah kesehatan diantaranya Kecemasan kelompok Rt:03 . Kegiatan
implementasi yang telah dilakukan mahasiswa bersama dengan masyarakat Kampung
Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang adalah sebagai berikut :
1. Masalah Kesehatan: Perilaku kesehatan berisiko pada penyakit Covid-19
kelompok lansia di Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan Kecamatan
Tangerang

2. Melakukan Pendidikan kesehatan PHBS dilakukan pada tanggal 2 mei 2021.

Analisa SWOT untuk kegiatan ini adalah :

a. Kekuatan (Strength)

1) Tersedianya fasilitas tempat untuk melaksanakan Pendidikan


kesehatan.

2) Kegiatan yang dilakukan mahasiswa diterima dengan baik oleh warga


Rt:03

3) Mahasiswa mengajak warga untuk mengikuti penyuluhan PHBS

b. Kelemahan (Weakness)

1) Kurangnya kesadaran dari warga Rt:03 untuk mengikuti Penyuluhan


PHBS yang diadakan oleh mahasiswa.

2) Kurang terorganisirnya pelaksanaan penyuluhan PHBS dikarenakan


adanya kurang mengertinya penggunaan fitur Video

c. Peluang (Opportunity)

1) Warga yang mengikuti acara Pendidikan berpartisipasi sangat aktif

2) Tersedianya tempat yang cukup strategis untuk dilaksanakan setiap kegiatan

d. Ancaman (Threat)

Dalam proses implementasi ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.

3. Masalah Kesehatan: Perilaku kesehatan berisiko pada penyakit Covid-19


kelompok lansia di Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan Kecamatan
Tangerang.
4. Melakukan Pendidikan kesehatan Social Distancing dilakukan pada tanggal 1 mei
2021 Analisa SWOT untuk kegiatan ini adalah :

1.Kekuatan (Strength)

1) Tersedianya fasilitas tempat dan fasilitas Zoom meeting untuk melaksanakan


Pendidikan kesehatan

2) Kegiatan yang dilakukan mahasiswa diterima dengan baik oleh warga Rt: 03.

3) Mahasiswa memprestasikan materi penyuluhan melalui zoom Meeting

2. Kelemahan (Weakness)

1) Kurang jelas dalam komunikasi karena alat komunikasi yg lemah sinyal

2) Waktu Pendidikan kesehatan durasi waktu lebih lama dari yang diperkirakan
karena antusiasnya warga yang menanyakan tentang materi yang disampaikan.

3. Peluang (Opportunity)

1) Warga yang mengikuti acara Pendidikan kesehatan berpartisipasi


sangat aktif

2) Tersedianya alat komunikasi warga dan dapat dirumah masing-masing

4. Ancaman (Threat)

Dalam proses implementasi ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa Program Profesi
Keperawatan STIKes Pertamedika di Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan
Kecamatan Tangerang, yang dilakukan sejak tanggal 19 april 2021s/d 8 mei 2021, telah
mengidentifikasi 1 masalah keperawatan komunitas, yaitu masalah. Dari satu masalah
tersebut, masalah Perilaku kesehatan berisiko pada penyakit Covid-19 kelompok dewasa
dan lansia di Kampung Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang menjadi
prioritas masalah yang diselesaikan terlebih dahulu. Setelah itu mahasiswa melakukan
implementasi berdasarkan perencanaan yang telah dibuat bersama dengan masyarakat
untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan tersebut. Bentuk-bentuk implementasi
yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut berupa pendidikan kesehatan
tentang PHBS, Social distancing, cuci tangan, Gizi dan Imunitas, educasi Covid.

Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang telah dilakukan di
RT:03 selama 2 minggu didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam hal melakukan

perawatan masalah PHBS, Social distancing, cuci tangan, Gizi dan Imunitas, educasi
Covid.

Kader kesehatan di RW 03 aktif dan kooperatif dalam setiap kegiatan yang diadakan
bersama mahasiswa. Mahasiswa telah mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan
komunitas yang telah dipelajari, antara lain proses keperawatan komunitas,
pengorganisasian kelompok dan community as partner.
B. Saran

Selama dilakukan praktek asuhan keperawatan komunitas selama 2 minggu Kampung


Bekelir RT 03 Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang terdapat beberapa hal yang harus
ditindaklanjuti untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Rt:03. Adapun saran
yang dapat diberikan seperti melakukan Pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
rutin di Posyandu dan Poswindu bekerjasama dengan puskesmas dan memberikan penkes
PHBS, peragaan Cuci tangan, Gizi secara rutin serta memberikan informasi kepada warga
jika diadakannya Pendidikan Kesehatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2010). Tehnik Prosedural Keperawatan konsep dan aplikasi

kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.

Anderson & Mc Farlane ( 2000) . Community As Partner Theory And Practice

In Nursing. Philadelphia : Lippincot William & Wilkins

Blum, Hendrik L. 1974. Planing For Health Development and Aplication Of

Social Changes Theory. New York: Human Sciences Press.

Brooker ,C. (2008), Ensiklopedia Keperawatan, (edisi Bahasa Indonesia ) , alih

bahasa Andry Hartono et al. Jakarta : EGC

Clark (1999). Nursing In The Comunity Dimension of Comunity Health

Nursing. Stamford : Appleton & Lange

Chayatin,Nurul, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.

Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.

Departemen Kesehatan RI. 2010. Indikator Indonesia sehat.

Efendi, Ferry & Makhfud. (2009) Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori

Dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Entjang,2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT Citra Aditya Bakti 6. Bandung


Mubarak,Wahit Iqbal,2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas ,Jakarta: CV

Sagung Seto .

Mubarak, W,I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar

Dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Rifqi et al, 2020 Gizi Dan Imunitas saat Pandemi Covid -19, Universitas

Airlangga, Excellence with morality

Siswanto, Hadi (2002) .Kamus Populer Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC

Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Wahyudi , (2010) , Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: Sulita


LAMPIRAN
LAPORAN PENDAHULUAN

1. LOKA KARYA MINI I

2. LOKA KARYA MINI II


3. COVID-19
4. PHBS (CUCI TANGAN)
5. SOSIAL DISTANCING & SYCAL DISTANCING
6. GIZI

7. AKTIFITAS (OLAHRAGA)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Covid 19

Pokok Bahasan : Covid 19


Sub Pokok Bahasan : Covid-19
Sasaran : Warga RT 011 desa ciomas, kec. Pagelaran, kab. Bogor,
jawa barat.
Hari/Tanggal : 1 mei 2021
Waktu : 30 Menit
Tempat : WA Grup RT:03 Kampung Bekelir

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah Dilakukan Pendidikan kesehatan berupa penyuluhan Covid 19 ± 30 menit
Maka Warga RT:03 diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengerti apa itu
Covid 19

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
Kognitif: Warga RT:03 mampu menyebutkan pengertian Covid 19, penyebab, tanda
gejala, Komplikasi, pencegahan
Afektif: Keluarga Rt:03 memahami bahwa corona virus 19 sangat berbahaya untuk
mencegah penyebaran covid 19
Psikomotor: Adanya perubahan perilaku pada warga Rt:011 cukup dirumah saja
setelah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai Coroa virus 19

C. Materi
1. Mampu menyebutkan pengertian Corona virus 19
2. Mampu menyebutkan Penyebab Corona virus 19
3. Mampu menyebutkan Tanda gejala Corona virus 19
4. Mampu menyebutkan Komplikasi Corona Virus 19

D. Strategi Penyampaian
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik antara
lain:
1. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan pengertian,
penyebab covid, tanda gejala, komplikasi, cara pencegan .

2. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang social distancing atau jaga
jarak sehingga klien dapat mengerti dengan jelas.

3. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan klien mengemukakan hal-hal yang
belum dimengerti.

E. Media dan Alat


- Leaflet tentang Corona Virus 19
- Media Contoh Video

F. Penataan Strategi Pengorganisasian


- Media : WA

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian


Materi Sosial Distancing Terlampir

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi


Alat dan
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Klien Bahan yang Waktu
digunakan

1 Pendahuluan 5 menit

1. Perkenalan 1. Menjawab
Mengucapkan salam, salam,
memperkenalkan diri, mendengarkan
2. Tujuan 2. Menyimak
Menjelaskan tujuan 3. Menyimak
umum dan tujuan
khusus.
3. Kontrak waktu
Memberitahu
waktu yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.
2 Kegiatan Inti 5 menit
1. Pengertian Corona Klien menyimak Lembar
Virus 19 Balik
2. Penyebab Leaflet
3. Tanda dan gejala
4. Pencegahan
5. Komplikasi
3 Penutupan 10 Menit
1. Tanya jawab dengan 1. Diharapkan
memberikan peserta mau
kesempatan kepada bertanya
peserta untuk tentang materi
bertanya tentang yang belum
materi yang belum dimengerti.
dimengerti. 2. Menjawab
2. Evaluasi dengan pertanyaan
mengajukan yang diberikan
pertanyaan secara penyuluh.
lisan.
Mengucapkan salam Menjawab salam

I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 5 Menit
3. Bentuk Soal : Lisan/chat
4. Jumlah Soal : 5 Pertanyaan

Keluarga mampu menyebutkan ;


1. Apa yang anda tahu tentang pengertian Corona virus 19?
2. Apa yang anda tahu tentang Penyebab corona virus 19?
3. Apa yang anda tahu tentang tanda dan gejala Corona virus 19?
4. Apa yang anda tahu tentang komplikasi?
5. Apa yang anda tahu tentang pencegahan corona Virus 19?

Keluarga mampu dan mengetahui Corona Virus 19


LAMPIRAN
COVID 19

A. Pengertian Covid 19
Adalah Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti
penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.

B. Penyebab Infeksi Corona Virus


Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus
corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti: 
 Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
 Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena
percikan air liur pengidap virus corona. 
 Tinja atau feses (jarang terjadi)
C. Gejala Infeksi Coronavirus  
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang
muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius
infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
 Hidung beringus.
 Sakit kepala.
 Batuk.
 Sakit tenggorokan.
 Demam.
 Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang
parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh
COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:
 Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.
 Batuk dengan lendir.
 Sesak napas.
 Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

D. Komplikasi Infeksi Coronavirus  
Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi
pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat
dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal
jantung, hati, dan kematian.
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi
yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. 

E. Cara Pencegahan
 Sering Mencuci tangan
 Memakai masker
 Social Distancing
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh
 Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
 Tetap tinggal dirumah
 Hindari kerumunan
 Tidak berjabat tangan
 Berfikir Positif
 Jika sakit segera ke RS

F. Penatalaksanaan
 Merujuk Penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan
karantina
 Memberikan Obat Demam dan Nyeri
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan Isolasi Mandiri
 Istirahat yang cukup

 DAFTAR PUSTAKA
Nailul mona (Januari-Juni 2020), Konsep Isolasi dalam jaringan sosial untuk
eminimalis efek contagious (kasus penyebaran Virus Corona diindonesia) ,
Jakarta : UI
Merdeka.com (Mutia Anggraini, published 2/4/2020), 8 manfaat social
Distancing :Kurangi Penyebaran Corona covid 19 Higga perbaiki keuangan,
jakarta

hmed, F., Zviedrite, N., & Uzicanin, A. (2018). Effectiveness of Workplace Social
Distancing Measures in Reducing Influenza Transmission: A Systematic Review.
BMC Public Health. 18 (1), pp. 518.Leung, et al. (2018).

Individual Preventive Social Distancing During an Epidemic May Have Negative


Population-level Outcomes. Journal of Royal Society Interface. 15(145): 20180296.

World Health Organization (2020). Coronavirus Disease (COVID-19) Advice for


Public.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Pedoman Pencegah dan


Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).

Australian Government Department of Health. Social Distancing Guidance.


American Red Cross (2020).

Coronavirus – What Social Distancing Means.Fong, et al. (2020). Centers for


Disease Control and Prevention. Nonpharmaceutical Measures for Pandemic
Influenza in Nonhealthcare Settings—Social Distancing Measures. Emerging
infectious Diseases. DOI: 10.3201/eid2605.190995.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PHBS

Pokok Bahasan : PHBS


Sub Pokok Bahasan : PHBS
Sasaran : Warga RT 03 Kp Bekelir
Hari/Tanggal : sabtu, 2 mei 2021
Waktu : 30 Menit
Tempat : Wa Grup RT:03 Kp Bekelir

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah Dilakukan Pendidikan kesehatan berupa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
selama ± 30 menit Maka Warga RT:03 diharapkan semua kalangan masyarakat
dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, serta mengerti apa manfaat
dari Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
Kognitif: Warga RT 03 mampu menyebutkan pengertian PHBS, 10 indikator
PHBS, Manfaat pemberian ASI, Manfaat menimbang Bayi setiap Bulan, Ciri-ciri
Air Bersih, Manfaat Air Bersih, cara mencuci tangan, Manfaat membrantas jentik
nyamuk, Menyebutkan 3M Plus, Maanfaat Makanan Bergizi, Jenis Aktifas Fisik,
Efek merokok.
 Afektif : Keluarga Rt:03 memahami bahwa Perilaku Hidup bersih dan
Sehat sangat bermanfaat dan dapat dilakukan
 Psikomotor: Adanya perubahan perilaku pada warga Rt:03 setelah
diberikan penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
C. Materi
1. Membuka jendela setiap pagi untuk sirkulasi udara
2. Saya mengetahui cara etika batuk dan bersin.
3. Saya mengetahui langkah langkah mencuci tangan.
4. Saya menggunakan masker saat keluar rumah
5. Saya mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah melakukan apapun

D. Strategi Penyampaian
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik
PHBS antara lain:
1. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan pengertian
PHBS dan 5 indikator
2. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang PHBS sehingga klien dapat
mengerti dengan jelas.

3. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan klien mengemukakan hal-hal yang
belum dimengerti.

E. Media dan Alat


- Leaflet tentang PHBS
- Lembar balik tentang PHBS
- Media Contoh Video

F. Penataan Strategi Pengorganisasian


- Media : WA

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian


Materi PHBS Terlampir

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi


No Kegiatan Kegiatan Alat W
Pembelajaran Klien dan a
Baha k
n t
yang u
digun
akan
1 Pendahuluan 5
m
e
n
it
1. Perkenalan 1. Menjawab
salam,
Mengucapkan
mendenga
salam,
rkan
memperkenalka
n diri,
2. Tujuan 2. Menyima
k
Menjelaskan
tujuan umum
dan tujuan
khusus.
3. Menyima
3. Kontrak waktu
k
Memberitahu
waktu yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.
2 Kegiatan Inti 1
5
M
e
n
it
1. Membuk Warga Lemb
a jendela menyimak ar
setiap Balik
pagi Leafl
untuk et
sirkulasi
udara
2. Saya
mengeta
hui cara
etika
batuk
dan
bersin.
3. Saya
mengeta
hui
langkah
langkah
mencuci
tangan.
4. Saya
menggun
akan
masker
saat
keluar
rumah
5. Saya
mencuci
tangan
dengan
sabun
sebelum
dan
setelah
melakuk
an
apapun

3 Penutupan 1
0
M
e
n
it
1. Tanya jawab dengan 1. Diharapka
memberikan n peserta
kesempatan kepada mau
peserta untuk bertanya
bertanya tentang tentang
materi yang belum materi
dimengerti. yang
belum
2. Evaluasi dengan
dimengerti
mengajukan
.
pertanyaan secara
lisan.
3. Mengucapkan salam 2. Menjawab
pertanyaa
n yang
diberikan
penyuluh.
3. Menjawab
salam

I. Evaluasi
5. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
6. Waktu : 5 Menit
7. Bentuk Soal : Lisan
8. Jumlah Soal : 5 Pertanyaan

Warga mampu menyebutkan ;


1. Warga mengetahui Membuka jendela setiap pagi untuk sirkulasi udara
2. Warga mengetahui Saya mengetahui cara etika batuk dan bersin.
3. Warga mengetahui Saya mengetahui langkah langkah mencuci tangan.
4. Warga mengetahui Saya menggunakan masker saat keluar rumah
5. Warga mengetahui Saya mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah
melakukan apapun
Warga mampu melakukan PHBS
Warga mampu dan mengetahui PHBS
LAMPIRAN MATERI PHBS
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.

B. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.


PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 5 PHBS di rumah
tangga yaitu :

1. Menggunakan air bersih.


Mengapa kita harus menggunakan air bersih? Air adalah kebutuhan dasar yang
dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan
lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak
terkena penyakit atau terhindar sakit.
Apa syarat-syarat air bersih itu? Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui
indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
a. Air harus berwarna bening/jernih.
b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya.
c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak
pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Apa manfaat menggunakan air bersih?
a. Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus,
Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
b. Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
a. Mata air
b. Air sumur atau air sumur pompa
c. Air ledeng atau perusahaan air minum
d. Air hujan
e. Air dalam kemasan
Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. kuman penyakit dalam
air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).

2. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.


Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan
kuman masih tertinggal di tangan.
Kapan saja harus mencuci tangan?
a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll).
b. Setelah buang air besar
c. Setelah menceboki bayi atau anak
d. Sebelum makan dan menyuapi anak
e. Sebelum memegang makanan
Apa manfaat mencuci tangan?
a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus, kecacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu burung atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
b. Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.
c. Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
3. Makan buah dan sayur setiap hari.
Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari.
Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
a. Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
tubuh.
b. Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serata tidak dapat dicerna
oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui
tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan
lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.
Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur ?
a. Mencegah Diabetes .
b. Melancarkan buang air besar.
c. Menurunkan berat badan.
d. Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
e. Mencegah kanker
f. Memperindah kulit, rambut dan kuku.
g. Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
h. Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik bisa berupa :
a. Olah raga
b. Jalan santai
c. Maraton
.
Bagi Masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah
kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulans desa dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA PHBS
Ambarwati. (2010). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jawa tengah.
Departemen Kesehatan RI . (2001). Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku
Hidup Bersih dan sehat di tantanan Rumah Tangga . Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta:Depkes RI
Notoatmodjo,Soekidjo.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,PT.Asdi
mahasatya,Jakarta,2003
Zuraida et al.Panduan pembinaan dan Penilaian PHBS di rumah tangga melalui
Tim Penggerak PKK.Jakarta:Depkes RI 2007.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok bahasan : Cuci Tangan 6 Langkah


Sub Pokok Bahasan : Cara Melakukan Cuci tangan 6 Langkah
Metode : Ceramah,Praktek
Sasaran : Masyarakat RT 03
Hari/Tanggal : Minggu , 2mei 2021
Waktu : 30 Menit
Tempat : Warga RT 03 Kampung Bekelir

A. Tujuan Instruksional Umum


1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 30 menit, masyarakat Rt 03
diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang cuci tangan 6 langkah warga
RT 03 kampung Bekelir mampu memahami dan mengerti tentang penyakit
hipertensi serta mengontrol dan melakukan pengobatan di rumah dengan benar.
2. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan masyarakat RT 03 mampu
mempraktekkan cara cuci tangan 6 langkah.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
1. Mampu menjelaskan definisi cuci tangan
2. Mampu menjelaskan tujuan cuci tangan
3. Mampu menjelaskan manfaat cuci tangan
4. Mampu menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan
5. Mampu menjelaskan kapan waktu cuci tangan
6. Mampu menjelaskan enam langkah cuci tangan

C. Materi
1. Mampu menjlelaskan defenisi cuci tangan.
2. Mampu menjelaskan tujuan cuci tangan.
3. Mampu menjelaskan manfaat cuci tangan.
4. Mampu menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan.
5. Mampu menjelaskan kapan waktu cuci tangan
6. Mampu menjelaskan enam langkah cuci tangan

D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik
hipertensi antara lain:
1. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan pengertian
enam langkah cuci tangan.
2. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang6 langkahcuci tangan .
3. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan klien mengemukakan hal-hal yang
belum dimengerti.
E. Media dan Alat
1. Leaflet tentang enam langkah cuci tangan

F. Penataan Strategi Pengorganisasian


Keterangan:
= Media
= Pembimbing
= Keluarga

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian


Materi enam langkah cuci tangan Terlampir

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi


N Kegiatan Kegiatan Alat Wa
o Pembelaja Klien dan ktu
ran Bahan
yang
digun
akan
1 Pendahulu 3
an me
nit
1. Perkenalan 1. Menjawa
b salam,
Mengucap
mendeng
kan salam,
arkan
memperke
nalkan diri, 2. Menyima
k
2. Tujuan
Menjelaska
n tujuan
umum dan
3. Menyima
tujuan
k
khusus.
3. Kontrak
waktu
Memberita
hu waktu
yang akan
digunakan
dan strategi
pelaksanaa
n.
2 Kegiatan 15
Inti Me
nit
1. Pengertian Klien Leaflet
cuci tangan menyima
k
2. Tujuan
cuci tangan
3. Manfaat
cuci tangan
4. Dampak
jika tidak
cuci tangan
5. Kapan
waktu
mencuci
tangan
6. Cara
melakukan
cuci tangan
3 Penutupan 12
Me
nit
1. Tanya 1. Diharapk
jawab an
dengan peserta
memberika mau
n bertanya
kesempata tentang
n kepada materi
peserta yang
untuk belum
bertanya dimenger
tentang ti.
materi
2. Menjawa
yang
b
belum
pertanyaa
dimengerti.
n yang
2. Evaluasi diberikan
dengan penyuluh
mengajuka .
n
pertanyaan
secara
lisan.
a. Mengucap Menjawa
kan salam b salam

I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 5 Menit
3. Bentuk Soal : Lisan
4. Jumlah Soal : 5 Buah

Peserta mampu menyebutkan ;


Apa yang anda tahu tentangcuci tangan ?
1. Apa yang anda tujuan cuci tangan?
2. Apa yang anda tahu tentang manfaat cuci tangan?
3. Apa yang anda tahu tentang dampak jika tidak melakukan cuci tangan?
4. Kapan waktu untuk mencuci tangan?
5. Bagaimana cara melakukan cuci tangan
LAMPIRAN MATERI

A. Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan
adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar
kuman yang menempel pada tangan benar – benar hilang. (Depkes,2007).

B. Tujuan Mencuci Tangan


1. Menjaga kebersihan diri
2. Mencegah infeksi silang
3. Sebagai pelindung diri
C. Manfaat Cuci tangan
1. Untuk menghindari penularan penyakit melalui tangan
2. Untuk menjaga kebersihan diri perseorangan
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar
4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain
D. Dampak jika Tidak Cuci Tangan
1. Keracunan Bakteri Salmonella
Jika sering makan tidak mencuci tangan maka bisa terkena infeksi bakteri
salmonella .
2. Keracunan bakteri E.Coli
Keracunan Bakteri E.Coli juga bisa terjadi jika makan tanpa cuci tangan. Bakteri ini
berasal dari tempat umum seperti Toliet.
3. Resiko Radang pernafasan
Jika seseorang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makanjuga bisa
terkena penyakit radang saluran pernafasan. Sumber infeksi bisa saja berasal dari
makanan , lingkungan atau tangan yang kotor.

E. Kapan waktu untuk mencuci tangan ( Handayani,2000)


1. Sebelum dan sesudah makan
2. Setelah ganti pembalut
3. Sebelum dan sesudah menyiapkan makanan,khususnya sebelum dan sesudah
memegang bahan mentah.
4. Setelah mengusap hidung dan habis bersin
5. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka
6. Setelah menangani sampah
7. Setelah menggunakan fasilitas umum
8. Sehabis pulang bepergian
9. Sesudah dari toilet
F. Enam langkah Cuci tangan
1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari – jari saling menjalin
dan sebaliknya
3. Telapak pada telapak dengan jari – jari saling menjalin
4. Punggung jari – jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari –jari saling
mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya.
6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari –jari tangan
kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.
Daftar Pustaka cuci tangan

Brunner & Suddart .(2002). Keperawatan Medikal Bedah, EGC: Jakarta


JNPK_ KR. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dengan Sumber daya Terbatas . Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Tarwoto & Wartonah. (2000) . Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan: Jakarta.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN SOSIAL DISTANCING

Pokok Bahasan : Social distancing


Sub Pokok Bahasan : Social distancing atau Jaga jarak
Sasaran : Warga RT 011 desa ciomas, kec. Pagelaran, kab.
Bogor, jawa barat
Hari/Tanggal : Minggu 2 Mei 2021
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rt 03 Kampung Bekelir

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah Dilakukan Pendidikan kesehatan berupa penyuluhan Sosial Distancing ± 30
menit Maka Warga RT:03 diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengerti
apa itu social distancing atau jaga jarak.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
Kognitif : Warga RT:03 mampu menyebutkan pengertian Social
distancing, Yang Sebaiknya Dilakukan saat Social Distancing ,Manfaat Sosial
Distancing, Cara Sosial distancing
Afektif: : Warga Rt:03 memahami bahwa Sosial distancing sangat penting
untuk mencegah penyebaran covid 19
Psikomotor : Adanya perubahan perilaku pada warga Rt:03 cukup dirumah saja
setelah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai social distancing

C. Materi
1. Mampu menyebutkan pengertian Social distancing
2. Yang Sebaiknya Dilakukan saat Social Distancing
3. Mampu menyebutkan manfaat Social distancing
4. Mampu menyebutkan contoh Social distancing

D. Strategi Penyampaian
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik
antara lain:
1. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan pengertian,
Yang Sebaiknya Dilakukan saat Social Distancing Manfaat Sosial Distancing dan
Contoh Sosial distancing.

2. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang social distancing atau jaga
jarak sehingga klien dapat mengerti dengan jelas.

3. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan klien mengemukakan hal-hal yang
belum dimengerti.

E. Media dan Alat


1. Leaflet tentang Social distancing atau jaga jarak
2. Lembar balik tentang Sosial Distancing
3. Media Contoh Video

F. Penataan Strategi Pengorganisasian


Media : WA

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian


Materi Sosial Distancing Terlampir

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi


N Kegiatan Kegiatan Alat Wak
o Pembelajara Klien dan tu
n Bahan
yang
digunak
an
1 Pendahulua 5
n meni
t
1. Perkenalan 1. Menjawab
salam,
Mengucapka
mendengar
n salam,
kan
memperkenal
kan diri, 2. Menyimak
2. Tujuan
Menjelaskan
tujuan umum
dan tujuan
khusus. 3. Menyimak
3. Kontrak
waktu
Memberitahu
waktu yang
akan
digunakan
dan
strategi
pelaksanaan.
2 Kegiatan 15 meni
Inti t
1. Pengertian Warga Lembar
Social menyimak Balik
Distancing
Leaflet
(Jaga Jarak)
2. Yang
Sebaiknya
Dilakukan
saat Social
Distancing
3. Manfaat
Sosial
Distancing,
4. Contoh
Sosial
Distancing

3 Penutupan 10
Meni
t
1. Tanya jawab 1. Diharapkan
dengan peserta mau
memberikan bertanya
kesempatan tentang materi
kepada yang belum
peserta untuk dimengerti.
bertanya
tentang 2. Menjawab
materi yang pertanyaan
belum yang
dimengerti. diberikan
penyuluh.
2. Evaluasi
dengan 3. Menjawab
mengajukan salam
pertanyaan
secara lisan.
3. Mengucapka
n salam

I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 5 Menit
3. Bentuk Soal : Lisan/chat
4. Jumlah Soal : 4 Pertanyaan

Warga mampu menyebutkan ;


1. Apa yang anda tahu tentang pengertian Social Distancing?
2. Apa yang anda tahu tentang manfaat Sosial Distancing?
3. Apa yang anda tahu tentang sebaiknya yg dilakukan pada saat sosial distancing?
4. Apa yang anda tahu tentang contoh social distancing?
Warga mampu melakukan Social Distancing
Warga mampu dan mengetahui Social Distancing
LAMPIRAN
SOCIAL DISTANCING

A. Pengertian Social Distancing


Adalah Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan
pengendalian infeksi virus Corona dengan menganjurkan orang sehat untuk
membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain.
B. Yang Sebaiknya Dilakukan saat Social Distancing
1. Menaati rekomendasi kebersihan publik seperti mencuci tangan setelah
menyentuh benda-benda yang lazim digunakan orang sakit.
2. Mencuci tangan yang baik setidaknya menggosok bagian-bagian tangan
selama 20 detik menggunakan air dan sabun.
3. Hindari menyentuh wajah, hidung, mulut, serta jangan menggosok kelopak
mata Anda. Praktikkan etika batuk dan bersin.
4. Buang dengan baik barang-barang yang bersentuhan dengan mulut Anda,
misalnya tisu, peralatan makan plastik, hingga sikat gigi bekas.
5. Hindari berinteraksi dengan orang yang menunjukkan tanda-tanda mengalami
sakit Jika bekerja dalam jarak dekat dengan rekan kerja Anda.
6. pastikan untuk menjaga jarak hingga dua meter, jika tidak memungkinkan,
setidaknya hingga satu meter paling dekat.
7. Hindari juga untuk berkumpul di area publik, seperti ruang teater, atau
pertandingan olahraga
8. Jika memungkinkan, lakukan aktivitas fisik dan berolahraga setiap harinya
untuk menjaga kebugaran tubuh.
9. Selama masa social distancing, manfaatkan waktu berkualitas untuk keluarga.
10. Berikanpembelajaran dan kenalkan pola-pola hidup sehat kepada anak-anak.

C. Manfaat Social Distancing


1. Menekan Polusi
2. Lebih Dekat dengan orang terdekat
3. Waktu untuk Hobi
4. Pola tidur
5. Bersantai
6. Waktu untuk Olah raga

D. Contoh dari Social Distancing


1. Bekerja atau Sekolah dari Rumah
2. Tidak Hadir ke Acara yang Dihadiri Banyak Massa
3. Menghindari Menggunakan Transportasi Umum
DAFTAR PUSTAKA
Nailul mona (Januari-Juni 2020), Konsep Isolasi dalam jaringan sosial untuk
eminimalis efek contagious (kasus penyebaran Virus Corona diindonesia) ,
Jakarta : UI
Merdeka.com (Mutia Anggraini, published 2/4/2020), 8 manfaat social
Distancing :Kurangi Penyebaran Corona covid 19 Higga perbaiki keuangan,
jakarta

hmed, F., Zviedrite, N., & Uzicanin, A. (2018). Effectiveness of Workplace Social
Distancing Measures in Reducing Influenza Transmission: A Systematic Review.
BMC Public Health. 18 (1), pp. 518.Leung, et al. (2018).

Individual Preventive Social Distancing During an Epidemic May Have Negative


Population-level Outcomes. Journal of Royal Society Interface. 15(145): 20180296.

World Health Organization (2020). Coronavirus Disease (COVID-19) Advice for


Public.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Pedoman Pencegah dan
Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).

Australian Government Department of Health. Social Distancing Guidance.


American Red Cross (2020).

Coronavirus – What Social Distancing Means.Fong, et al. (2020). Centers for


Disease Control and Prevention. Nonpharmaceutical Measures for Pandemic
Influenza in Nonhealthcare Settings—Social Distancing Measures. Emerging
infectious Diseases. DOI: 10.3201/eid2605.190995.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok bahasan : Gizi Dan Imunitas Saat Pandemi Covid -19


Sub Pokok bahasan : Pemenuhan Gizi dan Imunitas saat pandemi
Metode : Ceramah
Sasaran : Masyarakat RT 011
Hari/Tanggal : Minggu, 2 mei 2021
Waktu : 35 Menit
Tempat : RT 03 Kampung Bekelir

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 35 menit, masyarakat Rt 011
diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang Gizi dan komunitas saat pandemi
Covid -19

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
Mampu menjelaskan tentang Gizi dan Imunitas saat pandemi Covid -19

C. Materi
Menjelaskan tentang Gizi dan Imunitas disaat pandemi Covid -19

D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik
pemenuhan Gizi yang seimbang untuk imunitas disaat pandemi Covid -19 :

2. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan
pentingnya Gizi untuk meningkatkan imunitas disaat pandemi Covid -19
3. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada
saat diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan klien mengemukakan hal-hal
yang belum dimengerti.

E. Media dan Alat


Leaflet tentang Gizi dan Imunitas

F. Penataan Strategi Pengorganisasian


Keterangan:
= Media
= Pembimbing
= Peserta

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian


Materi Gizi dan Imunitas disaat pandemi Covid -19

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi


No Kegiatan Kegiatan Klien Alat dan Bahan Waktu
Pembelajaran yang digunakan
1 Pendahuluan 3 menit
1. Perkenalan 1. Menjawab salam,
Mengucapkan mendengarkan
salam,
memperkenalkan
diri,
2. Tujuan 2. Menyimak
Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus.
3. Kontrak waktu 3. Menyimak
Memberitahu
waktu yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.
2 Kegiatan Inti 15 Menit
Pemenuhan Gizi Klien menyimak Leaflet
yang seimbang untuk
meningkatka
imunitas

3 Penutupan 12 Menit
1. Tanya jawab 1. Diharapkan
dengan peserta mau
memberikan bertanya tentang
kesempatan materi yang
kepada peserta belum dimengerti.
untuk bertanya
tentang materi
yang belum
dimengerti.
2. Evaluasi dengan
mengajukan
2. Menjawab
pertanyaan secara
pertanyaan yang
lisan.
diberikan
penyuluh.
Mengucapkan salam Menjawab salam

I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 5 Menit
3. Bentuk Soal : Lisan
4. Jumlah Soal : 1 Buah

Peserta mampu menyebutkan ;


Apa yang anda tentang gizi dan imunitas dimasa pandemi Covid -19 ?
LAMPIRAN MATERI

Hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa zat gizi tertentu memiliki
efek untuk meningkatkan kerja sistem imun. Namun ,pertahanan tubuh kita dapat
dioptimalkan dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan dengan
gizi yang seimbang.

Beberapa sumber makan yang yangdapat meningkatkan kekebalan tubuh.

1. Sumber makanan protein


Protein sangat penting perannya untuk membentuk Antibodi dalam sel darah putih.
Dengan asupan protein yang cukup, tubuh bisa mengenali ana saja musuh yang harus
dibunuh dan dibersihkan dari dalam tubuh agar tubuh tidak terinfeksi.
Contoh makanan yang mengandung protein: udang, hati ayam ,daging sapi,bebek,
daging ayam.ikan kembung.
2. Sumber makanan yang mengandung Zinc
Seng, mineral penting imunitastubuh kita. Seng berfungsi sebagai penahan masuknya
virus kedalam tubuh dan menghasilkan antibody ( khususnya IgG, berperan dalam
membunuh virus yang masuk.
Contoh makanan yang mengandung Zinc : belut, kacang kedele, kacang hijau,jagung,
udang papay,kwaci, kacang tolo.

3. Sumber makan Vitamin C


Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh . Mencegah kemungkinan infeksi pada
saluran nafas bagian bawah . berperan juga sebagai agen antihistamin yang bisa
meredakan gejala flu seperti bersin – bersin , gatal pada hidung,dan pembengkakan
sinus.
Contoh makanan yang mengandung vitamin C : jambu monyet, jambu biji, mangga
muda, pisang,mangga golek, pepaya,bayam merah segar,kacang kedele.

4. Sumber makanan Vitamin A


Vitamin A berfungsi menjaga struktur sel disaluran pernafasan sebagai pertahanan
pertama tubuh ketika ada infeksi virus.
Contoh makanan yang mengandung vitamin A: hati ayam, daun pepaya, pisang,
wortel,buah pir,bayam

5. Sumber makan vitamin d


Vitamin D berperan dalam menurunkan resiko infeksi , menghasilkan anti inflamasi .
Contoh makanan yang mengandung vitamin D : sawi hijau, kangkung, udang, telur
ayam,kacang tanah tanpa kulit,talas , kacang mete, belut, telur puyuhikan asin.

6. Sumber makanan vitamin B


Vitamin B berkontribusi pada respon pertama tubuh setelah dicurigai adanya virus/
patogen lain.
Contoh makanan yang mengandung Vitamin B : hati ayam, hati sapi,kacang merah,
sawi hijau telur ayam,roti tawar, brocoli, telur puyuh.
DAFTAR PUSTAKA
Rifqi et al, 2020 Gizi Dan Imunitas saat Pandemi Covid -19, Universitas Airlangga ,Excellence
with morality.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN STRESS DAN KEBUTUHAN AKTIFITAS OLAHRAGA

Pokok bahasan : Mengatasai Stress dalam Pandemi Covid 19

Sub Pokok bahasan : Pendidikan Kesehatan Manejemen Stress dan Kebutuhan

Aktifitas OLahraga

Sasaran : Warga RW 014

Waktu : 75 menit

Tempat : rumah ketua Rt 011

Hari, tanggal : Selasa, 02 Juni 2020

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama 75 menit diharapkan warga

mengerti mengenai Manejemen Stress dan Kebutuhan Aktifitas Olahraga

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 75 menit warga mampu:

a. Kognitif :
1) Menyebutkan kembali Pengertian Stress
2) Menyebutkan kembali Cara mengatasi Stress
3) Menyebutkan kembali Pengertian Aktifitas fisik
4) Menyebutkan kembali Jenis Macam Aktifitas Fisik
5) Menyebutkan kembali Manfaat Aktifitas Fisik

b. Afektif : Keluarga Rt:011 memahami cara mengatasi stress dan kebutuhan


aktivitas dan olahraga dalam mengahadapi pandemic covid ini.
c. Psikomotor: Adanya perubahan perilaku pada warga Rt:011 setelah
diberikan penyuluhan kesehatan mengenai Manejemen Stress dan
Kebutuhan Aktifitas Olahraga

B. Materi
1. Pengertian Stress
2. Cara mengatasi Stress
3. Menyebutkan kembali Pengertian Aktivitas Fisik
4. Menyebutkan kembali Jenis Macam Aktifitas Fisik
5. Menyebutkan kembali Manfaat Aktifitas Fisik

C. Metode
1. Ceramah.
2. Diskusi.
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab.

D. Media
1. Leaflet
2. Video

E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam.
2. Mendengarkan dan
a. Memberi salam.
memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
2 60 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
mendengarkan penyuluhan
Menjelaskan materi penyuluhan
kesehatan Manejemen Stress
secara berurutan dan teratur.
dan Kebutuhan
Materi :
a. Pengertian Stress Aktifitas Olahraga
b. Cara mengatasi Stress
c. Menyebutkan Pengertian
Aktivitas
d. Menyebutkan kembali Jenis
Macam Aktifitas Fisik
e. Menyebutkan kembali Manfaat
Aktifitas Fisik

3 5 menit 1. Evaluasi : Bertanya dan menjawab


2. Menyimpulkan inti penyuluhan pertanyaan.
secara singkat materi
penyuluhan.
3. Memberi kesempatan kepada
warga untuk bertanya.
4. Memberi kesempatan kepada
warga untuk menjawab
pertanyaan yang disampaikan.
4 5 menit Penutup : Menjawab salam.

1. Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan.
2. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada peserta.
3. Mengucapkan salam.

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan media yang akan digunakan (leaflet, lembar balik, sound system HP).
a. Persiapan tempat yang akan digunakan.
b. Kontrak waktu.
c. Persiapan SAP.
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan.
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
c. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.

3. Evaluasi Hasil Akhir


Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Pengertian Stress
b. Cara mengatasi Stress
c. Menyebutkan kembali Pengertian Aktifitas Fisik
d. Menyebutkan kembali Jenis Macam Aktifitas Fisik
e. Menyebutkan kembali Manfaat Aktifitas Fisik
MATERI MANAJEMEN STRESS DAN KEBUTUHAN

AKTIFITAS OLAHRAGA

1. Stress adalah rangsangan dalam bentuk apapun dan darimanapun yang akan dapat
mempengaruhi proses pikir dan tindakan seseorang. Mengatasi Stress selama Wabah
COVID-19

2. Cara mengatasi Stress


 Meminta Bantuan kita tidak harus menghadapi sendiri Berbicara dengan orang
yang anda percaya dapat membantu dalam keadaan ini .Hubungi teman dan
keluarga Anda.
 Bernafas dengan pelan dan Panjang adalah tindakan sederhana dapat
menurunkan tingkat kecemasan anda
 Jika Anda harus tetap tinggal dirumah, jaga gaya hidup-sehat-termasuk pola
makan , tidur , olahraga yang baik dan hubungan sosial dengan orang-orang
terkasih di rumah dan melalui komunikasi elektronik dengan anggota keluarga dan
teman.
 Jika stress Jangan Merokok atau menggunakan obat-obatan lain untuk mengatasi
perasaan anda
 Jika sudah merasa tidak sanggup , hubungi tenaga kesehatan atau konselor
,buatlah rencana petugas mana yg dituju.
 Dapatkan fakta yang tepat . cari informasi yang akan membantu akan
menentukan secara akurat resiko yang dihadapi sehingga anda melakukan
pencegahan yang sesuai. Cari sumber yang dapat dipercaya
 Keluarga anda dapat mengurangi rasa takut dan resah dengan cara mengurangi
menonton
 Makanan Menu sehat dan Gizi Seimbang Tubuh membutuuhkan gizi (energi)
yang baik untuk mengatasi stress
 Meningkatan Ibadah ssi agama masing-masing
 Berfikir Positif
3. Kebutuhan Aktivitas dan Olahraga
Aktifitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat.
Seseororang yang dalam rentang sehat dilihat dalam kemampuannya dalam

melakukan berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan bekerja serta
berolahraga

4. Jenis Aktivitas Fisik


 Kegiatan sehari-hari: Kerja, mencuci
 Olahraga

5. Manfaat Aktivitas Fisik


a. Mengendalikan Berat Badan
b. Mengendalikan Tekanan darah
c. Mencegah Diabetes Melitus
d. Mengendalikan kadar kolesterol
e. Meningkatkan daya tahan dan system kekebalan tubuh
f. Memperbaiki kelentran sendi dan kekuatan otot
g. Memperbaiki Postur Tubuh
h. Mengendalikan stress
LAMPIRAN 3
LAPORAN EVALUASI

1. Penkes Covid-19
2. Penkes PHBS (cuci tangan)
3. Penkes Sosial distancing
4. Penkes Gizi
5. Penkes aktifitas Olahraga
LAPORAN EVALUASI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG COVID 19
PADA WARGA RT 03 KAMPUNG BEKELIR KELURAHN BABAKAN
KECAMATAN TANGERANG

1. Struktur
a. Laporan pendahuluan penyuluhan kesehatan tentang covid 19 telah dibuat dan
dikonsulkan pada hari sabtu tanggal 01 Mei 2021
b. Meminta izin kepada RT 103dan Ibu kader
c. Mempersiapkan tempat pada hari pelaksanaan penyuluhan kesehatan yang
dilakukan oleh kelompok mahasiswa STIKes PERTAMEDIKA dengan jumlah 5
orang.

2. Proses
a. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan dilakukan pada hari Senin , tanggal 01 Mei
2021 jam 10.00 s/d 11.30 WIB, di Rumah masing masing RT 03 desa
ciomas, kec. Pagelaran, kab. Bogor, jawa barat melalui video.
b. Peserta yang datang dalam kegiatan penyuluhan kesehatan adalah ibu-ibu
warga RT 03
c. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan menghabiskan waktu sesuai
dengan waktu telah ditentukan.

3. Notulensi
a. Acara dimulai pukul 10.00 WIB
b. Penyaji Materi: Rini Sapta
Penyaji materi menyampaikan isi materi tentang Covid 19.
c. Jumlah peserta yang hadir di kegiatan penyuluhan kesehatan
sebanyak 10 ibu ibu
d. Respon peserta secara afektif para ibu bersedia melakukannya
dilingkungan warga.
e. Dari pertanyaan yang didapatkan setelah dilakukan
penyuluhan tentang covid 19 bahwa ibu-ibu RT 03 desa
ciomas, kec. Pagelaran, kab. Bogor, jawa barat akan
menerapkannya dilingkungan RT.

4. Hambatan
a. Beberapa ibu ibu tidak dapat mengikuti kegiatan penyuluhan langsung dikarenakan
adanya kesibukan masing masing
b. Tempat saat melakukan penyuluhan terbatas melalui video dikarenakan PSBB

5. Rencana Tindak Lanjut


a. Untuk kedepannya bisa memfasilitasi tempat yang lebih baik
b. Penyuluhan dilakukan secara langsung jika tidak PSBB
c. Semoga kedepannya dari pihak puskesmas dapat memberikan penkes tentang
covid 19 agar warga dapat mengetahui perkembangan terbaru dari pandemic
covid 19.
LAPORAN EVALUASI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PHBS DAN
CUCI TANGAN PADA WARGA RT 03 KELURUHAN BABAKAN KECAMATAN
TANGERANG

6. Struktur
d. Laporan pendahuluan penyuluhan kesehatan tentang PHBS dan cuci tangan
dalam Pandemi covid -19 telah dibuat dan dikonsulkan pada hari Selasa, tanggal
13 Juli 2020.
e. Meminta izin kepada Ibu RT 012 dan Ibu ketua kader dan posyandu yang
bertugas dalam pelaksanaan posyandu.
f. Mempersiapkan tempat pada hari pelaksanaan penyuluhan kesehatan yang
dilakukan oleh kelompok mahasiswa STIKes PERTAMEDIKA dengan jumlah 5
orang.

7. Proses
a. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan dilakukan pada hari senin, tanggal 13 Juli
2020, jam 16.00 s/d 18.00 WIB, di Wa Grup dengan warga RT 011 desa ciomas,
kec. Pagelaran, kab. Bogor, jawa barat.
b. Peserta yang ikut dalam kegiatan penyuluhan kesehatan adalah ibu-ibu dari
warga RT 011 desa ciomas, kec. Pagelaran, kab. Bogor, jawa barat sebanyak 5
orang.
c. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan menghabiskan waktu sesuai
dengan waktu telah ditentukan.
d. Moderator dapat mengarahkan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan baik.
e. Penyaji materi dapat memaparkan materi secara terperinci.
f. Notulen dapat melakukan perananya dengan baik.
g. Observer dapat melakukan peranannya dengan baik.
h. Dosen STIKes PERTAMEDIKA yaitu Bu Nilla Rostarina sebagai pembimbing
dalam melakukan kegiatan penyuluhan berlangsung.
8. Notulensi
a. Acara dimulai pukul 16.00 WIB
b. MC : Ratna J
c. MC sudah mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan anggota
kelompoknya.
d. MC memandu kegiatan penyuluhan.
e. Penyaji Materi: Dwi Intan
Penyaji materi menyampaikan isi materi tentang PHBS dan Cuci tangan dalam
masa pandemic Covid -19 .
f. Notulen: Rini Sapta
g. Jumlah peserta yang hadir di kegiatan penyuluhan kesehatan sebanyak 5 ibu
yang yang terdiri dari ibu Rt dan warga RT 011 desa ciomas, kec. Pagelaran, kab.
Bogor, jawa barat.
h. Respon peserta secara afektif para ibu bersedia melakukannya dirumah.
i. Respon psikomotorik didapatkan 5 orang ibu mampu Mempraktekkan cara cuci
tangan dan senam Lansia
g. Observer: Siti Anisa
h. Dokumentasi: Harry N
i. Kegiatan penyuluhan kesehatan selesai pada pukul 19.00 WIB

9. Hambatan
Penyuluhan tidak dapat langsung disampaikan kewarga dan memantau langsung
aktifitas warga karena adanya pandemic Covid -19 sehingga penyuluhan diberikan
melalui wa grup dengan warga.

10. Rencana Tindak Lanjut


a. Untuk kedepannya dapat memberikan penyuluhan langsung dengan warga dan
melakukan demonstrasi sesuai dengan materi penyuluhan.
b. Alat alat seperti: media televise untuk praktek senam
c. Semoga kedepannya dari pihak puskesmas dapat memberikan penkes lebih
sering tentang PHBS san istirahat sendiri kepada warga dalam pandemic Covid –
19 terupdate
LAPORAN EVALUASI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SOSIAL DISTENSING
MELALUI WA GRUP PADA WARGA RT 011 DESA CIOMAS, KEC. PAGELARAN,
KAB. BOGOR, JAWA BARAT

1. Struktur
a. Laporan pendahuluan penyuluhan kesehatan tentang Sosial Distensing dalam
pandemi covid -19 telah dibuat dan dikonsulkan pada hari Sabtu, tanggal 14 Juli
2020.
b. Meminta izin kepada Ibu RT 011 dan Ibu ketua kader dan posyandu yang bertugas
dalam pelaksanaan posyandu.
c. Mempersiapkan tempat pada hari pelaksanaan penyuluhan kesehatan yang
dilakukan oleh kelompok mahasiswa STIKes PERTAMEDIKA dengan jumlah 5
warga

2. Proses
a. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan dilakukan pada hari selasa, tanggal 14 Juli
2020, jam 20.00 s/d 21.00 WIB, di Wa Grup dengan warga Rt 011 Desa Ciomas,
Kec. Pagelaran, Kab. Bogor, Jawa Barat
b. Peserta yang ikut dalam kegiatan penyuluhan kesehatan adalah ibu-ibu dari warga
RT 011 Kelurahan Kalisari Kecamatan sebanyak 5 warga.
c. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan menghabiskan waktu sesuai
dengan waktu telah ditentukan.
d. Moderator dapat mengarahkan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan baik.
e. Penyaji materi dapat memaparkan materi secara terperinci.
f. Notulen dapat melakukan perananya dengan baik.
g. Observer dapat melakukan peranannya dengan baik.
h. Dosen STIKes PERTAMEDIKA yaitu Ibu Lenny R sebagai pembimbing dalam
melakukan kegiatan penyuluhan berlangsung.
3. Notulensi
a. Acara dimulai pukul 20.00 WIB.
b. MC : Dwi intan
1) MC sudah mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan anggota
kelompoknya.
2) MC memandu kegiatan penyuluhan.
c. Penyaji Materi: Ratna Juliawati
Penyaji materimenyampaikan isi materi tentang Sosial Distensing dalam masa
pandemi Covid -19 .
d. Notulen: Siti Anisa
1) Jumlah peserta yang hadir di kegiatan penyuluhan kesehatan sebanyak 5
warga yang terdiri dari ibu RT 011 dan warga Rt 011 Desa Ciomas, Kec.
Pagelaran, Kab. Bogor, Jawa Barat.
2) Respon peserta secara afektif para ibu bersedia melakukannya dirumah.
3) Respon psikomotorik didapatkan 3 orang ibu mampu menyebutkan bentuk
dari Sosial Distancing
e. Observer: Harry N
f. Dokumentasi: Rini Sapat
g. Kegiatan penyuluhan kesehatan selesai pada pukul 21.30 WIB

4. Hambatan
Penyuluhan tidak dapat langsung disampaikan kewarga dan memantau langsung
aktifitas warga karena adanya pandemi Covid -19 sehingga penyuluhan diberikan
melalui wa grup dengan warga.

5. Rencana Tindak Lanjut


a. Untuk kedepannya dapat memberikan penyuluhan langsung dengan warga
dan melakukan demonstrasi sesuai dengan materi penyuluhan.
b. Semoga kedepannya dari pihak puskesmas dapat memberikan penkes lebih
sering tentang Sosial Distensing kepada warga dalam pandemi Covid – 19
terupdate
DOKUMENTASI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SOSIAL
DISTANCING PADA WARGA RT 011 DESA CIOMAS, KEC. PAGELARAN, KAB.
BOGOR, JAWA BARAT
DAFTAR HADIR PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SOSIAL
DISTANCING PADA WARGA RT 011
LAPORAN EVALUASI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GIZI
SEIMBANG DAN IMUNITAS MELALUI WA GRUP PADA WARGA RT 011
DESA CIOMAS, KEC. PAGELARAN, KAB. BOGOR, JAWA BARAT

1. Struktur
a. Laporan pendahuluan penyuluhan kesehatan tentang gizi dan imunitas dalam
panedemi covid -19 t telah dibuat dan dikonsulkan pada hari Senin, tanggal 15
Juli 2020.
b. Meminta izin kepada Ibu RT 011 dan Ibu ketua kader dan posyandu yang
bertugas dalam pelaksanaan posyandu.
c. Mempersiapkan tempat pada hari pelaksanaan penyuluhan kesehatan yang
dilakukan oleh kelompok mahasiswa STIKes PERTAMEDIKA dengan jumlah
5 orang.

2. Proses
a. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 04 Juni
2020, jam 19.00 s/d 20.00 WIB, di Wa Grup dengan warga RT 012
Kelurahan Kalisari Kecamatan Pasar Rebo .
b. Peserta yang ikut dalam kegiatan penyuluhan kesehatan adalah ibu-ibu dari
warga RT 012 Kelurahan Kalisari Kecamatan sebanyak 5 orang.
c. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan menghabiskan waktu sesuai
dengan waktu telah ditentukan.
d. Moderator dapat mengarahkan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan baik.
e. Penyaji materi dapat memaparkan materi secara terperinci.
f. Notulen dapat melakukan perananya dengan baik.
g. Observer dapat melakukan peranannya dengan baik.
h. Dosen STIKes PERTAMEDIKA yaitu Bu Nilla Rostarina sebagai
pembimbing dalam melakukan kegiatan penyuluhan berlangsung.
3. Notulensi
a. Acara dimulai pukul 20.00 WIB
b. MC : Harry N
1) MC sudah mengucapkan salam, memperkenalkan
diri dan anggota kelompoknya.
2) MC memandu kegiatan penyuluhan.
c. Penyaji Materi: Siti Anisa
Penyaji materi menyampaikan isi materi tentang imunitas dan gizi seimbang dalam masa
pandemic Covid -19 .
d. Notulen: Rini Sapta
1) Jumlah peserta yang hadir di kegiatan penyuluhan
kesehatan sebanyak 5 ibu yang yang terdiri dari ibu Rt
dan warga Rt 012 Kelurahan Kalisari Kecamatan
Pasar Rebo.
2) Respon peserta secara afektif para ibu bersedia
melakukannya dirumah.
3) Respon psikomotorik didapatkan 1 orang ibu
mampu menyebutkan contoh makanan yang
mengandung vitamin untuk pemenuhan gizi seimbang
.
e. Observer: Dwi Intan
f. Dokumentasi: Ratna Juliawati
g. Kegiatan penyuluhan kesehatan selesai pada pukul 20.30
WIB

4. Hambatan
Penyuluhan tidak dapat langsung disampaikan kewarga dan memantau langsung aktifitas
warga karena adanya pandemic Covid -19 sehingga penyuluhan diberikan melalui wa grup
dengan warga.

5. Rencana Tindak Lanjut


a. Untuk kedepannya dapat memberikan penyuluhan langsung dengan warga
dan melakukan demonstrasi sesuai dengan materi penyuluhan.
b. Alat alat seperti: contoh makanan yang mengandung Vitamin untuk
pemenuhan gizi seimbang
c. Semoga kedepannya dari pihak puskesmas dapat memberikan penkes lebih
sering tentang imunitas dan gizi seimbang kepada warga dalam pandemic
Covid – 19 terupdate
DOKUMENTASI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMUNITAS DAN
GIZI SEIMBANG PADA PADA WARGA RT 011 DESA CIOMAS, KEC.
PAGELARAN, KAB. BOGOR, JAWA BARAT
DAFTAR HADIR PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMUNITAS DAN
GIZI GIZI SEIMBANG PADA WARGA RT 011
LAPORAN EVALUASI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG AKTIFITAS
OLAHRAGA PADA WARGA RT 011 DESA CIOMAS, KEC. PAGELARAN, KAB.
BOGOR, JAWA BARAT

1. Struktur
a. Laporan pendahuluan penyuluhan kesehatan tentang aktifitas olahraga dalam
pandemi covid -19 telah dibuat dan dikonsulkan pada hari Sabtu, tanggal 16 Juli
2020.
b. Meminta izin kepada Ibu RT 011 dan Ibu ketua kader dan posyandu yang bertugas
dalam pelaksanaan posyandu.
c. Mempersiapkan tempat pada hari pelaksanaan penyuluhan kesehatan yang
dilakukan oleh kelompok mahasiswa STIKes PERTAMEDIKA dengan jumlah 5
warga

2. Proses
a. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan dan demonstrasi dilakukan pada hari Senin,
tanggal 01 Juni 2020, jam 16.00 s/d 17.00 WIB, di Wa Grup dengan warga RT
011 Desa ciomas, kec. Pagelaran, kab. Bogor, jawa barat.
b. Peserta yang ikut dalam kegiatan penyuluhan kesehatan adalah ibu-ibu dari warga
RT 011 Desa ciomas, kec. Pagelaran, kab. Bogor, jawa barat sebanyak 6 warga.
c. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan menghabiskan waktu sesuai
dengan waktu telah ditentukan.
d. Moderator dapat mengarahkan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan baik.
e. Penyaji materi dapat memaparkan materi secara terperinci.
f. Notulen dapat melakukan perananya dengan baik.
g. Observer dapat melakukan peranannya dengan baik.
h. Dosen STIKes PERTAMEDIKA yaitu Bu Lenny R sebagai pembimbing dalam
melakukan kegiatan penyuluhan berlangsung.
3. Notulensi
1. Acara dimulai pukul 16.00 WIB
2. MC : Siti Anisa
a. MC sudah mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan anggota
kelompoknya.
b. MC memandu kegiatan penyuluhan.
3. Penyaji Materi: Harry N
Penyaji materimenyampaikan isi materi tentang aktifitas olahraga dalam masa
pandemi Covid -19 .
4. Notulen: Ratna Juliawati
a. Jumlah peserta yang hadir di kegiatan penyuluhan kesehatan dan olahraga
sebanyak 6 warga yang terdiri dari ibu RT 011 dan warga RT 011 Desa
ciomas, kec. Pagelaran, kab. Bogor, jawa barat.
b. Respon peserta secara afektif para ibu bersedia melakukannya dirumah.
c. Respon psikomotorik didapatkan 3 orang ibu mampu menyebutkan bentuk
dari aktifitas olah raga
5. Observer: Rini Sapta
6. Dokumentasi: Dwi Intan
7. Kegiatan penyuluhan kesehatan selesai pada pukul 17.30 WIB

4. Hambatan
Warga yang hadir tidak banyak karena adanya pandemic covid-19.

5. Rencana Tindak Lanjut


6. Untuk kedepannya dapat memberikan penyuluhan dan praktek kepada lebih
banyak lagi warga
7. Semoga kedepannya dari pihak puskesmas dapat memberikan penkes lebih
sering tentang Sosial Distensing kepada warga dalam pandemi Covid – 19
terupdate
DOKUMENTASI PENYULUHAN KESEHATAN DAN SENAM TENTANG
AKTIFITAS OLAHRAGA PADA WARGA RT 011 DESA CIOMAS, KEC.
PAGELARAN, KAB. BOGOR, JAWA BARAT

Anda mungkin juga menyukai