Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN KESEHATAN

MASYARAKAT DI DESA SUKABANGUN DALAM KECAMATAN DELTA


PAWAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKABANGUN

DISUSUN OLEH :

1. LUKAS DIONO 191510113


2. LILIK YUNIARSIH 192510120
3. SUBARDI 192510126
4. M. IDRIS 192510121
5. TRI EKO SUMARTO 191510116
6. ZAKARIA 192510130

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN II


DI DESA SUKABANGUN DALAM KECAMATAN DELTA PAWAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKABANGUN KAB.
KETAPANG

Disusun Untuk Melengkapi Pelaksanaan Mata Kuliah


Pengalaman Belajar Lapangan II
Tahun Ajaran 2020/2021

Telah disetujui oleh :


Dosen Pembimbing Fakultas

(Iskandar Arfan, S.K.M., M.Kes


(Epid)) NIDN. 1129108601

Kepala Desa
Sukabangun Dalam

(Harun)
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.........................................................................1
I.2 Tujuan Kegiatan.......................................................................4
I.3 Lokasi Kegiatan dan SDM.......................................................4

BAB II INDENTIFIKASI KEGIATAN INTERVENSI


II.1 Indentifikasi Kegiatan Intervensi...........................................5

BAB III PERENCANAAN KEGIATAN INTERVNSI


III.1 Metode Penentu Kegiatan......................................................6
III.2 POA........................................................................................8

BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEGIATAN INTERVENSI


IV.1 Pelaksaanaan Kegiatan Intervensi........................................11
IV.2 Evaluasi Kegiatan................................................................12
IV.5 Lokasi Fokus........................................................................50

BAB V PEMBAHASAN
VI.1 Hambatan Kegiatan..............................................................14
VI.2 Pemberdayaan Masyarakat..................................................14
VI.3 Revelansi Kegiatan Intervensu dan Dampak.......................14

vi
VI.4 Rekomendasi........................................................................15

BAB V PEMBAHASAN
VI.1 Kesimpulan..........................................................................16
VI.2 Saran....................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Sejalan dengan paradigma sehat, pembangunan kesehatan sekarang
lebih ditekankan pada upaya preventif dan promotif termasuk upaya penyehatan
lingkungan dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat
yang mempunyai daya ungkit yang besar dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Dengan tidak meninggalkan upaya pengobatan dan
rehabilitasi.
Untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut maka dalam kebijakan dan
strategi pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010. Pemerintah
mengarahkan peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, sert memiliki derajat kesehatan yang optimal.
Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena tinja
merupakan salah satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah
dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit. Selain itu dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta
estetika. (Anwar Daud, 2001).
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2008
oleh BPS, persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat
buang air besar sebesar 61,68 %, rumah tangga yang memiliki bersama 13,38
%, umum sebesar 3,79 % dan tidak ada sebesar 21,14 %. Persentase rumah
tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar di perkotaan dan
pedesaan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Persentase di
perkotaan sebesar sebesar 71,92 %, sedangkan di pedesaan sebesar 52,00 %.
2

Dari data Profil Kesehatan Indonesia 2008 (menurut hasil Susenas


2008), menunjukkan bahwa rumah tangga yang menggunakan jamban leher
angsa sebesar 74,67 %, cemplung/ cubluk sebesar 13,19 % dan yang tidak pakai
kloset sebesar 3,70 %. Penggunaan jenis kloset leher angsa di perkotaan lebih
besar dibanding di pedesaan. Sementara penggunaan jenis kloset
cemplung/cubluk di pedesaan 5 kali lipat lebih banyak dibanding di perkotaan.
Berdasarkan tempat akhir pembuangan tinja, terlihat bahwa tangki septik (53,33
%) merupakan tempat penampungan akhir tinja yang paling banyak digunakan
rumah tangga, terutama di daerah perkotaan yang mencapai 72,29 % sedangkan
di daerah pedesaan sebesar 35,39 %. (Depkes, 2009).
Fokus pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih bersifat promotif,
preventif dan protektif memiliki tujuan agar frekuensi penyakit berkurang atau
dengan diciptakannya peraturan – peraturan yang medukung upaya kesehatan.
upaya dengan sasaran masyarakat ini dilakukan dengan prinsip pemberdayaan
masyarakat agar terjadi perubahan di masyarakat dalam mendaggapi dan
mengatasi suatu masalah kesehatan mengenai jamban sehat.
Upaya program kesehata yang dilaksanakan harus sesuai dengan
situasi dan kondisi daerah setempat dan diharapkan dapat mengatasi masalah –
masalah kesehatan secara efektif dan efisien. Tenaga kesehatan sebagai sumber
daya manusia diharapkan mampu melakukan usaha – usaha pembangunan
kesehatan tersebut serta menepatkan peran serta serta masyarakat sebagai hal
utama tenaga kesehatan dituntut mampu mengkreasikan antara teori – teori
yang dimiliki dengan kondisi yang ada di masyarakat, untuk menyelesaikan
masalah kesehatan, agar tercapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Pada proses analisa situasi kesehatan masyakarakat dilakukan dengan
menganalisis data skunder laporan dari puskesmas sukabangun dan bidan desa
serta dilakukan survey cepat. Masalah kesehatan masyarakat di Desa
Sukabangun Dalam yang teridentifikasi meliputi tingginya kejadian Rumah
tidak memiliki tempat Pembuangan akhir tinja (Septik Tang) Membuang air
3

limbah rumah tangga Ke sungai/ parit/ empang/ kolam/ selokan, cakupan balita
di timbang, cakupan vit A, jamban sehat.
Tahap selanjutnya tim PBL melakukan langkah Justifikasi Masalah,
dalam justifikasi masalah 5 masalah penyakit tertinggi dianalisis dengan lima
kriteria. Kriteri tersebut diantaranya kematian, kesakitan yang tinggi, luas
penyebaran, kelompok umur, dan produktifitas. Pada tahap justifikasi masalah
penyakit yang mendapat kriteria lebih banyak diantara yang lain.
Prioritas masalah penyakit tertinggi yang ditemukan sesuai dari hasil
rapid survei dianalisis menggunakan MCUA beberapa kriteria utilitas penilaian
angak (1,2,3,4,5) pada setiap masalah. Adapun kriterinya antara lain
emergency, greets member, expanding scope, feasibility, dan policy. Sehingga
didapatlah tidak memiliki jamban sehat
Sejalan dengan hal tersebut, untuk memberikan pengalaman dan
meningkatkan kemanpuan mahasiswa/i denganmemecahkan permasalahan-
permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat, Program Study Kesehatan
Mayarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Membekali mahasiswanya dengan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan Dua
(PBL 2).
Pengalaman Belajar Lapangan merupakan salah satu upaya untuk
memberikan pembelajaran pada mahasiswa dalam melaksanakan upaya
pemecahan masalah kesehatan masyarakat melalui kerangka identifikasi
determinan masalah, menyusun prioritas masalah, analisa determinan masalah
menganalisis akar permasalahan, memasilitasi rencana, dan selanjutnya
menyusun POA (plan of action) serta mengembangkan kegiatan intervensi.
Melalui kegiatan PBL 2 ini, diharapkan kompetensi lulusan Program Study
Kesehatan Masyarakat dapat tercapai pada akhirnya memberikan sumbangan
bagi perbaikan pelayanan kesehatan masyarakat dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. ( Pedoman PBL 2, 2021).
Desa Sukabangun Dalam merupakan salah satu Desa yang ada di
Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
4

Secara geografis, Desa Sukabangun Dalam memiliki luas wilayah 2.310,5


ha/m^2 dengan topografi berupa dataran rendah seluas 10 ha/m^2 dan aliran
sungai seluas 8 ha/m^2. Ketinggian wilayah dari permukaan laut adalah 2-5
mdl. Desa Sukabangun Dalam memiliki curah hujan 3091.7 Mm dan suhu rata-
rata harian 25-35° C.
Berdasarkan profil Desa Sukabangun Dalam. Kesadaran dalam aspek
pendidikan masyarakat didesa Sukabangun Dalam masih rendah, dikarenakan
kondisi desa yang jauh dari kecamatan. Sehingga angka pengangguran di Desa
Sukabangun Dalam cukup tinggi. Untuk aspek kesehatan Desa Sukabangun
Dalam termasuk wilayah kerja Puskesmas Sukabangun. Desa Sukabangun
Dalam juga telah memiliki Puskesmas Pembantu (PUSTU), posyandu serta
kader posyadu desa.
I.2. Tujuan Pelaksanaan PBL 2
1. Menganalisa situasi masalah kesehatan masyarakat berdasarkan data
puskesmas di Desa Sukabangun Dalam wilayah kerja Puskesmas
Sukabangun.
2. Menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat di Desa Sukabangun
Dalam wilayah kerja Puskesmas Sukabangun.
3. Mengidentifikasi dan inventarisasi penyebab atau faktor determinan
masalah kesehatan di Desa Sukabangun Dalam wilayah kerja Puskesmas
Sukabangun..
4. Menganalisa penyebab atau determinan potensial masalah kesehatan
prioritas di Desa Sukabangun Dalam wilayah kerja Puskesmas Sukabangun.
5. Monitoring dan evaluasi kegiatan di Desa Sukabangun Dalam wilayah kerja
Puskesmas Sukabangun.
I.3. Lokasi Kegiatan dan Sumberdaya Yang Terlibat
1. Lokasi focus intervensi dilakukan di Desa Sukabangun Dalam dengan
sasaran masyarakat umum
2. Sumberdaya yang terlibat dalam kegiatan intervensi ini mahasiswa PBL 2,
didukung oleh desa dan masyarakat setempat.
BAB II

INDENTIFIKASI KEGIATAN INTERVENSI

No Masalah Faktor Kegiatan intervensi Kegiatan intervensi


kesehatan determinan jangka pendek jangka panjang
1 Jamban Sehat Pengetahuan 1. Pemberdayaan 1. Pembentukan
masyarakat masyarakat dalam dan pelatiahan
tentang percontohan kader
pentingnya jamban sehat
jamban sehat 2. Edukasi
masyarakat
melalui
penyuluhan
tentang jamban
sehat
2 Buang Pengetahuan 1. Pemberdayaan 1. Pembentukan
Sampah masyarakat masyarakat dalam kader dan
Sembanrangan yang minim pengolahan pelatihan
cara untuk sampah
memanfaat 2. Edukasi mengenai
sampah bekas pengolahan
jadi pupuk sampah
3 Covid-19 Pengetahuan 1. Edukasi dengan -
masyarkat metode
yang masih penyuluhan dan
kurang pembagian leaflet
percaya tenatng covid-19
adanya virus
covid-19
6

BAB III

PERENCANAAN KEGIATAN INTERVENSI

III.1. Metode Penentuan Kegiatan Intervensi Yang Efektif Dan Efisien


Tabel 3.1. Penetetapan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan
Metode Paho

N Alternatif Efektifitas Efisiensi Total prioritas


O pemecahan M I S
masalah
1 Pemberdayaan 4 3 4 3 16 II
Masyarakat
dalam
pengolahan
sampah
3 Pemberdayaan 5 4 3 3 20 I
masyarakat
dalam
pembuatan
Jamban Sehat
5 Edukasi Covid- 3 3 3 2 9 III
19

Keterangan :

1. Efektifitas diukurdengan kriteria:


M= Magnetude, yaitu besarnya masalah (besarnya manfaat yang
diperoleh jika kegiatan tersebut dilaksanakan).
I= Importancy,yaitu pentingnya jalan keluar dalam menghadapi masalah
(dikaitkan dengan lama selesainya masalah jika kegiatan tersebut
dilaksanakan).
7

S= Sensitifitas, yaitu kecepatan mengatasi masalah tersebut jika kegiatan


tersebut dilaksanakan.
2. Efisiensi, dikaitkan dengan biaya (cost) makin besar biaya makin tidak
efisien
3. Kisaran bobot penilaian berskala 1-5, dengan penjelasan sebagai berikut:
1= tidak bermanfaat/ tidak penting/sangat lama/sangat murah
2= kurang bermanfaat/ kurang penting/ cukup lama/ agak murah
3= bermanfaat/ penting/ lama/ murah
4= cukup bermanfaat/ cukup penting/ agak cepat/ cukup mahal
5= sangat bermanfaat/sangat penting/ cepat/ mahal

4. Rumus perhitungan untuk menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah


sebagai berikut:
F det = M x I x S
C
Adapun hasil untuk menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah di desa
Sukabangun Dalam wilayah kerja puskesmas Sukabangun kecamatan Delta
Pawan kabupaten Ketapang berdasarakan identifikasi pemecahan masalah
dengan menggunakan metode PAHO diatas maka prioritas pemecahan masalah
sebagai berikut :

NO Alternatif Pemecahan Masalah Urutan pemecahan masalah


1 Pemberdayaan masyarakat I
dalam pembuatan jamban
sehat
2 Pemberdayaan masyarakat II
dalam pengolahan sampah
bekas
3 Edukasi covid-19 III
8

III.2. Plan Of action (POA)

TABEL 3.2 RENCANA AKSI ( PLAN OF ACTION )


KELOMPOK PBL II DESA SUKABANGUN DALAM KECAMATAN DELTA PAWAN KABUPATEN KETAPANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Unit Harga Sub
Metode Kebutuhan
Kegiatan Sub Kegiatan Partisipan Tanggal Waktu Vol (RATA- Total Indikator
Kegiatan Anggaran
RATA Rp) (Rp)
6 orang
Kegiatan Rapat Tim PBL
MMD Persiapan 1 kades 09.00-
MMD Diskusi 2 dusun 11.00 Pertemuan
Snack 9 10.000 90.000
6 Orang 09.00-
Tim PBL 11.30
1 Kades
2 Dusun
Pelaksanaan Presentasi 1 Pihak ATK Pertemuan
Puskesmas Snack 20 10.000 200.000
10 Makanan 20 20.000 400.000
Masyarakat

Kesepakatan 6 orang 09.00- Pertemuan


Intervensi Diskusi Tim PBL 11.30 ATK
9

6 Orang Snack 20 10.000 200.000


Tim PBL Makanan 20 20.000 400.000
1 Kades
2 Dusun
1 Pihak
Puskesmas
10
Masyarakat

6 orang Pembuatan
Pemberdayaan Tim PBL Jamban
masyarakat 1 Kades sehat
dalam Diskusi 1 Praktek
pembuatan Puskesmas 09.00- ATK pembuatan
jamban sehat Praktek 10 orang 11.30 Snack 18 10.000 180.000 Jamban
masyarakat Makanan 18 20.000 360.000 Sehat
6 orang Pertemuan
Intervensi Pemberdayaan Tim PBL
masyarakat 1 Kades
dalam Presentasi 1
pengolahan Puskesmas 09.00- ATK
sampah bekas Diskusi 10 orang 11.30 Snack 18 10.000 180.000
masyarakat Makanan 18 20.000 360.000 Slide PPT
Penyerahan 6 orang
Edukasi Tim PBL 12.30-
Covid-19 Pemasangan 1 kades 13.00 ATK Media luar
2 dusun Snack 12 10.000 120.000 ruangan
1

3 kader (benner)
posnyadu

Program 6 orang 10.00-


Evaluasi intervensi Penilaian Tim PBL 11.30 ATK
1

BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEGIATAN INTERVENSI

IV.1. Pelaksanaan Kegiatan Intervensi


Tabel IV.1. Pelaksanaan Kegiatan Intervensi
N Jenis Meto
Tujuan Sasaran Waktu SDM Hasil
o Kegiatan de
1 Pemberdaya Memberitahuk Masyara 09:00- Prakt Masy Terciptanya
an an kepada kat 16:00 ek arakat percontohan
Masyarakat masyarakat atau jamban sehat
dalam bahwa Dem
Pembuatan pentingnya onstr
Jamban jamban sehat asi
Sehat ada dirumah
2 Pemberdaya Meningkatkan Masyara 09:00- Prakt Masy Mendapatkan
an pengetahuan kat 16:00 ek arakat wawasan tentang
masyarakat dan perilaku atau pengolahan
dalam dalam Dem sampah menjadi
pengolahan pengolahan onstr pupuk organik
sampah sampah asi
3 Edukasi Meningkataka Masyara 09:00- Eduk Masy Meningkatnya
Covid-19 n pengetahuan kat dan 16:00 asi arakat pengetahuan
masyarakat Kader deng dan masyarakat
tentang an Kader tentang
bahayanya peny bahayanya virus
virus corona uluha covid-19 dan
n bagaimana cara
mencegah
penularan virus
tersebut
1

IV.2. Evaluasi Kegiatan Intervensi


Tabel IV.2. Evaluasi Kegiatan Intervensi

Aspek yang Target dan


No. JenisKegiatan Indikator Alat Ukur
Dinilai Realisasi
Masyarakat
dapat
mengaplikasinya
Target : seluruh
diruamh
masyarakat
Pemberdayaan masing-masing
Masyarakat dalam dalam Daftar
1. Kehadiran Realisasi :
Membuat Percontohan pembuatan Absensi hadir
Terlaksananya
Jamban Sehat standar jamban
percontohan
yang memenuhi
jamban sehat
syarat sesuai
standar
kesehatan
Target :
35 orang
Masyarakat

Realisasi :
Minimal 75%
19 orang peserta Daftar absen
2. Edukasi Covid-19 Kehadiran peserta hadir
mengikuti hadir
tepat waktu
kegiatan secara
penuh
selama kegiatan
berjalan hingga
selesai
Minimal 75%
peserta
mengikuti
penyuluhan
Seluruh peserta
secara aktif
mengikuti secara
dinilai dengan Lembar
Keaktifan aktif kegiatan
memberikan Tanya jawab
penyuluhan
pertanyaan
hingga selesai
kemereka dan
mereka bertanya
kembali kepada
fasilitator
Pemberdayaan Diharapkan dapat Masyarakat
3. masyarakat dalam Partisipasi mampu Dokumentasi
mencegah
pengolahan sampah mengolah
1

kemungkinan sampah bekas


terjadinya menjad pupuk
penumpukan i
organik
sampah bekas
yang sehingga
menimbulkan
penyakit atau
membuat jadi
sarang nyamuk
1

BAB V

PEMBAHASAN

V.1. Hambatan Kegiatan dan Upaya Penyelesaianya


1. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembuatan Jamban Sehat
 Sasaran : Masyarakat setempat
 Lokasi : Desa Sukabangun Dalam
 Evaluasi : terkendala mengumpulkan masyarakat
 Saran : dalam hal mengumpulkan masyarakat harus
melibatkan tokoh yang berpengaruh
2. Pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan sampah
 Sasaran : Masyarakat setempat
 Lokasi : Desa Sukabangun Dalam
 Evaluasi : terkendala mengumpulkan masyarakat
 Saran : dalam hal mengumpulkan masyarakat harus
melibatkan tokoh yang berpengaruh
3. Edukasi covid-19
 Sasaran : Masyarakat setempat
 Lokasi : Desa Sukabangun Dalam
 Evaluasi : terkendala mengumpulkan masyarakat
 Saran : dalam hal mengumpulkan masyarakat
harus melibatkan tokoh yang berpengaruh
V.2. Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat yang sudah dibentuk menjadi kader selalu dilibatkan
dalam penyelenggaraan. Sehingga petugas puskesmas terbantu dalam
penyelenggaraan kegiatan.
V.3. Revelansi Kegiatan Intervensi dan Dampak
Factor utama penyebab ketidak memilikki jamban sehat adalah
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang standar jamban yang sehat. Maka
1

dari itu, intervensi yang kami lakukan pembuatan contoh jamban sehat dan
edukasi pentingnye jamban sehat.
V.4. Rekomendasi Upaya Lanjutan yang Perlu dilakukan Stake Holder
(Puskesmas dan Desa Sukabangun Dalam Wilayah Lokus Kegiatan)
Menghimbau anggota masyrakat seperti tokoh masyarakat, LPM
(Lembaga Pemberdayaan Masyarkat), dan kader-kader untuk ikut mendukung
dan meningkatkan program-program yang telah dilaksanakan.
1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan
1. Prioritas masalah utama masalah kesehatan di Desa Sukabangun Dalam
adalah rendahnya kepemilikan jamban sehat.
2. Faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian rendahnya
pengetahuan masyarkat mengenai pentingnya jamban sehat serta standar
ukuran jamban sehat
3. Prioritas pemecahan masalah di Desa Sukabangun Dalam adalah
Pemberdayaan Masyarakat dalam pembuatan jamban sehat percontohan
4. Hasil evaluasi terhadap kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pembuatan Jamban Sehat percontohan berhasil meningkatkan pengetahun
masyarakat.
VI.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang sudah
dijelaskan, berikut ini beberapa saran yang dapat diberikan kepada pihak yang
berhubungan dengan penelitian ini :
1. Bagi Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat
tentang pentingnya akses jamban sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan
penyuluhan kepada masyarakat ataupun melalui media promosi kesehatan
seperti brosur.
2. Bagi Desa
Pihak desa diharapkan dapat membantu puskesmas dalam mendata
masyarakat yang tidak memiliki akses jamban sehat. Selain itu, pihak desa
juga dapat membantu memberi penyuluhan kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai