Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN

“ Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat “

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Siska (P10119131)
2. Rosdiana (P10119208)
3. Putri Maharani Sukirman (P10119214)
4. Amalia Roviga (P10119220)
5. Ahmad Fauzi Wicaksono (P10119226)
6. Siti Warfa’ni (P10119244)
7. Ines Cendana Putri (P10119268)

Dosen Pengampuh :

drg. Hermiyanty, M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Analisis
Situasi Kesehatan Masyarakat” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami
menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan


pemahaman mengenai konsep perencanaan suatu program yang khususnya pada
unsur identifikasi masalah kesehatan masyarakat kedepannya. Selain itu makalah
ini juga nantinya diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya
pengukuran masalah kesehatan masyarakat melalui identifikasi masalah kesehatan
masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini
dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat. Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah
ini lebih baik ke depannya.

Palu, 19 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................ i

Daftar Isi........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendekatan Identifikasi Masalah Kesehatan...................................... 3


1. Pengertian Masalah Kesehatan.................................................... 3
2. Manfaat Identifikasi Masalah Kesehatan..................................... 4
3. Contoh Kasus Identifikasi Masalah Kesehatan........................... 5
B. Faktor Masalah Kesehatan................................................................. 6
1. Aspek Perilaku............................................................................. 6
2. Aspek Lingkungan....................................................................... 7
3. Aspek Pelayanan Kesehatan........................................................ 8
4. Aspek Genetik........................................................................... 10
C. Metode Identifikasi Masalah........................................................... 10
1. Analisis Situasi.......................................................................... 10
2. Prioritas Masalah....................................................................... 11
3. Program...................................................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................ 13

ii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks.
Sanitasi lingkungan adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah/gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yaitu
saluran pembuangan air limbah, pembuangan sampah, sumber air, jamban
keluarga, dan perumahan ( Muslikhah, 2018 ).
Menurut WHO, kesehatan secara luas tidak hanya meliputi aspek
medis, tetapi juga aspek mental dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Di sisi lain, kita melihat
bahwa orang mengartikan kesehatan dalam berbagai cara yang berbeda.
Meskipun demikian, pengertian WHO memandang kesehatan secara positif
dan menghargai peran sentral dari aspek mental dan sosial ( Maulana, 2009 ).
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit
memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan
menggerakkan potensi seluruh masyarakat. Konsep kesehatan masyarakat
berkaitan dengan perubahan perilaku sehat dan akan lebih terbentuk dan
bertahan lama bila dilandasi kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep
upaya sehat dari oleh dan untuk masyarakat sangat tepat di terapkan.Untuk
melihat kondisi kesehatan pada suatu masyarakat dilihat dari derajat
kesehatannya, semakain baik derajat kesehatannya maka semakin baik
kondisi kesehatan masyarakat ( Darmawan, 2017 ).
Berkaitan dengan lingkungan, dalam membangun suatu bangunan
maupun perumahan harus mempertimbangkan lokasi, kondisi serta dampak
yang dapat ditimbulkan bagi lingkungan disekitarnya. Objek yang akan
dibangun nantinya pasti akan menyebabkan dampak tertentu bagi
lingkungan tersebut. Keadaan maupun kondisi dari perumahan maupun
lingkungan tersebut, tergantung dari bagaimana pemerintah serta masyarakat

1
menyikapinya, dapat membuat keadaannya menjadi lebih baik atau
sebaliknya menjadi lingkungan kumuh yang tidak sehat. Bertolak dari
kenyataan itulah, perumahan yang berlokasi di Kampung Sanger, Sario masih
terdapat beberapa rumah serta kondisi lingkungan yang tidak sehat (kumuh)
( Riogilang,2016 ).
Dengan dilakukan identifikasi masalah kesehatan kita dapat
mengetahui kondisi kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah
serta determinan-determinannya atau faktor-faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Sehingga dapat diperkirakan secara tidak
langsung derajat kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang dialami
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi masalah kesehatan masyarakat?
2. Apa saja faktor masalah kesehatan masyarakat?
3. Bagaimana metode identifikasi masalah kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat memahami definisi masalah kesehatan masyarakat.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja masalah kesehatan masyarakat.
3. Untuk mengetahui cara identifikasi masalah kesehatan
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat meningkatkan
wawasan atau pengetahuan kita terkait pemahaman identifikasi masalah
kesehatan masyarakat. Selain itu, penulisan ini untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Identifikasi Masalah Kesehatan


1. Definisi Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor kualitas hidup
yang mencerminkan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Peningkatan bidang kesehatan sangat penting untuk diperhatikan karena
bidang ini sangat erat kaitannya dengan pembangunan, khususnya
pembangunan yang menyangkut sumber daya manusia. Tanpa adanya
kondisi yang sehat maka kualitas sumber daya manusia yang tinggi sulit
untuk tercapai. Usaha-usaha meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia
lebih banyak dikerahkan pada pelayanan kesehatan yang merupakan
penanganan orang sakit, atau lebih tepat disebut sebagai pengobatan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan melalui peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan lembaga pelayanan kesehatan
lainnya (Depkes RI, 1997).
Teori tentang sehat yang dikemukakan dalam Muninjaya (2007)
menyebutkan bahwa terdapat komponen utama yang menentukan derajat
kesehatan masyarakat di suatu wilayah yaitu genetik, perilaku manusia,
pelayanan kesehatan, dan lingkungan. Sisi lain diperkuat Guagliardo
(2004) menyebutkan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi
atau faktor penentu status kesehatan yaitu genetik, pengaruh perilaku dan
keluarga, lingkungan sosial, lingkungan alami, dan akses menuju
pelayanan kesehatan.
Masalah kesehatan di Indonesia antara lain Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB), pengendalian Stunting,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Germas, dan Tata Kelola Sistem
Kesehatan. Peran tenaga kesehatan masyarakat dalam penurunan angka
kematian ibu pasca MDGs 2015, sangat diperlukan terutama pada peran

3
pemberdayaan masyarakat, optimalisasi kegiatan posyandu, dan
kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan masyarakat
dalam upaya pemberdayaan dapat bermitra dengan kader dan tokoh ma
syarakat dalam penanggulangan empat terlalu dan tiga terlambat, sehingga
masyarakat dapat aktif dalam kegiatan promotif dan preventif (Chasanah,
2015).
Stunting merupakan perhatian utama kesehatan masyarakat di
seluruh dunia. Faktor langsung yang berkontribusi terhadap stunting yaitu:
faktor rumah tangga dan keluarga, makanan pendamping ASI yang
tidak memadai, praktek menyusui yang tidak memadai, faktor penyakit
infeksi dan faktor tidak langsung adalah faktor sosial dan masyarakat
(Nasrul, 2018).
Seiring dengan pembangunan pada sektor ekonomi, pembangunan
infrastruktur dan pengembangan sarana pendidikan dan kesehatan juga
mengalami pasang surut dari waktu ke waktu. Hal ini secara langsung juga
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan pola penyakit yang muncul,
seperti masih tingginya penyakit infeksi dan masih rendahnya gizi balita.
Meskipun telah terjadi pergeseran distribusi dan prevalensi penyakit di
Indonesia kearah lebih baik, namun penyakit infeksi atau penyakit tropis
menular masih menjadi permasalahan di negara ini (Hardisman, 2011).
2. Manfaat Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah kesehatan perlu dilakukan untuk dapat
mencegah sebelum masalah kesehatan menjadi lebih serius. Untuk melihat
kondisi kesehatan pada suatu masyarakat dilihat dari derajat kesehatannya,
semakain baik derajat kesehatannya maka semakin baik kondisi kesehatan
masyarakat. Dalam derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa
indikator yang dapat digunakan (Darmawan, 2017).
Berdasarkan contoh kasus identifikasi permasalahan kesehatan di
desa simbang wetan kecamatan buaran kabupaten pekalongan tahun 2015
yaitu manfaat melakukan identifikasi permasalahan kesehatan masyarakat
dapat memperoleh hasil prioritas masalah kesehatan masyrakat, sehingga

4
langkah selanjutnya dapat menyusun program kesehatan yang bertujuan
untuk mengendalikan permasalahan tersebut (Ristuawati, 2015).
Program kesehatan tersebut diantaranya adalah meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang PHBS, salah satu kegiatan yang
dilakukan adalah dengan memberikan contoh praktek Cuci Tangan Pake
Sabun (CTPS) pada siswa SD, mengadakan lomba bersih kelas, melatih
ketrampilan siswa dalam memanfaatkan barang bekas menjadi produk
yang lebih bermanfaat. Selain itu kegiatan lain yang dilakukan adalah
penyuluhan tentang penyakit menular, inisiasi pembentukan bank sampah,
penyuluhan gizi ibu hamil, senam ibu hamil dan breast care serta praktek
pembuatan makanan pendamping air susu ibu atau MP-ASI (Ristiawati,
2015).
3. Contoh Kasus Identifikasi Masalah Kesehatan
Hipertensi masih menjadi permasalahan di dunia dan negara
berkembang. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor
satu di dunia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
menunjukkan dalam data penyakit tidak menular, prevalensi hipertensi di
Indonesia cenderung meningkat mencapai 26,5% berdasarkan hasil
pengukuran (Muhadi, 2016). Prevalensi hipertensi di Provinsi Jawa Timur
meningkat 1% dari tahun 2014 menjadi 15,16% pada tahun 2015
(Wicaksono, 2018).
Dengan Pemberdayaan keluarga merupakan salah satu bentuk
kegiatan yang merupakan strategi pembangunan kesehatan untuk merubah
perilaku keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat dalam mencegah
masalah kesehatan. Pengabdian masyarakat ini menitikberatkan pada lima
tugas kesehatan keluarga, antara lain keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam
penanganan masalah kesehatan, keluarga mampu melakukan tindakan
perawatan mandiri pada anggota keluarga yang sakit, keluarga mampu
memodifikasi lingkungan sekitar anggota keluarga yang sakit, dan

5
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
(Wicaksono, 2018).
B. Faktor Masalah Kesehatan
1. Aspek Perilaku
Menurut Syahreni (2011) perilaku adalah kegiatan yang dilakukan oleh
individu (seseorang), baik yang dapat diamati (dilihat) secara langsung maupun
tidak langsung. Sehat adalah suatu kondisi atau keadaan yang baik, mencakup
fisik, mental dan sosial, jadi bukan hanya terbebas dari penyakit saja. Sehingga
perilaku sehat adalah tindakan sesorang atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang, baik langsung maupun tidak langsung, untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya serta mencegah resiko penyakit (Astuti, 2016).
Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku kesehatan (healthy behavior)
diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan
seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata
lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik
yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari
penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari
penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan (Astuti, 2016).
Kesehatan menurut Undang Undang Republik Indonesia tentang
Kesehatan (Nomor 36 tahun 2009) adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Selaras dengan UU definisi sehat yang
dikemukakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sehat adalah
keadaan sejahtera jasmani, jiwa dan sosial yang sempurna dan bukan hanya
keadaan tanpa penyakit. Jadi, sehat secara menyeluruh melibatkan faktor fisik,
mental dan sosial (Astuti, 2016).
Berdasarkan dari pengertian di atas disimpulkan bawah perilaku sehat
adalah suatu sikap seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan, sakit dan
penyakit, makanan dan minuman serta lingkungan, sehingga seseorang harus
mendapatkan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhannya, melakukan olah raga

6
secara rutin, memiliki waktu tidur atau istirahat yang cukup, melakukan
perawatan gigi dan mulut, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, supaya
terhindar dari berbagai macam kecelakaan (Astuti, 2016).
Menurut Soekidjo Notoatmojo (2010) faktor - faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku hidup sehat antara lain:
a) Faktor makanan dan minuman terdiri dari kebiasaan makan pagi (sarapan),
pemilihan jenis asupan makanan, jumlah makanan dan minuman serta
kebersihan makanan.
b) Faktor perilaku terhadap kebersihan diri sendiri terdiri dari mandi,
membersihkan mulut dan gigi, tangan dan kaki serta kebersihan pakaian.
c) Faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan yang terdiri dari kebersihan
kamar, rumah, lingkungan sekolah.
d) Faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit terdiri dari pemeliharaan
kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, rencana pengobatan serta
pemulihan kesehatan.
e) Faktor keseimbangan antara kegiatan istirahat dan olah raga terdiri dari
banyaknya waktu istirahat, aktivitas di rumah atau diluar rumah dan olah raga
teratur.
2. Aspek Lingkungan
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks
terkait dengan masalah kesehatan ingkungan maupun kesehatan individu.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya kesehatan yang optimum pula. Salah satu penyakit yang
terkait dengan tingkat derajat kesehatan tersebut adalah diare (Dini, 2015).
Kejadian diare pada umumnya terjadi pada negara berkembang
dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, persediaan air yang tidak
adekuat, kemiskinan dan pendidikan yang terbatas. Indonesia sebagai
salah satu negara berkembang, menurut survei morbiditas diare tahun 2010
yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan, insiden diare di
Indonesia tahun 2000-2010 cenderung naik. Pada tahun 2000, angka
kejadian diare adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 terdapat

7
peningkatan menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi
423/1000 penduduk dan tahun 2010 terdapat penurunan menjadi 411/1000
penduduk. Meskipun angka kejadian diare menurun pada tahun 2010, hal
tersebut tidak menunjukkan penurunan yang signifikan (Dini, 2015).
Fitriany (2016), faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya
terhadap status kesehatan. Faktor lingkungan terdiri dari 3 bagian:
1. Lingkungan fisik, terdiri dari benda mati yang dapat dilihat, diraba,
dan dirasakan.
2. Lingkungan biologis, terdiri dari makhluk hidup yang bergerak, baik
yang dapat dilihat maupun tidak.
3. Lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah bentuk lain secara fisik
dan biologis di atas.
Faktor lingkungan yang dominan seperti pembuangan tinja dan
sumber air minum, berperan dalam penyebaran kuman diare pada balita.
Pengalaman beberapa negara membuktikan upaya penggunaan jamban
sebagai tempat pembuangan tinja mempunyai dampak yang besar terhadap
penurunan risiko penyakit diare. Sarana air minum juga merupakan bagian
yang terpenting dalam kesehatan lingkungan. Semua sumber air minum
harus memenuhi syarat kesehatan air minum karena sangat erat
kaitannya dengan penyakit diare. Halaman rumah yang becek karena
buruknya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) memudahkan
penularan penyakit diare balita terutama yang ditularkan oleh cacing dan
parasit. Limbah padat seperti sampah juga merupakan media yang baik
untuk berkembangbiaknya vektor penyakit (Dini, 2015).
3. Aspek Pelayanan Kesehatan
Kemampuan suatu rumah tangga untuk mengakses pelayanan
kesehatan berkaitan dengan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan serta
kemampuan ekonomi untuk membayar biaya pelayanan. Pelayanan
kesehatan sangat sensitif terhadap perubahan situasi ekonomi.
Gangguan situasi ekonomi akan menggangu aksesibilitas masyarakat dan
keluarga terhadap pelayanan kesehatan, contohnya: pelayanan imunisasi,

8
perawatan berkaitan dengan pertumbuhan, morbiditas, dan mortalitas anak
(Sartika,2010).
Akses ke pelayanan kesehatan dilihat dari jarak dan waktu tempuh
serta biaya yang dikeluarkan untuk mencapai pelayanan kesehatan. Jarak
merupakan ukuran jauh dekatnya dari rumah/tempat tinggal seseorang ke
pelayanan kesehatan terdekat. Jarak tempat tinggal responden ke
pelayanan kesehatan merupakan salah satu penghambat dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hasil analisis bivariat menunjukkan
proporsi kejadian malnutrisi (BB/U, TB/U, dan BB/TB) pada balita lebih
tinggi terjadi pada balita dengan jarak rumah >300 meter, waktu tempuh
>7 menit dan tidak mempunyai alat transportasi ke pelayanan kesehatan
(nilai p<0,05) (Sartika, 2010).
Berbagai alasan akses ke pelayanan kesehatan terdekat yang sulit
seperti angkutan umum yang tidak mencapai sarana kesehatan, letak cukup
jauh dan terpencil, sehingga untuk mengakses pelayanan kesehatan harus
dengan menggunakan sarana transportasi lain seperti ojek atau berjalan
kaki. Posyandu merupakan sarana yang memanfaatkan sumber daya
masyarakat dan dikelola oleh masyarakat. Proporsi responden yang
memanfaatkan pelayanan posyandu dan poskesdes dalam 3 bulan terakhir
adalah 64,80%. Pemanfaatan posyandu yang merupakan sarana pelayanan
kesehatan sederhana dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Masyarakat datang ke posyandu karena sarana dan prasarana tersedia,
mutu pelayanan dinilai baik, ada peran dari tokoh masyarakat, dan
masyarakat tidak mampu membawa anak ke fasilitas pelayanan lain
(Sartika, 2010).
Berbagai alasan tidak membawa balitanya ke posyandu antara lain
letak jauh, tidak ada posyandu dan layanan tidak lengkap. Tingkat
keteraturan ibu ke posyandu untuk memantau pertumbuhan balita yang
rendah dapat berakibat keterlambatan deteksi gangguan pertumbuhan anak
(Sartika, 2010).

9
4. Aspek Genetik
Genetik atau keturunan merupakan faktor yang sudah ada dalam
tubuh manusia yang dibawah sejak lahir. Misalnya dari golongan penyakit
keturunan seperti Asma, seseorang berpeluang besar terkena Asma jika
salah satu dari kedua orang tuanya juga memiliki riwayat menderitat
Asma. Faktor genetik memberikan pengaruh yang paling kecil
dibandingkan faktor perilaku dan lingkungan yang mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap status kesehatan seseorang (Sovia, 2020).
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri
manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit
keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronehial (Adliyani, 2015).
C. Metode Identifikasi Masalah Kesehatan
1. Analisis Situasi
Analisis situasi adalah analisis untuk mengetahui masalah
Kesehatan yang ada di suatu kelompok masyarakat tertentu dan juga
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, keadaan
upaya yang sudah dilakukan, bagaimana keadaan sumberdaya yang
tersedia, apa hasil dan hambatan yang dihadapi dan hal-hal yang
mendukung upaya tersebut (Sudirman, 2019).
Menurut (Desak Putu, 2016), pada bidang kesehatan analisis situasi
dilakukan dengan mengumpulkan indikator Kesehatan yang sesuai
dengan permasalahan serta indikator lainnya termasuk non kesehatan
yang terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Di bidang
kesehatan, analisa situasi dilengapi dengan mengumpulkan dan menelaah
indikator perilaku (kesehatan).
Analisis situasi merupakan tahap awal perencanaan program
kesehatan untuk mendefinisikan masalah sesuai realita. Analisis situasi
sangat menentukan keberhasilan program. Pentingnya ketepatan dan
kedalaman sebuah analisis situasi adalah untuk menentukan tahap
perencanaan selanjutnya. Ketika analisis situasi sudah tidak tepat, maka
perencanaan juga akan tidak sesuai karena masalah yang diambil dalam

10
analisis situasi tidak mampu menangkap realita dan situasi
sesungguhnya di masyarakat (Stefanus, 2007).
2. Menentukan Prioritas Masalah
Darmawan (2017), ada beberapa metoda yang dapat digunakan
untuk menentukan prioritas masalah kesehatan yaitu (1) Metoda
Matematik (2) Metoda Delbeque dan Delphi (3) Metoda estimasi beban
kerugian akibat sakit (diseaseburden).
a. Metode Matematika
Metoda ini dikenal juga sebagai metoda PAHO yaitu singkatan dari
Pan American Health Organization, karena digunakan dan
dikembangkan di wilayah Amerika Latin. Dalam metoda ini
dipergunakan beberapa kriteria untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan disuatu wilayah berdasarkan: (a) Luasnya masalah
(magnitude) (b) Beratnya kemgian yang timbul (Severity) (c)
Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut (
Vulnerability (d) Kepedulian/dukungan politis dan dukungan
masyarakat (Community andpolitical concern) (e) Ketersediaan data
(Affordability).
b. Metode Delbeque dan Delphi
Metoda Delbeque adalah metoda kualitatif dimana priorita masala
penyaki ditentukan secara kualitatif oleh panel expert. Caranya
sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang
perlu ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk
masing-masing penyakit tersebut. Metoda lain yang mirip dengan
Delbeque adalah metoda Delphi. Dalam metoda Delphi sejumlah pakar
(panel expert) melakukan diskusi terbuka dan mendalam tentang
masalah yang dihadapi dan masing-masing mengajukan pendapatnya
tentang masalah yang perlu diberikan prioritas. Diskusi berlanjut
sampai akhirnya dicapai suatu kesepakatan (konsensus) tentang
masalah kesehatan yang menjadi prioritas.Kelemahan cara ini adalah
waktunya yang relative lebih lama dibandingkan dengan metoda

11
Delbeque serta kemungkinan pakar yang dominan mempengaruhi
pakar yang tidak dominan.
c. Metode Estimasi Bebari Kerugian (Disease Burden)
Metoda Estimasi Beban Kerugian dari segi teknik perhitungannya
lebih canggih dan sulit, karena memerlukan data dan perhitungan hari
produktif yang hilang yang disebabkan oleh masing-masing masalah.
Sejauh ini metoda ini jarang dilakukan di tingkat kabupaten atau kota
di era desentralisasi program kesehatan. Bahkan ditingkat nasionalpun
baru Kementrian Kesehatan dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan yang mencoba menghitung berapa banyak
Kerugian yang ditimbulkan dalam kehidupan tahunan penduduk.
3. Membuat Program
Shalfiah (2013) pengertian program adalah cara yang disahkan
untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat
membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai
program atau tidak yaitu:
a. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk
melaksanakan atau sebagai pelaku program.
b. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang
biasanyajuga diidentifikasikan melalui anggaran.
c. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara
efektif dapat diakui oleh publik.
Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada
model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang
ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus
ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu
terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan makalah identifikasi masalah kesehatan
masyarakat yang telah dibuat ini adalah identifikasi masalah kesehatan perlu
dilakukan untuk dapat mencegah sebelum masalah kesehatan menjadi lebih
serius yaitu pada titik rawan masalah kesehatan, serta penanggulan masalah
kesehatan yang mulai teridentifikasi kearah rawan agar dapat di antisipasi.
B. Saran
Harus lebih banyak lagi mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada
di Indonesia. Pembuat program/kebijakan mesti memperhatikan suatu konsep
perencanaan program yang hendak diciptakan. Khususnya seperti di dalam
unsur perencanaan terdapat analisis situasi yang harus dilakukan secara
optimal sesuai pedoman dalam identifikasi masalah kesehatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Aprilliana Kuntoro. 2016. Pelaksanaan Perilaku Sehat pada Anak Usia
Dini di Paud Purwomukti Desa Batur Kecamatan Gatesa. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 6. No. 3.
Adliyani, Zaraz Obella Nur. 2015. Pengaruh Perilaku Individu terhadap Hidup
Sehat. Jurnal Kesehatan Universitas Lampung. Vol. 4. No. 7.
Chasanah, Siti Uswatun. 2015. Peran Petugas Kesehatan Masyarakat Dalam
Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu Pasca MDGs 2015. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 9. No. 2.
Dini, Fitra., dkk. 2015. Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Diare
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 4.
No. 2.
Desak Putu, 2016. Bahan Ajar dan Perencanaan Evaluasi Program Promosi
Kesehatan. Bali: Universitas Udayana.
Depkes, RI. 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Darmawan., dkk. 2017. Identifikasi Masalah Kesehatan di Sulawesi Tenggara.
Jurnal Info Kesehatan. Vol. 7. No. 1.
Fitriany, Masayoe Shari., dkk. 2016. Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolahan
Kesehatan Lingkungan (Studi di Desa Segiguk Sebagai Salah Satu Desa
Penyangga Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Gunung Raya Ogan
Komering Ulu Selatan). Jurnal Penelitian Sains. Vol. 18. No. 1.
Hardisman. 2011. Pembangunan Terintegrasi Sebagai Pendekatan Pemecahan
Masalah Kesehatan di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 5.
No. 2.
Muninjaya, A.A.Gde. 2007. Manajamen Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Maulana, Heri D.S. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

14
Nasrul. 2018. Pengendalian Faktor Risiko Stunting Anak Baduta di Sulawesi
Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 8. No. 2.
Ristiawati., dkk. 2015. Identifikasi Permasalahan Kesehatan di Desa Simbang
Wetan Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan Tahun 2015. Jurnal
Pena Medika Universitas Pekalongan. Vol. 5. No. 1.
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2010. Analisis Pemantauan Program Pelayanan
Kesehatan Gizi Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 5.
No. 2.
Sovia., dkk. 2020. Determinan Faktor Prediabetes di Kota Jambi Tahun 2019.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. Vol. 2. No. 3.
Stefanus Supriyanto, dan Nyoman Anita, 2007. Perencanaan dan Evaluasi.
Surabaya: Airlanga University Press.
Sudirman, 2009. Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan. Palu: Universitas
Muhammadiyah.
Symond, Denas. 2013. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis
Inteevensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Vol. 7. No. 2.
Shalfiah, Ramandita. 2013. Peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
(PPK) Dalam Mendukung Program-Program Pemerintah Kota Bontang.
Jurnal Ilmu Pemerintah. Vol. 1. No. 3.
Wicaksono, Kurniawan Erman dan Ahmad Guntur Alfianto. 2018. Pemberdayaan
Keluarga Menjadi Keluarga Tangga Hipertensi (LUGAS) di Dusun
Durmo, Desa Bantur, Kecamatan Bantur. LPPM Universitas
Muhammadiyah Jember.

15

Anda mungkin juga menyukai