Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMENTASI KONSEP DEMOKRASI PANCASILA DI INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kata Demokrasi.Membahas


demokrasi berarti menghadapkan pada suatu kompleksitas permasalahan yang klasik,
fundamental, namun tetap aktual. Dikatakan klasik karena masalah demokrasi sudah
menjadi fokus perhatian dalam wacana filsafati semenjak zaman Yunani kuno, dan telah
diterapkan di polish Athena. Fundamental karena hakikat demokrasi menyentuh nilainilai
dasar kehidupan tentang apa dan bagaimana sistem kehidupan itu akan dipergunakan di
mana manusia sendiri menjadi subyek dan sekaligus dijadikan obyeknya. Aktual karena
dewasa ini demokrasi menjadi dambaan setiap bangsa dannegara untuk menerapkannya,
termasuk bangsa Indonesia dalam era reformasi ini (Suyahmo, 2014 :1).

Demokrasi yang dihayati oleh masyarakat Indonesia bukanlah tiruan demokrasi


dari bangsa lain, melainkan lahir dari nilai-nilai luhur budaya masyarakat Indonesia itu
sendiri. Para pendiri bangsa menetapkan bahwa dasar kehidupan demokrasi Indonesia
merupakan kristalisasi nilainilai budaya bangsa yaitu Pancasila. Oleh karena itu demokrasi
di Indonesia dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang dikenal dengan istilah
Demokrasi Pancasila. Dalam demokrasi Pancasila dikenal dengan cara permusyawaratan
antara semua anggota keluarga besar bangsa Indonesia untuk mencapai mufakat guna
mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Demokrasi merupakan suatu kerja kultural,
sosial, dan politik sekaligus.Demokrasi juga membangun sikap mental, spirit, yang
merupakan nilai dari demokrasi itu sendiri, semisal kesamaan, toleransi, dan
kebebasan.Demokrasi memang bersangkutan dengan nilai kebebasan, tetapi kebebasan
yang berlandaskan peraturan yang telah berlaku. Nilai Demokrasi Pancasila penting dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, seperti halnya dalam melaksanakan
suatu kegiatan di Karang Taruna, agar terjalin kerjasama antara warga Karang Taruna
dalam rangka mewujudkan suatu kegiatan. Nilai Demokrasi Pancasila perlu ditanamkan
kepada setiap warga negara secara terus menerus dan berkesinambungan, khususnya pada
generasi muda. Demokrasi memiliki nilai – nilai, antara lain kebebasan, hak – hak individu,
tujuan bersama, keadilan dan patriotisme (Zamroni, 2011:126).Dalam rangka
membiasakan diri memiliki sikap sesuai dengan nilai Demokrasi Pancasila, perludilakukan
tindakan yang dapat mengimplementasikan nilai Demokrasi Pancasila itu sendiri.
Berhubung demokrasi tidak memberikan jaminan bahwa proses yang berlangsung pasti
akan mengantarkan bangsa ke dalam suatu kehidupan yang demokratis, maka di dalam
masyarakat itu sendiri khusunya para generasi muda harus ditanamkan nilai demokrasi
Pancasila guna mencapai tujuan dan kepentingan bersama, misalnya dalam hal
musyawarah untuk mencapai mufakat. Salah satu organisasi kemasyarakatan yang
menampung aspirasi dan melibatkan generasi muda di Indonesia adalah Karang Taruna.
Dalam buku pedoman Karang Taruna tahun 2005, yang dimaksud Karang Taruna adalah
organisassi sosial sebagai wadah pengembangan potensi generasi muda yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran jiwa dan tanggung jawab sosial, dari, oleh, dan untuk
masyarakat terutama generasi muda yang berada di wilayah desa atau komunitas dan juga
bergerak dalam bidang kesejahteraan sosial guna kemajuan bersama. Karang Taruna
merupakan organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang mampu
menampilkan karakternya melalui cipta, rasa, karsa, dan karya di bidang kesejahteraan
sosial. Dengan adanya hal tersebut, maka nilai-nilai Demokrasi Pancasila dapat diterapkan
dalam menjalankan suatu progam Karang Taruna itu sendiri.

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat.
Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. Salah satu tonggak utama untuk mendukung sistem politik yang demokratis adalah
melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di
tingkat pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, serta untuk membentuk
pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh
negara Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan
prinsip-prinsip atau nilainilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk
berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat
Indonesia yang demokratis.

Demokrasi saat ini merupakan kata yang senantiasa mengisi perbincangan berbagai
lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah sampai masyarakat kelas elit seperti
kalangan elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh masyarakat, aktivis lembaga swadaya
masyarakat, cendikiawan, mahasiswa, kaum profesional lainnya. Pada berbagai
kesempatan mulai dari obrolan warung kopi sampai dalam forum ilmiah seperti seminar,
lokakarya, symposium, diskusi publik, dan sebagainya. Semaraknya perbincangan tentang
demokrasi semakin memberi dorongan kuat agar kehidupan bernegara , berbangsa , dan
bermasyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Wacana tentang demokrasi
seringkali dikaitkan dengan berbagai persoalan. Karena itu demokrasi menjadi alternatif
system nilai dalam berbagai lapangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, dan Negara.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua tahapan yaitu


tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca kemerdekaan. Seperti dikemukakan oleh
Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang dapat dikaitan dengan gagasan kedaulatan
rakyat ( penulis menyebut gagasan demokrasi ) di wilayah nusantara ini terutama yang
terjadi di pedesaan. Dengan demikian bangsa Indonesia tradisi berdemokrasi sebenarnya
telah dimulai sejak zaman kerajaan Nusantara. Karena itu potensi tumbuhnya alam
demokrasi sangat besar. 1. Demokrasi periode 1945-1959 Demokrasi pada masa ini
dikenal dengan demokrasi parlementer. Sistem demokrasi parlementer yang mulai berlaku
sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar
1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat berjalan secara
memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan yang dapat digalang selama
menghadapi musuh bersama menjadi koridor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-
kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih
demokrasi system parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan
Dewan Perwakilan Rakyat. Undang Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya system
parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala Negara
konstitusional ( constitutional head ) beserta mentri-mentrinya yang mempunyai tanggung
jawab politik.

Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah adanya perdebatan yang tidak
berkesudahan yang dilakukan oleh anggota parlemen dari partai yang berbeda. Karena
seperti diketahui bahwa pada periode ini tumbuh era multi partai. Era multi partai diikuti
oleh adanya alam kebebasan ( tumbuhnya paham liberalism ) yang tumbuh pada periode
ini. Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
menentukan berlakunya kembali Undang Undang Dasar 1945. Keluarnya Dekrit Presiden
tersebut merupakan intervensi presiden terhadap parlemen. Dengan demikian sejak Dekrit
Presiden keluar masa demokrasi berdasarkan system parlemen berakhir. 2. Demokrasi
Periode 1959-1965 Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan presiden,
terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya
peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dalam praktik pemerintahan, pada periode ini
telah banyak melakukan distorsi terhadap praktik demokrasi. Pada periode ini ada
kekeliruan besar dalam demokrasi terpimpin Soekarno, yaitu adanya pengingkaran
terhadap nilai-nilai demokrasi. Demokrasi terpimpin Soekarno sebenarnya bukan system
demokrasi yang sebenarnya melainkan sebagai suatu bentuk otoriterian. Karena itu pada
periode ini sebenarnya alam dan iklim demokrasi tidak muncu, karena yang sebenarnya
terjadi dalam praktik pemerintahan adalah rezim pemerintah sentralistik otoriter
Soekarno. Demokrasi terpimpin ala Soekarno berakhir dengan lahirnya Gerakan 30
September 1965 yang didalangi oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia). 3. Demokrasi
periode 1965-1998 Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30
september yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah Pancasila, Undang
Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat yang mendasari kelahiran periode ini
adalah ingin mengembalikan dan memurnikan pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen. Namun demikian “
Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum
sampai pada tatanan praksis atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan
pemerintahan, rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi.
Seperti dikatakan oleh M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh ; dominan peranan
ABRI, Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pengebirian peran dan
fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan
public, Masa mengambang, Monolitisasi idologi Negara, Inkorporasi lembaga
nonpemerintahan. Tujuan cir tersebut menjadikan hubungan Negara versus masyarakat
secara berhadap-hadapan dan subordinat, dimana Negara atau pemerintah sangat
mendominasi. Dengan demikian kejadian pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi juga
terjadi dalam demokrasi Pancasila pada masa rezim Soeharto. 4. Demokrasi 1998-sekarang
dengan Sistem Demokrasi Pancasila ( Orde Reformasi) Demokrasi Pancasila Era Reformasi
berakar pada kekuatan multi partai yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan
antar lembaga Negara. Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan
pelaksanaannya dan perbaikan peraturanperaturan yang dianggap tidak demokratis,
meningkatkan peran lembagalembaga tinggi Negara dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan , dan
tata hubungan yag jelas antara lembaga-lembaga eksekutif , legislatif, dan yudikatif.
Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR-MPR hasil Pemilu
1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil presiden serta terbentuknya lembaga-
lembaga tinggi lainnya. Dalam perkembangannya, pemerintah fokus pada pembagian
kekuasaan antar Presiden dan Parpol dalam DPR, sehingga rakyat diabaikan.

Model demokasi Barat yang berkembang dewasa ini dan banyak dipuji orang,
bukanlah suatu prestasi politik yang datang tibatiba. Kondisi itu merupakan resultan dari
proses sejarah yang teramat panjang. Untuk sampai pada pelembagaan etika politik yang
lebih beradab itu saja, sudah jutaan jiwa manusia yang menjadi ongkosnya. Begitu pula
dengan kemerdekaan bangsa Indonesia yang tidak diperoleh secara gratis, melainkan
harus dijemput dengan perjuangan untuk survive dan bangkit melawan imprialisme Barat
yang mengaku sebagai bangsa yang beradab itu.

Pengalaman bangsa Indonesia relatif masih miskin dalam mewujudkan sistem


demokrasi yang merupakan ciri utama masyarakat Indonesia. Ibarat lahan perkebunan,
wacana dan ladang perpolitkan di Indonesia sampai saat ini masih dalam proses simbiose
kimiawi antara bibit demokrasi liberal yang di impor dari Barat dengan lahan kultural
Indonesia yang dahulunya subur bagi pohon feodalisme.

Berbeda dari tanaman nabati yang bersifat obyektif dan tumbuh linear mengikuti
kaidah alam, dunia politik adalah dunia intersubyektif yang menyimpan berbagai
kemungkinan yang sulit diramalkan, karena subyek dan obyeknya sama-sama manusia yng
masing-masing memiliki ambisi, kehendak dan kebebasan. Dalam suat masyarakat yang
sistem dan kultur demokrasinya telah mapan, tidaklah sulit membaca perkembangan dan
arah politik yang hendak dituju dari pemilu ke pemilu, karena setiap partai yang berkuasa
akan terikat oleh janji, program dan mekanisme kerja yang ditawarkan kepada rakyat
selama kampanye. Tetapi bagi Negara-negara yang masih berkembang seperti Indonesia
yang sebelumnya hidup dibawah kekuasaan raja ataupun penjajah selama ratusan tahun,
mental dan lahan kulturalnya lebih kondusif bagi lahirnya kepemimpinan yang berpusat
pada figur personal, bukannya sebuah sistem politik nasional yang bersifat impersonal.

Dalam kontek Indonesia, tentu saja sejak awal kelahirannya para pemimpin bangsa
telah berusaha meletakkan dasar-dasar birokrasi kenegaraan modern. Hanya saja, Ibarat
benih pohon tadi, ketika institusi formal tidak memperoleh dukungan lahan kultural yang
gembur dan cocok, maka kita harus bekerja keras untuk menghancurkan bebatuan dan
cadas yang ada, agar akar bibit demokrasi bisa meresap dan tertanam kukuh, yang pada
gilirannya bisa menyangga pohon demokrasi dengan daun dan buahnya yang rindang,
tempat rakyat bernaung.

Secara faktual, gagasan tentang demokrasi bermula dari negara-negara Barat,


khususnya Inggris, Amerika dan Prancis. Akar ideologi demokrasi Barat adalah
Liberalisme, Menurut Ali Mudhafir (2008:47) Liberalisme merupakan aliran Filsafat yang
mempertahankan kebebasan perseorangan terhadap kekuasaan yang hendak berlaku
secara mutlak. Kebebasan ini mencakup bidang agama,ekonomi dan politik. Liberalisme
kemudian menjadi moralitas tertinggi bagi kemajuan bersama, yaitu kebebasan individu
dalam kehidupan bernegara. Yang kemudian melahirkan nasionalisme dan demokrasi
dalam kehidupan politik, melahirkan tatanan kapitalis dengan semboyan Laisser Faire,
laisser passer le monde va de luimeme (produksi bebas, perdagangan bebas, hukum kodrat
akan menyelenggarakan harmaoni dunia) dibidang ekonomi, dan kebebasan beragama
dengn sekularisme.

Terhadap pemahaman demokrasi Barat ini, Hatta (2010:14) mengatakan bahwa


kebebasan individu ini nantinya mengakibatkan ketidakadilan dalam masyarakat, karena
kedaulatan hanya berpusat pada para pemilik modal, kritik selajutnya dapat kita abaca
sebagai berikut : “Jadinya, demokrasi Barat yang dilahirkan oleh Revolusi Prancis tiada
membawa kemerdekaan rakyat yang sebenarnya, melainkan menimbulkan kekuasaan
kapitalisme, sebab itu demokrasi politik saja tidaklah cukup untuk mencapai demokrasi
yang sebenarnya yaitu kedaulatan rakyat. Haruslah ada pula kedaulatan ekonomi, yang
memakai dasar, bahwa segala penghasilan yang mengenal penghidupan orang banyak
harus berlaku dibawah tanggungan orang banyak juga.” Dari kutipan diatas dapat
disimpulkan bahwa demokrasi Barat hanya memberikan kedaulatan kaum pemodal, Hatta
menambahkan, demokrasikapitalis inilah yang harus ditolak dan tidak cocok untuk
Indonesia. Sebaliknya, demokrasi modern yang berbasis pada nasionalisme religius adalah
bentuk demokrasi yang dicita-citakan bangsa Indonesia yang Kemudian merupakan cikal
bakal lahirnya Demokrasi Pancasila.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
mengenai konsepsi dan paktek demokrasi Pancasila adalah :Bagaimanakah Konsep dan
Praktek Demokrasi Pancasila diterapkan di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi Pancasila


Demokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa mengisi perbincangan
berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat bahwa masyarakat kelas elit
seperti kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan, took masyarakat, aktivitas
lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan, maha siswa dan kaum professional
lainnya. Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari Yunani
yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang
berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau “demos-cratos”
(demokrasi) adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan
oleh rakyat. Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu: 1. Josefh A.
Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan dengan cara perjuangan komperatif atas suara rakyat. 2. Sidney Hook
dekrasi adalah bentuk pemerintahab dimana keputusan-keputusan pemerintahan
yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. 3. Philippe C. Schmitter
dan Terry Lynn Karl demokrasi merupakan suatu system pemerintahan dimana
pemerintahan dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka diwilayah
public oleh warga Negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi
dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih. 1 Jadi demokrasi
adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara.2 B. Komponen
Komponen Penegak Demokrasi Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan
komponen-komponen yang mengawantahkan tegaknya demokrasi antara lain: 1.
Negara Hukum Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara
memberikan perlindungan hukum bagi warga Negara melalui pelembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia.
Istilah hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan UUD 1945 bahwa
“Negara Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum dan bukan
berdasarkan atas kekuasaan belaka”. Adapun cirri-ciri sebagai berikut: a Adanya
perlindungan HAM b Adannya supremasi hukum dan penyelenggaraan pemerintah.
c Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara. d Adanya lembaga peradilan yang
bebas dan mandiri. 2. Masyarakat Madani Masyarakat madani dengan cirinya
sebagai masyarakat terbuka, masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan
tekanan Negara, masrakat yang berpartisipasi aktif sertamasyarakat egaliter
merupakan bagian yang integral dalam menegakkan demokrasi. Selain itu
masyarakat madani merupakan elemen yang signifikan dalam membangun
demokrasi sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo wignyosoebroto, Adi
Suryadi Culla, Muhammad AS. Hikam, Ryaas Rasyid, Samsuddin Haris sebagai
prasyarat demokrasi. Sebab salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah
terciptanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam prosesproses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh Negara atau pemerintahan. 3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan, dan
kelompok penrkanan. Partai politik adalah struktur kelembagaan politik yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama yaitu
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam mewujudkan
kebijakan-kebijakannya. Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok
gerakan dan kelompok penekanan merupakan perwujutan adanya kebebasan
berorganisasi, kebebasan menyampaokan pendapat dan melakukan oposisi
terhadap Negara dan pemeruntahan. 4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Sebagai institusi penegak demokrasi, pres mempunyai peran yang sangat strategis.
Salah satu peranan strategis pres adalah sebagai penyedia informasi bagi
masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan
maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai
berikut:
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan
gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang
mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran,
kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan
berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh
rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi
harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan
dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.
B. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila
1. Kebebasan atau persamaan (Freedom/Equality)
Kebebasan / persamaan adalah dasar demokrasi.Kebebasan dianggap
sebagai sarana mencapai kemajuan dan memberikan hasil maksimal dari
usaha orang tanpa pembatasan dari penguasa.Dengan prinsip persamaan
semua orang dianggap sama,tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh akses
dan kesempatan bersama untuk mengembangkan diri sesuai dengan
potensinya. Kebebasan yang dikandung dalam demokrasi Pancasila ini tidak
berarti Free Fight Liberalism yang tumbuh di Barat, tapi kebebasan yang
tidak mengganggu hak dan kebebasan orang lain.
2. Kedaulatan Rakyat (people’s Sovereignty)
Dengan konsep kedaulatan rakyat,hakikat kebijakan yang dibuat
adalah kehendak rakyat dan untuk kepentingan rakyat.Mekanisme semacam
ini akan mencapai dua hal.Pertama.kecil kemungkinan terjadinya penyalah
gunaan kekuasaan,sedangkan kedua,terjaminnya kepentingan rakyat dalam
tugas-tugas pemerintahan.Perwujudan lain konsep kedaulatan adalah
pengawas oleh rakyat.Pengawasan dilakukan karena demokrasi tidak
mempercayai kebaikan hati penguasa.
3. Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab
a) Dewan Perwakilan Rakyat yang representatip.
b) Badan kehakiman / peradilan yang bebas dan merdeka.l 198-
c) Pers yang bebas
d) Prinsip Negara hukum
e) Sistem dwi partai atau multi partai.
f) Pemilihan umum yang demokratis
g) Prinsip mayoritas.
h) Jaminan akan hak-hak dasar dan hak-hak minoritas

Dinegara kita, prinsip-prinsip demokrasi telah disusun sesuai dengan


nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat, meski harus dikatakan baru
sebatas demokrasi prosedural, dalam proses pengambilan keputusan lebih
mengedepan voting ketimbang musyawarah untuk mufakat, yang sejatinya
merupakan azas asli demokrasi Indonesia. Praktek demokrasi ini tanpa
dilandasi mental state yang berakar dari nilai-nilai luhur bangsa merupakan
gerakan omong kosong belaka.

Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut : 1.


Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power) Untuk timbulnya iklim dan
budaya demokratis, kekuasaan (power) dipisahkan atau dibagi-bagi antara
pembuatan undang-undang dengan pelaksanaan undang-undang, agar
terjadi pengawasan atau control ( checking power with power ) 2. Adanya
pemilihan umum yang bebas ( general election ) Untuk terpilihnya
pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat atau anggota-anggota
perwakilan yang akan mewakili suara rakyat itu sendiri diperlukan
pemilihan umum yang jujur adil, bebas, dan demokratis dilakukan oleh
lembaga independen. 3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
Untuk tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan otoriter , perlu
keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut terwujud
bila manajemen pemerintahan dilakukan secara transparan , menerapkan
akuntabilitas public. 4. Adanya kebebasan individu Untuk membuktikan
bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap lapisan masyarakat mesti
memilki kebebasan berbicara, beribadah, dan kebebasan mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Apabila mahasiswa, wartawan,
aktivis partai resmi yang bersuara lantang lalu diciduk , hal ini sama sekali
tidak demokratis. 5. Adanya peradilan bebas Untuk tidak ikut campurnya
aparat pemerintah ( dalam arti sempit) dalam peradilan umum dan
penegakan hukum , maka aparat pengadilan harus bebas dari pengaruh
eksekutif , sehingga keluarga pejabat pemerintah itu sendiri dapat diproses
di pengadilan dan dapat diputuskan hukumannya dengan adil. 6. Adanya
pengakuan hak minoritas Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok
minoritas , mesti ada pengakuan baik terhadap agama yang minoritas
penganutnya atau terhadap golongan ekonomi lemah seperti pedagang kaki
lima. 7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum4 Untuk tidak
timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka ( machtsstaat), maka
hukum di tempatkan pada rujukan tertinggi. Dengan demikian warga Negara
sama kedudukannya di depan hukum dan lembaga peradilan. 8. Adanya pers
yang bebas Secara konseptual kebebasan pers akan mememunculkan
pemerintahan yang cerdas, bersih, dan bijaksana. Untuk menjamin tegaknya
demokrasi, per situ sendiri harus bebas menyuarakan hati nurani rakyat,
baik penyampaian kritik terhadap kebijakan dan pelaksanaan pemerintah
maupun terhadap diri seorang pejabat public juga dalam penyampaian
informasi pembangunan lainnya. Informasi yang disampaikan pers
hendaknya didukung oleh akurasi data.5 9. Adanya multi partai politik Untuk
tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik partai politik, system
demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai politik bebas dan
mengemukakan dan mengartikulasikan kepentingan masyarakat untuk
disampaikan kepada Negara atau pemerintahan. Dalam alam demokrasi,
partai politik berkompetisi dalam pemilu untuk mendapat dukungan
mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang mendapat suara dan dukungan
mayoritas dan ada yang mendapat dukungan minoritas. Partai politik yang
mendapat dukungan mayoritas berkesempatan memimpin pemerintahan ,
sedangkan partai politik yang mendapat dukungan minoritas berada dalam
parlemen atau diluar parlemen sebagai kelompok oposisi ( penyeimbang )
pemerintah, sehingga akan timbul check and balance. 10. Adanya
musyawarah Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti timbulnya
protes dan demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan
dengan musyawarah atau negoisasi (syur), bukan dengan penekanan dan
intimidasi apalagi dengan kekerasan senjata. Dengan demikian dalam system
demokrasi konflik baik vertical mupun konflik horizontal bukan sesuatu
yang menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan dengan
damai. 11. Adanya persetujuan parlemen Untuk menjalankan roda
pemerintahan, pihak eksekutif terutama pengambilan keputusan dan
kebijakan yang menyangkut kepentingan orang banyak, dalam Negara
demokrasi dibutuhkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak legislative dan
refresentasi rakyat. Sehingga segala kebijakan dan keputusan eksekutif dapat
dikontrol oleh pihak legislative. 12. Adanya pemerintah yang konstituonal
Untuk tidak timbulnya Negara yang bersifat absolutism, yaitu kekuasaan
yang tidak terbatas, maka pemerintah harus berdasarkan atas system
konstitusi ( hukum dasar ). Karena konstitusi sebagai aturan dasar dalam
penyelenggaraan Negara. 13. Adanya ketentuan pendukung tentang system
demokrasi Untuk terciptanya system demokratis dalam kehidupan
kenegaraan, diperlukan adanya ketentuan tentang pendemokrasian yaitu
UndangUndang Dasar suatu Negara mesti tercantumkan secara tertulis
,bahwa kedaulatannya berada di tangan rakyat. 14. Adanya pengawasan
terhadap administrasi public Untuk terciptanya manajemen dan organisasi
pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan ( accountable ) dalam
mencapai tujuan nasional yaitu kesejahteraan masyarakat seutuhnya dan
kemerdekaan secara damai, mutlak dibutuhkan adanya pengawasan
terhadap jalannya danpengaturan administrasi public itu sendiri.

C. Macam-Macam Demokrasi
1. Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
a) Demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang
mengikutsertakan seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan
negara.
b) Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem demokrasi yang
digunakan untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui
perwakilan parlemen.

2. Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara.


a) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan sistem
demokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk menjabat
diparlemen namun tetap di kontrol oleh referendum.
b) Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem
demokrasi yang didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan
eksekutif dengan badan legislatif.
c) Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan
merupakan sistem demokrasi dimana kedudukan antara eksekutif
dengan legislatif tepisah, sehingga keduanya tidak berkaitan secara
langsung seperti sistem parlemen.
d) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiiatif rakyat
merupakan sistem demokrasi gabungan dari demokrasi
perwakilan/tidak langsung dan demokrasi secara langsung
3. Berdasarkan prinsip ideology
a) Demokrasi liberal berdasarkan atas hak individu suatu negara yang
menekankan suatu kebebsan setiap individu dan sering mengabaikan
kepentingan umum.
b) Demokrasi rakyat berdasarkan atas hak pemerintah dalam suatu
negara yang didasari dri paham sosialisme dan komunisme yang
mementingkan kepentingan negara dan kepentingan umum.
c) Demokrasi pancasila yang bersumber dari tata nilai sosial dan budaya
bangsa indonesia dengan berdasarkan musyawarah dan mufakatyang
mengutamakan kepentingan umum.

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DI INDONESIA Untuk dapat melaksanakan


demokrasi dengan baik, terlebih dahulu rakyat, terutama pada pelaksana
kekuasaan, harus mengetahui dan memahami dengan baik prinsip-
prinsip demokrasi yaitu sebagai berikut: 1. Pemilik negara adalah rakyat,
sehingga otoritas rakyatlah yang memiliki kekuaasaan tertinggi. Oleh
sebab itu, setiap warga negara memiliki hak untuk turut serta memilih
wakil-wakil rakyat yang akan mewakilinya dalam memegang kekuasaan
tertinggi, dan juga memiliki hak untuk bisa dipilih bagi jabatan tersebut
atau jabatan dibidang kekuasaan lainnya. 2. Orang-orang yang mewakili
rakyat untuk memegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara, dengan
status suatu anggota suatu lembaga kekuasaan tertinggi yang lajim
disebut parlemen (lembaga legislatif), haruslah dipilih melalui suatu
pemilihan umum yang diadakan setiap lima tahun sekali. 3. Tidak boleh
ada pengistimewaan kepada seseorang ataupun kepada golongan atau
partai tertentu. Diantaranya tidak boleh ada pemilikan istimewa pada
jabatan apapun karena adanya ketetapan UUD atau UU walau dengan
lasan apapun

4. Harus ada UU yang mengatur tentang struktur organisasi kekuasan


dalam negara dan mekanisme pelaksanaan kerjanya. D. CIRI-CIRI
DEMOKRASI Kata “demokrasi” seiring waktu memiliki sangat banyak
pengertian. Namun, diantara banyaknya pengertian yang berbeda
terdapat juga sejumlah persamaan penting yang menunjukkan
unuversalitas konsep demokrasi berdasarkan kriteria-kriteria yang
menjadi cerminan perwujudan konsep tersebut. Hendry B. Mayo,
misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama yang harus diperhatikan
untuk menilai apakah suatu masyarakat bersifat demokratis atau tidak,
yaitu:2 1. Adanya penyelesaian perselisihan dengan damai dan suka rela.
2. Adanya jaminan bagi terjadinya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah. 3. Adanya pergantian penguasa
yangberlangsung secara teratur. 4. Adanya pembatasan atas pemakaian
kekerasan cara minimum. 5. Adanya pengakuan dan penghormatan atas
keanekaragaman 6. Adanya jaminan penegakan keadilan. 7. Adanya
upaya memajukan ilmu pengetahuan. 8. Adanya pengakuan dan
penghormatan terhadap kebebasan. E. UNSUR-UNSUR PENDUKUNG
TEGAKNYA DEMOKRASI Tegaknya demokrasi sebagai tatanan kehidupan
kenegaraan sangat tergantung pada unsur-unsur penopang tegaknya
deemokrasi itu sendiri. Beberapa unsur penting tersebut antara lain: 1.
Negara hukum Negara hukum adalah negara yang memberikan
perlindungan hukum bagi warga negara melalui kelembagaan peradilan
yang bebas dan tidak memihak serta adanya penjaminan HAM. 2.
Masyarakat madani Masyarakat madani yakni sebuah masyarakat dengan
ciri-ciri terbuka, egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan negara, serta
berpartisifasi aktif dalam menegakkan demokrasi. 3. Aliansi kelompok
strategis Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya
demokrasi adalah adanya aliansi kelompok strategis yang terdiri dari
partai politik, kelompok gerakan dan kelompok penekan atau kelompok
kepentingan termasuk di dalamnya pres yang bebas dan bertanggung
jawab.

D. Unsur-Unsur Demokrasi

Beberapa Unsur demokrasi yang dikemukakan oleh para Ahli adalah sebagai
berikut:

1) Menurut Sargen,Lyman Tower(1987), yaitu keterlibatan rakyat dalam


mengambil keputusan politik,tingkat persamaan hak antar manusia, tingkat
kebebasan dan kemerdekaan yang di miliki oleh warga Negara, system
perwakilan dan system pemilihan ketentuan manyoritas.
2) Munurut AfanGaffar (1999), Yaitu akuntabilitas, rotasi kekuasaan, rekruitmen
politik yang terbuka, pemilihan umum, dan hak-hak dasar.
3) Menurut Merriam Budiardjo (1977), perlunya dibentuk lembaga-lembaga
demoktasi untuk melaksanakan nilai-nilai demoktasi, yaitu pemerintahan yang
bertanggung jawab, Dewan Perwakilan Rakyat, organisasi politik, pers dan
media massa, serta peradilan yang bebas.
4) Menurut Frans Magnis Suseno (1997). menyebutkan ada lima gugus ciri hakiki
Negara demokrasi. Kelima gugus demokrasi tersebut adalh Negara hokum,
pemerintahan dibawah control nyata masyarakat, pemilihan umum yang bebas,
prinsip manyoritas dan adanya jaminan terhadap hak-hak demokrasi.
E. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia
Demokrasi merupakan suatu jalan untuk melakukan perubahan atas apa
yang terjadi di masa lampau, mengembalikan hak menentukan peminpin kepada
rakya, penguasa di bawah pengawasan rakyat. Dalamm sejarah ketatanan republik
indonesia yang telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi
mengalami fluktuasi (pasang surut). Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa
indonesia adalah bagaimana upaya meningkatkan kehidupan ekonomi dan
membangun kehidupan sosial politik yang demokratisndalam masyarakat yang
plural.
Konsep demokrasi pancasila digali dari nilai masyarakat asli Indonesia
dengan nilai-nilai yang melekat kepadanya, seperti desa demokrasi, rapat
kolektivisme, musyawarah, mupakat, tolongmenolong dan istilah-istilah lain yang
berkaitan dengan itu. Tujuannya, memberikan pendasaran emperis sosiologis
tentang konsep demokrasi yang sesuai dengan sifat kehidupan masyarakat asli
Indonesia, bukan sesuatu yang asing yang bersal dari barat dan dipaksakan pada
realitas kehidupan bangsa Indonesia.
Masyarakat asli yang dimaksudkan disini adalah bentuk kehidupan
masyarakat yang sudah berlangsung dipulau-pulau di nusantara sejak berabad-abad
yang lalu dan yang tersusun dari satuan-satuan kehidupan yang terkecil yang
berbeda-beda seperti desa di jawa, nagari di Sumatra barat, pekon dilampung atau
subak di bali. Masyarakat asli ini memiliki seperangkat nilai mental dan moral yang
bersifat homogen, struktural dan kolektif, yang kesemuanya memiliki sistem budaya
sendiri dan berlangsung secara demokratis, yaitu demokrasi secara langsung
sebagaimana terdapat dinegara-negara kota di yunani kuno 25 abad yang lalu.
Proses metamorphosis niali-nilai demokrasi yang digali dari kearifan budaya
Indonesia tersebut mengalami beberapa prioderisasi dalam proses
implementasinya sebagai suatu keniscayaan, dan tahapan tersebut dapat dilihat
dalam uraian berikut ini.
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam lima priode :
1) 1. Pelaksanaan demokrasi masa revolusi 1945-1950.
2) Pelaksanaan demokrasi masa orde lama.
a) Masa demokrasi liberal 1950-1959.
b) Masa demokrasi terpimpim tahun 1959-1965.
3) Pealaksanaan demokrasi masa orde baru tahun 1966-1998.
4) Pelaksanaan demokrasi masa transisi tahun 1998-1999.
5) Pelaksanaan demokrasi masa reformasi tahun 1999 sampai sekarang.
F. Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi
Tahun 1945-1950 Indonesia masih berjuang mengghadapi belanda yang
ingin kembali ke Indonesia.Pada masa itu penyelenggaraan pemerintah dan
demokrasi Indonesia belum berjalan baik.Hal itu disebabkan masih adanya revolusi
fisik.Berdasarkan pada konstitusi Negara , yaitu UUD 1945, Indonesia adalah Negara
demokrasi yang berkedaulatan rakyat.Masa pemerintahan tahun 1945- 1950
mengindikasikan keinginan kuat dari para pemimpin Negara untuk membentuk
pemerintahan demokratis.
Untuk menghindari kesan bahwa Negara Indonesia adalah Negara absolute
maka dilakukan serangkaiaan Kebijakan untuk menciptakan pemerintahan
demokratis.
Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Maklumat pemerintah No. X tanggal 16 oktober 1945 tentang
perubahan fungsi KNIP menjadi Fungsi parlemen.
b) Maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 Mengenai
pembentukan partai politik.
c) Maklumat pemerintah tanggal 14 N0vember 1945 mengenai
perubahan cabinet ke cabinet parlementer.

Dengan kebijakan tersebut terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan di


Indonesia.Sistem pemerintahan berubah menjadi system pemerintahan
parlementer. Cita-cita dan proses demokrasi masa itu trhambat oleh revolusi fisik
menghadapi belanda dan pemberontakan PKI madiun tahun 1948.

BAB III
KESIMPULAN
Konsep demokrasi pancasila tidak bersumber dari paham individualisme yang
berkembang di barat meski tak bisa di tampik nilai-nilai liberal yang membentuk
demokrasi dibarat seperti kesetaraan hak warga Negara, kebebasan berpendapat sebagai
pilar demokrasi yang utama, berpengaruh kuat terhadap pengayaan demokrasi pancasila.
Demokrasi pancasila yang dimunculkan adalah demokrasi berdasarkan paham
kebersamaan dan kekeluargaan, substansi dari demokrasi model ini adalah sikap kritis
terhadap kebijakan penguasa, musyawarah untuk mencapai mupakat dalam pengambilan
keputusan politik dan kebiasaan tolong menolong atau gotong royong.
Praktek demokrasi pancasila di Indonesia itu bercorak pada nasionalisme religius
bukan kepada nasionalis sekuler. Hal ini dapat kita lihat pada sila pertama Pancasila yang
mengakomadasi nilai-nilai ketuhanan dalam ideologi Negara sebagai landasan dasar
berbangsa dan bernegara.
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat.Kata
“demokrasi” seiring waktu memiliki sangat banyak pengertian. Namun, diantara
banyaknya pengertian yang berbeda terdapat juga sejumlah persamaan penting yang
menunjukkan unuversalitas konsep demokrasi berdasarkan kriteria-kriteria yang menjadi
cerminan perwujudan konsep tersebut. Hendry B. Mayo, misalnya, mencatat setidaknya
ada 8 ciri utama yang harus diperhatikan untuk menilai apakah suatu masyarakat bersifat
demokratis atau tidak.
Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Demokrasi langsung
merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat dalam pengambilan
keputusan negara.Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem demokrasi yang digunakan
untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui perwakilan parlemen.Demokrasi
berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara.Demokrasi perwakilan dengan sistem
referendum merupakan sistem demokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk
menjabat diparlemen namun tetap di kontrol oleh referendum. Demokrasi perwakilan
dengan sistem parlementer merupakan sistem demokrasi yang didalamnya terdapat
hubungan kuat antara badan eksekutif dengan badan legislatif

DAFTAR PUSTAKA
Wikandaru Reno dkk, 2020, Pendidikan Kewarganegaraan (BMP);1-9/MKDU4111/3SKS/,
Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan-15437,
Banten-Indonesia, Universitas Terbuka.

Adian Donny Grahral, Demokrasi Substansial,Jakarta: Koekoesan, Jakarta,2010. Hidayat,


Komaruddin, Tragedi Raja Midas, Jakarta: Paramadina,2008. Asshiddiqie,
Jimly, Hukum Tatanegara dan Pilar-pilar Demokrasi, Jakarta: Sinar
Grafika,2011. Suleman, Zulfikri, Demokrasi Untuk Indonesia, Jakarta:
Kompas,2010. Nasution, Adnan Buyung. 2010. Demokrasi
Konstitusional.Jakarta: Kompas,2010. Mudhofir, Ali, Kamus Teori dan
Aliran Dalam Filsafat, Jakarta: Liberti,2008. Latif, Yudi, Negara Paripurna
(historis, rasionalitas, dan aktualitas pancasila). Jakarta: Kompas
Gramedia,2011.

Gianto, Pendidikan Filsafat Pancasila dan Kewarganegaraan, Sidoarjo:Uwais Inspirasi


Indonesia, 2019.

Lubis Maulana arafat, pembelajara PPKn di SD/MI, Medan: Akasha Sakti, 2018.

Nadrilun, mengenal lebih dekat demokrasi di Indonesia, jakarta Timur: PT Balai Pustaka,
2012.

Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan Demokrasi,
HAM & Masyrakat Madani, Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000

I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas Udayana press, 2017

Nurtjahyo, Hendra, Filsafat Demokrasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006

Subiakto, Henry, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, Jakarta : Kencana Prenada
media grup , 2012

Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI),


Yogyakarta: Samudra Biru, 2018

Anda mungkin juga menyukai