Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Dosen Pengampu :
YUNITA SOYFYAN,SH,MH

Nama : SANDY MIRANDA PRANATA

NIM : 2110241006

Mata Kuliah : KEWARGANEGARAAN

Jurusan : AGROEKOTEKNOLOGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata
kuliah Kewarganegaraan, yang berjudul “ PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA
”.

Dengan tulisan saya ini diharapkan ibu atau teman mahasiswa lainnya mampu untuk memahami
makna dari Perkembangan Demokrasi di Indonesia. Saya sadar tulisan ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Saya berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya,
terutama ibu selaku dosen dan teman mahasiswa lainnya, supaya kelak menjadi pribadi yang
berdemokrasi pancasila, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Penulis

Sandy Miranda Pranata


Abstract

Makna dan pengeertian demokrasi sepanjang sejarah pemerintahan Indonesia memberikan


makna khusus bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Ada banyak demokrasi paradoks atau
ironi demokrasi yang terjadi pada masa orde lama,orde baru dan reformasi.

Proses dan perkembangan demokrasi, akhrinya berhadap-hadapan dengan kepentingan


kekuasaan dalam konteks jebakan politik yang benar benar tidak demokrasi. Pemilihan umum
2004 dan pilkada langsung pada 2005 menjadi momentum dalam pelaksanaan demokrasi
pemerintah, juga tantangan bagi aktor politik dan masyarakat untuk mengangkat budaya dan
stuktural demokrasi. Omong-omong, demokrasi Indonesia masih menyisakan beberapa
pertanyaan, apakah kita mempersiapkan dan mampu mengembangkan demokrasi tanpa ironi dan
paradoks.

Kata kunci : paradoks demokrasi,pilkada,membangun demokrasi.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2
ABSTRAK …………......................................................................................................... 3
DAFTAR ISI..................................................................................................................….4
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................ 6
1.4 Manfaat penulisan...................................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................7
2.1. Pengertian demokrasi……………………..................................................................7
2.2. Katagori Demokrasi………………………………………………………………….7

2.2.1. Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan ………………………………………7

2.2.2. Demokrasi Sebagai Sistem Politik ………………………………………………8

2.2.3. Demokrasi Sebagai Sikap Hidup …………………………………………………10

2.3. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi………………………………………………………….10

BAB III.PEMBAHASAN………………………………………………………………….11

3.1 Prinsip-Prinsip Demokrasi dan Indikator Demokrasi …………………………….11

3.1.1 Prinsip-Prinsip Demokrasi ……………………………………………………….11

3.2 Perjalanan Demokrasi di Indonesia…………………………………………………13

3.2.1 Ide Demokrasi Pendiri Negara …………………………………………………..13

3.2.2 Praktik Demokrasi di Indonesia …………………………………………………14

BAB IV SIMPULAN……………………………………………………………………….15

4.1. SIMPULAN…………………………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era ini, hampir seluruh warga di dunia mengaku menjadi penganut paham demokrasi.
Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda dan satu negara ke negara lain.
Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia. Diterimanya konsep demokrasi
disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa konsep ini merupakan tata pemerintahan yang paling
unggul, karena demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan
negara itu dikelola oleh rakyat, dan rakyat dan untuk rakyat.

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah.
Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha untuk membangun
sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada tahun 1945.
Sejak merdeka, perjalanan demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut. Sehingga pada awal
kemerdekaan Indonesia berbagai hal yang berhubungan dengan negara masyarakat di atur di
dalam UUT) 1945.

Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang melindungi bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum. mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang
melandasi kehidupan negara yang demokratis.

Landasan tentang demokrasi telah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Batang
Tubuh UUD 1945. Seluruh pernyataan dalam UUD 1945 dilandasi oleh jiwa dan semangat
demokrasi. Penyusunan naskah UUD 1945 itu sendiri juga dilakukan secara demokratis. UTJT)
1945 merangkum semua golongan dan kepentingan dalam masyarakat Indonesia. Dengan
demikian, demokrasi bagi bangsa Indonesia adalah konsep yang tidak dapat dipisahkan. Budaya
demokrasi di Indonesia perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta hendaknya mengacu kepada akar budaya nasionalisme yang memiliki nilai
gotong royong atau kebersamaan dan mementingkan kepentingan umum.
1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimkana Prinsip-prinsip Demokrasi dan Indikator Demokrasi di Indonesia?

b. Bagaimana Perjalanan Demokrasi di Indonesia?

c.Apa itu demokrasi?

d.Kenapa demokrasi itu harus ada?

e.Apa saja bagian-bagian demokrasi yang ada di indonesia

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk Mengetahui prinsip-prinsip Demokrasi dan indikator demokrasi di Indonesia

b. Untuk Mengetahui perjalanan demokrasi di Indonesia

c.Untuk mengetahui pengertian dari demokrasi

d.Untuk menjelaskan kenapa demokrasi bisa ada

e.Untuk mengetahui bagian-bagian dari demokrasi yang ada di indonesia

1.4. Mafaat Penulisan

a. Manfaat Akademik Manfaat ini dapat mengaplikasikan konsep-konsep yang di dapat dalam
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

b. Manfaat Praktis Manfaat praktis ini dapat berguna bagi pengajar mata kuliah Pancasila dan
Kewargaan Negara supaya lebih mengerti apa itu Pancasila dan kewarganegaraan
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Demokrasi

Istilah demokrasi (democracy) berasal dan Bahasa Yunani yakni demos dan kratos/cratein.
Demos berarti rakyat dan cratein berarti pemerintahan. Jadi demokrasi adalah pemerintahan
rakyat. Menurut Abraham Lincoln mengatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan dan
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Demokrasi adalah suatu system politik yang diyakini oleh masyarakat dunia sebagai yang
terbaik untuk mencapai tujuan bernegara. Demokrasi telah menggantikan beberapa system
politik non-demokrsi yang dianggap gagal pada saat itu, seperti totalitarian, otoritarian, monarki
absolut, rezim militer dan kediktatoran. Berkembangnya waktu, demokrasi beserta prinsip-
prinsip yang menyertainya mengalami perkembangan, pembaharuan, dan pengujian yang terus
menerus. Demokrasi juga mengalami pasang surut bahkan terdapat pekembangan menarik
hamper semua negara jajahan yang merdeka setelah Perang Dunia II bergeser dan system
demokrasi menuju non-demokrasi (Samuel Huntington, 1992: 80). Kriteria dan prinsip-prinsip
demokrasi adalah suatu gejala kontinum, dimana semakin banyak prinsip yang dijalankan maka
semakin demokratis negara tersebut.

Sebaliknya semakin banyak prinsip ditinggalkan maka semakin tidak demokratis negara
tersebut. Berdasarkan banyak literature yang ada, diyakini bahwa demokrasi berasal dan
pengalaman bernegara orang-orang Yunani Kuno, tepatnya di negara kota (polis) Athena tahun
500 SM. Dan berbagai perkembangan, bentuk pemerintahan barunya disebut demokratia yang
dikemukakan oleh sejarawan Herodotus (490-420 SM).

System demokratia Athena akhirnya diambil alih oleh banyak polis lain di Yunani, hingga saat
itu hancur dan demokrasi Yunani diangap bilang dan muka bumi. Selanjutnya Eropa memasuki
abad kegelapan. Demokrasi mulai berkembang lagi di Eropa setelah kemunculan konsep nation
state pada abad ke- 1 7. Setelah itu berkembang juga ide sekulerisasi dan kedaulatan rakyat.
Yang dengan berdasarkan sejarah kita bisa mengetahui adanya demokrasi yang berkembang di
Yunani yaitu demokrasi kuno dan demokrasi yang berkembang di Eropa Barat dikenal sebagai
demokrasi modern.

2.2 .Katagori Demokrasi

2.2.1.Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan

Merupakan pengertian awal yang dikemukakan para ahli dan tokoh sejarah, dimana didalamnya
menyatakan bahwa bentuk pemerintahan yang baik itu ada 3 yakni Monarki, Aristokrasi, dan
Demokrasi. Jadi demokrasi adalah salah satu dan bentuk pemerintahan. Dan demokrasi sendiri
adalah suatu bentuk pemerintahan dimana pemerintah itu dipegang oleh rakyat, dijalankan untuk
kepentingan rakyat banyak.

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi
dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak. Aristokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
yang dipegang oleh sekelompok orang yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat
banyak. Ketiganya bisa berubah menjadi bentuk pemerintahan yang buruk. Tirani yaitu suatu
bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi clan dijalankan
untuk kepentingan pribadi. Oligarki adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh
sekelompok dan dijalankan untuk kelompok sendiri. Sedangkan Mobokrasi/Okhlokrasi adalah
suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat, tetapi rakyat tidak tau apa apa, rakyat
tidak berpendidikan, dan rakyat tidak paham tentang pemerintahan.

Adanya keburukan ini akhirnya pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan
rakyat banyak. Ajaran yang sejalan dengan pendapat Plato yakni Lingkaran Pollybius, yaitu
bentuk pemerintahan yang mengalami perputaran dan yang awalnya baik menjadi buruk,
menjadi baik kembali dan seterusnya. Sidney Hook mengatakan demokrasi adalah bentuk
pemerintahan di mana keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas kepada rakyat dewasa.
Menurut International Commission For Jurist demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
dimana hak untuk membuat keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-
wakil yang dipilih oleh mereka yang bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses
pemilihan yang bebas. Georg Sorense secara lugas menyatakan demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan oleh rakyat.

2.2.2. Demokrasi Sebagai Sistem Politik

Bentuk pemerintahannya bukan lagi demokrasi, oligarki, monarki atau lainnya, melainnkan
lebih menganut pada pendapat Nicollo Machiavelli (1467-1 527). Yang menyatakan bahwa
negara (Lo Stato) dalam hal ini merupakan hal yang pokok (Genus) sedang spesiesnya adalah
Republik dan Monarki. Monarki adalah bentuk pemerintahan bersifat kerajaan. Pemimpin negara
umumnya bergelar raja, ram, kaisar, atau sultan.

Dalam pengangkatan atau penunjukkan pemimpin negara lebih pada berdasarkan keturunan
atau pewarisan. Sedangkan Republik adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang
presiden atau perdana menteri. Penunjukkan pemimpin negara berdasarkan pemilihan. Heriry B
Mayo sendiri menyatakan bahwa system politik demokrasi adalah system yang menunjukkan
bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Samuel
Huntington menyatakan bahwa system politik di dunia ini ada dua yakni sistem politik
Demokrasi dimana para pembuat keputusan kolektif yang paling yang paling kuat dalam system
itu dipilih melalui pemilihan yang jurdil. Disini para calon bebas bersaing untuk memperoleh
suara dan semua penduduk berhak memberikan suara. Dan system politik non demokrasi
meliputi system tataliter, otoritar, absolut, rezirn militer, system komunis, dan system partai
tunggal. Carter dan Herz menggolongkan macam- macam system politik didasarkan pada kriteria
siapa yang memerintah dan ruang lingkup jangkauan kewenangan pemerintah. Apabila pihak
yang memerintah terdiri atas beberapa orang atau kelompok kecil orang maka system politik mi
disebut “Pemerintahan dan atas” atau lebih tegas lagi disebut oligarki, otoriter, atau aristokrasi.
Apabila pihak yang memerintah terdiri dan banyak orang, maka system politik ini disebut
demokrasi.

Kemudian apabila kewenangan pemerintah pada prinsipnya mencakup segala sesuatu yang ada
dalam masyarakat maka rezim ini disebut Totaliter. Sedangkan apabila pemerintah memiliki
kewenangan yang terbatas, membiarkan masyarakat mengatur dirinya sendiri tanpa campur
tangan dan pemerintah dan kehidupan masyarakat dijamin dengan tata hukum yang disepakati
bersama maka rezim ini disebut Liberal. Arief Budiman berpendapat bahwa ada dua kutup
variasi system politik yaitu system politik yang i=otoriter dan system politik yang demokrasi.
Dan Sukarna mengemukakan adanya beberapa prinsip dan demokrasi dan prinsip-prinsip dari
otorian atau kediktatoran. Adapun prinsip-prinsip dan system politik demokrasi adalah sebagai
berikut:

a. Pembagian kekuasaan: kekuasaan eksekutif, legislative, yudikatif berada pada badan yang
berbeda.

b. Pemerintahan konstitusional

c. Pemerintahan berdasarkan hokum d. Pemerintahan mayoritas

e. Pemerintahan dengan diskusi

f. Pemilihan umum yang bebas

g. Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya

h. Management yang terbuka

i. Pers yang bebas j. Pengakuan terhadap hak-hak minoritas

k. Perlindungan terhadap hak asasi manusia

l. Peradilan yang bebas dan tidak memihak

m. Pengawasan terhadap administrasi negara

n. Penempatan pejabat pemerintahan dengan Merit system bukan poil system.


Prinsip kediktatoran yang berlaku pada system politik otoritar atau toteliter, yang disebut
prinsip non demokrasi adalah sebagai berikut:

a. Pemusatan kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif menjadi satu, dimana dipegang dan
dijalankan oleh satu lembaga saja.

b. Pemerintahan tidak berdasar konstitusional yaitu pemerintahan dijalankan berdasarkan


kekuasaan. Konstitusinya memberi kekuasaan yang besar pada negara pemerintah.

c. Prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi kekuasaan dan ketidaksamaan di
depan hukum.

d. Menekan dan tidak mengikuti hak minoritas warga negara

e. Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan penggunaan paksaan.

f. Prinsip dogmatism dan banyak berlaku doktrin

2.2.3.Demokrasi Sebagai Sikap Hidup

Demokrasi tidak cukup berjalan di tingkat kenegaraan, tetapi demokrasi juga memerlukan sikap
hidup demokrasi yang tumbuh dalam din penyelenggara negara maupun warga negara pada
umumnya. Demokrasi memerlukan perangkat enduing yakni budaya yang kondusif sebagai mind
set dan setting social dan bentuk konkrit dan manifestasi tersebut adalah dijadikannya demokrasi
sebagai pandangan hidup (Budaya Politik).

John Dewey menyatakan ide pokok demokrasi yaitu pandangan hidup yang dicerminkan
dengan perlunya partisipasi dan setiap warga yang sudah dewasa dalam membentuk nilai-nilai
yang mengatur kehidupan. Menurut Padmo Wahyono demokrasi adalah suatu pola kehidupan
masyarakat yang sesuai dengan keinginan ataupun pandangan hidup manusia yang berkelompok.
Demokrasi Indonesia dalam arti pandangan hidup adalah demokrasi sebagai falsafah hidup
bermsyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.3. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi

1. Memiliki Perwakilan Rakyat


Indonesia memiliki lembaga legislatif bernama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang telah
dipilih melalui pemilihan umum. Sehingga urusan negara, kekuasaan dan kedaulatan rakyat
kemudian diwakilkan melalui anggota DPR ini.

2. Keputusan Berlandaskan Aspirasi dan Kepentingan Warga Negara


Seluruh Keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah berlandaskan kepada aspirasi dan
kepentingan warga negaranya, dan bukan semata-mata kepentingan pribadi atau kelompok
belaka. Hal ini sekaligus mencegah praktek korupsi yang merajalela.
3. Menerapkan Ciri Konstitusional
Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau kekuasaan rakyat. Dimana hal tersebut juga
tercantum dalam penetapan hukum atau undang-undang. Hukum yang tercipta pun harus
diterapkan dengan seadil-adilnya.

4. Menyelenggarakan Pemilihan Umum


Pesta rakyat harus digelar secara berkala hingga kemudian terpilih perwakilan atau pemimpin
untuk menjalankan roda pemerintahan.

5. Terdapat Sistem Kepartaian


Partai adalah sarana atau media untuk melaksanakan sistem demokrasi. Dengan adanya partai,
rakyat juga dapat dipilih sebagai wakil rakyat yang berfungsi menjadi penerus aspirasi.
Tujuannya tentu saja agar pemerintah dapat mewujudkan keinginan rakyat.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Prinsip-Prinsip Demokrasi dan Indikator Demokrasi

3.1.1 Prinsip-Prinsip Demokrasi

Pendapat yang dikemukakan oleh Maswadi Rauf (1997: 14) bahwa demokrasi itu memiliki dua
prinsip utama demokrasi yakni kebebasan/persamaan (freedom/equality) dan kedaulatan rakyat
(people’s sovereignty).

a. Kebebasan / Persamaan (freedom/equality)

Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai sarana
mencapai kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dan usaha orang tanpa adanya
pembatasan dan penguasa. Jadi bagian tak terpisahkan dan ide kebebasan adalah pembatasan
kekuasaan kekuasaan penguasa politik. Demokrasi adalah sistem politik yang melindungi
kebebasan warganya sekaligus memberi tugas pemerintah untuk menjamin kebebasan tersebut.
Demokrasi pada dasarnya merupakan pelembagaan dan kebebasan. Persamaan merupakan sarana
penting untuk kemajuan setiap orang. Dengan prinsip persamaan, setiap orang dianggap sama,
tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh akses dan kesempatan sama untuk mengernbangkan diri
sesuai dengan potensinya. Demokrasi berasumsi bahwa semua orang sama derajat dan hak-
haknya sehingga harus diperlakukan sama pula dalam pemerintahan.
b. Kedaulatan Rakyat (People’s Sovereignty)

Konsep kedaulatan rakyat pada hakekatnya kebijakan yang dibuat adalah kehendak rakyat dan
untuk kepentingan rakyat. Mekanisme semacam ini akan mencapai dua hal. Pertama, kecil
kemungkinan terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan kedua, terjaminnya kepentingan rakyat
dalam tugas tugas pemerintahan. Perwujudan lain konsep kedaulatan adalah pengawasan oleh
rakyat. Pengawasan dilakukan karena demokrasi tidak mempercayai kebaikan hati penguasa.
Betapapun niat baik penguasa, jika mereka menafikan kontrol/kendali rakyat maka ada dua
kemungkinan buruk pertama, kebijakan mereka tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat dan,
kedua, yang lebih buruk kebijakan itu korup dan hanya melayani kepentingan penguasa.

3.1.2 Indikator Demokrasi

Kerangka kerja penilaian demokratisasi di antaranya dirumuskan APA yang diinspirasi konsep
yang dikembangkan oleh David Beetham dalam membuat indikator demokrasi. Beetham
menerjemalikan “kedaulatan rakyat” (rule of the people) secara lebih spesifik menjadi faktor
kontrol popular (popular control) dan faktor kesetaraan politik (political equality).

Kontrol populer memanifestasikan hak-hak yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengontrol
dan mempengaruhi kebijakan publik dan para pembuat kebijakan. Perlakuan terhadap
masyarakat harus didasari pada keyakinan bahwa setiap orang harus diperlakukan dengan rasa
hormat yang setara. Pilihan tersebut dapat mempengaruhi keputusan kolektif dan semua
kepentingan yang mendasari pilihan tersebut hams diperhatikan (Christine Sussana Tjhin, 2005:
11- 13, 19-21).

* Kerangka kerja utama dibagi menjadi 3 komponen utama.

Pertama, Kerangka Kerka Hak-hak Warga Negara yang Kesetaraannya Terjamin (Guaranteed
Framework of Equal Citizen Rights). Termasuk di dalamnya adalah akses pada keadilan dan
supremasi hukum, juga kebebasan berekspresi, berserikat dan berkumpul, dan hak-hak dasar
yang memungkinkan masyarakat untuk memperoleh/menjalankan hak-haknya secara efektif.
Komponen pertama ini terdiri dan 2 tema, yaitu: 1) Kewarganegaraan yang Setara (Common
Citizenship), dan 2) Hak-hak Sipil dan Politik (Civil and Political Rights). Komponen kedua,
Institusi-institusi Pemerintah yang Representatif dan Akuntabel (Institutions of Representative
and Accountable Government). Komponen kedua terdiri dari 6 tema, yaitu: 1. Pemilu yang
Bebas dan Adil (Free and Fair Elections), 2. Partai Politik yang Demokratis (Democratic
Political Parties), 3. Hubungan Sipil-Militer (Civil-Military Relations), 4. Transparansi dan
Akuntabiltas Pemerintahan (Governmental Transparency and Accountability), 5. Supremasi
Hukum (Rule of Law), dan 6. Desentralisasi (Decentralization). Komponen ketiga adalah
Masyarakat yang Demokratis atau Sipil (Civil or Democratic Society). Cakupan komponen ini
meliputi media komunikasi, asosiasiasosiasi sipil, proses-proses konsultatif dan forum-forum
lainnya yang bebas dan pluralistik. Kebebasan dan pluralisme harus menjamin partisipasi
popular dalam setiap proses politik dalam rangka mendorong sikap responsif pemerintah
terhadap opini publik dan terselenggaranya pelayanan publik yang lebih efektif. Komponen
ketiga mencakup 2 tema, yaitu: 1) Media yang Independen dan Bebas (Independent and Free
Media), dan 2) Partisipasi Populer (Popular Participation).

3.2 Perjalanan Demokrasi di Indonesia

Demokrasi yang berjalan di Indonesia telah menghasilkan sejumlah kemajuan dan segi
prosedural, seperti pemilu legislatif, pemilu presiden, hingga pilkada dapat berlangsung dengan
bebas, transparan, demokratis, dan paling penting dalam suasana damai. Perubahan-perubahan
penting yang mendasar dan dernokrasi Indonesia membangkitkan dan mendatangkan sejumlah
harapan, seperti diuraikan As’ad Said Au dalam bukunya “Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan
Berbangsa (2009)”. Masyarakat mengharapkan adanya peningkatan kualitas demokrasi, dan
mengharapkan pemerintahan yang dihasilkan melalui prosedur demokrasi mampu menangkap
kepentingan publik jauh dan kepentingan kelompok. Disamping itu muncul berbagai masalah
seperti gerakan separatisme, beberapa daerah mengajukan tuntutan keras kepada pemerintah
pusat yang sering kali mengabaikan kepentingan pemerintah daerah, timbul isu-isu positif yang
melibatkan agama dan maraknya korupsi pada era reformasi. Cara terbaik agar tidak terjebak
dalam persoalan seining perkembangan demokrasi adalah dengan mempelajari kembali pesan-
pesan penting pendiri negara dan konstitusi untuk diproyeksikan menjadi visi membangun
kehidupan demokrasi.

3.2.1 Ide Demokrasi Pendiri Negara

Menurut Mohammad Hatta (1953:39-41) demokrasi telah berurat dasar dalam pergaulan hidup
kita. Dikatakan bahwa desa-desa di Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan
pemilihan kepala desa dan adanya rembug desa. Demokrasi ash memiliki 5 unsur yaitu rapat,
mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama, dan hak menyingkir dan kerajaan
absolut. Tetapi ke-lima unsur demokrasi desa tersebut perlu dikembangkan dan diperbaharui
menjadi konsep demokrasi Indonesia yang modem. Demokrasi Indonesia modem, menurut
Mohammad Hatta harus meliputi 3 hal yaitu: demokrasi di bidang politik, demokrasi di bidang
ekonomi, dan demokrasi di bidang sosial. Demokrasi Indonesia tidak berbeda dengan demokrasi
Barat dalam bidang politik, hanya saja demokrasi Indonesia perlu mencakup demokrasi ekonomi
dan sosial, sesuatu yang tidak terdapat dalam masyarakat Barat.

UUD 1945 merupakan derivasi dan Pancasila sebagai dasar filsafat negara, makan secara
normative demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang bersumberkan nilai Pancasila khususnya
sila keempat. Sehingga, saat ini demokrasi tersebut terungkap dalam sila keempat Pancasila
yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
dan pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yakni kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar 1945.
Oleh karena itu demokrasi Indonesia dikatakan Demokrasi Pancasila, dimana prinsip-prinsip
demokrasi yang dijalankan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Demokrasi Pancasila dapat
diartikan secara luas maupun sempit, sebagai berikut:

a. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaran maupun sebagai cita-cita.

b. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

3.2.2 Praktik Demokrasi di Indonesia

Praktik demokrasi Indonesia berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang pernah dan
berlaku dan sejarah Indonesia. Mirriam Budiarjo (2008:127-128) menyatakan bahwa dipandang
dan sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai masa Orde Baru dapat dibagi
dalam 4 massa, yaitu:

a. Masa pertama Republik Indonesia (1945-1959) yang dinamakan masa demokrasi


konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen dan partaipartai dank arena itu dinamakan
Demokrasi Parlementer.

b. Masa kedua Republik Indonesia (1959-1965) yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang banyak
aspek menyimpang dan Demokrasi Konstitusional yang secara formal merupakan landasannya
dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.

c. Masa ketiga Republik Indonesia (1965-1998) yaitu masa Demokrasi Pancasila yang
merupakan demokrasi kontitusional yang menonjolkan sistem presidensiil.

d. Masa keempat Republik Indonesia (1998-Sekarang) yaitu masa reformasi yang menginginkan
tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi
pada masa ketiga Republik Indonesia.

Afan Gaffar (1999: 10) membagi alur demokrasi Indonesia terdiri atas:

a. Periode masa revolusi kemerdekaan (1945-1949)

b. Periode masa demokrasi parlementer (1950-1959)

c. Periode masa demokrasi terpimpin (1960-1965)

d. Periode pemerintahan Orde Baru / demokrasi Pancasila (1966-1998)


Pada masa masa revolusi kemerdekaan (1945-1949), implementasi demokrasi baru terbatas pada
interaksi politik di parlemen dan pers berfungsi sebagai pendukung revolusi kemerdekaan.
Elemen-elemen yang lain belum sepenuhnya terwujud, karena situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan. Pada masa itu pemerintahan masih disibukkan untuk berjuang mempertahankan
kemerdekaan yang barn saja diproklamasikan.

Demokrasi parlementer (1950-1959) merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena


hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudannya pada kehidupan politik
di Indonesia.

Masa demokrasi terpimpin (1960-1965) merupakan masa dimana demokrasi dipahami dan
dijalankan berdasar kebijakan pemimpin besar revolusi dalam hal ini presiden Soekamo. Belajar
dari kegagalan demokrasi parlementer yang dianggap liberal maka presiden Soekarno
mengajukan gagasan demokrasi yang disesuai dengan kepribadian bangsa.

Demokrasi masa pemerintahan Soeharto (1966-1998) dikenal dengan demokrasi Pancasila.

Perkembangan akhir menunjukkan bahwa setelah berakhirnya pemerintahan Soeharto atau masa
Orde Baru, Indonesia memasuki Orde Baru Reformasi (sejak 1966-sekarang). Gambaran
mengenai pelaksanaan demokrasi di masa Reformasi dapat kita ketahui dan naskah Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025.

BAB IV

SIMPULAN

4.1. SIMPULAN

Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana di dalamnya bertujuan untuk


mewujudkan kedaulatan rakyat, sehingga dapat disimpulkan:

1.Prinsip-prinsip demokrasi dan indikator demokrasi yang telah dijalankan di indonesia sudah
sesuai dengan undang-undang yang berlaku di indonesiA yakni adanya kebebasan dari
masyarakat dalam mengemukakan pendapat dan adanya persamaan bagi masyarakat dimuka
hukum serta adanya kedaulatan rakyat sesuai dengan undang-undang dasar 1945 dan pancasila.

2. Perjalanan demokrasi di Indonesia mengalami beberapa fase yakni demokrasi konstitusional,


demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila dan demokrasi fase reformasi
DAFTAR PUSTAKA

As’ad Said Au. 2009. Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: LP3ES.

Eep Saefulloh Fatah. 1994. Demokrasi di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kaelan; Zubaidi, Achmad, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi berdasar
SK Dirjen Dikti No 43/DIKTI/KEP/2006, Paradigma, Yogyakarta.

Gould, Charles. 1998. Demokrasi Ditinjau Kembali. Jakarta: PT. Gramedia.

Suharso. 2000. "Quo Vadis Demokrasi Indonesia" dalam Mahfud MD (eds), Wacana Politik,
Hukum dan Demokrasi. Yogyakarta: LkiS.

_____ . 2002. Perilaku Elit Politik Berkeadaban.

Turner, Jonathan. 1995. The Structural of Sociological Theory. Toronto: Wiley.

Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, Dikdik Baegaqi Arif. 2012. DEMOKRASI.

Anda mungkin juga menyukai