Anda di halaman 1dari 19

DEMOKRASI

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas UAS Pembelajaran PPKN MI/SD

Dosen Pengampu: Dra. Nurhasanah Leni, M.Hum

Disusun oleh:

Eva Dahlia 2011100471

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

2022
PENDAHULUAN

Demokrasi" adalah sebuah kata yang begitu sering diucapkan. Namun, makin banyak ia
dibahas makin terasa betapa sulit mencari contoh tentang negara yang memenuhi tatanan
demokrasi secara sempurna. Di Indonesia, pencarian terhadap sosok demokrasi pun terus digelar,
baik pada aras praktik sistem politik maupun kajian akademik. Dalam aras akademik, sejumlah
makalah dikupas habis-habisan dalam berbagai seminar. Sementara itu, sejumlah buku, artikel
pidato para pakar dan politisi, telah pula diterbitkan dalam jurnal ilmiah, koran dan majalah.
Tetapi, berbeda dengan di negara-negara berkembang lainnya, semaraknya perbincangan tentang
sistem demokrasi di Indonesia bukan karena bangsa atau pemerintahan di negeri ini tidak
mengenal sistem demokrasi. Justru sebaliknya, bangsa Indonesia pada aras implementasi sistem
politik telah banyak memahami varian-varian demokrasi di dunia. Beberapa di antaranya bahkan
telah diujicobakan di negeri ini: demokrasi liberal, demokrasi parlementer, dan demokrasi
Pancasila. Namun berbagai varian demokrasi ini gagal memberikan tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara yang benar-benar berbasis pada nilai-nilai dan kaidah demokrasi dalam arti yang
sebenar-benarnya. Ketika era reformasi berkembang menyeruak dalam tatanan kehidupan politik
Indonesia, sebagian besar masyarakatberharap akan lahirnya tatanan dan sistem perpolitikan
yang benarbenar demokratis. Namun, setelah hampir lima tahun berjalan, praktik-praktik politik
dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis belum menampakkan arah yang sesuai
dengan kehendak reformasi. Demokrasi pun kemudian dipertanyakan dan digugat ketika
sejumlah praktik politik yang mengatasnamakan demokrasi seringkali justru menunjukkan
paradoks dan ironi. Gugatan terhadap demokrasi ini sesungguhnya memiliki relevansi yang kuat
dalam akar sejarah dan sosiologi politik bangsa Indonesia. Dalam konteks itulah, tulisan ini
hendak melihat bagaimana perjalanan demokrasi di negeri ini, yang kemudian akan dianalisis
guna membaca prospek demokrasi Indonesia di masa depan dengan mengambil contoh kasus
Pemilu dan pilkada (Purnaweni,Demokrasi indonesia dari masa ke masa,juli 2004:118-119)

1
DEMOKRASI DAN SISTEM PEMERINTAH

Demokrasi memberikan pemahaman bahwa sumber kekuasaan adalah rakyat dengan


pemahaman bahwa rakyat akan melahirkan aturan yang akan menguntungkan dan melindungi
hak-haknya. Untuk itu diperlukan suatu aturan yang mendukung gagasan tersebut dan menjadi
landasan dalam kehidupan bernegara untuk menjamin dan melindungi hak-hak rakyat. Aturan
seperti itu disebut Konstitusi. Rakyatlah yang memiliki kewenangan untuk merencanakan,
menyelenggarakan, melaksanakan, dan melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
pelaksanaan fungsi kekuasaan tersebut.setiap kegiatan ditujukan untuk kemaslahatan umat.
Kepada rakyatlah semua manfaat yang diperoleh dari fungsi dan penyelenggaraan negara
dimaksudkan. Inilah gagasan kedaulatan rakyat atau demokrasi yang sepenuhnya dari rakyat,
untuk rakyat, oleh rakyat, dan bersama rakyat. Rakyatlah yang memiliki kewenangan untuk
merencanakan, menyelenggarakan, melaksanakan, dan melakukan pengawasan dan penilaian
terhadap pelaksanaan fungsi kekuasaan tersebut. Lebih jauh lagi, setiap kegiatan ditujukan untuk
kemaslahatan umat. Kepada rakyatlah semua manfaat yang diperoleh dari fungsi dan
penyelenggaraan negara dimaksudkan. Inilah gagasan kedaulatan rakyat atau demokrasi yang
sepenuhnya dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, dan bersama rakyat. (Noviati,jurnal demokrasi
dan sistem pemerintah,juni 2013)

DEMOKRASI INDONESIA DALAM LINTASAN SEJARAH YANG NYATA DAN


YANG SEHARUSNYA

Demokrasi merupakan konsep pemerintahan yang bermula dari konsep yang dijalankan
di polis Athena pada masa Yunani kuno. Konsep tersebut sempat terkubur lama tetapi kembali
menemukan jalankan seiring berakhirnya abad pertengahan di Eropa. Demokrasi makin
berkembang dan dianggap sebagai sistem yang paling baik. Ide demokrasi telah merasuk ke
Indonesia sejak negeri masih menjadi negeri jajahan. Sekelompok kecil pemuda Indonesia yang
menjadi saksi perkembangan demokrasi di Eropa mencuri ide demokrasi dan membawanya ke
tanah air. Demokrasi kemudian terus mengalami pergumulan dengan cita-cita kemerdekaan.
Setelah Indonesia merdeka pergumulan tersebut terus berlanjut. Demokrasi mencari bentuknya
melalui jalan yang tidak mudah. Negeri ini mengalami percobaan-percobaan pelaksanaan
demokrasi. Sistem demokrasi parlementer yang pada mulanya dianut akhirnya harus jatuh karena
fragmentasi politik yang keras. Indonesia lalu menganut demokrasi terpimpin. Suatu konsep
yang konon merupakan konsep asli Indonesia tetapi mendapat kritik keras dari banyak pihak dan
salah satunya adalah mantan wakil presiden Mohammad Hatta. Demokrasi terpimpin ternyata
ambruk bersama dengan tersingkirnya Sukarno. Lahirlah orde baru yang kemudian menganut
2
demokrasi Pancasila. Pada prakteknya demokrasi Pancasila demokrasi terus berubah. Demokrasi
politik secara prosedural berkembang pesat. Namun nyatanya demokrasi belum membawa hasil
yang diharapkan. Masih banyak bolong di sana-sini. Dewasa ini pun diskusi tentang demokrasi
masih terus berlanjut. Banyak jalan ditempuh banyak teori terus diimpor. Namun sayang tak
banyak yang mengingat kritik dan konsepsi Hatta sebagai jalan untuk kembali menggali
demokrasi Pancasila.(Kurniawan,jurnal Demokrasi Indonesia dalam Lintasan Sejarah Yang
Nyata dan Yang Seharusnya,2016:101-102)

SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA DITINJAU DARI SISTEM


KETATANEGARAAN

Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal
ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan
politik suatu negara. Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan
negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat. Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Kebebasan
berpendapat/mengemukakan pendapat merupakan hak untuk setiap WNI yang dijamin oleh
UUD 1945, bahkan hak kebebasan berpendapat menempati kedudukan yang paling tinggi dalam
aas-asas demokrasi dan liberalisasi, hanya saja hak tersebut tetap ada koridor atau batasan
hukumnya. Ada juga yang penyalurannya lewat lembaga perwakilan di DPR atau DPRD dan hak
kebebasan berpendapat tidak boleh melanggar daripada hak-hak orang lain karna pada dasarnya
setiap warga negara memiliki hak kebebasan berpendapat yang posisinya sama (jailani,jurnal
Sistem Demokrasi di Indonesia Ditinjau Dari Sudut Hukum Ketatanegaraan,2015:109)

PENATAAN DEMOKRASI DAN PEMILU DI INDONESIA PASCA REFORMASI

buku yang ditulis oleh Nia matul Huda dan M. Imam Nasef tentang Demokrasi dan
Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi. Ulasan berfokus pada tiga hal yaitu tentang dinamika
pelaksanaan demokrasi dan pemilu di Indonesia dengan batasan pasca reformasi baik dari segi
aspek normatif maupun empiris, bagaimana desain sistem penyelenggaraan pemilu, serta
bagaimana pemecahan dan harapan untuk masa depan demokrasi dan kelembagaan
penyelenggara pemilu agar mampu meng-upgrade demokrasi yang sedang dibangun. Walaupun

3
ada kritik untuk buku ini tentang belum mengupas persoalan sumber daya manusia (SDM) yang
memengaruhi performa lembaga-lembaga yang menjalankan demokrasi dan pemilu, akan tetapi
ulasan ini sepakat dengan penulis bahwa masih perlu adanya penataan demokrasi dan pemilu di
Indonesia (Sorik,Penataan Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia Pasca Reformasi,2019:16-17)

DEMOKRASI DAN PROBLEMATIKANYA DI INDONESIA

Karena empat masa demokrasi dengan berbagai versi. Pertama adalah demokrasi liberal
dimasa kemerdekaan. Kedua adalah demokrasi terpimpin, ketika Presiden Soekarno
membubarkan konstituante dan mendeklarasikan demokrasi terpimpin. Ketiga adalah demokrasi
Pancasila yang dimulai sejak pemerintahan Presiden Soeharto. Keempat adalah demokrasi yang
saat ini masih dalam masa transisi. Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa
demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi kita. Demokrasi
liberal ternyata pada saat itu belum bisa memberikan perubahan yang berarti bagi Indonesia.
Namun demikian,berbagai kabinet yang jatuh-bangun pada masa itu telah memperlihatkan
berbagai ragam pribadi beserta pemikiran mereka yang cemerlang dalam memimpin namun
mudah dijatuhkan oleh parlemen dengan mosi tidak percaya. Sementara demokrasi terpimpin
yang dideklarasikan oleh Soekarno (setelah melihat terlalu lamanya konstituante mengeluarkan
undang-undang dasar baru) telah memperkuat posisi Soekarno secara absolut.
(Nihaya,Demokrasi dan problematikanya di indonesia,2016:125-126)

PANCASILA DAN TANTANGAN DEMOKRASI INDONESIA

Pencarian sosok demokrasi Indonesia tak kunjung selesai. Pasalnya, sejarah demokrasi
sebagaimana dipahami di Eropa dan Amerika belum lama mengakar kuat di tanah Indonesia.
Selain itu, demokrasi Indonesia telah melakukan lompatan besar dalam 55 tahun sejak
kemerdekaan sejak dimulainya reformasi pada tahun 1998, dibandingkan dengan pemerintahan
otoriter Suharto (Orde Baru) dari tahun 1966 hingga 21 Mei 1998 dan pada masa pemerintahan
Soekarno dari kemerdekaan pada tahun 1945 hingga 1966. Setahun setelah jatuhnya Suharto. 21
Mei 1998, Indonesia mengadakan pemilihan umum demokratis pertama pada 7 Juni 1999.
Pemilihan tersebut diikuti oleh 48 partai politik. Pada tahun 2004, Indonesia mengadakan
pemilihan presiden langsung yang pertama. Setahun kemudian, Indonesia menyelenggarakan
pemilihan kepala daerah pertama, di mana pemilih memilih langsung gubernur, bupati, dan
walikota. Pemilihan federal dengan demikian berlanjut dan mencari formatnya hingga pemilihan
federal 2024. Pertanyaannya adalah apakah praktik demokrasi saat ini sejalan dengan semua nilai
demokrasi sebagaimana dimaksud oleh ideologi Pancasila sebagai dasar fundamental bangsa

4
Indonesia dalam segala hal tindakan politik? Dalam pengalaman demokrasi Indonesia, sosok
demokrasi Indonesia dari tahun 1945 hingga 2021 cukup rapuh karena tradisi demokrasi tidak
tumbuh subur di tanah Indonesia, demokrasi telah mengakar, tumbuh subur di Eropa dan telah
diterima di Indonesia sejak November 1945 karena demokrasi menghargai martabat manusia dan
jenis pemerintahan yang tepat di negara-negara modern (Tue mali,Pancasila dan tantangan
demokrasi indonesia,2022:320-331)

NILAI DEMOKRASI INDONESIA BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945

pemerintahan kerakyatan yang menjunjung tinggi kemerdekaan rakyat. Demokrasi adalah


bentuk pemerintahan yang mana seluruh masyarakat boleh mengumpulkan kesimpulan yang
merubah kehidupannya. Demokrasi meliputi kondisi sosial, ekonomi serta budaya menuntut
pembebasan politik yang bebas dan sama. Keinginan demokratis ini didasarkan pada kesadaran
jika pemerintah yang demokrasi memberikan kesempatan untuk munculnya pendapat
penghormatan terhadap adanya orang bagi partisipasi didalam hidup bernegara, dan dihormati
oleh masyarakatnya. Setiap negara memiliki khasnya tersendiri didalam menjalankan kekuasaan
masyarakat ataupun demokrasi. Ini karena sejarah suatu negara yang menggambarkan budaya,
cara hidupnya, dan keinginan yang mau dicapai. Atas ini di seluruh negara ada gaya demokrasi
yang unik tergambar dalam pola perilaku, kepercayaan dan kesadaran yang melandasi dan
mengarah terhadap perilaku dan suatu proses demokrasi terhadap proses politik. Demikian juga
Indonesia, Indonesia mempunyai dasar ataupun pacuan sendiri di dalam sistem demokrasi yakni
Pancasila dan UUD 1945. Penjelasan tentang demokrasi di dalam konstitusi Indonesia terdapat
pada ide demokrasi begitu juga di dalam UUD 1945. Jurnal ini akan membahas hakikat,
instrumental dan nilai-nilai praktis demokrasi di Indonesia yang berpijak terhadap Pancasila dan
juga UUD 1945 bagaikan wahana penyelenggara suatu negara yang mampu menciptakan peta
konseptual dana atau operasi atas suatu persoalan sebagai wahana bersama bagi negara.
administrator yang makmur dan adil. Cara penelitian yang dipakai di dalam penyusunan jurnal
ini adalah deskriptif normatif yakni mendeskripsikan, menganalisis dan menafsirkan demokrasi
Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang serta diatur di dalam Pembukaan abad
ke-4 UUD 1945. Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk Rakyat Indonesia untuk lebih
memahami nilai-nilai demokrasi yang mendasarinya. Pancasila dan UUD 1945B, agar nantinya
penyelenggaraan demokrasi dapat berjalan dengan baik dan dapat berdampak positif bagi bangsa
Indonesia. (Eka parya,Nilai demokrasi indonesia berdasarkan pancasila dan Uud 1945,juli
2021:1-172)

5
MENAKAR PELUANG PERADABAN DEMOKRASI INDONESIA

Pengetahuan dan praktik demokrasi hadir dalam konteks peradaban dan pandangan alam
tertentu. Keadaan tersebut menegaskan bahwa Demokrasi bukan sesuatu yang universal atau
narasi besar yang bisa diberlakukan sama untuk seluruh wilayah di dunia. Oleh sebab
itu,demokrasi di Indonesia harus dilihat dalam relevansinya dengan keadaan sosial politik dan
konstitusi di Indonesia. Irelevansi terjadi dalam wacana dan praktik demokrasi di Indonesia
karena benturan pandangan alam Islam dan Barat di Indonesia. Proses hegemoni menempatkan
demokrasi sebagai kesadaran umum (common sense) namun tidak mengubah pandangan alam
masyarakat yang seharusnya menjadi dasar untuk berbagai kesadaran umum tersebut. Persoalan
relevansi tersebut menjelaskan arah pembangunan politik di Indonesia serta peluang peradaban
demokrasi di Indonesia. Beberapa pilihan diajukan untuk keadaan tersebut dalam tulisan ini
dengan merujuk kepada sejarah sosial politik dan konstitusi di Indonesia. Terdapat tiga peluang
penting bagi masa depan peradaban demokrasi di Indonesia sebagai sebuah kesimpulan yang
didapat menggunakan teori penjajahan intelektual dan metode analisis (Muchariman,Menakar
peluang peradapan demokrasi indonesia,2018:75-80)

PENERAPAN DEMOKRASI POLITIK PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN


SOSIAL DI INDONESIA

Demokrasi, adalah sebuah sistem politik pemerintahan yang perlu diperjuangan oleh
rakyat, setelah kekuatan monarki dan oligarky dianggap tidak memadai untuk menjawab
masalah kesejahteraan, kenyamanan, kebebasan berpendapat, dan berbagai kebebasan lainnya.
Mungkin itulah kata kunci yang paling utama untuk memaknai penerapan demokrasi politik dan
pemerintahan di Indonesia yang bertujuan akhir adalah dalam rangka mencapai kesejahteraan
sosial. From the people, by the people, for the people demikian kata Abraham Lincoln, yang
kemudian menjadi konsep yang sangat dasar dan relevan untuk memadukan antara ideologi
sebuah negara dan peta politik pemerintahan menuju cita cita tersebut. Demikian Idiologi sebuah
Negara dan peta politik pemerintahan idealnya memiliki orientasi terhadap kesejahteraan Sosial,
terlebih dinegara yang memiliki idiologi berkarakter keadilan sosial (Pancasiala dengan sila
kelimanya), dan memiliki komitmen sebagai negara kesejahteraan (welfare state) yang
menitikberatkan pada kepentingan kesejahteraan warganegaranya. Penerapan demokrasi yang
dimaksud Abraham Lincoln tentu saja diharapkan dapat menyentuh kehidupan dan kesejahteraan
(sosial) yang dimaksud, yakni dapat memperkecil kesenjangan antara masyarakat kaya dan
masyarakat miskin, bukan hanya sebagai kiasan belaka dan menjadi mitos demokrasi dan
kesejahetraan sosial bagi warganya. Demokrasi bukanlah sebagai alat negara untuk mendapatkan
6
keuntungan politik untuk kesejahteraan kaum elit saja, demokrasi tidak dibuat menjadi tontonan
rakyat yang “vulgar”, dan dijadikan arena panggung seni “sandiwara” elite politik di Indonesia,
akan tetapi demokrasi selayaknya dapat memberi garansi kepada rakyat tentang tujuan akhirnya
yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi dianggap sebagai solusi untuk
dapat menyelesaikan berbagai masalah kesejahteraan sosial di Indonesia sebagai soal yang
paling urgen ditanah air. (arifin,Analisis Penerapan Demokrasi Politik Pemerintahan dan
Kesejahteraan Sosial di Indonesia,2019:25-61)

SISTEM DEMOKRASI INDONESIA MENURUT PRESPEKTIF ISLAM

Islam tidak hanya memerintahkan umatnya untuk berhubungan dengan Tuhan saja, tetapi
juga harus mewujudkan proses komunikasi satu sama lain. Selain itu, Islam juga memuat
prinsip-prinsip kesetaraan, kebebasan beragama, keadilan, musyawarah, dan organisasi, yang ke
semuanya secara substantif mencerminkan nilai-nilai demokrasi. Demokrasi dan Islam dipahami
secara fleksibel dan kontekstual, sehingga keduanya akan berjalan beriringan. Prinsip-prinsip
ajaran Islam tentang musyawarah (syura), konsensus (ijma') dan berpikir rasional dan mandiri
(ijtihad). Umat Islam Indonesia lebih mudah menerima demokrasi, karena demokrasi tidak
terkait dan tidak bertentangan dengan kaidah fikih dan tasawuf. Berbicara tentang demokrasi dari
sudut pandang doktrin Islam tidak akan bertemu. Namun jika dilihat secara sosio-kultural,
banyak nilai-nilai demokrasi yang masuk dalam Islam. Misalnya ajaran “hablun min Allah wa
hablun min al-nas”, yaitu menjalin hubungan vertikal dengan Tuhan, dan komunikasi horizontal
dengan sesama manusia. Soal demokrasi seperti apa yang ingin dibangun, Indonesia ke depan
adalah demokrasi yang sesuai dengan budaya dan nilai-nilai luhur bangsa, bukan demokrasi yang
sekadar 'menjiplak' konsepsi Barat.(Syahdiono,Sistem demokrasi indonesia menurut prespektif
islam,maret 2022:1-20)

DEMOKRASI DAN NEGARA HUKUM

Negara merupakan organisasi kekuasaan dimana yang kuat menguasai yang lemah.
Konsep Negara Hukum menghendaki bahwa setiap penyelenggaraan pemerintahan negara
berdasarkan hukum tidak berdasarkan kekuasaan semata. Negara hukum dan demokrasi
menghendaki penyelenggaran pemerintahan berdasarkan hukum yang bersumber dari keinginan
rakyat, aspirasi rakyat dan untuk rakyat. Untuk itu ada 2 (dua) pemasalahan yang akan di uraikan
dan dianalisis: 1) bagaimana hubungan Demokrasi dan negara hukum? 2) Bagaimana Demokrasi
dan Negara Hukum dalam Konteks Negara Indonesia?Sumber pustaka dari berbagai teori
tentang negara hukum dan demokrasi serta pendapat para pakar hukum selanjutkan dianalisis

7
dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pertama bahwa Negara Hukum dan demokrasi
bagaikan dua sisi mata uang dimana yang satu harus ada untuk melengkapi yang lain. Negara
sebagai wadah, hukum sebagai panduan dan demokrasi akan membuat dan menjadikan hukum
demokratis, berpihak terhadap rakyat, memperhatikan aspirasi dan kepentingan rakyat. Kedua
bahwa teori dan Konsep negara hukum sejak ratusan tahun silam atau lebih sudah ada dan dianut
berbagai negara didunia. Ketika persiapan Indonesia Merdeka, sudah dikonsep oleh para Pendiri
Bangsa ideology dan falsafah bangsa yang sesuai dengan keinginan serta cita-cita mayoritas
rakyat Indonesia. Falsafah bangsa yakni Pancasila inilah yang menjadikan konsep Negara
Hukum dan Demokrasi Indonesia mempunyai ciri dan konsep tersendiri yakni Negara Hukum
Indonesia dan Demokrasi Pancasila.(Suhartini,Demokrasi dan negara hukum,2019:42-50)

REAKTUALISASI PENGALAMAN NILAI PANCASILA UNTUK DEMOKRASI


INDONESIA

Pancasila sebagai integral (menyeluruh) merupakan penopang yang kokoh bagi negara
yang didirikan di Indonesia. Pancasila dipelihara dan dikembangkan dengan tujuan untuk
melindungi dan mengembangkan martabat dan hak seluruh warga negara atas demokrasi di
Indonesia. Tulisan dalam artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana urgensi
reaktualisasi Pancasila. Sebagai metode makalah ini adalah studi literatur. Penulis melakukan
Pancasila dalam rangka pendidikan politik di Indonesia yang menekankan pada pemahaman
persatuan dan kesatuan bangsa serta nilai-nilai yang tercantum dalam UUD 1945 dengan
landasan utamanya Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila diharapkan dapat mewujudkan Good
and Smart Citizenship, yakni warga negara yang taat hukum, hingga melek huruf warga negara
terhadap persoalan politik(Mutiani,Reaktualisasi Pengamalan Nilai Pancasila untuk Demokrasi
Indonesia,2015:115-120).

PERGESERAN DEMOKRASI PANCASILA KE DEMOKRASI LBERAL

Orde baru berakhir ketika Presiden Suharto menyerahkan kekuasaan kepada Wakil
Presiden BJ. Habibie di istana merdeka pada tanggal 21 Mei 1998, ditandai dengan lahirnya orde
Reformasi sebagaimana para pakar atau masyarakat menyebut pola pemerintah pasca jatuhnya
orde baru. Perjalanan reformasi terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia pada era
Presiden BJ. Habibie menunjukan arah yang jelas dengan dilaksanakannya Pemilihan Umum
pada tahun 1999 dengan berdasarkan pada Undang-undang Dasar 1945. Namun Pemilihan
Presiden dan wakil Presiden yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dilakukan
bukan dengan musyawarah mufakat, sebagaimana dikehendaki oleh Demokrasi Pancasila yang

8
mengacu pada asas kegotongroyongan dan kekeluargaan, ternyata proses yang ditempuh dalam
pemilihan presiden dan wakil presiden era reformasi tidak menggunakan musyawarah untuk
mencapai mufakat, tetapi menggunakan pemungutan suara atau voting , seperti yang digunakan
dalam parlemen yang ada di negara yang menganut sistem Demokrasi Liberal. Ada
kecenderungan baru dalam ketatanegaraan di Indonesia, walaupun sistem pemerintahan
Indonesia presidensil, namun dalam prakteknya lebih banyak ke arah Pemerintahan Parlementer
atau Demokrasi Liberal. (Darmoko,Pergeseran Demokrasi Pancasila ke Demokrasi
Liberal,Agustus 2017:220-230)

INDONESIA 1945-2020: DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

Diskursus demokrasi indonesia periode 1946-1957 mendapat sebutan beraneka ragam


dari perspektif akademik. Ahli-ahli menyebutnya demokrasi liberal, demokrasi parlementer,
bahkan juga demokrasi konstitusional. Makna telaah demokrasi berdasarkan Hatta dan Supomo,
Magnis Suseno mengisyaratkan demokrasi dan demokrasi indonesia memiliki kesamaan
sekaligus pula perbedaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menjelaskan demokrasi dan civil
society dalam konteks Indonesia Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan analisis
kuantitatif berdasarkan survei dan menjaring lebih dari 2600 jawaban responden terkait
demokrasi dengan menyebar kuisioner melalui google form. Butir-butir yang dapat disimpulkan
dari jawaban 2640 responden dan penelitian ini adalah: daya tarik demokrasi bagi masyarakat
indonesia tidak terlalu tinggi, tetapi patut diapresiasi. Bangsa Indonesia sudah cukup
mengupayakan demokrasi, namun tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut, yang paling
mungkin adalah karena agama lebih penting dari demokrasi dan salah satu upaya mewujudkan
demokrasi adalah sosialisasi sila-sila pancasila di rumah ibadah. Musyawarah untuk mufakat
tetap lebih dipentingkan dari teknologis, yang mana kebijakan negara harus lebih peduli pada
masyarakat daripada elit politik. Kondisi pandemi covid-19 seperti saat ini menyebabkan
demokrasi seperti dilupakan dahulu. Difusi demokrasi internasional terhadap gerakan-gerakan
demokratisasi di indonesia berlangsung dalam 4 (empat) tipe penyikapan, adopsi, penyesuaian,
penolakan dan persuas (Samson,Indonesia 1945-2020 Demokrasi dan civil society,juli 2021:662)

DEMOKRASI DAN PARTAI POLITIK

Menurut paham negara Demokrasi modern, Partai Politik,Pemilihan Umum dan Badan
Perwakilan Rakyat merupakan tiga institusi yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lain.Setiap Partai Politik akan selalu berusaha untuk memperoleh dukungan rakyat yang besar
pada saat Pemilihan Umum agar Badan Perwakilan Rakyat di dominasi oleh Partai Politik yang

9
bersangkutan.Pada saat pemilu dijadikan manifestasi prinsip kedaulatan rakyat, maka mulai saat
itulah rakyat diberikan kebebasan dalam menentukan calon-calon wakil rakyat yangtergabung
dalam Partai Politik.Kehendak rakyat ialah dasar kekuasaan pemerintah.Kehendak itu akan
dilahirkan dalam pemilihan-pemilihan berkala dan jujur yang dilakukan dalam pemilihan umum
dan berkesamaan atas pengaturan suara yang rahasia, dengan cara pemungutan suara yang bebas
dan yang sederajat dengan itu.Dengan demikian kebebasan, kejujuran, rahasia dan berkesamaan
merupakan hal yang esensial dalam penyelenggaraan pemilu (saleh,Demokrasi dan partai
politik,2008:100-110)

MEDIA DAN MASA DEPAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Media sebagai pilar ke empat demokrasi, setelah legislative, eksekutif dan yudikatif,
merupakan hal yang terus dikumandangkan oleh penggiat-penggiat politik maupun media. Pasca
tragedi 1998 hiruk pikuk menjamurnya lembagalembaga penyiaran menjadi salah satu
dimulainya babak baru bagi perkembangan arus informasi dari lembaga-lembaga penyiaran
sebagai konsekuensi perkembangan demokrasi di Indonesia. Berbagai problem tersebut tidak
sejalan dengan cita-cita media itu sendiri, ketika institusi media tersebut menabrak rambu-rambu
atau aturan yang tertuang dalam UU 32 Tahun 2002. Tidak dapat dipungkiri di tahun 2014
mayoritas media sudah kehilangan arah. Momen politik yang terjadi di tahun 2014 merupakan
agenda besar dalam proses demokrasi di Indonesia yaitu pemilu legislative dan pemilu presiden
yang diselenggarakan pada tahun tersebut. Posisi media hanya mengakomodir kepentingan-
kepentinga yang tidak mendidik malah dalam proses kampanye pemilihan presiden beberapa
media melakukan pembohongan publik dengan memunculkan data yang manipulative
(pemilihan Presiden Amerika dimanipulatif sebagai data pemilihan Presiden di Indonesia). Posisi
strategis media menjadi salah satu faktor bagaimana media harus dikuasia oleh pemilik modal
yang mempunyai kepentingan politik sehingga kapitalisasi media tidak bisa dihindarkan, dari
pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan politik dalam suatu negara demokrasi. Posisi
strategis media massa dalam pembangunan demokrasi tidak bisa di tapikan mempunyai andil
bergerak maju atau mundurnya demokrasi di Indonesia.(Selamet,Media dan masa depan
demokrasi di indonesia,2016:240)

10
PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI NEGARA INDONESIA

Demokrasi lahir karena persamaan di depan hukum dan perlindungan hak asasi manusia,
dimulai dari Deklarasi Amerika 1776 dan Prancis 1789. Konsep pembangunan demokrasi sesuai
dengan perubahan konstitusi yang berlaku secara konseptual, setiap bentuk konstitusi memahami
dan mengatur demokrasi mengikuti visi pembuat konstitusi . Dalam sejarahnya, penerapan
konsep demokrasi telah banyak mengalami perubahan. Konvensi negara telah berkali-kali
mengubah kontraksi konsep demokrasi. Negara memiliki kekuasaan dominan untuk pelaksanaan
demokrasi oleh penyelenggara negara. Konfigurasi politik dengan dasar pemikiran menuju
demokrasi berubah dalam konsep dan eksekusi.(irawan,perkembangan demokrasi di negara
indonesia,2007:312)

PERBANDINGAN DINAMIKA OPOSISI DI INDONESIA DAN TURKI DALAM


PERSEKTIF TEORI DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

Gelombang demokratisasi yang melanda Indonesia dan Turki memberikan sebuah kaidah
baru bagi kedua Negara tersebut; bahwa demokrasi merupakan keniscayaan pada era
kontemporer, dan penguatan budaya demokrasi secara bertahap melalui penguatan lembaga inti
Negara, juga proses amandemen konstitusi yang berlangsung secara bertahap, merupakan sebuah
ujung dari perjalanan kedua Negara tersebut. Relevansi kelompok oposisi, pasca menguatnya
peran sipil di panggung utama politik, dan proses demiliterisasi yang berhasil di kedua negara,
menjadi sebuah topik yang mulai banyak digali. Kultur politik Indonesia yang dikenal cair,
sehingga batas antara kelompok pemerintah dan kelompok oposisi menjadi kabur, akan menjadi
tema utama dalam tulisan ini. Sementara di Turki, besarnya wibawa dan wewenang Erdogan,
apalagi setelah berhasil melalui proses amandemen konstitusi yang mulus, dengan menjadikan
dirinya sebagai presiden Turki, dan berpotensi tetap menjabat hingga tahun 2030 nanti, membuat
oposisi semakin terdesak, dan beberapa sekutu Erdogan yang sebelumnya menyukseskan agenda
politik kaum islamis, tiba-tiba pecah dan mengambil posisi yang diametral terhadap Erdogan.
(Alif,Perbandingan Dinamika Oposisi di Indonesia dan Turki Dalam Perspektif Teori Demokrasi
Konstitusional,desember 2019:70-79)

OLIGARKI DALAM DEMOKRASI INDONESI

Oligarki adalah merupakan sistem politik dimana pihak yang memerintah terdiri atas
sejumlah orang atau sekelompok orang (kelompok elit). Sekelompok elit tersebut dalam
menjalankan pemerintahan selalu menggunakan segala cara agar rakyat dapat dikendalikan dan

11
dikuasainya. Sistem ini disebut juga pemerintahan dari atas yakni Negara dijadikan alat untuk
mencapai tujuan kelompok elit, sehingga tujuan yang menyangkut kesejahteraan rakyat,
keadilan, dan kemerdekaan perorangan biasanya tidak dapat (sulit). Tulisan ini menggambarkan
bagaimana politik oligarki terjadi dalam partai politik di Indonesia(Rachmina,Oliragki dalam
demokrasi indonesia,2021:60-73)

DINASTI POLITIK DAN DEMOKRASI INDONESIA

Praktik kekuasaan dengan “memberi” posisi anggota keluarga dalam struktur kekuasaan
sering disebut dengan dinasti politik. Dinasti politik adalah realitas yang tak terhindarkan dalam
demokrasi .Sistem politik dinasti untuk mengakomodasi hubungan yang lebih pribadi tanpa
melihat kemampuan, sehingga merusak sistem demokrasi yang ingin kita bangun. Fenomena
politik kekerabatan muncul karena demokrasi tidak sehat. Sistem meritokrasi dianggap sangat
cocok dengan iklim politik Indonesia. Selain meningkatkan kualitas, kapasitas dan keterampilan
seorang pemimpin, sistim meritrokasi ini juga dapatmengikis adanya sistem dinasti.
(Hidayati,Dinasti politik dan demokrasiindonesia,2014:80-85)

MASYARAKAT MADANI DAN POLITIK DEMOKRASI INDONESIA

Tulisan ini akan mengurai konsep masyarakat madani dan dikaitkan dengan politik
demokrasi di Indonesia. Secara historis, masyarakat madani merupakan konsepsi yang memiliki
epistemologi berbeda bila dikaitkan dengan konsep civil society di Barat. Namun demikian,
konsep ini merupakan terma yang dapat disepadankan dengan civil society, dengan konstruksi
teoritis yang memuat prinsip dan nilai-nilai keislaman dan dikontekstualisasi dengan realita
kehidupan demokrasi di Indonesia. Kajian ini memakai perspektif sekaligus pendekatan
sosiologi politik. Kajian ini menarik beberapa kesimpulan. pertama, Masyarakat Madani
mengandung berbagai unsur penting yang menyangkut tatanan peradaban masyarakat, tidak
hanya dimaksudkan sebagai pengontrol saja. Namun dalam kasus ini, terutama sekali di
Indonesia, mewujudkan konsep Masyarakat Madani harus dimulai dari membetuk kemandirian
dan idealitas dalam cara pandang hidup berbangsa dan bernegara. Selebihnya, harus ada
kesadaran universal tentang kemajemukan dengan menanamkan dan menguatkan pemikiran
pluralisme, kerjasama antar golongan. Kedua, masyarakat madani dapat menjadi ruang publik
yang tidak berada pada jalur formal untuk kembali menyuarakan keinginan dan harapan rakyat
secara lebih tegas dan berani. Masyarakat Madani memberikan ruang reformasi, maka demikian
juga Masyarakat Madani memberikan ruang pergerakan yang lebih ekstrim yang bernama
reformasi. Masyarakat Madani memberikan arti penting bagi menggapai cita-cita untuk masa
12
depan bangsa Indonesia.(Mujahidin,Masyarakat Madani Dan Politik Demokrasi
Indonesia,Oktober 2022:90-100)

DEMOKRASI PINCANG: ANALISIS TERHADAP INDEKS DEMOKRASI PROVINSI


SUMATERA BARAT PASCA REFORMASI

Demokrasi dipercaya sebagai sebuah pilihan terbaik dari sistem politik modern. Namun
begitu di dalam prakteknya, demokrasi seringkali dimaknai dalam posisi yang berbeda dari
normatifnya dan seringkali dipengaruhi oleh lingkungan politik praktis. Oleh sebab itu perlu
suatu ukuran yang dilakukan secara terus menerus untuk melihat apakah demokrasi tersebut
bergerak maju. Indonesia memiliki Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) yang bertujuan untuk
memotret kondisi demokrasi Indonesia yang berbasis pada data di tingkat provinsi. Pekerjaan
kami dalam artikel ini adalah menganalisis kondisi demokrasi di Provinsi Sumatera Barat yang
belakangan sering mendapat sorotan publik akibat dianggap memiliki aturan-aturan yang kurang
plural. Dengan mengolah data IDI dari tahun 2009 sampai 2019 secara statistik deskriptif, kami
berupaya melihat lebih dalam tentang kondisi demokrasi di Sumatera Barat dan mendapati
bahwa penyebab rendahnya indeks demokrasi Sumatera Barat bukan saja diakibatkan oleh
adanya aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam
menjalankan agamanya yang menjadi sorotan publik namun juga diakibatkan oleh dominasi
eksekutif dan lemahnya peran legislatif terutama dalam hal menginisiasi kebijakan yang
kemudian ditetapkan menjadi peraturan. Dan kami berhipotesis jika eksekutif sering
memanfaatkan kondisi itu untuk membuat kebijakan-kebijakan populis yang salah satunya
adalah dengan kebijakan-kebijakan berbau “agamis” tersebut (Fajri,Analisi terhadap indeks
demokrasi provinsi sumatra barat pasca reformasi,2021:47-56)

DINAMIKA LEMBAGA DEMOKRASI DESA DI INDONESIA

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau
selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa “Kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”, yang memberikan arti bahwa Indonesia merupakan
Negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi
pengertian bahwa rakyat turut membantu memberikan kontribusi dalam menilai kebijakan yang
nantinya akan menentukan kehidupan rakyat untuk kedepannya. Singkat kata, demokrasi adalah
kekuasaan rakyat atau government by the people. Negara Demokrasi adalah negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, jika ditinjau dari sudut organisasi
berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat karena kedaulatan berada

13
ditangan rakyat.Demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Indonesia
mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik. Kehendak rakyata dalah
dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya sistem politik demokrasi.
Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih memegang teguh rakyat
selaku pemegang kedaulatan. Perkembangan demokrasi turut meningkatkan partisipasi politik
masyarakat. Masyarakat boleh mengorganisasikan diri untuk ikut serta dalam proses
pengambilan keputusan. Rakyat menikmati kebebasan berpendapat serta rakyat menikmati
kebebasan berorganisasi. (Saleh,Dinamika lembaga demokrasi desa di indonesis,juli 2021:29-34)

DEMOKRASI DALAM DIMENSI NILAI-NILAI PANCASILA BERDASARKAN


PARADIGMA PHILOSOPHISCHE GRONDSLAG

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau
selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa “Kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”, yang memberikan arti bahwa Indonesia merupakan
Negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi
pengertian bahwa rakyat turut membantu memberikan kontribusi dalam menilai kebijakan yang
nantinya akan menentukan kehidupan rakyat untuk kedepannya. Singkat kata, demokrasi adalah
kekuasaan rakyat atau government by the people. Negara Demokrasi adalah negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, jika ditinjau dari sudut organisasi
berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat karena kedaulatan berada
ditangan rakyat.Demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan sebagai upaya mewujudkan
kedaulatanrakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Indonesia
mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik. Kehendak rakyata dalah
dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya sistem politik demokrasi.
Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih memegang teguh rakyat
selaku pemegang kedaulatan. Perkembangan demokrasi turut meningkatkan partisipasi politik
masyarakat. Masyarakat boleh mengorganisasikan diri untuk ikut serta dalam proses
pengambilan keputusan. Rakyat menikmati kebebasan berpendapat serta rakyat menikmati
kebebasan berorganisasi (Monitasari,Demokrasi dalam dimensi nilai-nilai pancasila berdasarkan
paradigma philosophische grondslag,juli 2021:40-45)

14
NEGARA DEMOKRASI

Pemerintahan yang tidak berasal dari rakyat tidak mempunyai legitimasi. Pemerintahan
yang tidak dijalankan oleh rakyat disebutpemerintahan otoriter. Pemerintahan yang dijalankan
tidak untuk rakyat adalah pemerintahan korup. Dengan demikian ketiga bentukpemerintahan
tersebut dinamakan pemerintahan tidak demokratis.Karena suatu pemerintahan dikatakan
demokratis bila dalam mekanisme pemerintahan mewujudkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
demokrasi. Selanjutnya dalam pandangan Frans Magnis Suseno suatu negara disebut demokratis
bila terdapat 5 gugus dalam negara tersebut yaitu : negara hukum, kontrol masyarakat terhadap
pemerintah, pemilihan umum yang bebas, prinsip mayoritas dan adanya jaminan terhadap hak-
hak dasar rakyat. Untuk mengetahui bentuk-bentuk demokrasi, setidaknya dapat diupayakan
dengan pendekatan dari berbagai sudut pandang. Misalnya menggunakan 3 sudut pandang utama
yakni : pertama; dilihat dari sudut pandang “titik tekan” yang menjadi perhatiannya,demokrasi
dapat dibedakan antara :

1. Demokrasi formal; yaitu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik,
tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Jadi kesempatan ekonomi dan politik bagi semua orang adalah sama.

2. Demokrasi material; yakni demokrasi yang menekankan pada upaya-upaya menghilangkan


perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang
diperhatikan, atau bahkan dihilangkan

3. Demokrasi gabungan, yakni demokrasi sintesis dari demokrasi formal dan demokrasi material.
Demokrasi ini berupaya mengambil hal-hal baik dan membuang hal-hal buruk dari demokrasi
formal dan demokrasi material. Kedua, dari sudut pandang “cara penyaluran” kehendak rakyat,

bentuk demokrasi dapat dibedakan antara lain :

1. Demokrasi langsung, yakni rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya di dalam


rapat yang dihadidri oleh seluruh rakyat

2. Demokrasi perwakilan atau demokrasi representatif, yakni rakyat menyalurkan kehendaknya,


dengan memilih wakil- wakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat. Pada era modern
ini pada umumnya, Negara-negara menjalankan demokrasi perwakilan karena jumlah penduduk
cenderung bertambah banyak dan wilayah negara semakin luas, sehingga demokrasi langsung
sulit untuk dilaksanakan.

15
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum, yakni gabungan antara demokrasi langsung
dan demokrasi perwakilan. Ini artinya, rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk duduk dalam
Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi dewan itu dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem
“referendum” dan “inisiatif rakyat” Ketiga, dari sudut pandang tugas-tugas dan hubungan
antaraalat-alat perlengkapan negara”, demokrasi dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, antara
lain :

1. Demokrasi dengan sistem parlementer, yakni dalam demokrasi ini terdapat hubungan erat
antara badan legislatif dengan badan eksekutif. Hanya badan legislatif saja yang dipilih rakyat,
sedangkan badan eksekutif yang biasa disebut “kabinet” dipimpin oleh seorang perdana menteri
yang dibentuk berdasarkan dukungan suara terbanyak yang terdapat dalam dewan perwakilan
rakyat atau di parlemen

2. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, yakni demokrasi dalam arti kekuasaan
dipisahkan menjadi kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif

3. Demokrasi dengan sIstem referendum, yakni demokrasi perwakilan dengann kontrol rakyat
secara langsung terhadap wakil-wakilnya di dewan perwakilan rakyat. Ada 2 macam referendum
yakni “referendum obligator” dan “referendum. (Saleh,Dinamika lembaga demokrasi desa di
indonesis,juli 2021:29-34)

16
DAFTAR RUJUKAN

Purnaweni Hartuti,2004.Demokrasi indonesia dari masa ke masa,jurnal administrasi


public,volume 3 no.2,juli 2004:118-119.

Noviati,Elly.corla.2013.jurnal demokrasi dan sistem pemerintah.jurnal konsitusi, volume


10,no.2,juni 2013.

Kurniawan Dhani,2016.jurnal Demokrasi Indonesia dalam Lintasan Sejarah Yang Nyata dan
Yang Seharusnya,volume 8 no 1,maret 2016:101-102.

jailani,2015.jurnal Sistem Demokrasi di Indonesia Ditinjau Dari Sudut Hukum


Ketatanegaraan,volume 8,no 1,2015:109.

Sorik sutan,2019,Penataan Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia Pasca Reformasi,volume 16,no


1,2019:16-17

M Nihaya,2016,Demokrasi dan problematikanya di indonesia,volume 10,no 2,2016:125-126 .

Tue mali fx gian,2022,Pancasila dan tantangan demokrasi indonesia,volume 2,no 3,2022:320-


331.

parya eka atiska,2021,Nilai demokrasi indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945,volume
10,no 1,juli 2021:1-172

Muchariman Randi,2018,Menakar peluang peradapan demokrasi indonesia,volume 4,no


1,2018:75-80

Rachmina koho intan,2021,Oliragki dalam demokrasi indonesia,volume 15,no 1 2021:60-73

(silitonga ganda Samson,2021,Indonesia 1945-2020 Demokrasi dan civil society,volume 1,no


7,juli 2021:662)

Mutiani,2015,Reaktualisasi Pengamalan Nilai Pancasila untuk Demokrasi Indonesia,volume


2,no 2,2015:115-120).

(Fajri Hidayatul,2021,Analisis terhadap indeks demokrasi provinsi sumatra barat pasca


reformasi,volume 12,no 1,2021:47-56)
17
18

Anda mungkin juga menyukai