Anda di halaman 1dari 18

Makalah tentang Implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan

kedaulatan rakyat di Era Reformasi

Disusun Oleh:

Frisya Luthfi Utari


2210536015

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ANDALAS
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi merupakan paham yang sudah diyakini masyarakat Indonesia dari masa
lalu, prinsip pokok demokrasi Pancasila yaitu berasal dari asas-asas yang terkandung di
dalam Pancasila. Pancasila juga disebut sebagai gambaran jelas mewakili ciri bangsa
Indonesia dari sejak terbentuknya hingga saat ini. Demokrasi meletakkan rakyat pada
posisi penting, hal ini karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan.
Negara yang tidak memegang demokrasi disebut negara otoriter. Negara otoriter pun
masih mengaku dirinya sebagai negara demokrasi. Tiga model demokrasi ini telah
memberi kekayaan pengalaman bangsa Indonesia dalam menerapkan kehidupan
demokrasi. Setelah reformasi demokrasi yang diterapkan di Indonesia semakin diakui
oleh dunia luar. Reformasi telah melahirkan empat orang presiden.

Demokrasi merupakan suatu terminologi yang sarat dengan makna dan tafsir. Satu hal
yang pasti adalah, bahwa pengertiannya berkaitan erat (linkage) dengan sistem sosial
yang mendukungnya. Dengan demikian akan ternyata bahwa, di samping mengandung
unsur-unsur yang bersifat universal (universal common denominator), demokrasi juga
memuat unsur-unsur kontekstual (cultural relativisme) seperti yang pada masa lalu di
Indonesia dikenal sebagai Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pancasila. (Muladi,
2004; 94). Dalam banyak literatur dijelaskan bahwa pengertian dasar dari demokrasi
berasal dari istilah Yunani “demokratia” yang mana “demos” (rakyat) dan “kratos”
(pemerintahan) sehingga secara utuh bermakna pemerintahan oleh rakyat (government
ruled by the people), yang menunjuk pada bentuk-bentuk pemerintahan rakyat yang
bersifat partisipatori baik langsung maupun atas dasar perwakilan.

Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa Presiden
Soeharto dikenal dengan Demokrasi Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah
Bendera Revolusi (1965) pernah mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi
bangsa Indonesia. “Apakah demokrasi itu? Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’.
Masyarakat bebas berpendapat dan berorganisasi dan rakyat juga memilih langsung atau
memilih sendiri pemimpinnya. Komisi negara dibentuk oleh negara. Diperbolehkannya
jalur independen atau calon perseorangan di luar jalur politik mencalonkan diri dalam
pemilihan kepala daerah (pilkada) turut meramaikan kehidupan demokrasi di Indonesia.
Perkembangan demokrasi turut meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Masyarakat
boleh mengorganisasikan diri untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.
Masyarakat atau rakyat kembali merasakan kebebasan sipil dan politiknya. Rakyat
menikmati kebebasan berpendapat serta rakyat menikmati kebebasan berorganisasi.
Kebebasan sipil bisa dinikmati meskipun di sisi lain hak sekelompok masyarakat bisa
dihilangkan oleh kelompok masyarakat lain. Dalam kondisi seperti ini, beberapa kalangan
menilai penerapan demokrasi di Indonesia harus dijiwai dengan ideologi atau dasar
negara RI yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar atau ideologi negara harus diterapkan
dalam kehidupan berdemokrasi
Menurut Sri Soemantri selama ini demokrasi diklasifikasi menjadi dua pengertian,
yaitu; materiil dan formiil. Secara materiil, demokrasi diartikan sebagai ideologi,
pandangan hidup. Dalam pengertian formiil, yaitu demokrasi dimaknai kedalam
praktiknya. Secara materiil demokrasi terbagi tiga kategori, yaitu pertama, didasarkan
pada kemerdekaan, kedua, didasarkan pada kemajuan di bidang ekonomi, dan, ketiga,
didasarkan pada gabungan dari yang pertama dan kedua secara simultan. Dalam arti
formiil berwujud pada sistem ketatanegaraan yang dianut masing masing negara yang
tidak selalu sama yakni ada sistem pemerintahan parlementer, sistem pemerintahan
presidensil, sistem diktatorial, sistem pemerintahan campuran, adanya negara kesatuan
dan negara federal, adanya republik dan negara kerajaan dan lain-lain sebagainya. (Sri
Soemantri, 1981; 25).
Masalah Negara republik Indonesia menganut asas demokrasi yang bersumber kepada
nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya bangsa Indonesia. Perwujudan asas
demokrasi itu diartikan sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber kepada nilai
kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan. Demokrasi pancasila yang dianut
oleh bangsa Indonesia juga memberikan penghargaan yang tinggi kepada nilai
musyawarah yang mencerminkan kesungguhan dan tekad dari bangsa Indonesia untuk
berdiri diatas kebenaran untuk berpartisipasi dalam pemerintahan serta turut menentukan
haluan Negara. Namun,kebebasan tersebut disertai pula dengan tanggung jawab yang
bukan hanya di tujukan kepada manusia, melainkan juga kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan kata lain, kita harus peduli pada keadaan dan masa depan bangsa. Namun,
kepedulian itu hendaknya diwujudkan melalui cara yang benar, konstitusional dan
bertanggung jawab.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Demokrasi Pancasila

2. Prinsip dan ciri-ciri Demokrasi Pancasila

3. Azas-azas Demokrasi Pancasila

4. Nilai- nilai Demokrasi Pancasila

5. Norma-norma dalam Demokrasi Pancasila

6. Implementasi Demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat di Era

Reformasi

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Demokrasi Pancasila

2. Menjelaskan Prinsip dan ciri-ciri Demokrasi Pancasila

3. Untuk mengetahuiAzas-azas Demokrasi Pancasia

4. Untuk mengetahui Nilai-nilai Demokrasi Pancasila

5. Untuk mengetahui Norma-norma dalam Demokrasi Pancasila

7. Untuk mengetahui Implementasi Demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan

rakyat di Era Reformasi


PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi Pancasila

Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno

pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah

sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah

berubah sejalan dengan waktu.

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan

kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan

rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk

rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.

Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator

perkembangan politik suatu negara. Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk

atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan

rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

tersebut.

Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi berdasarkan paham kekeluargaan dan

gotong royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat.Dasar demokrasi pancasil adalah

kedaulatan rakyat seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Pelaksanaannya

diatur dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang berbunyi kedaulatan adalah ditangan rakyat dan

dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Makna demokrasi pancasila

pada dasarnya adalah perluasan keikutsertaan rakyat dalam berbagai kehidupan

bermasyarakat dan kehidupan bernegara yang ditentukan dalam peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Hal ini berarti, keinginan-keinginan rakyat tersebut dapat
disalurkan,baik melalui lembaga- lembaga Negara maupun melalui organisasi politik,

organisasi massa, danmedia politik lainnya. Demokrasi pancasila tidak hanya meliputi

demokrasi di bidang pemerintahan atau politik, tetapi juga telah berkembang menjadi

demokrasi dalam arti yang luas. Demokrasi dalam arti luasmeliputi berbagai sistem dalam

masyarakat, seperti sistem politik, ekonomi, sosial dan sebagainya.

Pengertian Demokrasi Pancasila menurut para ahli:

1. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.

Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan

falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-

ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

2. Prof. R.M. Sukamto Notonagoro

Pengertian demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan YME, yang

berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang

berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Ensiklopedi Indonesia

Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang- bidang politik

sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional

berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai

mufakat.

Dapat beberapa pendapat ahli tentang pengertian Demokrasi Pancasila dapat

disimpulkan bahwa Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mempersatukan Indonesia

berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat,

yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan


budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan yang perwujudannya

seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

2.2 Prinsip dan ciri-ciri Demokrasi Pancasila

Sistem demokrasi ini sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indoensia. Adapun beberapa

prinsip sistem demokrasi ini adalah sebagai berikut:

 Persamaan seluruh rakyat Indonesia dan keseimbangan hak dan kewajban.


 Pelaksanaan kebebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri dan orang lain.
 Mewujudkan keadilan sosial, keputusan yang diambil menggunakan musyawarah dan
mencapai mufakat.
 Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan dengan menjunjung tinggi tujuadan
cita-cita nasional.
 Mengadakan pemilihan umum atau pemilu, menjalankan pemerintahan berdasarkan hukum
dan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang dasar.
 Penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum, sistem konstitusi, dimana kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat.
 Kebebasan individu harus bertanggungjawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, masyarakat, dan negara.

Pada dasarnya sistem demokrasi ini memiliki kesamaan dengan demokrasi universal, namun

terdapat perbedaan di dalamnya. Adapun ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

 Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.


 Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara berkesinambungan.
 Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat minoritas.
 Kompetisi dari berbagai ide dan cara, tujuannya sebagai cara menyelesaikan masalah.
 Demokrasi Pancasila konstitusi, sehingga kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan
negara dan pemerintahan.
 Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan berdasarkan suara
terbanyak.

2.3 Azas-azas Demokrasi Pancasila

Ada dua asas yang terkandung di dalam sistem demokrasi Pancasila. Adapun asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas Kerakyatan

Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki kesadaran dasar rasa
cinta dan padu dengan rakyat, sehingga dapat mewujudkan cita-citanya yang satu.

2. Asas Musyawarah

Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memperhatikan aspirasi dan
kehendak seluruh rakyat melalui permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan
bersama.Dalam hal ini, musyawarah menjadi media untuk mempersatukan pendapat
dengan memberikan pengorbanan dan kasih sayang untuk kebahagiaan rakyat
Indonesia.

2.4 Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila

Landasan formil dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD 45 serta
Ketetapan-ketetapan MPR. Sedangkan sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut
prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi
pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Indonesia Ialah Negara yang Berdasarkan Hukum

Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas


kekuasaan belaka (Machsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa baik
pemerintah maupun lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan
tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat
harus ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi
semua warga negara harus tercermin di dalamnya.
2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat


absolutisme(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini
lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya
dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh
ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang merupakan pokok konstitusional,
seperti TAP MPR dan Undang-undang.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah


disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa
(kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara
yang tertinggi, Tugas pokok, yaitu:

a. Menetapkan UUD
b. Menetapkan GBHN
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu:

a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga


negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya
ditugaskan kepada Presiden
b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai
pelaksanaan GBHN
c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan
Wakil Presiden
d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa
jabatannya apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh
melanggar haluan negara dan UUD 1945
e. Mengubah undang-undang.
4. Presiden
Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah
penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain diangkat oleh
majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden
adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi


pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden
dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang
termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harus
mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislative ialah hak
inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:

a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah


b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan
kepada pemerintah
c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada
pemerintah.
6. Menteri Negara

Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung


jawab kepada DPR. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada
DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet
kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil. Kedudukan Menteri Negara
bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi
biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya
berada di bawah koordinasi presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas


Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan
diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan
sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat
dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi
anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

2.5 Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara

Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan Pembangunan,


ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan, dll.

2. Menjamin tetap tegaknya negara RI.


3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem
konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga
negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab

Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung jawab


kepada MPR.

2.6 Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila

Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain
sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat dua
landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk harus diketahui oleh
setiap orang yang menjadi pemimpin negara / rakyat / masyarakat / organisasi / partai /
keluarga, yaitu:
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik
perorangan atau milik suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan
bukan pula milik penguasa negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah
selaku pengurusa rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil
terhadap seluruh rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu
tidak boleh/bisa bertindak zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:


a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas),
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2
UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.
2.7 Esensi Demokrasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Perkembangan otonomi daerah di Indonesia selain mengandung arti ”perundangan”


(regeling) juga mengandung arti ”pemerintahan” (bestuur). Oleh karena itu dalam membahas
desentralisasi berarti secara tidak langsung membahas pula mengenai otonomi. Hal ini
dikarenakan kedua hal tersebut merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan, apalagi
dalam kerangka NKRI.

Sesungguhnya logika demokrasi dari pemberian otonomi dari pusat kepada daerah:
(1) memberikan kerangka untuk memperluas partisipasi politik rakyat daerah, yang
memungkinkan rakyat daerah memiliki akses yang lebih efektif kepada pemerintah, dan (2)
memberikan jaminan kebebasan bergerak bagi elemen-elemen daerah, baik formal maupun
informal, untuk mendayagunakan sumber-sumber yang ada di daerahnya dalam rangka
memenuhi kepentingan regional dan negara yang seluas-luasnya.

Oleh karena itu keperluan otonomi di tingkat lokal pada hakekatnya adalah untuk
memperkecil intervensi pemerintah pusat kepada daerah. Dalam negara kesatuan (unitarisme)
otonomi daerah itu diberikan oleh pemerintah pusat (central government) sedangkan
pemerintah hanya menerima penyerahan dari pemerintah pusat. Berbeda hanya dengan
otonomi daerah di negara federal, dimana otonomi daerah sudah melekat pada negara-negara
bagian. Dalam tataran ini, Pilkada langsung menjadi bagian terpenting yang sangat mendasar.

Indonesia dengan wilayahnya yang cukup luas dan jumlah penduduknya yang banyak
serta dengan tingkat heterogenitas yang begitu kompleks, tentu tidak mungkin pemerintah
pusat dapat secara efektif menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan tanpa melibatkan
perangkat daerah dan menyerahan beberapa kewenangan kepada daerah otonom. Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dimaksud salah satunya diperlukan desentralisasi
di samping dekonsentrasi.

Tercapainya iklim pemerintahan di daerah yang mampu mencerminkan dan


mengemban aspirasi masyarakat daerah, adalah satu syarat penting bagi stabilitas
pemerintahan di daerah khususnya, bahkan bagi pemerintahan nasional umumnya sedangkan
stabilitas ini merupakan syarat utama bagi keberhasilan pembangunan. Dua segi utama yang
senantiasa menonjol dalam hal pemerintahan di daerah pada negara negara kesatuan yang
demokratis konstitusional, yaitu: Pertama, dari segi pembinaan pemerintahan di daerah dalam
hubungannya dengan gagasan pendemokrasian pemerintahan di daerah¬-daerah. Kedua. dari
segi pembinaan pemerirtahan di daerah, dalam hubungannya dengan pembangunan di daerah
dalam rangka pembangunan nasional.

Bagir Manan berpendapat, hasrat untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya


kepada daerah-daerah dan berbagai kesatuan masyarakat hukum untuk berkembang secara
mandiri, maka dalam perumahan NKRI merdeka, perlu dibangun sendi penyelenggaraan
pemerintahan baru yang lebih sesuai yaitu, desentralisasi yang berinti pokok atau bertumpu
pada otonomi.

Pada tingkat daerah, menurut Andi Pangerang, pemerintahan di daerah akan terdapat pola
atau kaidah antara lain:

1. Wakil-wakil rakyat sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan yang tertinggi di


daerah.
2. Hirarki peraturan perundang-undangan di daerah.
3. Hubungan kewenangan yang jelas antara DPRD dengan Kepala Daerah.
4. Sistem atau mekanisme pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang demokratis.
5. Ada unsur-unsur pembantu dalam penyelanggaraan pemerintahan di daerah.
6. Struktur kekuasaan dan organisasi pemerintahan daerah dan wilayah.

2.8 Implementasi Demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat di Era Reformasi

Di masa Reformasi ini juga terdapat peningkatan prinsip-prinsip demokrasi yang


terpenting,yaitu jaminan penegakan hak asasi manusia dengan di keluarkannya Undang-
Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak asasi manusia. Pelaksanaan demokrasi yang sangat penting pada masa
reformasi ini adalah adanya amandemen terhadap UUD 1945.,Amandemen UUD 1945
dimaksudkan untuk mengubah dan memperbaharui konstitusi Negara agar sesuai dengan
prinsip-prinsip Negara demokrasi.

Salah satu implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat


adalah dengan diadakannya Pemilihan Umum. Pemilihan Umum atau yang biasa
disingkat Pemilu merupakan suatu ajang aspirasi rakyat sebagai perwujudan dari
kedaulatan rakyat Masalah Pemilu ditur dalam UUD 1945 tentang Pemilihan Umum
Bab VII B Pasal 22E sebagai hasil dari amandemen UUD 1945 ke- 3 Tahun 2001.
Implementasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang diselenggarakan
tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik legislatif maupun
presiden dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak
politik rakyat dapat disalurkan secara langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang
selama ini hanya ada dalam angan-angan akhirnya dapat terwujud.
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dri rakyat oleh

rakyat dan untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi

rakyat sebab dengan demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan sendiri

jalannya organisasi Negara dijamin. Penerapan demokrasi di berbagai Negara di

dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi masing-masing, lazimnya sangat

dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam suatu negara.

Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila di mana demokrasi itu dijiwai

dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat

diselewengkan begitu saja. Implementasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta

demokrasi yang diselenggarakan tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya

Pemilihan Umum baik legislatif maupun presiden dan wakil presiden terutama di era

reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat disalurkan secara

langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam

angan-angan akhirnya dapat terwujud.

3.2 Saran

Demokrasi menekankan pada kedaulatan rakyat di mana hak-hak rakyat

dihargai dan tidak dibatasi. Perkembangan demokrasi di Indonesia tidak selalu

meningkat begitu saja,melainkan mengalami pasang surut, mulai dari demokrasi

parlementer pada tahun 1945, demokrasi terpimpin tahun 1959 hingga akhirnya

demokrasi pancasila seperti sekarang ini.

Di era reformasi ini, demokrasi pancasila lebih menonjolkan pada


kekuatan multi partai dan peran parpol. Implementasi demokrasi pancasila salah

satunya dengan diadakannya Pemilihan Umum atau yang biasa sebut dengan

Pemilu. Pemilu diadakan dengan berdasar pada kedaulatan rakyat di mana

kekuasaan ada di tangan rakyat. Namun, dalam pelaksanaannya setelah Pemilu,

banyak kebijakan tidak berdasar pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah

pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Oleh karena itu,

untuk masa mendatang model demokrasi pancasila era reformasi sebaiknya

diarahkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
https://www.kompasiana.com/lisdianaulfa/59ba5591a7249b2f891f1e62/sistem-politik-
demokrasi http://sosiologis.com/wawasan-nusantara
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang:
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai