Anda di halaman 1dari 11

Komparasi Demokrasi Pancasila dengan

Ideologi Lain

Oleh:
Witi Uswatun Hasanah 12511244002
Mar’atush Sholihah 12511244007
Dessy Ismiatin F 12511244011
Maria Ignasia P 12511244016
Metriyani 12511244018
Elan Diwangkoro 12511244027
Deby Siswandari 12511244031
Oktavia W 12511244039

PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Sebagai dasar Negara Indonesia Pancasila memegang peranan penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila pada hakikatnya merupakan hasil penuangan
atau pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Pancasila diangkat dari nilai – nilai adat
istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia. Melalui pendidikan Pancasila warga Negara Republik Indonesia diharapkan
mampu memahami, menganalisis dan menjawab masalah – masalah yang dihadapi oleh
masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita – cita dan tujuan
nasional seperti digariskan di dalam pembukaan UUD 1945.
Pancasila adalah ideologi Bangsa Indonesia. Dengan pedoman Pancasila para
pedahulu kita bisa mempersatukan berbagai golongan dan kelompok. Selain ideologi
Pancasila ada banyak ideologi lain yang berkembang didunia yaitu ideologi Liberalisme,
Kapitalisme, Komunisme dan Sosialisme. Semua itu memiliki banyak perbedaan dengan
ideologi Pancasila. Maka dari itu makalah ini akan membahas berbagai perbedaan ideologi
Pancasila dengan beberapa ideologi yang berkembang didunia.

B.    Tujuan
1.      Mengetahui pancasila sebagai ideologi bangsa
2.      Mengetahui berbagai macam ideologi lain
3.      Mengetahui perbedaan ideologi pancasila dengan ideologi lain

C.    Manfaat
Makalah ini mencakup manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis yaitu
memperkaya khasanah pengetahuan tentang berbagai ideologi yang ada di dunia. Manfaat
praktis yaitu dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak informasi kepada
masyarakat luas dan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya tentang perbedaan
Pancasila dengan ideologi lain.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Teori

Menurut AL Marsudi ideologi berasal dari kata Yunani yaitu idein yang berarti
melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran, dan kata logia
yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan
buah pikiran atau science des ideas.
            Menurut Marxisme ideologi diartikan sebagai pandangan hidup yang dikembangkan
berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang poltik atau sosial.
            Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai
komplek pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang
atau masyarakat untuk memahami jagad raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar
untuk mengolahnya.
            Jadi ideologi dapat kita artikan sebagai suatu gagasan dan buah pikiran yang
dikembangkan secara keseluruhan yang tersusun sistematis untuk mewujudkan tujuan dan
cita- cita suatu Negara.

2.2 Demokrasi

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan


pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui
perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani – (dēmokratía)
"kekuasaan rakyat", yang dibentuk dari kata rakyat" dan "kekuasaan", merujuk pada sistem
politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani Kuno,
khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM. Istilah demokrasi
diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu
pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).
Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai
"pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat".Hal ini berarti kekuasaan tertinggi
dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan
dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. [6] Melalui demokrasi,
keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.

Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai respon kepada


masyarakat umum di Athena yang ingin menyuarakan pendapat mereka. Dengan adanya
sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan
pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat
bagi rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemukakan
pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja. Sementara itu, wanita,budak, orang asing
dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak memiliki hak untuk itu.
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk
masyarakat sosialis. Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti
terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari
orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia
inginkan. Masalah keadilan menjadi penting, dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk
menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi hak tersebut harus dihormati dan diberikan peluang
serta pertolongan untuk mencapai hal tersebut.

2.2.1 Bentuk-bentuk demokrasi

Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan.

a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat
memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap
rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki
pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung
digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu
permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era
modern sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar
dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu,
sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung
tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.

b. Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan
umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

2.2.2 Prinsip-prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi
dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat
ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru
demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat

2.2.3 Asas Pokok Demokrasi

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah


pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama
dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok
demokrasi, yaitu:

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil


rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas,
dan rahasia serta jujur dan adil; dan
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

2.2.4 Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi


Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai
oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai
berikut:

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik


langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).

2.3 Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat


tanpa oposisi  dalam doktrin Manipol disebut pula sebagai demokrasi
terpimpin merupakan demokrasi yang berada dibawah komando Pemimpin Besar
Revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah pimpinan komando Bapak
Pembangunan arah rencana pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap usaha
pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.[2]

Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal.
Ciri demokrasi Pancasila

 pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi


 adanya pemilu secara berkesinambungan
 adanya peran-peran kelompok kepentingan
 adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
 Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan
masalah.
 Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

2.4 Ideologi pancasila

Bahwa pancasila adalah bagian dari ideologi bangsa yang diangkat dari nila-nilai adat
istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
indonesia. Ideologi dapat diartikan sebagai suatu gagasan dan buah pikiran yang
dikembangkan secara keseluruhan yang tersusun secara sistematis yang mewujudkan tujuan
dan cita-cita negara.

Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka khususnya di NKRI. Sebagai
ideologi terbuka pancasila memberikan orientasi kedepan, mengharuskan bangsa nya untuk
selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya terutama menghadapi
globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segala bidang. Pancasila sebagai ideologi terbuka
memiliki dimensi idealitas, normatif, dan realitas.

2.5 Ideologi liberalisme

Jika dibandingkan dengan ideologi pancasila yang secara khusus norma-normanya


terdapat di dalam undang-undang Dasar 45, maka dapat dikatakan bahwa hal-hal yang
terdapat di dalam liberalisme terdapat di dalam pasal UUD 45, tetapi pancasila menolak
liberalisme sebagai ideologi yang absolutisasi dan determinisme.

Liberalisme merupakan paham yang memberikan penekanan kebebasan individu sehingga


kesejahteraan bukan menjadi tanggung jawab negara.

2.6 Ideologi komunisme

Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat


kekuasan sebagai prinsip semua adalah milik rakyat secara merata. Komunisme sangat
membatasi demokrasi pada rakyatnya sehingga komunisme juga disebut anti loberalisme.

Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran partai komunis. Jadi
perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian buruh hanya dapat berhasil jika
bernaung dibawah dominasi partai.

2.7 Ideologi sosialime

Merupakan ideologi yang lebih mengedepankan persamaan / pemerataan derajat antar


masyarakat. Ideologi sosialisme dipandang bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri,
kerjasama atau gotong royong akan membuat kehidupan dalam bermasyarakat menjadi lebih
baik

Sosialisme mencita-citakan sebuah masyarakat yang di dalamnya semua orang hidup dan
dapat bekerjasama dalam kebebasan dan solidaritas dengan hak-hak , yang sama. Tujuan nhya
iyalam mengorganisir buruh dan menjamin pembagian merata hasil-hasil yang dicapai,
memberikan ketentraman dan kesempatan bagi semua orang.
2.8 Tabel perbandingan

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan ideologi liberalisme, komunisme, dan sosialisme

Aspek Pancasila Sosialisme Komunisme Liberalisme

Aspek • Demokrasi • Demokrasi • Demokrasi


• Demokrasi
politik untuk rakyat liberal
pancasila
kolektivitas • Berkuasa • Hukum untuk
• Hukum untuk
• Diutamakan mutlak satu melindungi
menjunjung
kebersamaan parpolhuku individu
tinggi keadilan
m untuk • Dalam politik
dan keberadaban • Masyarakat
melanggeng
individu dan sama dengan mementingka
kan
masyarakat negara n individu
komunis

Aspek • Peran negara • Peran negara • Peran negara • Peran negara


ekonomi ada untuk tidak ada untuk dominan kecil
terjadi monopoli pemerataan • Demi • Swasta
yang merugikan • Keadilan kolektivitas mendominasi
rakyat distributif berarti demi • Kapitalime
yang negara
• Monopolisme
diutamakan • monopoli
• Persaingan
negara
bebas

Aspek • Bebas memilih • Agama • Agama • Agama urusan


agama salah satu agama mendorong candu pribadi
perkembanga masyarakat
• Agama harus • Bebas
nnya
menjiwai dalam • Agama beragama dan
kebersamaan
kehidupan harus memilih
bermasyarakatbe dijauhkan agama
rbangsa dan dari • Bebas tidak
bernegara masyarakat beragama
Aspek • individu diakui • Masyarakat • Individu • Individu lebih
pendanga keberadaan nya lebih penting tidak penting penting dari
n terhadap • Masyarakat dari individu pada
• Masyarakat
individu masyarakat
diakui keberadaan tidak penting
dan nya • Masyarakat
• Kolektivitas
masyarak diabdikan
• Individu akan yang
at bagi individu
punya arti apabila dibentuk
hidup ditengah negara lebih
masyarakat penting

Ciri khas • Keselarasan • Kebersamaan • Atheisme • Penghargaan


keseimbangan dan • Akomodasi atas HAM
• Dogmatis
keserasian dalam
• Demokrasi
aspek • Jalan tengah • Otoriter
setiap
• Negara hukum
kehidupan • Ingkar HAM
• Reaksi
• Reaksi
terhadap
terhadap
absolutisme
liberalisme
dan
kapitalisme
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai ideologi bangsa menunjukan adanya keseimbangan ide dan gagasan
serta tidak bersifat absolut dalam memandang manusia dan kehidupan bernegara, sedangkan
liberalisme, komunisme lebih bersifat mutlak atau totaliter. Keduanya juga cenderung
menutup mata akan adanya dampak individualisme dan persaingan. Selain itu, jika
sibandingkan dengan pancasila, sosialisme sering dikatakan sebagai antitesa kapitalisme, yang
tingkah laku ekonomi dikuasai oleh kepentingan untuk memperoleh keuntungan maksimal
lewat persaingan bebas, sistem pasar, dan harga.

B. Saran
Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan adanya
persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan
memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila sebagai
suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia.

Jadi, Indonesia saat ini sangat membutuhkan sebuah idiologi dalam menjalankan
pemerintahan ini ke depan. Tidak lain ideologi itu adalah Pancasila. Sebelumnya melangkah
lebih jauh, sangat perlu kita memahami apa arti dari ideologi dan apa itu Pancasila
sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Elly M. 2003.Pendidikan Pancasila. Jakarta : Gramedia

Purwastuti, L. Andriani.2002.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta : UNY Press

http://thehilmanscoy.blogspot.com,Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi

lainnya,

http://slowdownthing.blogspot.com,”Perbedaan Ideologi Pancasila, Komunis dan Sosialis”,

Anda mungkin juga menyukai