Anda di halaman 1dari 4

DEMOKRASI PANCASILA

Dhimas Ilma Akbar


Kelas/Presensi E6D/24
Mata Kuliah Kewarganegaraan
Fakultas Peternakan

A. Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan yang keputusan keputusan penting secara
langsung maupun tidak langsung didasarkan kepada keputusan mayoritas yang diberikan kepada secara
bebas kepada masyarakat yang sudah dewasa.
Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu “demos” dan “kratos”. Demos memiliki makna
atau arti sebagai rakyat, sedangkan kratos memiliki makna pemerintahan. Demokrasi sebagai system
pemerintahan memberikan hak serta mengijinkan serta kebebasan kepada warga negara untuk
berpendapat sertu turut berpartisipasi dalam mengambil keputusan di system pemerintahan.
Menurut Montesquieu kekuasaan negara harus dibagi serta harus dilaksanakan oleh tiga Lembaga
atau institusi yang terpisah serta berbeda satu sama lainnya. Yang pertama ada Lembaga legislative yang
berfungsi untuk memegang kekuasaan membuat suatu undang undang yang kedua ada Lembaga eksekutif
yang memiliki fungsi sebagai melaksanakan undang undang, dan yang terakhir ada Lembaga yudikatif
yang memegang kekuasaan untuk mengadili pekaksanaan undang undang . masing masing institusi
tersebut berdiri secara independent tanpa dipengaruhi oleh institusi lainnya.
Demokrasi dilakukan agar kebutuhan masyarakat umum dapat terpenuhi. Seperti halnya dalam
pengambilan kebijakan negara demokrasi tergantung pada keinginan dan aspirasi rakyat secara umum.
Agar terciptanya kepuasan rakyat maka kebijakan demokrasi harus sesuai keinginan masyarakat bukan
keinginan pribadi ataupun golongan.
Demokrasi memiliki tujuan antara lain memberi kebebasan berpendapat serta berekspresi. Negara
yang menganut system demokrasi rakyatnya memiliki kebebasan memberi pendapat dan menyuarakan
aspirasi serta ekspresi mereka. Hal ini menjadi fundamental bagi negara yang menganut system
demokrasi. Penjaminan hak ini dilakukan dengan terbuka sebagai cara untuk mengungkapkan dan
mengatasi adanya masalah social yang belum terwujud.
Secara umum demokrasi memiliki tujuan untuk menciptakan keamanan, ketertiban dan rasa
tentram bagi msyarakat. Demokrasi menjamin hak-hak setiap warga negara dan mengedepankan
kepentingan Bersama dalam bermusyawarah guna mendapat solusi Bersama agar terjalin kenyamanan
serta keamanan di lingkungan masyarakat.
Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat, sehinggat dalam setiap proses pemerintahan
rakyat selalu dilibatkan mulai dari pemilihan umum secara langsung maupun Ketika memberi aspirasi
terkait kebijakan serta keputusan publik. Rakyat dituntut aktif dalam bidang politik guna memajukan
kinerja serta mengawasi pemerintah negara tersebut.
B. Pembahasan

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat


dalam penyelenggaraan negara dan kepemerintahan yang verdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang
dasar 1945. Ide demokrasi bertemu dan berinteraksi secara dialektis dengan berbagai latar belakang sosial
dan budaya, serta gaya dan tingkatan pertumbuhan ekonomi. Pertemuan dan interaksi ini menunjukkan
bahwa fleksibilitas cita-cita demokrasi saat menerapkan demokrasi
menjadi rumit.

Praktik demokrasi telah berkembang dan telah merambah seluruh masyarakat dunia dalam
berbagai bentuknya, bahkan di Indonesia. Ide demokrasi memang menjadi usaha yang populer. Di
Sudut pandang Armartya Sen (Riyanto, dkk., 2014:109), pernyataan populer bahwa konten dalam
demokrasi meliputi intrinsik, instrumental, dan konstruktif. Nilai intrinsik demokrasi dikaitkan dengan
kebebasan dan bergabung. Menjalankan kebebasan, menjalankan hak sipil dan politik bagian dari
kehidupan individu sebagai makhluk sosial. Partisipasi dalam kehidupan sosial dan politik mengandung
nilai intrinsik untuk kehidupan manusia.

Sementara itu, nilai dan peran instrumental atau fungsional demokrasi adalah usaha dan
kemampuan untuk mendengarkan pikiran dan aspirasi masyarakat. Apa itu diungkapkan dan
dipertahankan untuk menarik perhatian politik, termasuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan. Sementara itu, nilai dan peran atau fungsi konstruktif demokrasi dapat
dipahami dan menyimpulkan bahwa mempraktikkan demokrasi menawarkan peluang warga belajar dari
satu sama lain dan membantu masyarakat secara keseluruhan untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Di era revolusi nasional, jika Anda memperhatikan kebijakan para founding fathers sebelum
kemerdekaan tahun 1945, pada dasarnya praktik demokrasi diamati di antara mereka. Sebagai contoh
di BPUUPK (Badan Penyidikan Persiapan Independen) bertanggung jawab untuk membangun bentuk
negara, batas-batas negara, falsafah dasar negara,dan lain-lain, terjadi perdebatan sengit di antara mereka.
Keanggotaan BPUUPK sebanyak 68 orang juga mencerminkan perwakilan ideologi politik, terutama
Islam (20%) dan Nasionalis (80%). Misalnya, setelah berjuang selama sekitar 21 hari, akhirnya pada
tanggal 22 Juni 1945, sebuah sintesis dan kompromi dapat dicapai. Sintetis ini dikenal sebagai Piagam
Jakarta. Dalam aturan ini Pancasila diterima sebagai dasar negara, tetapi urutan silanya telah berubah
Ganti lokasi. Perintah Tuhan ditetapkan sebagai aturan mahkota (pertama), juga dengan memperhatikan
klausul yang dilampirkan "dengan kewajiban" menerapkan syariat Islam kepada pemeluknya” (Maarif,
1998:28).

Perjalanan demokrasi selanjutnya terlihat pada sidang PPKI, 18 pada bulan Agustus 1945, pada
saat diundangkannya UUD dan pemilihan presiden dan wakil presiden. Konstitusi didefinisikan sebagai
Konstitusi kemudian dikenal sebagai Konstitusi UUD 1945, tetapi cikal bakal, baik pembukaan maupun
badan, dari awal dan isi Konstitusi yang ditulis sejauh ini sebelumnya, termasuk Piagam Jakarta. Dalam
proses diundangkannya UUD, terjadi dialog yang sengit, sehingga Sukarno merasa kewalahan
menghadapi Ki Bagus Hadikusumo. Akhirnya, melalui pendekatan Mohammad Hatta, dengan
menggunakan Teuku Mohannad Hassan, wakil Sumatera di PPKI,15 menit, ada acara pemogokan klausa
terlampir keilahian, baik dalam pembukaan maupun dalam alinea pertama kanon 29.

Hal yang sama berlaku untuk kata 'Islam' yang awalnya termasuk dalam artikel
Konstitusi dicabut. Dengan demikian, kompromi ditemukan antara faksi Muslim dan nasionalis, orang
Timur yang menentang Konstitusi memiliki hilang dan persatuan tetap terjaga Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang wajib diberikan di semua jenjang pendidikan sampai
jenjang pendidikan tinggi. Yang menjadi tujuan umum Pendidikan. kewarganegaraan adalah bagaimana
mendidik para mahasiswa sebagai calon intelektual bangsa menjadi warga negara yang baik (good
citizen) yang dapat memahami nilai-nilai falsafah negaranya, memiliki kepribadian (attitude) yang
mantap, berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban. Setiap warga negara dituntut
untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi
perkembangan dan perubahan masa depannya. Untuk itu diperlukan penguasaan Ipteks yang
berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan
sebagai panduan dan pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga negara dengan negara,
pendidikan bela negara yang mengandung nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa. Pendidikan
kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap
dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.

C. Kesimpulan

Pancasila sebagai ideologi negara selama 70 tahun, juga telah menjadi pilar demokrasi, ternyata
memiliki bentuk yang berbeda tergantung pada perubahan lanskap politik di negara ini. Hanya itu saja
adalah tanda bahwa negara ini benar-benar belajar untuk mencari format yang tepat dalam demokrasi,
tentu sesuai dengan jiwa Pancasila. Seperti apa demokrasi yang saleh? manusiawi, bijaksana dan adil
yang dapat mengikat penyatuan negara ini. Upaya mewujudkan demokrasi Pancasila yang ideal harus
terus dilakukan dengan dekonstruksi abadi.

Dekonstruksi tidak didefinisikan di sini sebagai penghancuran, pemindahan, atau larut.


Membangun berarti mengembangkan, membangun dan mengkodifikasikan. Namun belum tentu istilah
yang berlawanan, dekonstruksi, bertentangan. Dekonstruksi terencana adalah upaya membaca Kembali
semua fakta. Karena mengoreksi, maka dekonstruksi Demokrasi Pancasila berarti demokrasi
konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan kepemerintahan
yang verdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang dasar 1945

D. Daftar Pustaka

 Harefa, D., & Fatolosa Hulu, M. M. (2020). Demokrasi Pancasila di era kemajemukan. PM
Publisher.
 Sudrajat, A. (2016). Demokrasi Pancasila dalam Perspektif Sejarah. Mozaik: Kajian Ilmu
Sejarah, 8(1).
 Tjarsono, I. (2013). Demokrasi Pancasila Dan Bhineka Tunggal Ika Solusi
Heterogenitas. Transnasional, 4(2), 876-888.
 Gandamana, A. (2017). Memaknai Demokrasi Pancasila. JURNAL HANDAYANI PGSD FIP
UNIMED, 7(1), 109-115.
 Pawestri, A. D. S. (2021). Demokrasi pancasila.

Anda mungkin juga menyukai