PEMERINTAHAN NASIONAL
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
(2202026082)
UNIVERSITAS MULAWARMAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..………i
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….ii
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..…iii
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..6
3.2. Saran……………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………V
BAB 1 PENDAHULUAN
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari semua
sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem
pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana sini.
Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya,
kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak
menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua
warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.[1]
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu
yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari
banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan
bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha untuk membangun
sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada tahun 1945. Sebagai
sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya sudah banyak dibahas atau bahkan dicoba diterapkan di
Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan negaramasyarakat telah diatur dalam
UUD 1945.
Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang melindungi bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang melandasi kehidupan negara yang
demokratis.
Sebagai bentuk kesungguhan negara Indonesia, landasan tentang demokrasi telah tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 maupun Batang Tubuh UUD 1945. Seluruh pernyataan dalam UUD 1945
dilandasi oleh jiwa dan semangat demokrasi. Penyusunan naskah UUD 1945 itu sendiri juga dilakukan
secara demokratis. UUD 1945 merangkum semua golongan dan kepentingan dalam masyarakat
Indonesia. Dengan demikian, demokrasi bagi bangsa Indonesia adalah konsep yang tidak dapat
dipisahkan.Budaya demokrasi di Indonesia perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta hendaknya mengacu kepada akar budaya nasionalisme yang memiliki
nilai gotong royong atau kebersamaan dan mementingkan kepentingan umum. Namun, budaya
individualisme dan budaya liberal yang masuk melanda masyarakat dengan melalui arus globalisasi
tidak mungkin bisa dibendung karena kemajuan teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1.Simpulan
Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
“demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan “cratein” atau “cratos” yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demoscratos (demokrasi) adalah
keadaan negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan
oleh rakyat. Saat ini, terdapat beberapa model demokrasi. Ada lima corak atau model demokrasi yaitu;
demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi sosial, demokrasi partisipasi dan demokrasi
konstitusional.
Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi agar dapat
diterima dan dijalankan oleh warga negara. Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga
masyarakat berperilaku dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda
akan pengetahuan, kesadaran, dan nilainilai demokrasi. Pendidikan demokrasi dapat saja merupakan
pendidikan yang diintegrasikan ke dalam berbagai studi, misal dalam mata pelajaran PPKn dan Sejarah
atau diintegrasikan ke dalam kelompok sosial lainnya.
Perkembangan demokrasi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh sejarah sistem kepemerintahan
yang dijalankan di Indonsesia yang dijalankan sejak awal kemerdekaan sampai bergulirnya reformasi
hingga saat ini. Pada awal kemerdekaan (1950 – 1959) Indonesia menjalankan demokrasi Liberal,
dilanjutkan dengan demokrasi terpimpin (1959 – 1966). Pada masa pemerintahan orde baru (1956-1998)
Indonesia bertekad melaksanakan demokrasi yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, namun pada
kenyataannya hal itu tidak sesuai harapan karena pemerintah cendrung bertindak otoriter, lalu
dilanjutkan masa reformasi (1998-sekarang) dimana pada masa reformasi, demokrasi pada dasarnya
demokrasi yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945, dimana pada masa reformasi ini dilakukan
penyempurnan pelaksanaan dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan
meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi Negara dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan
yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
3.2.Saran
Penulis menawarkan beberapa saran penting. Khususnya yang berkaitan dengan persoalan
kedaulatan rakyat sebagai tujuan dari demokrasi itu sendiri. Saran tersebut anatara lain:
Pertama, apa yang menjadi kekurangan dan sejarah kelam bagi pelaksanaan demokrasi
Indonesia dimasa lalu hendaknya menjadi pembelajaran dan tidak diulang kembali. Kedua, hendaknya
masyarakat tidak terlalu eksklusif atau ekstrim dalam memandang perbedaan keyakinan, agama, adat
istiadat, perbedaan politik, dan lain sebagainya. Sebab, perbedaan-perbedaan itu adalah bagian dari
demokrasi. Ketiga, Sebaiknya bagi semua warga negara/masyarakat, dalam pelaksanaan demokrasi,
benar-benar menyuarakan isi hatinya jangan hanya karena iming-iming hadiah berupa materi sehingga
lupa apa yang seharusnya disuarakan. dan Keempat, Bagi para elit politik dan pemerintah, kiranya
kehidupan rakyat lebih diperhatikan, jangan justru bekerjasama untuk membodohi dan menipu rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ahmad Syafii Maarif. 1985. Islam Dan Masalah Kenegaraan: Studi Tentang Percaturan
Artis, 2014, Demokrasi dan Konsitusi di Indonesia, Pekanbaru, UIN SUSKA Riau
Dalam Konstituante. Jakarta: LP3ES
Internet :
Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan Depdiknas dalam Rowland B. F. Pasaribu. 2012. Demokrasi
dan Sistem Pemerintahan Negara. http://rowland_pasaribu.staff. gunadarma.ac.id.
[1] Ahmad Syafii Maarif. 1985. Islam Dan Masalah Kenegaraan: Studi Tentang Percaturan
Dalam Konstituante. Jakarta: LP3ES. hal. 144.
[2] Mahfud dalam Rowland B. F. Pasaribu. 2012. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan
Negara. http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id. Hal. 142.
[3] Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.67
[4]R.Masri Sareb Putra (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, (Jakarta: Salemba Humanika,
2010), hal.148
[5] Artis, 2014, Demokrasi dan Konsitusi di Indonesia, Pekanbaru, UIN SUSKA Riau, Hal. 38
[6] Prof Dr. Azyumardi Azra, MA, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah, 2003), hal.118
[7] Mohtar Maso'ed.1999. Negara, Kapital, dan Demokrasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm.
24.
[8] Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Op.cit, hal. 77
[9] Ibid, hal 78.
[10] Zamroni dalam Rowland B. F. Pasaribu. 2012. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan
Negara. http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id. Hal. 153.
[11] Ibid
[12] Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan Depdiknas dalam Rowland B. F. Pasaribu.
2012. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara. http://rowland_pasaribu.staff.
gunadarma.ac.id. Hal. 156.
[13] Ibid
[14] Udin S. Winataputra dalam Rowland B. F. Pasaribu. 2012. Demokrasi dan Sistem
Pemerintahan Negara. http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id. Hal. 155.
[15] Rowland B. F. Pasaribu. 2012. Demokrasi dan Sistem
Pemerintahan Negara. http://rowland_pasaribu.staff. gunadarma.ac.id. Hal. 158.