OLEH
NIM;2205011007
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
Ucapan terima kasih saya sampaikan ke pada bapak SURYA sebagai dosen
pengampu mata kuliah MATERIAL TEKNIK saya yang telah membantu memberikan
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penyusun. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang di
ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat
kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan
pendapat dan aspirasinya masing-masing. Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau
rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak
yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan
sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian
sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang
masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa,
iii
Rumusan Masalah
Pengertian demokrasi
Tujuan
iv
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
.PENGERTIAN DEMOKRASI…………………………………………………..……01
.KONSEP DEMOKRASI…………………………………….........................................16
BAB 3 KESIMPULAN
KESIMPULAN.................................................................................................................50
v
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN DEMOKRASI
Dalam buku berjudul Komunikas Politik, Media & Demokrasi dari Henry
komunikasi politik dan kepemimpinan politik yang akan membentuk demokrasi itu
sendiri.
sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada
warga negaranya untuk berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di
pemerintahan.
1
PENGERTIAN DEMOKRASI MENURUT PARA AHLI
C.F. Strong
turut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan, yang kemudian menjamin
Haris Soche
pemerintahan terdapat porsi bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur,
mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan orang lain atau badan yang
Montesquieu
Kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga lembaga atau institusi
yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama, legislatif yang merupakan
institusi tersebut berdiri secara independen tanpa dipengaruhi oleh institusi lainnya.
Samuel Huntington
2
Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam
sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan di
dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh
John L Esposito
Pada Sistem Demokrasi semua orang berhak berpartisipasi, baik terlibat aktif
maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja
dalam lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif,
Affan Gaffa
Menurut Affan Demokrasi sendiri terbagi menjadi dua definisi yang pertama jika
diartikan secara normatif, adalah demokrasi yang secara ideal ingin diwujudkan oleh
negara, sementara secara empiris adalah demokrasi adalah perwujudannya dunia politik.
Abraham Lincoln
Demokrasi menurut Abraham Lincoln adalah sebuah hal yang didasari oleh rakyat.
Joseph A. Schemer
Perencanaan tersebut dilakukan untuk mencapai sebuah keputusan politik. Dimana setiap
3
individu akan memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif. Hal
Aristoteles
demokrasi adalah suatu kebebasan, prinsip demokrasi adalah kebebasan. Hal itu karena
hanya melalui kebebasanlah, setiap warga negara dapat saling berbagi sebuah kekuasaan
delapan. Dikutip dari Science ABC, delapan jenis atau bentuk utama demokrasi, yaitu
democracy)
Demokrasi langsung adalah ketika warga negara dapat memilih kebijakan secara
langsung tanpa perantara atau majelis parlemen. Jika pemerintah harus mengesahkan
4
undang-undang atau kebijakan tertentu, diserahkan pada rakyat. Demokrasi langsung
dapat dipraktikkan dalam negara yang populasinya kecil, berpendidikan dan secara
untuk memilih hukum yang berlaku di masyarakat. Demokrasi langsung terlalu rumit
perwakilan atas nama mereka daripada membuat keputusan sendiri pada setiap masalah.
memilih perwakilan untuk duduk di parlemen. Bentuk demokrasi ini paling umum
ditemukan di seluruh dunia. Kelemahan demokrasi tak langsung adalah pemerintah yang
terpilih gagal mengakomodasi kepentingan warga negara. Sebagian besar negara yang
menerapkan demokrasi perwakilan disebut juga negara demokrasi liberal. Karena lebih
Amerika Serikat dan India. Tetapi ada juga beberapa negara yang terus menerus merasa
terancam oleh pihak luar atau kerusuhan sipil sehingga lebih suka demokrasi defensif
daripda liberal. Agar pemerintah dapat mengerahkan pasukan pada saat bersamaan.
memiliki sejumlah besar kekuasaan atas pemerintah. Presiden dipilih secara langsung
atau tidak langsung oleh warga negara. Presiden dan lembaga eksekutif pemerintah tidak
bertanggung jawab kepada legislatif tetapi tidak dapat memberhentikan lembaga legislatif
jabatannya kecuali jika ada kasus ekstrem. Dalam demokrasi presidensial, kepala negara
juga adalah kepala pemerintahan. Contoh Amerika Serikat, Argentina dan Sudan.
5
Demokrasi parlementer Dalam demokrasi parlementer kedudukan lembaga
legislatif lebih kuat. Lembaga eksekutif memperoleh legitimasi demokrasi hanya dari
(perdana menteri) dan mencopot perdana menteri dengan memberikan mosi tidak
percaya. Kepala negara (presiden) berbeda dari kepala pemerintahan (perdana menteri)
dan keduanya memiliki tingkat kekuasaan yang berbeda-beda. Namun dalam kebanyakan
kasus, presiden adalah raja yang tidak memiliki kekuasaan seperti di Inggris atau kepala
Demokrasi otoriter Demokrasi otoriter terjadi ketika hanya elit yang merupakan
tetapi orang biasa tidak dapat. Karena itu, pada akhirnya hanya elit penguasa yang
Vladimir Putin.
Islam memiliki tiga karakteristik utama yaitu: Para pemimpin dipilih oleh rakyat. Semua
orang tunduk pada hukum Syariah, termasuk para pemimpin. Para pemimpin harus
tempatnya untuk konsultasi tentang masalah apa pun. Ini adalah prinsip dasar sistem
ketiga karakteristik ini Iran, Afghanistan dan Pakistan. Negara Islam lain seperti Arab
negara atas pasar neoliberal. Pengeluaran negara untuk memberikan layanan gratis
daripada swasta yang terlalu mahal. Negara fokus pada penyediaan pendidikan gratis atau
layanan kesehatan gratis sehingga orang tidak harus bergantung pada perusahaan.
sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas
bersama.
Prinsip-Prinsip Demokrasi
Prinsip budaya demokrasi
g. Kebebasan : Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap
beragam pilihan atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi
kepentingan bersama atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar
pihak manapun.
h. Persamaan : Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan
agama. Namun dalam negara demokrasi perbedaan tersebut tidak
perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak menimbulkan
konflik.
i. Solidaritas : Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi.
Karena dengan adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada
8
luas kepada rakyat sehingga pemerintah dapat diawasi untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
Dalam perkembangan-nya demokrasi di Indonesia,demokrasi dibagi
dalam beberapa periode berikut:
Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950) Tahun
1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi
Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan
demokrasi belum berjalan dengan baik karena masih adanya
revolusi fisik.Pada awalnya kemerdekaan masih
terdapat sentralisasi kekuasaan.Hal itu terlihat pada pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sebelum MPR ,
DPR dan DPA dibentuk menurut UU ini, segala kekuasaan
dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP. Untuk
menghindari bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolute
pemerintah mengeluarkan:
j. Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 oktober 1945,
KNIP berubah menjadi lembaga legislatif;
k. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang
Pembentuksn Partai Politik;
l. Maklumat Pemmerintah tangaal 14 november 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi
parlementer .
Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama
m. Masa Demokrasi Liberal 1950-1959
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas
politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai
politik.Akan tetapi ,praktik demokrasi pada masa ini dinilai
gagal disebabkan :
1) Dominannya partai politik ;
2) Lanadasan social ekonomi yang masih lemah ;
9
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk
mengganti UUDS 1945.
1) Bubarkan konstituante
2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
3) Pembentukan MPRS dan DPAS.
n. Masa Demokrasi Terpimpin
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS
No.VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di
antara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom.Ciri-cirinya adalah:
1) Tingginya dominasi presiden
2) Terbatasnya peran partai politik
3) Berkembangya pengaruh PKI
10
4) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk
mengganti UUDS 1945.
4) Bubarkan konstituante
5) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
6) Pembentukan MPRS dan DPAS.
o. Masa Demokrasi Terpimpin
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS
No.VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di
antara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom.Ciri-cirinya adalah:
1) Tingginya dominasi presiden
2) Terbatasnya peran partai politik
3) Berkembangya pengaruh PKI
11
a. Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang pembatasan
Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI;
b. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen
I,II,III,IV.
12
dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang
kuat.
Misalnya berdasarkan ketetapan MPRS No. III/1963 yang
mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Selain itu,
terjadi penyelewengan dibidang perundang-undangan dimana
pelbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan
Presiden (Penpres) yang memakai Dekrit 5 Juli sebagai sumber
hukum, dan sebagainya.
3. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila.
Demokrasi Pancasila dalam rezim Orde Baru hanya sebagai retorika
dan gagasan belum sampai pada tataran praksis atau penerapan.
Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan,rezim ini
sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi.
Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh;
dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi
pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai
politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik
dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan
inkorporasi lembaga nonpemerintah
4. Periode 1998-sekarang ( Reformasi ).
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh
wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden
Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari
rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi
yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal
bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan
fase krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke
mana arah demokrasi akan dibangun.
13
Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Setelah Orde Baru tumbang yang ditandai oleh turunnya Soeharto dari
kursi kepresidenan pada bulan Mei 1998 terbuka kesempatan bagi bangsa
Indonesia untuk kembali menggunakan demokrasi. Demokrasi merupakan
pilihan satu-satunya bagi bangsa Indonesia karena memang tidak ada
bentuk pemerintahan atau sistem politik lainnya yang lebih baik yang
dapat dipakai untuk menggantikan sistem politik Orde Baru yang otoriter.
Oleh karena itu ada konsensus nasional tentang perlunya digunakan
demokrasi setelah Orde Baru tumbang. Gerakan demokratisasi setelah
Orde Baru dimulai dengan gerakan yang dilakukan oleh massa rakyat
secara spontan. Segera setelah Soeharto menyatakan pengunduran dirinya,
para tokoh masyarakat membentuk sejumlah partai politik dan
melaksanakan kebebasan berbicara danberserikat/berkumpul sesuai
dengan nilai-nilai demokrasi tanpa mendapat halangan dari pemerintah.
Pemerintah tidak melarang demokratisasi tersebut meskipun peraturan
perundangan yang berlaku bias digunakan untuk itu. Pemerintah bisa saja,
umpamanya, melarang pembentukan partai politik karena bertentangan
dengan UU Partai Politik dan Golongan Karya yanghanya mengakui dua
partai politik dan satu Golongan Karya. Tentu saja pemerintah tidak mau
mengambil resiko bertentangan dengan rakyat sehingga pemerintah
membiarkan demokratisasi bergerak sesuai dengan keinginan rakyat.
Pemerintah kemudian membuka peluang yang lebih luas untuk
melakukan demokratisasi dengan mengeluarkan tiga UU politik baru yang
lebih demokratis pada awal 1999. Langkah selanjutnya adalah amandemen
UUD 1945 yang bertujuan untuk menegakkan demokrasi secara nyata
dalam sistem politik Indonesia.Demokratisasi pada tingkat pemerintah
pusat dilakukan bersamaan dengan demokratisasi pada tingkat pemerintah
daerah (provinsi,kabupaten, dan kota). Tidak lama setelah UU Politik
dikeluarkan,diterbitkan pula UU Pemerintahan Daerah yang memberikan
otonomi yang luas kepada daerah-daerah.Suasana bebebasan dan
14
keterbukaan yang terbentuk pada tingkat pusat dengan segera diikuti oleh
daerahdaerah.
Oleh karena itu beralasan untuk mengatakan, demokratisasi di
Indonesia semenjak 1998 juga telah menghasilkan demokratisasi pada
tingkat pemerintah daerah.Sesuai dengan perkembangan demokratisasi di
tingkat pusat, di tingkat provinsi (juga di tingkat kabupaten dan kota)
dilakukan penguatan kedudukan dan fungsi tersebut mempunyai
kedudukan yang sama dengan gubernur. Gubernur tidak lagi merupakan
“penguasa tunggal” seperti yang disebutkan dalam UU Pemda yang
dihasilkan selama masa Orde Baru.DPRD telah mendapatkan perannya
sebagai lembaga legislatif daerah yang bersama-sama dengan gubernur
sebagai kepala eksekutif membuat peraturan daerah (perda). DPRD
Provinsi menjadi lebih mandiri karena dipilih melalui pemilihan umum
(pemilu) yang demokratis. Melalui pemilu tersebut, para pemilih
mempunyai kesempatan menggunakan hak politik mereka untuk
menentukan partai politik yang akan duduk di DPRD.
Suasana kebebasan yang tercipta di tingkat pusat sebagai akibat dari
demokratisasi juga tercipta di daerah. Partisipasi masyarakat dalam
memperjuangkan tuntutan mereka dan mengawasi jalannya pemerintahan
telah menjadi gejala umum di seluruh provinsi di Indonesia. Berbagai
demonstrasi dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat, tidak
hanya di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok-pelosok desa di
Indonesia.Rakyat semakin menyadari hak-hak mereka sehingga mereka
semakin peka terhadap praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan
yang tidak benar dan merugikan rakyat.Hal ini mengharuskan pemerintah
bersikap lebih peka terhadap aspirasi yang berkembang di dalam
masyarakat. Demokratisasi telah membawa perubahan-perubahan politik
baik di tingkat pusat maupun daerah. Apa yang terjadi di tingkat pusat
dengan cepat ditiru oleh daerahdaerah. Demokratisasi merupakan sarana
untuk membentuk system politik demokratis yang memberikan hak-hak
yang
15
c. Demokrasi liberal : Dalam demokrasi ini pemerintah dibatsi oleh
undang-undang dan pemilihan umum yang bebas diselenggarakan
dalam waktu yang tetap.
d. Demokrasi terpimpin : Dalam demokrasi ini terdapat keyakinan
para pemimpin bahwa semua tindakan mereka dipercaya oleh
rakyat, tetapi menolak persaingan dalam pemilihan umum untuk
menduduki kekuasan.
e. Demokrasi sosial : Demokrasi ini menaruh kepeduliannya kepada
keadaan sosial dan egalitarianisme (paham persamaan) bagi
persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
f. Demokrasi partisipasi : Demokrasi yang menekankan hubungan
timbal balik antara penguasa atau pemimpin dengan yang
dipimpin.
kelompok-kelompok budaya dan menekankan kerja sama yang erat diantara elite
.KONSEP DEMOKRASI
Konsep demokrasi bukanlah hal yang baru. Bisa dikatakan bahwa
konsep ini telah menjadi konsumsi public sehari-hari layaknya
kebutuhan primer.
Demokrasi menjadi kata kunci untuk sebuah pranata dan peradaban
social yang mapan.Demokrasi berarti mapan. Tidak demokrasi artinya
tidak mapan.Sebuah analogi sederhana yang memiliki spectrum
luas.Bahkan dewasa ini penerimaan demokrasi secara luas sebagai
landasan legitimasi bagi tatanan politik merupakan fenomena zaman
modern di seluruh dunia.
16
Hingga akhir abad kedelapan belas sebagian besar sistem politik utama
tidak berdasarkan prinsipprinsip demokrasi.Hak Ilahiah para raja
merupakan isu yang ramai diperdebatkan dalam kancah politik Eropa
sepanjang zaman modern awal dan zaman pencerahan. Dalam sejarah
filosofi dan teori politik yang jauh lebih luas disebutkan bahwa dari
perspektif pemikiran politik Barat selama dua ribu lima ratus tahun, hampir tidak ada
satu pun, hingga saat sekarang ini, yang menganggap demokrsi sebagai cara terbaik
untuk membangun kehidupan politik. Sebgian besar pemikir politik selama dua
setengah milenia mengadakan perlawanan terhadap konstitusi demokrasi, kekacauan
politik demokrasi dan kekosongan moral dalam karakter demokrasi (Corcoran, 1983).
Teori, pranata dan praktik demokrasi dalam kehidupan barat selalu merupakan
hasil interaksi antara tradisi nondemokratis dan antidemokratis dengan tradisi
demokratis yang ada, serta persepsi baru dalam bidang social kemanusiaan,
keagamaan, kebutuhan politik dan hak politik. Kenyataan bahwa gagasan
kedaulatan rakyat tidak sesuai dengan konsep teosentris menegnai kekausaan raja
dan struktur imperial Gereja Romawi yang semakin kaku tidak mencegah para
penganut Kristen untuk menciptakan sistem demokrasi di Eropa Barat dan
Amerika Utara (Esposito dan Voll, 1996).
Kelompok elit penguasa dalam kebanyakan tradisi utama peradaban
mempunyai keberatan tertentu terhadap demokrasi.Namun, dari sudut pandang
sejarah dunia, mungkin dapat dikatakan bahwa kebanyakan masyarakat di dunia
dapat memanfaatkan tradisi local untuk membangun demokrasi modern.Buktinya
jelas bahwa baik gagasan maupun praktik demokrasi tidaklah asing di seluruh
belahan dunia.Tradisi-tradisi demokrasi local ini kebanyakan dengan sistem
consensus dan bukan suara mayoritas, dan sering diidentikkan dengan unit-unit
social yang relative kecil.
Sementara dalam sejarah Islam ada sejumlah konsep dan citra yang sangat
penting yang membentuk persepsi Islam atas demokrasi. Lepas dari dinamika dan
keragaman pandangan politik di kalangan kaum muslim, terdapat konsep inti yang
sangat sentral bagi pendapat politik seluruh kaum muslim. Keragaman itu
menyangkut perbedaan defenisi konsep-konsep itu, dan bukan pengakuan terhadap
konsep-konsep itu sendiri. Abu Al-A’la Al-Maududi – seorang pemikir Sunni
terkemuka dan pernah tinggal di India semasa dijajah Inggris dan selanjutnya
menetap di Pakistan, dan seorang pendiri organisasi kebangkitan Islam di Asia
Selatan, Jamaati-Islami – menyatakan bahwa sistem politik Islam didasarkan pada
tiga prinsip, yaitu tauhid (keesaan Tuhan), risalah (kenabian), dan khilafah
(kekhalifaan). Adalah sulit untuk memahami berbagai aspek pemerintahan Islam
tanpa mengerti sepenuhnya ketiga prinsip itu. Para pemimpin Muslim yang lain
mungkin mengungkapkan isu-isu tersebut dalam format yang berbeda, tetapi
ketiga konsep inti ini, dapat memberikan landasan untuk memahami perspektif
17
politik Islam. Memperhatikan rekonseptualisasi konsep-konsep inti tersebut dalam
konteks kekinian dapat memberi dasar penting untuk memahami
luas disebutkan bahwa dari perspektif pemikiran politik Barat selama dua ribu
lima ratus tahun, hampir tidak ada satu pun, hingga saat sekarang ini, yang
menganggap demokrsi sebagai cara terbaik untuk membangun kehidupan politik.
Sebgian besar pemikir politik selama dua setengah milenia mengadakan
perlawanan terhadap konstitusi demokrasi, kekacauan politik demokrasi dan
kekosongan moral dalam karakter demokrasi (Corcoran, 1983). Teori, pranata dan
praktik demokrasi dalam kehidupan barat selalu merupakan hasil interaksi antara
tradisi nondemokratis dan antidemokratis dengan tradisi demokratis yang ada,
serta persepsi baru dalam bidang social kemanusiaan, keagamaan, kebutuhan
politik dan hak politik. Kenyataan bahwa gagasan kedaulatan rakyat tidak sesuai
dengan konsep teosentris menegnai kekausaan raja dan struktur imperial Gereja
Romawi yang semakin kaku tidak mencegah para penganut Kristen untuk
menciptakan sistem demokrasi di Eropa Barat dan Amerika Utara (Esposito dan
Voll, 1996)
Kelompok elit penguasa dalam kebanyakan tradisi utama peradaban mempunyai
keberatan tertentu terhadap demokrasi.Namun, dari sudut pandang sejarah dunia,
mungkin dapat dikatakan bahwa kebanyakan masyarakat di dunia dapat
memanfaatkan tradisi local untuk membangun demokrasi modern.Buktinya jelas
bahwa baik gagasan maupun praktik demokrasi tidaklah asing di seluruh belahan
dunia.Tradisi-tradisi demokrasi local ini kebanyakan dengan sistem consensus dan
bukan suara mayoritas, dan sering diidentikkan dengan unit-unit social yang
relative kecil. Sementara dalam sejarah Islam ada sejumlah konsep dan citra yang
sangat penting yang membentuk persepsi Islam atas demokrasi. Lepas dari
dinamika dan keragaman pandangan politik di kalangan kaum muslim, terdapat
konsep inti yang sangat sentral bagi pendapat politik seluruh kaum muslim.
Keragaman itu menyangkut perbedaan defenisi konsep-konsep itu, dan bukan
pengakuan terhadap konsep-konsep itu sendiri. Abu Al-A’la Al-Maududi –
seorang pemikir Sunni terkemuka dan pernah tinggal di India semasa dijajah
Inggris dan selanjutnya menetap di Pakistan, dan seorang pendiri organisasi
kebangkitan Islam di Asia Selatan, Jamaati-Islami – menyatakan bahwa sistem
politik Islam didasarkan pada tiga prinsip, yaitu tauhid (keesaan Tuhan), risalah
(kenabian), dan khilafah (kekhalifaan). Adalah sulit untuk memahami berbagai
aspek pemerintahan Islam tanpa mengerti sepenuhnya ketiga prinsip itu. Para
pemimpin Muslim yang lain mungkin mengungkapkan isu-isu tersebut dalam
format yang berbeda, tetapi ketiga konsep inti ini, dapat memberikan landasan
untuk memahami perspektif politik Islam. Memperhatikan rekonseptualisasi
konsep-konsep inti tersebut dalam konteks kekinian dapat memberi dasar penting
untuk memahami landasan konseptual demokratisasi di dunia Muslim (Esposito
dan Voll, 1996)
18
Tulisan ini akan menggambarkan kehidupan demokrasi di Amerika Serikat
sebagai kiblat demokrasi dewasa ini dan juga demokrasi dalam pandangan Islam
yang selama ini dianggap antidemokrasi. Perbandingan gambaran kehidupan
demokrasi di dua ranah yang berbeda ini namun konvergen akan menjelaskan
hakikat demokrasi tersebut.
selama perang dingin, AS telah tampil sebagai negara champion of democracydan the
demokrasi di berbagai belahan bumi. perang dingin yang ditandai dengan tumbuhnya
keyakinan yang besar dalam diri bangsa AS bahwa demokrasi merupakan prinsip
Cipto, 2003 :6). Demokrasi telah menjadi American Ethos dan menjadi nilai-
nilai pengatur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang senantiasa ada
1776. Dalam bahasa Thomas Jefferson, demokrasi telah terefleksi dalam life,
para imigran yang datang ke AS (Jatmika, 2000 :9). Demokrasi menjadi tumpuan
dalam mengangkat keagungan manusia yang hadir atas peran setiap individu
Terlepas dari semua cacat sejarah tersebut, dewasa ini AS dapat dianggap sebagai
negara dengan kualitas demokrasi terbesar di dunia.Hal tersebut kemudian menjadi
salah satu faktor yang membuat kuatnya posisi demokrasi sebagai isu penting dalam
politik luar negeri AS saat ini, disamping faktor-faktor lain seperti dinamika
kesejarahan dalam mempraktekkan nilai-nilai demokrasi selama ratusan tahun dan
kemunculannya sebagai kekuatan unilateral pascaperang dingin.
Hanya saja ukuran demokrasi yang dijadikan indikator oleh AS terhadap satu
negara dengan negara lainnya dapat berbeda.Kadangkala terjadi pembiasan karena
unsur kepentingan nasional kerap kali lebih mengemuka dibandingkan mengutamakan
mendeteksi pelanggaranpelanggaran terhadap nilai-nilai demokrasi yang terjadi. Hal
ini terjadi pada proses yang diambil AS dalam aksi politik luar negerinya. Bisa
demokratis dan juga bisa tidak demokratis.Kasus invasi AS ke Irak April 2003 yang
lalu menjadi contoh kongkrit. Alasan invasi AS tersebut karena Irak di bawah
pemerintahan Saddam Hussein menjadi negara yang tidak demokratis dengan tingkat
20
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang tinggi, represif, mendukung terorisme
internasional, dan mengembangkan persenjataan pemusnah massal.
Pernyataan tersebut di atas menjadi alasan yang kuat bagi pemerintah AS untuk
menginvasi Irak dan mengabaikan tentangan-tentangan yang muncul dari dalam
negeri AS sendiri maupun dari masyarakat internasional yang menginginkan proses
damai dan demokratis dalam menyelesaikan kasus Irak. Demokrasi tidak lahir dengan
sendirinya, tetapi muncul melalui proses pemikiran, perdebatan, dan polemik yang
panjang. Bahkan pemikir-pemikir seperti Plato dan Aristoteles malah menolak dan
keberadaan demokrasi. Sementara kaum Marxis melihat bahwa demokrasi hanyalah
manipulasi kelas borjuis belaka (Suseno, 1995 : 34-61).
Walau demikian, dewasa ini demokrasi telah menjadi sistem yang dipakai di hampir
semua negara.Dibeberapa negara seperti AS dan Eropa Barat, demokrasi sudah
merupakan bagian dari budaya warga, menjadi sebuah bentuk kebudayaan yang
dominan yang membentuk pola prilaku masyarakat. Demokrasi merupakan sebuah
nilai budaya atau kebudayaan karena demokrasi mencakup makna, simbol-simbol,
kumpulan nilai, kepercayaan, sikap, tatacara, dan gaya hidup yang diturunkan
sepanjang sejarah dan dianut bersama (Geertz, 1973 : 89). Nilai budaya ini dapat
ditemui di dalam kehidupan masyarakat AS yang telah tumbuh beratus tahun
lamanya dan menyebutknya dengan nilai-nilai life, freedom, and pursuit of
happiness. Disini demokrasi mendapatkan pengertian yang sangat luas karena tidak
hanya mencakup sebuah sistem politik tetapi juga sistem ekonomi dan sosial
(Sorensen, 2003 : 17-19). Budaya demokrasi adalah sebuah prilaku, praktek, dan
norma-norma yang menjelaskan kemampuan rakyat untuk memerintah diri sendiri,
yang dibentuk oleh otoritas yang dipilih secara bebas oleh individu atau kelompok.
Warga negara bebas mengejar kepentingan mereka, menjalankan hak-hak mereka
dan bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri (Jurnal Demokrasi, 1991 : 18).
Kedemokratisan sebagai nilai-nilai budaya warga AS berperan penting dalam
membentuk sebagian besar persepsi para pembuat kebijakan AS mengenai
lingkungan internationalnya. Sebagian besar penentu kebijakan di AS cenderung
dipengaruhi budaya yang dominan tersebut (Gerges, 2002 : 7). Hal ini dapat
dikatakan bahwa budaya warga yang teraktualisasi tersebut dapat menjadi masukan
yang berharga bagi pemerintah AS dalam menjalankan politik luar negerinya. De
Tocqueville dalam bukunya Democracy in America (1835) melihat bahwa telah
tumbuh suatu kesamarataan dan kebebasan di antara rakyat AS serta sebuah
pemerintahan mayoritas. Rakyat dalam dunia politik di AS memerintah sama dengan
Tuhan memerintah alam semesta, sebuah penggambaran yang memperlihatkan
bahwa setiap rakyat AS memiliki hak yang sama dalam sistem politik dan
pemerintahan (de Toqueville, 1961 : 3). Lawrence H. Fuchs dalam The American
21
Kaleidoscope : Race, Ethnicity, and the Civil Culture menjelaskan bahwa demokrasi
sebagai budaya warga yang secara luas dianut oleh para pendiri Amerika dan
kemudian merembes dalam kehidupan masyarakat AS didasarka pada tiga gagasan
yang merupakan landasan bagi republikanisme, yaitu pertama : laki-laki dan
perempuan
biasa dapat dipercaya untuk memerintah diri mereka sendiri melalui wakil-
wakil yang dipilihnya yang bertanggungjawab kepada rakyat; kedua : semua orang
yang hidup dalam masyarakat politik berhak ikut dalam kehidupan kenegaraan atas
dasar persamaan derajat; dan ketiga : orang-orang yang berperilaku sebagai warga
yang baik dari budaya warga bebas untuk saling berbeda dalam hal agama dan segi-
segi lain kehidupan pribadinya (Fuchs, 1994 : 5-6). Lewat bukunya The Third Wave :
Democratization in the Late Twentieth Century (1995), Samuel P. Huntington
menggambarkan posisi AS sebagai salah satu negara yang memulai gelombang
demokratisasinya sekitar tahun 1828 dan dikategorikan sebagai gelombang pertama.
Huntington melihat bahwa demokrasi di AS berkembang tanpa cacat. Gelombang
balik yang merupakan antithesis dari gelombang demokratisasi yang dipaparkannya
tidak mencakup AS, padahal banyak peristiwa yang mengindikasikan kecenderungan
demokrasi mengecil dan berbalik kalau tidak bisa dikatakan terancam di AS, seperti
perlakuan buruk yang dialami oleh kaum kulit hitam dari kulit putih AS dalam
kehidupan sosial mereka
Pemaparan Herbert McClosky dan John Zaller dalam The American Ethos : Publik
Attitudes toward Capitalism and Democracy (1988) memperlihatkan bahwa nilai-nilai
demokrasi sangat besar pengaruhnya dalam membawa arah dan sifat perkembangan
bangsa AS dan terus berfungsi sebagai nilai-nilai yang menguasai politik bangsa AS.
Sementara John Markoff dengan Waves of Democracy, Social Movements and
Political Change (1996) melihat adanya pertumbuhan institusi yang demokratis dan
ide-ide demokrasi menyebar di AS
22
baru sekitar abad ke18 (Musa, 2003 : 127). Eksistensi demokrasi sebagai nilai-nilai
budaya masyarakat AS telah menjadi bagian sejarah yang amat kuat yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan mereka. Internasionalisasi sikap dan tindakan masyarakat
AS terhadap demokrasi menjadi bagian dari bab ini yang membahas perwujudan nilai-
nilai demokrasi dalam kehidupan bangsa AS
Disini sisi yang paling penting ditekankan adalah partisipasi masyarakat dalam
sistem kenegaraan.Jika suatu negara dimana sistem pemerintahannya menganut
paham demokrasi, maka konsekuensi logis yang harus dilakukan oleh elit yang
berkuasa adalah membuka lebar-lebar pintu kebebasan dari rakyatnya untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan politik.
23
Menurut Miriam Budiardjo, semakin tinggi tingkat partisipasi politik rakyat,
maka tingkat demokrasi juga bertambah baik. Sebaliknya partisipasi yang rendah
dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena hal tersebut berarti warga negara
tidak respek terhadap masalah-masalah kenegaraan. Hal ini akan menyebabkan
jarring-jaring birokrasi yang berkuasa takkan tanggap terhadap kebutuhan aspirasi,
keperluan, dan permintaan rakyatnya. (Rais, dkk, 1995 : XVIIIXXII)
Perlunya partisipasi rakyat dalam demokrasi juga dilontarkan oleh Dahl yang
menyatakan bahwa partisipasi efektif dalam pembuatan seluruh proses keputusan
secara kolektif, termasuk tahap menentukan agenda kerja, setiap warga Negara
harus mempunyai kesempatan yang sama dan memadai untuk menyatakan hak-hak
istimewanya dalam rangka mewujudkan kesimpulan akhir (Rais, dkk., 1995 :
XVIII-XXII).
Sementara itu Sergent, mendefinisikan demokrasi sebagai adanya partisipasi
rakyat dalam pengambilan keputusan, adanya persamaan hak, adanya kebebasan
dan kemerdekaan yang diberikan atau dipertahankan dan dimiliki warga Negara,
adanya sistem perwakilan yang efektif, adanya sistem pemilihan yang menjamin
dihormatinya prinsip ketentuan mayoritas (Rais, dkk., 1995 : XVIII-XXII).
Hal di atas menekankan juga bahwa kebebasan dalam demokrasi seolah memang
kemutlakan, sebab tanpa kebebasan yang baik, penilaian terhadap jalannya proses
politik dan pemerintahan takkan terwujud. Terpasungnya kebebasan hanya akan
mematikan kebebasan rakyat untuk bicara. Kebebasan yang terberangus tidak saja
mematikan kontrol sosial dan memandulkan partisipasi rakyat yang justru akan
menyuburkan pertumbuhan ketakutan dan kebobrokan dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan. Adanya kebebasan akan menggairahkan dinamika suatu bangsa serta
menggeliatkan rakyat untuk terus berpikir maju, agar haknya sebagai social control –
karena memegang kendali yang menentukan demokrasi – akan berjalan dengan baik.
mencakup hak untuk mendapat perlakuan sama dengan orang lain berkenaan
dengan penentuan pilihan-pilihan bersama, dan kewajiban pihak yang berwenang
24
melaksanakan pilihan tersebut untuk bertanggung jawab pada dan membuka akses
terhadap seluruh rakyat. Sebaliknya, prinsip ini juga membebankan kewajiban
pada rakyat, untuk menhormati keabsahaan pilihan-pilihan yang dibuat bersama
secara sengaja, dan hak penguasa untuk bertindak dengan kewenangan dan bila
perlu dengan paksaan untuk mendorong efektifitas pilihan-pilihan ini, serta untuk
melindungi negara dari ancaman-ancaman atas kelangsungannya (O’Donnell, dkk.,
1993 : 8-9).
Kebebasan dan demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak
sama. Memang demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip
tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktek dan prosedur.Demokrasi
adalah kelembagaan dari kebebasan.Ini menyangkut adanya sistem yang warganya
memiliki kebabasan untuk mengambil keputusan melalui kekuasaan mayoritas dengan
mengindahkan hak-hak minoritas, apakah itu etnik, agama atau politik.Hal ini menjadi
keharusan karena dalam lembaga-lembaga demokratis hak-hak minoritas tidak
bergantung pada itikad baik mayoritas dan tidak dapat dihapus oleh suara
mayoritas.Hak-hak minoritas mendapat tempat dan harus dilindungi dalam sebuah
negara demokratis. (Jurnal Demokrasi, 1991 : 4-5).
Kedua, demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi warga
negaranya daripada alternatif lain yang memungkinkan. Kebabasan, dan
kesempatan amat diperlukan supaya pemerintahan berjalan demokratis. Keyakinan
dalam menerima demokrasi tidak akan terpisah dengan keyakinan lainnya. Dalam
semesta nilai-nilai dan kebaikan-kebaikan, demokrasi memiliki tempat yang amat
penting. Seperti hak lainnya yang penting bagi sebuah proses demokrasi,
kebebasan berpendapat juga mempunyai nilai tersendiri karena ia membantu
otonomi moral, pertimbangan moral, dan kehidupan yang baik. Disini nampak
bahwa kebudayaan demokrasi menegaskan nilai kebebasan individu sebagai fokus
utama sehingga memberikan dukungan terhadap hak-hak dan kebebasan lainnya.
Ketiga, hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu
perkembangan kadar persamaan politik yang relatif tinggi. Pemerintahan yang
demokratis dapat mencapai persamaan politik di antara warga negara pada tingkat
yang lebih baik daripada alternatif lain yang memungkinkan (Dahl, 1999 : 63-80).
Islam dan Demokrasi
Apabila menyimak penjelasan tentang kehidupan demokrsi di Amerika Serikat di
atas sepertinya menafikan keberadaan demokrasi di tempat lain tidak terkecuali di
negara-negara Islam. Tipologi gelombang demokratisasi yang diperkenalkan oleh
Samuel Huntington rupanya tidak memasukkan wilayah atau satupun dari negara
Islam.Apakah memang konsep demokrasi The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu
Politik Universitas Hasanuddin Volume 1, Number 1, January 2015 Jurnal The
Politics 17 dalam Islam tidak ada?Lalu bagaimana dengan Spring Wave 2012 yang
berhembus kencang di negara-negara Muslim? Dalam pandangan Esposito dan Voll
(1996) demokratisasi di dunia Muslim sebetulnya telah berlangsung dalam konteks
global yang dinamis
. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Abu Al-A’la Al-Maududi bahwa sistem politik
Islam didasarkan pada tiga prinsip, yaitu Tauhid (keesaan Tuhan), Risalah (kenabian),
dan Khilafah (kekhalifaan) maka melalui ketiga konsep itu pula penjelasan tentang
demokrasi dalam Islam akan disentuh. Kaum muslim dari semua tradisi bersepakat
bahwa tauhid merupakan konsep inti iman, tradisi, dan praktik Islam. Meskipun
mungkin diungkapkan dengan berbagai cara yang berbeda-beda, tauhid, jika
didefiniskan secara sederhana berarti keyakinan dan kesaksian bahwa tidak ada tuhan
selain Allah dan konsekuensinya adalah bahwa di dalam intisari pengalaman
keagamaan Islam, hadirlah Tuhan yang Maha Esa yang dengan kehendak Nya
memberikan aturan dan petunjuk bagi kehidupan seluruh manusia. Dengan berpijak
pada dasar ini, dalam pengertian filosofi politik, kaum muslim menegaskan bahwa
hanya ada satu kedaulatan, yaitu Tuhan (Esposito dan Voll, 1996).
27
Apa yang dimaksud dengan kedaulatan Tuhan dalam Islam tentu saja bertentangan
dengan konsepsi demokrasi barat yang bersandar pada kedaulatan rakyat. Oleh karena
itu Maududi menjelaskan bahwa pemerintahan Islam memang adalah kerajaan Tuhan
atau sejenis dengan teokrasi namun teokrasi Islam berbeda sama sekali dengan
teokrasi yang pernah menjadi pengalaman pahit di Eropa. Teokrasi Islam tidak
dikuasai oleh kelas keagamaan tertentu, tetapi oleh seluruh komunitas Muslim,
termasuk rakyat jelata.Seluruh penduduk Muslim menyelenggarakan kehidupan
negara sesuai dengan Kitab Allah Alquran dan Sunnah Nabi.Menurut Maududi hal ini
disebut teodemokrasi yaitu pemerintahan demokrasi Ilahi terbatas di bawah kekuasaan
Allah. Pihak eksekutif dalam sistem pemerintahan ini dibentuk melalui kehendak
umum kaum Muslim yang sekaligus berhak membubarkannya (Esposito dan Voll,
1996).
Selanjutnya adalah konsep khilafah yang dalam telaah pemikiran politik Islam
identic dengan kepemimpinan politik masyarakat.Pemimpin umat Islam setelah
kematian Nabi Muhammad disebut Khalifah dan sistem politiknya disebut kekhalifaan
atau khilafah.Istilah khalifah mengandung makna penerus Nabi.Bisa dimaklumi jika
pemikiran politik Islam pada abad pertengahan banyak memusatkan perhatiannya pada
teori kekhalifaan, asal-usul dan tujuannya (Esposito dan Voll, 1996). Dalam
sejarahnya, sistem politik yang dipimpin oleh seorang khalifah berlangsung selama
dua dinasti, yaitu Dinasti Umayyah (661-750) dan Dinasti Abbasiyah (750- 1258),
28
tanggung jawab kekhalifaan secara keseluruhan dan setiap individu didalamnya
adalah khalifah Ilahi.Inilah titik masuk bagi demokrasi dalam Islam. Setiap
individu dalam masyarakat Islam menikmati hak dan wewenang sebagai khalifah
Tuhan dan dalam hal ini semua manusia sama. Selanjutnya, demokrasi Islam telah
lama mengukuhkan konsep-konsep islami yang sudah lama berakar, yaitu
musyawarah (syura), persetujuan atau consensus (ijma’) dan penilaian
interpretative yang mandiri (ijtihad).Ketiganya merupakan konsep operasional
yang dijalankan dalam Islam.Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi
politik prinsip kekhalifaan manusia. Perwakilan rakyat dalam sebuah negara Islam
tercermin terutama dalam doktrin musyawarah. Karena semua Muslim yang
dewasa dan berakal sehat, baik pria maupun wanita, adalah khalifah (agen) Tuhan,
mereka mendelegasikan kekuasaan mereka kepada penguasa dan pendapat mereka
harus diperhatikan dalam menangani permasalahan negara.
Konsep operasional yang ketiga adalah ijtihad atau pelaksanaan penilaian yang
ilmiah dan mandiri.Bagi banyak pemikir Muslim, upaya ini merupakan langkah kunci
menuju penerapan perintah Tuhan di suatu tempat dan waktu. Tuhan hanya
29
mewahyukan prinsip=prinsip utama dan memberi manusia kebebasan untuk
menrapkan prinsip-prinsip tersebut dengan arah yang sesuai dengan semangat dan
keadaan zamannya. Melalui ijtihad itulah masyarakat dari setiap zaman berusaha
menerapkan dan menjalankan petunjuk Ilahi guna mengatasi masalah-masalah
zamannya.Dalam konteks dunia modern, ijtihad dapat berbentuk seruan untuk
melakukan pembaruan radikal (Esposito dan Voll, 1996).
2. Desentralisasi Kekuasaan
Keuntungan lain dari demokrasi pancasila adalah bahwa, paling tidak dalam
teori, tidak ada orang yangmemegang banyak kekuasaan. Keuntungan ini dapat
30
dikurangi hingga taraf tertentu dengan kontrolinformasi, media misalnya menggunakan
banyak kekuatan politik di sebagian besar negara demokrasi.
4. Mempromosikan rasa keterlibatan
Ketika orang memiliki kekuatan untuk memilih dan mendukung keputusan dan
undang-undang tertentu,mereka akan merasa seperti bagian aktif dalam masyarakat. Ini
berarti mereka akan merasa dibutuhkanagar masyarakat berkembang. Memberi
kekuatan kepada orang-orang dan membiarkan mereka terlibat jelas merupakan sesuatu
yang akan berdampak besar pada negara secara keseluruhan.
5. Memaksakan kesetaraan
Pemungutan suara setiap orang memiliki bobot yang sama, membuat bentuk pemerintahan
demokratisyang dibangun di atas kesetaraan. Tidak hanya dalam demokrasi, tetapi ini berlaku di
semua bentukpemilihan politik, membuat semua orang merasa didengar dan penting.
Menurut para pendukung, ini mungkin pro demokrasi terbesar. Mempertimbangkan kekuatan
rakyat,mereka juga penting untuk membuat perubahan pada sistem ketika mereka merasa
perlu, yangkemudian disepakati dengan pejabat terpilih dengan sukarela. Perubahan-
perubahan ini dapat terjaditanpa kekerasan, di mana kekuasaan ditransfer dari satu pihak
ke pihak lainnya melalui pemilihan, yangberarti pemerintah hanya terikat pada kekuasaan
dengan syarat-syarat yang dipisahkan ke dalamkenaikan tahunan.
Dalam demokrasi, kekuasaan tersebar, dan tidak ada individu yang memegang semua
kekuasaan bahkansebagian besar. Ini membantu mencegah eksploitasi terhadap orang-
orang dan korupsi.
31
semacam itudapat membantu para pejabat ini bekerja menuju kebijakan dan tujuan yang mereka
pilih untukditerapkan.
Karena fakta bahwa orang-orang memiliki kekuatan untuk memilih pejabat ke kantor,
mereka akansering tidak diberitahu tentang isu-isu politik dengan cara yang seharusnya,
yang berarti bahwa banyakdari mereka dengan kekuatan voting tidak sepengetahuan
isu-isu yang relevan seperti perlu. Ini tidakselalu ideal, karena massa umum tanpa
pemahaman masalah kemasyarakatan akan membuat pilihanyang salah selama
pemilihan seperti kelebihan dan kekurangan demokrasi konstitusional.
kaSerikat (memilih pejabat untuk kongres dan kepresidenan) dengan struktur non-
demokratis(penunjukan eksekutif dan yudisial).
1. Cacat Aturan
Bahkan ketika setiap orang memiliki tujuan yang baik, mayoritas yang kurang
informasi dapat membuatkeputusan buruk yang melukai semua orang. Ini bisa menjadi
masalah khusus setiap kali ada kebijakanuntuk memberlakukan yang memiliki implikasi
halus dan rumit. Karena mayoritas menurut definisibukan kelompok yang
berpendidikan paling tinggi, pendidikan massa menjadi faktor pembatas
dalamefektivitas demokrasi.
2. Disiplin Waktu
Dalam organisasi dengan rapat dewan terbuka yang dijalankan oleh demokrasi
langsung, masalah yangmenarik muncul, yaitu bahwa orang-orang yang memiliki waktu
luang paling dapat mempengaruhiorganisasi yang paling, karena alasan sederhana
bahwa mereka dapat muncul ke lebih banyakpertemuan dan berpartisipasi lebih banyak.
Orang dengan tanggung jawab lain, di sisi lain, tidak bisa.
Satu masalah dengan demokrasi pancasila yang baru disadari ketika saya mulai bekerja
denganorganisasi yang dikelola konsensus, adalah cara sistem suara mayoritas-aturan
menciptakan insentif bagi
32
dan memiliki insentif yang lemah bagi orang untuk berbicara dengan orang-orang yang
pandangannyasangat berbeda dari mereka. Dalam sistem yang dijalankan konsensus,
insentif dibalik. Saya pikir iniadalah sisi negatif dari demokrasi karena mengarah pada
peningkatan polarisasi, di mana kelompok-kelompok dengan sudut pandang yang
berlawanan cenderung untuk tidak saling berbicara dancenderung untuk tidak
menyelesaikan ketidaksetujuan mereka atau bekerja sama.
menarik simpati rakyat saat pemilu, dan melupakannya saatsudah menjabat. Setelah
terpilih, mereka malah sibuk mengeluarkan modal karena berhutang buditerhadap pihak
lain yang ikut mensukseskannya dalam pemilu. Oleh sebab itu, secara logika
bisadikatakan, demokrasi di Indonesia cenderung melahirkan koruptor.Padahal jika
dijalankan dengan semestinya, demokrasi memiliki pengaruh yang besar dalam
setiapsendi-
sendi kehidupan. Amartya Sen, penerima nobel bidang ekonomi menyebutkan bahwa “demokrasi
dapat me
-benarmendengarkan dan menyerap aspirasi serta hak-hak rakyat dan pihak eksekutif
melaksanakankewajibannya dengan efektif sehingga kesejahteraan rakyat meningkat
dan kemiskinan berkurang.Namun kenyataannya, demokrasi di Indonesia cenderung
lebih menguntungkan masyarakat dengantingkat kesejahteraan ekonomi yang cukup.
Sedangkan bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah,
tidak memberi pengaruh yang besar. Kelompok miskin menjadi tertindas karena
demokrasi tidak begitumementingkan kebutuhan-kebutuhan mereka. Saat ini demokrasi
33
pancasila tidak dijalankan sesuaidengan pancasila karena dijalankan oleh orang-orang
yang memiliki kepentingan sendiri didalamnya.Selain itu, kelemahannya yang lain yaitu
tidak semua orang memahami makna demokrasi itu sendiri.Yang mereka tahu,
demokrasi adalah kebebasan berbicara, menyatakan pikiran, dan pendapat. Olehkarena
itu, tidak jarang kita temukan orang-orang berdemo dimana-mana demi
menyampaikanpendapat mereka. Fakta menunjukan, lebih banyak kerusakannya yang
terjadi daripada hasil yangdiharapkan akibat demonstrasi. Untuk itu, diperlukan
pemahaman yang lebih agar masyarakat dapatmenikmati demokrasi. Sebab, sumber
daya manusia yang kuat sangat mempengaruhi kefektifan jalannya demokrasi, karena
tanpa itu pegaruh asing akan mudah masuk ke dalam kehidupan berbangsadan
bernegara di Indonesia.Banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan berbagai
kelompok sipil lainnya masih terjebak padapola pikir lama, yaitu membangun
perlawanan terhadap pihak anti-demokrasi dari luar. Selain itu,kegagalan terbesar yang
mungkin terjadi terhadap sistem demokrasi di Indonesia adalah hilangnyakepercayaan
rakyat terhadap para wakil rakyat dalam parlemen dan pejabat publik. Sebab
merekadianggap telah gagal memegang amanat rakyat, amanat yang seharusnya dijalani
dengan benar malahdiselewengkan, salah satunya dengan melakukan korupsi.Beberapa
kelemahan lainnya dari sistem demokrasi di Indonesia antara lain :1. Terlalu banyak
partai yang menjadi ajang memperebutkan kursi Presiden.2. Terlalu banyak aturan
Undang-Undang yang dikeluarkan dan semuanya saling bertolak belakang satudengan
yang lainnya.3. Para anggota DPR tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada
rakyatnya, kalau mereka memanglayak untuk dipilih, sebab akhir-akhir
ini kenyataannya banyak kasus korupsi yang terjadi.4. Para anggota Parlemen sudah
tidak lagi memiliki rasa malu dalam melakukan atau menjalankankehidupan pribadinya
jikalau mereka melakukan hal-hal yang melenceng dari norma-norma yangberlaku
.
SOLUSI DARI KELEMAHAN SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA
Solusi uuntuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan membentuk barisan rakyat
yang bersatuuntuk mengembalikan demokrasi kepada rakyat yang selama ini menjadi
ini.Selain itu, orang-orang yang sudah dipercaya oleh rakyat sebaiknya menjalankan
tugasnya dengansungguh-sungguh sebab itu adalah amanat dan dapat menjadi contoh
rakyat tetap percaya kepada pemerintahan yang ada. Jika satu sama lain sudah saling
percaya, akanlebih mudah memajukan negara yang kita cintai ini.Sementara itu untuk
masalah partai, lebih baik diterapkan tidak lebih dari partai yang dapatmencalonkan
sebagai presiden. Hal ini dimaksudkan agar para pemilih lebih selektif lagi dalam
34
memilihpemimpinnya. Untuk masalah Undang-Undang, masalahnya disini adalah kita
tidak mampu menjalankanperaturan yang sudah kita buat sendiri. Coba saja kalau kita
tetap patuh dan tidak melanggrnya, hidupbermasyarakat dan berwarganegara akan lebih
individu.Diharapkan dengan adanya hal semacam ini, dapat mengetuk hati pemerintah
benar menjadi milik rakyat,sehingga kemiskinan dapat berkurang dan rakyat dapat
Setiap sistem demokrasi di dunia tentu memiliki kelebihan yang membuat beberapa
negara menerapkannya, termasuk demokrasi liberal.
Kelebihan dan kekurangan demokrasi liberal sangat menarik untuk Anda ketahui.
Berikut ini adalah kelebihan demokrasi liberal.
Semua individu pada negara tersebut memiliki kebebasan yang sama tingginya. Ini
artinya, penegakkan hak asasi manusia di negara liberal sangat ketat.
Pada akhirnya, hal ini membuat individu bebas melakukan apa saja yang mereka mau
untuk mengembangkan bisnis tersebut.
Dengan begitu, penghasilan mereka pun akan meningkat. Tidak heran jika pendapatan
penduduk di negara demokrasi liberal cukup tinggi.
Alasan kenapa kekuasaan pemerintah terbatas adalah sebagai upaya supaya tidak terjadi
pemerintahan yang dikuasai oleh satu kelompok tertentu saja.
Dengan begitu, maka mekanisme check and balance dalam demokrasi liberal tetap
berlaku dalam pemerintahan.
Setiap individu saling berusaha untuk mengembangkan dan memajukan usahanya. Pada
akhirnya, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya perbaikan mutu produk atau
komoditi dari negara tersebut. Pendapatan negara juga semakin meningkat dari ekspor
produk.
Pada negara dengan demokrasi liberal, pers mempunyai kebebasan penuh. Pers menjadi
agen kontrol sosial melalui kritik kepada semua pihak.
Tidak ada satu sistem pemerintahan di dunia yang sempurna, termasuk demokrasi
liberal. Kelebihan dan kekurangan demokrasi liberal sudah menjadi satu paket yang
tidak bisa terpisahkan. Artinya, negara tidak bisa menghindari kekurangan demokrasi
liberal tersebut.
36
Meskipun memiliki banyak kelebihan, namun sistem demokrasi liberal juga punya
beberapa kekurangan.
Kekurangan inilah yang membuat beberapa negara tidak menerapkan demokrasi ini.
Lalu, apa saja kekurangan sistem demokrasi liberal? Berikut penjelasannya:
Si kaya dan si miskin sangat terlihat perbedaannya. Hal ini terjadi karena kaum kapitalis
yang menguasai modal melakukan eksploitasi kepada para pekerja. Pada akhirnya, ini
membuat kesenjangan sosial semakin terasa.
37
Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Terpimpin
1. Adanya Kabinet Kerja Kabinet Kerja dibentuk 10 Juli 1959 dan terdiri dari Sukarno
sebagai Perdana Menteri, sedangkan Djuanda bertindak sebagai menteri pertama dengan
dua wakilnya yaitu J. Leimena dan Subandrio.
Kabinet kerja bertujuan untuk mengurangi pengaruh kepentingan partai politik maka
tidak satupun menteri dalam kabinet yang berasal dari ketua umum partai politik agar
dapat memberikan tekanan pada sifat nonpartai, beberapa menteri keluar dari partainya
seperti Subandrio (PNI) dan J.Leimena (Partai Kristen Indonesia). Program kabinet
meliputi penyelengaraan keamanan dalam negeri, pembebasan Irian Barat, dan
melengkapi sandang pangan rakyat.
DPAS bertugas menjawab pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada
pemerintah. Kemudian, pada pidato kenegaraan pada 17 Agustus 1959 Presiden
Sukarno dengan lantang menjelaskan dasar dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959
serta garis kebijakan presiden Sukarno dalam mengenalkan Demokrasi terpimpin.
MPRS dibentuk pada 31 Desember 1959 oleh Presiden Sukarno. Fungsi dan tugas
MPRS tidak diatur berdasarkan UUD 45 tetapi berdasarkan ketetapan Presiden Sukarno
Nomor 2 tahun 1959 sehingga fungsi dan tugas MPRS hanya menetapkan aris-garis
Besar Haluan Negara (GBHN).
Presiden mudah untuk menyingkirkan politiknya yang tidak sesuai dengan kebijakan
atau siapa pun yang mempunyai keberanian untuk menentangnya. Beberapa lawan
politik menjadi tahanan.
Demokrasi terpimpin menjadi masa puncak dari semangat anti kebebasan pers.
Pemerintah melarang terbitnya beberapa surat kabar, seperti Harian Abadi dari
Masyumi dan Harian Pedoman dari Partai Sosialis Indonesia (PSI).
Hal ini dikarenakan sentralisasi kekuasaan yang semakin dominan dalam proses
hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.
Dewasa ini demokrasi adalah model sistem pemerintahan yang banyak dianut oleh
berserikat dan kesempatan yang sama dalam ruang sosial atau publik.
Suatu negara tidak dapat menjadi negara demokrasi jika tidak memiliki konsep
Reschtsstaat. Negara hukum yang demokratis akan selalu terkoneksi dan terintegrasi
39
dari tiga subtansi dasar yang di kandungnya, konstitusi, demokrasi dan hukum itu
sendiri
Baru-baru ini persoalan penegakan HAM di tanah air menjadi sorotan, akibat
terhadap enam orang laskar FPI di KM 50 dan ini menambah daftar catatan potret
HAM di Indonesia.
Apalagi berdasarkan hasil temuan investigasi yang dilakukan oleh Komnas HAM
Peristiwa KM 50 merupakan dampak panjang dari politik pasca Pilpres 2019, sudah
Kegaduhan politik yang terjadi pada Pilpres 2019 banyak membuat gerah seluruh
Kegaduhan politik di Indonesia sama halnya dengan yang terjadi di Amerika serikat
pasca pemilihan Presiden, yang mana incumbent Donald Trump kalah dalam
Apalagi awal tahun 2021 ini terjadi unjuk rasa dan penyerangan Gedung Capitol AS
oleh pendukung Presiden Amerika Serikat Donal Trump yang menolak hasil pemilu
Gedung capitol.
Yang menjadi pertanyaan adalah dalam suatu sistem demokrasi bagaimana peran
oposisi dalam pemerintahan dan apakah kelompok kepentingan bagian dari opoisisi
dalam sistem demokrasi. Oposisi secara umum dapat dipahami sebagai kelompok
kekuatan yang ingin mengontrol dan mengkoreksi suatu kebijakan pemerintah yang
Ada pula yang mengartikannya sebagai kekuatan yang semata-mata menentang setiap
kebijakan dan langkah penguasa, tanpa menimbang apakah kebijakan tersebut masih
Politik oposisi sejatinya adalah hal yang melekat di dalam demokrasi, ia dipraktekan
untuk menjamin demokrasi tetap bekerja dan memastikan monopoli kebenaran tidak
boleh terjadi.
Sayangnya pelembagaan politik oposisi di Indonesia merupakan hal yang masih sulit
terwujud. Kurang efektifnya peran oposisi di Indonesia. Hal ini bisa dilihat ketika
41
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang sejatinya merupakan rival Jokowi-Maruf
Amin pada Pilpres 2019 saat ini ikut masuk dalam Kabinet.
Memang oposisi di Indonesia sebagai sebuah kekuatan politik masih kurang familiar,
partai politik yang tidak masuk dalam kekuasaan tidak mau disebut oposisi melainkan
Jika partai politik dinilai masih belum efektif menjalankan fungsi kontrol, publik justru
melihat lebih efektifnya fungsi tersebut diperankan oleh kekuatan civil society.
Inilah yang ingin dimainkan oleh FPI sebagai kelompok civil society yang mencoba
berperan sebagai kelompok tandingan karena karena oposisi dari partai politik tidak
berjalan efektif.
Seharusnya partai-partai politik yang tidak turut dalam pemerintahan mengambil peran
oposisi dalam melaksanakan fungsi dan tugas mereka sebagai wakil rakyat untuk
Politik oposisi kerap dilihat sebagai kegiatan politik yang kurang bergengsi ketimbang
42
Trump, Partai Republik justru marah akan sikap trump yang membiarkan
pendukungnya melakukan aksi massa dan berbalik meminta Trump agar segera
mundur.
Pemberontakan sikap Trump menolak hasil pemilu mencoreng wajah Amerika Serikat
Dalam Deklarasi Universal HAM 1949 disebutkan bahwa setiap orang berhak atas
Apa yang terjadi di Indonesia kilas balik terhadap kasus penembakkan terhadap warga
menyebabkan seseorang mati tanpa melalui proses hukum dan putusan pengadilan yang
Sementara itu di dalam sistem peradilan pidana di Indonesia berlaku Asas Praduga tak
bersalah. Pengakuan tentang asas praduga tak bersalah berhubungan erat dengan hak-
43
mempunyai kedudukan yang sama dengan polisi dan jaksa, dan oleh karenanya hak-hak
Lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang Presiden menyikapi hal tersebut ? Sebagai
seorang kepala negara Presiden harus menghadirkan rasa keadilan terhadap warga
negaranya. Karena Presiden adalah harapan semua pihak satu-satunya yang dapat
untuk mengusut tuntas kasus tersebut agar tidak menjadi polemik di kemudian hari.
Perlindungan kebebasan berpendapat diatur secara spesifik dalam Pasal 28E ayat (3)
UUD 1945 “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat “.
Pembubaran ormas FPI yang dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Bersama yang
Seharusnya negara menghukum terhadap pelaku yang melanggar tindak pidana bukan
44
membubarkan organisasinya. Sama halnya dengan seorang pejabat negara yang
instansinya.
Perlu diingat bahwa negara hukum dan demokrasi bertujuan membatasi kekuasaan
Amerika Serikat.
Kebebasan berekspresi di Amerika Serikat tanpa sensor, bahkan seorang penista agama
tidak dapat dihukum, penghujatan adalah risiko yang harus diterima demi kebebasan
menyampaikan pendapat.
Namun demontrasi yang dilakukan oleh pendukung Trump di Gedung capitol mengarah
45
agama bisa dituntut di pengadilan sedangkan di Amerika Serikat tidak dapat dituntut.
Bila di Indonesia ada pembubaran ormas dan organisasi terlarang, di Amerika Serikat
sendiri tidak ada secara khusus organisasi yang dilarang oleh Undang-Undang..
Potret demokrasi di Indonesia dan Amerika saat ini sedang pasang surut, apakah ini
konteks pemilikan oleh suatu kelompok institusional sebagai suatu mekanisme yang
Kekuasaan juga bukan mekanisme dominasi sebagai bentuk kekuasaan terhadap yang
Kekuasaan bukan seperti halnya bentuk kedaulatan suatu negara atau institusi hukum
yang mengandaikan dominasi atau penguasaan secara eksternal terhadap individu atau
kelompok.
Hakekatnya kekuasaan seperti dua mata pisau, bisa menghadirkan keadilan dan
kebaikan bagi warganya. Selain itu, kekuasaan dan juga bisa melahirkan keburukan dan
46
Demokrasi Filipina
Filipina merupakan negara koloni barat yang mendapatkan kebebasannya kembali pada
tanggal 4 Juli 1946, setelah dijajah Spanyol selama 3 abad dan dimiliki oleh Amerika
Serikat selama 50 tahun, dan negara ini dipikirkan dalam pemerintahan sendiri oleh
Amerika Serikat.
Demokrasi di Filipina tumbang pada tahun 1971, ketika hukum darurat militer
dicanangkan oleh Presiden Ferdinand Marcos, yang tidak mau menerima hukuman
Lima belas tahun setelah pemberontakan damai pada tahun 1986, akhirnya Filipina
beberapa hal, yaitu kekuasaan pemerintah terbatas, negara hukum ( rechtsstaat ) yang
tunduk pada rule of law , dan tidak dapat bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya.
Demokrasi Indonesia
Pada tanggal 5 Juli 1959 telah menjadi sebuah penutup bagi kehidupan demokrasi
47
Selama jangka waktu tahun 1959-1965 Presiden Soekarno dengan sistem demokrasi
zaman tersebut, secara praktis menjadi lemah dan tidak berdaya, kecuali PKI yang dapat
Reformasi yang mana posisi TNI sudah berada di dalam lingkupnya dan
Negara Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sistem demokrasi, sebagaimana
telah disebutkan di dalam Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi, ”Kedaulatan berada di tangan
Sesuai dengan definisi dari demokrasi, kedaulatan sebuah negara berada di tangan
48
Demokrasi Indonesia dapat dikatakan sebagai demokrasi perwakilan, yang mana rakyat
yang duduk di lembaga-lembaga pusat maupun daerah sebagai perwakilan dari sebagian
yang dilakukan secara langsung, transparan dan tidak diwakilkan. Artinya, setiap rakyat
mengisi jabatan di lembaga pusat maupun daerah sebagai perwakilan dari rakyat.
cabang kekuasaan yang tercermin dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terdiri
atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah sebagai pemegang
kekuasaan yudikatif.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
49
1. Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga
negara
Demokrasi Pancasila)
50