Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Perbedaan Demokrasi Indonesia Dengan Demokrasi Amerika Serikat

Kelompok IV :

Astriani (P07134120012)
Fristyanasty Putri (P07134120020)
Meilya Arlinda (P07134120033)
Nur Ilma Amalya (P07134120039)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul Perbedaan Demokrasi Indonesia Dengan Demokrasi Amerika Serikat .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin.

Mataram, 12 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………… 1


KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 4


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………….. 5
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi ……………………………………..…………………………… 6


2.2 Prinsip Demokrasi ……………………………………………………………………… 6
2.3 Penerapan Demokrasi di Indonesia ………………………………………… 6
2.4 Penerapan Demokrasi di Amerika ……………………………………………………. 12

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan …………………………………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang dielu-elukan oleh banyak bangsa dari
berbagai dunia. Dengan demokrasi diharapkan warga negara dapat memilih pemimpin
pilihannya yang dianggap pantas untuk memimpin negaranya dan membawa mereka menuju
kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itulah kita mengenal bahwa demokrasi adalah kekuasaan
yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang sederhana
mengenai demokrasi yang dipahami semua orang.

Dalam realitanya perkembangan sistim ketatanegaraan mulai berkembang dari teori-teori


para filsuf kuno yang banyak di adopsi oleh bangsa-bangsa yang ada di seluruh dunia. Setiap
Negara menganut system ketatanegaraan. Salah satu contohnya adalah sistem pemerintahan
demokrasi. Salah satu sistem pemerintahan klasik yang sudah ada sejak dulu kala. Sejak zaman
Yunani kuno yang kemudian dikembangkan oleh para penganut aliran-aliran yang sependapat
dengan pembuat sistem pemerintahan tersebut.

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara pada umumnya memberikan pengertian bahwa
pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok yang
mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan
rakyat. Dengan demikian Negara demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Banyaknya negara-negara yang menerapkan sistem pemerintahan dalam bentuk


demokrasi, membentuk jenis-jenis demokrasi tersendiri di negara tersebut. Karena adanya
perbedaan dari penerapan sistem demokrasi tadi, maka terdapat kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing jenis demokrasi yang diterapkan masing-masing negara tersebut.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari demokrasi?
2. Apa saja prinsip – prinsip dalam demokrasi?
3. Bagaimana penerapan demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana penerapan demokrasi di Amerika?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari demokrasi.
2. Untuk mengetahui prinsip – prinsip dalam demokrasi.
3. Untuk mengetahui penerapan demokrasi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui penerapan demokrasi di Amerika.
1.4 Manfaat
Dapat memberikan wawasan atau menambah pengetahuan mengenai demokrasi di Indonesia
dan Amerika kepada para pembaca dan penulis itu sendiri.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah
pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.

Istilah ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratia) “kekuasaan rakyat yang
dibentuk dari kata δῆμος (demos) “rakyat” dan κράτος (Kratos) “kekuasaan”, merujuk pada
sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani
Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM.

2.2  Prinsip-prinsip Demokrasi

a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.


b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga
negara.
d. Penghormatan terhadap supremasi hukum.

Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain sebagai berikut

a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang;


b. Kedudukan yang sama dalam hukum;
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang

2.3    Penerapan Demokrasi Di Indonesia

a) Sejarah Demokrasi di Indonesia

Bangsa dan negeri Indonesia telah mengadopsi sistem demokrasi, meski harus diberi
pula catatan-catatan tentang pengalaman Indonesia telah melalui beberapa masa demokrasi

6
dengan versi yang berbeda-beda. Pertama demokrasi liberal dimasa kemerdekaan. Kedua
demokrasi parlementer. Ketiga demokrasi terpimpin. Keempat adalah demokrasi Pancasila yang
dimulai sejak pemerintahan Presiden Soeharto hingga sekarang.  Demokrasi di indonesia
berubah-ubah karena adanya kekurangan dan kelebihan di dalam sistemnya yang tidak sesuai
dengan identitas bangsa Indonesia. Sebab Demokrasi gagal menurut:

a. Herbert Feith(1962), adanya dua gaya kepemimpinanyang sangat berbeda di kalangan elit
Indonesia pada masa pasca kemerekaan yaitu disatu pihak oleh Feith disebut Solidarity
Makers. Dan dipihak lain didalam katagori administrator  atau problem sorver.
b. Adnan Buyung Nasution (1993), disebabkan  adanya persamaan kepentingan  antara
Soekarno dan angakatan darat yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang
sedang berjalan.
c. Afam gaffar (1997), dominannya poltik aliran sehingga membangun konsekuensi
terhadap pengelolaan konflik, basis sosial ekonomi yang sangat lemah.

Seperti yang kita ketahui perkembangan demokrasi di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi
dalam empat periode, yaitu :

a. Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer

Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini
mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat
dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia
lain, sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai
kepala negara konstitusional (constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan.

b. Periode 1959-1965 (Orde Lama)

Demokrasi Terpimpin Pandangan A. Syafi’i Ma’arif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin


menempatkan Soekarno seagai “Ayah” dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan
kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam

7
Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi
yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada
ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.

c. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila

Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi
pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde
Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan
keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam
persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan
inkorporasi lembaga nonpemerintah

d. Periode 1998-sekarang( Reformasi )

Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan
presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden
Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan
Orde Baru. . Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan
tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang
kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.

b) Demokrasi Pancasila

A.  Ciri demokrasi Pancasila:

1)   Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi.

2)   Adanya pemilu secara berkesinambungan.

3)   Adanya peran-peran kelompok kepentingan.

4)   Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.

5)  Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan
masalah.

8
6)  Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat


dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu
Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

B.  Prinsip Demokrasi Pancasila

1)   Perlindungan terhadap hak asasi manusia.

2)   Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah.

3)   Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR atau lainnya.

4)   Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.

5)   Pelaksanaan Pemilihan Umum.

6)   Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (pasal
1 ayat 2 UUD 1945).

7)   Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

8)  Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.

9)   Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

10) Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:

a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas)

9
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

C. Tujuh Sendi Pokok

Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi
landasan, yaitu

1)    Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.

Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi
semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2)   Indonesia menganut sistem konstitusional.

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi.

3)   Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang
tertinggi.

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945, bahwa (kekuasaan negara tertinggi)
ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah
lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang
kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok, yaitu :

a. Menetapkan UUD.
b. Menetapkan GBHN, dan
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden.

Wewenang MPR, yaitu :

a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden.
b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden.

10
d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD.
e. Mengubah undang-undang.

4)   Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain
diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah
Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5)   Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam
pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden
harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak
amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi :

a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah.


b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah.
c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah.
d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal.
e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

6)   Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR.

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri
ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut,
berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil Kedudukan Menteri Negara
bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini
menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.

11
7)   Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan
tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat
karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi
anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

D. Fungsi Demokrasi Pancasila

1)   Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara

Contohnya:

a. Ikut menyukseskan Pemilu.


b. Ikut menyukseskan pembangunan.
c. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

2)   Menjamin tetap tegaknya negara RI.

3)   Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional.

4)   Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila.

5)   Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara.

6)   Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,

Contohnya:

a. Presiden adalah mandataris MPR,


b. Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

2.4    Penerapan Demokrasi di Amerika

a. Sejarah Demokrasi di Amerika

Akar sosial demokrasi AS berasal dari rasa kesataraan para kaum imigran Eropa di
pesisir New England. Dalam perkembangan sejarahnya, Amerika Serikat merupakan negara
yang terbentuk dari kumpulan imigran dari Eropa yang lari dari kekuasaan feodal. Menurut

12
Tocqueville (dalam Stone dan Menhell, 2005), dalam sistem feodal sebelumnya semua anggota
masyarakat diikat oleh jejaring yang sudah baku, dalam sistem baru Amerika Serikat,
Individualisme menjadi pilihan. Dalam sistem baru ini, para individu menjadi diri yang bebas,
komunalisme berganti dengan Individualisme. Persamaan menjadi basis dari sistem masyarakat
di Amerika serikat.

Demokrasi Amerika Serikat menganut sistem pluralisme. Teori pluralisme menyatakan


bahwa sistem politik Amerika Serikat tersusun atas sejumlah kekuatan yang masing-masing
berdiri sebagai sebuah kelompok. Model demokrasi pluralis (pluralist model of democracy)
bahkan menafsirkan istilah demokrasi sebagai ‘pemerintahan oleh orang banyak’ (government
by the people), dan hal tersebut ditafsirkan sebagai pemerintahan yang beroperasi atas dasar
kepentingan-kepentingan setiap warganya.

 Hal ini memang ditopang oleh Konstitusi Amerika yang menjadi legitimasi dari pluralisme.
Empat gagasan politik yang menjadi pilar Konstitusi 1787 adalah:

1)   Republikanisme yang bersumber dari pemikiran Aristoteles yang ingin memadukan sistem
demokrasi langsung ala Yunani dengan sistem oligarki, bahwa pemerintahan Amerika
merupakan kumpulan individu terpilih yang oleh rakyat diserahi kedaulatan dan kekuasaan untuk
mengatur demi kebaikan dan kepentingan bersama.

2)   Federalisme yang bersumber dari pemikiran para founding fathers Amerika yang membagi
kekuasaan secara vertikal dari pemerintahan pusat/federal, negara bagian, dan lokal.

3)   Separation of powers yang bersumber dari pemikiran John Locke dan Charles-Louis de
Secondat Montesquieu bahwa tugas, tanggung jawab, wewenang, dan kekuasaan untuk setiap
tingkat pemerintahan (federal, negara bagian, dan lokal) dipecah lagi menjadi beberapa cabang
(eksekutif, legislatif, dan yudikatif).

4)    Checks and balances yang bersumber dari pemikiran Henry St. John Bolingbroke dan
William Blackstone. bahwa masing-masing cabang dan tingkat pemerintahan diwajibkan untuk
senantiasa saling mengawasi dan mengontrol.

b. Demokrasi Liberal

13
A.  Asas Demokrasi Liberal

Kapitalisme yang menjadi ideologi dalam pemerintahan demokrasi liberal berdiri atas akidah
sekulerisme. Akidah sekulerisme adalah memisahkan agama dari kehidupan(pemerintahan dan
politik). Atas asas tersebut mereka menganggap bahwa pembuat aturan/hukum di masyarakat
adalah manusia, bukan yang lainnya.

Rakyat dalam demokrasi liberal dianggap sebagai sumber hukum. Kemudian rakyat jugalah yang
membuat perundang-undangan untuk kepentingan mereka sendiri.

B. Ciri-Ciri Demokrasi Amerika

1)  Warga-warganya cenderung membentuk perkumpulan

Ciri-ciri utama masyarakat AS adalah negara dimana warga negaranya suka berkumpul
hal inilah yang menjadikan Amerika disebut sebagai negara yang memiliki tatanan sosial yang
bersifat demokratis. Orang-orang Amerika Serikat dari segala usia kondisi, dan kecenderuangan
senantiasa membentuk perkumpulan. Perkumpulan bukan hanya perkumpulan serikat pegawai,
namun juga perkumpulan agama, dan komunitas hiburan. Orang Amerika membentuk
perkumpulan untuk mencari hiburan, mendirikan lembaga pendidikan, membangun penginapan,
membangun gereja dan lain lain.

2)   Agama berbaur dengan kebiasaan bangsa.

Mengingat masyarakat Amerika sering berkumpul dan salah satunya adalah berkumpul
dalam aktivitas keagamaan, hal ini menurut Tocqueville dalam menunjukkan bahwa Amerika
merupakan negara yang agamis. Agamalah yang melahirkan masyarakat Anglo-Amerika.
Dengan demikian, di Amerika Serikat agama berbaur dengan kebiasaan bangsa itu dan bersatu
dengan rasa patriotisme.

3)   Aristokrasi tidak menjadi dasar prinsip hidup.

Menurut Tocqueville di Amerika Serikat, aristokrasi tidak menjadi dasar prinsip hidup
masyarakatnya. Sehingga tingkatan dan perbedaan status sejak lahir secara logis menjadi tidak
ada, sehingga posisi individu sama dengan individu lainnya. Hal ini mengakibatkan negara
cenderung membentuk sebuah tirani baru, yaitu tirani mayoritas. Dalam sistem masyarakat di AS

14
menurut Tocqueville, unsur-unsur aristokrasi selalu lemah saat kelahiran manusia di sana.
Sebaliknya, prinsip demokrasi telah memperoleh begitu banyak kekuatan seiring dengan
perkembangan waktu, peristiwa dan produk hukum.

4)   Yang kuat yang menjadi pemimpin.

Jika ditinjau dari kehidupan sosialnya, masyarakat aristrokrasi senantiasa berisi sejumlah
kecil warga yang kuat dan kaya, dan masing-masing mampu merampungkan pekerjaan besar
sendirian. Dalam masyarakat aristokrasi, orang tak perlu bergabung untuk bisa bertindak karena
mereka sangat terikat bersama. Setiap warga yang kaya dan kuat senantiasa berpeluang menjadi
pemimpin perkumpulan wajib, dimana para anggotanya dituntut patuh dengan keputusan yang
dirancang.

Hal ini berbeda dengan prinsip tatanan sosial warga AS. Menurut Tocqueville di negara
demokratis, semua warganya independen dan lemah. Mereka nyaris tidak dapat berbuat apapun
sendirian, dan tiada seorang pun yang dapat menuntut sesamanya untuk mengulurkan bantuan.
Dengan demikian, tidak ada perintah untuk membantu sesama. Negara demoraktis harus dengan
sendirinya menumbuhkan kesadaran untuk menjadi warga negara yang mempunya prinsip
empati dan saling membantu dengan sukarela. Hal ini lebih lanjut akan menjadi masalah besar
sekaligus tantangan besar bagi setiap negara demokrasi, yang mana nantinya akan menjadikan
negara tersebut individualis atau kooperatif.

5)   Individualis sangat kuat.

Dengan demikian, dalam kehidupan sosialnya, Amerika Serikat memperlihatkan


fenomena yang paling luar biasa. Orang hidup disana dinilai berdasarkan kesetaraan yang lebih
besar dalam hal kekayaaan dan kepintaran. Lebih lanjut dalam hal ini, sistem persamaan dalam
konteks masyarakat komersial cenderung membuat individu hanya mencari kebahagiaan sesaat,
bersaing mencari kebahagiaan sesaat, dan bersaing mencari keuntungannya sendiri. Masyarakat
akan berisi manusia tanpa keagungan aristrokrasi. Yang terpenting adalah perdamaian dan
kesejahteraan dan sebuah siituasi di mana anggota-anggotanya dapat bekerja dengan tenang
mencari hidup dan kebahagiaan.

15
Dengan plus dan minus yang dimiliki oleh negara yang menganut sistem demokrasi, budi pekerti
masyarakat Amerika Serikat adalah menjadi sebab nyata yang menjadikan satu-satunya alat yang
membuat rakyat diseluruh AS mampu mendukung pemerintahan yang demokratis, dan pengaruh
budi pekertilah yang menghasilkan derajat-derajat keteraturan dan kemakmuran di beberapa
negara bagian di Amerika Serikat.

C.  Konsep Demokrasi Liberal

1)   Individualisme.

Demokrasi Liberal yang ideologinya adalah kapitalisme memandang bahwa masyarakat


terbentuk dari individu-individu. Ideologi kapitalisme ini tidak memprioritaskan pandangannya
ke masyarakat sebagai satu kesatuan utuh.

Pemerintah selaku pelaksana amanah kekuasaan dari rakyat harus bisa menjamin seriap individu
agar bisa menyalurkan seluruh kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan rohani maupun jasmani.
Setiap individu dalam demokrasi liberal bisa memaksimalkan keinginan dan kemauannya secara
bebas tanpa batasan apapun.

2)   Kebebasan.

Kebebasan atau liberalisme menjadi hal yang sangat pokok dalam demokrasi liberal. Pemerintah
harus bisa menjamin keamanan dan ketentraman bagi setiap rakyat di lingkungan khusus
maupun umum. Hak Asasi Manusia juga harus dijaga dari gangguan pihak manapun.

Kebebasan berakidah (bebas memilih agama dan keyakinan sesuai dengan kehendak) dan
kebebasan ekonomi adalah 2 kebebasan yang dibangga-banggakan dalam demokrasi liberal.
Setiap individu berhak untuk berpidah-pindah agama. Dalam roda perekonomian setiap individu
berhak mengelola semua kepemilikan, bahkan sumber air atau sumberdaya alam berhak dikelola
atau dimonopoli oleh individu.

3)   Kesetaraan.

Demokrasi liberal yang memiliki akidah sekulerisme memandang bahwa setiap manusia
memiliki kesetaraan dalam semua hal, baik mengenai hak dan kewajiban. Kesetaraan ini tidak
memandang laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, pejabat atau rakyat atau yang lainnya.

16
D. Komponen Khusus Demokrasi Liberal

1)  Kontrol terhadap negara, keputusan-keputusan dan alokasi-alokasi sumber dayanya dilakukan


secara faktual maupun teoritik oleh para pejabat publik yang terpilih. Dalam hal ini kekuasaan
militer berada di bawah subordinasi para pejabat sipil yang terpilih.

2)  Kekuasaan eksekutif dibatasi secara konstitusional dan faktual, oleh kekuasaan otonom
institusi-institusi pemerintahan lain (seperti peradilan independen, parlemen dan mekanisme-
mekanisme akuntabilitas horizontal lainnya).

3) Selain hasil pemilu tidak dapat diprediksi, suara oposisi yang signifikan dan peluang bagi
setiap partai untuk memerintah, demokrasi liberal juga mengakui hak kelompok yang tunduk
pada prinsip-prinsip konstitusionalisme untuk membentuk partai dan mengakui pemilu.

4) Demokrasi liberal tidak melarang kelompok-kelompok minoritas kultural, etnik, agama dan
lainnya untuk mengungkapkan kepentingannya dalam proses politik atau untuk berbicara dengan
bahasanya dan mempraktikkan budayanya.

5) Di luar pemilu dan partai, warga negara mempunyai berbagai saluran artikulasi dan
representasi dari kepentingan-kepentingan serta nilai-nilai mereka, termasuk kebebasan
membentuk dan bergabung dengan beragam perkumpulan dan gerakan independen.

6)  Demokrasi liberal menyediakan sumber-sumber informasi alternatif (termasuk media


independen) agar warga negara memiliki akses yang tidak terkekang secara politik.

7)  Setiap individu juga memiliki kebebasan beragama, berpendapat, berdiskusi, berbicara,
publikasi, berserikat, berdemonstrasi dan menyampaikan petisi.

8)  Setiap warga negara memiliki kedaulatan yang setara di hadapan hukum (walaupun bisa
dipastikan setiap warga negara tidak memiliki kedudukan yang setara dari segi pemilikan
sumber-sumber daya politik).

9)  Kebebasan individu dan kelompok dilindungi secara efektif oleh sebuah peradilan yang
independen dan tidak diskriminatif, yang keputusan-keputusannya ditegakkan dan dihormati
pusat-pusat kekuasaan lainnya.

17
10) Rule of law melindungi warga negara terhadap penahanan yang   tidak sah, pengucilan, teror,
penyiksaan dan campur tangan yang tidak sepantasnya dalam kehidupan pribadi baik oleh negara
maupun oleh kekuatan terorganisasi non-negara dan anti negara.

18
BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Demokrasi yang diterapkan di Amerika Serikat dan Indonesia pada umumnya sama
saja, Indonesia lebih mengedepankan musyawarahdan kebersamaan. Sedangkan
Amerika Serikat lebih mengedepankan kebebasan aktualisasi individu. Meskipun
demikian, rasa berserikat dan berkumpul masih dimiliki masyarakat Amerika Serikat
yang membentuk perkumpulan untuk mencari hiburan, mendirikan lembaga
pendidikan, membangun penginapan, membangun gereja dan lain lain.
Sisi positif dari demokrasi Amerika Serikat adalah karena sikap individualis yang kuat
masyarakat Amerika Serikat memiliki kesetaraan yang lebih besar dalam hal kekayaaan
dan kepintaran dan sering membentuk perkumpulan untuk kegiatan positif. Sedangkan
sisi negatifnya adanya demokrasi di Amerika Serikat menyebabkan rakyat lebih
mementingkan kesenangan sesaat, selain itu orang juga enggan untuk mengorbankan
dirinya untuk orang lain, namun memperlihatkan rasa iba akan sesamanya.
Sisi positif demokrasi pancasila adalah dianggap demokrasi yang paling tepat
diterapkan di Indonesia karena menganut nilai-nilai dasar bersama yang terkandung
didalam Pancasila sebagai ideologi negara dan sumber dari segala sumber bagi segenap
tatanan kehidupan yang berwadahkan NKRI. Namun sisi negatifnya, sampai sekarang
demokrasi pancasila belum dapat diterapkan dengan baik di Indonesia dan dianggap
tidak mengikuti perkembangan zaman.

 3.2 Saran

Sebaiknya kita semua sebagai bangsa Indonesia membantu kelancaran penerapan


demokrasi pancasila dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dan
memperjuangkan hak asasi manusia.
Sebaiknya kita dapat meniru masyarakat Amerika Serikat untuk memiliki sikap
individualis yang kuat sehingga memiliki kesetaraan yang lebih baik dalam hal
kekayaaan dan kepintaran.

19
Daftar Pustaka

https://www.gurupendidikan.co.id/contoh-kata-pengantar/

https://rumus.co.id/contoh-daftar-isi/

https://blog.ub.ac.id/girsang/2013/05/28/analisa-penerapan-demokrasi-di-indonesia-dengan-
amerika-serikat/

https://www.coursehero.com/file/21251857/KWN/

20

Anda mungkin juga menyukai