Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Demokrasi telah dianggap sebagai sebuah instrumen dalam menjalankan
sebuah konsepsi negara yang ideal dalam menjawab persoalan dan penegakkan
kekuasaan rakyat. Demokrasi sebagai suatu konsep yang mendasari sistem politik
suatu Negara telah dijadikan dasar bagi banyak Negara didunia.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut. Salah satu pilar
demokrasi adalah prinsip Trias Politica yang membagi ketiga kekuasaan politik
negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis
lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang
sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independasi ketiga jenis lembaga ini agar
ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol
berdasarkan prinsip checks and balances.
Demokrasi bermula sejak awal abad ke-6 SM dan dipraktikkan di Negara-
negara Yunani kuno. Dalam perjalanan dan perkembangan demokrasi di abad ke-
19, kedudukan individu memperoleh posisi sentral, sementara negara dapat
dikatakan hanya berperan penjaga malam. Individu diberikan kebebasan untuk
mengatur dirinya sendiri, sedangkan Negara hanya mengatur masalah bersama
(jasa public dan layanan sipil) seperti pertahanan dan keamanan, bencana alam.
Belajar dari kondisi tersebut, maka demokrasi mengalami perkembangan dan
memperoleh wujud abad ke-20 memberikan peran warga Negara lenih besar dari
pada individu untuk mencapai Negara kesejahteraan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Demokrasi dan Prinsip-prinsip Demokrasi
2. Bagaimana sejarah demokrasi di Indonesia
3. Apa jenis demokrasi yang dianut negara Indonesia

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian demokrasi dan prinsip-prinsipnya
2. Mengetahui macam-macam demokrasi
3. Mengetahui sejarah demokrasi di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi


Dari sudut bahasa secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa
Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “cratos atau cratein” yang berarti
pemerintahan atau berkuasa. Jadi secara bahasa, demos-cratein atau demos-cratos
berarti pemerintahan rakyat atau kekuasan rakyat. Melalui konteks budaya
demokrasi, nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan
dalam praktik kehidupan yang tidak hanya dalam pengertian politik saja, tetapi
juga dalam berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagai wakil presiden
Republik Indonesia, menyebut demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan
penggantian Kedaulatan raja menjadi Kedaultan rakyat.
Istilah-istilah demokrasi tersebunya banyak dikaji oleh para ahli. Meskipun
terdapat perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandanganpara ahli
mempunyai kesamaan prinsip. Berikut ini pandangan demokrasi menurut
beberapa pendapat.
a. Abraham Linclon (Presiden Amerika ke-16)
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
b. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintahan yang penting secara langsung dan tidak langsung didasarkan
pada kesemptan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa.
c. Harris Soche
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan
pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan
merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur,
mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan dan pemerkosaan
orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.

3
d. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Demokrasi berarti bentuk pemerintahan dimana segenp rakyat turut serta
memerintah dengan peraturan wakilnya. Adapun arti lainnya, yaitu
demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan-persamaan yang sama bagi semua warga
negara.

2.2 Prinsip-prinsip Demokrasi


a. Prinsip budaya demokrasi
1) Kebebasan
Kekuasaan untuk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama hendaknya
sendiri, tanpa tekanan dari pihak manapun.
2) Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam
negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus
agar tidak menimbulkan konflik.
3) Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan
adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada [erbedaan pandangan bahkan
kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat
karena adanya tujuan bersama.
4) Toleransi
Bersikap toleran artinya bersifat menenggang ( menghargai, memberikan
dan memperbolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda
dengan pendirian sendiri.
5) Menghormati Kejujuran
Kejujuran berarti kesedian atas keterbukaan untuk menyatakan suatu
kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.

4
6) Menghormati Penalaran
Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan
tertentu, membela tindakan tertentu dan menurut hal serupa dan orang lain.
Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antar warga
masyarakat ddemokratis.
7) Keadaan adalah ketinggian tingkat kecerdasaan lahir batin atau kebaikan
budi pekerti. Seseorang yang berperilaku beradab berarti meberikan
penghormatan terhadap pihak lain yang dapat tercermin melalui tindakan,
bahasa tubuh, dan cara berbicara.
b. Prinsip-prinsip demokrasi yang bersifat universal
1) Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2) Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu anatar warga negara.
3) Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai
oleh warga negara.
4) Pengormatan terhadap supremasi hukum
c. Prinsip-prinsip berdasarkan konsep Rule Of Law
1) Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenangnya
2) Kedudukan yang sama dalam hukum
3) Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang
d. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila
1) Persamaan bagi seluruh rakyat indonesia
2) Keseimbangan antara hak dan kewajiban
3) Kebebasan yang bertanggung jawab
4) Mewujudkan rasa keadilan sosial
5) Pengambian keputusan dengan musyawarah mufakat
6) Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat
7) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

5
2.3 Macam-macam Demokrasi
Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas :
1. Demokrasi Langsung
Ialah demokrasi yang mengikut sertakan setiap negaranya dan
permusyawaratan untuk menentukan setiap kebijakan-kebijakan umum.
2. Demokrasi Tidak Langsung
Ialah demokrasi secara tidak langsung diadakannya suatu sistem
pemerintah atau demokrasi secara tidak dilaksanakannya melalui sistem
melainkan melalui umum.
Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas :
1. Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)
2. Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)
Menurut dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritasnya, demokrasi
dibedakan atas :
1. Demokrasi Formal
2. Demokrasi Material
3. Demokrasi Campuran
Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara,
demokrasi dibedakan atas :
1. Demokrasi Sistem Parlementer
2. Demokrasi Sistem Presidensial

2.4 Sejarah Demokrasi di Indonesia


Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut dan
setua dengan usia Republik Indonesia itu sendiri. Sejak Indonesia merdeka dan
berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri
Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana
kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian

6
berarti juga NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi
Perwakilan.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga
saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri
dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan
lainnya. Sejalan dengan diberlakukannya UUD sementara 1950 (UUDS 1950)
Indonesia mempraktekan model Demokrasi Parlementer Murni (atau dinamakan
juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang
instabilitas pemerintahan (eksekutif=kabinet) dan nyaris berujung pada konflik
ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI tersebut
diatas maka tanggal 5 juli 1959 Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden yang memberlakukan kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan
model Demokrasi Terpimpin yang diklaim sesuai dengan ideologi Negara
Pancasila dan paham Integralistik yang mengajarkan tentang kesatuan anatar
rakyat dan negara. Namun belum berlangsung lama yaitu hanya sekitar 6 s/d 8
tahun dilaksanakannnya Demokrasi Terpimpin kehidupan kenegaraan kembali
terancam akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa
G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965 dan turunnya Ir.Soekarno dari
jabatannya Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir.soekarno sebagai presiden ke-2 RI
dan menerapkan model demokrasi yang berbeda yaitu Demokrasi Pancasila
(Orba) untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang
sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Demokrasi pancasila
(orba) berhasil bertahan relatif cukup lama dibandingkan dengan model-model
demokrasi lainnya yang pernah diterapkan sebelumnya yaitu sekita 30 tahun lebih,
tetapi akhirnya ditutup dengan cerita sedih dengan lengsernya Jendral Soeharto
dari jabatan Presiden pada tanggal 23 Mei 1998 dan meninggalkan kehidupan
kenegaraan yang tidak stabil dan krisis diberbagai aspek.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya
Presiden Soeharto, maka NKRI mamasuki suasana kehidupan kenegaraan yang

7
baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir
semua aspek kehidupan masyarakat dan negara berlaku sebelumnya. Kebijakan
reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian batang
tubuhnya) karena dianggap sebagian sumber utama kegagalan tatanan kehidupan
kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945 terutama yang berkaitan dengan kelembagaan
negara, khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan
aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga negaranya dengan sendirinya
mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model demokrasi yang
dilaksanakan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi (atau untuk keperluan tulisan ini
dianamakan saja sebagai Demokrasi Reformasi, karena memang belum ada
kesepakatan mengenai namanya) yang telah dilaksanakan seja beberapa tahun
terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk
mengarah-kan tatanan kehidupan kenegarannya yang stabil sekalipun lembaga-
lembaga negara yang utama, yaitu lembaga eksekutif (Presiden/Wakil Presiden)
dan lembaga-lembaga legislatif (DPR dan DPD) telah terbentuk melalui
pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan sebagai mekanisme
demokrasi.
Menurut Meriam Boediarjo (1997), dipandang dari sudut perkembangan
sejarah, Demokrasi Indonesia sampai masa Orde Baru dapat dibagi dalam 3 masa
yaitu :
a. Masa Republik I, yaitu masa Demokrasi Parlementer
b. Masa Republik II, yaitu masa Demokrasi Terpimpin
c. Masa Republik III, yaitu masa demokrasi Pancasila yang menonjolkan
sistem Presidensial
Menurut Afan Gaffar (1999), membagi alur periodisasi demokrasi Indonesia
terdiri atas :
a. Periode masa revolusi kemerdekaan
b. Periode masa demokrasi parlementer
c. Periode masa demokrasi terpimpin

8
d. Periode masa demokrasi Orde Baru
2.5 Proses Demokrasi Di Indonesia
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat pula dibagi dalam periode berikut :
a. Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi tahun 1945 – 1950
b. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Lama yang terdiri dari :
1. Masa demokrasi liberal tahun 1950 - 1959
2. Masa demokrasi terpimpin tahun 1959 – 1965
c. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Baru tahun 1966 – 1998
d. Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi tahun 1998 – 1999
e. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi tahun 1999 – sekarang
Pada masa transisi dan reformasi, masyarakat memiliki kesempatan yang luas
dan bebas untuk melaksanakan demokrasi diberbagai bidang. Demokrasi saat ini
menjadi harapan banyak orang sehingga sering disebut eforia demokrasi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasan dari rakyat oleh
rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi Indonesia telah melewati berbagai macam
tahap dan telah sampai pada tingkat kematangan yang cukup baik, walaupun
dalam faktanya demokrasi di Indonesia masih dibatasi dengan bermacam aturan
tertulis maupun tidak. Demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan
bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan
kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan Negara maupun
pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada ditangan rakyat mengandung
pengertian tiga hal, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untu rakyat.

3.2 Saran
Kita sebagai negara yang berdemokrasi bisa menghargai pendapat orang lain.
Kita sebagai warga Negara harus ikut menciptakan Negara yang berdemokrasi.
Dan sebagai warga Negara yang baik, seharusnya kita semua menyikapi
demokrasi ini dengan perbuatan yang positif, bukan menyikapinya dengan cara
anarkis, money politic ddan tidak bertanggung jawab. Jadi, kita harus
meningkatkan kedewasaan dalam berpolitik, bertanggung jawab dan mematuhi
segala aturan yang ada pada kehidupan demokrasi. Dan kita berharap Indonesia
dapat menjadi Negara yang maju dan lebih baik dalam segala hal.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/5160513/
MAKALAH_DEMOKRASI_DI_INDONESIA
http://siskaamelia3.blogspot.com/2012/05/makalah-demokrasi.html

11

Anda mungkin juga menyukai