Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang

Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya.


Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era
reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi.
Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana
sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem
domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang
yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan
pendapat dan aspirasinya masing-masing.

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem


pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan
rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga
negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang
dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang


memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan
setara.

Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa


Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi
di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk
dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan
bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.

1.2              Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan


masalah sebagai berikut.

©       Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?

©       Bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahli ?

©       Apasajakah ciri-ciri demokrasi ?

©       Apa saja jenis-jenis dan prinsip demokrasi di Indonesia ?


©       Bagaimana perkembangan serta pelaksanaan demokrasi di
Indonesia ?

1.3              Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas  maka dapat diketahui tujuan dari


pembuatan  makalah ini adalah sebagai berikut.

©       Untuk mengetahui yang dimaksud dengan demokrasi.

©       Untuk mengetahui pengertian demokrasi menurut para ahli.

©       Untuk mengetahui ciri-ciri demokrasi.

©       Untuk mengetahui jenis-jenis dan prinsip demokrasi di Indonesia.

©       Untuk mengetahui perkembangan serta pelaksanaan demokrasi di


Indonesia.

©       Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan.

©       Sebagai sarana atau media pembelajaran bagi mahasiswa pada


umumnya.

1.4              Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin sehingga dapat memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan
yang diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah
wawasan pengetahuan.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Demokrasi
 

1. Arti Demokrasi
 

Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya
rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti
pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang
peranan yang sangat menenentukan.

Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau


masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan
di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga Negara,
menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak
kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang
yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Pengertian demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.

©       Abraham Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan


untuk rakyat.

©       Kranemburg, Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan


kratos. Demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan). Jadi, demokrasi berarti
cara memerintah dari rakyat.

©       Charles Costello, Demokrasi adalah sistem social dan politik


pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan emerintah yang dibatasi
hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga
negara.

©       Koentjoro Poerbopranoto, Demokrasi adalah negara yang


pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem
dimana rakyat diikut sertakan dalam pemerintahan negara.

©       Harris Soche, Demokrasi  adalah pemerintahan rakyat karena itu


kekuasaan melekat pada rakyat.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk


pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan
dipergunakan untuk kepentingan rakyat.

Dalam Negara demokrasi, kata demokrasi pada hakekatnya mengandung


makna (Mas’oed, 1997) adalah partisipasi rakyat dalam
penyelenggaraan . (partisipasi politik), yaitu;

1. Penduduk ikut pemilu;


2. Penduduk hadir dalam rapat selama 5 tahun terakhir;
3. Penduduk ikut kampanye pemilu;
4. Penduduk jadi anggota parpol dan ormas;
5. Penduduk komunikasi langsung dengan pejabat pemerintah.
Perwujudan sistem demokrasi pada masing-masing negara dapat
berbeda-beda tergantung dari kondisi dan situasi dari negara yang
bersangkutan.

1. Manfaat Demokrasi
 

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang


demokratis, yaitu:

1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua


orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan
sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga
Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan
keinginan rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin
besar pula kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi
rakyat.
3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan
kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para
warga Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan
adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan paksanaan atau
pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar
tentang hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi,
hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu
memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan
terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya
pembawan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah
usang secara rutin dan pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang
santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa
pergolakan.
1. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi
 

Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan


penyelenggaraan pemerintahan Negara yang demokratis, yaitu:

1. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;


2. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati kedudukan
dalam pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti; presiden, menteri,
gubemur dsb;
3. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-tokoh
yang sah yang berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan;
sekaligus sebagai tandingan bagi pemerintah yang sedang berkuasa;
4. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu
yang diharapkan dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu;
5. Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah
atau anggota masyarakat lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan
pendapat (lisan, tertulis, pertemuan, media elektronik dan media cetak, dsb);
6. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam
pemilihan umum.
Ciri-ciri kepribadian yang demokratis:

(1) Menerima orang lain;

(2) terbuka terhadap pengalaman dan ide-ide baru;

(3) bertanggungjawab;

(4) Waspada terhadap kekuasaan;

(5) Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan;

(6) Emosi-emosinya terkendali;

(7) Menaruh kepercayaan terhadap lingkungan

1. Nilai-Nilai dan Prinsip Demokrasi


 

1. Nilai-Nilai Demokrasi
 

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka


harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai
demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi
membutuhkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus


menjaga keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin
keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga Negara.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan
pada prinsip musyawarah prinsip mufakat, dan mementingkan kepentingan
masyarakat pada umumnya. Pengambilan keputusan dalam demokrasi
membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap
orang untuk beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta
itikad baik. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada
masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi menuntut
kesediaan masyarakat untuk membenkan kritik yang membangun,
disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggung jawab untuk
kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan
adanya keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan
dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara.
Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi
acuan dalam berbuat dan mencapal tujuan.
 

2. Prinsip Demokrasi
 

Suatu Negara dikatakan demokratis apabila system pemerintahannya


mewujudkan prinsip-pnnsip demokrasi. Robert. Dahi (Sranti, dkk; 2008)
menyatakan terdapat beberapa prinsip demokrasi yang harus ada dalam
system pemerintahan Negara demokrasi, yaltu:

1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah. Pemerintah dalam


mengambil keputusan dikontrol oleh lembaga legislative (DPR dan DPRD).
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan
baik apabila adanya partisipasi aktif dan warga Negara dan partisipasi
tersebut dilakukan dengan teliti dan jujur.Warga Negara diberi informasi
pengetahuan yang akurat dan dilakukan dengan jujur.
3. Adanya hak memilih dan dipilih. Hak untuk memilih, yaitu memberikan hak
pengawasan rakyat terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan terbaik
sesuai tujuan yang ingin dicapai rakyat. Hak dipilih yaitu memberikan
kesempatan kepada setiap warga Negara untuk dipilih dalam menjalankan
amanat dari warga pemilihnya.
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Demokrasi
membutuhkan kebebasan dalam menyampaikan pendapat, bersenkat dengan
rasa aman.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Dengan membutuhkan informasi
yang akurat, untuk itu setiap warga Negara harus mendapatkan akses
informasi yang memadai. Setiap keputusan pemerintah harus disosialisasikan
dan mendapatkan persetujuan DPR, serta menjadi kewajiban pemenntah
untuk memberikan inforrnasi yang benar.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini
memberikan dorongan bagi warga Negara yang merasa lemah, da
7. n untuk memperkuatnya membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk
serikat.
Untuk mengukur pelaksanaan pemerintahan demokrasi, perlu
diperhatikan beberapa parameter demokrasi, yaitu:

1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. Pembentukan pemerintahan


dilakukan dalam sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan dengan teliti
dan jujur.
2. Sistem pertanggungjawaban pemerintah. Pemerintahan yang dihasilkan dan
pemilu harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
dalam periode tertentu.
3. Penganturan system dan distribusi kekuasaan Negara. Kekuasaan Negara
dijalankan secara distributive untuk menghindari penumpukan kekuasaan
dalam satu tangan (legislative, eksekutiv, dan yudikatif).
4. Pengawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan system pengawasan oleh
rakyat terhadap jalannya pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme yang
memungkinkan chek and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan
eksekutif dan legislative.
5. Jenis-Jenis Demokrasi
 

Terdapat beberapa jenis demokrasi yang disebabkan perkembangan


dalam pelaksanaannya diberbagai kondisi dan tempat. Oleh karena itu,
pembagian jenis demokrasi dapat dilihat dari beberapa hat, sebagai
berikut:

1. Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Temiasuk jenis


demokrasi ini terdiri dari:
1. Demokrasi langsung. Rakyat secara langsung diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini
dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu.
Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
3. Demokrasi perwakilan dengan system pengawasan langsung dari rakyat
(referendum) yang dapat diklasifikasi; a) referendum wajib; b) referendum
tidak wajib; dan C) refendum fakultatif.
4. Demokrasl formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu
secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonorni.
5. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai
kesamaan dalam bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang politik
tidak menjadi prioritas. Demokrasi material dikembangkan di Negara
sosialis-komunis.
6. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua
demokrasi tersebut Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan
seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.
7. Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada individu.
Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Pemerintah
bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).
8. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan
menyejahterakan rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas.
Semua warga Negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.
9. Demokrasi system parementer; dengan ciri-ciri antara lain:
10. Demokrasi system presidensial. Ciri-cin pemerintahan yang menggunakan
2. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas. Jenis demokrasi ini
dapat diklasifikasi;
3. Demokrasi berdasarkan pninsip ideologi. Demokrasi diklasifikasikan:
4. Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan
Negara, dapat diklasifi kedalam;
1. DPR lebih kuat dari pemerintah.
2. Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri dan
memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab
kepada DPR.
3. Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen.
4. Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan,
biasanya hanya berfungsi sebagal symbol Negara. Tugas kepala Negara
sebagiari besar bersifat serimonial seperti melantik kabinet dan duta
besar sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata (kehormatan).
5. Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen)
dapat meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk
membubarkan pemerinta. Jika mayoritas anggota parlemen menyetujui,
maka pemerintah bubar, dan kendali pemerintahan dipegang oleh
pemerintahan sementara sampai terbentuk pemerintahan baru hasil
pemilu.
System presidentil, adalah:

1. Negara dikepalai presiden.


2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang
dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan
menteri.
4. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada
presiden. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai
lembaga Negara, dan tidak dapat saling membubarkan.
 

1. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


 

Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang


politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan
Indonesia, yaitu:

1. Demokrasi Parlementer (liberal)


 

Demokrasi ini dipraktikan pada masa berlakunya UUD 1945 periode


pertama (1945-1949) kemudian dilanjutkan pada bertakunya Konstitusi
Republik Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi
ini secara yuridis resmi berakhir pada tanggal 5 Juti 1959 bersamaan
dengan pemberlakuan kembal UUD 1945.

Pada masa berlakunya demokrasi parlementer (1945-1959), kehidupan


politik dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu
pemerintahan tidak dapat dijalankan dengan baik dan berkesinambungan.
Timbulnya perbedaan pendapat yang sangat mendasar diantara partai
politik yang ada pada saat itu.

2. Demokrasi Terpimpin
 

Mengapa lahir demokrasi terpimpin?, yaitu lahir dari keinsyafan,


kesadaran, dan keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh
praktik demokrasi parlementer (liberal) yang melahirikan terpecahnya
masyarakat, baik dalam kehidupan politik maupun dalam tatanan
kehidupan ekonomi.

Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat


mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat
dan ungkapan Presiden Soekarno ketika memberikan amanat kepada
konstituante tanggal 22 April 1959 tentang pokok-pokok demokrasi
terpimpin, antara lain;

1. Demokrasi terpimpin bukanlah dictator


2. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan
dasar hidup bangsa Indonesia
3. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan social
4. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
5. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam demokrasi terpimpin.
 

Berdasarkan pokok pikiran tersebut demokrasi terpimpin tidak


bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa
Indoesia. Namun dalam praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak
direalisasikan sebagaimana mestinya, sehingga seringkali menyimpang
dan nilai-riilai Pancasila, UUD 1945, dan budaya bangsa. Penyebabnya
adalah selain terletak pada presiden, juga karena kelemahan legislative
sebagai patner dan pengontrol eksekutiI serta situasi social poltik yang
tidak menentu saat itu.

3. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru


 

Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-


hak demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menjunjung
tinggi nilal-nilal kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat
manusia, haruslah menjamin persatuan dan kesatuan bangsa,
mengutamakan musyawarah dalam menyelesaian masalah bangsa, dan
harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan social. Demokrasi
Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan gotong royong. Semangat
kekeluargaan itu sendiri sudah lama dianut dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.

Mengapa lahir demokrasi Pancasila? Munculnya demokrsi Pancasila


adalah adanya berbagai penyelewengan dan permasalahan yang di alami
oleh bangsa Indonesia pada berlakunya demokrsi parlementer dan
demokrasi terpimpin. Kedua jenis demokrasi tersebut tidak cocok
doterapkan diindonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong
royong.

Sejak lahirnya orde baru di Indonesia diberlakukan demokrasi Pancasila


sampai saat ini. Meskipun demojrasi ini tidak bertentangan dengan prinsip
demokrasi konstitusional, namun praktik demokrasi yang dijalankan pada
masa orde baru masih terdapat berbagai peyimpangan yang tidak ejalan
dengan ciri dan prinsip demokrasi pancasila, diantaranya:

1)      Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan adil

2)      Penegakkan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

3)      Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para


hakim adalah anggota  PNS Departemen Kehakiman

4)      Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat

5)      System kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah

6)      Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme

7)      Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR

4.   Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Reformasi

Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap


demokrasi pancasila. Namun perbedaanya terletak pada aturan
pelaksanaan. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik
pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan
demokrasi pancasila dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi pada
masa orde reformasi sekarang ini yaitu :

1.
Pemilihan umum lebih demokratis
2.
Partai politik lebih mandiri
3.
Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4.
Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat
otonom penuh.
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang
dibuat be\rdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan
lebih mudah diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila
dilandaskan atas mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan
pemeritah Negara Republik Indonesia berdasarkan konstitusi.

Demokrasi pancasila hanya akan dapat dilaksanakandengan baik apabila


nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati
sebagai nilai-nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik
pendukungnya.

Catatan penting : kegagalan Demokrasi Pancasila pada zaman orde baru,


bukan berasal dari konsep dasar demokrasi pancasila, melainkan lebih
kepada praktik atau pelaksanaanya yang mengingkari keberadaan
Demokrasi Pancasila

 
 

BAB III

PENUTUP

1. SIMPULAN
Dari pembahasaan diatas dapat disimpulkan bahwa Kata demokrasi
merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana
warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna,
berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law,
adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan
masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk
mendapatkan kehidupan yang layak.

Pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari


rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang


demokratis, yaitu Kesetaraan sebagai warga Negara, memenuhi
kebutuhan-kebutuhan umum, pluralisme dan kompromi, menjamin hak-
hak dasar, dan pembaruan kehidupan social.

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka


harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai
demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi
membutuhkan hal-hal diantaranya kesadaran akan puralisme, sikap yang
jujur dan pikiran yang sehat. demokrasi membutuhkan kerjasama
antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik, demokrasi
membutuhkan sikap kedewasaan. demokrasi membutuhkan pertimbangan
moral.

Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang


politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan
Indonesia, yaitu, Demokrasi Parlementer (liberal), Demokrasi Terpimpin,
Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru, Demokrasi Pancasila Pada
Era Orde Reformasi.

1.  SARAN
Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan
namun kini telah menjadi salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang
krusial atau penting dalam katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk
memilih wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang biasa kita
kenal dengan sebutan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD.
Setelah terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut pada
hakikatnya adalah bekerja untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang
dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit para anggota parlemen yang
“melupakan” rakyatnya ketika mereka telah duduk enak di kursi “empuk”.
Mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing,
mengutamakan kepentingan golongan, dan berpikir bagaimana caranya
mengembalikan modal mereka ketika kampanye. Fenomena ini sudah
tidak aneh lagi bagi bangsa Indonesia. Para elite politik saat ini, sudah
tidak lagi pada bingkai kesatuan, akan tetapi berada pada bingkai
kekuasaan yang melingkarinya. Seperti misalnya, adanya sengketa hasil
pemilu, black campaign ketika kampanye dan sebagainya, yang penting
bisa mendapatkan kekuasaan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun telah
luntur dalam dirinya.

Untuk itu, diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol jalannya


pemerintahan agar menuju Indonesia yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, 2011. (http://www.adipedia.com/2011/04/perkembangan-demokrasi-di-


indonesia.html?=1) diakses pada tanggal 18 November, pukul 21:43
Anonim, 2010.  Tuntas Pendidikan Kewarganegaraan. Graha Pustaka.
Jakarta
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.Di dalam makalah
yang berjudul DEMOKRASI DI INDONESIA ini akan dibahas bagaimana
perkembangan demokrasi di Indonesia.
Saya jugak mengucapkan trimakasih kepada bapak karena telah
mengarahkan saya dalampenyusuna makalah melalui penyampaian materi tentang
demokrasi.
Dalam penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan,untuk itu saya
mohon maaf atas kesalahan dalam penyusunan makalah ini.Dan demi
menghasilkan makalah yang lebih baik,saya mengharapakan kritik dan saran dari
para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,dalam mempelajari
perkembngan demokrasi di Indonesia.
Terimakasih..!

Palangkaraya,Oktober 2014
                                                                                         Penyusun

(M R ROBIHARTO PURBA)
           

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................1
Daftar Isi.....................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................3
            A.Latar Belakang...........................................3
            B.Identifikasi Masalah...................................4
            C.Batasan Masalah.........................................4
            D.Rumusan Masalah......................................4
            E.Tujuan Penulisan....................................... 5
            F.Sistematika Penulisan.................................5
BAB II LANDASAN TEORI....................................7
            A.Konsep Demokrasi.....................................7
            B.Pengertian Demokrasi................................7
            C.Prinsip Demokrasi......................................10
            D.Ciri-ciri Demokrasi....................................12
BAB III PEMBAHASAN..........................................16
A.Pilar Demokrasi di Indonesia.....................16
            B.Perkembangan Demokrasi di Indon............18
BAB IV PENUTUP....................................................25
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
            Dewasa ini, hampir seluruh warga di dunia mengaku menjadi penganut
paham demokrasi. Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda
dari satu negara ke negara lain. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh
negara di dunia. Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh
keyakinanmereka bahwa konsep ini merupakan tata pemerintahan yang paling
unggul menganut sistem demokrasi, demokrasi harus berdasarkan pada suatu
kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat
dan untuk rakyat.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha
untuk membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan
kedaulatannya pada tahun 1945. Sebagai sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya
sudah banyak dibahas atau bahkan dicoba diterapkan di Indonesia. Pada awal
kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan negaramasyarakat telah diatur dalam
UUD 1945.
Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang
melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang melandasi
kehidupan negara yang demokratis.
Sebagai bentuk kesungguhan negara Indonesia, landasan tentang
demokrasi telah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Batang Tubuh
UUD 1945. Seluruh pernyataan dalam UUD 1945 dilandasi oleh jiwa dan
semangat demokrasi. Penyusunan naskah UUD 1945 itu sendiri juga dilakukan
secara demokratis. UUD 1945 merangkum semua golongan dan kepentingan
dalam masyarakat Indonesia. Dengan demikian, demokrasi bagi bangsa Indonesia
adalah konsep yang tidak dapat dipisahkan.Budaya demokrasi di Indonesia perlu
dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
hendaknya mengacu kepada akar budaya nasionalisme yang memiliki nilai gotong
royong atau kebersamaan dan mementingkan kepentingan umum. Namun, budaya
individualisme dan budaya liberal yang masuk melanda masyarakat dengan
melalui arus globalisasi tidak mungkin bisa dibendung karena kemajuan
teknologi.  
B.Identifikasi Masalah
            Sehungan dengan latar belakang masalah diatas,maka dapat di
identifikasikan beberapa masalah berikut:
      Kurangnya pemahaman masyatrakat Indonesia terhadap demokrasi;
      Kurangnya pemahaman masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi;
      Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan demokrasi di
pemerintahan;
      Perkembangan demokrasi di Indonesia yang banyak berubah,mengakibatan
perubahan dalam tatanan pemerintahan di Indonesia;
      Pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang tidak sempurna berjalan sebagaimana
mestinya.
C.Batasan Masalah
Didalam makalah ini dibatasi pembahasan mengenai prinsip demokrasi di
Indonesia,konsep partisipasi demokrasi,dan situasi demokrasi di Indonesia saat
ini.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,identifikasi masalah pembatasan masalah maka
di dalam makalah ini akan membahas:
1.Apa pengertian demokrasi?
2.Bagamaimana perkembangan/pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
3.Bagaimana kehidupan bernegara yang demokrasi ?
4.Apa manfaat demokrasi ?
5.Bagaimana situasi demokrasi di Indonesia saat ini?
E.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
  Untuk mengetahui apa yang di maksud demokrasi
  Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
  Untuk mengetahui bentuk kehidupan bernegara yang demokrasi
  Untuk mengetahui manfaat dari demokrasi
  Untuk mengetahui situasi demokrasi demokrasi di Indonesia saat ini
F.Sistematika Penulisan
            Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini sebagai berikuit:
      KATA PENGANTAR

      DAFTAR ISI

      BAB I PENDAHULUAN

Didalam pendahuluan ini akan dijelaskan latar belakang penulisan


makalah,identifikasi masalah,batasan masalah,rumusan masalah,dan tujuan
penulisan
      BAB II LANDASAN TEORI

Pada landasan teori  ini kita akan membahas tentang ,konsep dasar
demokrasi,pengertian demokrasi,prinsip demokrasi,ciri-ciri demokrasi,dan nilai-
nilai demokrasi

      BAB III PEMBAHASAN


Di pembahasan ini kita akan membahas tentang pilar demokrasi di
Indonesia,dan perkembangan demokrasi di Indonesia
      BAB IV PENUTUP
Pada halaman penutup ini akan disimpulkan bagaimana pelaksanaan
demokrasi di Indonesia saat ini,melalaui peninjauan terhadap indeks demokrasi
Indonesia.
      DAFTAR PUSTAKA

                                                       BAB II  LANDASAN TEORI

 Tinjauan Pustaka     
A.Konsep Dasar Demokrasi
            Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian
atau definisi demokrasi. Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal
atau juga disebut sebagai definisi populistik tentang demokrasi, yakni sebuah
sistem pemerintahan ”dari, oleh, dan untuk rakyat” maka pengertian demokrasi
demikiantidak pernah ada dalam sejarah umat manusia. Tidak pernah ada
pemerintahandijalankan secara langsung oleh semua rakyat; dan tidak pernah ada
pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl 1971; Coppedge dan
Reinicke 1993).
 Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat, tapi
elite yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil dari
pemerintahan itu untuk rakyat semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan
antara yang mendapat jauh lebih banyak dan yang mendapat jauh lebih sedikit.
Karena itu, ketika pengertian”demokrasi populistik” hendak tetap dipertahankan,
Dahl mengusulkan konsep ”poliarki” sebagai pengganti dari konsep ”demokrasi
populistik”tersebut. Poliarki dinilai lebih realistik untuk menggambarkan tentang
sebuah fenomena politik tertentu dalam sejarah peradaban manusia sebab poliarki
mengacu pada sebuah sistem pemerintahan oleh ”banyak rakyat” bukan oleh
”semua rakyat”,oleh”banyak orang” bukan oleh”semua orang.”

B.Pengertian Demokrasi
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi.
Secara etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” berarti
rakyat dan “kratos” berarti kekuasaan atau berkuasa. Dengan
demikian, demokrasi artinya pemerintahan oleh rakyat, dimana kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh
wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas. Dalam ucapan
Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16 (periode 1861-1865)
demokrasi secara sederhana diartikan sebagai “the government from the people, by
the people, and for the people”, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Kebebasan dan demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi
keduanya tidak sama.
 Menurut Alamudi (1991) demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat
gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat
praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-
liku, sehingga demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari kebebasan.
Karena itu, mungkin saja mengenali dasar-dasar pemerintahan konstitusional yang
sudah teruji oleh zaman, yakni hak asasi dan persamaan di depan hukum yang
harus dimiliki setiap masyarakat untuk secara pantas disebut demokrasi.
Menurut International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusankeputusan politik
diselenggarakan oleh wn melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka dan
bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yg bebas.
Sedangkan menurur Henry B Mayo yang dikutip oleh Azyumardi Azra
menyatakan bahwa:
Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan
bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan plotik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik. (Azyumardi Azra, 2003: 110)
 Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa demokrasi
sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan, yang
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.
Demokrasi bertujuan mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara)      atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
            Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya dengan pembagian
kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias
politica),yaitu kekuasaan yang diperoleh dari rakyat harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Prinsip semacam trias politica ini menjadi
sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat
kekuasaaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu
membentuk masyarakat yang adil dan beradaab,bahkan kekuasaan absolut
pemerintah sering menimbulkan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
            Demokrasi tidak akan datang,tumbuh,dan berkembang dengan sendirinya
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.Oleh karena
itu,demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga dan perangkat
pendukungnya,yaitu budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari suatu mind
set(kerangka berpikir) dan setting social (rancangan masyarakat).Bentuk konkret
manifestasi tersebut adalah demokrasi menjadi way of life (pandangan hidup)
dalam seluk beluk sendi bernegara ,baik masyarakat maupun oleh pemerintah.
            Menurut Nurcholich Madjid,demokrasi dalam kerangka diatas berarti
proses melaksanakan nilai-nilai civility (keadaban) dalam bernegara dan
bermasyarakat.Demokrasi merupakan proses  menuju dan menjaga civil
societyyang menghormati dan berupaya merealisasikan nilai-nilai
demokrasi(Sukron,2002).Menurut Nurcholish Madjid (Gak Nur),pandangan hidup
demokratis berdasarkan bahan-bahan telah berkembang, baik secara teoritis
maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya cukup mapan.
            Negara atau pemerintah dalam menjalankan tata pemerintahan-nya
dikatakan demokratis dapat dilihat dari empat aspek (Tim ICCE UIN
Jakarta,2005:123),yaitu:
1.Masalah pembentukan negara;
2.Dasar kekuasaan negara;
3.Susunan kekuasaan negara;
4.Masalah kontrol rakyat.

C.Prinsip Demokrasi Di Indonesia


            Salah satu pilar demokrasi adalah trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif,yudikatif,dan legislatif) untuk diwujudkan
dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen ) dalam berada
dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.Kesejajaran dan independensi ketiga
jenis lembaga negara ini  diperlukan agar ketiga lembaga negara ini dapat saling
mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip cheks and balances.
            Ketiga lembaga negara tersebut adalah lembaga pemerintah yang memiliki
kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif ,
lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudikatif dan
lembaga perwakilan rakyat (DPR,untuk Indonesia) yang memiliki  kewenangan 
menjalankan kekuasan legislatif .Di bawah sistem ini,keputusan legislatif dibuat
oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai dengan
aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui
proses pemilian umum legislatif,selain sesuai dengan hukum dan peraturan.
            Selain pemlihan umum legislatif , banyak keputusan atau hasil- hasil
penting,misalnya pemilihan presiden suatu negara ,diperoleh melalui pemilihan
umum.Di Indonesia , hak pilih hanya diberikan kepada warga negara yang telah
melewati umur tertentu ,misalnya umur 18 tahun , dan yang tidak memiliki
catatan criminal (misalnya,narapidana atau bekas narapidana).Pada dasarnya
prinsip demokrasi itu sebagai berikut:
a. Kedaulatan di tangan rakyat
Kedaulatan rakyat maksudnya kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
Ini berarti kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi. Apabila setiap warga
negara mampu memahami arti dan makna dari prinsip demokrasi
b. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
Pengakuan bahwa semua manusia memiliki harkat dan martabat yang
sama, dengan tidak membeda-bedakan baik atas jenis kelamin, agama, suku dan
sebagainya. Pengakuan akan hak asasi manusia di Indonesia telah tercantum
dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang sebenarnya terlebih dahulu ada
dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang lahir pada tanggal 24 Desember
1945. Peraturan tentang hak asasi manusia
Undang-Undang Dasar 1945 dimuat dalam: Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 alinea pertama dan empat, Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945,
Ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia Indonesia telah tertuang dalam
ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998. Setelah itu, dibentuk Undang-Undang
No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia, Undang-Undang yang mengatur
dan menjadi hak asasi manusia di Indonesia adalah Undang-Undang No.39 Tahun
1999 tentang hak asasi manusia.
c. Pemerintahan berdasar hukum (konstitusi)
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional
ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya
dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi.
d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan sama di
depan hukum, pengadilan, dan pemerintahan tanpa membedakan jenis kelamin,
ras, suku, agama, kekayaan, pangkat, dan jabatan. Dalam persidangan di
pengadilan, hakim tidak membeda-bedakan perlakuan dan tidak memihak si kaya,
pejabat, dan orang yang berpangkat. Jika merekabersalah, hakim harus
mengadilinya dan memberikan hukuman sesuai dengan kesalahannya.
e. Pengambilan keputusan atas musyawarah
Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan sesuai
keputusan bersama(musyawarah) untuk mencapai mufakat.
f. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik
Bahwa dengan adanya partai politik dan dan organisasi sosial politik ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
g. Pemilu yang demkratis
Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

D. Ciri-ciri Demokrasi.
Menurut Henry B. Mayo dalam Miriam Budiarjo (1990: 62 ) dalam
bukunya ”Introduction to Democratic Theory“, memberikan ciri-ciri demokrasi
dari sejumlah nilai yaitu:
1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
3) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4) Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat.
6) Menjamin tegaknya keadilan.
Beberapa ciri pokok demokrasi menurut Syahrial Sarbini (2006 : 122)
antara lain :
1) Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.
2) Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan bersama
lebih penting daripada kepentingan individu atau golongan.
3) Kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan
pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat.
4) Kedaulatan ada ditangan rakyat, lembaga perwakilan rakyat mempunyai
kedudukan penting dalam system kekuasaan negara.
E. Nilai-Nilai Demokrasi
Mengutip pendapatnya Zamroni dalam Winarno (2007: 98), nilai-nilai
demokrasi meliputi :
1) Toleransi.
Bersikap toleran artinya bersikap menenggang (menghargai,membiarkan
dan membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,kepercayaan, kebiasaan
kelakuan dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian
sendiri. Dalam mayarakat demokratis seorang berhak memiliki pandangannya
sendiri, tetapi ia akan memegang teguh pendiriannya itu dengan cara yang
toleranterhadap pandangan orang lain yang berbeda atau bahkan bertentangan
dengan pendirianya. Sebagai nilai, toleransi dapat mendorong tumbuhnya sikap
toleran terhadap keanekaragamaan, sikap saling percaya dan kesediaan untuk
bekerjasama antarpihak yang berbeda-beda keyakinan, prinsip,
pandangan dan kepentingan.
2) Kebebasan mengemukakan pendapat.
Mengeluarkan pikiran secara bebas adalah mengeluarkan
pendapat,pandangan, kehendak, atau perasaan yang bebas dari tekanan
fisik,psikis, atau pembatasan yang bertentangab dengan tujuan pengaturan tentan
kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Warga negara yang
menyampaikan pendapatnya di muka umum berhak untuk mengeluarkan pikiran
secar bebas dan memperoleh perlindungan hukum. Dengan demikian, orang bebas
mengeluarkan pendapat tetapi perlu pengaturan dalam mengeluarkan pendapat
tersebut agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan antar-anggota
masyarakat.
3) Menghormati perbedaan pendapat.
Warga negara yang menyampaikan pendapatnya di muka umum berhak
untuk mengeluarkan pikiran secar bebas dan orang lain harus bisa
menghormati perbedaan pendapat orang tersebut.
4) Memahami keanekaragaman dalam masyarakat.
Perubahan Dinamis dan arus Globalisasi yang tinggi menyebabkan
masyarakat yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang memiliki
kesadaran akan pentingnya peranan budaya lokal kita ini dalam memperkokoh
ketahanan Budaya Bangsa. Oleh karena itu kita harus memahami arti kebudayaan
serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sebagai sumber
kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya kita tetap terjaga dan tidak
diambil oleh bangsa lain.
5) Terbuka dan komunikasi.
Demokrasi termasuk bersikap setara pada sesama warga ataupun terbuka
terhadap kritik, masukan, dan perbedaan pendapat, bukanlah sekadar sebuah
keputusan politik, apalagi kemauan pribadi perorangan belaka. Demokrasi adalah
sebuah proses panjang kebiasaan dan pembiasaan bersama yang terus-menerus.
Demokrasi pada dasarnya adalah sebuah kepercayaan akan kebijakan orang
banyak. Jauh dalam lubuknya, lebih dari sekadar kepercayaannya akan kebebasan
sebagai fitrah manusia,
demokrasi adalah haluan yang berusaha menempatkan kesetaraan manusia di atas
segalanya.
6) Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan.
Setiap manusia mempunyai hak yakni hak dasar yang dimiliki manusia
sejak lahir sebagai kodrat dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib
untuk dilindungi dan dihargai oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Pengakuan
bahwa semua manusia memiliki harkat dan martabat yang sama, dengan tidak
membeda-bedakan baik atas jenis kelamin, agama, suku.
7) Percaya diri.
Rasa percaya diri adalah sikap yang dapat di tumbuhkan dari sikap
sanggup berdiri sndiri, sanggup menguasai diri sendiri dan bebas dari
pengendalian orang lain dan bagaimana kita menilai diri sendiri maupun orang
lain menilai kita.sehingga kita mampu menghadapi situasi apapun. Individu yang
mempunyai rasa percaya diri adalah  
mengatur dirinya sendiri,dapat mengarahkan,mengambil inisiatif,memahami dan
mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri,dan dapat melakukan hal-hal untuk dirinya
sendiri.
8) Tidak menggantungkan pada orang lain.
Kekuasaan yang diberikan rakyat melalui satu proses demokratis dan
dilaksanakan secara benar bersifat mengikat semua warga. Tetapi warga tetap
memiliki kewenangan untuk melakukan kontrol atas penyelenggaraan kekuasaan.
Hal ini hanya dapat tercapai apabila semua orang yang terlibat Di dalam aksi
massa itu adalah warga yang berpikir mandiri dan serius. Rakyat yang menjadi
pendukung utama demokrasi
adalah rakyat yang madani, yang mandiri dalam pemikirannya. Dia mesti menjadi
orang yang mengetahui apa yang dilakukannya dan mempunyai tanggung jawab
terhadap perbuatannya.
9) Saling menghargai.
Salah satu sifat yang mesti diwujuddkan dalam kehidupan sehari-hari ialah
saling menghargai kepada sesama manusia dengan berlaku sopan,tawadhu,
tasamuh, muru‟ah (menjaga harga diri), pemaaf, menepati janji, berlaku „adil dan
lain- lain. sebagainya. Harga menghargai ditengah pergaulan hidup, setiap
anggota masyarakat mempunyai tanggung jawab moral untuk mempertahankan
dan mewujudkan citra
baik dalam masyarakat dengan menampakkan tutur kata, sikap dan tingkah laku,
cara berpakaian, cara bergaul, lebih bagus daripada orang  lain.
10) Mampu mengekang diri.
Dengan kemampuan mengekang diri, maka hidup akan lebih tertata, dan
lebih memungkinkan baginya mencapai sukses. Sebagai orang yang mampu
mengekang diri, maka ia akan: Pertama, membangun komitmen yang kuat untuk
tidak berpikir, bertindak, bersikap, dan berperilaku yang bertentangan dengan
firman Allah SWT. Kedua, karena Allah SWT juga memerintahkan agar setiap
manusia mampu memberi manfaat optimal bagi lingkungannya, maka ia
berkomitmen untuk menjadikan pikiran,
sikap, tindakan, dan perilakunya bermanfaat optimal bagi lingkungannya. Ketiga,
ia bersungguh-sungguh mewujudkan komitmennya agar ia dapat mewujudkan
komitmennya.
11) Kebersamaan.
Manusia adl makhluk sosial yang tdk bisa hidup sendiri. Manusia
membutuhkan kebersamaan dlm kehidupannya. Tuhan menciptakan manusia
beraneka ragam dan berbeda-beda tingkat sosialnya. Ada yang kuat ada yang
lemah ada yang kaya ada yang miskin dan seterusnya. Demikian pula Tuhan
ciptakan manusia dengan keahlian dan kepandaian yang berbeda-beda pula.
Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat.
12) Keseimbangan
Satu hal yang juga hampir boleh dikatakan tidak dapat lepas dari diri kita
adalah kenyataan bahwa kita juga menjadi bagian dari kelompok kemasyarakatan
dimanapun lingkungan kita berada, otomatis semua orang mempunyai fungsi dan
peran sosialnya masing-masing dalam struktur kemasyarakatan tersebut, walau
sekecil apapun peranan tersebut. Kehidupan masyarakat yang seimbang dapat
dibayangka sebagai kehidupan masyarakat yang tumbuh secara bebas dan positif,
penuh dengan variasi dan dinamikanya dalam suatu keteraturan uang serasi dan
harmonis.

BAB III PEMBAHASAN

A..Pilar Demokrasi di Indonesia


Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sanusi (2006)
mengetengahkan sepuluh pilar demokrasi yang dipesankan oleh para pembentuk
negara (the founding fathers) sebagaimana diletakkan di dalam UUD 1945
sebagai berikut:
1.Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Esensinya adalah seluruh sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan
kenegaraan RI haruslah taat asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-nilai dan
kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.Demokrasi dengan kecerdasan
 Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh segenap rakyat dengan
pengertian-pengertiannya yang jelas, dimana rakyat sendiri turut terlibat langsung
merumuskan substansinya, mengujicobakan disainnya, menilai dan menguji
keabsahannya. Sebab UUD 1945 dan demokrasinya bukanlah seumpama final
product yang tinggal mengkonsumsi saja, tetapi mengandung nilai-nilai dasar dan
kaidah-kaidah dasar untuk supra-struktur dan infra-struktur sistem kehidupan
bernegara bangsa Indonesia. Nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar ini memerlukan
pengolahan secara seksama. Rujukan yang mengenai kehidupan bernegara dan
berbangsa tidak dimaksudkan untuk diperlakukan hanya sebagai kumpulan
dogma-dogma saja, melainkan harus ditata dengan menggunakan akal budi dan
akal pikiran yang sehat. Pengolahan itu harus dilakukan dengan cerdas.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokrasi yang berkedaulatan
rakyat, yaitu kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah
yang memiliki atau memegang kedaulatan itu. Kedaulatan itu kemudian
dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
4. Demokrasi dengan rule of law
Negara adalah organisasi kekuasaan, artinya organisasi yang memiliki
kekuasaan dan dapat menggunakan kekuasaan itu dengan paksa. Dalam negara
hukum, kekuasaan dan hukum itu merupakan kesatuan konsep yang integral dan
tidak dapat dipisah-pisahkan. Implikasinya adalah kekuasaan negara harus punya
legitimasi hukum. Esensi dari demokrasi dengan rule of law adalah bahwa
kekuasaan negara harus mengandung, melindungi, serta mengembangkan
kebenaran hukum (legal truth). Kekuasaan negara memberikan keadilan hukum
(legal justice) bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan kepura-
puraan. Kekuasaan negara menjamin kepastian hukum (legal security), dan
kekuasaan ini mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum (legal interest)
seperti kedamaian dan pembangunan. Esensi lainnya adalah bahwa seluruh warga
negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum, memiliki akses yang
sama kepada layanan hukum. sebaliknya, seluruh warga negara berkewajiban
mentaati semua peraturah hukum.
5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
Demokrasi dikuatkan dengan pembagian kekuasaan negara dan diserahkan
kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab menurut undang-undang
dasar.
6. Demokrasi dengan hak azasi manusia
Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang
tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asasi, melainkan untuk meningkatkan
martabat dan derajat manusia seutuhnya. Hak asasi manusia bersumber pada sifat
hakikat manusia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia
bukan diberikan oleh negara atau pemerintah. Hak ini tidak boleh dirampas atau
diasingkan oleh negara dan atau oleh siapapun.
7. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
Lembaga peradilan merupakan lembaga tertinggi yang menyuarakan
kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum. Lembaga ini merupakan pelaksana
kekuasaan kehakiman yang merdeka (independent). Ia tidak boleh diintervensi
oleh kekuasaan apapun. Kekuasaan yang merdeka ini memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan
menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka pengadilan, semua pihak
mempunyai hak dan kedudukan yang sama. 8. Demokrasi dengan otonomi daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini
merupakan pelaksanaan amanat UUD 1945 yang mengatur bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai
pemerintahan daerah (Pasal 18 UUD 1945).
9. Demokrasi dengan kemakmuran
Demokrasi bukan sekedar soal kebebasan dan hak, bukan sekedar soal
kewajiban dan tanggung jawab, bukan pula sekedar soal mengorganisir
kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan. Demokrasi bukan pula sekedar soal
otonomi daerah dan keadilan hukum. sebab berbarengan dengan itu semua,
demokrasi menurut UUD 1945 ternyata ditujukan untuk membangun negara
berkemakmuran/kesejahteraan (welfare state) oleh dan untuk sebesar-besarnya
rakyat Indonesia.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial diantara
berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat. Keadilan sosial bukan soal
kesamarataan dalam pembagian output materi dan sistem kemasyarakatan.
Keadilan sosial justru lebih merujuk pada keadilan peraturan dan tatanan
kemasyarakatan yang tidak diskriminatif untuk memperoleh kesempatan atau
peluang hidup, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, politik, administrasi
pemerintahan, layanan birokrasi, bisnis, dan lain-lain.

B.Perkembangan Demokrasi Di Indonesia


Setelah Orde Baru tumbang yang ditandai oleh turunnya Soeharto dari
kursi kepresidenan pada bulan Mei 1998 terbuka kesempatan bagi bangsa
Indonesia untuk kembali menggunakan demokrasi. Demokrasi merupakan pilihan
satu-satunya bagi
bangsa Indonesia karena memang tidak ada bentuk pemerintahan atau sistem
politik lainnya yang lebih baik yang dapat dipakai untuk menggantikan sistem
politik Orde Baru yang otoriter. Oleh karena itu ada konsensus nasional tentang
perlunya
digunakan demokrasi setelah Orde Baru tumbang. Gerakan demokratisasi setelah
Orde Baru dimulai dengan gerakan yang dilakukan oleh massa rakyat secara
spontan. Segera setelah Soeharto menyatakan pengunduran dirinya, para tokoh
masyarakat membentuk  sejumlah partai politik dan melaksanakan kebebasan
berbicara danberserikat/berkumpul sesuai dengan nilai-nilai demokrasi tanpa
mendapat halangan dari pemerintah. Pemerintah tidak melarang demokratisasi
tersebut meskipun peraturan perundangan yang berlaku bias digunakan untuk itu.
Pemerintah bisa saja, umpamanya, melarang pembentukan partai politik karena
bertentangan dengan UU Partai Politik dan Golongan Karya yanghanya mengakui
dua partai politik dan satu Golongan Karya. Tentu saja pemerintah tidak mau
mengambil resiko bertentangan dengan rakyat sehingga pemerintah membiarkan
demokratisasi bergerak sesuai dengan keinginan rakyat.
 Pemerintah kemudian membuka peluang yang lebih luas untuk
melakukan
demokratisasi dengan mengeluarkan tiga UU politik baru yang lebih demokratis
pada awal 1999. Langkah selanjutnya adalah amandemen UUD 1945 yang
bertujuan untuk menegakkan demokrasi secara nyata dalam sistem politik
Indonesia.Demokratisasi pada tingkat pemerintah pusat dilakukan bersamaan
dengan demokratisasi pada tingkat pemerintah daerah (provinsi,kabupaten, dan
kota). Tidak lama setelah UU Politik dikeluarkan,diterbitkan pula UU
Pemerintahan Daerah yang memberikan otonomi
yang luas kepada daerah-daerah.Suasana bebebasan dan keterbukaan yang
terbentuk pada tingkat pusat dengan segera diikuti oleh daerahdaerah.
Oleh karena itu beralasan untuk mengatakan, demokratisasi di Indonesia
semenjak 1998 juga telah menghasilkan demokratisasi pada tingkat pemerintah
daerah.Sesuai dengan perkembangan demokratisasi di tingkat pusat, di tingkat
provinsi (juga di tingkat kabupaten dan kota) dilakukan penguatan kedudukan dan
fungsi tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan gubernur. Gubernur
tidak lagi merupakan “penguasa tunggal” seperti yang disebutkan dalam UU
Pemda yang dihasilkan selama masa Orde Baru.DPRD telah mendapatkan
perannya sebagai lembaga legislatif daerah yang bersama-sama dengan gubernur
sebagai kepala eksekutif membuat peraturan daerah (perda). DPRD Provinsi
menjadi lebih mandiri karena dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) yang
demokratis. Melalui pemilu tersebut, para pemilih mempunyai kesempatan
menggunakan hak politik mereka untuk menentukan partai politik yang akan
duduk di DPRD.
 Suasana kebebasan yang tercipta di tingkat pusat sebagai akibat dari
demokratisasi juga tercipta di daerah. Partisipasi masyarakat dalam
memperjuangkan
tuntutan mereka dan mengawasi jalannya pemerintahan telah menjadi gejala
umum di seluruh provinsi di Indonesia. Berbagai demonstrasi dilakukan oleh
kelompok-
kelompok masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok-
pelosok desa di Indonesia.Rakyat semakin menyadari hak-hak mereka sehingga
mereka semakin
peka terhadap praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang tidak benar
dan merugikan rakyat.Hal ini mengharuskan pemerintah bersikap lebih peka
terhadap aspirasi yang berkembang di dalam masyarakat. Demokratisasi telah
membawa
perubahan-perubahan politik baik di tingkat pusat maupun daerah. Apa yang
terjadi di tingkat pusat dengan cepat ditiru oleh daerahdaerah. Demokratisasi
merupakan
sarana untuk membentuk system politik demokratis yang memberikan hak-hak
yang luas kepada rakyat sehingga pemerintah dapat diawasi untuk mencegah
terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
Dalam perkembangan-nya demokrasi di Indonesia,demokrasi dibagi dalam
beberapa periode berikut:
1.Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950)
            Tahun 1945-1950,Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang
ingin kembali ke Indonesia.Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik karena masih adanya revolusi fisik.Pada awalnya kemerdekaan masih
terdapat  sentralisasi kekuasaan.Hal itu terlihat pada pasal 4 Aturan Peralihan
UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sebelum MPR ,DPR dan DPA dibentuk
menurut UU ini ,segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan  dibantu oleh
KNIP.Untuk menghindari bahwa negara Indonesia adalah negara  yang
absolute ,pemerintah mengeluarkan:
a.Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 oktober 1945,KNIP berubah
menjadi lembaga legislatif;
b.Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang Pembentuksn Partai
Politik;
c.Maklumat Pemmerintah tangaal 14 november 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahan presidensial menjadi parlementer .

2.Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama


a) Masa Demokrasi Liberal 1950-1959
            Pada masa demokrasi ini peranan parlemen ,akuntabilitas politik sangat
tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.Akan  tetapi ,praktik demokrasi
pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
1)      Dominannya partai politik ;
2)      Lanadasan social ekonomi yang masih lemah ;
3)      Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1945.
Atas dasar kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 juli 1959
yanag isinya:
  Bubarkan konstituante
  Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
  Pembentukan MPRS dan DPAS.
b) Masa Demokrasi Terpimpin
            Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.VII/MPRS/1965
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat  secara
gotong royong di antara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom.Ciri-cirinya adalah:
  Tingginya dominasi presiden
  Terbatasnya peran partai politik
  Berkembangya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi  terpimpin antaara lain:
  Sistem kepartaian menjadi tidak jelas ,dan para pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan;
  Peranan parlemen lemah,bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden  dan  presiden
membentuk DPRGR ;
  Jaminan HAM lemah;
  Terbatasnya peran pers;
  Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok timur) yang memicu
terjadinya peristiwa pemberontakan G 30 S PKI . 
3.Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru 1966-1998
            Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah 11 maret 1996.Orde Baru  bertekad akan melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen .Awal Orde Baru member harapan baru
kepada rakyat pemnbangunan di segala bidang melalui  Pelita  I,II,III,IV,V dan
masa Orde Baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umun tahun
1971,1977,1782 ,1987,1992,dan 1997.Meskipun demikian pelaksanaan demokrasi
pada masa Orde Baru ini dianggap gagal dengan alsan:
  Tidak addanya rotasi kekuaan eksekutif;
  Rekrutmen politik yang tertutup;
  Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi ;
  Pengakuan HAM yang terbatas;
  Tumbuhnya KKN yang merajalela.
4.Pelaksaan Demokrasi Orde Reformasi 1998- Sekarang
            Demokrasi pada masa reformasi pada dasanrnya merupakan demokrasi
dengan  pernbaikan peraturan yang tidak demokratis,dengan meningkatkan peran
lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi,wewenang,dan
tanggung jawab yang mengacu  pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata
hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif,legislative,dan yudikatif.

Masa reformasi berusaha membangun kehidupan yang demokratis antara lain


dengan:
      Keluarnya Ketetapan MPR RI No.X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi;

      Ketetapan No.VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referendum;

      Tap MPR RI No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari

KKN;
      Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang ppembatasan Masa Jabatan Presiden

dan Wakil Presiden RI;


      Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I,II,III,IV.

Disisi lain ada jugak ahli yang berpendapat tentang pelaksanaaan demokrasi di
Indonesia yaitu Menurut Azyumardi Azra (2000: 130-141) Perkembangan
demokrasi
di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi dalam empat periode, yaitu :
1) Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer.
Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan
diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar
1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.
Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia
lain, sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif
terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) dan
perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
2) Periode 1959-1965 (Orde Lama)Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi terpimpin.
Dalam demokrasi terpimpin ditandai oleh tindakan yang menyimpang dari atau
menyeleweng terhadap ketentuan Undangundang Dasar. Dan didalam demokrasi
terpimpin terdapat ciri-ciri yaitu adanya dominasi dari Presiden, terbatasnya
peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan
ABRI sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli dapat dipandang sebagai
suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui
pembentukan kepemimpinan yang kuat.
Misalnya berdasarkan ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir.
Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Selain itu, terjadi penyelewengan
dibidang perundang-undangan dimana pelbagai tindakan pemerintah dilaksanakan
melalui Penetapan
Presiden (Penpres) yang memakai Dekrit 5 Juli sebagai sumber hukum, dan
sebagainya.
3) Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila. Demokrasi
Pancasila dalam rezim Orde Baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum
sampai pada tataran praksis atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan
pemerintahan,rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan
berdemokrasi. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh;
dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan
politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah
dalam persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi
ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah
4) Periode 1998-sekarang ( Reformasi ).
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 
21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir.
Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya
lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya
reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal
bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial
yang kritis karena dalam fase ini akan  ditentukan ke mana arah demokrasi akan
dibangun.

BAB IV PENUTUP

            Dalam mempelajari bagaimana sesungguhnya perkembangan demokrasi di


Indonesia saat ini maka kita memerlukan data tentang perkembangan demokrasi
di Indonesia yang bisa ketahui melalui pengamatan terhadap indeks demokrasi
Indonesia.  
            Untuk mengetahui bagaimana            Demokrasi Indonesia (IDI)
dioperasikan ke dalam tiga aspek kinerja demokrasi, yaitu: Kebebasan Sipil, Hak-
hak Politik, dan Lembaga Demokrasi. Distribusi indeks dari ketiga aspek IDI
adalah:
 86,97 untuk aspek Kebebasan Sipil;
 54,60,untuk aspek Hak-Hak Politik; dan
 62,72 untuk aspek Lembaga Demokrasi.
Distribusi indeks tiga aspek ini sekaligus memperlihatkan kontribusi dari masing-
masing aspek terhadap indeks keseluruhan pada skala nasional,dimana aspek
Kebebasan Sipil memberikan kontribusi paling tinggi,disusul oleh Lembaga
Demokrasi,dan yang paling kecil memberikan kontribusi adalah aspek Hak-Hak
Politik. Kontribusi indeks tiga aspek ini sangat jelas menggambarkan meskipun
aspek Kebebasan Sipil menyokong indeks sangat tinggi (86,97) namun indeks
secara keseluruhan yang dapat dicapai hanya sebesar 67,30 dikarenakan dua aspek
lainnya memberikan kontribusi indeks relatif rendah.Indeks aspek Kebebasan
Sipil yang relatif tinggi tersebut dihasilkan dari agregasi indeks empat variable
yang yang dimiliki yaitu:
(1) Kebebasan Berkumpul dan Berserikat,
(2) Kebebasan Berkeyakinan,
 (3)Kebebasan dari Diskriminasi, dan
4) Kebebasan Berpendapat;
Dimana seluruhnya memberikan kontribusi indeks yang tinggi.
 Sedangkan rendahnya indeks aspek Hak-Hak Politik disebabkan kontribusi
indeks dua variabel yang dimiliki, yakni:
(1)   Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan
       Pemerintahan, serta
(2)   Hak Memilih dan Dipilih (kurang dari 60).
Sementara untuk aspek Lembaga Demokrasi, kendati tiga dari lima varibel yang
dimiliki yakni:
 (1) Peran Peradilan yang Independen,
(2) Peran Birokrasi Pemerintah, dan
 (3) Pemilu yang Bebas dan Adil memberikan kontribusi indeks tinggi,
       namun dua variabel yang lain yaitu
(4) Peran DPRD, dan
(5) Peran Partai Politik memberikan kontribusi indeks sangat rendah.
Agregasi dari indeks lima variabel ini pada akhirnya telah memosisikan indeks
nasional untuk aspek Lembaga Demokrasi berada pada angka 62,72.
Sehingga dapat di simpulkan perkembangan demokrasi di Indonesia saat ini
beranjak dari indeks nasional tiga aspek di antara proposisi yang dapat
dikemukakan sebagai jawaban adalah,sejauh ini Indonesia relatif sangat berhasil
dalam membangun kebebasan sipil, dan cukup berhasil dalam membangun
lembaga demokrasi,namun pada sisi lain relatif tertinggal dalam hal hak-hak
Politik.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Dikdik Baehaqi.2012.Diktat Mta Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.Universitas Ahmad Dahlan:Yogyakarta

Dr.Sahya Anggara,M.Si.2013.Sistem Politik Indonesia.CV PUSTAKA


SETIA:Bandung

Rauf Maswadi,dkk.2009.Manakar Demokrasi di Indonesia’Indeks Demokrasi di


Indonesia 2009’.UNDP:Jakarta
MAKALAH
LAPORAN TUGAS TENTANG DEMOKRASI

DISUSUN OLEH
Nama Anggota :
1.      ADI SAPUTRA
2.      DICKY ADITYA PALAGUNA
3.      FEBRI RAMADHAN
4.      OLDI RINALDO
6.      RIZKY ADITYA SADAN
7.      SATRIYO DARMAWAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO (UMM)


2014/2015
KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang memberikan penerangan dan
petunjuk kepada manusia. Dialah zat yang telah memberikan banyak kenikmatan yang
masih kita rasakan sampai saat ini. shalawat serta salam selalu tercurah kepada
junjungan dan tauladan kita semua, Rasulullah SAW, juga kepada keluarganya, para
sahabatnya dan pengikutnya. Karena jasa-jasa beliaulah kita dapat mengenal dan
merasakan indahnya Islam.
            Kenikmatan yang kami rasakan tidak lantas membuat kami berleha-leha dan
bermalas-malas. Kami mencoba untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini berjudul ‘Demokrasi’. Makalah ini berisi tentang pengertian
demokrasi.
            Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang
demokrasi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Makalah
ini tidak lepas dari kekurangan karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna.
Tetapi kami berusaha untuk membagi ilmu dan wawasan yang telah kami rangkum dalam
makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi rujukan dalam
memperoleh ilmu pengetahuan.

Metro, Oktober 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................  2
DAFTAR  ISI..............................................................................................   3
BAB I .........................................................................................................   4
A. Latar belakang.........................................................................................   4
B. Tujuan penulisan......................................................................................   5
BAB II ........................................................................................................   6
A. Tinjauan teori..........................................................................................   6
BAB III ......................................................................................................   7
A. Pengertian demokrasi..............................................................................   7
B. Jenis-jenis demokrasi...............................................................................   8
C. Prinsip-prinsip demokrasi pancasila.........................................................   8
D. Contoh Negara yang menganut demokrasi.............................................   8
E. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dalam waktu 50 tahun..................   9
BAB VI ......................................................................................................  10
KESIMPULAN........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11

BAB I
PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG


              Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja
pertanyaan ini kami munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti dengan
pertanyaan yang kami ajukan tersebut di atas. Karena kami punya pandangan produk
dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi itu merupakan produk luar negeri.
Sedangkan negara kita sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu
sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari
level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini
hanya proses pembuatan kebijakan sementara kalau kita mencari demokrasi yang
berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa negara kita mempunyai diri demokrasi
tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti ditulis almarhum Moh. Hatta
bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian
adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap
orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama.
Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan
demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari
pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. (Prijono
Tjiptoherijanto dan Yomiko M. Prijono, 1983 hal 17-19). Dari gambaran di atas, kami rasa
hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara
kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau
dikaji secara lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur
Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi
pandangan kita sekarang.
Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan
demokrasi. Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan
salah satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman karena semua kehidupan
berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli
Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa
demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan
falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan
pembukaan UUD 1945. lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. mengatakan
demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang
Maha Esa, yang Berkepribadian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang
mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.

B.   TUJUAN
            Agar kita dapat membedakan antara paham demokrasi satu dengan demokrasi
yang kita pakai di Indonesia. Sehingga kita dapat mengerti apa sisi yang unggul di dalam
demokrasi Pancasila.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    TINJAUAN TEORI
              Dalam tataran normatif, prinsip-prinsip demokrasi universal dapat kita pelajari
dari berbagai tulisan. Namun, dalam tahap penerapannya kadang terjadi perbedaan atau
bahkan dipraktekkan secara salah. Dalam hal ini beberapa faktor seperti faktor mental
dan sosio-kultural sangat berpengaruh. Demokrasi selalu mencoba melakukan
pengaturan mengenai “Distribusi apa saja” yang diperebutkan dan mengatur cara-cara
pendistribusiannya.
              Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang baru saja membangun
demokrasi setelah keluar dari otoritarianisme orde baru pada tahun 1998.  meski
demikian hingga kini banyak kalangan  berpendapat bahwa Indonesia masih dalam tahap
“Demokratisasi”. Artinya demokrasi yang kini coba kita bangun belum benar-benar berdiri
dengan mantap. Masih banyak hal yang perlu dibangun, bukan hanya berkaitan dengan
sistem politik, tetapi juga budaya, hukum, dan perangkat-perangkat lain yang penting
bagi tumbuhnya demokrasi dan masyarakat madani.
             Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang demokratis,
supaya tercipta masyarakat yang adil dan makmur.

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui
perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara. Kata ini berasal dari bahasa Yunani
δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat"
dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut
sistem politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari
ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit".
Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun
kenyataannya sudah tidak jelas lagi.Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan
kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak
dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang
sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai
semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar
bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20.
Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal
dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama. Suatu pemerintahan
demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu
orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-
perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani inisekarang tampak ambigu karena beberapa
pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan
monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan
kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk
mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan
revolusi.

B.  JENIS-JENIS DEMOKRASI


Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya
menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang
pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung
dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi
modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan
politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi
perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang
berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika
Serikat dan Perancis.

C. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA


              Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:
a.       Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
b.      Keseimbangan antara hak dan kewajiban
c.       Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain
d.      Mewujudkan rasa keadilan sosial
e.       Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f.       Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
g.      Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

D. CONTOH NEGARA YANG MENGANUT DEMOKRASI


Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno
di negara-kota Athena.[6][7] Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara
yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM.
Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena."[8]
Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama:
pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial di
pemerintahan,[9] dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena. Demokrasi
Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan dibuat oleh majelis, tetapi
juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui majelis, boule, dan pengadilan,
mengendalikan seluruh proses politik disebagian besar warga negara terus terlibat dalam
urusan publik.[11] Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti
modern (bangsa Yunani kuno tidak punya kata untuk menyebut "hak"[12]), penduduk
Athena menikmati kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal
di sebuah kota yang tidak dikuasai kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk
pada perintah orang lain.

E.  PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA DALAM WAKTU 50   


     TAHUN
a.       Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya berlaku demokrasi
Pancasila, namun dalam penerapan berlaku demokrasi Liberal.
b.      Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.
c.       Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan multi-Partai
d.      Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun
yang diterapkan demokrasi terpimpin ( cenderung otoriter)
e.       Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter)
f.       Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila ( cenderung ada
perubahan menuju demokratisasi)

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    KESIMPULAN
              Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan
dari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang
dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi
Pancasila antara lain di bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal,
Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut
juga harus didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di
dalamnya.  Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang
sebenarnya.

Daftar Pustaka

MM, Drs. Budiyanto. 2002. Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Dkk, Suardi Adubakar. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2
SMU. Bogor: Yudistira.

Anda mungkin juga menyukai