Anda di halaman 1dari 36

Setiap warga negara mendambakan pemerintahan demokratis yang menjamin tegaknya

kedaulatan rakyat. Hasrat ini dilandasi pemahaman bahwa pemerintahan demokratis member
peluang bagi tumbuhnya prinsip yang menghargai keberadaan individu dan partisipasinya dalam
kehidupan bernegara secara maksimal. Karena itu, demokrasi perlu ditumbuhkan, dipelihara, dan
dihormati oleh setiap warga negara.
Setiap negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau
demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan
hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Dengan demikian pada setiap negara terdapat corak khas
demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang mendasari,
mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses berdemokrasi dalam suatu sistem
politik. Hal tersebut dinamakan budaya demokrasi.
Dengan demikian dalam melaksanakan demokrasi, apabila sesuai dengan norma dan aturan
yang berlaku maka, akan membawa manfaat yang besar bagi pemerintah sebagai obyek demokrasi
maupun warga negara sebagai subyek demokrasi, untuk menciptakan budaya demokrasi menuju
ke masyarakat madani (civil society).

I. PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI


A. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani demokratia yang terdiri dari dua
kata yaitu demos artinya rakyat dan kratos/kratein artinya kekuatan atau pemerintahan. Secara
harafiah, demokrasi berarti kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan negara dengan rakyat
sebagai pemegang kedaulatannya.
Dalam konteks budaya demokrasi, nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi anutan dapat
diterapkan dalam praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja,
tetapi juga dalam berbagai bidang kehidupan.
Menurut Abraham Lincoln (1809-1865) demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat.
Secara terminologis yang dimaksud dengan demokrasi ialah suatu sistem pemerintahan dimana
rakyat di ikutsertakan dalam pemerintahan negara.
Berikut ini pengertian demokrasi menurut beberapa ahli diantaranya :
1. Bonger
Dalam bukunya yang berjudul masalah-masalah demokrasi. Demokrasi yaitu suatu bentuk
pemerintahan dari suatu kolektifitas yang memerintah diri sendiri dalam hal mana sebagian besar
anggota-anggotanya turut mengambil bagian baik langsung maupun tidak langsung, dan dimana
terjamin kemerdekaan rohani dan persamaan buat hukum.
2. Josefh A. Schmeter
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana
individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan kompetitif
atau suara rakyat.
3. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting
secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara
bebas dari rakyat dewasa.
4. Giovanni Sartori
Memandang demokrasi sebagai suatu sistem di mana tak seorang pun dapat memilih dirinya
sendiri, tak seorang pun dapat mengidentifikasi dia dengan kekuasaannya, kemudian tidak dapat
juga untuk merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan tanpa syarat.
5. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila
Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan dalam mana kekuasaan untuk memerintah berasal dari
mereka yang diperintah. Atau demokrasi adalah pola pemerintahan yang mengikutsertakan secara
aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang diambil oleh mereka yang berwenang.
Maka legimitasi pemerintah adalah kemauan rakyat yang memilih dan mengontrolnya. Rakyat
memilih wakil-wakilnya dengan bebas dan melalui mereka ini pemerintahannya. Di samping itu,
dalam negara dengan penduduk jutaan, para warga negara mengambil bagian juga dalam
pemerintahan melalui persetujuan dan kritik yang dapat diutarakan dengan bebas khususnya
dalam media masa.
Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat dipahami bahwa negara yang menganut sistem
politik demokrasi senantiasa mengingat kehendak dan keinginan rakyat. Jadi, setiap tindakan
dalam melaksanakan kekuasaan negara tidak bertentangan dengan kehendak dan kepentingan
rakyat, dan sedapat mungkin berusaha memenuhi segala keinginan rakyat.
Oleh karena itu, ciri utama sistem demokrasi adalah :
Tegaknya hukum di masyarakat (law enforcement);
Diakuinya hak-hak asasi manusia (HAM) oleh setiap anggota masyarakat.
B. Pemikiran tentang Demokrasi
Paham demokrasi yang memberi penekanan pada pemerintahan rakyat mengandung arti bahwa
kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Dengan demikian, perlu kita pahami bahwa istilah
demokrasi bertolak dari suatu pola pikir bahwa :
Manusia diperlakukan dan ditempatkan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk
Tuhan. Keinginan, aspirasi, dan pendapat individu dihargai dan mereka diberikan hak untuk
menyampaikan keinginan, aspirasi, harapan, dan pendapatnya.
Salah satu hak asasi manusia adalah kebebasan untuk mengejar kebenaran, keadilan, dan
kebahagiaan. Kebebasan dan keadilan ini melandasi keinginan, ide, atau gagasan demokrasi.
Sesuatu yang diputuskan bersama akan memiliki kadar ketepatan dan kebenaran yang lebih
menjamin. Karena keputusan yang dihasilkan akan berakibat terhadap dirinya masing-masing
berusaha untuk menghasilkan keputusan yang terbaik.
Di dalam kehidupan masyarakat pasti akan timbul selisih paham dan kepentingan antar individu,
sehingga perlu suatu cara untuk mengatur bagaimana mengatasinya. Cara ini sangat ditentukan
oleh paham yang dianut masyarakat yang bersangkutan. Bagaimana paham ini memandang
hubungan antar individu dan masyarakat akan menentukan pula cara untuk mengatasi selisih
paham, pendapat, dan kepentingan.
Bertolak dari pola pikir tersebut, tujuan demokrasi adalah untuk memanusiakan dan
memasyarakatkan manusia secara fungsional, penuh rasa kebersamaan, dan tanggung jawab.
Beberpa kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan situasi demokratis dalam kehidupan
masyarakat adalah sebagai berikut :
No Indikator Uraian/Keterangan
Pemerintah yang demokratis sangat erat kaitannya dengan
pelaksanaan kekuasaan. Hak warga negara untuk menikmati
1. Kekuasaan
kekuasaan dengan cara ikut berpartisipasi dalam kegiatan
politik/pemerintah harus dihormati.
Keadilan, terutama keadilan hukum harus benar-benar diupayakan
2. Keadilan
dan perlakuan yang sama di depan hukum nyata adanya.
Adanya kesempatan yang sama untuk menikmati hasil-hasil
3. Kesejahteraan
pembangunan.
Yang meliputi pengembangan pendidikan, kreativitas, dan
4. Peradaban
kebebasan dalam berinovasi/berkarya.
5. Afeksi Yaitu adanya hubungan antara masyarakat dan wakil rakyat di
lembaga perwakilan. Bagaimana para wakil rakyat
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat.
Yakni adanya jaminan keamanan bagi seluruh warga negara dalam
6. Keamanan
kehidupannya.
Terdapatnya kebebasan dalam berpikir, berbicara, dan
7. Kebebasan
mengemukakan pendapat sesuai aturan yang berlaku.

C. Macam-macam Demokrasi
Demokrasi telah dijadikan sebagai sistem politik yang dianut oleh sebagian besar negara di dunia.
Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya berbeda-beda tergantung dari sudut pandang masing-
masing.
Keanekaragaman sudut pandang inilah yang membuat demokrasi dapat dikenal dari berbagai
macam bentuk yaitu :
1. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat
a. Demokrasi langsung
yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam permusyawaratan
untuk menentukan kebijaksanaan umum negara atau undang-undang secara langsung.
b. Demokrasi tidak langsung
yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan.
2. Berdasarkan prinsip ideologi
a. Demokrasi konstitusional atau Demokrasi liberal
Demokrasi yang didasarkan pada kebebasan atau individualisme. Kekuasaan pemerintah dibatasi
oleh konstitusi.
b. Demokrasi rakyat atau Demokrasi proletar
Demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi yang mencita-citakan
kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.
3. Bedasarkan titik berat perhatiannya
a. Demokrasi formal
Demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
b. Demokrasi material
Demokrasi yang di titik beratkan pada upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi.
c. Demokrasi gabungan
Demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal
dan material.

D. Ciri-ciri Demokrasi
Negara dengan sistem politik demokrasi umumnya ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
Adanya pembatasan terhadap tindakan pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi individu
dan kelompok, dalam penyelenggaraan pergantian pimpinan secara berkala, tertib, damai dan
melalui alat-alat perwakilan yang efektif.
Prasarana pendapat umum baik pers, televisi, dan radio harus diberi kesempatan untuk mencari
berita secara bebas dalam merumuskan pendapt mereka. Karena kebebasan untuk mengeluarkan
pendapat, berserikat, dan berkumpul merupakan hak-hak politik dan sipil yang sangat mendasar.
Sikap menghargai hak-hak minoritas dan perorangan, lebih mengutamakan musyawarah daripada
paksaan dalam menyelesaikan perselisihan, sikap menerima legitimasi dari sistem pemerintahan.

Dalam bukunya Introduction to Democratic Theory, Henry B. Mayo memberikan ciri-ciri


demokrasi dari sejumlah nilai (values), yaitu :
Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga;
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah;
Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur (orderly succession of rulers);
Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum (minimum of coercion);
Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity) dalam masyarakat;
Menjamin tegaknya keadilan.

E. Prinsip-prinsip Budaya Demokrasi


Prinsip-prinsip dasar demokrasi secara universal member ketegasan bahwa yang disebut
pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang menempatkan kewenangan tertinggi
berada di tangan rakyat, kekuasaan pemerintah harus dibatasi, dan hak-hak individu harus
dilindungi.
Suatu negara dapat disebut berbudaya demokrasi apabila memiliki soko guru demokrasi sebagai
berikut :
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak-hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat

Dalam sudut pandang lain, Asykuri Ibnu Chamim mengungkapkan bahwa suatu budaya demokrasi
mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Kebebasan menyatakan pendapat
b. Kebebasan berkelompok
c. Kebebasan berpartisipasi
d. Kebebasan antarwarga
e. Kesetaraan gender
f. Kedaulatan rakyat
g. Rasa saling percaya
h. Kerjasama

Prinsip-prinsip budaya demokrasi yang diuraikan di atas sesungguhnya merupkan nilai-niai yang
diperlukan untuk mengembangkan suatu bentuk pemerintahan yang demokratis. Berdasarkan
prinsip-prinsip inilah, sebuah pemerintahan yang demokratis dapat ditegakkan. Sebaliknya tanpa
prinsip-prinsip tersebut, bentuk pemerintahan yang demokratis akan sulit ditegakkan.
II. HAKIKAT MASYARAKAT MADANI (CIVIL SOCIETY)
A. Pengertian Masyarakat Madani (Civil Society)
Banyak sekali istilah yang menunjukkan konsep masyarakat madani. Dalam bahasa Arab konsep
masyarakat madani dikenal dengan istilah al mujtama al-madani, dalam bahasa Inggris disebut
dengan istilah civil society.
Berkenaan dengan pengertian masyarakat madaniatau civil society, para pakar banyak
mengemukakan pandangannya yang berbeda di antaranya sebagai berikut :
1. A.S Hikam
Civil society secara institusional diartikan sebagai pengelompokan anggota-anggota masyarakat
sebagai warga negara mandiri yang dapat dengan bebas bertindak aktif dalam wacana dan praktis
mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada umunya.
2. Gellner
Civil society merupakan masyarakat yang terdiri atas berbagai institusi non-pemerintah yang
otonom dan cukup kuat untuk mengimbangi negara.
3. Victor Perez Diaz
Menyatakan bahwa civil society lebih menekankan pada keadaan masyarakat yang telah mengalami
pemerintahan yang terbatas, memiliki kebebasan, mempunyai sistem ekonomi pasar dan timbulnya
asosiasi-asosiasi masyarakat yang mandiri serta satu sama lain saling menopang.
4. Nicos Mouzelis
Mendefinisikan civil society sebagai sebuah tatanan social, di mana ada perbedaan yang jelas antara
bidang individu dan bidang publik dan terjadi tingkat mobilitas social dari warga masyarakat.
5. Eisenstadt
Civil society adalah sebuah masyarakat baik secara individual maupun secara kelompok, dalam
negara yang mampu berinteraksi dengan negara secra independen.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan secara umum masyarakat madani atau civil society
dapat diartikan sebagai suatu corak kehidupan masyarakat yang terorganisir, mempunyai sifat
kesukarelaan, keswadayaan, kemandirian, namun mempunyai kesadaran hukum yang tinggi.

Untuk mewujudkan konsep masyarakat madani atau civil society dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, diperlukan berbagai prasyarat sebagaimana diungkapkan oleh Han Sung-Jun, yaitu :
a. Diakui dan dilindunginya hak-hak individu dan kemerdekaan berserikat serta mandiri dari negara.
b. Adanya ruang publik yang memberikan kebebasan bagi siapa saja dalam mengartikulasikan isu-isu
politik.
c. Terdapat gerakan kemasyarakatan yang beradasar pada nilai-nilai budaya tertentu.
d. Terdapatnya kelompok inti di antara kelompok-kelompok menengah yang mengakar dalam
masyarakat dan mampu menggerakkan masyarakat dalam melakukan modernisasi sosial ekonomi.

B. Ciri-ciri Masyarakat Madani (Civil Society)


Masyarakat madani (civil society) sebagai sebuah tatanan masyarakat yang mandiri dan
menunjukkan kemajuan dalam hal peradaban, mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang
membedakannya dengan bentuk masyarakat lainnya.
Berikut adalah cirri-ciri masyarakat madani menurut pandangan para pakar
1. A.S Hikam, menyatakan ada empat ciri utama dari masyarakat madani, yaitu :
Kesukarelaan artinya tidak ada paksaan, namun mempunyai komitmen bersama untuk mewujudkan
cita-cita bersama.
Keswasembadaan, setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, kemandirian yang kuat tanpa
menggantungkan pada negara atau lembaga-lembaga negara atau organisasi lainnya.
Kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat,
utamanya ketika berhadapan dengan negara.
Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakatibersama. Masyarakat madani adalah masyarakat
yang berdasarkan hukum dan bukan negara kekuasaan.

2. Nurcholis Madjid, mengemukakan ciri-ciri masyarakat madani sebagai berikut :


a. Semangat egalitarianisme atau kesetaraan.
b. Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi, bukan prestise seperti keturunan, kesukuan, ras,
dan lain-lain.
c. Keterbukaan.
d. Partisipasi seluruh anggota masyarakat.
e. Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan.
3. Sedangkan menurut Hidayat Syarif, masyarakat madani mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, Pancasilais, dan memiliki cita-cita serta
harapan masa depan.
Masyarakat yang demokratis dan beradab yang menghargai perbedaan pendapat.
Masyarakat yang menghargai Hak Azasi Manusia (HAM).
Masyarakat yang tertib dan sadar hokum yang direfleksikan dari adanya budaya malu apabila
melanggar hukum.
Masyarakat yang memiliki kepercayaan diri dan kemandirian.
Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kompetitif dalam suasana kooperatif, penuh
persaudaraan dengan bangsa-bangsa lain dengan semangat kemanusiaan iniversal (pluralis).

C. Perwujudan Masyarakat Madani Model Indonesia


Masyarakat madani Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara lainnya.
Masyarakat madani Indonesia mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Kenyataan adanya keanekaragaman budaya Indonesia yang merupakan dasar pengembangan
identitas bangsa Indonesia dan kebudayaan nasional.
2. Adanya saling pengertian antara sesama anggota masyarakat.
3. Toleransi yang tinggi.
4. Adanya kepastian hukum.

Dari masa ke masa permasalahan perwujudan masyarakat madani di Indonesia selalu


menunjukkan hal yang sama. Berikut ini beberapa permasalahan yang bisa menjadi hambatan
sekaligus tantangan dalam mewujudkan masyarakat madani model Indonesia, yaitu sebagai berikut
:
Semakin berkembangnya kelas menengah, seharusnya semakin mandiri sebagai pengimbang
kekuatan negara, kelas menengah ternyata memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap negara,
dan belum mampu mengatasi problem kultural yang berbentuknketerkaitan primordial.
Perkembangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), sebagai tulang punggung masyarakat
madani sangat menggembirakan, tetapi dihadapkan pada kenyataan masih sangat lemah ketika
harus berhadapan dengan kekuatan negara.
Pertumbuhan pers sangat pesat dari segi kuantitas maupun teknologi, akan tetapi belum terjadi
perubahan berarti pada sisi kebebasan pers yang akan memberikan wacana kreatif dan dialog bagi
warga negara.
Kaum cendekiawan makin banyak yang merasa aman ketika dekat dengan pusat-pusat kekuasaan.

Permasalahan-permasalahan tersebut diatas sebenarnya dapat diselesaikan dengan jalan


memberdayakan masyarakat madani yang sudah terbentuk pada masyarakat Indonesia. Proses
pemberdayaan itu dapat dialakukan dengan tiga model strategi sebagaimana dikemukakan oleh
Dawam Rahardjo, yaitu sebagai berikut :
a. Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik. Strategi ini berpandangan bahwa
sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara yang kuat.
b. Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi. Strategi ini berpandangan
bahwa yang diperlukan adalah proses demokratisasi yang intinya adalah memperkuat partisipasi
politik.
c. Strategi yang memilih pembangunan masyarakat madani sebagai basis yang kuat kea rah
demokratisasi. Strategi ini lebih mengutamakan pendidikan dan penyadaran politik, terutama pada
golongan menengah yang makin luas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menuju masyarakat madani Indonesia
tidak ditempuh melalui proses yang radikal dan cepat (revolusi), tetapi melalui proses yang
sistematis dan bertahap serta cenderung lambat (evolusi), yaitu melalui pemberdayaan masyarakat
dalam berbagai aspek kehidupan.
III. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
A. Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila
Menurut Ahmad Sanusi ada 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu :
1. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.
2. Demokrasi dengan kecerdasan.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat.
4. Demokrasi dengan rule of law
5. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara.
6. Demokrasi dengan hak asasi manusia.
7. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka.
8. Demokrasi dengan otonomi daerah.
9. Demokrasi dengan kemakmuran.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial.
Pada dasarnya Demokrasi Pancasila mendasarkan diri pada paham kekeluargaan dan
kegotongroyongan yang ditujukan untuk :
v Kesejahteraan rakyat
v Mendukung unsur-unsur kesadaran ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
v Menegakkan kebenaran yang berdasarkan budi pekrti yang luhur
v Menciptakan keseimbangan perikehidupan individu dan masyarakat, jasmani dan rohani, lahir dan
batin, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan Tuhannya.
Di samping itu, Demokrasi Pancasila bukan demokrasi yang berlandaskan kepada kekuasaan
mayoritas, karena tidak ada satu golongan pun boleh memaksakan pendiriannya sendiri kepada
yang lain. Dengan demikian dalam Demokrasi Pancasila, tidak dikenal adanya diktator mayoritas
ataupun tirani minoritas.

B. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Sejak Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi
Dalam sudut pandang normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara ideal hendak dilakukan
atau diselenggarakan oleh sebuah negara, seperti misalnya kita mengenal ungkapan Pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Secara normatif negara kita sudah memenuhi kriteria sebagai negara demokratis, karena dalam
perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi yang pernah berlaku menganut
prinsip demokrasi, hal ini dapat dilihat misalnya :
1. Dalam UUD 1945 (sebelum amandemen) pasal 1 ayat (2) berbunyi Kedaulatan adalah di tangan
rakyat, dan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2. Dalam UUD 1945 (setelah amandemen) pasal 1 ayat (2) berbunyi Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
3. Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat
- Pasal 1 ayat (1) berbunyi Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu
negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federasi.
- Pasal 1 ayat (2) berbunyi Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.
4. Dalam UUDS 1950
- Pasal 1 ayat (1) berbunyi Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara
hukum yang yang demokratis dan berbentuk kesatuan.
- Pasal 1 ayat (2) berbunyi Kedaulatan Republik Indonesia adalahditangan rakyat dan dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

Dari keempat konstitusi tersebut, kita dapat melihat secara jelas bahwa secara normatif Indonesia
adalah negara demokrasi. Untuk dapat melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem
yang demokratis atau tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang dirumuskan oleh Affan
Gaffar berikut ini :
a. Akuntabilitas
b. Rotasi kekuasaan
c. Rekruitmen politik yang terbuka
d. Pemilihan umum
e. Menikmati hak-hak dasar

Berdasarkan indikator-indikator yang disebutkan diatas, berikut ini dipaparkan perkembangan


atau pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi, sehingga akhirnya
kita dapat menjawab apakah Indonesia negara demokrasi atau bukan?
1. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Lama
(Demokrasi Liberal : 1950-1959 dan Demokrasi Terpimpin : 1959-1965)
Uraian :
UUDS 1950 merupakan hasil kompromi para tokoh yang mencintai negara kesatuan dengan politisi
ciptaan Belanda.
Meskipun dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan Pancasila namun demokrasi yang
diterapkan adalah demokrasi liberal.
Dalam kurun waktu 8,5 tahun telah terjadi pergantian kabinet sebanyak 7 kali.
Konstituante hasil pemilu gagal membentuk UUD
Penerapan demokrasi terpimpin yang dikendalikan presiden dilaksanakan secara sentralistik dan
otoriter.
Pergolakan politik dan ideologi menyebabkan terjadinya kelompok-kelompok dominan seperti
nasionalis, islam, dan komunis.
Sejumlah kelembagaan dibentuk di luar prosedur hukum seperti MPRS, DPAS.
Keterangan :
Terjadi instabilitas nasional sehingga Ir. Soekarno memberlakukan hukum darurat dengan
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya membubarkan konstituante, berlakunya
kembali UUD 1945, dan pembentukan MPRS dan DPAS.
Dekrit Presiden ini mendapat dukungan MA dan TNI-AD.
Banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945.
Muncul konsep NASAKOM.

2. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Baru 1966-1998


Uraian :
Soeharto memegang kendali kekuasaan negara dengan semangat orde baru yang ingin
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Secara konstitusional sidang MPRS 1966 menghasilkan 24 ketetapan sebagai koreksi terhadap
penyimpangan pada masa orde lama.
Di bidang politik terjadi penyederhanaan partai politik yang terdiri dari PPP, Golkar, dan PDI dengan
Pancasila sebagai satu-satunya asas.
Penyalahgunaan wewenang telah berlangsung meluas dan sistematis memudarkan kepercayaan
rakyat pada rezim orde baru. Soeharto mundur tanggal 21 Mei 1998 setelah mendapat desakan
yang hebat dari segenap rakyat Indonesia.
Keterangan :
Kemelut politik pasca pembunuhan para Jenderal diakhiri dikeluarkannya SEPERSEMAR.
Melalui Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966, PKI beserta ormasnya dilarang di Indonesia.
Pembaharuan di segala bidang kehidupan dilakukan dengan mengeluarkan produk peraturan
perundang-undangan.
Kekuasaan yang sangat besar disalahgunakan oleh rezim orde baru untuk menindas, berbagai
kejahatan kemanusiaan, pelanggaran HAM dan pelanggaran konstitusi dilakukan demi langgengnya
kekuasaan.

3. Pelaksanaan Demokrasi Masa orde Transisi 1998-1999


Uraian :
B.J. Habibie yang waktu itu sebaga Wakil Presiden akhirnya ditunjuk memegang kekuasaan sebagai
Presiden hingga Sidang Umum MPR 1999.
B.J. Habibie tampil sebagai Presiden Transisional.
Demokrasi yang diperjuangkan pada masa transisi membutuhkan pengorbanan dan menimbulkan
kerusuhan di mana-mana.

Keterangan :
Kesan masyarakat terhadap Habibie sebagai kader Soeharto masih melekat.
Gejolak di berbagai daerah untuk melepaskan diri dari NKRI seperti Aceh, Ambon, dan Timor Timur
yang akhirnya melalui jajak pendapat Timor Timur lepas dari NKRI.
Pertanggungjawaban pemerintahan Habibie ditolak dalam Sidang Umum MPR 1999.

4. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi 1999-sekarang


Uraian :
Reformasi lahir sebagai akibat anti klimaks dari pemerintahan Soeharto selama 32 tahun berkuasa,
namun belakangan banyak mengabaikan hukum dengan melakukan pelanggaran HAM, mengekang
demokrasi, serta maraknya KKN.
Reformasi dilakukan melalui sistem kepartaian, kebebasan berpendapat, mewujudkan clean
government dan bebas KKN semua dilakukan dalam kerangka membangun demokrasi Indonesia.
Proses demokratisasi di bidang ekonomi, hukum, dan tata negara mulai diterapkan seperti peran
Presiden tidak sentralistik karena MPR dan DPR lebih baik disbanding masa lalu.
Partai politik berperan lebih baik.
Untuk pertama kalinya Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat yaitu pada pemilu
tahun 2004.
Keterangan :
Produk peraturan perundang-undangan tidak lagi menjadi dominasi eksekutif. Legislatif lebih
berperan, terbukti MPR berhasil mengamandemen UUD 1945, hak-hak DPR telah berfungsi.
Banyak yang berpandangan hingga sekarang jalannya reformasi belum sesuai harapan terutama di
bidang hukum yang masih lemah dan KKN masih merajalela.

C. Pemilihan Umum sebagai Sarana Demokrasi


1. Pengertian Pemilihan Umum
Salah satu ciri negara demokratis di bawah rule of law adalah terselenggaranya kegiatan pemilihan
umum yang bebas. Pemilihan umum merupakan sarana politik untuk mewujudkan kehendak
rakyat dalam hal memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta memilih pemegang
kekuasaan eksekutif baik itu presiden/wakil presiden maupun kelapa daerah.
Pemilihan umum bagi suatu negara demokrasi berkedudukan sebagai sarana untuk menyalurkan
hak asasi politik rakyat. Pemilihan umum memiliki arti penting sebagai berikut :
a) Untuk mendukung atau mengubah personel dalam lembaga legislatif.
b) Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat dalam menentukan pemegang kekuasaan eksekutif
untuk jangka waktu tertentu.
c) Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengoreksi atau mengawasi kekuatan
eksekutif.

2. Tujuan Pemilihan Umum


Pada pemerintahan yang demokratis, pemilihan umum merupakan pesta demokrasi. Secara umum
tujuan pemilihan umum adalah :
a) Melaksanakan kedaulatan rakyat
b) Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat
c) Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif serta memilih Presiden dan
Wakil Presiden
d) Melaksanakan pergantian personel pemerintahan secara aman, damai, dan tertib
e) Menjamin kesinambungan pembangunan nasional
Menurut Ramlan Surbakti, kegiatan pemilihan umum berkedudukan sebagai :
Mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin dan alternatif kebijakan umum
Mekanisme untuk memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat ke lembaga-lembaga
perwakilan melalui perwakilan rakyat yang terpilih, sehingga integrasi masyarakat tetap terjaga
Sarana untuk memobilisasikan dukungan rakyat terhadap negara dan pemerintahan dengan jalan
ikut serta dalam proses politik

3. Sistem Pemilihan Umum


a. Sistem Distrik (The single member constituencies)
Kelebihan Kekurangan
1. Rakyat mengenal secara baik orang yang1. Suara dari peserta pemilu yang kalah
mewakili distriknya. akan hilang (tidak digabungkan dengan
suara dari distrik lain).
2. Bila dalam partai besar penguasa
2. Setiap wakil distrik sangat mengenal parlemen terdapat distrik yang kalah
daerah dan kepentingan rakyatnya. pemilu, maka suaranya tidak terwakili.
3. Wakil rakyat yang menang dalam satu
distrik lebih memperhatikan distriknya
3. Adanya hubungan yang erat antara wakil (cenderung mengabaikan kepentingan
distrik dengan rakyatnya. nasional).
4. Golongan minoritas kurang terwakili.

4. Wakil distrik sangat memperhatikan dan


memperjuangkan distriknya.

b. Sistem Proporsional (The multi member constituencies)


Kelebihan Kekurangan
1. Derajat proporsionalitas lebih merata1. Peranan pimpinan partai politik sangat
karena semua partai dapat terwakili di menentukan dalam menetapkan daftar
parlemen. calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat.
2. Tidak ada suara yang hilang karena semua2. Calon-calon yang diikutsertakan dalam
digabung secara nasional. pemilu kurang/tidak dikenal oleh
pemilih.
3. Badan perwakilan rakyat benar-benar3. Wakil-wakil rakyat yang duduk di pusat
menjadi wadah dan aspirasi seluruh kurang memahami dalam
rakyat. memperhatikan kepentingan daerah.

c. Sistem Gabungan
Sistem gabungan merupakan system yang menggabungkan antara sistem distrik dan proporsional.
Sistem ini membagi wilayah negara dalam beberapa daerah pemilihan. Sisa suara pemilihan tidak
hilang, melainkan diperhitungkan dengan jumlah kursi yang belum dibagi. Sistem ini disebut juga
sistem proporsional berdasarkan stelsel daftar.

4. Asas-asas Pemilihan Umum di Indonesia


Asas pemilihan umum yang berlaku di Indonesia terdiri dari :
a) Langsung, berarti setiap pemilih secara langsung memberikan suaranya tanpa perantara dan
tingkatan.
b) Umum, berarti pemilihan itu berlaku menyeluruh bagi semua warga negara Indonesia yang
memenuhi persyaratan tanpa diskriminasi.
c) Bebas, berarti warga negara yang berhak memilih dapat menggunakan haknya dan dijamin
keamanannya untuk melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tanpa adanya pengaruh,
tekanan, dan paksaan dari siapapun dengan cara apapun.
d) Rahasia, berarti setiap pemilih dijamin tidak diketahui oleh siapapun dengan jalan apapun siapa
yang dipilihnya.
e) Jujur, berarti dalam penyelenggaraan pemilu, pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta
pemilu, pengawas dan pemantau pemilu, termasuk pemilih serta semua pihak yang terlibat secara
tidak langsung harus bersikp dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
f) Adil, berarti setiap pemilih dan partai politik peserta pemilu mendapatkan perlakuan yang sama
serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

IV. PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Budaya demokrasi Pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada asas
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan
Indonesia, dan yang bersama-sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan sila keempat Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan dasar politik negara yang di
dalamnya terkandung unsur kerakyatan, permusyawaratan, dan kedaulatan rakyat merupakan
cita-cita dari Demokrasi Pancasila. Oleh sebab itu, perilaku budaya demokrasi yang perlu
dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalah hal-hal berikut :
1) Menjunjung tinggi persamaan
2) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
3) Membudayakan sikap bijak dan adil
4) Membiasakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan
5) Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional

Suatu budaya demokrasi tidak mungkin terwujud, jika tidak didukung oleh masyarakat. Pada
dasarnya timbulnya budaya demokrasi disebabkan karena rakyat tidak senang adanya tindakan
yang sewenang-wenang. Oleh karena itu, kehidupan yang demokratis akan terwujud jika kita
memulainya dengan cara menampilkan beberapa prinsip dibawah ini dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu :
1. Membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku.
2. Membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala hal.
3. Membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
4. Membiasakan diri mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan.
5. Membiasakan diri untuk memilih pemimpin-pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.
6. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
7. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, bangsa dan negara, bahkan secara pribadi.
8. Menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban.
9. Menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab.
10. Mau menghormati hak orang lain dalam menyampaikan pendapat.
11. Membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun.

Kalian sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai ujung tombak dalam usaha mempertahankan
negara Demokrasi Indonesia, sudah semestinya mendemonstrasikan peran serta kalian dalam
usaha mewujudkan kehidupan yang demokratis, dilingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah
maupun masyarakat tempat kalian tinggal, sehingga pada akhirnya berkembang menuju kehidupan
berbangsa dan bernegaran yang demokratis.
Berikut ini contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan
sehari-hari :
a. Dalam kehidupan di lingkungan keluarga di antaranya :
1) Ikut serta dalam setiap musyawarah keluarga
2) Tidak memaksakan kehendak kepada anggota keluarga yang lain
3) Menghargai pendapat anggota keluarga yang lain
4) Selalu melaksanakan tugas harian di keluarga, misalnya dalam membersihkan rumah
5) Selalu berbuat adil kepada diri dan anggota keluarga yang lain
b. Dalam kehidupan di lingkungan sekolah di antaranya :
1) Senang ikut serta dalam kegiatan organisasi ekstrakurikuler, misalnya OSIS, Pramuka, PMR, dan
sebagainya
2) Aktif dalam kegiatan diskusi kelas
3) Menghormati pendapat teman walaupun sagat bertentangan dengan pendapat kita
4) Tidak pandanag bulu dalam bergaul
5) Mengembangkan pola hubungan yang harmonis dengan warga sekolah lainnya
6) Berani tampil terdepan dalam melaksanakan setiap keputusan hasil musyawarah
c. Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat di antaranya :
1) Menghindarkan diri dari perbuatan otoriter
2) Mengembangkan toleransi antar umat beragama
3) Berani menyampaikan pendapat untuk kepentingan masyarakat
4) Mampu bekerjasama dengan orang lain untuk hal-hal yang positif
5) Menerima perbedaan pendapat

d. Dalam kehidupan di lingkungan berbangsa dan bernegara di antaranya :


1) Mendukung kelancaran proses Pemilihan Umum
2) Selalu berbuat sesuai dengan hukum yang berlaku
3) Memahami masalah yang dihadapi bangsa
4) Menyikapi media massa secara kritis dan objektif
5) Melaksanakan amanat rakyat
UJI KOMPETENSI

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf
a, b, c, d, atau e

1. Corak khas demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang
mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses berdemokrasi disebut
....
a. Budaya politik d. Budaya demokrasi
b. Kebebasan politik e. Pedoman pemerintahan
c. Sistem politik
2. Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Pandangan ini dikemukakan oleh ....
a. Adam Ferguson d. Samuel Huntington
b. Eisenstadt e. Robert Dahl
c. Abraham Lincoln
3. Adanya kesempatan yang sama untuk menikmati hasil-hasil pembangunan. Merupakan kriteria
yang dapat digunakan untuk menentukan situasi demokratis dalam kehidupan masyarakat yaitu
adalah .
a. Kekuasaan d. Peradaban
b. Kesejahteraan e. Kebebasan
c. Keadilan
4. Suatu bentuk demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai
upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi disebut
demokrasi .
a. Rakyat d. Konstitusional
b. Formal e. Sosialis
c. Material
5. Berikut ini prinsip-prinsip demokrasi menurut Henry B. Mayo, kecuali .
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
b. menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
c. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
d. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
e. Menjamin tegaknya keadilan
6. Di antara nilai-nilai berikut, yang merupakan soko guru demokrasi adalah .
a. Kebebasan menyatakan pendapat d. Rasa saling percaya
b. Kerjasama e. Kebebasan antar warga
c. Kedaulatan rakyat
7. Masyarakat Madani (Civil Society) diartikan sebagai pengelompokan anggota-anggota
masyarakat sebagai warga negara mandiri yang dapat dengan bebas bertindak aktif dalam
wacana dan praktis mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada
umumnya. Pendapat ini dikemukakan oleh .
a. A.S. Hikam d. Amien Rais
b. Nurcholis Madjid e. Gellner
c. Eisenstadt
8. Dalam bahasa arab konsep masyarakat madani dikenal dengan istilah ....
a. Madinatul musyarakah d. Al mujtama al madani
b. Madinatul munawaroh e. Al-mujtama al-mukaromah
c. Syarikatul madaniah
9. Berikut ini ciri-ciri Civil Society yang dikemukakan oleh A.S. Hikam, kecuali .
a. Keswadayaan d. Kesukarelaan
b. Keswasembadaan e. Keterikatan pada nilai-nilai hukum
c. Kemandirian
10. Salah satu karakteristik masyarakat madani model Indonesia adalah ....
a. Semangat egalitarianisme atau kesetaraan
b. Keterbukaan
c. Partisipasi seluruh anggota masyarakat
d. Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan
e. Kepastian hukum
11. Salah satu bentuk strategi yang paling tepat dalam pemberdayaan masyarakat madani
Indonesia adalah ....
a. Lebih mengedepankan revolusi sistem politik
b. Menitikberatkan pada pendekatan budaya
c. Dilakukan dengan mengoptimalkan kebijakan otonomi daerah
d. Lebih mementingkan integrasi nasional dan politik
e. Mengoptimalkan peran pemerintah daerah
12. Salah satu ciri pertumbuhan masyarakat madani di Indonesia pada tahun 1950-an adalah ....
a. Adanya intervensi yang kuat dari negara
b. Organisasi sosial politik bebas mencari dukungan
c. Rakyat masih belum merasakan kemerdekaan
d. Adanya intervensi asing yang kuat
e. Pergantian kabinet memberi warna tersendiri bagi pertumbuhan masyarakat madani
13. Contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah ....
a. Menerima perbedaan pendapat
b. Ikut serta dalam musyawarah keluarga
c. Menghindarkan diri dari perbuatan otoriter
d. Memahami masalah yang dihadapi bangsa
e. Aktif dalam kegiatan diskusi kelas
14. Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis, apabila di
dalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki ....
a. Kekuatan militer yang kuat
b. Partisipasi politik yang seragam
c. Partai politik yang kuat
d. Persamaan dalam hukum
e. Persamaan dalam perasaan sebangsa dan setanah air
15. Indonesia adalah negara demokrasi. Secara normatif dapat dilihat dalam .... UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
a. Pembukaan alinea I d. Pasal 22A
b. Pasal 1 ayat (2) e. Pasal 28A
c. Pasal 20
16. Inti dari Demokrasi Pancasila adalah sila ....
a. I d. IV
b. II e. V
c. III
17. Sistem politik demokrasi pada hakikatnya menyatakan kekuasaan negara berada ditangan ....
a. Rakyat d. Penguasa
b. Negara e. Raja
c. Hukum
18. Berikut ini adalah indikator untuk mengukur demokratis atau tidaknya suatu negara menurut
Affan Gaffar, kecuali ....
a. Akuntabilitas d. Pemilihan umum
b. Rotasi kekuasaan e. Peradilan yang bebas
c. Rekruitmen politik yang terbuka

19. Prinsip demokrasi yang pokok ada dua, yaitu ....


a. Kesamaan dan kebebasan d. Kesamaan/kebebasan dan kedaulatan rakyat
b. Kesamaan dan tanggung jawab e. Kedaulatan rakyat dan hak asasi manusia
c. Kedaulatan rakyat dan partisipasi rakyat
20. Demokrasi yang mantap salah satunya ditandai oleh pemerintahan yang kuat, artinya
pemeritahan yang memiliki ....
a. Pengaruh dan kewibawaan dari negara lain
b. Pengakuan dari negara-negara beradab
c. Kekuatan menyelesaikan persoalan dalam negeri
d. Legitimasi dukungan rakyat dan mampu menjalankan kebijakan secara efektif
e. Kemandirian dalam menyelesaikan persoalan-persoalan politik
21. Organisasi kemasyarakatan sebagai bentuk masyarakat madani harus memiliki ciri-ciri, kecuali
....
a. Mandiri dalam hal pendanaan
b. Swadaya dalam kegiatannya
c. Bersifat memberdayakan masyarakat dan bergerak di bidang sosial
d. Terlibat dalam persaingan politik untuk merebut kekuasaan
e. Bersifat inklusif dan menghargai keragaman
22. Tujuan pemilu secara umum adalah sebagai berikut, kecuali ....
a. Memilih presiden dan parlemen d. Kesinambungan pembangunan
b. Melaksankan kedaulatan rakyat e. Memilih wakil-wakil rakyat
c. Perwujudan dari hak politik rakyat
23. Setiap pemilih dan partai politik peserta pemilu mendapatkan perlakuan yang sama serta bebas
dari kecurangan dari pihak manapun, merupakan asas pemilu yaitu .
a. Bebas d. Umum
b. Adil e. Rahasia
c. Jujur
24. Sistem distrik disebut juga .
a. The multiple member constituencies d. The accumulative member constituencies
b. The multi member constituencies e. The separation member contituencies
c. The single member constituencies
25. Salah satu kelebihan sistem proporsional adalah .
a. Rakyat mengenal secara baik orang yang mewakilinya
b. Setiap wakil sangat mengenal daerah dan kepentingan rakyatnya
c. Adanya hubungan yang erat antara wakil distrik dengan rakyatnya
d. Tidak ada suara yang hilang karena semua digabung secara nasional
e. Wakil sangat memperhatikan dan memperjuangkan daerahnya
26. Sampai dengan sekarang ini pemilu di Indonesia sudah diselenggarakan berapa kali .
a. 8 d. 11
b. 9 e. 12
c. 10
27. Pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi ditandai dengan diselenggarakannya pemilu pada
tahun 1999 yang diikuti oleh .
a. 3 partai politik d. 48 partai politik
b. 10 partai politik e. 24 partai politik
c. 44 partai politik
28. Perilaku budaya demokrasi yang perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalah hal-
hal berikut ini, kecuali .
a. Menjunjung tinggi persamaan
b. Mendahulukan kepentingan pribadi daripada bangsa dan negara
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Membudayakan sikap bijak dan adil
e. Membiasakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan
29. Contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya dalam kehidupan di lingkungan keluarga diantaranya adalah .
a. Tidak pandang bulu dalam bergaul
b. Menghargai pendapat anggota keluarga yang lain
c. Menghindarkan diri dari perbuatan otoriter
d. Memaksakan kehendak terhadap anggota keluarga lainnya
e. Tidak mau bekerjasama untuk hal-hal yang positif
30. Berikut ini adalah pelaksanaan demokrasi yang terjadi pada masa reformasi (1999-sekarang)
adalah, kecuali .
a. Sistem kepartaian, kebebasan berpendapat, mewujudkan clean government dan bebas
KKN semua dilakukan dalam kerangka membangun demokrasi Indonesia
b. Proses demokratisasi di bidang ekonomi, hukum, dan tata negara mulai diterapkan
c. Partai politik berperan lebih baik
d. Untuk pertama kalinya Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat yaitu
pada pemilu tahun 2004
e. Di bidang politik terjadi penyederhanaan partai politik dengan Pancasila sebagai satu-
satunya asas

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !

1. Jelaskan macam-macam demokrasi


Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
2. Beri penjelasan dan alasan, mengapa negara yang menerapkan budaya demokrasi hanya
memberikan jaminan hukum dan perlindungan hak asasi manusia
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
3. Uraikanlah secara singkat, bagaimana suatu proses demokrasi dapat dikatakan menuju
masyarakat madani (civil society)
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
4. Jelaskan karakteristik masyarakat madani (civil society) ala Indonesia
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
5. Deskripsikan perkembangan masyarakat madani (civil society) di Indonesia
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
6. Buktikan bahwa negara Indonesia adalah negara demokratis baik secara normatif maupun
empirik
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
7. Uraikan faktor-faktor penghambat bagi terciptanya demokratisasi di Indonesia, terutama pada
masa Orde Baru
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
8. Sebutkan perbedaan mendasar penerapan demokrasi di era Orde Baru dan era Reformasi
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
9. Bandingkan pelaksanaan Pemilu tahun 1999 dengan Pemilu tahun 2009
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................
10. Sebutkan 3 contoh perilaku yang mendukung tegaknya prinsip demokrasi Indonesia
Jawab :
.....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...........
BAB I
BUDAYA POLITIK

A. Pengertian Budaya Politik


a. Samuel Beer, budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman
pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah.
b. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang khas dari
warga negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan
warga negara yang ada dalam sistem itu.
c. Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap
kehidupan plitik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
d. Mochtar Masud dan Colin McAndrews, budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu
negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.
e. Larry Diamond, budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi suatu
masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing individu dalam sistem
itu.

Menurut Almond dan Powell ada 2 orientasi Politik yaitu tingkat Masyarakat dan tingkat
Individu :
1. Orientasi individu dalam system politik dapat dilihat dari 3 komponen :
a. Orientasi kognitif berbagai keyakinan dan pengetahuan seseorang tentang :
system politik.
tokoh pemerintahan
kebijakan pemerintahan
Simbol-simbol yang dimiliki oleh system politik seperti : ibukota negara, lambang negara, kepala
negara, batas negara, mata uang, dll.
b. Orientasi Afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional individu pada system
politik. Seperti perasaan khusus terhadap aspek system politik tertentu yang membuatnya
menerima dan menolak system politik. Orientasi afektif ini dipengaruhi oleh keluarga dan
lingkungan.
c. Orientasi Evaluatif berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadap sistem politik, kinerja
sistem politik, komitmen terhadap nilai dan pertimbangan politik.
2. Orienrtasi Tingkat masyarakat adalah pandangan dan sikap sesama warga negara yang
meliputi rasa percaya dan permusuhan antar individu, kelompok maupaun golongan. Sikap saling
percaya menumbuhkan saling kerja sama sedang sikap permusuhan menimbuklkan konplik

B. Tipe-Tipe Budaya Politik


a. Budaya Politik Parokial ( parochial Political Culture)
Cirinya :
lingkupnya sempit dan kecil
masyarakatnya sederhana dan tradisional bahkan buta hurup. petani dan buruh tani.
Spesialisasi kecil belum berkembang.
Pemimpin politik biasanya berperan ganda bidang ekonomi, agama dan budaya.
masyarakatnya cenderung tidak menaruh minat terhadap objek politik yang luas.
masyarakatnya tinggal di desa terpencil di mana kontak dengan system politik kecil.
b. Budaya Politik Subjek (subject Political Culture) :
Cirinya :
Orang secara pasif patuh pada pejabat pemerintahan dan undang-undang.
Tidak melibatkan diri pada politik atau golput. Masyarakat mempunyai minat, perhatian, kesadaran
terhadap system politik.
Sangat memperhatikan dan tanggap terhadap keputusan politik,atau output
Rendah dalam input kesadaran sebagai actor politik belum tumbuh.
c. Budaya Politik Partisipan (participant Political culture) :
Sebagai insan politik, kegiatan-kegiatan politik yang dapat dilakukan sebagai wujud partisipasi
politik, antara lain :
Membentuk organisasi politik atau menjadi anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat
mengontrol maupun memberi input terhadap setiap kebijakan pemerintah.
Aktif dalam proses pemilu, seperti berkampanye, menjadi pemilih aktif, dan menjadi anggota
perwakilan rakyat.
Bergabung dalam kelompok-kelompok kepentingan kontemporer, seperti unjuk rasa secara damai
tidak anarkis atau merusak, petisi, protes, dan demonstrasi.
Cirinya:
Kesadaran masyarakat bahwa dirinya dan orang lain anggota aktif dalam kehidupan politik.
Melibatkan diri dalam system politik sangat berarti walaupaun hanya sekedar memberikan suara
dalam pemilu.
Tidak menerima begitu saja terhadap keputusan, kebijakan system politik
Dapat menilai dengan penuh kesadaran baik input maupun output bahkan posisi dirinya sendiri.
Menurt Muhtar Masoed dan Colin MacAndrews ada 3 model budaya politik:
a. Model masyarakat demokratis industrial Yang terdiri dari aktivis politik, kritikus politik.( Identik
dengan budaya politik partisipan).
b. Model Sistem politik otoriter rakyat sebagai subyek yang pasif, tunduk pada hukumnya tapi tidak
melibatkan diri dalam urusan politik dan pemerintahan (Identik dengan budaya politik subjek).
c. Model masyarakat system demokratis pra industrial masyarakat pedesaan, petani, buta hurup,
kontak politik sangat kecil,(budaya politik Parokial).

C. Budaya Politik Di Indonesia


Herbert Feith, Indonesia memiliki 2 budaya politik yang dominan :
a. Aristokrasi Jawa
b. Wiraswasta Islam
Clifford Geertz, Indonesia memiliki 3 subbudaya yaitu :
a. Santri:pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari pedagang di kota dan petani yang
berkecukupan
b. Abangan : yang terdiri dari petani kecil.
c. Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan hindu budha, yang kebanyakan dari golongan
terpelajar, golongan atas penduduk kota terutama golongan pegawai.
Afan Gaffar, budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan :
a. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan Rakyat
kebanyakan ( wong cilik).
b. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa) seperti
majikan majikan dengan buruh.
c. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan
budaya politik yang berkarakter patrimonial.
Menurut Max Weber,dalam negara yang patrimonialistik penyelenggaraan pemerinbtahan
berada dibawah kontrol langsung pimpinan negara. Menurutnya karakteristik negara
patrimonialistik adalah:
a. Cenderung mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seseorang penguasa kepada teman-
temannya.
b. Kebijakan sering kali lebih bersifat partikularistik dari pada bersifat universalistik.
c. Rule of Law lebihbersifat sekunder bila dibandingkan dengan kekuasaan penguasa (rule of man)
d. Penguasa politik sering kali mengaburkan antara kepentingan umum dan kepentingan publik.
Di masa Orde Baru kekuasaan patrimonialistik telajh menyebabkan kekuasaan tak
terkontrol sehingga negara menjadi sangat kuat sehingga peluang tumbuhnya civil
society terhambat. Contoh budaya politik Neo Patrimonialistik adalah:
a. Proyek di pegang pejabat.
b. Promosi jabatan tidak melalui prosedur yang berlaku ( surat sakti).
c. Anak pejabat menjadi pengusaha besar, memamfaatkan kekuasaan orang tuanya dan
mendapatkan perlakuan istimewa.
d. Anak pejabat memegang posisi strategis baik di pemerintahan maupun politik
Nazarudin Samsudin, menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas
adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara
keseluruhan. Jadi simbol yang selama initelah diakui dan dikenal masyarakat adalah Bhineka
Tunggal Ika, maka budaya politik kita di Indonesia adakah Bhineka Tunggal Ika.
D. Sosialisasi Politik
a. Pengertian sosialisasi politik :
Kenneth P Langton, Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan
politiknya.
Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola pola
tingkah laku diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk
menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik.
Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan pandangan politik
darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak dewasa.
Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang
mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakatnya.
Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat,
sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik
yang ideal yang hendak dibangun.
b. Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak beberapa cara tingkah
laku politik tertentu. Melalui obrolan politik ringan sehingga tak disadarai telah menanamkan nilai-
nilai politik kepada anak-anaknya.
Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan. Siswa dan guru bertukar
informasdi dan berinteraksi dalam membahas topik tentang politik.
Di Lingkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan ideologi-ideologi
resminya.
Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan perannya
sebagai sosioalisasi politik. Artinya parpol itu telah merekrut anggota atau kader danpartisipannya
secara periodik. Partai politik harus mampu menciptakan kesan atau image memperjuangkan
kepentingan umum.
c. Menurut Ramlan Surbakti ada dua macam sosialisasi politik dilihat dari metode penyampaian
pesan :
Pendidikan Politik Yaitu proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan. Dari sini anggota
masyarakat mempelajari simbol politik negaranya, norma maupun nilai politik.
Indoktrinasi Politik, yaitu proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga
masyarakat untuk menerima nilai , norma dan simbol yang dianggap pihak berkuasa sebagai ideal
dan baik.
Dalam upaya pengembangan budaya politik, sosialisasi politik sangant penting karena
dapat membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa, serta dapat
memelihara kebudayaan politik suatu bangsa, penyampaian dari generasi tua ke generasi muda,
dapat pula sosialisasi politik dapat mengubah kebudayaan politik.
Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk dan mentransmisikan
kebudayaan politik suatu bangsa dan mememlihara kebudayaan politik suatu bangsa dengan
bentuk penyampaian dari generasi tua kepada generasi muda. Terdapat 6 sarana atau agen
sosialisasi politik menurut Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews, adalah :
Keluarga yaitu lembaga pertama yang dijumpai sesorang individu saat lahir. Dalam keluarga anak
ditanamkan sikap patuh dan hormat yang mungkin dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam
sistem politik setelah dewasa.
Sekolah yaitu sekolah sebagai agen sosialisasi politik memberi pengetahuan bagi kaum muda tentang
dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Disekolah memberi kesadaran pada anak tentang
pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara, cinta tanah air.
Kelompk bermain yaitu kelompok bermain masa anak-anak yang dapat membentuk sikap politik
seseorang, kelompok bermain saling memiliki ikatan erat antar anggota bermain. Seseorang dapat
melakukan tindakan tertentu karena temannya melakukan hal itu.
Tempat kerja yaitu organisasi formal maupun nonformal yang dibentuk atas dasar pekerjaan seperti
serikat kerja, sderikat buruh. Organisasi seperti ini dapat berfungsi sebagai penyuluh di bidang
politik.
Media massa yaitu informasi tentang peristiwa yang terjadi dimana saja dengan cepat diketahui
masyarakat sehingga dapat memberi pengetahuan dan informasi tentang politik.
Kontak-kontak politik langsung yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dapat
berpengaruh terhadap sikap dan keputusan politik seseorang. Seperti diabaikan partainya, ditipu,
rasa tidak aman,dll.

E. Budaya Politik Partisipan


a. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik partisipatif atau disebut juga budaya politik
demokrasi adalah suatu kumpulan sistem keyakinan, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya, yang
menopang terwujudnya partisipasi. Untuk terwujudnya partisipasi itu warga negara harus yakin
akan kompetensinya untuk terlibat dalam proses politik dan pemerintah memperhatikan
kepentingan rakyat agar rakyat tidak kecewa dan apatis terhadap pemerintah.
b. Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam
menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya. Ciri-cirinya
adalah :
Perilaku warga negara yang bisa diamati bukan batiniah (sikap dan orientasi).
Perilaku atau kegiatan itu mem,pengaruhi pemerintah (pemegang kebijakan)
Kegiatan atau prilaku yang gagal ataupun berhasil termasuk partisipasi politik.
Kedgiatan mempengaruhui pemerintah dapat dilakukan secara :Langsung yaitu individu tidak
menggunakan perantara dalam memepengaruhi pemerintah. Tak langsung yaitu menggunakan
pihak lain yang dapat meyakinkan pemerintah.
Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan dengan prosedur wajar (konvensional) tidak
berupa kekerasan (nonviolence) seperti : ikut memeilih dalam pemilihan umum,mengajukan petisi,
melakukan kontak tatap muka, menulis surat, dll,dan ada yang melalui cara cara diluar prosedur
yang wajar (tidak Konvensional) dan berupa kekerasan (violence), seperti : demonstrasi (unjuk
rasa), pembangkangan halus (golput),hura-hura, mogok, serangan senjata, gerakan-gerakan politik,
dan revolusi, kudeta, makar,dll
c. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang dalampartai plitik yang
mencakup semua kegiatamnnsukarela dimana seseorang turut dalam proses pemilihan pemimpin
plitik dan turut langsung atau tidak lanmgsung dalam pembentukan kebijakan umum.

F. Partai Politik
a. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partai plitik adalah organisasi atau golongan yang berusaha untuk
memperoleh dan menggunakan kekuasaan.
b. Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi tempat kegiatan politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan
suatu golongan atau golongan-golongan lain yang tidak sepaham.
c. Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya
sehingga penguasaan itu memberikan mamfaat kepada anggota partainya baik bersifat ideal
maupun material.

G. Fungsi Partai Politik


a. Sarana komunikasi politik, yaitu penyalur aspirasi pendapat rakyat, menggabungkan berbagai
macam kepentingan dan merumuskan kepentingan yang menjadi dasar kebijaksanaannya. Upaya
Partai politik dalah mencapai fungsi ini adalah :
Memperjuangkan aspirasi rakyat agar menjadi kebijaksanaan umum oleh pemerintah
Menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijaksanaan pemerintah
Perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide
Bagi pemerintah bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan bagi warga masyarakat sebagai
pengeras suara.
b. Sarana Sosialisasi Politik, yaitusarana untuk memmberikan penanaman nilai-nilai, norma, dan
sikap serta orientasi terhadap fenomena politik tertentu. Upaya yang dilakukan untuk mencapai
fungsi ini adalah :
Penguasaan pemerintah dengan memenangkan setiap pemilih
Menciptakan image bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum
Menanamkan solidaritas dan tanggung jawab terhadap para anggotanya maupun anggota lain
c. Sarana Rekrutmen Politik, yaitu mencari dan mengajakorang berbakat untuk turut aktif dalam
kegiatan plitik. Dengan demikian memperluas partisipasi politik. Upaya yang dilakukan parpol
adalah :
Melalui kontak pribadi maupun persuasi
Menarik golongan muda untuk didddik menjadi kader di masa depan
d. Sarana Pengatur Konplik, yaitu mengatasi berbagai macam konplik yang muncul sebagai
konsekuensi dari negara demokrasi yang di dalamnya terdapat ersaingan dan perbedaan
pendapat. Biasanya masalah tersebut cukup mengganggu stabilitas nasional. Hal ini mungkin saja
dimunculkan oleh kelompok tertentu untukkepentingan ppularitasnya. Upaya yang dilakukan
partai politik adalah :
Bilaanggta partai plitikyang memberikan informasi justru menimbulkan kegelisahan dan
perpecahan masyarakat,pimpinan partai politik harus segera klarifikasi atau diselesaikan dengan
baik.
Adanya kemungkinsn anggota partai plitik lebih mengejar kepentingan
pribadi/golongannya, sehingga berakibat terjadi pengkotakan politik atau konplik yangbharus
segera diselesaikan dengan tuntas.

H. Wahana Politik Praktis


a. Sistem Pemilihan Umum (dari segi tujuan penyelenggaraannya) :
Sistem Pemilihan Langsung : pemilihan yang para pemilihnya langsung memilih anggota-anggota
Badan Perwakilan Rakyat yang akan mewakilinya
Sistem Pemilihan Bertingkat : Pemilihan yang dalampemilihan tahap pertama memilih wali pemilih,
kemudian walim pemilih itu memilih anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Sistem Pemilihan Umum (dari segi tujuan pandangan rakyat) :
Sistem Pemilihan Mekanis : pemilihan yang melihat rakyat sebagai masa/kelompok individu
yang mempunyai hubungan yang sama, masing-masing individu dianggap sebagai satu-satunya
pengendalian hak pilih aktif, sama-sama mempunyai satu suara dalam pemilihan.
Sistem Pemilihan Organis : pemilihan yang menempatkan rakyat sebagai sejumlah individu,
seperti halnya kelompok keluarga, kelompok daerah/wilayah, kelompok cendekiawan, buruh, tani,
(lapisan sosial), lembaga-lembaga lainnya. Persekutuan itulah yang diutamakan sebagai pengendali
hak pilih.
Sistem pemilihan mekanis di tinjau dari rakyat pemilih pada umumnya berkisar pada dua
prinsip pokok yaitu distrik dimana satu daerah pemilihan memilih satu wakil, proporsional
berimbang yaitu satu daerah pemilihan beberapa wakil.
c. Sistem Distrik :
Dimana negara terbagi dalam dalam daerah-daerah bagian (distrik). Dalam sistem distrik
hanya diwakili oleh satu orang dengan suara mayoritas.

No Kelebihan sistem distrik No Kekurangan sistem distrik


1 Rakyat mengenal dengan baik orang yang 1 Suara dari eserta pemilu yang kalah akan
mewakili daerah (distriknya) hilang, tidak dapat digabungkan
2 Wakil setiap distrik sangat mengenal 2 Meskipun partai besar berkuasa, jika satu
daerah dan kepentingan rakyat distrik kalah dalam pemilu, maka suaranya
tidak terwakili di distrik itu
3 Adanya hubungan yang erat antara wakil 3 Wakil rakyat yang menang dalamsatu
distrik dengan rakyatnya distrik lebih memperhatikan distriknya,
terkadang mengabaikan kepentingan
nasional
4 Wakil distrik sangat memperhatikan dan 4 Golongan minoritas kurang terwakili
memperjuangkan distriknya

d. Sistem Proporsional
Setiaporganisasi peserta pemilu akan memperoleh sejumlah kursi parlemen sesuai dengan
jumlah suara pemilu yang di peroleh di seluruh wilayah negara. Terbuka kemungkinan terjadi
penggabungan partai kecil (koalisi) untuk memperoleh kursi di parlemen.

No Kelebihan sistem prporsional No Kekurangan sistem proporsional


1 Lebih demokratis karena semua partai 1 Peranan pemimpin partai sangat
dapat terwakili di parlemen menentukan dalam penetapan daftar calon
Badan Perwakilan Rakyat
2 Tidak ada suara yang hilang karena semua 2 Calon-calon yang diikutsertakan
digabung secara nasional dalampemilu kurang atau tidak dikenal
oleh pemilih
3 Badan Perwakilan Rakyat benar-benar 3 Wakil-wakilrakyat yang duduk di pusat
menjadi wadah dan aspirasi seluruh kurang memahami dan memperhatikan
rakyat kepentingan daerah

e. Sistem gabungan :
Mengabungkan antara sistem distrik dengan sistem proporsional. Sistem ini membagi wilayah
negara dalam beberapa daerah pemilihan. Sisa suara pemilu tidak hilang melainkan
diperhitungkan dengan jumlah kursi yang dibagi.

I. Perilaku Politik
Perilaku politik adalah tingkah laku politikm para aktor politik dan warganegara atau
interaksi antara pemerintah danmasyarakat, lembaga-lembaga pemerintah, antara kelompok dan
individu dalam masyarakat dalam proses pembuatan, pelaksanaan dan penegakan keputusan
politik. Aktor politik ada dua macam :
a. Aktor bertipe pemimpin yang mempunyai tugas, tanggung jawab, kewenangan untuk membuat
dan melaksanakan keputusan politik.
b. Warga negara biasa yang memiliki hak sarta kewajiban untuk mengajukan tuntutan dan dukungan
terhadap aktor yang bertipe pemimpin.

Macam-macam perilku politik :


a. Radikal : adalah perilaku warganegara tidak puas terhadap keadaan yang ada serta menginginkan
perubahan yang cepat dan mendasar, tidak kenal kompromi dan tidak mengindahkan orang lain
cenderung ingin menang sendiri.
b. Moderat : adalah perilaku politik masyarakat yang telah cukup puas dengan keadaan dan bersedia
maju, tetapi tidak menerima sepenuhnya perubahan apalagi perubahan yang serba cepat seperti
kelompok radikal.
c. Status Quo : adalah sikap politik dari warga negara yang sudah puas dengan keadaan yang
ada/berlaku dan berusaha tetap mempertahankan keadaan itu.
d. Konservatif : adalah sikap perilaku politik masyarakat yang sudah puas dengan keadaan yang
sudah ada dan cenderung bertahan dari perubahan.
e. Liberal : adalah sikapperilaku politik masyarakat yang berrpikir bebas dan ingin maju
terus. Menginginkan perubahan progresif dan cepat, berdasarkan hukum atau kekuatan legal
untuk mencapai tujuan.
J. Komunikasi Politik
Bentuk-bentuk komunikasi politik ada 2 yaitu :
a. Posisi horizontal : Komunikator danmasyarakat terlibat menerima danmemberi relatif seimbang
sehingga terjadi sharing. Momunikasi horizontalini meerefleksikan nilai demokrasi.
b. Pola-pola linier: arus komunikasi politiksatu arah yang cenderung vertikal. Bentuk komuniukasi
ini merefleksikan nilai feodalistik dan pola kepemimpinan otoriter.

K. Debat Politik
Debat politik merupakan proses pendewasaan politik masyarakat melalui tukar pikiran
yang mengandung mnakna sebagai berikut :
a. Makna politis yaitu debat harus dapat menjadi wahana pendidikan politik masyarakat.
b. Makna sosiologis yaitu debat politik harus mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang
senakin sadar hak dan kewajibannya, memiliki perilkau politikmsantun, tidak anarkis, kooperatif
dll.
Dasar hukum debat politik adalah :
a. Pasal 28 UUD 1945, yaituKemerdekaan berserikan dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dansebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
b. Pasal 28 E ayat 3 UUD 1945, yaitu setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul,dan
mengeluarkan pendapat.
c. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada pasal 19 menyatakan
setiaporang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
d. UU Nomor 9 tahun 1998, kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, disebutkan
setiap warga negara secara perorangan atau kelompok bebas menyampaikan pendapat sebagai
perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai