kedaulatan rakyat. Hasrat ini dilandasi pemahaman bahwa pemerintahan demokratis member
peluang bagi tumbuhnya prinsip yang menghargai keberadaan individu dan partisipasinya dalam
kehidupan bernegara secara maksimal. Karena itu, demokrasi perlu ditumbuhkan, dipelihara, dan
dihormati oleh setiap warga negara.
Setiap negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau
demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan
hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Dengan demikian pada setiap negara terdapat corak khas
demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang mendasari,
mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses berdemokrasi dalam suatu sistem
politik. Hal tersebut dinamakan budaya demokrasi.
Dengan demikian dalam melaksanakan demokrasi, apabila sesuai dengan norma dan aturan
yang berlaku maka, akan membawa manfaat yang besar bagi pemerintah sebagai obyek demokrasi
maupun warga negara sebagai subyek demokrasi, untuk menciptakan budaya demokrasi menuju
ke masyarakat madani (civil society).
C. Macam-macam Demokrasi
Demokrasi telah dijadikan sebagai sistem politik yang dianut oleh sebagian besar negara di dunia.
Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya berbeda-beda tergantung dari sudut pandang masing-
masing.
Keanekaragaman sudut pandang inilah yang membuat demokrasi dapat dikenal dari berbagai
macam bentuk yaitu :
1. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat
a. Demokrasi langsung
yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam permusyawaratan
untuk menentukan kebijaksanaan umum negara atau undang-undang secara langsung.
b. Demokrasi tidak langsung
yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan.
2. Berdasarkan prinsip ideologi
a. Demokrasi konstitusional atau Demokrasi liberal
Demokrasi yang didasarkan pada kebebasan atau individualisme. Kekuasaan pemerintah dibatasi
oleh konstitusi.
b. Demokrasi rakyat atau Demokrasi proletar
Demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi yang mencita-citakan
kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.
3. Bedasarkan titik berat perhatiannya
a. Demokrasi formal
Demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
b. Demokrasi material
Demokrasi yang di titik beratkan pada upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi.
c. Demokrasi gabungan
Demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal
dan material.
D. Ciri-ciri Demokrasi
Negara dengan sistem politik demokrasi umumnya ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
Adanya pembatasan terhadap tindakan pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi individu
dan kelompok, dalam penyelenggaraan pergantian pimpinan secara berkala, tertib, damai dan
melalui alat-alat perwakilan yang efektif.
Prasarana pendapat umum baik pers, televisi, dan radio harus diberi kesempatan untuk mencari
berita secara bebas dalam merumuskan pendapt mereka. Karena kebebasan untuk mengeluarkan
pendapat, berserikat, dan berkumpul merupakan hak-hak politik dan sipil yang sangat mendasar.
Sikap menghargai hak-hak minoritas dan perorangan, lebih mengutamakan musyawarah daripada
paksaan dalam menyelesaikan perselisihan, sikap menerima legitimasi dari sistem pemerintahan.
Dalam sudut pandang lain, Asykuri Ibnu Chamim mengungkapkan bahwa suatu budaya demokrasi
mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Kebebasan menyatakan pendapat
b. Kebebasan berkelompok
c. Kebebasan berpartisipasi
d. Kebebasan antarwarga
e. Kesetaraan gender
f. Kedaulatan rakyat
g. Rasa saling percaya
h. Kerjasama
Prinsip-prinsip budaya demokrasi yang diuraikan di atas sesungguhnya merupkan nilai-niai yang
diperlukan untuk mengembangkan suatu bentuk pemerintahan yang demokratis. Berdasarkan
prinsip-prinsip inilah, sebuah pemerintahan yang demokratis dapat ditegakkan. Sebaliknya tanpa
prinsip-prinsip tersebut, bentuk pemerintahan yang demokratis akan sulit ditegakkan.
II. HAKIKAT MASYARAKAT MADANI (CIVIL SOCIETY)
A. Pengertian Masyarakat Madani (Civil Society)
Banyak sekali istilah yang menunjukkan konsep masyarakat madani. Dalam bahasa Arab konsep
masyarakat madani dikenal dengan istilah al mujtama al-madani, dalam bahasa Inggris disebut
dengan istilah civil society.
Berkenaan dengan pengertian masyarakat madaniatau civil society, para pakar banyak
mengemukakan pandangannya yang berbeda di antaranya sebagai berikut :
1. A.S Hikam
Civil society secara institusional diartikan sebagai pengelompokan anggota-anggota masyarakat
sebagai warga negara mandiri yang dapat dengan bebas bertindak aktif dalam wacana dan praktis
mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada umunya.
2. Gellner
Civil society merupakan masyarakat yang terdiri atas berbagai institusi non-pemerintah yang
otonom dan cukup kuat untuk mengimbangi negara.
3. Victor Perez Diaz
Menyatakan bahwa civil society lebih menekankan pada keadaan masyarakat yang telah mengalami
pemerintahan yang terbatas, memiliki kebebasan, mempunyai sistem ekonomi pasar dan timbulnya
asosiasi-asosiasi masyarakat yang mandiri serta satu sama lain saling menopang.
4. Nicos Mouzelis
Mendefinisikan civil society sebagai sebuah tatanan social, di mana ada perbedaan yang jelas antara
bidang individu dan bidang publik dan terjadi tingkat mobilitas social dari warga masyarakat.
5. Eisenstadt
Civil society adalah sebuah masyarakat baik secara individual maupun secara kelompok, dalam
negara yang mampu berinteraksi dengan negara secra independen.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan secara umum masyarakat madani atau civil society
dapat diartikan sebagai suatu corak kehidupan masyarakat yang terorganisir, mempunyai sifat
kesukarelaan, keswadayaan, kemandirian, namun mempunyai kesadaran hukum yang tinggi.
Untuk mewujudkan konsep masyarakat madani atau civil society dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, diperlukan berbagai prasyarat sebagaimana diungkapkan oleh Han Sung-Jun, yaitu :
a. Diakui dan dilindunginya hak-hak individu dan kemerdekaan berserikat serta mandiri dari negara.
b. Adanya ruang publik yang memberikan kebebasan bagi siapa saja dalam mengartikulasikan isu-isu
politik.
c. Terdapat gerakan kemasyarakatan yang beradasar pada nilai-nilai budaya tertentu.
d. Terdapatnya kelompok inti di antara kelompok-kelompok menengah yang mengakar dalam
masyarakat dan mampu menggerakkan masyarakat dalam melakukan modernisasi sosial ekonomi.
B. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Sejak Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi
Dalam sudut pandang normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara ideal hendak dilakukan
atau diselenggarakan oleh sebuah negara, seperti misalnya kita mengenal ungkapan Pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Secara normatif negara kita sudah memenuhi kriteria sebagai negara demokratis, karena dalam
perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi yang pernah berlaku menganut
prinsip demokrasi, hal ini dapat dilihat misalnya :
1. Dalam UUD 1945 (sebelum amandemen) pasal 1 ayat (2) berbunyi Kedaulatan adalah di tangan
rakyat, dan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2. Dalam UUD 1945 (setelah amandemen) pasal 1 ayat (2) berbunyi Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
3. Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat
- Pasal 1 ayat (1) berbunyi Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu
negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federasi.
- Pasal 1 ayat (2) berbunyi Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.
4. Dalam UUDS 1950
- Pasal 1 ayat (1) berbunyi Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara
hukum yang yang demokratis dan berbentuk kesatuan.
- Pasal 1 ayat (2) berbunyi Kedaulatan Republik Indonesia adalahditangan rakyat dan dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
Dari keempat konstitusi tersebut, kita dapat melihat secara jelas bahwa secara normatif Indonesia
adalah negara demokrasi. Untuk dapat melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem
yang demokratis atau tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang dirumuskan oleh Affan
Gaffar berikut ini :
a. Akuntabilitas
b. Rotasi kekuasaan
c. Rekruitmen politik yang terbuka
d. Pemilihan umum
e. Menikmati hak-hak dasar
Keterangan :
Kesan masyarakat terhadap Habibie sebagai kader Soeharto masih melekat.
Gejolak di berbagai daerah untuk melepaskan diri dari NKRI seperti Aceh, Ambon, dan Timor Timur
yang akhirnya melalui jajak pendapat Timor Timur lepas dari NKRI.
Pertanggungjawaban pemerintahan Habibie ditolak dalam Sidang Umum MPR 1999.
c. Sistem Gabungan
Sistem gabungan merupakan system yang menggabungkan antara sistem distrik dan proporsional.
Sistem ini membagi wilayah negara dalam beberapa daerah pemilihan. Sisa suara pemilihan tidak
hilang, melainkan diperhitungkan dengan jumlah kursi yang belum dibagi. Sistem ini disebut juga
sistem proporsional berdasarkan stelsel daftar.
Suatu budaya demokrasi tidak mungkin terwujud, jika tidak didukung oleh masyarakat. Pada
dasarnya timbulnya budaya demokrasi disebabkan karena rakyat tidak senang adanya tindakan
yang sewenang-wenang. Oleh karena itu, kehidupan yang demokratis akan terwujud jika kita
memulainya dengan cara menampilkan beberapa prinsip dibawah ini dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu :
1. Membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku.
2. Membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala hal.
3. Membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
4. Membiasakan diri mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan.
5. Membiasakan diri untuk memilih pemimpin-pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.
6. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
7. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, bangsa dan negara, bahkan secara pribadi.
8. Menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban.
9. Menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab.
10. Mau menghormati hak orang lain dalam menyampaikan pendapat.
11. Membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun.
Kalian sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai ujung tombak dalam usaha mempertahankan
negara Demokrasi Indonesia, sudah semestinya mendemonstrasikan peran serta kalian dalam
usaha mewujudkan kehidupan yang demokratis, dilingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah
maupun masyarakat tempat kalian tinggal, sehingga pada akhirnya berkembang menuju kehidupan
berbangsa dan bernegaran yang demokratis.
Berikut ini contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan
sehari-hari :
a. Dalam kehidupan di lingkungan keluarga di antaranya :
1) Ikut serta dalam setiap musyawarah keluarga
2) Tidak memaksakan kehendak kepada anggota keluarga yang lain
3) Menghargai pendapat anggota keluarga yang lain
4) Selalu melaksanakan tugas harian di keluarga, misalnya dalam membersihkan rumah
5) Selalu berbuat adil kepada diri dan anggota keluarga yang lain
b. Dalam kehidupan di lingkungan sekolah di antaranya :
1) Senang ikut serta dalam kegiatan organisasi ekstrakurikuler, misalnya OSIS, Pramuka, PMR, dan
sebagainya
2) Aktif dalam kegiatan diskusi kelas
3) Menghormati pendapat teman walaupun sagat bertentangan dengan pendapat kita
4) Tidak pandanag bulu dalam bergaul
5) Mengembangkan pola hubungan yang harmonis dengan warga sekolah lainnya
6) Berani tampil terdepan dalam melaksanakan setiap keputusan hasil musyawarah
c. Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat di antaranya :
1) Menghindarkan diri dari perbuatan otoriter
2) Mengembangkan toleransi antar umat beragama
3) Berani menyampaikan pendapat untuk kepentingan masyarakat
4) Mampu bekerjasama dengan orang lain untuk hal-hal yang positif
5) Menerima perbedaan pendapat
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf
a, b, c, d, atau e
1. Corak khas demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang
mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses berdemokrasi disebut
....
a. Budaya politik d. Budaya demokrasi
b. Kebebasan politik e. Pedoman pemerintahan
c. Sistem politik
2. Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Pandangan ini dikemukakan oleh ....
a. Adam Ferguson d. Samuel Huntington
b. Eisenstadt e. Robert Dahl
c. Abraham Lincoln
3. Adanya kesempatan yang sama untuk menikmati hasil-hasil pembangunan. Merupakan kriteria
yang dapat digunakan untuk menentukan situasi demokratis dalam kehidupan masyarakat yaitu
adalah .
a. Kekuasaan d. Peradaban
b. Kesejahteraan e. Kebebasan
c. Keadilan
4. Suatu bentuk demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai
upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi disebut
demokrasi .
a. Rakyat d. Konstitusional
b. Formal e. Sosialis
c. Material
5. Berikut ini prinsip-prinsip demokrasi menurut Henry B. Mayo, kecuali .
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
b. menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
c. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
d. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
e. Menjamin tegaknya keadilan
6. Di antara nilai-nilai berikut, yang merupakan soko guru demokrasi adalah .
a. Kebebasan menyatakan pendapat d. Rasa saling percaya
b. Kerjasama e. Kebebasan antar warga
c. Kedaulatan rakyat
7. Masyarakat Madani (Civil Society) diartikan sebagai pengelompokan anggota-anggota
masyarakat sebagai warga negara mandiri yang dapat dengan bebas bertindak aktif dalam
wacana dan praktis mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada
umumnya. Pendapat ini dikemukakan oleh .
a. A.S. Hikam d. Amien Rais
b. Nurcholis Madjid e. Gellner
c. Eisenstadt
8. Dalam bahasa arab konsep masyarakat madani dikenal dengan istilah ....
a. Madinatul musyarakah d. Al mujtama al madani
b. Madinatul munawaroh e. Al-mujtama al-mukaromah
c. Syarikatul madaniah
9. Berikut ini ciri-ciri Civil Society yang dikemukakan oleh A.S. Hikam, kecuali .
a. Keswadayaan d. Kesukarelaan
b. Keswasembadaan e. Keterikatan pada nilai-nilai hukum
c. Kemandirian
10. Salah satu karakteristik masyarakat madani model Indonesia adalah ....
a. Semangat egalitarianisme atau kesetaraan
b. Keterbukaan
c. Partisipasi seluruh anggota masyarakat
d. Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan
e. Kepastian hukum
11. Salah satu bentuk strategi yang paling tepat dalam pemberdayaan masyarakat madani
Indonesia adalah ....
a. Lebih mengedepankan revolusi sistem politik
b. Menitikberatkan pada pendekatan budaya
c. Dilakukan dengan mengoptimalkan kebijakan otonomi daerah
d. Lebih mementingkan integrasi nasional dan politik
e. Mengoptimalkan peran pemerintah daerah
12. Salah satu ciri pertumbuhan masyarakat madani di Indonesia pada tahun 1950-an adalah ....
a. Adanya intervensi yang kuat dari negara
b. Organisasi sosial politik bebas mencari dukungan
c. Rakyat masih belum merasakan kemerdekaan
d. Adanya intervensi asing yang kuat
e. Pergantian kabinet memberi warna tersendiri bagi pertumbuhan masyarakat madani
13. Contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah ....
a. Menerima perbedaan pendapat
b. Ikut serta dalam musyawarah keluarga
c. Menghindarkan diri dari perbuatan otoriter
d. Memahami masalah yang dihadapi bangsa
e. Aktif dalam kegiatan diskusi kelas
14. Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis, apabila di
dalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki ....
a. Kekuatan militer yang kuat
b. Partisipasi politik yang seragam
c. Partai politik yang kuat
d. Persamaan dalam hukum
e. Persamaan dalam perasaan sebangsa dan setanah air
15. Indonesia adalah negara demokrasi. Secara normatif dapat dilihat dalam .... UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
a. Pembukaan alinea I d. Pasal 22A
b. Pasal 1 ayat (2) e. Pasal 28A
c. Pasal 20
16. Inti dari Demokrasi Pancasila adalah sila ....
a. I d. IV
b. II e. V
c. III
17. Sistem politik demokrasi pada hakikatnya menyatakan kekuasaan negara berada ditangan ....
a. Rakyat d. Penguasa
b. Negara e. Raja
c. Hukum
18. Berikut ini adalah indikator untuk mengukur demokratis atau tidaknya suatu negara menurut
Affan Gaffar, kecuali ....
a. Akuntabilitas d. Pemilihan umum
b. Rotasi kekuasaan e. Peradilan yang bebas
c. Rekruitmen politik yang terbuka
Menurut Almond dan Powell ada 2 orientasi Politik yaitu tingkat Masyarakat dan tingkat
Individu :
1. Orientasi individu dalam system politik dapat dilihat dari 3 komponen :
a. Orientasi kognitif berbagai keyakinan dan pengetahuan seseorang tentang :
system politik.
tokoh pemerintahan
kebijakan pemerintahan
Simbol-simbol yang dimiliki oleh system politik seperti : ibukota negara, lambang negara, kepala
negara, batas negara, mata uang, dll.
b. Orientasi Afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional individu pada system
politik. Seperti perasaan khusus terhadap aspek system politik tertentu yang membuatnya
menerima dan menolak system politik. Orientasi afektif ini dipengaruhi oleh keluarga dan
lingkungan.
c. Orientasi Evaluatif berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadap sistem politik, kinerja
sistem politik, komitmen terhadap nilai dan pertimbangan politik.
2. Orienrtasi Tingkat masyarakat adalah pandangan dan sikap sesama warga negara yang
meliputi rasa percaya dan permusuhan antar individu, kelompok maupaun golongan. Sikap saling
percaya menumbuhkan saling kerja sama sedang sikap permusuhan menimbuklkan konplik
F. Partai Politik
a. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partai plitik adalah organisasi atau golongan yang berusaha untuk
memperoleh dan menggunakan kekuasaan.
b. Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi tempat kegiatan politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan
suatu golongan atau golongan-golongan lain yang tidak sepaham.
c. Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya
sehingga penguasaan itu memberikan mamfaat kepada anggota partainya baik bersifat ideal
maupun material.
d. Sistem Proporsional
Setiaporganisasi peserta pemilu akan memperoleh sejumlah kursi parlemen sesuai dengan
jumlah suara pemilu yang di peroleh di seluruh wilayah negara. Terbuka kemungkinan terjadi
penggabungan partai kecil (koalisi) untuk memperoleh kursi di parlemen.
e. Sistem gabungan :
Mengabungkan antara sistem distrik dengan sistem proporsional. Sistem ini membagi wilayah
negara dalam beberapa daerah pemilihan. Sisa suara pemilu tidak hilang melainkan
diperhitungkan dengan jumlah kursi yang dibagi.
I. Perilaku Politik
Perilaku politik adalah tingkah laku politikm para aktor politik dan warganegara atau
interaksi antara pemerintah danmasyarakat, lembaga-lembaga pemerintah, antara kelompok dan
individu dalam masyarakat dalam proses pembuatan, pelaksanaan dan penegakan keputusan
politik. Aktor politik ada dua macam :
a. Aktor bertipe pemimpin yang mempunyai tugas, tanggung jawab, kewenangan untuk membuat
dan melaksanakan keputusan politik.
b. Warga negara biasa yang memiliki hak sarta kewajiban untuk mengajukan tuntutan dan dukungan
terhadap aktor yang bertipe pemimpin.
K. Debat Politik
Debat politik merupakan proses pendewasaan politik masyarakat melalui tukar pikiran
yang mengandung mnakna sebagai berikut :
a. Makna politis yaitu debat harus dapat menjadi wahana pendidikan politik masyarakat.
b. Makna sosiologis yaitu debat politik harus mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang
senakin sadar hak dan kewajibannya, memiliki perilkau politikmsantun, tidak anarkis, kooperatif
dll.
Dasar hukum debat politik adalah :
a. Pasal 28 UUD 1945, yaituKemerdekaan berserikan dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dansebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
b. Pasal 28 E ayat 3 UUD 1945, yaitu setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul,dan
mengeluarkan pendapat.
c. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada pasal 19 menyatakan
setiaporang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
d. UU Nomor 9 tahun 1998, kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, disebutkan
setiap warga negara secara perorangan atau kelompok bebas menyampaikan pendapat sebagai
perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara.