Anda di halaman 1dari 5

Tugas HTN (NARASI)

Nama : Mohamad Hani A


NIM : 19.C1.0142
Prodi :Hukum

Pada zaman sekarang ini banyak orang-orang yang beranggapan mengenai demokrasi itu
apa, bagaimana penerapannya, sudahkah selaras dengan arti dan makna yang sebenarnya,
untuk apa adanya demokrasi itu, pentingkah demokrasi itu. Karena pada zaman sekarang ini
kata atau istilah demokrasi sendiri mulai populer dan mulai berkembang dikalangan
masyarakat setempat karena demokrasi sendiri sudah menempati urutan teratas dalam ranah
politik, karena demokrasi itu sendiri memiliki kekuatan atau kempuan yang besar untuk
mengatur dan menyelesaikan masalah kehidupan yang ada di suatu negara tertentu, baik dari
segi politik dari segi hukum maupun dari segi sosial. Demokrasi ini melibatkan langsung
antara pemimpin dan rakyatnya itu sendiri karena adanya hubungan timbal balik antara orang
yang memimpin dan orang yang dipimpin, seperti contohnya orang yang ingin mempin suatu
wilayah atau negara harus menunjukan atau lebih tepatnya mempromosikan kempuan apa
yang dapat Ia berikan kepada rakyatnya jika dia tepilih menjadi pemimpin nantinya dan
begitu pula sebaliknya pada saat seorang pemimpin tersebut sudah mendapatkan apa yang dia
mau dari rakyatnya maka dia sebagai pemimpin harus mensejahterkan rakyat-rakyatnya baik
yang memilihnya maupun yang tidak.
Selain hal tersebut demokrasi juga dapat menyelesaikan hubungan antra individu dalam
masyarakat, hubungan antar masyarakat, kemudian masyarakat dengan negara bahkan hingga
negara dengan negara. Demokrasi sendiri adalah sebuah konsep yang sangat luas dan
memiliki banyak komposisi-komposisi yang kompleks didalamnya. Dan seperti contoh diatas
domokrasi adalah salah satu metode dalam politik guna memilih pemimpin politih melalui
mekanisme-mekanismenya. Rakyat yang ada dibebaskan memilih calon pemimpinnya dari
kandidat-kandidat yang sudah disiapkan oleh berbagai macam partai politik untuk meraih
suara terbanyak dari warga negara tersebut (David Lechmann, 1989). Sistem demokrasi ini
memiliki kesamaan adengan sistem liberalism, maka dari itu sistem liberalism bisa disebut
sebagai “roh demokrasi”. Hal ini membawa dampak kehamonian kemajuan peradaban, mulai
dari kebebasan bersuara (free enterprise), kebebasan bersaing (free fight), kebebasan bersuara
atau menyatakan pendapat atau kritikan, dan kebebasan memilih anggota politik. Hal tersebut
bukannya membawa dampak yang negative atau buruk melainkan memiliki dampak yang
positif karena masyarakat bebas menyatakan aspirasinya atau bahkan apa saja demi kemajuan
dan berkembangnya negara atau orang penting didalamnya.
Selain hal itu ada juga demokrasi responsifitas pemerintah kepada preferensi masyarakat
atu warga negaranya yang membuat keadilan antara satu dengan yang lainnya terhadap politis
yang menjadi dasar pijakannya, maka dari itu pemerintah atau negara memiliki keharusan
dalam memberikan kebebasan serta kesempatan terhadap warga negaranya untuk: (1)
membuat dan menentukan skala prioritasnya, (2) menunjukan kepada warga negaranya dan
pemerentah dengan melakukan mana yang lebih diprioritaskan melalui tindakan pribadi
maupun tindakan kolektif dan setelah itu, (3) memberikan penilaian yang sama dan setara
kepada prioritas kedapa masyarakat atau warganya supaya dapat dijalankan dengan dengan
baik oleh mereka (MacPherson. C.B., 1997). Diatas adalah tiga kesempatan yang harus
dimiliki oleh warga negara dan yang harus diberikan oleh pemerintah, namun itu semua dapat
berjalan lebih baik dan lancar jika ada jaminan yang diberikan oleh pihak kelembagaan
kepada warga negaranya seperti berikut ini: (1) diberikan kebebasan dalam membuat serta
mengikuti keorganisasian yang diinginkan, (2) diberikan kebebasan dalam menyampaikan
dan memberikan pendapat, (3) diberikan hak untuk memilih, (4) diberikannya kesempatan
untuk menjadi atau mencalonkan diri sebagai pejabat pemerintah, (5) diberikan hak bagi
pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan, (6) diberikan hak untuk bersaing
dalam meraih suara terbanyak bagi para pemimpin politik, (7) diberikan sumber informasi
tidak hanya dari satu sumber saja melainkan dari berbagai sumber, (8) lembaga yang
membuat kebijakan pmerintah tergantung kepada perolehan suara dan pengungkapan
preferensi lainnya (George Sorensen, 2003). Kedelapan kondisi tersebut ialah elemen untuk
menjadikannya keberlangsungan iklim demokrasi yang baik dan sehat. Namun dari delapan
elemen tersebut dapat diringkas atau dipadatkan menjadi tiga dimensi saja yaitu kompetensi,
partisipasi dan kebebasan berpolitik. Pada saat demokrasi diartikan sebagai elemen
kompetisi, partisipasi dan kebebasan maka akan terjadi perubahan sistem yang semula adalah
sistem politik non demokrasi menjadi bentuk yang lebih demokratis.
Maka dari itu praktis demokrasis yang paling substansial adalah negara tersebut harus
melindungi seluruh rakyat yang ada, terutama dalam menunnjukan atau memberikan hak-hak
kewargaan mereka, serta yang lebih penting dan utama yaitu dapat menimbulkan terciptanya
hak-hak dasar hidup yang layak dan sejahtera. Maka dari itu negara memiliki kewajiban
dalam mengendalikan dan mengatur ciri-ciri kekuasaan yang asocial. Negara juga wajib bisa
mengorganisasikan dan menggabungkan atau menyatukan kegiatan masyarakat atau warga
dan golongan tertentu ke arah tercapainya dan terciptanya tujuan dari negara itu sendiri. Jadi
secara universal untuk negara yang menerapkan idiologi demokrasi tersebut semata-mata
agar dapat mewujudkan kesejaheraan warga negara, dengan menggunakan kebijakan-
kebijakan yang sudah diterapkan. Dukungan warga pun dapat diperoleh dengan mudah jika
para anggota warga tersebut mendapatkan apa yang mereka inginkan seperti kehendak dan
aspirasi yang dapat ditampung dengan baik maka dukungan tersebut dapat diperoleh dengan
udah. Dalam sejarah demokrasi pula para ahli mengungkapkan pengertian-pengertian
mengenai demokrasi itu seperti apa dan bagaimana, berikut ini pengertian demokrasi menurut
para ahli:
 Dardji Darmodihardjo, S.H.
Demokrasi Pancasila adalah landasan atau paham yang mengambil contoh melalui
kehidupan sehari-hari seperti pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia
yang diimplementasikan seperti dalam pembukaan UUD 1945
 dr. Drs. Notonagoro, S.H.
Demokarasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atau perwakilaan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperi kemanusiaan yang adil dan beradap, serta yang mempersatukan Indonesia dan
yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Menurut International Commision of Jurits
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dilakukan oleh rakyat dan dimana
rakyat adalah pemegeng kekuasaan tertingggi yang dijalankan langsung oleh wakil
rakyat yang terpilih
 Menurut Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
(government of the people, by the people and for the people)
 Menurut C. F Strong
Suatu sistem pemerintahan dimana seluruh masyarakat yang sudah dewasa ikut andil
dalam pemilihan wakil rakyat yang nantinya akan dipertanggungjwabkan oleh mereka
kedapa masyarakat dewasa tersebut
 Menurut Charles Costello
Demokrasi merupakan suatu sistem sosial dan politik pemerintahan yang mana
kekuasaan-kekuasaan tersebut dibatasi oleh aturan hukum dan norma kebiasaan yang
berlaku sehingga dapat melindungi hak peroranngan warga negara
 Menurut Hans Kalsen
Demokrasi merupakan pemerintahan yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat,
karena rakyat sudah menujuk dan memilih wakil rakyatnya yang nantinya akan
memperhatikan mereka kemudian menyampaikan aspirasinya kepada negara
 Menurut Sidney Hook
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang berasal dari keputusan-keputusan
yang diambil melalui kesepakatan atau keputusan mayoritas yang mereka pilih secara
bebas untuk menentukan hasil yang terbaik

Kemudian tidak hanya pengertian-pengertiannya saja namun ada juga prinsip dari demokrasi
itu sendiri, karena kebanyakan dari negara yang menganut sistem demokrasi ini banyak
menemukan kesamaan dalam prinsip-prinsip yang mereka ikuti, berikut ini adalah prinsip
demokrasi:

 Ada dua cara dalam pembuatan keputusan politik yang melibatkan warga negara yaitu
teori elitis dan partisipatori
1. Pendekatan elitis
Pembuatan kebijakan umun yang menuntut adanya feedback yang
diberikan oleh penguasa dan kaum elit, ini bisa dilihat pada demokrasi
perwakilan
2. Pendekatan pertisipatori
Pembuatan kebijakan umum yang menuntut adanya keterlibatan
langsung atau yang lebih tinggi
 Persamaan diantara warga negara
Pada persamaan ini biasanya diterapkan pada bidang: politik, hokum, ekonomi,
kesempatan, sosial dan hak
 Supermasi hukum
Penghormatan kepada hokum harus dikedepankan baik dari rakyat maupun penguasa,
supaya tidak terjadi pelanggaran atau kesewenang-wenangan terhadap hokum itu
sendiri, maka dari itu pemerintahan harus berdasarkan dari hukum yang memihak
kepada keadilan

 Pemilu berkala
Sebagai salah satu cara untuk menentukan pemimpin pemerintahan yang berkala, dan
juga sebagai salah satu sarana untuk para partisipan politik individu yang hidup dalam
masyarakat yang luas, komplek dan modern
 Kebebasan atau kemerdekaan warga negara
Suatu hak yang diberikan oleh negara kepada masyarak yang menganut idologi
demokrasi tersebut

Selanjutnyapembahsan beralih kepada negara hukum. Secra historis, gagasan tentang konsep
negara hukum terus berkembang dan berubah seiring berjalannya waktu. Mulai dari konsep
negara hukum liberal ke negara hukum formal kemudian menjadi negara hukum materiil
hingga pada negara kemakmuran atau negara yang mementingkan kepentingan umum.
Negara hukum sendiri bertumpu pada keyakinan bahwa kekuasaan negara itu harus
dijalankan atas dasar hukum yang adil dan benar. Para ahli sendiri banyak mengemukakan
pendapatnya mengenai pengertian-pengertian negara hukum, berikut adalah pengertian
negara hukum menurut para ahli:

 Prof. R. Djokosutomo, S.H


Didalam UU ’45 konstitusi sudah dipelajari dan dijelaskan bahwa hukum negara
adalah aturan hukum. Dan dinyatakan sebagai subjek hukum jika ada yang
melanggarnya
 Prof. Dr. Ismail Suny, S.H., M. CL
Pada ikonnya “Mekanisme Negara Pancasila” sudah dikatakan bahwa negara hukum
Indonesia terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
1. Menegakkan hukum
2. Pembagian kekuasaan
3. Perlindungan terhadap HAM
 Aristoteles
Negara-negara yang menganut sistem hukum menjamin keadilan pada warganya.
Menurut bentuknya hukum dibagi menjadi dua:
1. hukum tertulis dan
2. hukum tidak tertulis.
 Plato dan Aristoteles
Negara hukum adalah negara yang diperintah oleh negara adil. Didalam filsafat,
menyinggung mengenai angan-angan atau cita-cita manusia dalam hal perlombaan
dengan dunia yang mutlak dan disebut:
1. Cita-cita untuk mengejar kebenaran
2. Cita-cita untuk mengejar kesusilaan
3. Cita-cita manusia untuk mengejar keindahan
4. Cita-cita untuk mengejear keadilan
 Hugo Krabbe
Bahwa negara harus memiliki landasan hukum untuk berdiri dan setiap tindakan yang
dilakukan harus berdasarkan kepada hukum atau bertanggung jawab kepada hukum
tersebut

Kemudian didalam negara hukum terdapat prinsip-prinsip didalamnya yang menjadi


pegangan suatu hukum itu sendiri, berikkut ini prinsip-prinsip negara hukum:

 Asas legalitas. Pembatasan terhadap kebebasan warga negara ataupun pemerintah


yang bersumber pada aturan umum yang sedang berlaku (undang-undang), semua itu
dilakukan supaya penduduk diberi jaminan atas apa yang dilakukan oleh pejabat
ataupun pemerintah dan tidak terjadi kesewenang-wenangan ataupun tindakan yang
dilarang oleh Undang-Undang
 Perlindungan HAM
 Pemerintah terikan oleh hukum
 Pemerintah mengatur semua penegakan hukum, pada saat hukum itu dilanggar oleh
seseorang maka negara dapat menghukumnya dan negara dapat memaksa tindakan
sesorang melalui sistem peradilan negara, serta hukum public yang memang bersifat
memaksa tugas pemerintah
 Pengawasan oleh hakim indepanden. Hukum keuntungan tidak dapat diperlihatkan
jika aturan hukum yang mengatur organ hanya dilaksanakan, maka dari itu setiap
setiap negara hukum perlu adanya pengawasan oleh dewan juri independen

Banyak sekali negara yang menganut sistem demokrasi tidak hanya di Indonesia saja namun
berbagai negara dipenjuru dunia juga ada yang menganutnya seperti: (1) jepang, (2) korea
selatan, (3) islandia, (4) swiss, (5) afrika selatan, (6) amerika serikat, (7) brazil, (8) Australia,
(9) Taiwan, (10) selandia baru dan masih banyak lagi, dari berbagai macam negara tersebut
kebanyakan menganut sistem demokrasi liberal karna dilihat dari sisi aturan yang mayoritas,
perlindungan terhadap minoritas, perlindungan terhadap kebebasan pribadi dan peradilan
yang tidak memihak siapapun.
Sebagaimana yang telah dikatakan diatas dapt disimpulkan bahwa demokrasi dan
negara hukum adalah dua konsepsi yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan tidak
terpisahkan. Kemudian pada konsep negara demokrasi sendiri terkandung prinsip-prinsip
kedaulatan rakyat, sedangkan pada konsep negara hukum terkandung prinsip-prinsip negara
hukum. Yang mana kedua prinsip tersebut dijalankan secara berdampingan seperti dua sisi
mata uang. Namun tidak semua negara hukum itu pasti demokratis, karena ada beberapa
negara seperti inggris tidak mengalami hal tersebut. Tetapi kebanyakan demokrasi melatar
belakangi adanya negara hukum, karena sejarah munculnyapun bermula dari gagasan
demokrasi konstitusional, yang berarti negara demokrasi berlandaskan atas konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai