Disusun oleh :
1. Rima Adhelia Pertiwi – 21410692
2. Rakha Muhammad Athaillah G – 21410696
3. Salsabila Putri Syarifal – 21410703
4. Rahmatan Rajendra P – 21410717
5. Salwa Rahmatri Afsari – 21410727
6. Samiya Aqila – 21410728
7. Ratu Monarfha Pricikia – 21410731
8. Rif’an Tegar Listyawan – 21410735
9. Rafi Putra Setiadi – 21410743
10. Ahmad Farazztya Maldi – 21410752
Fakultas Hukum
2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Demokrasi"
dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam bahasa yunani demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”
yang bisa diartikan Demos ialah rakyat dan Kratos ialah pemerintahan. Demokrasi
merupakan suatu sistem pemerintahan yang masyarakatnya ikut andil dalam
pengambilan keputusan yang dapat merubah kehidupan mereka dan dalam sistem
demokrasi ini masyarakat diberi wewenang yaitu ikut berpartisipasi dalam
bernegara atau dengan kata lain masyarakat ikut serta dalam menentukan
kebijakan yang berlaku pada Negara baik secara langsung atau tidak langsung.
Jadi secara singkat pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
diselenggarakan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat.
c. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari demokrasi.
2. Mengetahui dan memahami tujuan dari sistem demokrasi.
3. Mengetahui dan memahami jenis jenis dari sistem demokrasi.
4. Mengetahui dan memahami Indonesia menganut demokrasi pancasila.
d. Fungsi penelitian
1. Sebagai acuan dan pedoman bagi penulis berikutnya yang ingin
melakukan penelitian sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis.
2. Sebagai informasi dan bahan masukan untuk partai politik agar dapat
melaksanakan fungsinya lebih baik lagi.
3. Sebagai penambah wawasan pengetahuan serta referensi untuk mahasiswa
dan para pembaca.
4. Sebagai bahan dan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian di
masa yang akan datang tentang permasalahan yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Demokrasi
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (epistemologis) dan istilah
(terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat dan “cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi
secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah keadaan Negara di mana
dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah
rakyat dan oleh rakyat. Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah
sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut:
Referensi
Gunawan Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian, Mencintai Bangsa dan Negara
Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia, (Bogor: PT.
Sarana Komunikasi Utama, 2008), hlm. 44.
Ciri-Ciri Demokrasi
Semua negara dikatakan demokrasi jika memiliki ciri ciri sebagai berikut :
Unsur–Unsur Demokrasi
1. Kebebasan
Kebebasan adalah keleluasaan untuk membuat pilihan terhadap beragam
pilihan atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas
kehendak sendiri, tanpa tekanan dari pihak manapun. Namun, bukan berarti setiap
warga negara melaksanakan kebebasannya tanpa ada batas. Kebebasan harus
digunakan untuk hal – hal yang bermanfaat bagi masyarakat, dan dengan cara
yang tidak melanggar tata aturan yang sudah disepakati bersama. Sebagai nilai,
kebebasan merupakan pedoman prilaku rakyat berdaulat. Kebebasan yang
dijunjung oleh demokrasi adalah kebebasan yang bertanggung jawab, tidak
merugikan negara, dan bermanfaat untuk masyarakat.
Nilai ini tercermin dalam kemampuan menghargai kebebasan orang lain dan
memanfaatkan kebebasan diri sendiri secara bertanggung jawab. Nilai ini juga
tercermin dalam tanggung jawab pribadi dan kesedian menerima tanggung jawab
bagi dirinya sendiri serta konsekuensi tindakan – tindakannya. Contoh dari
berlakunya unsur ini adalah ketika mahasiswa melakukan demonstrasi di depan
istana negara, maka sebelumnya mereka harus melapor kepada pihak kepolisian
agar jalannya demonstrasi tetap khidmat dan tertib.
2. Persamaan
Demokrasi berpandangan bahwa manusia yang berbeda – beda itu
hakikatnya sama sederajat. Demokrasi tidak berpendirian bahwa manusia itu
semuanya sama, melainkan berbeda satu sama lain. Tetapi disamping
perbedaannya, manusia itu sesungguhnya sama derajat di depan Allah, sama
derajat dalam nilainya dan harga keluhurannya sebagai manusia (dignity of man
as human being) dalam masyarakat, sama kedudukan di dalam hukum, politik,
dan sebagainya. Dalam demokrasi, diakui kesamaan kesempatan rakyat untuk
mengembangkan kepribadian masing – masing, dan untuk menduduki jabatan
pemerintah. Jadi, persamaan itu berarti tiadanya keistimewaan bagi siapapun dan
pemberian kesempatan yang sama kepada setiap dan semua orang.
3. Solidaritas
Solidaritas atau kesetiakawanan adalah kesediaan untuk memperhatikan
kepentingan dan bekerja sama dengan orang lain. Nilai solidaritas mengikat
manusia yang sama – sama memiliki kebebasan untuk mempertimbangkan
kepentingan pihak lain. Dalam kehidupan demokratis di kenal “agree to disagree”
yang berarti “setuju untuk tidak setuju”. Ungkapan itu menunjukkan adanya
prinsip solidaritas; sebab, walau berbeda pandangan atau kepentingan, para pihak
tetap sepakat untuk mempertahankan kesatuan/ikatan bersama. Solidaritas ini
merupakan perekat bagi para pendukung demokrasi agar tidak jatuh ke dalam
perpecahan akibat terlalu mengutamakan kebebasan pribadi tanpa melihat adanya
persamaan hak maupun semangat kebersamaan.
Sebagai nilai, solidaritas ini dapat menumbuhkan sikap batin dan kehendak untuk
menempatkan kebaikan bersama diatas kepentingan pribadi, mengasihi sesama
dan murah hati terhadap sesama masyarakat. Negara akan terjaga kedaulatannya
dari ancaman luar negeri maupun ancaman dalam negeri karena rakyatnya bersatu
dan mencintai negara tersebut secara bersama – sama. Solidaritas mengajarkan
para warga untuk memiliki rasa senasib sepenanggungan dan meningkatkan
kesetiakawanan sosial. Dengan tingkat solidaritas yang tinggi maka
penyelenggaraan negara dapat berjalan lancer dalam rangka mencapai
kesejahteraan umum.
4. Toleransi
Toleransi adalah sikap atau sifat. Bersikap toleran artinya bersikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang bertentangan
atau berbeda dengan pendirian sendiri. Kebutuhan untuk bertoleransi akan muncul
jika ada penolakan satu pihak terhadap pihak lain. Didalam toleransi terkandung
sikap penolakan maupun kesabaran. Toleransi berbeda dengan sikap perimisif,
yaitu sikap serba membolehkan sesuatu. Sebagai nilai, toleransi dapat mendorong
tumbuh nya sikap toleran terhadap keanekaragaman, sikap saling percaya dan
kesediaan untuk bekerja sama antar pihak yang berbeda – beda keyakinan, prinsip,
pandangan dan kepentingan nya.
5. Menghormati kejujuran
Kejujuran adalah keterbukaan untuk menyatakan kebenaran. Kejujuran
diperlukan agar hubungan antar pihak berjalan dengan baik dan tidak
menimbulkan benih – benih konflik di masa depan. Kejujuran dalam komunikasi
antar warga negara amat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas yang kokoh
antar sesama pendukung masyarakat demokratis. Pemerintah juga harus jujur dan
terbuka kepada rakyat. Adanya kejujuran dari pihak pemerintah juga dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam demokrasi dan memperkuat legitimasi
pemerintah di mata masyarakat. Yaitu tentang bagaimana semua keputusan
pemerintang dibuat, dan atas pertimbangan apa sebuah kebijakan dipilih di antara
sejumlah alternatif kebijakan yang ada. Walaupun demi alasan keamanan dan
memang ada hal – hal yang tidak perlu dinyatakan kepada rakyat, namun hal itu
harus dianggap sebagai sebuah pengecualian. Sebab, pada prinsipnya rakyat
mempunyai hak untuk mengetahui apa yang dikerjakan pemerintah dan
bagaimana pemerintah mengerjakan tugasnya. Sebagai nilai, penghormatan
terhadapt kejujuran akan menumbuhkan integritas diiri, sikap disiplin diir, dan
kesetiaan pada aturan – aturan. Sikap – sikap ini diperlukan untuk memelihara
pemerintah demokratis.
6. Menghormati penalaran
Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan
tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain.
Kebiasaan memberi penalaran akan membutuhkan kesadaran bahwa ada banyak
alternatif sumber informasi dan ada banyak kemungkinan cara untuk mencapai
tujuan. Penalaran juga amat di perlukan diperlukan bagi terbangun nya solidaritas
yang kokoh antarsesama pendukung masyarakat demokratis. Pemberian penalaran
oleh pemerintah terhadap kebijakan yang ditetapkan nya tidak akan melemahkan
wibawa pemerintah. Sebaliknya, jika pemerintah menolak memberi penalaran
terhadap kebijakannya, hal itu justru akan mendorong sikap pasif atau
pemberontakan rakyat. Sebagai nilai, penghormatan pada penalaran dapat
mendorong tumbuhnya keterbukaan pikiran, termasuk sikap skepatis yang sehat
dan pengakuan terhadap sifat ambiguitas (kemenduaartian) kenyataan sosial dan
politik.
7. Keadaban
Keadaban adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir – bathin atau
kebaikan budi pekerti. Perilaku yang beradab adalah perilaku yang mencerminkan
penghormatan terhadap dan mempertimbangkan kehadiran pihak lain
sebagaimana dicerminkan oleh sopan santun dalam bertindak, termasuk
penggunaan bahasa tubuh dan berbicara yang beradab. Sebagai nilai, keadaban
akan menjadi pedoman perilaku warga negara demokrasi yang serba santun,
mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat, menghindari kekerasan
seminimal mungkin dalam menyelesaikan persoalan bersama, dan kepatuhan
dalam norma – norma yang berlaku dalam kehidupan bersama.
Referensi
Tujuan Demokrasi
Secara umum, tujuan demokrasi adalah menciptakan kehidupan
masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur dengan konsep mengedepankan
keadilan, kejujuran dan keterbukaan. Pada konsepnya, tujuan demokrasi dalam
kehidupan bernegara juga meliputi kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa tujuan demokrasi beserta penjelasannya:
1. Kebebasan Berpendapat
Tujuan demokrasi adalah memberi kebebasan dalam berpendapat dan
berekspresi. Negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, dimana
rakyatnya memiliki kebebasan untuk memberikan pendapat dan menyuarakan
aspirasi dan ekspresi mereka. Hal ini menjadi hal yang fundamental bagi negara
demokrasi. Penjaminan hak dasar ini juga dilakukan dengan terbuka sebagai cara
mengungkap dan mengatasi adanya masalah sosial yang belum terwujud.
5. Mencegah Perselisihan
Dalam suatu negara demokrasi, setiap masalah atau konflik yang terjadi,
akan diselesaikan dengan musyawarah. Sehingga diharapkan dengan menganut
sistem demokrasi bisa mencegah adanya perselisihan antar kelompok dan dapat
menyelesaikan segala masalah secara damai.
Daftar Pustaka
Gramedia. 2021. “Pengertian Demokrasi: Sejarah, Ciri, Tujuan, Macam, dan
Prinsip”, https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/amp/, diakses pada 22
Oktober 2021 pukul 14.10 WIB.
Prinsip demokrasi
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia
mencakup hak untuk hidup, kebebasan memeluk agama, kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, serta hak-hak lain sesuai ketentuan
undang-undang. Perlindungan HAM merupakan salah satu prinsip negara
demokrasi karena perlindungan terhadap HAM pada hakikatnya merupakan
bagian dari pembangunan negara yang demokratis.
Setiap orang boleh berkumpul dan membentuk identitas dengan organisasi yang ia
dirikan. Melalui organisasi tersebut setiap orang dapat memperjuangkan hak
sekaligus memenuhi kewajibannya.
Peradilan bebas adalah peradilan yang berdiri sendiri dan bebas dari
campur tangan pihak lain termasuk tangan penguasa. Pengadilan bebas
merupakan prinsip demokrasi yang mutlak diperlukan agar aturan hukum dapat
ditegakkan dengan baik. Para hakim memiliki kesempatan dan kebebasan dalam
menemukan kebenaran dan memberlakukan hukum tanpa pandang bulu. Posisi
netral sangat dibutuhkan untuk melihat masalah secara jernih dan tepat.
Kejernihan pemahaman tersebut akan membantu hakim menemukan kebenaran
yang sebenar-benarnya Selanjutnya, hakim dapat mempertimbangkan keadaan
yang ada dan menerapkan hukum dengan adil bagi pihak berperkara.
6. Penegakan Hukum dan Persamaan Kedudukan
Daftar Pustaka
(https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5628580/demokrasi-pengertian-jenis-
dan-prinsipnya)
https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5628580/demokrasi-pengertian-jenis-
dan-prinsipnya
BAB III
PENUTUP