Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DEMOKRASI

posted by Rindi Romadhoni


May 20

KEBEBASAN DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA


Oleh : Kelompok II
1. Shabrina Noor Imana 6. Lisnayati
2. Hasanatunnisa A.R. 7. Grizie Nur T.
3. M. Reza Firmansyah 8. Prasti Eka lutfiani
4. Miftahul Ikhsan 9. mushab
5. Rindi romadhoni 10.pricila
Dosen pembimbing : Drs. Hardowiyono M.Si
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kepada Allah SWT karena atas rahmat berkat dan bimbinganNya lah
maka makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Terima kasih yang besar penulis
sampaikan kepada pihak pihak yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Kewarganegaraan. Adapun tugas yang diberikan yakni mengenai Kebebasan Demokrasi
Dalam Kehidupan Bernegara.
Dalam makalah ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan untuk itu penulis
mengharapkan atas kritik dan saran yang diberikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan mampu menambah wawasan kebangsaan pembaca dan penulis sendiri.
Malang, 7 Mei 2013
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan. Negara yang terdiri atas pulau-pulau yang
terbentang dari sabang sampai merauke dan memiliki berbagai macam budaya.
Keanekaragaman yang dimiliki Indonesia di setiap daerah merupakan kekayaan untuk negeri
ini. Dari segi tarian daerah, makanan khas, suku, rumah adat, atau adat istiadat dari setiap
daerah sudah pasti memiliki perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang multikultural.
Dengan keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia, berdasarkan letak geografisnya.
Tanah air Indonesia sebagai Negara kepulauan yang berdasarakan pancasila dengan semua
aspek kehidupan dengan cara pandang yang berbeda, maka terbentuklah budaya demokrasi.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Jika melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan Indonesia dari level negara,
provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini demokrasi hanya
sampai pada proses pembuatan kebijakan, sementara jika mencari demokrasi yang berupa ciri
khas yang dapat mewakili bahwa Negara indonesia mempunyai diri demokrasi tersendiri itu
dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti ditulis Moh.Hatta bahwa,Di desa-desa sistem
yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.
Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia
harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri
bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari
tulisan beliau ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh
musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan
keputusannya tersebut.
Dari gambaran di atas, hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu
menjadi Kiblat Negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu
ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai
luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Namun pada
pelaksanaanya saat ini, arti demokrasi pancasila tidak tertanam dalam diri setiap warga
Negara Indonesia. Misanya, masih adanya aksi demo yang berujung anarkisme yang
berujung pada rusaknya sarana prasarana dan pembunuhan kerap terjadi ketika aksi demo
anarkis berlangsung. Oleh karenaitu, untuk memahami demokrasi yang sesungguhnya
dibutuhkan budaya demokrasi yang beretika dalam kehidupan bernegara di Indonesia.
1.2. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui hakekat dari demokrasi
2. Agar dapat mengimplementasikan demokrasi pancasila secara benar di era reformasi
seperti saat ini
1.3. Kegunaan
Kegunaan dari penulisan makalah ini terbagi menjadi dua antara lain:
a. Kegunaan teoritis: menambah wawasan untuk lebih memahami budaya demokrasi dan cara
mengimplementasikan dengan baik dan benar
b. Kegunaan praktis: menambah pengalaman untuk menjalankan etika dalam berdemokrasi
yang baik dan terarah
1.4. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan studi literature baik dari
buku maupun internet.

BAB II
RUMUSAN MASALAH
Sebagaimana latar belakang dari makalah yang berjudul Kebabasan Demokrasi Dalam
Kehidupan Bernegara ini maka permasalahannya dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian demokrasi?
2. Apa pentingnya demokrasi dalam kehidupan bernegara?
3. Bagaimana bentuk budaya demokrasi di Indonesia saat ini?
4. Bagaimana upaya optimalisasi budaya demokrasi di Indonesia?


BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Definisi atau pengertian paham demokrasi
Secara etimologi, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos berarti rakyat
dan kratos atau kratein berarti kekuasaan/berkuasa. Konsep dasar demokrasi adalah
kekuasaan yang berada di tangan rakyat atau rakyat yang berkuasa. Istilah demokrasi secara
singkat diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara diartikan bahwa pada tingkat terakhir
rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya
termasuk dalam menentukan kehidupan rakyat. Jadi, negara demokrasi adalah negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehidupan dan kemauan rakyat (Mulyana, 2005).
Selain pengertian di atas, terdapat beberapa definisi menurut para ahli sebagai berikut ini:
1. Henry B.Mayo
Sistem politik demokrasi adalah menunjukkan kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dan didasarkan atas
kesamaan politik
2. Harris Soche
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan itu
melekat pada diri rakyat atau diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau orang
banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan dan
pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.
3. Merriam, Webster dictionary
Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat, khususnya oleh mayoritas
pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetapi pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik
langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan
dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik. Rakyat umum
khususnya melaksanakan untuk mengangkat sumber otoritas politik, tiadanya distingsi keras
atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
4. Merriam, Webster dictionary
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat, yang melaksanakan kekuasaan
Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih di mana rakyat telah yakin bahwa segala
kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
5. Abraham Lincoln
Abraham Lincoln dapat merangkum makna demokrasi dalam sebuah kalimat sederhana.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suau negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut. Demokrasi adalah sebuah sistem kehidupan yang menempatkan
pendapat rakyat sebagai prioritas utama pengambilan kebijakan, di mana pendapat tersebut
harus memenuhi kriteria agama, susila, hukum dan didasari semangat untuk menjunjung
kemaslahatan bersama. Suara atau pendapat rakyat harus diiringi rasa tanggung jawab dan
komitmen positif atas pelaksanaannya juga harus melalui evaluasi secara terus-menerus agar
selalu sesuai dengan kebutuhan bersama.
Demokrasi bukan hanya sebagai alat politik semata, tetapi juga membentuk berbagai aspek
tata masyarakat lainnya seperti ekonomi, sosial maupun budaya. Masyarakat yang berhak
menyalurkan suara dan pendapatnya boleh didengar hanya bagian masyarakat yang paham

dan mampu mempertanggungjawabkan pendapatnya baik secara keilmuan, sosial maupun


syari. Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, karena
dengan demokrasi maka hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi suatu
negara dijamin. Oleh karena itu, istilah demokrasi selalu memberikan posisi penting bagi
rakyat walaupun secara operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu sama
(Ubadilah, 2000).
3.2. Pentingnya demokrasi dalam kehidupan bernegara
3.2.1. Pentingnya demokrasi
Indonesia bercita-cita membentuk Negara demokrasi yang berwatak anti feodalisme dan anti
imperialisme dengan tujuan menciptakan masyarakat yang sosialis. Demokrasi sangat penting
dan berlandaskan keadilan. Maksudnya yaitu terbukanya peluang kepada semua orang. Setiap
orang mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi hak tersebut harus
dihormati dan diberikan peluang serta pertolongan untuk mencapai hal tersebut.
Sejak memasuki era reformasi serta diberlakukannya hasil-hasil amandemen UUD 1945,
demokrasi sudah diterapkan dalam penyelenggaraan bernegara dan berbangsa. Pemilu 2004
dan 2009 sudah dilaksanakan lebih bebas dan demokratis, hak-hak asasi masyarakat lebih
dilindungi dan dijamin, dan hukum dibuat lebih independen.
Demokrasi telah lama berkembang di pelosok tanah air. Kehidupan demokrasi tersebut sangat
nyata diterapkan ketika ada suatu masalah, demokrasi tidak berjalan apabila pihak yang
memecahkan masalah itu hanya ketua adat saja, sebaliknya demokrasi berjalan apabila semua
warga dilibatkan dalam pemecahan masalah tersebut. Semakin banyak kepala yang berpikir
semakin cepat pula permasalahan yang akan dipecahkan. Pentingnya kehidupan
berdemokrasi dalam masyarakat dapat menimbulkan semangat kerukuran antar anggota
masayarakat dan demokrasi dapat menjadi wahana silaturahmi dalam bermasyarakat. Dalam
segipolitik demokrasi juga dapat menjadi bahan acuan bagi masyarakat untuk mengikuti
suatu pesta demokrasi yang terjadi di Indonesia. Hal ini dilkakukan agar masayarakat
diharapkan tidak menjadi subyek belaka yang akan merugikan masyarakat itu sendiri.
Demikian pun dalam soal penerapan demokrasi. Ada atau tidaknya demokrasi dalam kegiatan
berbangsa dan bernegara pengaruhnya jelas berbeda. Diterapkan atau tidaknya demokrasi
dalam berbangsa dan bernegara pengaruhnya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Secara umum, pelaksanaan demokrasi sudah lebih baik ketimbang waktu-waktu sebelumnya.
Pelaksanaan demokrasi akan menjadikan tata kehidupan berbangsa dan bernegara kita
bersifat demokratis. Sifat demokratis makin menjadi kebutuhan penting karena berbagai
tuntutan keadaan masa kini.
Oleh karena itulah, penerapan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jauh
lebih penting untuk diwujudkan. Penerapan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara menunjukkan pengakuan dan penerapan meyeluruh atas demokrasi oleh bangsa
dan bernegara yang bersangkutan. Jika demokrasi diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sebagai dampaknya juga akan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Pentingnya tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis diantaranya didasari
oleh hal-hal berikut:
a) Pemerintah dan negara berkewajiban memberi pengakuan terhadap hak asasi warga
negara.
b) Pemerintah dan negara berkewajiban menghormati dan menghargai harkat dan martabat
kemanusiaan yang dimiliki warga negara.
c) Pemerintah dan negara berkewajiban mengakui dan melaksanakan ketentuan bahwa
kedaulatan negara ditangan rakyat.
d) Sebagai pemegang mandate rakyat, pemerintah berkewajiban mematuhi ketentuan
konstitusi tentang pelaksanaan demokrasi.

e) Pelaksanaan demokrasi akan membuat dan mendorong rakyat untuk turut serta dalam
proses pembuatan berbagai peraturan perundang-undangan dan penusunan berbagai
kebijakan.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.
Demokrasi Pancaila juga mempunyai fungsi yaitu:
a) Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara, misalnya ikut dalam
menyukseskan Pemilu, ikut Menyukseskan Pembangunan, dan ikut duduk dalam Perwakilan.
b) Menjamin tetap tegaknya negara RI
c) Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional
d) Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
e) Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga Negara
Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab
3.2.2. Pentingnya kehidupan demokrasi dalam masyarakat
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang bersama sama orang lain
ditengah tengah masyarakat. Demokrasi merupakan system dan tatanan yang dipandang
mampu menampung segala permasalahan dan aspirasi yang berkembang didalam kehidupan
masyarakat maka perlu dikembangkan dalam kehidupan masyarakat.
Adapun arti penting kehidupan demokratis dalam kehidupan masyarakat antara lain :
a) Meningkatkan rasa kasih sayang di antara sesama warga masyarakat.
b) Terjalinnya komunikasi yang akrab dan harmonis di antara sesama warga masyarakat
sebab semua kehendak/keinginan anggota masyarakat dapat disalurkan.
c) Terhindarnya tindak kekerasan antara warga masyarakat demokrasi anti kekerasan,
permasalahan diselesaikan secara damai.
d) Memberi motivasi kepada seluruh warga masyarakat untuk bekerja lebih giat karena
semua anggota keluarga merasa senang dan puas, merasa lebih dihargai kedudukannya di
masyarakat.
e) Dapat meningkatkan keamanan, ketertiban masyarakat sebab dengan terwujudnya
kehidupan demokratis semua warga masyarakat puas, tidak ada yang memiliki rasa dendan
dan benci terhadap warga masyarakat lainnya.
f) Meningkatkan rasa kebersamaan dan kegotong royongan sehingga semangat didalam
melaksanakan pembangunan.
g) Menghilangkan rasa saling curiga mencurigai di antara sesama warga masyarakat.
3.3. Bentuk demokrasi di Indonesia
Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin
negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
Demokrasi dapat mengembangkan berbagai sektor , karena dengan adanya demokrasi
masyarakat dapat bebas berpendapat , mengkritik , jika suatu masalah datang kedalam
kehidupannya tentu harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu, masyarakat juga
dituntut untuk berperan aktif dalam memajukan suatu bangsa. Karena dari sanalah akan
banyak informasi yang dapat membantu untuk mengatasi masalah dan menutupi kekurangan
yang ada. Seandainya demokrasi berjalan dengan efektif tentu akan sangat membantu dalam
hal kemajuan suatu bangsa.
Batasan-batasan demokrasi telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Jika tidak ada
batasan tentu tidak akan sesuai dengan yang ada dalam pancasila.Secara umum terdapat dua
bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.

3.3.1. Demokrasi langsung


Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan
suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh
langsung terhadap keadaan politik yang terjadi.
Sistem demokrasi langsung digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena
dimana ketika terdapat suatu permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh rakyat
berkumpul untuk membahasnya. Di era modern sistem ini menjadi tidak praktis karena
umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu
forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari
rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua
permasalahan politik negara.
3.3.2. Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum
untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.Prinsip demokrasi dan
prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat
Almadudi yang kemudian dikenal dengan soko guru demokrasi.Menurutnya, prinsipprinsip demokrasi adalah:
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
3.3.3. Asas pokok demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat
manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan
sosial.
Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat
untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan
adil; dan
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu
tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia.
Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
a) Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
b) Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga
negara).
c) Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
d) Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum

e) Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.


f) Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol
perilaku dan kebijakan pemerintah.
g) Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
h) Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin
negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
i) Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).
3.4. Optimalisasi demokrasi di Indonesia
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahaan politik yang kekuasaan pemerintahaannya
berasal dari rakyat, baik secara langsung ataupun melalui perwakilan.
Negara Indonesia adalah salah satu yang menganut demokrasi dalam sistem
pemerintahannya. Indonesia sudah membuktikan hal tersebut dengan mengadakan pemilihan
presiden dan wakil presiden secara langsung. Selainitu, masyarakat Indonesia bebas berbicara
untuk mengeluarkan pendapat atau kritikan. Kebebasan dalam memeluk agama pun
merupakan sebuah perwujudan dari negara yang demokratis. Setiap masyarakat Indonesia
bebas memeluk agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing tanpa ada paksaan dari
orang lain.
Indonesia memang sudah cukup lama menganut sistem demokrasi, Namun apakah demokrasi
di Indonesia sudah berjalan dengan baik saat ini? Dengan keadaan Indonesia saat ini masih
jauh dikatakan bahwa Indonesia sudah jauh lebih baik justru sebaliknya. Indonesia terus
mengalami kemunduran dan masih jauh dari sempurna dalam bidang politik, ekonomi dan
sebagainya.
Indonesia saat ini menganut sistem demokrasi pancasila. Namun saat ini, pelaksanaan
demokrasi di Indonesia cenderung semakin brutal dan tidak terarah. Misalnya saja saat
masyarakat menyampaikan pendapat semacam demo, ujung-ujungnya pasti diakhiri dengan
hal-hal anarkis semacam pengerusakan sarana umum. Hal semacam ini justru malah
melupakan tujuan awal dari penyampaian aspirasi. Saat ini tampaknya kekuatan rakyat sangat
dominan. Bahkan etika, moral dan aturan hukum diinjak-injak demi demokrasi keblabasan
yang telah diyakini banyak pihak. Kekuatan rakyat yang tanpa etika dan aturan itu sangat
mungkin menjadi kontraproduktif yang akan menghancurkan bangsa ini.
Selain itu, demokrasi saat ini sudah semakin tidak sehat. Demokrasi sudah bukan merupakan
kepentingan bersama tetapi sudah diracuni oleh kepentingan politik suatu kelompok.
Bagi penguasa, kekuasaan yang dimiliki harus dijalankan sesuai dengan prinsip prinsip
demokrasi. Penguasa harus menunjukkan kemauan politik (political will) untuk
menyesuaikan setiap langkah dan kebijakannya dengan demokrasi. Selain itu, sikap dan
tingkah lakunya harus mencerminkan sosok pribadi seorang demokrat.
Bagi rakyat biasa, mereka harus menyadari berbagai hak dan kewajibannya sebagai warga
Negara dan melaksanakannya dengan baik. Rakyat harus mampu memilih pemimpin secara
cerdas, berani menyatakan pendapat, serta ikut mengawasi jalannya pemerintahan. Namun,
rakyat juga harus mematuhi hukum, menghormati pemerintahan yang sah, menjaga ketertiban
umum, dan lain lain.
Demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itu demokrasi memerlukan usaha nyata
setiap warga negara dan perangkat pendukungnya yaitu budaya yang kondusif sebagai
manifestasi dari suatu mind set (kerangka berpikir) dan setting social (rancangan mayarakat).
Bentuk kongkrit dari manifestasi tersebut adalah dijadikanya demokrasi sebagai way of life
(pandangan hidup) dalam seluk beluk sendi kehidupan bernegara baik oleh rakyat
(masyarakat) maupun oleh pemerintah.

Pemerintahan demokratis membutuhkan kultur demokrasi unutk membuatnya performed


(eksis dan tegak). Kultur demokrasi itu berada dalam masyarakat itu sendiri. Sebuah
pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada umumnya punya sikap
positif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi. Karena itu harus ada keyakinan
yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang terbaik
dibanding dengan sistem lainya (Saiful Mujani: 2002). Untuk itu, masyarakat harus
menjadikan demokrasi sebagai way of life yang menuntun tata kehidupan kemasyarakatan,
kebangsaan, pemerintahan dan kenegaraan.
Bangsa Indonesia tentu menginginkan perkembangan demokrasi yang semakin baik di
negaranya. Oleh karena itu kita wajib menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan
demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan. Sikap positif itu perlu dibuktikan dengan sikap
dan perbuatan yang sejalan dengan unsur unsur rule of law atau syarat syarat demokrasi
sebagaimana yang telah dikemukakan.
Menurut Nurcholish Madjid, demokrasi bukanlah kata benda, tetapi lebih merupakan kata
kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis. Karena itu demokrasi harus
diupayakan. Demokrasi dalam kerangka diatas berarti sebuah proses melaksanakan nila-nilai
civility (keadaban) dalam bernegara dan bermasyarakat. Demokrasi adalah proses menuju
dan menjaga civil sciety yang menghormati dan berupaya merealisasikan nila-nilai demokrasi
(Sukron Kamil, 2002). Berikut ini adalah daftar penting norma-norma dan pandangan hidup
demokratis yang dikemukakan oleh Nurcholis Madjid (Cak Nur). Menurut Nurcholis Madjid
pandangan hidup demokratis berdasarkan pada bahan-bahan telah berkembang, baik secara
teoritis maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya cukup mapan paling
tidak mencakup tujuh norma. Ketujuh norma itu sebagai berikut :
Pertama, pentingnya kesadaran akan pluralisme. Ini tidak saja sekedar pengakuan (pasif)
akan kenyataanya masyarakat yang majemuk. Lebih dari itu, kesadaran akan kemajemukan
menghendaki tanggapan yang positif terhadap kemajemukan itu senidri secara aktif.
Seseorang akan dapat menyesuaikan dirinya pada cara hidup demokratis jika ia mampu
mendisiplinkan dirinya ke arah jenis persatuan dan kesatuan yang diperoleh melalui
penggunaan prilaku kreatif dan dinamik serta memahami segi-segi positif kemajemukan
masyarakat. Masyarakat yang teguh berpegang pada pandangan hidup demokratis harus
dengan senidinya teguh memelihara dan melindungi lingkup keragaman yang luas.
Pandangan hidup demokratis seperti ini menuntut moral pribadi yang tinggi. Kesadaran aka
pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat indonesi sebagai bangsa yang beragam dari sisi
etni, bahasa, budaya, agama dan potensi alamnya.
Kedua, dalam peristilahan politik dikenal istilah musyawarah (dalam bahasa Arab,
musyawaroh, dengan makna asal sekitar saling memberi isyarat). Internalisasi makna
semangat musyawarah menghendaki atau mengharuskan adanya keinsyafan dan kedewasaan
untuk dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau bahkan kalah suara. Semangat
musyawarah menuntut agar setiap menerima kemungkinan terjadinya partial finctioning of
ideals, yaitu pandangan dasar bahwa belum tentu, dan tidak harus, seluruh keinginan atau
pikiran seseorang atau kelompok akan diterima dan dilaksanakan sepenuhnya. Korelasi
prinsip itu ialah kesediaan untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu kompromi
atau islah. Korelasinya yang lain ialah seberapa jauh kita bisa bersikap dewasa dalam
mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, menerima perbedaan
pendapat, dan kemungkinan mengambil pendapat yang lebih baik. Dalam masyarakat yang
belum terlatih benar unutk berdemokkrasi, sering terjadi kejenuhan antara mengkritik yang
sehat dan bertanggung jawab, dan menghina yang merusak dan tanpa tanggung jawab.
Ketiga, ungkapan tujuan menghalalkan cara mengisyaratkan suatu kutukan kepada orang
yang berusaha meraih tujuanya dengan cara-cara yang tidak peduli kepada pertimbangan
moral. Pandangan hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara haruslah

sejalan dengan tujuan. Bahkan sesungguhnya klaim atas suatu tujuan yang baik harus
diabsahkan oleh kebaikan cara yang ditempuh untuk meraihnya. Seperti dikatakan Albert
Camus, indeed the justifies the means. But what justifies the end ? the means!. Maka
antara keduanya tidak boleh ada pertentangan. Setiap pertentangan antara cara dan tujuan,
jika telah tumbuh menggejala cukup luas, pasti akan mengundang reaksi-reaksi yang dapat
menghancurkan demokrasi. Demokrasi tidak terbayang terwujud tanpa akhlak yang tinggi.
Dengan demikian pertimbangan moral (kuluhuran akhlak) menjadi acuan dalam berbuat dan
mencapai tujuan.
Keempat, permufakatan yang jujur dan sehat adalah hasil akhir musyawarah yang jujur dan
sehat. Suasana masyarakat demokrasi dituntut untuk menguasai dan menjalankan seni
permusyawaratan yang jujur dan sehat itu guna mencapai permufakatan yang juga jujur dan
sehat. Permufakatan yang dicapai melalui engineering, manipulasi atau taktik-taktik yang
sesungguhnya hasil sebuah konfirasi, bukan saja merupakan permufakatan yang curang, cacat
atau sakit, malah dapat disebut sebagai penghianatan pada nilai dan semangat demokrasi.
Karena itu, faktor ketulusan dalam usaha bersama mewujudkan tatanan sosial yang baik
untuk semua merupakan hal yang sangat pokok. Faktor ketulusan itu mengandung makna
pembebasan diri dari vested interest yang sempit. Prinsip ini pun terkait dengan paham
musyawarah seperti telah dikemukakan diatas. Musyawarah yang benar dan baik hanya akan
berlangsung jika masing-masing pribadi atau kelompok yang bersangkutan mempunyai
kesediaan psikologis unutk melihat kemungkinan orang lain benar dan diri sendiri salah, dan
bahwa setiap orang pada dasarnya baik, berkencederungan baik, dan beritikad baik.
Kelima, dari sekian banyak unsur kehidupan bersama ialah terpenuhinya keperluan pokok,
yaitu pangan, sandang dan papan. Ketiga hal itu menyangkut masalah pemenuhan segi-segi
ekonomi (seperti masalah mengapa kita makan nasi, bersandangkan sarung, kopiah, kebaya,
serta berpapankan rumah joglo, misalnya) yang dalam pemenuhannya tidak lepas dari
perencanaan sosial-budaya. Warga masyarakat demokratis ditantang untuk mampu menganut
hidup dengan pemenuhan kebutuhan secara berencana, dan harus memiliki kepastian bahwa
rencana-rencana itu (dalam wujud besarnya ialah GBHN) benar-benar sejalan dengan tujuan
dan praktik demokrasi. Dengan demikian rencana pemenuhan kebutuhan ekonomi harus
mempertimbangkan aspek keharmonisan dan keteraturan sosial.
Keenam, kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap saling mempercayai iktikad baik
masing-masing, kemudian jalinan dukung-mendukung secara fungsional antara berbagai
unsur kelembagaab kemasyarakatan yang ada, merupakan segi penunjang efesiensi untuk
demokrasi. Masyarakat yang terkotak-kotak dengan masing-masing penuh curiga kepada
lainnya bukan saja mengakibatkan tidak efesiennya cara hidup demokratis, tapi juga dapat
menjurus pada lahirnya pola tingkah laku yang bertentangan dengan nila-nilai asasi
demokratis. Pengakuan akan kebebasan nurani (freedom of conscience), persamaan hak dan
kewajiban bagi semua (egalitarianism) dan tingkah laku penuh percaya pada iktikad baik
orang dan kelompok lain (trust attitude) mengharuskan adanya landasan pandangan
kemanusiaan yang positif dan optimis. Pandangan kemanusiaan yang negatif dan pesimis
akan dengan sendirinya sulit menghindari perilaku curiga dan tidak percaya kepada sesama
manusia, yang kemudian ujungnya ialah keengganan bekerja sama.
Ketujuh, dalam keseharian, kita bisa berbicara tentang pentingnya pendidikan demokrasi.
Tapi karena pengalaman kita yang belum pernah dengan sungguh-sungguh menyasikan atau
apalagi merasakan hidup berdemokrasi -ditambah lagi dengan kenyataan bahwa demokrasi
dalam abad ini yang dimaksud adalah demokrasi moderen- maka bayangan kita tentang
pendidikan demokrasiumumnya masih terbatas pada usaha indoktrinasi dan penyuapan
konsep-konsep secara verbalistik. Terjadinya diskrepansi (jurang pemisah) antara das sein
dan das sollen dalam konteks ini ialah akibat dari kuatnya budaya menggurui (secara
feodalistik) dalam masyarakat kita, sehingga verbalisme yang dihasilkan juga menghasilkan

kepuasan tersendiri dan membuat yang bersangkutan merasa telah berbuat sesuatu dalam
penegakan demokrasi hanya karena telah berbicara tanpa perilaku. Pandangan hidup
demokratis terlaksana dalam abad kesadaran universal sekarang ini, maka nilai-nilai dan
pengeertian-pengertiannya harus dijadikan unsur yang menyatu dengan sistem pendidikan
kita. Tidak dalam arti menjadikannya mautan kurikuler yang klise, tetapi diwujudkan dalam
hidup nyata (lived in) dalam sistem pendidikan kita. Kita harus muali dengan sungguhsungguh memikirkan unutk membiasakan anak didik dan masyarakat umumnya siap
menghadapi perbedaan pendapat dan tradisi pemilihan terbuka untuk menentukan pimpinan
atau kebijakan. Jadi pendidikan demokrasi tidak saja dalam kajian konsep verbalistik,
melainkan telah membumi (menyatu) dalam interaksi dan pergaulan sosial baik dikelas
maupun diluar kelas.
Seperti sudah disinggung di atas, demokrasi bukanlah sesuatu yang akan terwujud bagaikan
benda yang jatuh dair langit secara sempurna, melainkan menyatu dengan proses sejarah,
pengalaman nyata dan eksperimentsi sosial sehari-hari dalam tata kehiduapn bermasyarakat
dan bernegara termasuk dalam tata pemerintah. Karena itu tumbuh dan berkembangnya
demokrasi dalam suatu negara memerlukan ideologi yang terbuka, yaitu ideologi yang tidak
dirumuskan sekali dan untuk selamanya (once and for all), tidak dengan ideologi tertutup
yaitu ideologi yang konsepnya (presepts) dirumuskan sekali dan untuk selamanya sehingga
cenderung ketinggalan zaman (obsolete, seperti terbukti dengan ideologi komunisme)
Dalam konteks ini pancasila sebagai ideologi negara- harus ditatap dan di tangkap sebagai
ideologi sebagai terbuka, yaitu lepas dari kata literalnya dalam pembukaan UUD 45.
Penjabaran dan perumusan prespts-nya harus dibiarkan terus berkembang seiring dengan
dinamika masyarakat dan bertumbuhan kualitatifnya, tanpa membatasi kewenangan
penafsiran hanya pada satu lembaga resmi seperti di negeri-negeri komunis. Karena itu
ideologi negara (Pancasila) indonesia dalam perjumpaanya dengan konsep dan sistem
demokrasi terbuka terhadap kemungkinan proses-proses coba dan salah (trial and error),
dengan kemungkinan secara terbuka pula untuk terus menerus melakukan koreksi dan
perbaikan. Justru titik kuat suatu ideologi yang ada pada suatu negara ketika berhadapan
dengan demokrasi adalah adanya ruang keterbukaan. Karena demokrasi, dengan segala
kekurangannya, ialah kemampuanya untuk mengoreksi dirinya sendiri melalui keterbukaanya
itu. Jadi bila demokrasi ingin tumbuh dan berkembang dalam negara Indonesia yang
mempunyai ideologi Pancasila mensyaratkan ideologi tersebut sebagai ideologi terbuka.
Hal ini sejalan dengan falsafah Negara Pancasila. Demokrasi Pancasila mengajarkan prinsip
prinsip berikut:
a) Persamaan
Artinya, setiap individu itu sama dan sederajat, tidak ada diskriminasi antara satu dengan
yang lain, tidak membedakan warna kulit, keturunan, jenis kelamin, status sosial, kedudukan,
dan sebagainya.
Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip
persamaan antara lain :
1. Membiasakan diri untuk bersedia menghargai orang lain.
2. Membiasakan diri untuk bersedia diajak berdialog dengan siapapun.
3. Membiasakan diri mau memperhatikan, menerima usul, saran, serta pendapat orang lain.
b) Keseimbangan antara hak dan kewajiban
Artinya, terdapat keserasian dan keharmonian antara apa yang diperbuat dan apa yang
diperolehnya. Bahwa setiap orang yang melakukan kewajiban kewajibannya, wakar bila ia
berhak memperoleh hak haknya.
Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip
keseimbangan antara hak dan kewajiban antara lain :
1. Berani menyampaikan pendapat dalam forum dengan cara yang santun dan baik.

2. Melakukan unjuk rasa atau demonstrasi secara tertib dan aman.


3. Menggunakan hak pilihnya dengan sebaik baiknya demi mensukseskan pemilihan
umum.
4. Datang menghadiri kegiatan kampanye pemilihan umum dengan tertib dan sopan.
5. Menjadi anggota atau simpatisan partai politik dan mendukung program programnya.
6. Bersedia menghargai orang lain yang menjadi anggota atau simpatisan partai politik
sekalipun aliran politiknya berbeda dengan kita.
c) Kebebasan yang bertanggung jawab
Artinya, meski setiap individu bebas menyampaikan sesuatu atau berbuat sesuatu, namun ia
harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri, sesamanya, dan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip
kebebasan yang bertanggung jawab antara lain :
1. Berani mengungkapkan ide ide atau gagasan untuk kebenaran dan keadilan.
2. Menolak tindakan kewenang wenangan.
3. Berani merombak pemerintahan yang otoriter.
4. Melaksanakan kebijakan pemerintahan yang demokratis.
5. Menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
6. Menghargai harkat dan martabat manusia.
d) Kebebasan berkumpul dan berserikat
Artinya, setiap warga Negara bebas melaksanakan permusyawaratan, rapat, forum dialog, dan
sebagainya, serta bebas untuk menjadi anggota suatu perkumpulan, organisasi, atau partai
yang mempunyai komitmen dan tujuan untuk memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip
kebebasan berkumpul dan berserikat antara lain :
1. Mendukung suatu perkumpulan remaja atau karang taruna.
2. Menghargai kegiatan yang diadakan oleh sebuah asosiasi.
3. Membiasakan menyelesaikan masalah melalui forum musyawarah.
4. Membentuk kelompok kelompok kajian atau diskusi, dan lain lain.
e) Kebebasan mengeluarkan pikiran dan pendapat
Artinya, setiap orang dijamin hak haknya dalam konstitusi untuk secara bebas
mengeluarkan pikiran dan pendapat baik secara lisan maupun tertulis.
Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip
kebebasan mengeluarkan pikiran dan pendapat antara lain :
1. Saling merespon atau member tanggapan terhadap berbagai kebijakan.
2. Memberikan sumbangan saran, idea tau gagasan.
3. Selalu mendukung kinerja tim perumus.
4. Memberikan solusi penyelesaian masalah.
f) Bermusyawarah
Artinya, mengedepankan musyawarah sebagai proses pengambil keputusan bersama.
Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip
musyawarah antara lain :
1. Membiasakan diri selalu berunding dengan pihak pihak terkait untuk kebaikan bersama.
2. Membiasakan diri musyawarah untuk mengambil suatu keputusan untuk kepentingan
bersama.
3. Menghargai dan melaksanakan keputusan yang diambil melalui musyawarah.
4. Mendukung terselenggaranya permusyawaratan dalam penyelesaian masalah atau konflik.
g) Keadilan sosial
Artinya, setiap individu mampu menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya, tidak pilih
kasih, dan tidak sewenang wenang.

Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip
keadilan sosial antara lain:
1. Membiasakan diri untuk menghormati aturan aturan hukum.
2. Melaksanakan peraturan perundangan dengan penuh rasa tanggung jawab.
3. Membiasakan diri untuk berbuat baik dan benar.
4. Membiasakan diri untuk jujur.
h) Kekeluargaan dan persatuan nasional
Artinya, setiap pribadi merupakan bagian dari anggota masyarakat dan menjadi bagian dari
anggota warga Negara Indonesia. Oleh karena itu, masing masing anggota warga Negara
Indonesia mencintai Indonesia sebagai tanah air dan tanah tumpah darahnya.
Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip
kekeluargaan dan persatuan nasional antara lain :
1. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman pendapat, kepentingan, dan
tingkah laku.
2. Menghargai dan menghormati adanya perbedaan dalam ikatan persatuan bangsa Indonesia.
3. Selalu mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi atau golongan.
4. Membiasakan diri untuk mengedepankan persatuan walaupun terhadap perbedaan.
i) Cita-cita nasional
Artinya, setiap individu warga Negara Indonesia berkewajiban untuk membiasakan diri
merealisasikan cita cita proklamasi kemerdekaan Indonesia, yakni mewujudkan tatanan
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari hari berdasarkan prinsip cita
cita nasional antara lain :
1. Turut serta membantu penegakan pemerintahan yang melindungi dan memperjuangkan hak
hak serta kepentingan rakyat.
2. Membiasakan diri bersama sama untuk rela berkorban dalam rangka tegaknya kedaulatan
rakyat di Negara Republik Indonesia.
3. Rela berkorban untuk kejayaan bangsa dan Negara Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari penjelasan babbab sebelumnya dapat di simpulkan bahwa demokrasi merupakan
bentuk kekuasaan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat atau dengan kata
lain sistem pemerintah yang kekuatannya dipegang oleh rakyat
Demokrasi juga merupakan hasil kontruksi nalar manusia atau argumentasi manusia bahwa
keabsahan suatu pemerintahan adalah apabila kedaulatan yang akan menjelma menjadi
kekuasaan dan wewenang untuk memerintah bersumber dari rakyat yang diperintah. Hakikat
demokrasi berkaitan dengan harkat dan martabat manusia yang paling hakiki yakni
penyampaian gagasan, pengambilan, pelaksanaan serta pengawasan tindakan atau suatu
keputusan. Di era reformasi sekarang ini peran fital yang di perlukan adalah kesadaran
masyarakat atas pentingnya pengawasan sehingga terwujudnya demokrasi yang bersih.
4.2. Saran
Kita sebagai masyarakat Indonesia dengan ideology demokrasi Pancasila yang bersumber
pada falsafah hidup rakyat Indonesia harus mengimplementasikan hal tersebut dengan baik.
Demokrasi Pancasila dimana didasari oleh kekeluargaan, gotong royong dan kebersamaan
menuju terwujudnya sila kelima yakni kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana.2005.Demokrasi dalam Budaya Lokal.Yogyakarta:Tiara Wacana

Ubadilah,A.2000.Pendidikan Kewaganegaraan:Demokrasi, HAM dan Masyarakat


Madani.Jakarta:IAIN Jakarta Press

Anda mungkin juga menyukai