Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

MUKADIMAH ANGGARAN DASAR


MUHAMMADIYAH (MADM)

Kelompok 4

Nama:

REZA GUSTI PRATAMA (20193010032)

THORIQ SUBHANUL KAHFI (20183010006)

(20193010026)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1
2019

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT. Kami memujinya, memohon pertolongan


dan ampunan-Nya. Puji syukur penyusun ucapkan atas terselesaikannya makalah
ini. Tanpa berkah dan kemurahan-Nya, saya tidak mungkin dapat menyelesaikan
makalah ini. Kedua kalinya salawat beserta salam tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kelompok semester
ganjil untuk mata kuliah kemuhamadiyahan. Penyusun menyadari, masih terdapat
kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, sebagai penyusun makalah ini, saya berterimakasih kepada bapak
Huda selaku dosen mata kuliah Kemuhammadiyahan dan kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini membawa manfaat dan memberikan nilai tambah kepada
para pembacanya.

Yogyakarta, Oktober 2019

Penyusun,

2
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………..2

Daftar Isi…………………………………………………………………………3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………….…………………………………………4

1.2 Rumusan Masalah………………...…………………………………….5

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….5

Bab Il Isi

2.1 Sejarah penyusunan Mukadimah

Anggaran Dasar ……….…………………………....…………………6

2.2 Hakekat dan Fungsi Mukadimah

Anggaran Dasar…………………………………………….………...9

2.3 Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah………………...…..10

2.4 Identitas dan Asas Muhammadiyah…………………………………15

2.5 Keanggotaan Muhammadiyah………………………………………16

2.6 Keorganisasian Muhammadiayah…………………………………..17

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………18

3.2 Saran…………………………………………………………………...18

Daftar Pustaka…………………………………………………………………19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan
“Gerakan islam”. Maksud gerakanya ialah, “Da’wah islam & amar
ma’ruf nahi munkar” yang ditunjukan kepada dua bidang: perseorangan
dan masyarakat. Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang
yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah islam
bersifat pembaruan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran
islam yang asli murni; dan yang kedua kepada yang belum islam bersifat
seruan dan ajakan untuk memeluk agama islam. Adapun da’wah dan
amar ma’ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat
perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan
bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan menghampar
keridhoan Allah semata.
Dengan melaksanakan da’wah dana mar ma’ruf nahi munkar dengan
caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan
masyarakat menuju tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat islam
yang sebenar-benarnya. Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
pada hakekatnya merupakan ideology Muhammadiyah yang merupakan
pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi
ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan cara-cara yang dipergunakan
untuk mewujudkan cita-cita tersebut sebagai ideology, Muqaddimah
Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan
proses penyusunan sistem kerjasama yang dilakukan untuk mewujudkan
tujuannya

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah?
2. Bagaimana sejarah perumusan Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah?
3. Apa saja Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Mukaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah?
4. Bagaimana Hakikat dan Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah?
5. Apa saja Kandungan Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah

2. Untuk Mengetahui Sejarah Perumusan Mukaddimah Anggaran


Dasar Muhammadiyah

3. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi


Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

4. Untuk Mengetahui Hakikat Dan Fungsi Mukadimah Anggaran


Dasar Muhammadiyah

5. Untuk mengetahui Kandungan Muqadimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah

5
BAB 2

ISI

2.1 Sejarah Penyusunan Angaran Dasar

Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H dan


mendapatkan status berbadan hukum. Sebagai suatu organisasi sudah
semestinya ketika akan mencatatkan diri menjadi sebuah badan hukum harus
memenuhi berbagai syarat antara lain harus ada anggaran dasar. Syarat
adanya anggaran dasar pada saat itu masih sederhana,yaitu hanya memuat
batang tubuh saja belum ada pembukaan.

Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar menempati


kedudukan yang lebih tinggi. Mukaddimah anggaran dasar memuat
pokok-pokok pikiran yang sangat fundamental, yang didalamnya tertuang
suatu pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan alat untuk mencapai
suatu tujuan hidup yang di cita-citakan.

Perumusan mukaddimah anggaran dasar muhammadiyah baru terealisasi


pada masa muhammadiyah di bawah kepemimpina

Ki Bagus Hadikusumo ( 1942-1953). Setelah melewati empat periode


kepemimpinan.

1. Periode K.H. Ahmad Dahlan (1912-1923)

2. Periode K.H. Ahmad Ibrahim (1923-1934)

3. Periode K.H. Hisyam (1934-1936)

4. Periode K.H. Mas Mansur (1936-1942)

Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah di susun secara formal


setelah muhammadiyah melancarkan aktivitas dan usaha selama 38 tahun.
Tetapi bukan berarti sebelum itu muhammadiyah belum memiliki jiwa
semangat, dan nafsu perjuangan secara pasti. Sebab K.H. Ahmad dahlan
dalam mendirikan mendirikan muhammadiyah mengacu kepada Al-Qur’an

6
meskipun belum tertuang dalam tulisan. Hal seperti di atas tidak dapat
dipertahankan sebab kepemimpinan akan terus berganti di tambah lagi
adanya tuntutan kepastian terhadap cita-cita muhammadiyah hal itu yang
mendorong Ki Bagus Hadikusumo untuk merumuskan secara
tertulismukaddimah anggaran dasar muhammadiyah.

Hasil rumusan ki bagus pertama kali di perkenalkan dalam Muktamara


Darurat tahun 1946 di Yogyakarta. Selanjutnya dalam Muktamara
Muhammadiyah ke-31 tahun 1950 di Yogjakarta mukaddimah anggaran
dasar muhammadiyah kembli di ajukan dan di sahkan secara resmi. Akan
tetapi muncul konseo lain yang di buat oleh Prof. Dr. Hamka dkk. Yang
isinya menitik beratkan pada peranan dan sumbangsih muhammadiyah dalam
mengisi kemerdekaan dan pembangunan negara. Pada sidang tanwir pada
tahun 1951, meneliti dan melihat muhammadiyah jauh ke depan. Akhirnya di
pakailah konsep Ki Bagus Hadikusumo dengan penyempurnaan susunan
redaksi. Tim penyempurna meliputi :

1. Prof. Dr Hamka

2. Prof. Mr Kasman Singodimejo

3. KH Farid Ma’ruf

4. Zein Jambek

Adapun factor yang melatar belakangi disusunnya Mukadimah Anggaran


Dasar Muhammadiyah Adalah:

1. Belum adanya rumusan masalah yang formal tentang dasar dan Cita-cita
perjuangan Muhammadiyah. Yaitu serentak Muhammadiyah semakin
berkembang luas serta bertambah banyak anggota dan simpatisnya
mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagasan. Karena itu
wajar apabila terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok
yang menjadi daya pendorong Kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan
persyarikatan Mummadiyah.

7
2. Kehipan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun,
akinbat terlalu berat mengejar kehidupan dunia. Yaitu perkembangan
masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
henti-hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kaget dan
mencengangkan, membuat dunia semakin ciut dan sempit,pengaruh
budaya secara timbal-balik terjadi dengan lacarnya antara satu negara
dengan negara lainnya baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat
negative. Keadaan yang serupa itu terjadi juga di Indonesia karena adanya
perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya hamper dapat
dinyatakan mengarah kepda kehidupan duniawi dan sedikit sekali yang
mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, dan menyebabkan
masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya keluarga Muhammadiyah itu
sendiri terhimbau oleh gemerlap kemewahan dunia
3. Makin kuatnya berbagi pengaruh alam pikiran dari luar yang langsung
atau tidak langsung berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup
Muhammadiyah. Yaitu Bersama dengan perkembangan zaman yang
membawa sebagai perubahan dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan
pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk ke
tengah-tengah masyarakat Indonesia, disamping memiliki nilai positif,
tetapi juga terdapat nilai negative yang menyertainya, Disinilah arti
penting rumusan resmi yang dapat dijadikan pegangan bagi keluarga
besar Muhammadiyah dalam rangka mengantisipasi berbagai pengaruh
negative dari sekian banyak alam pikiran yang masuk ke indonesia
4. Dorongan disusunnya pembukaan Undang-undang Dasar Republik
Indonesia tahun 1945 (UUD45). Yaitu sesaat menjelang proklamsi
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,
tokoh-tokoh pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah
Jepang dalam wadah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), yang tugasnya antara lain mempelajari Negara
Indonesia Merdeka. Dan di antara hal yang penting adalah terumuskannya
“Piagam Jakarta” yang kelak dijadikan “pembukaan UUD 1945” setelah
diadakan beberapa perubahan dan penyempurnaan di dalamnya.

8
Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan pergerakan bangsa
Indonesia benar-benar memusyawarahkan secara matang dengan disertai
debat yang seru antara satu dengan yang lain, yang ditempuh demi
mencari kebenaran. Pengalaman ini didalami sendiri oleh Ki Bagus
Hadikusumo yang kebetulan terlibat di dalamnya karena termasuk sebagai
anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan Piangam
Jakarta, sebab piagam ini akan memberikan gambaran kepada dunia luar
atau kepda siapapun tentang cita-cita dasar, pandagan hidup serta tujuan
luhur bangsa Indonesia bernegara. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada saat periode Ki Bagus Hadikusumo, adanya “ muqaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah” benar-benar sudah sangat diperlukan
karena adanya beberapa alasan dan kenyataan tersebut.

2.2 Hakekat dan Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar

a. Hakekat Mukadimah Anggaran Dasar Muhammayadiah

Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan

suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-Quran dan As-Sunah tentang

pengabdian dan manusia kepada Allah SWT, amal dan perjuangan bagi

setiap umat muslim yang sadar akan kedudukannya selaku hamba dan

Khalifah dimuka bumi.

b. Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan jiwa,nafas dan

semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak

organisasinya, yang harus dijadikan asas dan pusat tujuan perjuangan

Muhammadiyah.

9
2.3 Mukadimah Anggaran Dasar

Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung tujuan pokok

pikiran yaitu sebagai berikut:

1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid (mengesakan) Allah;

ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah SWT.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran

Dasar sebagai brikut: “Amma ba’du, bahwa sesungguhnya ke-tuhanan

itu adalah Hak allah semata-mata, ber-tuhan dan beribadah serta

tunduk dan taat kepada Allah SWT adalah satu-satunya ketentuan

yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia”. Dan ajaran

tauhid adalah inti/ essensi ajaran Islam yang tetap, tidak berubah-ubah

sejak agama Islam yang terkhir.

“Tiadalah Kami mengutus seorang utusanpun dari sebelum

(Muhammad) kecuali senantiasa Kami wahyukan kepadanya: bahwa

sesungguhnya tidak ada tuhan (yang hak) melainkan aku. Maka

menghambalah kamu sekalian kepada-Ku”. (Surat al Anbiya: 25)

Seluruh ajaran Islam bertumpu dan memanifestasikan kepercayaan

Tauhid berdasarkan Tauhid sepenuh-penuhnya dalam arti dan

proporsi yang sebenar-benarnya, berarti berdasarkan Islam

2. Hidup manusia bermasyarakat. Poko pikiran tersebut dirumuskan

dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “Hidup

bermasyarakat itu adalah Sunnah (hokum qudrat iradah) Allah atas

hidup manusia di dunia ini.

10
Keterangan:

a. Bagi Muhammadiyah, manusia dengan kehidupannya adalah

merupakan obyek pokok dalam hidup pengabdiannya kepada Allah

Tuhan Yang Maha Esa.

b. Manusia adalah mahkluk Allah yang berpribadi. Dengan

mempelajari sifat dan susunan hidup manusia di muka bumi nyatalah

bahwa manusia itu bagaimanapun sempurna pribadinya, tidaklah akan

mempunyai arti dan nilai hidupnya, kalau sifat kehidupannya secara

perseorangan (sendiri-sendiri).

c. Hidup bermasyarakat adalah satu ketentuan, dan adalah untuk

memberi nilai yang sebenar-benarnya bagi kehidupan manusia.

d. Maka pribadi manusia dan ketertiban hidup bersama adalah

merupakan unsur pokok dalam membentuk dan mewujudakan

masyarakat yang baik, bahagia dan sejahtera.

3. Hanya hukum Allah yang dapat dijadikan sendi untuk mebentuk

pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama menuju

kehidupan kehidupan bahagia dan sejatera, di dunia dan akherat.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran

Dasar sebagai berikut: “masyarakat uang sejahtera, aman, damai

makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan diatas keadilan,

kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan

dengan bersendikan hukum allah yang sebenar-benarnya, lepas dari

pengaruh syaitan dan hawa nafsu”.

11
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian nabi yang

Bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam

masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya dan Agama Islam adalah

mengandung ajaran-ajaran yang sempurna dan penuh kebenaran,

merupakan petunjuk dan rahmat Allah kepada manusia untuk

mendapatkan kebahagian hidup yang haqiqi di dunia dan akhirat.

“Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam”. (ali imran: 19)

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali

tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat

termasuk orang-orang yang rugi”. (ali imran: 85)

4. Berjuang menegakkan dan mejunjung tinggi agama Islam untuk

mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib,

sebagai bagian ibadah dan pebuatan ihsan dan ishlah kepada manusia/

masyarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah

Anggaran Dasar sebagaiberikut: “menjunjung tinggi hukum Allah

yang dibawa oleh Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad

SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk

mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat”.

Keterangan:

Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk

mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (jihad fi

sabilillah) adalah menjadi ciri keimanan seseorang.

12
“Orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang beriman

kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian tidak ragu-ragu dan mereka

berjihad (berjuang) dengan harta benda dan diri mereka didalam

sabilillah. Orang itu adalah orang-orang yang benar”. (S.

Al-Hujurat: 15)

5. Perjuangan untuk mencapai tujuan Muhammadiyah hanya akan

dicapai dengan ittiba’ (mengikuti) perjuangan para rasul, terutama

Rasulullah Muhammad SAW. Pokok pikiran tersebut dirumuskan

dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “Syahdan,

untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa

sebagaimana yang tersebut diatas, tiap-tiap orang terutama ummat

Islam, yang percaya kepada Allah dan Hari Kemudian, wajiblah

mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu, beribadat kepada Allah

dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan

menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini,

dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata

dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya serta

mempunyai rasa tanggung jawab dihadirat Allah atas segala

perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati

menghadapi segala kesukaran atau kesuliat yang menimpa dirinya,

dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah

Yang Maha Kuasa.”

Keterangan:

13
Kehidupan para Nabi, terutama kehidupan Rasulullah

Muhammad SAW. Adalah merupakan kehidupan pejuang dalam

menegakkan cita-cita agama yang seharusnya menjadi contoh yang

ideal bagi pejuang Islam.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (al ahzab:

21)

6. Perjuangan mewujudkan tujuan dan cita-cita Muhammadiyah hanya

dapat dilakukan dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah

satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya. Pokok

pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar

sebagai berikut: “untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang

demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah dan didorong oleh

Firman Allah dalam Al-Qur’an: (Q.S ALI IMRAN 140)

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah

dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

7. Perjuangan Muhammadiyah adalah untuk mewujudkan masyarakat

Islam yang sebenar-benarnya. Pokok pikiran tersebut dirumuskan

dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “kesemua itu

perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah

14
Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW guna

mendapat karunia dan ridhonya di dunia dan akhirat untuk mencapai

masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmati dan rahmat

Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan: “suatu negara

yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah lindungan Tuhan yang

Maha pengampun” Maka dengan Muhammadiyah ini,

mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantar ke pintu gerbang

sorga “jannatun Na’im dengan keridhoan Allah.

2.4 Identitas dan Asas Muhammadiyah

Identitas dan Asas Muhammadiyah terdapat dalam buku Anggaran dan


Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, adalah:
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam, da’wah amar ma’ruf nahi munkar
dan Tadid, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
a. Gerakan Islam adalah gerakannya berdasarkan nilai-nilai Islam yang
memberikan rahmat bagi seluruh alam.
b. Gerakan dakwah Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah gerakan dan
langkahnya selalu mengajak umat untuk melaksanakan kepada
kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang munkar dengan hikmah,
nasihat yang baik dan berdebat dengan cara yang lebih baik (debat
ilmiah). Sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran
3: 104).
c. Gerakan tajdid adalah pembaharuan dan pemurnian yang dalam hal ini
dibagi dua bidang, yaitu: Pertama, bidang akidah dan ibadah, tajdid
bermakna pemurnian dalam arti mengembalikan akidah dan ibadah
kepada kemurniannya sesuai dengan Sunnah Nabi saw. Kedua, bidang
muamalat duniawiah, tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan
masyarakat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman.

15
2. Muhammadiyah berasas Islam
Islam merupakan dasar ideologi Muhammadiyah dalam
melaksanakan visi dan misinya dalam berbagai kehidupan yang
meliputi keluarga, masyarakat, bangsa dan negera. Islam diyakini
sebgai satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT dan
penyempurna terhadap agama-agama sebelumnya. Sebagai firman
Allah SWT
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian
(yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
(QS. Ali Imran 3: 19).

2.5 Keanggotaan Muhammadiyah

Keanggotaan muhammadiyah secara resmi diatur dalam anggaran dasar (ad)

muhammadiyah bab IV, pasal 8, ayat 1, dimana sebagai anggota

muhammadiyah terdiri atas :anggota biasa, anggotaluar biasa, dan anggota

kehormatan.

1. Angota biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Warga Negara Indonesia beragama islam

b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah

c. Menyetujui maksud dan tujuan muhammadiyah

d. Berisi mendukung dan melaksanakan usaha-usaha muhammadiyah

e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal

2. Anggota luar biasa adalah seorang bukan warga Negara Indonesia,

beragama lain, setuju dengan maksud dan tujuan dan tujuan

muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya

16
3. Anggota kehoormatan adalah seseorang beragama islam, berjasa terhadap

muhammadiyah dana tau karena kewibawaan dan keahlian diperlukan

atau bersedia membantu muhammadiyah Sebagai anggota

muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban yang diatur secara rinci

dalam anggaran rumah tangga (ART) Muhammadiyah pasal 4

2.6 Keorganisasikan Muhammadiyah

Keorganisasian Muhammadiyah dibagi lima tingkatan, yaitu sebagai berikut:

1. Rating ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan

2. Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat

3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu kota atau Kabupaten

4. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi

5. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara

Adapun susunannya sebagai beriku:

1. Pimpinan Pusat berada di tingkat Negara

2. Pimpinan Wilayah berada di tingkat propinsi

3. Pimpinan Daerah berada di tingkat kabupaten/ kota

4. Pimpinan cabang berada di tingkat kecamatan

5. Pimpinan ranting berada di tingkat Desa/ Dukuh/ Kawasan tertentu

6. Pimpinan Cabang Istimewa berada di Luar Negeri

7. Masa jabatan pimpinan masing-masing adalah 5 tahun.

17
Bab 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Susunan Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dilatarbelakangi


oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :

1. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan


Muhammadiyah.

2. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun,


akibat terlalu berat mengajar khidupan duniawi.

3. Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiraaan dari luar, yang langsung atau
tidak langsung berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.

4. Dorongan disusunnya Pembukaan Undang-Undang Dasar RI tahun 1945

Fungsi Muqoddimah Anggaran dasar Muhammadiyah yaitu Muqaddimah


Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas dan semangat
pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak organisasinya, yang
baru di jadikan asas dan pusat tujuan perjuangan Muhammadiyah. Dan sebagai
Jiwa serta semangat pengabdian serta perjuangan persyarikatan Muhammadiyah.

3.2 Saran

Demikian makalah ini saya buat, terima kasih atas partisipasi saudara serta

teman-teman, adapun kritik dan saran dari saudara serta teman-teman sekalian

saya ucapkan banyak terima kasih.

18
Daftar Pustaka

[1] Buku Kuliah Kemuhammadiyahan, penulis Rohmansyah,

S.Th.I., M.Hum, cetakan I, September 2017.

[2] https://sariasriani.blogspot.com/2012/05/sejarah-perumusan-muq

oddimah-anggaran.html

[3] https://ukhtyan.blogspot.com/2013/09/mukadimah-anggaran-dasa

r-muhammadiyah.html

[4] https://faim89wiedha.blogspot.com/2014/10/al-islam-dan-kemuha

mmadiyahan.html

[5]

19

Anda mungkin juga menyukai