Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

(To’olaki, Lolaki, Lalaki, Laki, Kolaka, “Noie”, “Noihe”, “Nehina”,


“Nohina”, “Nahina”, “Akido”) 281,000, termasuk 230,000 Konawe, 50,000
Mekongga, 650 Asera, lebih sedikit dari 100 Wiwirano, 200 Laiwui (1991 D.
Mead SIL). Asal kata TOLAKI, TO=orang atau manusia, LAKI= Jenis kelamin
laki-laki,..manusia yang memiliki kejantanan yang tinggi, berani dan menjunjung
tinggi kehormatan diri/harga diri. Suku Tolaki, salah satu suku terbesar yang ada
di Propinsi Sulawesi Tenggara di samping Suku Buton dan Suku Muna, tersebar
di Kab. Kendari dan Kab. Kolaka; yang berada di Kab. Kolaka mendiami daerah
Mowewe, Rate-rate dan Lambuya sedangkan yang berada di Kab. Kendari
mendiami daerah Asera, Lasolo, Wawotobi, Abuki dan Tinanggea. Orang Tolaki
pada mulanya menamakan dirinya Tolohianga (orang dari langit). Menurut
Tarimana (1993), mungkin yang dimaksud “langit” adalah “kerajaan langit”
sebagaimana dikenal dalam budaya Cina (Granat, dalam Needhan 1973 yang
dikutip Tarimana). Dalam dugaannya, ada keterkaitan antara kata “hiu” yang
dalam bahasa Cina berarti “langit” dengan kata “heo” (Tolaki) yang berarti “ikut
pergi ke langit”.

Tolaki terdiri atas beberapa sub-kelompok, termasuk Bingkokak. Sedikit


saja yang diketahui tentang gaya hidup dan budaya mereka, tetapi diduga bahwa
cara hidup mereka sangat mirip dengan etnis tetangga mereka, Pancana dan
Maronene. Sulawesi merupakan sebuah pulau dengan panjang garis pantai sekitar
3.500 mil, terdiri atas empat semenanjung utama yang terpisahkan oleh teluk
dalam, dengan dua semenanjung mengarah ke selatan dan dua lainnya ke utara. Di
bagian selatan pulau ini terdapat salah satu gunung tertinggi, yaitu Gunung
Lompobatang, sebuah gunung api pasif yang mencapai ketinggian 9.419 kaki.
Meskipun beriklim tropis, daerah ini dipengaruhi oleh ketinggian dan kedekatan
dengan laut. Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara
mendiami daerah yang berada di sekitar kota kendari, Kabupaten konawe,
Konawe Selaten, Konawe Utara, Kolaka dan Kolaka Utara. Suku Tolaki berasal
dari kerajaan Konawe. masyarakat Tolaki umumnya merupakan peladang dan
petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan yang di buat secara
gotong-royong keluarga. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan
hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari
daerah Yunani Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat,
walaupun sampai saat ini belum ada penelitian atau penelusuran ilmiah tentang
hal tersebut. Karena masyarakat tolaki hidup berladang dan bersawah, maka
ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka.
untunglah mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai
ini dinamai sungai Konawe. yang membelah daerah ini dari barat ke selatan
menuju Selat Kendari.

Tradisi perkawinan etnis Tolaki mensyaratkan pembayaran kepada


keluarga Si gadis pada saat pertunangan dan perkawinan. Nilai mahar tergantung
pada tingkatan sosial dari Si pemuda. Sebelum perkawinan, pemuda tersebut
harus melayani dan menjalani masa percobaan dengan calon mertuanya, dan
persyaratan ini memperkuat tingkatan pertunangan yang lebih tinggi. Dahulu, para
budak dan turunan mereka tidak diperbolehkan kawin satu sama lain, meskipun
mereka bisa hidup bersama. Juga, perempuan bangsawan tidak boleh menikah
dengan orang jelata. Poligami (memiliki istri lebih dari satu) umum terjadi antar
bangsawan, tetapi sekarang tidak lagi dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Akademik
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ilmu
pada seluruh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo tentang
suku dan budaya suku tolaki di
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan kepada masyarakat dalam rangka
mengaplikasikan suku tolaki Sulawesi Tenggara.
b. Memberikan masukan kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan
tentang kelestarian suku Tolaki yang ada masyarakat tersebut.
3. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
b. Sebagai bahan acuan atau referensi bagi peneliti dalam hal mengenai
Nikah Siri dari Suku Tolaki Sulawesi Tenggara.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Nikah Siri

Sebelum melangkah kepada inti pembahasan, nikah siri, pertama di sini


akandiberikan definisi daripada nikah sendiri. Secara estimologi nikah adalah
kumpul, wathi, atau jima‟ dan akad. Sedangkan menurut syara‟ adalah suatu akad
yang mengandung beberaparukun dan syarat-syarat tertentu seperti adanya wali,
dua orang saksi, ijab dan qobul,maskawin, walimatul, urusy, dll.

Adapun pengertian nikah menurut istilah syariat Islam adalah akad yang
menghalalkan pergaulan antara laki - laki dan perempuan yang tidak ada
hubungan Mahram sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan kewajiban
antara keduainsan.Siri adalah kata dalam bahasa arab (Sirri atau sir) yang
mempunyai makna rahasia. Dari dua pengertian di atas dapat dipadukan bahwa
pengertian dari Nikah Siri
adalah pernikahan yang dilaksanakan secara rahasia atau samar-samar. Sedangkan
merujuk kepadarukun perkawinan yang apabila perkawinan dianggap sah karena
diketahui oleh orang banyak yaitu dengan melaksanakan walimatul „urusy.
Namun pengertian tersebut berubah di Indonesia, karena nikah siri di Indonesia
memberikan arti sebagai nikah yang yang sah menurut agama tapi tidak tercatat
oleh negara yaitu di kantor urusan agama atau kantor catatan sipil, sehingga bisa
dibilang perkawinanannya tidak diakui oleh negara namun hukum pernikahannya
sah. Disebut secara rahasia karena tidak dilaporkan ke Kantor Urusan Agama
(KUA) atau Kantor Catatan Sipil bagi non muslim.Pendapat Imam Abu Hanifah,
Yang dimaksud dengan nikah siri adalah nikah yang tidak bisa menghadirkan wali
dan tidak mencatatkan pernikahannya ke KUA dengan tiga Imam Madzab lainnya.
Beliau menetapkan bahwa wanita yang telah baligh dan berakal (dalam kondisi
normal) maka diperbolehkan memilih sendiri calon suaminya. Dia tidak hanya
tergantung pada walinya saja. Lebih lanjut beliau menjelaskan wanita baligh
dan berakal juga diperbolehkan aqad nikah sendiri baik dalam kondisi perawan
atau janda.

Di bawah ini terdapat tiga pengertian nikah siri yang diartikan oleh
masyarakat umum.
1. Nikah siri adalah pernikahan tanpa wali. Karena dilakukan secara
rahasia dikarenakan pihak wali perempuan tidak merestui atau mengangga
p absah pernikahan tanpa wali atau juga hanya karena ingin menghalalkan
antara laki-laki dan perempuan untuk memuaskan nafsu syahwat tanpa
mengindahkan ketentuan-ketentuan syariat islam.
2. Nikah siri adalah pernikahan yang sah secara agama namun tidak dicatatka
n dalam lembaga pencatatan negara. Banyak faktor yang menyebabkan
seseorang tidak mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan sipil
negara. Ada yang karena faktor biaya, alias tidak mampu membayar
administrasi pencatatan; ada pula yang disebabkan karena takut ketahuan
melanggar aturan yang melarang pegawai negeri untuk nikah lebih dari
satu; dan lain sebagainya.
3. Nikah siri adalah Pernikahan yang rahasia dikarenakan beberapa pertimba
ngan- pertimbangan tertentu; seperti. takut mendapatkan stigma negatif da
ri masyarakat karena masyarakat sudah menganggap tabu tentang nikah
siri sendiri.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah kualitatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan mendiskripsikan atau menggambarkan sekaligus mengkaji kondisi rill
objek penelitian.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di

C. Prosedur Pengumpulan Data


Prosuder pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengungkap data tentang Nikah Siri dalam
perspektif di . Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan
alat pengumpulan data yang berupa pedoman wawancara yaitu instrumen
yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada masyarakat
Tolaki di

D. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi
(verification).

BAB IV
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai