Anda di halaman 1dari 3

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH PONTIANAK
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS
“PRO JUSTITIA”

SAMPUL BERKAS PERKARA


Nomor : BP / 20 / I / 2017 / Dit.Reskrimsus

DASAR

Dilaporkan Pada : Rabu, 22 Maret 2017


Surat Perintah Penyidikan : kamis, 23 Maret 2017
Surat Pemberitahuan Dimulainya penyidikan : Jumat, 24 Maret 2017

URAIAN SINGKAT PERKARA

---------Pada tanggal 14 Maret 2017, berdasarkan laporan dari nelayan setempat Provinsi
Binh Thuan bahwa terdapat kapal tangker pengangkut minyak milik Brunei Darussalam
bertabrakan dengan kapal tanker milik Singapura yang mengakibatkan populasi ikan di
daerah tersebut berpindah menuju kearah Utara yaitu ke Singapura dan kepulauan
Indonesia. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------Pada tanggal 15 Maret 2017 mendengar kabar tersebut Mr. Khai Ris Tho khawatir
dengan kelangsungan perusahaannya ditambah besarnya permintaan ikan dipasaran
yang membuat Mr. Khai Ris Tho memanggil asisten managernya bernama Linh Khi Ma
Che untuk membahas masalah tersebut. Linh Khi Ma Che menawarkan kepada Mr. Khai
Ris Tho agar memerintahkan salah satu nahkoda untuk menangkap ikan di Semenanjung
Provinsi Cha Mau dikarenakan Linh Khi Ma Che mendengar kabar bahwa di daerah itu
tidak tercemar minyak..-----------------------------------------------------------------------------------------
---------Pada tanggal 17 Maret 2017, salah seorang Nahkoda U Phe Yen Marine Company
Bernama Andy Pha Thienut dipanggil oleh Mr. Khai Ris Tho direktur utama U Phe Yen
Marine Company merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penangkapan
dan pengolahan ikan untuk membicarakan permasalahan yang melanda saat ini.
Kemudian hasil dari pembicaraan tersebut bahwa Andy Pha Thienut diberikan tugas untuk
berlayar dan menangkap ikan di semenanjung Provinsi Cha Mau yang terletak di bagian
Utara negara Vietnam dan mengharuskan ia menangkap sebanyak 10 Ton ikan dalam
berbagai jenis untuk memenuhi permintaan pasar. Mr. Khai Ris Tho pun menjanjikan upah
dua kali lipat kepada Andi Pha Thienut jika ia berhasil membawa pulang ikan sebanyak 10
Ton tersebut. Andy Pha Tienut pun menyetujuinya. Setelah mengurus beberapa dokumen
berlayar dan berbekal Surat Izin Berlayar dari Pelabuhan setempat Andy Pha Thienut pun
berencana untuk berlayar pada esok hari.-----------------------------------------------------------------
---------Pada tanggal 18 Maret 2017 berangkat dari Pelabuhan Tien Giang, Andy Pha
Thienut yang bertanggung jawab menahkodai dan mengoperaasikan KM IO OENG LHA
014 TS yang juga merupakan kapal TRAMPER (pengangkut ikan) dan memiliki berat
1.580 GT (Gross Ton) berangkat dari Pelabuhaan Tiang Giang menuju semenanjung
Provinsi Cha Mau dengan mengikut sertakan beberapa mualim diantaranya yaitu Mualim I
bernama Chen Has Radieng wara negara China, Mualim II bernama Harry Jayadi warga
negara Indonesia dan Mualim III bernama Nguyen Van Dee Phe Warga Negara Vietnam
serta 15 ABK (Anak buah Kapal) yang ikut bersamanya.----------------------------------------------
---------Pada tanggal 19 Maret 2017 melihat hasil ikan yang di dapatkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan, tanpa berpikir panjang Andy Pha Thienut pun memberitahukan
kepada Harri Jayadi yang saat itu bertugas sebagai Navigator dan penunjuk arah agar
berlayar lebih jauh ke arah Utara dan memasuki perairan laut Indonesia. Harry Jayadi pun
melaksanakan perintah atasannya tersebut.--------------------------------------------------------------
---------Pada tanggal 20 Maret 2017, KM IO OENG LHA 014 TS berbendara Vietnam
sampaai di Perairan Nasional Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)
tepatnya di Laut Cina Selatan wilayah pengelolaahan perikanan Republik Indonesia. Harry
Jayadi menyarankan kepada Andy Pha Thienut agar lebih berlayar lagi agar mendekati
Daerah Pontianak dikarenakan Harry Jayadi merupakan orang asli daerah tersebut.
Mendengar saran tersebut Andy Pha Thienut setuju dan memerintahkan kepada Harry
Jayadi agar mengarahkan kapal berlayar menuju ketempat yang dimaksud olehnya.---------
---------Pada tanggal 21 Maret 2017 setelah sampai ditempat yang diinginkan pada posisi
05o 41’ 58’’U 106002’56’’T sesuai Global Posision System (GPS). Kemudian Andy Pha
Thienut memerintahkan kepada seluruh anak buah kapalnya agar menangkap ikan secara
besar-besaran menggunakan alat penangkap ikan jenis jaring Purse Siene (Pukat Cincin)
dengan cara semua lampu kapal KM. OI OENG LHA 014 TS dihidupkan untuk memancing
ikan agar datang dan mendekati cahaya lampu, jika ikan sudah berkumpul dan banyak
mendekati cahaya lampu, maka alat penangkap ikan jarring Purse Seine yang dibawa KM.
OI OENG LHA O14 TS diturunkan/dioperasikan dengan cara dilingkarkan untuk
menangkap ikan yang bergerombol. Setelah jaring selesai diturunkan dan kedua ujung tali
bertemu, kemudian tali kerut ditarik agar ikan tidak keluar. Setelah ikan berkumpul dalam
jaring dan bagian bawahnya mengerut menyerupai mangkuk, lalu jarring ditarik hingga
lingkaran mengecil.----------------------------------------------------------------------------------------------
--------Pada tanggal 22 Maret 2017 setelah puas dengan hasil tangkapan ikan, ditengah
perjalanan tangki bahan bakar kapal mengalami sedikit kebocoran yang mengakibatkan
beberapa liter bahan bakar minyak tumpah kelaut yang membuat kapal KM OI OENG LHA
014 TS mengarah ke pelabuhan Tanjung Pinang. Disaat bersamaan salah seorang TNI di
kapal KRI Oswald Siahaan-345 yang sedang melaksanakan operasi dibawah kendali
Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmabar Sumatera Barat melihat ada tumpahan
minyak.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------Setelah 30 menit menyelidiki tumpahan minyak kapal KRI Oswald Siahaan-345
melihat kapal KM OI OENG LHA 014 TS didepan da melakukan pengejaran selama
beberapa menit akhirnya kapal KM OI OENG LHA 014 TS ditahan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tersebut diketahui bahwa KM OI OENG LHA 014 TS dalam yaitu alat
tangkap Purse Seine berjumlah 1 (satu) unit, Surat izin berlayar, alat navigasi dan
komunikasi berupa 1 (satu) unit GPS, 1 (satu) unit Radio, kartu pengenal Nakhoda. Tidak
ditemukan dokumen-dokumen terkait kapal dan izin penangkapan melakukan
penangkapan ikan pada posisi 05° 41’ 58” U ­ 106° 02’ 56” T sesuai Global Posision
System (GPS) yang masih termasuk dalam daerah Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia yang merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia tidak
dilengkapi dengan Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) dan Surat Izin Pengkapan Ikan
(SIPI) yang dikeluarkan oleh pemerintah RI---------------------------------------------------------------
--------Selanjutnya Nakhoda dan awak kapal KM IO OENG LHA 014 TS dan para mualim
beserta awak kapal berjumlah 15 orang ditahan dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
serta diserahkan Ditpolair Polda Kalbar kepada PPNS Perikanan di Pelabuhan / Dermaga
PSDKP untuk diproses lebih lanjut.-------------------------------------------------------------------------
---------Atas perbuatan tersebut tersangka Andy Pha Thienut melanggar Pasal 92 Undang-
Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana diubah dan ditambahkan
dengan Undang-Undang No. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.
31 tahun 2004 tentang Perikanan atau Pasal 93 ayat (2) Undang-Undang No. 31 tahun
2004 tentang Perikanan sebagaimana diubah dan ditambahkan dengan Undang-Undang
No. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang
Perikanan atau pasal Pasal 97 jo. Pasal 38 ayat (1) jo. Pasal 102 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan
atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.-----

Anda mungkin juga menyukai