Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

SISTEM TRANSPORTASI

DISUSUN OLEH:

NAMA : Alamsyah Saban


NIM : 201972024

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Makalah pada mata kuliah “SISTEM TRANSPORTASI”. Penyusunan makalah
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas yang di berikan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyelesaian makalah ini


tidak terlepas dari bantuan, dorongan bimbingan dan pengarahan yang diberikan
oleh berbagai pihak karena tanpa bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan
penulis akan mengalami kesulitan dalam penyelesaian penyususnan makalah ini.
BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Latar Belakang


Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mencatat untuk sementara sebanyak 471
kepala keluarga (KK) menempati areal seluas 200 hektare yang akan dibebaskan untuk
pembangunan pelabuhan Ambon baru (Ambon new port) di Desa Waai, Kecamatan
Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah. Pembangunan ANP dan LIN di
Maluku selayaknya direalisasikan. Karena menengok sejarah, dimana jalur rempah di
Kepulauan Maluku sudah tercatat dalam sejarah sejak abad ke-14. Pada waktu itu
terdapat Pelabuhan Hitu yang menjadi daerah lalu lintas perdagangan cengkeh yang
dilakukan oleh orang Banda. Hitu juga dijadikan tempat untuk transit dari para
pedagang sebelum melanjutkan perjalanannya. Catatan perjalanan seorang asal
Portugis, Tomé Pires, dalam catatan etnografis Suma Oriental, menggambarkan
tentang Kepulauan Maluku (Ambon, Ternate, dan Banda) yang disebut sebagai the
spice islands atau kepulauan rempah. Sebagai calon International Hub ke depan, sudah
sepatutnya memetakan serta memantaskan diri. Secara Natural saat ini pelayaran
internasional ditujukan ke Singapura lalu dilanjutkan ke negara Asia Timur lainnya.
Patut dipikirkan dari sekarang, faktor apa yang membuat jalur tradisional ratusan tahun
tersebut bisa kita geser ke Maluku New Port. Pembangunan ANP diperkirakan akan
menelan biaya sekitar Rp5 triliun. Dan untuk mewujudkan ANP tidak dapat dilakukan
secara instan. Berdasarkan perkiraan dari Pemerintah Pusat pembangunan akan selesai
dalam waktu 2 tahun.
1.1 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah Dari Makalah Ini Yang Ditinjau Dari Beberapa
Aspek-Aspek Pada Pembangunan Ambon New Port yaitu Sebagai Berikut;

 Agar mahasiswa mengetahui aspek ekonomis


 Mahasiswa dapat mengetahui aspek geotransport
 Mahasiswa dapat mengetahui jaringan pelayaran

1.2 Tujuan
Adapun tujuan Dari Makalah Ini Adalah Sebagai Berikut;
1. Apa itu aspek ekonomis?
2. Apa itu aspek geotransport?
3. Apa itu jaringan pelayaran ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis kelayakan pembangunan Ambon new port


Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 50 Tahun
2017 potensi sumber daya ikan di tiga WPPNRI tersebut mencapai 37 persen dari
total potensi perikanan nasional, yaitu sebesar 4.669.030 ton per tahun. Jumlah
Tangkapan Diperbolehkan (JTB) atau potensi lestari di perairan sebesar 80 persen
dari potensi yang ada, maka peluang penangkapan ikan di tiga WPPNRI tersebut
sebanyak 3.735.224 ton per tahun. Apabila 60 persen dari potensi perikanan lestari
tersebut, yaitu sebesar 2.241.135 ton per tahun, dapat dimanfaatkan secara optimal
dan semua didaratkan di Maluku, maka secara kuantitatif Maluku sudah menjadi
LIN. Estimasi jumlah kapal penangkap ikan ukuran besar (30 GT – 300 GT) atau
izin pusat yang dibutuhkan untuk memanfaatkan potensi perikanan Maluku tersebut
sebanyak 3.200 unit dan kapal penangkap ikan dengan ukuran kecil (5GT - 30GT)
atau izin daerah dibutuhkan sebanyak 13.500 Unit. Ikan hasil tangkapan yang
didaratkan di Maluku akan dipasarkan dengan tujuan pasar lokal/ke Pulau Jawa dan
ekspor ke luar negeri. Untuk distribusi ikan dari Maluku setiap tahun dibutuhkan reefer
container ukuran 40” kurang lebih 90.000 TEUs per tahun atau reefer container ukuran
20” kurang lebih 150.000 TEUs setiap tahun. Jumlah reefer container sebanyak ini
merupakan peluang tersendiri bagi perusahaan logistik nasional . Selain itu jumlah
kapal kargo yang berlayar ke Indonesia Timur juga akan meningkat. Hal ini dengan
sendirinya akan menurunkan biaya angkut barang dari Jawa ke Indonesia timur
yang selama ini menjadi momok bagi pembangunan di kawasan Indonesia timur.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)


menyatakan bahwa potensi perikanan di perairan sekitar Maluku sangat besar. Ini
terlihat dari konsep perikanan terukur yang dicanangkan KKP, yaitu pengembangan
usaha perikanan berbasis kuota. Dari empat zona penangkapanan ikan terukur yang
telah dicanangkan KKP, wilayah perairan Maluku atau zona 3 adalah jumlah kuota
yang paling banyak. KKP ke depan juga membatasi kapal penangkap ikan untuk
membawa hasil tangkapannya keluar dari zona penangkapan yang diizinkan. Artinya
kapal-kapal ikan yang melakukan penangkapan ikan di perairan Maluku juga harus
mendaratkan ikannya di pelabuhan perikanan di Maluku. Saat ini terdapat delapan
pelabuhan perikanan yang telah ditetapkan oleh KKP sebagai tempat pendaratan ikan
di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia (WPPNRI)718,
WPP715, dan WPP714, yaitu empat pelabuhan perikanan di Provinsi Maluku, 2 di
Provinsi Papua, 1 di Provinsi Papua Barat, dan 1 di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Selain itu penggunaan anak buah kapal (ABK) di atas kapal penangkap ikan yang
berpangkalan di Maluku juga mengharuskan penggunaan sebagian ABK yang bekerja
di atas kapal ikan berasal dari masyarakat setempat agar terbuka lapangan pekerjaan
dan mengurangi pengangguran. Inilah beberapa contoh aturan yang selaras dan
dibutuhkan untuk program Maluku sebagai LIN.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku memastikan, Ambon New Post (ANP)


dan Lumbung Ikan Nasional (LIN), sebagai program strategis nasional tetap jalan dan
sementara dalam proses. Bahkan, Pemerintah Pusat sudah bergerak agar ANP segera
dibangun untuk mendukung Maluku sebagai LIN. “Jadi tidak benar ANP dan Maluku
sebagai LIN ditunda atau dibatalkan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi
Maluku, Muhammad Malawat dan Kadis Perikanan dan Kelutan Provinsi Maluku,
Abdul Haris, Minggu (20/3/2022) dalam siaran pers yang diterima terasmaluku.com.
Malawat mengatakan, pihaknya baru saja kembali dari Ciawi Bogor rapat dengan
Pelindo atas perintah Kementerian Perhubungan, bersama Kementerian Perikanan,
Kementerian Perhubungan, Kementerian Maritim dan Investasi serta Stas Presiden,
bahas kajian kelayakan pembangunan Pelembang Baru dan Ambon Baru.
”Jadi 16 Maret 2022 itu bahas Palembang Baru. Sementara 17 Maret 2022 itu bahas
Ambon baru atau ANP,” sebut Malawat. Dia mengaku, dalam pertemuan itu dihadir
perwakilan Kantor Staf Presiden, Alan. Sementara, Ikram Sangadji, Asisten Deputi,
Kementerian Kemenko Marves. Pertemuan itu juga dihadiri Asisten Deputi Bidang
Perikanan Tangkap, Kementerian Perikanan dan Kelautan. “Saat itu dari Kantor Saf
Presiden, mendesak agar ANP segera diwujudkan. Begitu juga dengan Kementerian
Perhubungan, mempertanyakan studi kelayakan ANP yang mesti dibahas Februari
2022 dilakukan Maret 2022. Mereka desak agar segera dilaksanakan pembangunan
ANP,” terangnya. Malawat menuturkan, ketika dirinya menyampaikan bahwa di
Maluku saat ini ramai di media sosial maupun sejumlah media cetak dan online kalau
ANP dan LIN dibatalkan, mereka kaget. “Berbeda yang berkembang lewat media
sosial. Saya sampaikan mereka kaget. Saya tidak mengerti. Proyek sudah jalan kok ada
isu pembatalan. Proyek ini sudah masuk Proyek Strategi nasional. Jadi 2025
beroperasi," tegasnya. Dirinya juga menyampaikan bahwa alasan penundaan atau
pembatalan ANP katanya ada ranjau darat sisa perang dan gunung berapi di bawah
laut. ”Mereka bilang lokasinya dimana. Tidak benar dilokasi ANP di desa Waai.
Jadi memang sampai sekarang belum ada kejelasan lokasinya,” tandasnya. Lalu apa
yang dihasilkan dalam dapat itu ? Dia sampaikan ada beberapa poin yang harus
ditindkalanjuti dari hasil studi kelayakan ANP. “Nanti kita tindaklanjuti,” katanya.
Soal pembahasan lahan ANP, lanjut dia, sudah laksanakan tahap konsultasi publik.
“Itu terlahir 440 orang punya hak dalam lokasi ANP. Memang sebelumnya ada sekitar
200 hektar. Tapi tidak sampai. Yang dibebaskan hanya 158 hektar. Jadi lahan PLN,
Pelabuhan penyeberangan Waai 0,6 hektar, Tower, sungai, jembatan, jalan, dan garis
pantai,” rincinya. Sedangkan dari kepemilikan lahan 158 hektar yang dimiliki 440
orang, sebanyak 8 orang tidak sepakat, sementara 83 orang belum menyatakan sikap
sepakat atau tidak. “Kita undang mereka, tapi tidak datang. Apakah mereka sepakat
atau tidak. Jadi semunya 91 orang. Selanjutnya, Kementerian minta Gubernur buat
kajian keberatan. Apakah Gubernur menerima dan menolak keberatan itu. Kalau lanjut
penetapan lokasi,” paparnya.

Untuk itu, Malawat memastikan, ANP tetap jalan karena menyangkut wibawa
Pempus dan Pemprov Maluku. “Dengan pembangunan ini bisa tingkatkan taraf hidup
perekonomian masyarakat Maluku. Jadi tidak benar ada pembatalan ANP maupun
LIN,” katanya. Bahkan, beber dia, dari perwakilan Kementerian Maritim dan
Invesfasi, Staf Presiden dan Kementerian Perhubungan serta Kementerian Kelautan
marah soal isu berkembang ANP dibatalkan. “Setahu mereka Menko Kemaritiman dan
Investasi Luhut Panjaitan getol bangun Indonesia. Kalau pertemuan 8 anggota DPR
dan DPD RI asal Maluku tidak ada bukti kalau Pak Luhut bilang ANP dibatalkan.
Tidak ada bukti. Itu kata mereka. Saya kira ini dipolitisasi saja,” tutup Malawat.
Sementara itu, Haris menambahkan, LIN dan ANP masih berproses. Haris
menegaskan hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Perikanan,
dan Kementerian terkait yakni Kementerian Perhubungan dan Kementerian Maritim
dan Investasi kalau ANP dan LIN ditunda atau dibatalkan. “Jadi memang benar 17
Maret 2022 itu kami diundang oleh Pelindo bahas kajian studi kelayakan ANP. Jadi
Pak Kadis Perhubungan Maluku hadir langsung, saya dan Kepala Bappeda Maluku
dan pimpinan Organisasi Perangkat terkait ikut rapat secara online,” jelas Haris.
Haris mengaku, selain dari Kementerian Perhubungan, Perikanan, Maritim dan
Investasi, Staf Presiden, juga hadir perwakilan Bappenas. “Nah, kalau ANP tunda buat
apa dilakukan studi ANP. Jadi sesuai paparan konsultasi lokasi tetap di Waai. Intinya,
ANP dan LIN tetap jalan. Harus pertayaakan ke pusat rencana implentasnya. Sampai
saat ini surat resmi dari pempus bahwa ANP dan LIN di dialihkan atau ditunda dan
bahkan dibatalkan belum ada,” tandasnya. Dia mengaku, studi kelayakan ANP sudah
dibuat 2020 lalu dan hasilnya sudah dikirim ke pemerintah pusat. “Kalau berpendapat
ada yang bilang gunung berapi dan ranjau belum ada pernyataan resmi. Memang
lokasi ANP dan sejumlah daerah di Maluku pada umumnya daerah ada potensi gempa
betul. Kalau Waai kami belum dapat rilis resmi. Apalagi sampai saat ini ranjau belum
pecah atau meledak,” katanya.

Soal implementasi LIN, lanjut dia, masih dalam proses dan menunggu sikap
Pempus. Namun, ingat dia, realisasi LIN mesti butuh peraturan Presiden, master plan,
dan pengganggaran. “Jadi semua dari Pempus. Semua dokumen perencanaan kita
sudah sampaikan. Pak Gubernur juga tidak tinggal diam. Pemda sudah lakukan apa
yang menjadi tanggungjawabnya. Tinggal Pempus,” paparnya. Dia juga
menambahkan, Gubernur Maluku Murad Isamil sudah bentuk tim investigasi dan
pembuatan dokumen perencanaan ANP.

2.2 Berikut solusi yang bisa direnungkan bersama.

1. Program Maluku sebagai lumbung ikan nasional tetap dijalankan sesuai


dengan konsep awal, yaitu LIN terpusat di PPN Ambon, PPN Tual, serta
Pelabuhan Perikanan Swasta di Benjina Kepualauan Aru.
2. Pemerintah membentuk badan khusus atau unit kerja koordinasi
antarpemerintah yang bertugas untuk pengembangan Maluku sebagai LIN.
3. Menjadikan tiga pelabuhan perikanan tersebut sebagai kawasan ekonomi
khusus agar diberikan fasilitas atau kemudahan berinvestasi.
4. Mewajibkan kapal penangkap ikan untuk mendaratkan ikan hasil tangkapan
di pelabuhan perikanan yang ditetapkan pemerintah di Maluku.
5. Secara bertahap pemerintah pusat membangun pelabuhan laut internasional
sebagai hub untuk tujuan ekspor langsung dari Maluku.
6. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan para pelaku usaha agar perikanan Maluku maju dan
masyarakat Maluku sejahtera.

Pada akhirnya semoga program LIN ini tidak batal dan hanya penundaan atau
refocusing program sehingga dengan suksesnya Maluku sebagai LIN nanti akan
menguntungkan bagi bangsa dan negara, yaitu terciptanya Indonesia sebagai
Poros Maritim Dunia, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sektor perikanan
dan kelautan, meningkatkan pembangunan kawasan Indonesia Timur,
meningkatkan pendapatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP),
meningkatkan devisa, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat pesisir baik
dari Maluku maupun dari daerah lain, serta menyejahterakan masyarakat Maluku,
khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

2.3 Aspek-Aspek Kelayakan Pada New Port


Ada beberapa aspek-aspek yang ditinjau dari pembanguna Ambon New
Port yaitu sebagai beriku;

A. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi yang dimaksudnya itu adalah sektor perikanannya. Dimana
nantinya dalam kawasan Ambon New Port ini akan terintegrasi dengan pelabuhan
perikanan sehingga sektor hasil perikanan dan biota laut bisa terpusat di kawasan
tersebut. “Nah saya mempersiapkan dari aspek ekonominya. Ekonominya adalah
ikan dan lain sebaginya yg berkaitan dengan biota laut. Nah ini yg sedang kita
siapkan,”tuturnya kepada wartawan usai melakukan peninjauan lokasi yang bakal
dibangun menjadi kawasan Ambon New Port dan Pusat Lumbung Ikan Nasional
(LIN) Maluku di perbatasan Desa Waai dan Desa Liang, Kecamatan Salahutu,
Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon, Jumat (5/2/2021) bersaa Menteri
Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman
Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia serta Gubernur Maluku, Murad Ismail. Jika
hasil perikanan dan biota laut terpusat di kawasan ini lanjut Trenggono m aka akan
membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi disekitar daerah ini. Apalagi jika
kawasan Ambon New Port dan Pusat LIN ini terintegrasi dengan pelabuhan
perikanan modern, maka akan menjadi seperti Tsukiji Market di Jepang. Tsukiji
Market di Jepang merupakan kawasan pusat perikanan. “Itu bagus
sekali,”sambungnya. Dia pun meminta dukungan dari semua pihak agar
pembangunan ekonomi di Timur Indonesia melalui Maluku bisa berjalan dengan
baik sehingga menjadi legacy pemerintah kedepannya. Sekedar tahu, dalam
peninjauan ini,

Menteri KKP, Menhub, Kepala BKPM RI didampingi Gubernur Maluku


terlebih dahulu melakukan peninjauan dari darat tepatnya di perbatasan Desa Waai
dan Desa Liang. Disini, mereka mendengarkan paparan dari Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Abdul Haris seputar lokasi
pembangunan pelabuhan perikanan terintegrasi dengan Ambon New Port dan
dilanjutkan dengan peninjauan dari laut dengan menggunakan KM. Siwalima.

B. Aspek Geotransport
Ambon, Guna membahas pembangunan pelabuhan perikanan new
Ambon, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan melakukan rapat
koordinasi terkait studi penelitian di Ambon, Senin (8- 3-2021). Dalam proyek ini,
Kemenko Marves menggandeng sejumlah stakeholder, seperti Kemenhub, KKP,
BKPM, Pelindo IV, World Bank, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dan
sejumlah pihak terkait. Selanjutnya, Asisten Deputi (Asdep) Bidang Investasi Jasa
Farah Heliantina bersama Kemenhub, Pelindo IV, dan KKP telah berkunjung ke
beberapa titik lokasi guna melihat kondisi di lapangan pada Selasa (9-3- 2021).
Pelabuhan new Ambon dan selanjutnya PT SMI juga perlu melakukan studi
pendahuluan yang rencananya akan rampung pada Mei 2021. Mengingat studi
pendahuluan sangat diperlukan untuk penentuan lokasi Ambon New Port. Menurut
Asdep Farah terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan saat melakukan
Feasibility Study (FS), yakni aspek teknis, aspek ekonomi, dan dukungan
infrastruktur yang harus diberikan pemerintah. Ia juga berharap agar PT SMI dapat
aktif berkoordinasi dengan pihak lain. “SMI diharapkan aktif berkoordinasi dengan
Kemenhub, KKP, Pemda, dan Pelindo IV terkait data pendukung untuk penunjang
pelaksanaan studi pendahuluan”, ungkap Asdep Farah. Sebelumnya, alasan
pemindahan pelabuhan Ambon dikarenakan keterbatasan pelabuhan Ambon,
keterbatasan pelabuhan perikanan yang,

lama dan penyampaian usulan World Bank terkait Eastern Indonesia Port-
Ied development projects. Menurut Asdep Farah, pengembangan pelabuhan
Ambon dan jalan akses mengalami kendala keterbatasan area lahan darat,
mengingat lokasi Pelabuhan Ambon berada di daerah pusat perdagangan,
pemukiman, dan fasilitas umum perkotaan lainnya. Selain itu, terkait Pelabuhan
perikanan juga telah mencapai kapasitas maksimum. Dalam rapat koordinasi
tersebut, Asdep Farah mengatakan perlu dilakukannya sembilan indikasi linimasa
dalam pelaksanaan SP KPBU pelabuhan new Ambon. Indikasi tersebut,
diantaranya kick-off proyek, pengumpulan informasi awal dan penyusunan laporan
pendahuluan, analisis kebutuhan, kajian kriteria kepatuhan, identifikasi manfaat
badan usaha, analisis potensi pendapatan dan skema pembiayaan, kajian yang
memuat referensi internasional atas proyek KPBU sejenis, rekomendasi dan
rencana tindak lanjut, dan penyampaian laporan akhir studi pendahuluan. Di
samping itu juga membahas terkait pemanfaatan dan peluang perikanan tangkap
terkait estimasi potensi, JTB, dan tingkat pemanfaatan di tiga WPP bagian
Indonesia Timur. Tercatat status stok pada WPP 714, 715, dan 718 sebanyak 1,2
juta ton yang terdiri dari ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, lobster, kepiting,
dan rajungan. Dari angka tersebut, terkait peluang investasi perlu strategi
peningkatan produksi perikanan tangkap dengan memanfaatkan 600 ribu ton (50%)
dari potensi yang bisa dimanfaatkan dan merelokasi izin kapal dari WPP lainnya
yang melebihi JTB (jumlah tangkap yang diperbolehkan) ke WPP 714, 715, dan
718 dengan pelabuhan pangkalannya di Maluku. Sehingga nilai yang dapat
diperoleh kurang lebih Rp 15 triliun. Kemudian terkait archipelagic Tuna pada
WPP 713, 714, dan 715 terdapat sejumlah hasil tangkapan sedikit di atas limit
reference point (fully exploited).

Dari hal tersebut, terdapat peluang investasi perlunya meningkatkan ekspor


sebanyak 50.000 ton dengan nilai kurang lebih Rp 4 triliun. Untuk mencapai angka
tersebut, perlu dibentuknya strategi peningkatan nilai dan kualitas hasil tangkapan
nelayan khususnya skala kecil. Dalam mengusung pelabuhan new Ambon ini,
menurut Asdep Farah perlu penyebaran sarana rantai dingin. Diantaranya 115 unit
cold storage & UPI, 28 unit pabrik es, 18 unit mesin pencacah es, lima unit
kendaraan berpendingin, tiga unit mobil bak terbuka, dan 13 unit deep chest
freezer. “Sebaran sarana rantai dingin, dari ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder
Indonesia bisa menyampaikan terkait bisnis atau logistik yang memerlukan
regulasi atau sebagai tantangan dalam pengembangan pelabuhan ini,” tambahnya.
C. Jaringan Pelayaran (Potensi Muatan, Rute Pelayaran)

Pelabuhan Ambon (Ambon New Port) akan segera dibangun untuk


mendukung pengembangan Maluku menjadi lumbung ikan nasional. Di Pelabuhan
Ambon Baru, pelabuhan logistik, pelabuhan perikanan, dan sentra pengolahan ikan
terintegrasi di satu wilayah. Presiden Joko Widodo menyampaikan Ambon New
Port akan dibangun di lahan seluas 700 hektar. Dalam perencanaan dituangkan,
pelabuhan tersebut memiliki dermaga sepanjang 1.000 meter. Jokowi menyebut
Ambon New Port akan menopang pengembangan industri perikanan di Maluku.
Dengan berkembangnya industri perikanan, perekonomian Maluku akan semakin
bertumbuh.

"Jadi pagi hari ini saya khusus datang ke Ambon itu hanya punya satu
keperluan bahwa kita akan membangun Ambon New Port yang kurang lebih di
dalam perencanaan nanti ada 700 hektare yang itu terintegrasi antara pelabuhan
logistik dan pelabuhan perikanan serta industri perikanan ada di satu lokasi," kata
Jokowi saat berkunjung ke Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Kamis (25/3/2021).

Proyek Ambon New Port akan dicanangkan berjalan mulai tahun ini.
Jokowi pun mengajak para pelaku usaha perikanan untuk bergabung dalam
aktivitas pelabuhan baru nantinya. "Tahun ini akan dimulai pembangunannya dan
kita harapkan dalam dua tahun akan selesai. Untuk itu saya minta nanti pelaku-
pelaku fisheries industry bisa segera mendaftar dan ikut masuk ke dalam lokasi ini
sehingga kita memiliki keyakinan bahwa ini bisa jalan," imbuh Jokowi. Selain
terintegrasi dengan pelabuhan perikanan dan sentra pengolahan ikan, Ambon New
Port juga terintegrasi dengan terminal peti kemas internasional dan domestik,
terminal RORO, kawasan industri dan logistik, serta terminal LNH dan power
plant. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerangkan sentra pengolahan
ikan yang terintegrasi dengan Ambon New Port akan dilengkapi dengan peralatan
lengkap, seperti cold storage, sistem pengelolaan logistik, dan lainnya. Peralatan
tersebut memungkinkan para pelaku usaha untuk mengembangkan produknya,
seperti pembuatan sashimi, ikan asap, atau ikan kaleng yang harga jualnya lebih
mahal ketimbang ikan mentah. Dengan adanya Ambon New Port, kata Budi Karya,
tata kelola ekspor produk perikanan akan semakin baik. Dengan begitu, negara
dapat memperoleh devisa dari kegiatan ekspor perikanan.

"Kita ingin tata niaga perikanan ini harus dikontrol secara baik sehingga
devisa yang kita peroleh meningkat," cetus Budi Karya. Lokasi Ambon New Port
masih dalam kajian, tapi kemungkinan pelabuhan berada di perbatasan Desa Waai
dan Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah. Selain untuk mendukung
industri perikanan, pelabuhan baru dibuat karena terminal kargo dan peti kemas di
Pelabuhan Yos Sudarso akan mencapai kapasitas maksimal 10-15 tahun ke depan,
sehingga dibutuhkan pelabuhan baru yang lebih memadai.
BAB III
PEMUTUP

3.1 Kesimpulan
Maluku sebagai lumbung ikan nasional (LIN) layu sebelum berkembang. Berita
tentang pembatalan program Maluku sebagai LIN mengagetkan banyak pihak karena
program ini sudah direncanakan Presiden dan beberapa menteri terkait. Rasanya kalau
alasan pembatalan program ini cuma karena lokasi pusat LIN di Maluku merupakan
daerah gunung berapi aktif dan ada lokasi pembuangan ranjau dari perang dunia kedua
terlalu romantisisme dengan sejarah masa lalu, dan kalaupun memang demikian tentu
lokasi dapat dipindah ke lokasi yang lebih aman. Rencana Maluku sebagai lumbung ikan
nasional ini sudah dibicarakan dan diusulkan sejak Sail Banda tahun 2010. Pada saat itu
konsep LIN itu terpusat di tiga pelabuhan perikanan di Maluku, yaitu Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Ambon, PPN Tual, serta Pelabuhan Perikanan Swasta di Benjina
Kepulauan Aru. Namun terdapat beberapa kendala, antara lain belum ada payung hukum
dan dukungan pemerintah pusat terkait Maluku sebagai LIN sehingga belum ada
perkembangan yang berarti. Presiden merencanakan kembali dan mendukung konsep
Maluku sebagai LIN. Sejak itu masyarakat Maluku menyambut baik dan gembira atas
rencana ini, yang ditandai dengan beberapa rapat koordinasi antara pemerintah daerah dan
beberapa menteri terkait untuk kesuksesan program LIN ini.

Hasil kesepakatan dan koordinasi dengan pemerintah pusat ditetapkanlah lokasi


pembangunan Ambon New Port dan pelabuhan perikanan beserta kawasan industri di
daerah Tulehu Waai, Pulau Ambon. Sejak awal penentuan lokasi dirancang masih di Pulau
Ambon dan masih di sekitar ibu kota Provinsi Maluku karena lokasi di daerah Teluk
Ambon sudah tidak memungkinkan untuk pengembangan kawasan akibat keterbatasan
lahan. Konsep LIN ini dicanangkan masuk sebagai proyek strategis nasional yang nilai
investasinya cukup besar karena akan ada pembangunan pelabuhan laut dan kawasan
industri terpadu di kawasan Indonesia Timur, di mana Ambon New Port ini akan dijadikan
sebagai pelabuhan hub yang dapat melakukan kegiatan ekspor barang langsung dari
Indonesia Timur ke luar negeri. Luas tanah yang dibutuhkan sekitar 900 hektar (ha), tetapi
untuk tahap pertama dibebaskan lahan sekitar 200 ha, termasuk untuk industri perikanan
seluas 50 ha. Pembangunan kawasan Industri perikanan dan Ambon New Port ini akan
menjadikan Maluku sebagai pusat Industri perikanan terbesar di Indonesia Timur yang
akan memajukan kawasan, terutama dari sektor perikanan.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna maka saya sangat
harapkan saran dan kritik dari semuah pihak khususnya bapak/ibu dosen.
DAFTAR PUSTAKA

https://tender-indonesia.com/m/tajuk.php?TId=856

https://www.teras.id/news/pat-38/465173/httpsterasmaluku-103

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rj

Anda mungkin juga menyukai