LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH TANJUNG API API
3-1
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
A. Kebijakan Nasional
Dalam PP No. 26 Tahun 2007 tentang RTRW Nasional Tahun 2008 – 2028, kawasan
Tanjung Api-Api merupakan bagian dari pengembangan Pelabuhan Internasional dalam
satu sistem dengan Palembang. Sehingga kawasan tanjung Api-Api dikembangkan
Pelabuhan Internasional sebagai simpul transportasi laut Nasional. Dalam PP No. 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhan yang dimaksud Pelabuhan Internasional adalah
Pelabuhan Utama yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri
3-2
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah
besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi. Sehingga memposisikan
Kawasan Tanjung Api-Api sebagai pintu gerbang perdagangan Internasional, khususnya
bagi Sumatera bagian Selatan.
Dalam MP3EI, Koridor Sumatera (KE Sumatera) mempunyai tema Sentra Produksi dan
Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional. Secara geostrategis, Sumatera
diharapkan menjadi “Gerbang ekonomi nasional ke Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan,
Asia Timur, serta Australia”.
B. Kebijakan Provinsi Sumatera Selatan dalam RTRW Provinsi Selatan Tahun 2011
– 2031
Tanjung Api-Api diarahkan sebagai pengembangan infrastruktur utama wilayah dengan
adanya strategi mengembangkan Pelabuhan Internasional Tanjung Api-api untuk
memantapkan peran Provinsi Sumatera Selatan dalam skala regional dan
nasional.Pengembangan pelabuhan di Tanjung Api-api yang menjadi satu kesatuan
sistem dengan Palembang diarahkan sebagai pelabuhan utama primer yang berfungsi
khususnya untuk melayani kegiatan angkutan laut nasional dan internasional. Selain
pelabuhan umum, pengembangan pelabuhan khusus yang melayani kegiatan
3-3
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
pertambangan batubara akan dikembangkan di Muara Enim yang akan melayani kegiatan
pertambangan batubara di kawasan tersebut.
Pelabuhan tanjung Api-api ini akan melayani rute pelayaran regional, nasional dan
internasional, dari kajian studi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut oleh Louis Berger
Internasional Inc. 1995, Pelabuhan Tanjung Api-api mampu melayani tonase kapal
dengan carrying capacity 3.000 TFEUS (Twenty Feet Equivalent Unit). Sedangkan
kemampuan pelabuhan Boom Baru maupun Muara Sabak Provinsi Jambi hanya 500
TFEUS (Twenty Feet Equivalent Unit).Selain mampu meningkatkan kapasitas angkutan
untuk jenis kapal-kapal bertonase besar, Pelabuhan Laut Tanjung Api-api itu sangat
memungkinkan memperpendek alur jarak tempuh bagi armada laut. Bahkan sumber data
yang ada memperlihatkan tujuan Tanjung Api-api ke Jakarta berjarak 266,67 mil/480 km.
Tujuan Tanjung Api-Api ke Singapura hanya berjarak 250 mil/450 km, sedangkan ke
Kuala Lumpur berjarak 402,78 mil/725 km. Dalam Peta Rencana Lokasi Pelabuhan laut
Tanjung Api-api telah disiapkan beberapa pembangunan. Antara lain pelabuhan/terminal
general kargo mencapai 80 Ha, pelabuhan laut sekitar 91 Ha, pelabuhan penyeberangan
sekitar 21 Ha, 1 stock pile batubara sekitar 80 Ha, pelabuhan peti kemas seluas 80 Ha,
pelabuhan/terminal curah cair (CPOIBBM/Migas/Pupuk/semen) di atas lahan sekitar 85
Ha.
3-4
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
strategis Provinsi yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi provinsi.
3-5
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
h. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan industri pada pusat
kegiatan utama Kabupaten (Kawasan Industri Tanjung Api-Api, Gasing dan Mariana).
i. Penyediaan sarana dan prasarana telekomunikasi dengan membangun dibangun
menara telekomunikasi bersama maupun menara milik sendiri.
j. Pengembangan terhadap kawasan industri Tanjung Api-Api sebagai kawasan industri
besar untuk mengolah hasil sumberdaya alam.
k. Adanya Kawasan reklamasi pantai yang direncanakan di Kabupaten Banyuasin
diperuntukkan untuk industri dan pelabuhan yaitu kawasan industry Tanjung Api-
Api/Tanjung Carat yang dikembangkan di kecamatan Banyuasin dua, kawasan ini
berada di kawasan reklamasi pantai seluas 3.931,35 Ha.
l. Penetapan Kawasan Strategis Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api dengan arahan
pengembangan kawasan, meliputi :
Pengembangan kawasan Industri Terpadu
Pelabuhan/terminal general kargo mencapai
Pelabuhan laut
Pelabuhan penyeberangan
1 stock pile batubara
Pelabuhan peti kemas
pelabuhan/terminal curah cair (CPOIBBM/Migas/Pupuk/Semen)
Pengembangan kawasa perkantoran
Pengembangan kawasan Permukiman
Pengembangan Fasilitas umum sosial-ekonomi
Pengembangan Jaringan utilitas pendukung kegiatan pelabuhan, industri dan
permukiman
Pengembangan JaringanTransportasi
3-6
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
Gambar 2.1
Peta Administrasi
KEK Tanjung Api-Api
3-7
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3.2.1. Aksesibilitas
Pencapaian menunju Kawasan Tanjung Api-Api dapat dilalui melalui darat dan
perairan.Pencapaian menuju lokasi melalui jalur darat yaitu dengan ketersediaan
jaringan jalan Arteri Primer yang merupakan jaringan jalan Provinsi sepanjang 70
Km (simp. Empat Jl. Kol. H. Burlian – Soekarno Hatta Kota Palembang (Km 9,5)
menuju Pelabuhan TAA) dengan kondisi jalan masih berupa tanah dan sebagian
perkerasan tanah dan direncanakan dilakukannya perkerasan jalan berupa aspal
dan beton, dimulai dari Simpang Empat Jalan Kol. Burlian – Jalan Soekarno Hatta,
tepatnya di Km 9,5 dari Kota Palembang dan berakhir di Pelabuhan Tanjung Api
Api pada STA 68+600. Dengan adaanya Pembangunan Jalan Tol Palembang –
Tanjung Api-Api, maka akses menuju Kawasan tanjung Api-Api akan sangat
mudah untuk dicapai.
Untuk pencapaian melalui jalur transportasi sungai dan penyeberangan, maka alur
transportasi air bertumpu pada Sungai Banyuasin dan Sungai Telang dengan
adanya Dermaga Sungsang dan Dermaga Tanjung Api-Api yang berdampingan
dengan Pelabuhan/Dermaga TNI.Kedua Sungai tersebut berperan sebagai sarana
transportasi air berupa alur pelayaran pedalaman yang dapat menghubungkan
pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lingkungan, antar pusat pelayanan lokal
serta antar pusat pelayanan lingkungan. Waktu tempuh ± 1 jam perjalanan
dengan speedboat dari Dermaga 16 Ilir Palembang
3-8
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
bajir. Sedangkan untuk kelerengan 2-5% memiliki kesesuaian lahan untuk industri,
irigasi terbatas dan pengembangan pemukiman.
3.2.3. Klimatologi
Kondisi klimatologi Kawasan Tanjung Api-Api secara umum beriklim tropis basah
dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun dengan suhu rata-rata 26,100 –
27,400 Celcius serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5
% sepanjang tahun. Secara lebih rinci dari pengamatan enam stasuin klimatologi
yaitu Stasiun Hujan Sungai Lilin, Sungsang, Sembawa dan Betung, Air Sugihan,
Mariana serta Badaruddin, sebaran tipe iklim di Kabupaten Banyuasin terbagi
menjadi 4 (tiga) yaitu tipe iklim B2, tipe iklim B, tipe iklim B1 dan tipe iklim C2.
Kawasan Tanjung Api-Api (Kecamatan Banyuasin II) termasuk ke dalam Tipe Iklim
B dengan curah hujan rata-rata 2521-2683 mm/tahun.
3-9
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
dimana pada lokasi sekitar pantai secara umum dipengaruhi oleh adanya angin
darat dan angin laut.
Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan
bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin).
Angin darat terjadi pada tengah malam dan dini hari.Sedangkan angin laut terjadi
ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi panas
lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut.
Akibat udara panas di daratan akan naik dan digantikan dengan udara dingin dari
lautan. Sehingga angin laut terjadi pada sore dan malam hari.Secara umum
pergerakan angin bergerak melintasi Indonesia dari posisi Australia ke Asia dan
dari Asia ke Australia dengan pergerakan Tenggara – Barat Laut.
3 - 10
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 11
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 12
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 13
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 14
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 15
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
Dominasi lahan berupa lahan berbahan aluvium (lahan aluvial) yang diendapkan di atas dasar
lautan. Bahan sedimen aluvium ini diperkirakan berasal dari proses pelapukan formasi
Muaraenim dan Kasai serta mengandung fraksi lempung (clay) dari jenis kaolin dan pasir
kuarsa halus (quartzy-sand) di bagian bawah dan merupakan hasil endapan erosi di dataran
rendah. Jenis tanah berupa gleysol yaitu pada dataran pasang yang tergenang dalam waktu
lama.Secara keseluruhan jenis tanah yang ada di dalam kawasan Tanjung Api-Api dominasi
oleh dataran lahan alluvial.
Aluvial dihubungkan dengan siklus pasang-surut air yang selalu menghasilkan sedimentasi ke
arah pasang terluar, sedangkan organosol dihubungkan dengan adanya kandungan bahan
organik mentah (belum terdekomposisi/terurai) dan membentuk lapisan bahan organik serta
lahan ini sering dikelompokkan ke dalam lahan gambut. Penghambatan proses dekomposisi
bahan organik ini berhubungan dengan adanya genangan dalam kurun waktu cukup lama,
sehingga selalu terjadi penimbunan bahan organik yang berasal dari vegetasi setempat.
3.2.8. Hidrologi
Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, kawasan Tanjung Api-Api termasuk ke dalam
daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai.Aliran sungai di daerah
datarah basah pola alirannya rectangular. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-
rawa dan pasang surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah yang dipengaruhi oleh
pasang surut aliran sungainya adalah subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap
daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas.
Dilihat dari daerah aliran sungainya, kawasan termasuk kedalam daerah aliran sungai (DAS)
Musi dan DAS Banyuasin pada kawasan Hutan Lindung.Sedangkan berdasarkan
ketersediaan air tanah termasuk kedalam Cekungan Air tanh (CAT) Karang Agung dan
Palembang Kayu Agung.
3 - 16
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 17
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 18
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 19
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
Tata guna lahan pada kawasan sekitar tapak merupakan kawasan Hutan Lindung Air Telang,
pertanian lahan kering campur kemudian diikuti oleh penggunaan lahan jenis semak belukar
dan permukiman.Dalam penggunaan lahan eksisting Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
(RTRW Kab. Banyuasin Tahun 2012 – 2032), sekitar tapak Kawasan Tanjung Api Api memiliki
penggunaan lahan berupa hutan mangrove sekunder pada sisi Utara dan Barat tapak,
pertanian lahan kering campur semak dan semak belukar rawa pada sisi Tengah-Timur-
Tenggara.
3 - 20
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
5. JARINGAN INFRASTRUKTUR
Jaringan infrastruktur yang tersedia masih berupa infrastruktur jaringan pergerakan darat dan
sungai dan parit rawa pasang surut.
A. Jaringan Jalan
Jaringan yang ada pada saat ini adalah ruas jalan yang menghubungkan Tanjung Api Api
dengan kawasan lainnya adalah Ruas jalan Palembang – Tanjung Api Api yang difungsikan
sebagai jalan Arteri Primer dan status jalan sebagai Jalan Provinsi. Panjang Jalan dari
Palembang kurang lebi 70 Km (Km 9,5 dari Kota Palembang dan berakhir di Pelabuhan
Tanjung Api Api pada STA 68+600) dengan kondisi perkerasan jalan berupa perkerasan
tanah kerikil dan jalan tanah.
Selain keberadaan jalan utama yang merupakan penghubung regional, terdapat jaringan jalan
kolektor menuju dermaga Tanjung Api-Api, jaringan lokal pada kawasan perkotaan Sungsang
dan jalang lingkungan antar permukiman. Selain jaringan jalan umum, terdapat jalan kebun
dan jalan setapak sebagai jalur penduduk dalam melakukan aktivitas berkebun.
C. Jaringan Kelistrikan
Kecamatan Banyuasin II merupakan salah satu Kecamatan Kabupaten Banyuasin yang belum
teraliri listrik. Dilihat dari potensinya pelayanan listrik di Kabupaten Banyuasin sampai saat ini
dilayani oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB)
Cabang Palembang yang mengelola unit pembangkit listrik PLTU Keramasan Unit III, PLTA
Batu Tegi (Lampung), PLTA Basai (Lampung), dan PLTG Indralaya. Ketidakterjangkaun listrik
3 - 22
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
diakibatkan oleh kondisi pasokan listrik saat ini di Kabupaten Banyuasin mengalami
kekurangan suplay (defisit).
Jaringan listrik pada kawasan KEK yang akan dikembangkan sudah disediakan jaringan
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan 1 unit Gardu Induk sebagai generator utama
kebutuhan listrik pada kawasan.
3 - 23
DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA
PROVINSI SUMATERA SELATAN
D. Jaringan Telekomunikasi
Kawasan tanjung Api-Api pada saat ini belum didapati adanya jaringan telekomunikasi
baik kabel telepon maupuan nirkabel.Sehingga di perlukan penambahan pengembangan
jaringan tersebut untuk kawasan ini.
Lahan non produktif dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu lahan kritis, lahan
semi kritis dan lahan potensial kritis.
a. Lahan kritis
Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif yang tidak memungkinkan untuk
dijadikan lahan pertanian tanpa merehabilitasi terlebih dahulu. Ciri lahan kritis
diantaranya adalah:
3 - 24
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 25
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
Klasifikasi
Penilaian
Non Kriteria Keterangan
*
Produktif
Lahan 1) Telah terjadi erosi yang kuat, Tidak KEK TAA
kritis sebagian sampai gully erossion bukan
2) Lapisan tanah tererosi habis Tidak
merupakan
3) Kemiringan lereng > 30 % Tidak
4) Tutupan lahan sangat kecil (<25- Tidak lahan kritis
50%), kadang gundul
5) Tingkat kesuburan tanah sangat Tidak
rendah
Lahan 1) Telah mengalami erosi permukaan Tidak KEK TAA
Semi Kritis sampai erosi alur memenuhi 3
2) Mempunyai kedalaman efektif yang Ya
kriteria dan
dangkal (<5cm)
lima sebagai
3) Kemirigan lereng > 10 % Tidak
4) Prosentase penutupan lahan 50 – 75 Ya lahan semi
% kritis
5) Kesuburan tanah rendah Ya
Lahan 1) Pada lahan belum terjadi erosi, Ya KEK TAA
Potensial namun karena keadaan topografi merupakan
Kritis dan pengelolaan yang kurang tepat lahan potensial
maka erosi dapat terjadi bila tidak kritis
dilakukan pencegahan
2) Tanah mempunyai kedalaman efektif Ya
yang cukup dalam (>20cm)
3) Prosentase penutupan lahan masih Ya
tinggi (>70%)
4) Kesuburan tanah mulai dari rendah Ya
sampai tinggi.
Sumber : Kementerian Pertanian, 1998 *Hasil Survey, 2011
3 - 26
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 27
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
Hasil perikanan Sumatera Selatan baik laut maupun perairan umum dan darat
mencapai 178.684,6 ton.Dari hasil ikan laut mencapai 35.484,40 ton
terkonsentrasi di Ogan Komering Ilir dan Banyuasin. Sementara hasil ikan
darat, perairan umum, tambak, sawah, dan keramba mencapai 143.199,60 ton,
terpusat di Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering
Ulur, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Ogan Komering Ulu Timur.
3 - 28
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
Tanjung Api-api, sehingga ekspor minyak dan gas alam dapat dilakukan secara
cepat dari ladang-ladang minyak dan gs yang ada di Provinsi Sumatera
Selatan.
Dengan menyediakan tenaga listrik, fasilitas telekomunikasi dan air minum
diharapkan dapat mempercepat pembangunan kawasan pelabuhan Laut
Tanjung Api-api dan sekitarnya yang rencana pembangunannya telah
dikembangkan.
Program pembangunan daerah terkait upaya mewujudkan Kawasan ekonomi
Khusus Tanjung Api-Api dominasi pada pengembangan infrastruktur, meliputi :
1. Rencana Jalan Tol Prov. Sumatera Selatan Ruas Palembang – Tanjung Api-Api
Rencana pembangunan jalan tol untuk menunjang aksesibilitas Kawasan
Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api dan pelabuhan internasional TAA yang
merupakan salah satu simpul outlet hasil tambang batubara dan hasil bumi
(sawit dan karet):
Panjang: 70 km
2 km full standard
68 km High Grade Highway
Kecepatan Rencana : - 100 km/h
Jumlah Jalur : 2 lane
Ruang Milik Jalan 47,50 m (minimum)
Nilai Investasi: Rp 8,75 T
Pembebasan Lahan : Sudah Bebas (Row = 100m)
Skema KPS : BOT ( Build – Operate – Transfer).
Persiapan Proyek : 2014
Lelang : 2015
Penandatangan Kontrak : 2015
Konstruksi : 2015-2017
Operasional : 2017
2. Rencana Pembangunan Jembatan Tol beserta Jalan Aksesnya
Jembatan Musi 3 Kemaro adalah bagian dari sistem transportasi Palembang-
Metropolitan dan direncanakan mejadi bagian dari ruas Lingkar Timur
3 - 29
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 30
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
3 - 31
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin
Semua dokumen persyaratan telah terpenuhi (Pra FS, FS, Pradesign DED dan
Studi AMDAL) dan Menunggu dukungan pemerintah mengeluarkan kebijakan
mendukung investasi proyek ini.
5. Investasi Bidang Energi Prov. Sumsel
PT. PUSRI (Devl. NPK)
PT. ADANI (Coal Stockpile)
6. Rencana Pembangunan Pembangkit Energi Listrik
PLTU GCL&CEPG (China) kapasitas 5 x 250 MW, nilai investasi 1 Milyar
dengan status proyek pada tahap Mou.
7. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Ferry Sumsel-Babel (operasi tahun
2013)
8. Program Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Banyuasin
Jalan Kolektor Primer K1 ruas Kab. OKI – Kec. Muara Padang – Kec. Air
Salek – Kec. Muara Telang – Kec. Marga Air Telang - Kec. Banyuasin II.
Pengembangan Jalan Raya Khusus Batubara ruas Kab. Muara Enim –
Kec. Rantau Bayur – Kec. Suak Tapeh – Kec. Banyuasin III – Kec.
Sembawa – Kec. Talang Kelapa - Kec. Tanjung Lago – Kec. Banyuasin II.
Pembangunan terminal Galangan Kapal terletak Tanjung Api-Api
Pembangunan terminal tipe A di Sungsang Kabupaten Banyuasin
Pengembangan Pelabuhan pengumpul Tanjung Api-Api
Pengembangan Gardu Induk dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Peningkatan jaringan Listrik dan Telekomunikasi
Pembangunan IPAL Terpadu
3 - 32