Anda di halaman 1dari 32

RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api

LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH TANJUNG API API

3.1. POSISI KAWASAN TANJUNG API-API DALAM KONSTELASI


REGIONAL

Kawasan Tanjung Api-Api merupakan suatu kawasan yang berada di bagian


Timur Provinsi Sumatera Selatan tepatnya masuk ke dalam wilayah administratif
Kabupaten Banyuasin.Provinsi Sumatera Selatan berada pada letak geografis 1 o -
4o Lintang Selatan dan 102o -106o Bujur Timur dengan luas daratan 87.017 Km²
(8.701.741 Hektar) terhampar 15 Kabupaten/Kota, 223 Kecamatan, 384
Kelurahan dan 2.812 Desa. Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 didiami oleh
7.593.425 jiwa penduduk pada Tahun 2011 dan 1/5 penduduk bertempat tinggal di
Kota Palembang sebagai Ibukota Sumatera Selatan. Pertumbuhan penduduk
Provinsi Sumatera Selatan cenderung meningkat dengan pertambahan penduduk
Tahun 2010 – 2011 sebesar 1,92%.

Selain Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu


bagian dari Provinsi Sumatera Selatang yang menaungi Kawasan Tanjung Api-
Api. Kabupaten Banyuasin memiliki luas wilayah 1.183.299 Ha atau sekitar 12,18
% Luas Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah penduduk 762.482 jiwa.

Letak Geografis Kabupaten Banyuasin yang demikian yang menempatkan


Tanjung Api Api pada posisi potensial dan strategis dalam hal perdagangan dan
industri, maupun pertumbuhan sektor-sektor pertumbuhan baru. Kondisi ini dan
posisi Kabupaten Banyuasin dengan ibukota Pangkalan Balai yang terletak di

3-1
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Jalur Lintas Timur.Selain itu Kabupaten Banyuasin merupakan daerah


penyelenggara pertumbuhan Kota Palembang terutama untuk sektor industri.
Disisi lain bila dikaitkan dengan rencana Kawasan Industri dan pelabuhan Tanjung
Api-api Kabupaten Banyuasin sangat besar peranannya bagi kabupaten di
sekitarnya sebagai pusat industri hilir, jasa distribusi produk sumber daya alam
baik pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, dan pertambangan sehingga
akan melahirkan kembali kemasyuran Bandar Sriwijaya milik Kabupaten
Banyuasin.

Pelabuhan Tanjug Api – Api akan dibangun sebagai perwujudan pembangunan


infrastruktur regional utama dalam rangka percepatan akselerasi Provinsi
Sumatera Selatan sebagai Lumbung Pangan dan Lumbung Energi Nasional.
Untuk menuju Pelabuhan Tanjung Api – Api akan dibangun rel kereta api ( railway
track ) dan jalan raya (highway). Sumber daya alam di Sumatera Selatan
merupakan daya tarik yang kuat bagi masuknya investor baik dalam negeri
maupun luar negeri baik di sektor industri, pertambangan, perkebunan dan jasa.
Pelabuhan Tanjung Api – api terletak di daerah yang strategis antara Pulau
Sumatera dengan Pulau Jawa, dan Provinsi Sumatera Selatan dengan negara
tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Rencana Pengembangan Kawasan
Tanjung Api-Api diperkuat dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuasin No. 15 Tahun 2009 tentang Rencana Induk Kawasan Industri Tanjung
Api – Api.

Posisi Kawasan Tanjung Api-Api dalam pengembangan wilayah Nasional, Provinsi


Sumatera Selatan dan Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut :

A. Kebijakan Nasional
Dalam PP No. 26 Tahun 2007 tentang RTRW Nasional Tahun 2008 – 2028, kawasan
Tanjung Api-Api merupakan bagian dari pengembangan Pelabuhan Internasional dalam
satu sistem dengan Palembang. Sehingga kawasan tanjung Api-Api dikembangkan
Pelabuhan Internasional sebagai simpul transportasi laut Nasional. Dalam PP No. 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhan yang dimaksud Pelabuhan Internasional adalah
Pelabuhan Utama yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri

3-2
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah
besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi. Sehingga memposisikan
Kawasan Tanjung Api-Api sebagai pintu gerbang perdagangan Internasional, khususnya
bagi Sumatera bagian Selatan.
Dalam MP3EI, Koridor Sumatera (KE Sumatera) mempunyai tema Sentra Produksi dan
Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional. Secara geostrategis, Sumatera
diharapkan menjadi “Gerbang ekonomi nasional ke Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan,
Asia Timur, serta Australia”.

Di dalam strategi pembangunan ekonominya, Koridor Ekonomi Sumatera berfokus pada


tiga kegiatan ekonomi utama, yaitu kelapa sawit, karet, serta batubara yang memiliki
potensi yang sangat besar untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi koridor ini.Selain
itu, kegiatan ekonomi utama pengolahan besi baja yang terkonsentrasi di Banten juga
diharapkan menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan koridor ini, terutama setelah
adanya upaya pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Tanjung Api-Api dalam perekonomian Nasional dalam MP3EI, merupakan kawasan


strategis nasional yang memiliki kegiatan ekonomi utama berupa Batu Bara yang
didukung dengan pengembangan rel kereta api, jalan dan sumber energinya. Hal ini
didukung dengan adanya total cadangan sumber daya batubara (104,8 miliar ton) di
Indonesia, sebesar 52,4 miliar ton berada di Sumatera, dan sekitar 90 persen dari
cadangan di Sumatera tersebut berada di Sumatera Selatan. Dengan produksi batubara
sekitar 200 juta ton/tahun, Indonesia memiliki cadangan batubara untuk jangka waktu
panjang.

B. Kebijakan Provinsi Sumatera Selatan dalam RTRW Provinsi Selatan Tahun 2011
– 2031
Tanjung Api-Api diarahkan sebagai pengembangan infrastruktur utama wilayah dengan
adanya strategi mengembangkan Pelabuhan Internasional Tanjung Api-api untuk
memantapkan peran Provinsi Sumatera Selatan dalam skala regional dan
nasional.Pengembangan pelabuhan di Tanjung Api-api yang menjadi satu kesatuan
sistem dengan Palembang diarahkan sebagai pelabuhan utama primer yang berfungsi
khususnya untuk melayani kegiatan angkutan laut nasional dan internasional. Selain
pelabuhan umum, pengembangan pelabuhan khusus yang melayani kegiatan

3-3
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

pertambangan batubara akan dikembangkan di Muara Enim yang akan melayani kegiatan
pertambangan batubara di kawasan tersebut.

Pelabuhan tanjung Api-api ini akan melayani rute pelayaran regional, nasional dan
internasional, dari kajian studi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut oleh Louis Berger
Internasional Inc. 1995, Pelabuhan Tanjung Api-api mampu melayani tonase kapal
dengan carrying capacity 3.000 TFEUS (Twenty Feet Equivalent Unit). Sedangkan
kemampuan pelabuhan Boom Baru maupun Muara Sabak Provinsi Jambi hanya 500
TFEUS (Twenty Feet Equivalent Unit).Selain mampu meningkatkan kapasitas angkutan
untuk jenis kapal-kapal bertonase besar, Pelabuhan Laut Tanjung Api-api itu sangat
memungkinkan memperpendek alur jarak tempuh bagi armada laut. Bahkan sumber data
yang ada memperlihatkan tujuan Tanjung Api-api ke Jakarta berjarak 266,67 mil/480 km.
Tujuan Tanjung Api-Api ke Singapura hanya berjarak 250 mil/450 km, sedangkan ke
Kuala Lumpur berjarak 402,78 mil/725 km. Dalam Peta Rencana Lokasi Pelabuhan laut
Tanjung Api-api telah disiapkan beberapa pembangunan. Antara lain pelabuhan/terminal
general kargo mencapai 80 Ha, pelabuhan laut sekitar 91 Ha, pelabuhan penyeberangan
sekitar 21 Ha, 1 stock pile batubara sekitar 80 Ha, pelabuhan peti kemas seluas 80 Ha,
pelabuhan/terminal curah cair (CPOIBBM/Migas/Pupuk/semen) di atas lahan sekitar 85
Ha.

Selain itu di Provinsi Sumatera Selatan terdapat pelabuhan/terminal khusus untuk


angkutan batubara dan sumberdaya mineral lainnya (minyak) yang dimiliki dan dikelola
oleh swasta. Pelabuhan khusus tersebut tersebar di 5 (lima) kabupaten/kota, yaitu di Kota
Palembang, Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin serta terminal khusus batubara di
Kabupaten Muara Enim dan Musi Rawas. Tatanan kepelabuhanan di Sumatera Selatan
ini selain bertujuan mendukung pengembangan transportasi laut juga sebagai dukungan
atas operasionalisasi TNI AL guna pertahanan dan keamanan nasional.

Selain dalam pengembangan infrastruktur utama wilayah di Provinsi Sumatera, Kawasan


Tanjung Api-Api termasuk bagian dari pengembangan sistem kota-kota di Provinsi yaitu
bagian dari pengembangan PKWp Sungsang (Kab.Banyuasin) dengan fungsinya
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota dan pemgembangan
Industri skala besar direncanakan dikembangkan di Kawasan Tanjung Api-api (Kabupaten
Banyuasin).Dengan dukungan potensi sumber daya dan kebijakan pengembangannya,
maka Kawasan Api-Api bagi Provinsi Sumatera Selatan ditetapkan sebagai kawasan

3-4
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

strategis Provinsi yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi provinsi.

C. Kebijakan Kabupaten Banyuasin dalam RTRW Kabupaten Banyuasin Tahun


2012 - 2032
PKWp yang terdapat di Kabupaten Banyuasin merupakan perubahan dari perkembangan
pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api, dalam hal ini pertumbuhan yang diharapkan
lebih cepat untuk menunjang akses transportasi nasional, adapun Sungsang sesuai
arahan RTRWP Sumatera Selatan ditetapkan sebagai PKWp merupakan permukiman
desa sehingga diarahkan untuk menjadi pusat jasa, perdagangan, industri dan pariwisata.

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api, adanya rencana pembangunan Pelabuhan


Internasional Tanjung Api-Api yang ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi yang
berlokasi di Kecamatan Banyuasin II. Kawasan ini merupakan kawasan ekonomi khusus
yang akan menjadi kawasan strategis ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Banyuasin.

Dukungan terhadap kawasan Tanjung Api-Api diantaranya :


a. Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan ruas Palembang – Tanjung Api-
Api/Tanjung Carat direncanakan untuk jalan tol High Grade Highway.
b. Jaringan jalan kolektor primer menghubungkan antar PKW terutama untuk akses
menuju rencana PKWp di Sungsang.
c. Terminal penumpang tipe B di Kawasan Tanjung Api-Api direncanakan untuk
ditingkatkan menjadi tipe A sesuai dengan arahan RTRWP Sumatera Selatan serta
beberapa terminal khusus agar dioptimalisasikan fungsinya.
d. Pengembangan jalur kereta api khusus Batubara, meliputi pengembangan jalur
khusus angkutan barang melalui rute Muara Enim - Tanjung Api-api, dengan lokasi
stasiun di Kawasan Tanjung Api-Api.
e. Peningkatan pelabuhan Pengumpul Tanjung Api-Api pada sisi kiri dan Pembangunan
Tanjung Carat sebagai Pelabuhan Internasional pada sisi Utara (selat Bangka)
dengan alur pelayaran Internasional dan Asia.
f. Pengembangan Gardu Induk dengan pengembangan jalur SUTT yang terletak di
Kecamatan Rantau Bayur, jangkauan pelayanannya meliputi Kec. Rantau Bayur –
Kec. Betung – Kec. Pulau Rimau – Kec. Banyuasin II
g. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kawasan Tanjung Api-Api.

3-5
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

h. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan industri pada pusat
kegiatan utama Kabupaten (Kawasan Industri Tanjung Api-Api, Gasing dan Mariana).
i. Penyediaan sarana dan prasarana telekomunikasi dengan membangun dibangun
menara telekomunikasi bersama maupun menara milik sendiri.
j. Pengembangan terhadap kawasan industri Tanjung Api-Api sebagai kawasan industri
besar untuk mengolah hasil sumberdaya alam.
k. Adanya Kawasan reklamasi pantai yang direncanakan di Kabupaten Banyuasin
diperuntukkan untuk industri dan pelabuhan yaitu kawasan industry Tanjung Api-
Api/Tanjung Carat yang dikembangkan di kecamatan Banyuasin dua, kawasan ini
berada di kawasan reklamasi pantai seluas 3.931,35 Ha.
l. Penetapan Kawasan Strategis Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api dengan arahan
pengembangan kawasan, meliputi :
 Pengembangan kawasan Industri Terpadu
 Pelabuhan/terminal general kargo mencapai
 Pelabuhan laut
 Pelabuhan penyeberangan
 1 stock pile batubara
 Pelabuhan peti kemas
 pelabuhan/terminal curah cair (CPOIBBM/Migas/Pupuk/Semen)
 Pengembangan kawasa perkantoran
 Pengembangan kawasan Permukiman
 Pengembangan Fasilitas umum sosial-ekonomi
 Pengembangan Jaringan utilitas pendukung kegiatan pelabuhan, industri dan
permukiman
 Pengembangan JaringanTransportasi

3.2. KONDISI TAPAK


Kawasan Tanjung Api-Api secara administrative berada di dalam wilayah administrasi
Kabupaten Banyuasin yang berbatasan langsung dengan wilayah laut yaitu Selat
Bangka.Tepatnya Kawasan Tanjung Api-Api termasuk ke dalam Kecamatan Banyuasin II
dan mencakup Desa Sungsang I dan Desa sekitarnya Desa Sungsang II, Sungang III,
Sungsang IV dan Teluk Payo. Luas Kecamatan Banyuasin II adalah 2.681,28 Km2 atau
sekitar 22,66 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin dengan jumlah penduduk. Pada
Tahun 2011 adalah 45.816 jiwa dan kepadatan penduduk 17,09 jiwa/Km2.

3-6
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Gambar 2.1
Peta Administrasi
KEK Tanjung Api-Api

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.1 Peta Adminsitrasi Kawasan Tanjung Api-Api

3-7
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

3.2.1. Aksesibilitas
Pencapaian menunju Kawasan Tanjung Api-Api dapat dilalui melalui darat dan
perairan.Pencapaian menuju lokasi melalui jalur darat yaitu dengan ketersediaan
jaringan jalan Arteri Primer yang merupakan jaringan jalan Provinsi sepanjang 70
Km (simp. Empat Jl. Kol. H. Burlian – Soekarno Hatta Kota Palembang (Km 9,5)
menuju Pelabuhan TAA) dengan kondisi jalan masih berupa tanah dan sebagian
perkerasan tanah dan direncanakan dilakukannya perkerasan jalan berupa aspal
dan beton, dimulai dari Simpang Empat Jalan Kol. Burlian – Jalan Soekarno Hatta,
tepatnya di Km 9,5 dari Kota Palembang dan berakhir di Pelabuhan Tanjung Api
Api pada STA 68+600. Dengan adaanya Pembangunan Jalan Tol Palembang –
Tanjung Api-Api, maka akses menuju Kawasan tanjung Api-Api akan sangat
mudah untuk dicapai.

Untuk pencapaian melalui jalur transportasi sungai dan penyeberangan, maka alur
transportasi air bertumpu pada Sungai Banyuasin dan Sungai Telang dengan
adanya Dermaga Sungsang dan Dermaga Tanjung Api-Api yang berdampingan
dengan Pelabuhan/Dermaga TNI.Kedua Sungai tersebut berperan sebagai sarana
transportasi air berupa alur pelayaran pedalaman yang dapat menghubungkan
pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lingkungan, antar pusat pelayanan lokal
serta antar pusat pelayanan lingkungan. Waktu tempuh ± 1 jam perjalanan
dengan speedboat dari Dermaga 16 Ilir Palembang

3.2.2. Topografi dan Bentang Alam


Kawasan Tanjung Api Api berada pada ketinggian 0 – 15 mdpl dengan kemiringan
lahan 0 - 2% sehingga secara morfologi, Kawasan Tanjung Api-Api memiliki
bentang alam yang datar dan merupakan lahan rawa pasang surut akibat perairan
Sungai Banyuasin dan Sungai Telang.

Berdasarkan sifat dan kondisi topografi serta kemiringan tersebut, kemampuan


lahannya berada dalam kemampuan pengembangan sangat tinggi, dengan
klasifikasi kelerengan 0-2% cocok untuk pengembangan pemukiman dan
pertanian akan tetapi, wilayah pada kelerengan ini berpotensi terhadap bencana

3-8
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

bajir. Sedangkan untuk kelerengan 2-5% memiliki kesesuaian lahan untuk industri,
irigasi terbatas dan pengembangan pemukiman.

3.2.3. Klimatologi
Kondisi klimatologi Kawasan Tanjung Api-Api secara umum beriklim tropis basah
dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun dengan suhu rata-rata 26,100 –
27,400 Celcius serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5
% sepanjang tahun. Secara lebih rinci dari pengamatan enam stasuin klimatologi
yaitu Stasiun Hujan Sungai Lilin, Sungsang, Sembawa dan Betung, Air Sugihan,
Mariana serta Badaruddin, sebaran tipe iklim di Kabupaten Banyuasin terbagi
menjadi 4 (tiga) yaitu tipe iklim B2, tipe iklim B, tipe iklim B1 dan tipe iklim C2.
Kawasan Tanjung Api-Api (Kecamatan Banyuasin II) termasuk ke dalam Tipe Iklim
B dengan curah hujan rata-rata 2521-2683 mm/tahun.

3.2.4. Penyinaran Matahari


Posisi Kawasan Tanjung Api-Api memanjang ke Arah Utara (Timur Laut) –
Selatan (Barat Daya).Sudut elevasi sinar matahari berubah setiap bulan yang
berpengaruh pada bayangan sinar dan cahaya yang masuk dalam area tapak.
Batas tapak dibatasi dengan alur sungai pada sisi Timur Laut – Timur - Tenggara
dan pada sisi Barat – Barat Daya – Barat Laut dibatasi dengan pepohonan Hutan
Lindung., secara otomatis pencahayaan pada pagi hari tidak terhalangi. Sebagian
besar tapak terbuka di area Utara dan Timur, dimana arah Timur adalah tempat
terbitnya matahari sehingga antara pukul 09.00 – 15.00 sinar matahari akan
sangat menyilaukan.

3.2.5. Arah Angin


Pengaruh angin dan kecepatan angin pada bangunan terdapat pada bukaan
bangunan agar dapat memaksimalkan pertukaran udara dengan cross ventilation
serta mengurangi kelembapan udara di dalam bangunan.
Kawasan Tanjung Api-Api merupakan hamparan lahan yang belum terbangun
sehingga arah angin bertiup dari segala arah dan berbatasan dengan pantai/laut,

3-9
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

dimana pada lokasi sekitar pantai secara umum dipengaruhi oleh adanya angin
darat dan angin laut.
Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan
bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin).
Angin darat terjadi pada tengah malam dan dini hari.Sedangkan angin laut terjadi
ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi panas
lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut.
Akibat udara panas di daratan akan naik dan digantikan dengan udara dingin dari
lautan. Sehingga angin laut terjadi pada sore dan malam hari.Secara umum
pergerakan angin bergerak melintasi Indonesia dari posisi Australia ke Asia dan
dari Asia ke Australia dengan pergerakan Tenggara – Barat Laut.

3.2.6. Struktur Tanah


Kawasan Tanjung Api Api dan sekitarnya merupakan hamparan lahan yang
secara geomorfologis adalah sebuah delta besar yang terbentuk karena aktivitas
Sungai Banyuasin dan Sungai Telang, sehingga kawasan tersebut sering
disebut”delta Banyuasin-Telang”. Kondisi pasang-surut yang selalu terjadi
sepanjang tahun baik siklus pasang surut yang dipengaruhi oleh Sungai
Banyuasin, Sungai Telang dan Laut Selat Bangka menyebabkan secara
keseluruhan kawasan perencanaan Tanjung Api-api memiliki ekosistem rawa.

3 - 10
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
KABUPATEN
GambarBANYUASIN
2.2
PENYUSUNAN DED AIR MINUM
Peta Topografi
KEKKEK Tanjung Api-Api
TANJUNG API-API
KABUPATEN BANYUASIN

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.2 Peta Topografi Kawasan Tanjung Api-Api

3 - 11
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
KABUPATEN BANYUASIN
Gambar 2.3
Peta Kemiringan
KEK Tanjung Api-Api

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.3 Peta Kemiringan Kawasan Tanjung Api-Api

3 - 12
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
KABUPATEN BANYUASIN
Gambar 2.4
Peta Morfologi
KEK Tanjung Api-Api

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.4 Peta Morfologi Kawasan Tanjung Api-Api

3 - 13
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
KABUPATEN BANYUASIN
Gambar 2.5
Peta Curah Hujan
KEK Tanjung Api-Api

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.5 Peta Curah Hujan Kawasan Tanjung Api-Api

3 - 14
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Gambar 3.6 Peta Jenis Tanah Kawasan Tanjung Api-Api

3 - 15
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Dominasi lahan berupa lahan berbahan aluvium (lahan aluvial) yang diendapkan di atas dasar
lautan. Bahan sedimen aluvium ini diperkirakan berasal dari proses pelapukan formasi
Muaraenim dan Kasai serta mengandung fraksi lempung (clay) dari jenis kaolin dan pasir
kuarsa halus (quartzy-sand) di bagian bawah dan merupakan hasil endapan erosi di dataran
rendah. Jenis tanah berupa gleysol yaitu pada dataran pasang yang tergenang dalam waktu
lama.Secara keseluruhan jenis tanah yang ada di dalam kawasan Tanjung Api-Api dominasi
oleh dataran lahan alluvial.

Aluvial dihubungkan dengan siklus pasang-surut air yang selalu menghasilkan sedimentasi ke
arah pasang terluar, sedangkan organosol dihubungkan dengan adanya kandungan bahan
organik mentah (belum terdekomposisi/terurai) dan membentuk lapisan bahan organik serta
lahan ini sering dikelompokkan ke dalam lahan gambut. Penghambatan proses dekomposisi
bahan organik ini berhubungan dengan adanya genangan dalam kurun waktu cukup lama,
sehingga selalu terjadi penimbunan bahan organik yang berasal dari vegetasi setempat.

3.2.7. Struktur Geologi


Secara struktur geologinya, termasuk kedalam liputan geologi Kabupaten Banyuasin, dimana
masuk ke dalam liputan peta geologi lembar Palembang (Gafoer, dkk., 1986) dengan
hamparan formasi Muaraenim (terutama terdiri batu lempung, batu lanau dan batu pasir
tufaan) di sebelah Selatan dan bertemu dengan formasi Kasai (termasuk bahan tufa, tufa
berpasir dan batupasir tufaan yang mengandung batuapung) menindih formasi Muaraenim.
Berdasarkan susunan stratigrafinya kawasan Tanjung Api-Api memiliki struktur geologi
Aluvium Endapan Danau dan Pantai.

3.2.8. Hidrologi
Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, kawasan Tanjung Api-Api termasuk ke dalam
daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai.Aliran sungai di daerah
datarah basah pola alirannya rectangular. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-
rawa dan pasang surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah yang dipengaruhi oleh
pasang surut aliran sungainya adalah subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap
daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas.
Dilihat dari daerah aliran sungainya, kawasan termasuk kedalam daerah aliran sungai (DAS)
Musi dan DAS Banyuasin pada kawasan Hutan Lindung.Sedangkan berdasarkan
ketersediaan air tanah termasuk kedalam Cekungan Air tanh (CAT) Karang Agung dan
Palembang Kayu Agung.

3 - 16
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
KABUPATEN BANYUASIN
Gambar 2.7
Peta Geologi
KEK Tanjung Api-Api

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.7 Peta Geologi Kawasan Tanjung Api-Api

3 - 17
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
KABUPATEN BANYUASIN
Gambar 2.8
Peta Hidrologi
KEK Tanjung Api-Api

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.8 Peta Hidrologi Kawasan Tanjung Api-Api

3 - 18
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
KABUPATEN BANYUASIN
Gambar 2.9
Peta Daerah Aliran Sungai
KEK Tanjung Api-Api

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.9 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kawasan Tanjung


Api-Api

3 - 19
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

4. GUNA LAHAN INTERNAL DAN SEKITAR KAWASAN


Pola penggunaan lahan pada kawasan Tajung Api-Api dominasi pada lahan perkebunan
Kelapa dan lahan kosong. Untuk penggunaan lainnya berupa hutan lindung, bakau, nipah,
belukar, permukiman penduduk Desa dan lain sebagainya.

Tata guna lahan pada kawasan sekitar tapak merupakan kawasan Hutan Lindung Air Telang,
pertanian lahan kering campur kemudian diikuti oleh penggunaan lahan jenis semak belukar
dan permukiman.Dalam penggunaan lahan eksisting Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
(RTRW Kab. Banyuasin Tahun 2012 – 2032), sekitar tapak Kawasan Tanjung Api Api memiliki
penggunaan lahan berupa hutan mangrove sekunder pada sisi Utara dan Barat tapak,
pertanian lahan kering campur semak dan semak belukar rawa pada sisi Tengah-Timur-
Tenggara.

Berdasarkan hasil kesesuaian lahannya maka tapak memiliki potensi pengembangan


kawasan industri yang dibatasi dengan keberadaan hutan lindung, hutan mangrove pada
kawasan perairannya serta kawasan pertanian lahan basah dan perkebunan tahunan yang
dibatasi dengan Sungai Telang.Sehingga dalam upaya pelestarian guna lahan sekitarnya
diperlukan buffer zone (penyangga) antara kawasan industri dan kawasan lindung
sebelahnya.
Tabel 3.1Penggunaan Lahan Eksisting Kawasan Tanjung Api-Api Tahun 2012
No Guna Lahan Luas (Ha) %
1 Bakau 545,64 14,32
2 Nipah 57,78 1,52
3 Empang 3,04 0,08
4 Sawah Tadah Hujan 5,46 0,14
5 Kebun Kelapa 2366,5 62,12
6 Tanaman Jabon 21,32 0,56
7 Belukar 300,08 7,88
8 Tanah Kosong 509,92 13,38
  Luas (Ha) 3.809,74 100,00

3 - 20
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Sumber : Interpretasi Citra.

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
Gambar 2.10
KABUPATEN
Peta PenggunaanBANYUASIN
Lahan Ekisting
3 - 21 KEK Tanjung Api-Api

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA


PROVINSI SUMATERA SELATAN
Tanjung Api-Api

RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api


LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

5. JARINGAN INFRASTRUKTUR
Jaringan infrastruktur yang tersedia masih berupa infrastruktur jaringan pergerakan darat dan
sungai dan parit rawa pasang surut.

A. Jaringan Jalan
Jaringan yang ada pada saat ini adalah ruas jalan yang menghubungkan Tanjung Api Api
dengan kawasan lainnya adalah Ruas jalan Palembang – Tanjung Api Api yang difungsikan
sebagai jalan Arteri Primer dan status jalan sebagai Jalan Provinsi. Panjang Jalan dari
Palembang kurang lebi 70 Km (Km 9,5 dari Kota Palembang dan berakhir di Pelabuhan
Tanjung Api Api pada STA 68+600) dengan kondisi perkerasan jalan berupa perkerasan
tanah kerikil dan jalan tanah.

Selain keberadaan jalan utama yang merupakan penghubung regional, terdapat jaringan jalan
kolektor menuju dermaga Tanjung Api-Api, jaringan lokal pada kawasan perkotaan Sungsang
dan jalang lingkungan antar permukiman. Selain jaringan jalan umum, terdapat jalan kebun
dan jalan setapak sebagai jalur penduduk dalam melakukan aktivitas berkebun.

B. Jaringan Perairan/Transportasi Sungai


Jaringan transportasi sungai digunakan oleh penduduk dengan media Sungai Banyuasin dan
Sungai Telan. Armada yang digunakan, baik angkutan orang maupun barang berupa
angkutan penumpang speedboat kecil, angkutan penumpang speedboat besar, angkutan
barang jukung, angkutan barang tug boat, angkutan barang ketek, dan kapal
nelayan/pompon.

C. Jaringan Kelistrikan
Kecamatan Banyuasin II merupakan salah satu Kecamatan Kabupaten Banyuasin yang belum
teraliri listrik. Dilihat dari potensinya pelayanan listrik di Kabupaten Banyuasin sampai saat ini
dilayani oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB)
Cabang Palembang yang mengelola unit pembangkit listrik PLTU Keramasan Unit III, PLTA
Batu Tegi (Lampung), PLTA Basai (Lampung), dan PLTG Indralaya. Ketidakterjangkaun listrik

3 - 22
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

diakibatkan oleh kondisi pasokan listrik saat ini di Kabupaten Banyuasin mengalami
kekurangan suplay (defisit).

Jaringan listrik pada kawasan KEK yang akan dikembangkan sudah disediakan jaringan
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan 1 unit Gardu Induk sebagai generator utama
kebutuhan listrik pada kawasan.

PENYUSUNAN DED AIR MINUM


KEK TANJUNG API-API
KABUPATEN
GambarBANYUASIN
2.11
Peta Jaringan Jalan
KEK Tanjung Api-Api

3 - 23
DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 3.11 Peta Jaringan Jalan Kawasan Tanjung Api-Api


RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

D. Jaringan Telekomunikasi
Kawasan tanjung Api-Api pada saat ini belum didapati adanya jaringan telekomunikasi
baik kabel telepon maupuan nirkabel.Sehingga di perlukan penambahan pengembangan
jaringan tersebut untuk kawasan ini.

E. Jaringan Air Bersih


Jaringan air bersih yang merupakan Sebagian kecil lainnya adalah menggunakan
air sumur tak terlindung (sumur gali), penampungan air hujan dan air sungai
Telang.

6. DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG KAWASAN


Kegiatan industri sudah semenstinya ditempatkan pada lahan-lahan yang masuk
dalam kategori lahan kritis atau tidak produktif.Hal ini dilakukan untuk tetat
mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian.
Lahan kritis merupakan tanah yang tidak dapat mengatur fungsinya lagi sebagai
media pengatur tata air dan unsur produksi pertanian yang baik.Tanah kritis
merupakan tanah yang sudah tidak produktif ditinjau dari segi pertanian, karena
pengelolaan dan penggunaan yang kurang memperhatikan syarat-syarat
pengolahan tanah maupun kaidah konservasi tanah.

Lahan non produktif dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu lahan kritis, lahan
semi kritis dan lahan potensial kritis.
a. Lahan kritis
Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif yang tidak memungkinkan untuk
dijadikan lahan pertanian tanpa merehabilitasi terlebih dahulu. Ciri lahan kritis
diantaranya adalah:

3 - 24
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

1) Telah terjadi erosi yang kuat, sebagian sampai gully erossion


2) Lapisan tanah tererosi habis
3) Kemiringan lereng > 30 %
4) Tutupan lahan sangat kecil (<25-50%), kadang gundul
5) Tingkat kesuburan tanah sangat rendah

b. Lahan semi kritis


Lahan semi kritis adalah lahan yang kurang produktif dan masih digunakan
untuk usaha tani dengan produksi yang rendah. Ciri lahan semi kritis
diantaranya :
1) Telah mengalami erosi permukaan sampai erosi alur
2) Mempunyai kedalaman efektif yang dangkal (<5cm)
3) Kemirigan lereng > 10 %
4) Prosentase penutupan lahan 50 – 75 %
5) Kesuburan tanah rendah
c. Lahan potensial kritis
Lahan potensial kritis adalah lahan yang masih produktif untuk pertanian
tanaman pangan tetapi bila pengolahanya tidak berdasarkan konservasi tanah,
maka akan cenderung rusak dan menjadi semi kritis/lahan kritis. Ciri lahan
potensial kritis adalah:
1) Pada lahan belum terjadi erosi, namun karena keadaan topografi dan
pengelolaan yang kurang tepat maka erosi dapat terjadi bila tidak dilakukan
pencegahan
2) Tanah mempunyai kedalaman efektif yang cukup dalam (>20cm)
3) Prosentase penutupan lahan masih tinggi (>70%)
4) Kesuburan tanah mulai dari rendah sampai tinggi.

Tabel 3.2 Penilaian Perbandingan Lahan Produktif dan Lahan Tidak


Produktif
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api

3 - 25
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Klasifikasi
Penilaian
Non Kriteria Keterangan
*
Produktif
Lahan 1) Telah terjadi erosi yang kuat, Tidak KEK TAA
kritis sebagian sampai gully erossion bukan
2) Lapisan tanah tererosi habis Tidak
merupakan
3) Kemiringan lereng > 30 % Tidak
4) Tutupan lahan sangat kecil (<25- Tidak lahan kritis
50%), kadang gundul
5) Tingkat kesuburan tanah sangat Tidak
rendah
Lahan 1) Telah mengalami erosi permukaan Tidak KEK TAA
Semi Kritis sampai erosi alur memenuhi 3
2) Mempunyai kedalaman efektif yang Ya
kriteria dan
dangkal (<5cm)
lima sebagai
3) Kemirigan lereng > 10 % Tidak
4) Prosentase penutupan lahan 50 – 75 Ya lahan semi
% kritis
5) Kesuburan tanah rendah Ya
Lahan 1) Pada lahan belum terjadi erosi, Ya KEK TAA
Potensial namun karena keadaan topografi merupakan
Kritis dan pengelolaan yang kurang tepat lahan potensial
maka erosi dapat terjadi bila tidak kritis
dilakukan pencegahan
2) Tanah mempunyai kedalaman efektif Ya
yang cukup dalam (>20cm)
3) Prosentase penutupan lahan masih Ya
tinggi (>70%)
4) Kesuburan tanah mulai dari rendah Ya
sampai tinggi.
Sumber : Kementerian Pertanian, 1998 *Hasil Survey, 2011

Kriteria karakteristik lahan kritis digunakan untuk menilai perbandingan antara


lahan produktif dan non produktif.Merujuk pada hasil penilaian terhadap daya
dukung lahan dengan menggunakan kriteria yang diterbitkan oleh Kementerian
Pertanian dapat disimpulkan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api
berada pada lahan tidak produktif pertanian. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung
Api Api memiiki daya dukung untuk kegiatan non pertanian seperti industri dan
perkotaan.

3 - 26
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

7. POTENSI INVESTASI PROVINSI SUMATERA SELATAN


Dengan mengacu pada Potensi Investasi BKPM (Badan Koordinasi Penanaman
Modal) Tahun 2012, maka potensi investasi terkait pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, diantaranya :
A. Sektor Perkebunan
Provinsi Sumatera Selatan hingga saat ini memiliki potensi bidang pertanian
dan perkebunan dapat dimanfaatkan untuk investor asing maupun pemilik
modal swasta nasional. Sumsel hingga saat ini menjadi pemasok sekitar 28
persen dari total produksi karet nasional. Produksi karet alam Sumsel untuk
kebutuhan ekspor dunia mencapai 6,7 juta ton dengan peningkatan
permintaan rata-rata 2,1 persen per tahun. Potensi sumber daya alam bidang
perkebunan dengan komoditas unggulannya adalah karet. Luas areal kebun
karet 329,521,95 ha yang didominasi perkebunan karet rakyat dengan jumlah
produksi sebesar 243.003,15 ton.
B. Sektor Pertambangan
1. Batu Bara
Cadangan batubara di Sumatera Selatan 18,13 milyar ton. Umumnya
batubara di Sumatera Selatan berjenis lignit dengan kandungan kalori
antara 4.800 – 5.400 cal/kg. Cadangan batubara tersebut baru dikelola oleh
PT Bukit Asam dan PT Bukit Kendi sebanyak 5,06 millyar ton, sedangkan
sisanya sebanyak 13,07 milyar ton belum dikelola.
2. Minyak Bumi
Cadangan minyak bumi di Sumatera Selatan tercatat sebanyak 704.518 MSTB atau
sekitar 404 juta barel.
3. Gas Alam
Cadangan gas alam di Kabupaten Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas dan Ogan
Komering Ilir mencapai 7.238 BSCF.Produksi eksploitasi dalaam 4 tahun terakhir baru
mencapai 2.247,124 MMSCF.
C. Sektor Perikanan

3 - 27
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Hasil perikanan Sumatera Selatan baik laut maupun perairan umum dan darat
mencapai 178.684,6 ton.Dari hasil ikan laut mencapai 35.484,40 ton
terkonsentrasi di Ogan Komering Ilir dan Banyuasin. Sementara hasil ikan
darat, perairan umum, tambak, sawah, dan keramba mencapai 143.199,60 ton,
terpusat di Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering
Ulur, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Ogan Komering Ulu Timur.

8. DAFTAR PROGRAM PEMBANGUNAN TERKAIT PERWUJUDAN KEK


TANJUNG API-API
Beberapa hal yang menarik dan menjanjikan Pelabuhan Laut Tanjung si Api-Api
yaitu:
 Kawasan Tanjung Api-Api merupakan kawasan ekonomi yang bergairah
dikarenakan dapat menghasilkan income bagi propinsi, investor dan kawasan
itu sendiri, setelah melakukan investasi di kawasan tersebut.
 Kondisi fisik tanah dan laut Tanjung Api-Api sangat cocok untuk konstruksi
pelabuhan laut seperti air yang dalam, sedimentasi yang baik, arus laut, kondisi
fisik tanah.
 Dukungan yang luas dari penduduk setempat sebagai pernyataan resmi kepada
pemerintah provinsi sebagai wakil rakyat untuk mengembangkan pelabuhan
laut di Tanjung Api-Api.
 Akses jalan yang menghubungkan kawasan pelabuhan laut Tanjung Api-api
dengan Ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang pada tahun 2008 sedang
dalam tahap pembangunan saat ini telah diselesaikan dan dapat digunakan.
 Fasilitas yang tidak kalah pentingnya untuk mendukung pembangunan
pelabuhan laut Tanjung Api-api. Selain akses jalan; menyediakan listrik untuk
kebutuhan industri;perkantoran dan perumahan; ketersediaan air bersih; dan
fasilitas telekomunikasi; tidak hanya itu, juga yang menjadi pertimbangan serius
adalah pembangunan rel kereta api sebagai sarana angkutan alternatif.
 Rel kereta api yang ada sekarang akan diperpanjang kekawasan pelabuhan
laut Tanjung Api-api sehingga transportasi batu bara dari lokasi tambang dapat
langsung di bawa ke pelabuhan laut Tanjung Api-Api. Jalur pipa minyak dan
gas juga direncanakan ke dalam skenario pembangunan pelabuhan laut

3 - 28
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Tanjung Api-api, sehingga ekspor minyak dan gas alam dapat dilakukan secara
cepat dari ladang-ladang minyak dan gs yang ada di Provinsi Sumatera
Selatan.
 Dengan menyediakan tenaga listrik, fasilitas telekomunikasi dan air minum
diharapkan dapat mempercepat pembangunan kawasan pelabuhan Laut
Tanjung Api-api dan sekitarnya yang rencana pembangunannya telah
dikembangkan.
Program pembangunan daerah terkait upaya mewujudkan Kawasan ekonomi
Khusus Tanjung Api-Api dominasi pada pengembangan infrastruktur, meliputi :
1. Rencana Jalan Tol Prov. Sumatera Selatan Ruas Palembang – Tanjung Api-Api
Rencana pembangunan jalan tol untuk menunjang aksesibilitas Kawasan
Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api dan pelabuhan internasional TAA yang
merupakan salah satu simpul outlet hasil tambang batubara dan hasil bumi
(sawit dan karet):
 Panjang: 70 km
 2 km full standard
 68 km High Grade Highway
 Kecepatan Rencana : - 100 km/h
 Jumlah Jalur : 2 lane
 Ruang Milik Jalan 47,50 m (minimum)
 Nilai Investasi: Rp 8,75 T
 Pembebasan Lahan : Sudah Bebas (Row = 100m)
 Skema KPS : BOT ( Build – Operate – Transfer).
 Persiapan Proyek : 2014
 Lelang : 2015
 Penandatangan Kontrak : 2015
 Konstruksi : 2015-2017
 Operasional : 2017
2. Rencana Pembangunan Jembatan Tol beserta Jalan Aksesnya
Jembatan Musi 3 Kemaro adalah bagian dari sistem transportasi Palembang-
Metropolitan dan direncanakan mejadi bagian dari ruas Lingkar Timur

3 - 29
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Palembang yang akan menghubungkan Kawasan Jakabaring menuju Tanjung


Api-Api atau ke ruas Lintas Timur Sumatera.
 Panjang Jembatan 1,6 km
 Panjang jalan akses 23,8 km, lebar 100 meter
 Kecepatan rencana : - 80 km/h
 Jumlah Jalur : 3,5 m x 2 x 2 (2 lane)
 Ruang bebas navigasi pelayaran untuk jembatan: 35-70 m
 Nilai Investasi: 7,3 T
 Skema KPS BOT ( Build – Operate – Transfer).
 Persiapan Proyek : 2013
 Lelang : 2014
 Penandatanganan Kontrak : 2014
 Konstruksi : 2014-2015
 Operasional : 2016
 Penyusunan FS : Tahun 2010
 Penyusunan DED: Tahun 2011
 Dukungan Pemerintah Daerah : Pembebasan lahan secara bertahap akan
dilaksanakan Pemprov Sumsel 2013-2014
3. Rencana Pembangunan Jaringan Kereta Api Khusus Batu Bara (Lahat – Muara
enim – TAA)
Pembangunan jalan baru KA dari pusat penambangan batubara di Kabupaten
Lahat dan Muara Enim, bertujuan untuk meningkatkan prosuksi batubara
Sumsel hingga mencapai diatas 40 juta /tahun di tahun 2015. Oleh karena itu
salah satu kebijakan yang ditempuh adalah dengan membangun infrastruktur
baru guna memperlancar proses transfer barang hasil tambang menuju
fasilitas Pelabuhan Laut di Kawasan KEK Tanjung Api-Api. Melintasi 5
Kabupaten di Sumsel (Lahat, Muara Enim, Muba dan Banyuasin) Provinsi
Sumatera Selatan
 Pembangunan rel ganda sepanjang 293 km
 Pengadaan gerbong KKBW kapasitas 40 ton
 Pengadaan lokomotif baru.

3 - 30
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

 Pembangunan beberapa stasiun.


 Pembangunan Stokfile dan dermaga di Kawasan Tanjung Carat.
 Estimasi Biaya 24 T / 2,4 Miliar US$
 Skema KPS BOT (B to B)
 Persiapan proyek: 2008
 Tender : 2009
 Penandatangan kontrak: 2010
 Pembebasan lahan : 2012-2013
 Konstruksi : 2013 s.d 2015
 Awal operasi: 2017
Semua dokumen persyaratan telah terpenuhi (Pra FS, FS, Pradesign DED dan
Studi AMDAL). Menunggu dukungan pemerintah mengeluarkan kebijakan
merevisi perundangan yang menghambat proses investasi.
4. Rencana Pembangunan Jaringan Kereta Api Perkotaan Palembang dan
Sekitarnya
Pembangunan jalan baru KA ini tujuan awalnya adalah untuk mendukung
pengembangan kawasan Tanjung Api-Api. Diharapkan dengan adanya jalan
baru ini akan semakin meningkatkan aksesibilitas menuju Kawasan TAA dan
meningkatkan produksi Batubara Sumsel.Melintasi2 Kabupaten di Sumsel
Ogan Ilir dan Banyuasin) Provinsi Sumatera Selatan.
 Pembangunan rel ganda sepanjang 87 km
 Pengadaan gerbong KKBW kapasitas 40 ton
 Pengadaan lokomotif baru.
 Pembangunan beberapa stasiun.
 Pembangunan Stokfile dan dermaga di Kawasan Tanjung Carat.
 Estimasi Biaya Rp 2,7 T
 Skema KPS : BOT (B to B)
 Persiapan proyek: 2005
 Pembebasan lahan : 2012-2013
 Konstruksi : 2014 s.d 2015
 Awal operasi: 2017

3 - 31
RI SPAL Dan DED Air Limbah KEK Tanjung Api-Api
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin

Semua dokumen persyaratan telah terpenuhi (Pra FS, FS, Pradesign DED dan
Studi AMDAL) dan Menunggu dukungan pemerintah mengeluarkan kebijakan
mendukung investasi proyek ini.
5. Investasi Bidang Energi Prov. Sumsel
 PT. PUSRI (Devl. NPK)
 PT. ADANI (Coal Stockpile)
6. Rencana Pembangunan Pembangkit Energi Listrik
 PLTU GCL&CEPG (China) kapasitas 5 x 250 MW, nilai investasi 1 Milyar
dengan status proyek pada tahap Mou.
7. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Ferry Sumsel-Babel (operasi tahun
2013)
8. Program Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Banyuasin
 Jalan Kolektor Primer K1 ruas Kab. OKI – Kec. Muara Padang – Kec. Air
Salek – Kec. Muara Telang – Kec. Marga Air Telang - Kec. Banyuasin II.
 Pengembangan Jalan Raya Khusus Batubara ruas Kab. Muara Enim –
Kec. Rantau Bayur – Kec. Suak Tapeh – Kec. Banyuasin III – Kec.
Sembawa – Kec. Talang Kelapa - Kec. Tanjung Lago – Kec. Banyuasin II.
 Pembangunan terminal Galangan Kapal terletak Tanjung Api-Api
 Pembangunan terminal tipe A di Sungsang Kabupaten Banyuasin
 Pengembangan Pelabuhan pengumpul Tanjung Api-Api
 Pengembangan Gardu Induk dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
 Peningkatan jaringan Listrik dan Telekomunikasi
 Pembangunan IPAL Terpadu

3 - 32

Anda mungkin juga menyukai