Anda di halaman 1dari 63

RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian

LAPORAN AKHIR
Barat

BAB 4
STRATEGI PENGEMBANGAN
SISTEM PENGELOLAAN AIR
LIMBAH
4.1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SPAL

4.1.1 Visi dan Misi


Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan. Untuk mendukung perancanaan pembangunan sektor
sanitasi yang terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan, maka visi pembangunan
sanitasi di Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2014 – 2018
adalah :“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Seram Bagian Barat Yang Sehat
dan Sejaterah Melalui Pembangunan Sanitasi Yang Berkelanjutan”. Visi dan misi
sanitasi di Kabupaten Seram Bagian Barat dapat dilihat pada tabe; 4.1 dibawah
ini.

4.1.2 Tujuan dan Sasaran Strategis


Strategi sanitasi pada dasarnya merupakan langkah-langkah yang berisikan
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan
pembangunan sanitasi Kabupaten Seram Bagian Barat.Mengingat strategi
didefenisikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan, maka sebagai langka awal
perlu menetapkan tujuan yang jelas yang hendak dicapai terkait dengan
pengelolaan sanitasi.Tujuan dapat diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu tertetentu, mengacu pada pernyataan visi
dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik.Selanjutnya disusun
sasaran atas tujuan yang hendak dicapai untuk dapat memberikan arahan yang
lebih operasional. Sasaran dapat diartikan sebagai hasil yang akan dicapai
secara nyata oleh suatu organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,
dan terikat pada kurun waktu tertentu.

IV - 1
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian Barat LAPORAN AKHIR

Tabel 4. 1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Barat

Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kab Misi Sanitasi Kab
Terwujudnya a. Menciptakan kestabilan daerah Terwujudnya Misi Air Limbah Domestik:
Seram Bagian dengan kehidupan masyarakat Masyarakat a. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanganan air
Barat Yang Aman, yang aman serta menghargai Kabupaten Seram limbah rumah tangga
Religius, Maju, kemajemukan dan budaya Bagian Barat Yang b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
Demokratis, dan lokal Sehat dan pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan
Sejaterah b. Mewujudkan tata kehidupan Sejaterah Melalui lingkungan.
masyarakat yang religius, Pembangunan c. Mewujudkan sistem tata kelola air limbah yang baik melalui
saling menghargai, dan Sanitasi Yang regulasi dan implementasi yang konsisten dan terintegrasi.
toleransi dalam kebrsamaan Berkelanjutan
c. Meningkatkan kualitas sumber Misi Persampahan:
daya manusia a. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
d. Meningkatkan pemberdayaan penanganan persampahan rumah tangga.
dan partisipasi masyarakat b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
dalam penyelenggaraan pengelolaan persampahan yang berwawasan lingkungan.
pemerintahan dan c. Mewujudkan sistem tata kelola persampahan yang baik
pembangunan melalui regulasi dan implementasi yang konsisten dan
terintegrasi.

Misi Drainase:
a. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
penanganan drainase lingkungan.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
drainase rumah tangga yang berwawasan lingkungan.
c. Mewujudkan sistem tata kelola drainase yang baik melalui
regulasi dan implementasi yang konsisten dan terintegrasi.

Misi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS):


a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Meningkatkan peran media dalam promosi PBHS

IV - 2
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Tabel 4. 2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Berkurangnya masyarakat yang Meningkatkan kuantitas dan
Meningkatnya pelayanan Tidak ada penduduk yang
belum mempunyai jamban pribadi kualitas sarana dan
sarana dan prasarana melakukan BABS pada tahun
dan tangki septik sesuai dengan prasarana pengelolaan air
pengelolaan air limbah 2019
syarat kesehatan limbah

Mewujudkan pengelolaan Menyusun Perda


Tersedianya regulasi terkait Dokumen Perda pengelolaan
air limbah yang profesional pengelolaan air limbah
pengelolaan air limbah domestic air limbah
dan berkelanjutan domestik

Tabel 4. 3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi

(Tatatan Rumah Tangga)

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Mengoptimalkan peran
serta kader dalam
Meningkatnya mempromosikan
Berkurangnya masyarakat
kesadaran perilaku CTPS
yang tidak melakukan 17.978 KK sudah
masyarakat untuk
CTPS pada lima waktu melakukan CTPS
berperilaku hidup Mengoptimalkan peran
penting di tahun 2019
bersih dan sehat serta media dalam
advokasi perilaku CTPS

4.2 TUJUAN DAN TARGET PENANGANAN


Berikut merupakan target indikatif pencapai sasaran tahunan untuk pengelolaan
air limbah menurut SSK Kab. Seram Bagian Barat

Tabel 4. 4 Target Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Kabupaten

Cakupan Target Cakupan Layanan (%)


No Sistem Layanan Jangka Jangka Jangka
Eksisting Pendek Menengah Panjang
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 64 50 - -
B Sistem On-Site (Setempat) 30 27 - -
1 Cubluk dan sejenisnya 4 5 - -
2 Individual (Tangki Septik) 27 22 - -
C Sistem Komunal 7 6 - -
1 MCK/MCK++ 7 6 - -
2 IPAL Komunal - - - -
3 Tangki Septik Komunal - - - -
D Sistem Off-Site (Terpusat) - - - -
Tatal 101 83 - -
Sumber : SSK Kabupaten Seram Bagian Barat, 2014

IV - 3
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4.3 PENGEMBANGAN DAERAH PELAYANAN

4.3.1 Pilihan Arah Pengembangan


Sebelum menetapkan rencana induknya, setiap Kabupaten/Kota harus terlebih
dahulu menetapkan pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air
limbah untuk masa 20 (dua puluh) tahun mendatang. Pilihan arah
pengembangan sarana dan prasarana air limbah yang harus dipertimbangkan
antara lain adalah :

- Mengoptimalkan sistem setempat (on-site) yang sudah berjalan


- Mengembangkan sistem off-site pada kawasan tertentu
- Mengembangkan sistem off-site skala kota
- Mengembangkan sistem off-site dengan teknologi maju

Metode pemilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah, minimal
harus dianalisis dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,
Threats) seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.

Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Seram Bagian Barat sebagian besar
masih banyak yang menggunakan system pengolahan air limbah setempat (on-
site system) secara individu. Selain itu masih banyak warga masyarakat yang
melakukan BABs karena belum memilliki fasilitas pengelolaan air limbah yang
layak dan membuang limbahnya ke saluran drainase, sungai dan kebun.

Di beberapa tempat, pada bangunan-bangunan tertentu diwajibkan menyediakan


fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL), seperti: rumah sakit, industri,
penginapan dan lain-lain. Fasilitas pengolahan ini sangat dibutuhkan untuk
menghindari dampak pencemaran lingkungan perairan akibat limbah yang
dihasilkannya.

Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan


kebutuhan system pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan
sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut
sekaligus merupakan dasar bagi suatu wilayah dalam merencanakan
pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang pengelolaan air limbah
Kabupaten Seram Bagian Barat.

IV - 4
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Pemilihan teknologi yang akan diimplementasikan untuk pengelolaan air limbah


domestik juga harus mengacu pada diagram alir pemilihan teknologi dengan
mempertimbangkan beberapa factor diantaranya :

- Tingkat kepadatan penduduk


- Tingkat pendapatan
- Pelayanan air minum (sumber air bersih yang ada dan peruntukkan
sumber air)
- Beban pencemaran oleh limbah domestic
- Kemiringan tanah dan ketersediaan lahan IPAL
- Keinginan dan kemampuan untuk membiayai/kecocokan melalui RDS
(Real Demand Survey)

4.3.2 Penetapan Arah Pengembangan


Untuk membantu dalam menetapkan arah pengembangan sarana dan prasarana
air limbah domestik di masa mendatang maka digunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang
strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).Sementara analisis eksternal
mencakup faktor peluang (opportunity) dan tantangan (threaths).

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis adalah sebagai berikut :

- Kondisi Kepadatan Penduduk Terhadap Area Terbangun


- Kondisi Fungsi Wilayah
- Kondisi Beban BOD
- Kondisi Area Beresiko Sanitasi
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Analisis Perumusan
starategi, yaitu :

1. Melakukan identifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi kekuatan dan


kelemahan bagi kelembagaan dari hasil analisis menggunakan matriks
IFE dan EFE. Setelah itu, dilanjutkan wawancara/brainstorming dengan
pihak pengelola., dari hasil kegiatan tersebut disusun faktor-faktor
strategis kelembagaan yang selanjutnya dikonfirmasi kembali kepada
responden untuk mendapat persetujuan serta apakah ada masukan lain.

IV - 5
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

2. Melakukan identifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan


ancaman bagi Kabupaten/Kota, dengan cara teknis yang sama dengan
bulir sebelumnya.
3. Melakukan pembobotan pada setiap faktor kunci internal dan eksternal.
Penentuan bobot berdasarkan pada hasil kuisioner SWOT.
4. Melakukan perangkingan pada setiap faktor kunci internal dan eksternal
5. Mengalikan bobot dan nilai dari masing-masing faktor untuk mendapatkan
nilai skor
6. Menjumlahkan semua nilai skor untuk mendapatkan nilai skor total bagi
kelembagaan
7. Menghitung posisi kuadran kelembagaan dengan mengurangkan nilai
skor total untuk kekuatan dengan kelemahan (sumbu x), serta
mengurangkan nilai skor total peluang dan ancaman (sumbu y), sehingga
diperoleh kuadran kelembagaan (x,y)

Berikut ini adalah matriks yang digunakan untuk melakukan analisis perumusan
dan penentuan strategi, yaitu :

 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor


Evaluation)

Analisis matriks faktor strategi internal (matriks IFE) merupakan metode yang
digunakan untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan maupun kelemahan
terbesar dari suatu kelembagaan. Sedangkan analisis matriks faktor strategi
eksternal (Matriks IFE) adalah metode yang digunakan untuk menentukan
peluang maupun ancaman yang ada di luar kelembagaan yang dapat
memeberikan dampak pada kelembagaan.

Informasi dasar dari matriks IFE dan EFE diperlukan untuk merumuskan stratgei
dengan baik dengan syarat teknik ini dilakukan dengan penilaian intuitifyang baik
dalam proses pemberian bobot dan penilaian yang tepat. Pemberian bobot pada
setiap faktor kunci internal dan eksternal bertujuan untuk mengkuantitatifkan
subjektivitas selama proses formulasi strategi. Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam membentuk matriks IFE dan EFE yaitu :

a. Penyusunan daftar kekuatan dan kelemahan (faktor strategis internal),


peluang dan ancaman (faktor strategis eksternal) kelembagaan.
b. Penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal

IV - 6
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Dalam menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2,3, dan 4


dengan keterangan sebagai berikut :

1. = sangat tidak penting


2. = tidak penting
3. = penting
4. = sangat penting
c. Penilaian peringkat faktor strategis internal dan eksternal

Dalam menentukan peringkat setiap variabel digunakan skala 1, 2, 3, dan


4 dengan keterangan sebagai berikut :

1. = sangat lemah
2. = tidak begitu lemah
3. = cukup kuat
4. = sangat kuat
d. Kalikan bobot dan peringkat untuk mendapatkan skor tertimbang
e. Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap kekuatan dan kelemahan untuk
mendapatkan total skor tertimbang.

Analisis SWOT membagi diterjemahkan ke dalam kuadran. Ada 4 posisi kuadran


dengan kondisi yang berbeda-beda untuk menentukan arah strategi
pengembangan yang akan dilakukan.

4.3.2.1 Strategi Pengembangan Sarana dan Prasarana


Analisis SWOT aspek sarana dan prasarana ini akan diawali dengan
penggolongan penentuan nilai internal-eksternal, hingga didapatkan hasil dalam
matrik.

Tabel 4. 5 Skoring dan Penggolongan SWOT Aspek Teknis

No. Parameter Uraian Bobot

1 Strength Adanya masyarakat yang sudah menggunakan tangki septik yang


4.00
aman

    Masyarakat mendapat sumber air minum secara berkelanjutan 3.00

Kemiringan rata-rata di daerah pemukiman yang memungkinkan


    2.00
diterapkan sistem komunal

IV - 7
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

No. Parameter Uraian Bobot

2 Weakness Tingkat pelayanan air minum melalui sistem perpipaan masih


-3.00
cukup rendah
    Adanya pencemaran pada air permukaan dan air tanah -4.00
Tingginya angka water born disease, Diare menjadi 10 penyakit
    -4.00
yang sering diderita
    Prosentase penduduk miskin yang cukup banyak -3.00
       
3 Threats Belum tersedianya fasilitas IPLT, serta fasilitas lainnya seperti
-3.00
mobil tinja
Belum efektifnya penerapan peraturan daerah tentang
    -3.00
pengelolaan air limbah
Hingga saat ini belum adanya UPTD (Unit Pelaksana Teknis
    Dinas) khusus yang mengelola air limbah domestik di Kabupaten -4.00
Seram Bagian Barat
Keterlibatan masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Barat
    -2.00
terhadap sanitasi lingkungan dan keluarga masih belum optimal
Belum adanya peraturan khusus mengenai Pengelolaan Air
    -3.00
Limbah di Kabupaten Seram Bagian Barat
       
4 Opportunity Tersedianya lahan untuk pembangunan IPLT 4.00
Tersedianya basis data fasilitas sanitasi di Kabupaten Seram
    3.00
Bagian Barat, melalui Studi EHRA, Buku Putih Sanitasi dan SSK
Adanya program pemerintah daerah terkait dengan peningkatan
    sanitasi masyarakat (sanimas) di Kabupaten Seram Bagian Barat 3.00
melalui PPSP
Adanya dana bantuan pusat dan dana hibah terkait
    3.00
pengembangan air limbah
Sumber : Hasil Analisis,2015

Setelah menentukan pembobotan seperti yang terlihat pada Tabel di atas,


kemudian dilakukan analisa kuantitatif dari bobot tersebut di atas. Hasil analisa
kuantitatif tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

IV - 8
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Tabel 4. 6 Analisa Kuantitatif

Skor
No. Parameter Uraian Bobot Peringkat
Tertimbang
1 Strength Adanya masyarakat yang sudah
2.00 14.29 0.29
menggunakan tangki septik yang aman
Masyarakat mendapat sumber air minum
    3.00 21.43 0.64
secara berkelanjutan
Kemiringan rata-rata di daerah pemukiman
    yang memungkinkan diterapkan sistem 2.00 14.29 0.29
komunal
JUMLAH 7.00 50.00 1.21
2 Weakness Tingkat pelayanan air minum melalui sistem
-3.00 10.71 -0.32
perpipaan masih cukup rendah
Adanya pencemaran pada air permukaan
    -4.00 14.29 -0.57
dan air tanah
Tingginya angka water born disease, Diare
    -4.00 14.29 -0.57
menjadi 10 penyakit yang sering diderita
Prosentase penduduk miskin yang cukup
    -3.00 10.71 -0.32
banyak
JUMLAH -14.00 50.00 -1.79
3 Threats Belum tersedianya fasilitas IPLT, serta
-3.00 10.00 -0.30
fasilitas lainnya seperti mobil tinja
Belum efektifnya penerapan peraturan
    -3.00 10.00 -0.30
daerah tentang pengelolaan air limbah
Hingga saat ini belum adanya UPTD (Unit
Pelaksana Teknis Dinas) khusus yang
    -4.00 13.33 -0.53
mengelola air limbah domestik di Kabupaten
Seram Bagian Barat
Keterlibatan masyarakat di Kabupaten Seram
    Bagian Barat terhadap sanitasi lingkungan -2.00 6.67 -0.13
dan keluarga masih belum optimal
Belum adanya peraturan khusus mengenai
    Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Seram -3.00 10.00 -0.30
Bagian Barat
JUMLAH -15.00 50.00 -1.57

IV - 9
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Skor
No. Parameter Uraian Bobot Peringkat
Tertimbang
4 Opportunit Tersedianya lahan untuk pembangunan IPLT
3.00 12.50 0.38
y
Tersedianya basis data fasilitas sanitasi di
    Kabupaten Seram Bagian Barat, melalui 3.00 12.50 0.38
Studi EHRA, Buku Putih Sanitasi dan SSK
Adanya program pemerintah daerah terkait
dengan peningkatan sanitasi masyarakat
    3.00 12.50 0.38
(sanimas) di Kabupaten Seram Bagian Barat
melalui PPSP
Adanya dana bantuan pusat dan dana hibah
    3.00 12.50 0.38
terkait pengembangan air limbah
JUMLAH 12.00 50.00 1.50
Sumber : Hasil Analisis,2015

Untuk menentukan kuadran dari hasil analisa kuantitatif pada Tabel di atas,
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 4. 7 Penentuan Kuadran SWOT Aspek Teknis

  S/O W/T Hasil Akhir


X 1.21 -1.79 -0.57
Y 1.50 -1.57 -0.07
Sumber: Hasil Analisa, 2015

Dari hasil tersebut, maka di dapat koordinat -0,57 dan -0,07, sehingga kondisi
sanitasi di Kabupaten Seram Bagian Barat berada pada kuadran 1, seperti
terlihat pada Gambar berikut ini.

IV - 10
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Gambar 4. 1 Matrik SWOT Aspek Teknis

Strategi kuadran I : Optimalisasi sistem on-site dan off-site Arah pengembangan


strategi ini meliputi antara lain:

o Pembangunan IPLT di Kecamatan Seram Barat untuk melayani Kawasan


Perkotaan Seram Barat, Kec. Kairatu, dan Kecamatan Kairatu Barat.
o Pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui:
 Pengadaan truk tinja
o Pengembangan dan peningkatan sistem on-site yang layak dan
terjangkau oleh segala lapisan masyarakat bagi yang tidak memiliki
jamban pribadi dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Selanjutnya, setelah pada kuadran 1 dapat terpenuhi, maka akan menuju


kuadran 2. Strategi kuadran II : Pengembangan selektif sistem on-site.

Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:

o Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun.


o Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui:
 Peningkatan kapasitas truk tinja
 Peningkatan kapasitas IPLT
o Pengembangan program penyediaan sanitasi on-site yang layak dan
terjangkau oleh segala lapisan masyarakat bagi yang tidak memiliki
jamban pribadi dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
o Pengembangan sistem terpusat skala kawasan pada daerah-daerah
prioritas.

Pada tahap jangka panjang transformasi dari sistem setempat menjadi sistem
terpusat akan dimulai secara kawasan.

IV - 11
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Tabel 4. 8 Penentuan Kuadran SWOT Aspek Teknis Bagian Internal

List Kekuatan (S) List Kelemahan (W)


1) Warga dapat mengakses 1. Angka BAGS 60,7%
air bersih dari PDAM 2. Kepemilikan Jamban aman (dilihat
sehingga kualitasnya dart kriteria standar teknis yang
bagus tidak sesuai) 34,14%
ASPEK SARANA
3. Mayoritas warga memiliki
PRASARANA
penampung tinja yang belum to
periode pengurasannya
4. Masyarakat kesulitan air bersih
karena rata-rata warga kurang
mampu secara finansiai
List Peluang (0) Strategi SO Strategi WT
1. Warga tidak memiiiki 1) Memaksimalkan 1. Membuat desain tipikal jamban
permasalahan penyediaan air bersih sehat yang mudah dan murah.
sanitasi terkait dari PDAM untuk 2. Strategi SSK Meningkatkan
dengan kemiringan kepentingan sanitasi sarana dan prasarana air limbah
lahan khusunya sambungan dalam jangka waktu menengah
2. Warga tidak memiliki rumah dan kran umum. dengan:
masalah terkait dengan a. Jamban pribadi untuk MBR/
muka air tanah dan jamban miskon 12.762 KK atau 51.047
Jiwa.
b. Tangki septik komunai untuk
7.976 KK atau sekitar 31.904
Jiwa.
c. IPAL Komunal untuk 10.528 KK
atau sekitar 42.114 Jiwa.
d. Ketersediaan IPLT skaia kota
pada tahun 2019 untuk 1.276
KK atau sekitar 5.104 Jiwa.
e. Penyediaan sarana prasarana
untuk mendukung PHBS
Strategi Pengembangan aspek sarana dan prasarana disajikan pada tabel
dibawah ini.

IV - 12
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Tabel 4. 9 Matrik IFAS-EFAS Strategi Pengembangan Aspek Sarana Prasarana

List Kekuatan (S) List Kelemahan (W)


1) Warga dapat 1. Angka BAGS 60,7%
mengakses air 2. Kepemilikan Jamban aman (dilihat dart kriteria standar
ASPEK SARANA bersih dari PDAM teknis yang tidak sesuai) 34,14%
PRASARANA sehingga 3. Mayoritas warga memiliki penampung tinja yang
kualitasnya bagus belum to periode pengurasannya
4. Masyarakat kesulitan air bersih karena rata-rata
warga kurang mampu secara finansiai
List Peluang (0) Strategi SO Strategi WT
3. Warga tidak 1) Memaksimalkan 1. Membuat desain tipikal jamban sehat yang mudah
memiiiki penyediaan air dan murah.
permasalahan bersih dari PDAM 2. Strategi SSK Meningkatkan sarana dan prasarana
sanitasi terkait untuk kepentingan air limbah dalam jangka waktu menengah dengan:
dengan sanitasi khusunya a. Jamban pribadi untuk MBR/ miskon 12.762 KK atau
kemiringan lahan sambungan rumah 51.047 Jiwa.
4. Warga tidak memiliki dan kran umum. b. Tangki septik komunai untuk 7.976 KK atau sekitar
masalah terkait 31.904 Jiwa.
dengan muka air c. IPAL Komunal untuk 10.528 KK atau sekitar 42.114
tanah dan jamban Jiwa.
d. Ketersediaan IPLT skaia kota pada tahun 2019
untuk 1.276 KK atau sekitar 5.104 Jiwa.
e. Penyediaan sarana prasarana untuk mendukung
PHBS

4.3.2.2 Strategi Pengembangan Kelembagaan


Analisis SWOT aspek kelembagaan ini akan diawali dengan penggolongan,
penentuan nilai internal-eksternal hingga didapatkan hasil dalam matriks.

Tabel 4. 10 Skoring dan Penggolongan SWOT Aspek Kelembagaan

Golonga Sko Keteranga


n Point r n
kualitas visi misi sanitasi Kota Ambon 0.9 S
kuantitas SDM SKPD dalam pengelolaan air limbah 0.6 S
Internal kualitas SDM SKPD dalam pengelolaan air limbah 0.3 W
kualitas program dalam pengelolaan air limbah 0.6 W
kuantitas program dalam pengelolaan air limbah 0.6 W

IV - 13
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

kuantitas koordinasi antar lembaga dalam SKPD


terkait pengelolaan air limbah 0.3 W
kualitas program dalam pengelolaan air limbah 0.6 T
Eksternal
kuantitas program dalam pengelolaan air limbah 0.3 T
Tabel 4. 11 Penentuan Kuadran SWOT Aspek Kelembagaan Bagian Internal

Interna
Point Skor Cermin Bobot Total Skor
l
kualitas visi misi sanitasi Kota Ambon 0.9 0.5 0.5
S
kuantitas SDM SKPD dalam pengelolaan air limbah 0.6 0.5 0.3
1 0.8
kualitas SDM SKPD dalam pengelolaan air limbah 0.3 0.6 0.3 0.2

kualitas program dalam pengelolaan air limbah 0.6 1.2 0.3 0.3
W
kuantitas program dalam pengelolaan air limbah 0.6 1.2 0.3 0.3
kuantitas koordinasi antar lembaga dalam SKPD
0.3 0.6 0.3 0.2
terkait pengelolaan air limbah
1.0 0.9
Selisih
-0.2
Internal Lemah
Sumber : Hasil Analisis,2015

Tabel 4. 12 Penentuan Kuadran SWOT Aspek Kelembagaan Bagian Eksternal

Eksternal Point Skor Cermin Bobot Total Skor


O 0 0
1 0
T kualitas program dalam pengelolaan air limbah 0.6 0.4 0.5 0.2
kuantitas program dalam pengelolaan air limbah 0.3 0.1 0.5 0.0
1 0.225
Selisih
-0.2
Eksternal Lemah
Sumber : Hasil Analisis,2015

IV - 14
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Gambar 4. 2 Matrik SWOT Aspek Kelembagaan

Strategi Pengembangan aspek Kelembagaan disajikan pada tabel dibawah ini

Tabel 4. 13 Matrik IFAS-EFAS Strategi Pengembangan Kelembagaan

List Kekuatan (S) List Kelemahan (W)


1) visi misi kabupaten 1) Kurangnya tenaga sanitarian
mencakup air limbah, handal.
sampah, dan drainase. 2) Belum ada program terkait
ASPEK KELEMBAGAAN
dan PHBS. pengelolaan air limbah dan
2) Sudah ada struktur IPLT.
SKPD yang mengelola 3) Koordinas i SKPD kurang solid
sanitasi
List Peluang (0 Strategi SO Strategi WO
1) - 1) - 1) Meningkatkan kapasitas
tenaga sanitarian dengan
pelatihanpelatihan terkait.
List Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1) Beium ada kerjasama 1) Menginisiasi adanya 1) Memaksimalkan kinerja kader
pengeioiaan air limbah kerjasama program asuh posyandu sebagai tenaga
dengan swasta maupun maupun CSR dengan bantuan bagi sanitarian.
LSM swasta dan program 2) Menginisiasi adanya
dengan LSM dengan kerjasama program maupun
membuat program baru CSR dengart swasta dan
2) Berdasarkan SSK -> program dengan dengan
Optimalisasi SKPD yang memaksimalkan program
menangani sarana dan eksisting.
prasarana sanitasi 3) Berdasarkan SSK ->
sekolah Menyelenggarakan sosialisasi
3) Berdasarkan SSK -> kepada dunia usaha dan
Optimalisasi SKPD swasta mengenai potensi

IV - 15
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

yang menangani investasi dibidang


program adiwlyata dan pengelolaan air limbah ->
Jambore Sanitasi. Indikator: 4 perusahaan
Sumber : Hasil Analisis,2015

4.3.2.3 Strategi Pengembangan Pengaturan


Analisis SWOT aspek pengaturan ini akan diawali dengan penggolongan,
peraturan nilai internal-eksternal, hingga didapatkan hasil dalam matrik.

Tabel 4. 14 Skoring dan Penggolongan SWOT Aspek Pengaturan

Golongan Point Sko Keterangan


r
Internal kuantitas produk hukum/kebijakan terkait pengelolaan air limbah 0.3 W
kualitas produk hukum/kebijakan terkait pengelolaan air limbah 0.3 W
Eksternal masyarakat selama ini mengetahui produk hukum/kebijakan 0.3 T
pengelolaan air limbah
fungsi pengawasan dan evaluasi produk hukum pengelolaan air 0.3 T
limbah oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Sumber : Hasil Analisis

Tabel 4. 15 Penentuan Kuadran SWOT Aspek Pengaturan Bagian Internal

Eksternal Point Skor Cermin Bobot Total Skor


O 0 0
1 0
masyarakat selama ini mengetahui produk
0.3 0.6 0.5 0.3
hukum/kebijakan pengelolaan air limbah
T fungsi pengawasan dan evaluasi produk
hukum pengelolaan air limbah oleh 0.3 0.6 0.5 0.3
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
    1.0 0.6
Selisih
-0.6
Eksternal Lemah
Sumber : Hasil Analisis

Tabel 4. 16 Penentuan Kuadran SWOT Aspek Pengaturan Bagian Eksternal

Eksternal Point Skor Cermin Bobot Total Skor

IV - 16
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

O 0 0
1 0
masyarakat selama ini mengetahui produk
0.3 0.6 0.5 0.3
hukum/kebijakan pengelolaan air limbah
T fungsi pengawasan dan evaluasi produk
hukum pengelolaan air limbah oleh 0.3 0.6 0.5 0.3
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
    1.0 0.6
Selisih
-0.6
Eksternal Lemah
Sumber : Hasil Analisis

Gambar 4. 3 Matrik SWOT Aspek Pengaturan

Strategi Pengembangan Pengaturan disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 17 Matrik IFAS-EFAS Strategi Pengembangan Pengaturan

List Kekuatan (S) List Kelemahan (W)


1. 1. Belum ada regulasi/
ASPEK PENGATURAN
peraturan daerah yang
mengatur tentang air limbah
List Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. 1. 1.
list A ncaman (T) Strategi ST Strategi WT
1) Belum ada regulasi/peraturan 1. Berdasarkan SSK :
daerah yang mengatur tentang air 1) Tersedia Perda yang mengatur

IV - 17
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

limbah tentang penggunaan Air


Limbah
Sumber : Hasil Analisi, 2015

4.3.2.4 Strategi Pengembangan Edukasi dan Peran Serta Masyarakat


Analisis SWOT aspek pengembangan edukasi dan peran serta masyarakat ini
akan diawali dengan penggolongan, penentuan nilai internal-eksternal, hingga
didapatkan hasil dalam matrik.

Tabel 4. 18 Skoring dan Penggolongan SWOT Aspek edukasi dan peran serta
masyarakat

Golongan Point Skor Keterangan


tingkat antusias masyarakat dalam pengelolaan air limbah 1.2 W
minat masyarakat dalam upaya penyambungan untuk
1.2 W
Internal pengelolaan air limbah terpadu
kemampuan masyarakat dalam pembayaran pengelolaan
0.3 W
air limbah terpadu
tingkat pengaruh budaya/ kearifan lokal terhadap upaya
Eksternal 0.3 T
pengelolaan air limbah
Sumber : Hasil Analisis,2015

Tabel 4. 19 Penentuan Kuadran SWOT Aspek edukasi dan peran serta masyarakat
Bagian Internal

Interna Total
Point Skor Cermin Bobot
l Skor
S 0 0
  1 0
tingkat antusias masyarakat dalam pengelolaan air
1.2 2.4 0.3 0.8
limbah
minat masyarakat dalam upaya penyambungan untuk
W 1.2 2.4 0.3 0.8
pengelolaan air limbah terpadu
kemampuan masyarakat dalam pembayaran
0.3 0.6 0.3 0.2
pengelolaan air limbah terpadu
    1 1.8
Selisih
-1.8
Internal Lemah
Sumber : Hasil Analisis,2015

Tabel 4. 20 Penentuan Kuadran SWOT Aspek edukasi dan peran serta masyarakat
Bagian Eksternal

IV - 18
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Eksterna
Point Skor Cermin Bobot Total Skor
l
O 0 0
1 0
tingkat pengaruh budaya/ kearifan lokal
T terhadap upaya pengelolaan air limbah 0.3 0.6 1 0.6

    1 0.6
Selisih
-0.6
Eksternal Lemah
Sumber : Hasil Analisis,2015

Gambar 4. 4 Matrik SWOT Aspek edukasi dan peran serta masyarakat

Strategi Pengembangan edukasi dan peran serta masyarakat disajikan pada


tabel dibawah ini.

Tabel 4. 21 Matrik IFAS-EFAS Strategi Pengembangan edukasi dan peran serta


masyarakat.

List Kekuatan (S) List Kelemahan (W)


1. 1) Ada septic tank komunal tetapi tidak
berfungsi dengan semestinya
ASPEK EDUKASI DAN
(masyarakat tidak ada kegiatan sanitasi)
PERAN SERTA
2) Masyarakat tidak terlibat dalam upaya
MASYARAKAT
pengelolaan air Iimbah
3) Biaya perawatan tidak berasal dari
masyarakat

IV - 19
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

List Peluang (O) Strategi SO Strategi WO


1. 1. 1.
List Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Tidak ada kearifan local 1. 1) Memicu adanya KSM yang bergerak di
yang merujuk pada bidang pengelolaan sanitasi.
larangan BABS 2) Memicu adanya budaya malu BABS
baik bagi orang dewasa maupun bagi
anak-anak dengan berbagai media
3) Berdasarkan SSK -> Optimalisasi
peran media untuk meningkatkan
prornosi kesehatan tentana PHBS.
4) Berdasarkan SSK -> Melaksanakan
sosialisasi dan kampanye mengenai
pentingnya pengelolaan air iimbah
ramah lingkungan secara bertahap di 10
Keca m ata n
5) Berdasarkan SSK -> Periingkatan
Hidup Masyarakat Desa di 10
Kecamatan dalam Hal BerPHBS.
6) Memperkenalkan teknologi-teknologi
terkait sanitasi yang dapat membantu
meningkatkan perekonomian
masyarakat
7) Berdasarkan SSK Penyampaian
informasi dan edukasi tentang PHBS
pada pelajaran
Sumber : Hasil analisis, 2015

4.3.2.5 Strategi Pengembangan Ekonomi dan Pembiayaan


Analisis SWOT aspek pengembangan ekonomi dan pembiayaan ini akan diawali
dengan penggolongan, penentuan nilai internal-eksternal, hingga didapatkan
hasil dalam matrik.

Tabel 4. 22 Skoring dan Penggolongan SWOT Aspek ekonomi dan pembiayaan

Golonga Sko Keteranga


Point
n r n
Porsi DAK untuk pengelolaan air limbah 0.6 O
Internal Frekuensi DAK untuk pengelolaan air limbah 0.6 O
Porsi DAK untuk operasional dan pemeliharaan fasilitas pengelolan
0.3 T
air limbah
Porsi APBD untuk pengelolaan air limbah 0.6 W
Frekuensi APBD untuk pengelolaan air limbah 0.3 S
Eksternal Porsi APBD untuk operasional dan pemeliharaan fasilitas
0.3 W
pengelolan air limbah
Porsi CSR untuk pengelolaan air limbah 0.3 O

IV - 20
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Frekuensi CSR untuk pengelolaan air limbah 0.3 O


Porsi CSR untuk operasional dan pemeliharaan fasilitas pengelolan
0.3 T
air limbah
Porsi LSM untuk pengelolaan air limbah 0.3 O
Frekuensi LSM untuk pengelolaan air limbah 0.3 O
Porsi LSM untuk operasional dan pemeliharaan fasilitas pengelolan
0.3 T
air limbah
Sumber : Hasil Analisis, 2015

Tabel 4. 23 Penentuan Kuadran SWOT Aspek ekonomi dan pembiayaan Bagian


Internal

Internal Point Skor Cermin Bobot Total Skor


Frekuensi DAK untuk pengelolaan air
S 0.6 1 0.6
limbah
1 0.6
Porsi DAK untuk pengelolaan air limbah 0.6 1.2 0.5 0.6
W Porsi DAK untuk operasional dan
0.3 0.6 0.5 0.3
pemeliharaan fasilitas pengelolan air limbah
1 0.9
Selisih
-0.3
Internal Lemah
Sumber : Hasil Analisis, 2015

Tabel 4. 24 Penentuan Kuadran SWOT Aspek ekonomi dan pembiayaan Bagian


Eksternal

Sko Total
Eksternal Point Cermin Bobot
r Skor
Porsi APBD untuk pengelolaan air limbah 0.6 0.2 0.10
Frekuensi APBD untuk pengelolaan air limbah 0.3 0.2 0.05
Porsi CSR untuk pengelolaan air limbah 0.3 0.2 0.05
O
Frekuensi CSR untuk pengelolaan air limbah 0.3 0.2 0.05
Porsi LSM untuk pengelolaan air limbah 0.3 0.2 0.05
Frekuensi LSM untuk pengelolaan air limbah 0.3 0.2 0.05
1 0.4
Porsi APBD untuk operasional dan
0.3 0.6 0.3 0.2
pemeliharaan fasilitas pengelolan air limbah
Porsi CSR untuk operasional dan
T 0.3 0.6 0.3 0.2
pemeliharaan fasilitas pengelolan air limbah
Porsi LSM untuk operasional dan
0.3 0.6 0.3 0.2
pemeliharaan fasilitas pengelolan air limbah
1 0.2
Selisih
0.2

IV - 21
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Eksternal Lemah
Sumber : Hasil Analisis, 2015

Gambar 4. 5 Matrik SWOT Aspek ekonomi dan pembiayaan

Strategi Pengembangan ekonomi dan pembiayaan disajikan pada tabel dibawah


ini.

Tabel 4. 25 Matrik IFAS-EFAS Strategi Pengembangan ekonomi dan pembiayaan

List Kekuatan (S) List Kelemahan (W)


1) Anggaran APBD 1. Anggaran APBD (2015-2019)
untuk pembangunan fasilitas sanitasi
untuk
ASPEK EKONOMI DAN bukan untuk pemeliharaan.
pembangunan 2. Anggaran APBD untuk pembangunan
PEMBIAYAAN fasilitas sanitasi selama 5 tahun
fasilitas sanitasi
(2015-2019)
kontinou (2015-
2019)
List Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. anggaran DAK untuk 1. 1.
pernbangunan sanitasi
selama 5 tahun (2015-

IV - 22
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

2019)
2. anggaran DAK untuk
pembangunan fasilitas
sanitasi kontinou (2015-
2019).
3. ada peran CSR dalam
bangunan sanitasi
4. Dana CSR untuk
pembangunan sanitasi
kontinou 2015-2019
List Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Anggaran DAK (2015- 1. 1. Mengkaji ulang terkait teknologi yang
2019) untuk digunakan serta anggarar biaya yang
Pembangunan fasilitas dibutuhkan. teknoiogi tersebut
sanitasi bukan untuk merupakan teknologi yang tidak terialu
pemeliharaan. mutaktr namun tepat guna dan relatif
2. tidak ada Dana DAK operasi dan pemeliharaannya.
untuk pemeliharaan 2. Penganggaran tidak hanya difokuskan
fasilitas sektor sanitasi pada pengadaan saja melainkan jugs
3. Dana CSR (2015-2019) dalam bidang sosialisasi dan bantuan
untuk pembangunan kegiatan untuk KSM yang telah
fasilitas sanitasi bukan terbentuk
untuk pemeliharaan. 3. Berdasarkan SSK -->
4. tidak ada dana CSR Pendayagunaan data PHBS untuk
untuk pemeliharaan meraih peluang anggaran pusat,
fasilitas sanitasi. provinsi dan swasta.
Sumber : Hasil Analisis, 2015

4.4 PEMBAGIAN ZONA PERENCANAAN


Pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik harus
mempertimbangkan beberapa aspek sehingga perencanaan yang disusun akan
berjalan dengan optimal dan sesuai dengan harapan. Pertimbangan-
pertimbangan yang harus dipergunakan dalam penentuan zona pelayanan
sesuai dengan arahan dari petunjuk yang disusun oleh Kementerian Pekerjaan
Umum terdiri dari beberapa aspek yaitu sebagai berikut:

a. Kepadatan penduduk terhadap area terbangun


b. Keseragaman fungsi wilayah
c. Beban BOD
d. Area Beresiko Sanitasi
 Keseragaman Tingkat Kepadatan Penduduk

Periode desain dalam penyusunan masterplan dan DED Air Limbah Kabupaten
Seram Bagian Barat dirancang untuk periode sampai 20 tahun

IV - 23
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

mendatang.Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan pengelolaan


air limbah diantaranya adalah populasi penduduk yang ada di Kabupaten Seram
Bagian Barat.Jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Seram Bagian Barat dari
tahun ke tahun mengalami perubahan.Beberapa indikator digunakan untuk
menetapkan zona perencanaan air limbah terkait dengan kepadatan
penduduk.Secara umum kepadatan penduduk dibagi atas 4 kondisi untuk saat ini
dan untuk 20 tahun mendatang. Kategori kepadatan penduduk yang
dipergunakan diantaranya yaitu :

• Rendah : untuk kepadatan di bawah 100 orang per ha


• Sedang : untuk kepadatan 100 – <200 orang per ha
• Tinggi : untuk kepadatan 200 – < 300 orang per ha
• Sangat Tinggi : untuk kepadatan >300 orang per ha

Berikut ini adalah peta hasil proyeksi penduduk Kabupaten Seram Bagian Barat
serta katagori kepadatan penduduknya sampai 20 tahun mendatang. Peta
kepadatan penduduk dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

IV - 24
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian Barat LAPORAN AKHIR

Gambar 4. 6 Peta proyeksi kepadatan penduduk 20 tahun Kab. SBB

IV - 25
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4.5 PENETAPAN ZONA PRIORITAS


Pengelolaan air limbah domestik rumah tangga Kabupaten Seram Bagian Barat
selama 20 tahun kedepan dilaksanakan secara bertahap diliat dari urutan
prioritas yang perlu ditangani. Untuk menentukan urutan zona prioritas dilakukan
penilaian dengan menggabungkan beberapa pendekatan. Pendekatan yang
digunakan diantaranya yaitu penilaian dengan:

4.5.1 Perangkingan dan Mapping Berdasarkan Angka Kepadatan


Penduduk Terhadap Area Terbangun
Metode perangkingan hasil survey berdasarkan perhitungan angka kepadatan
penduduk Kabupaten/Kota Perencanaan dengan pendekatan sebagai berikut
(Modul Diseminasi Air Limbah PU, 2014) :

a. Nilai 1 diberikan apabila angka kepadatan penduduk yang rendah, yaitu


berada pada range < 100 jiwa/ha.
b. Nilai 2 diberikan apabila angka kepadatan penduduk sedang, yaitu
berada pada range 100-200 jiwa/ha.
c. Nilai 3 diberikan apabila angka kepadatan penduduk diperoleh tinggi,
yaitu berada pada range 200-300 jiwa/ha.
d. Nilai 4 diberikan apabila angka kepadatan penduduk diperoleh sangat
tinggi, yaitu berada pada kepadatan > 300 jiwa/ha

Untuk perangkingan wilayah pelayanan air limbah berdasarkan angka kepadatan


penduduk dapat dilihat pada Gambar 4.8 dibawah ini.

Tabel 4. 26 Kepadatan Penduduk Terhadap Area Terbangun

Kepadatan Penduduk Terhadap


Kecamatan Desa Skor
Area Terbangun (Jiwa/ha)
Hamual Belakang Tahalapu 79.69 1
Hamual Belakang Sole 79.25 1
Hamual Belakang Waesala 79.61 1
Hamual Belakang Buano Selatan 78.88 1
Hamual Belakang Buano Utara 79.75 1
Hamual Belakang Tonu Jaya 79.05 1
Hamual Belakang Alang Asaude 78.26 1
Manipa Tuniwara 77.42 1
Manipa Buano Hatuputih 74.52 1

IV - 26
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Kepadatan Penduduk Terhadap


Kecamatan Desa Skor
Area Terbangun (Jiwa/ha)
Manipa Tomelehu Barat 78.30 1
Manipa Tomelehu Timur 72.36 1
Manipa Kelang Asaude 77.86 1
Manipa Masawoi 75.07 1
Manipa Luhutaban 79.35 1
Seram Barat Kaibobu 78.98 1
Seram Barat Eti 79.73 1
Seram Barat Lumili 78.45 1
Seram Barat Morekau 77.49 1
Seram Barat Neniari 78.26 1
Seram Barat Piru 79.15 1
Seram Barat Kawa 79.61 1
Huamual Kulur 77.29 1
Huamual Iha 79.66 1
Huamual Luhu 79.88 1
Huamual Lokki 79.84 1
Huamual Ariate 78.42 1
Kairatu Kairatu 79.19 1
Kairatu Seruawan 77.25 1
Kairatu Kamarian 79.36 1
Kairatu Hatusua 17.58 1
Kairatu Waimital 353.69 4
Kairatu Uraur 152.89 2
Kairatu Waipirit 186.23 2
Kairatu Barat Waihatu 79.27 1
Kairatu Barat Waisamu 78.10 1
Kairatu Barat Lohitala 78.30 1
Kairatu Barat Nurue 78.95 1
Kairatu Barat Kamal 79.71 1
Kairatu Barat Waisarisa 78.32 1
Imanosol Hukuanakota 77.86 1
Imanosol Rambatu 78.08 1
Imanosol Manusa 76.87 1
Imanosol Rumberu 79.02 1
Imanosol Hunitetu 77.59 1
Hamalatu Tihulele 76.02 1
Hamalatu Rumahkay 76.18 1
Hamalatu Latu 76.23 1
Hamalatu Tomolehu 74.90 1
Hamalatu Hualoy 76.17 1
Hamalatu Seriholo 74.42 1
Hamalatu Tala 73.50 1

IV - 27
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Kepadatan Penduduk Terhadap


Kecamatan Desa Skor
Area Terbangun (Jiwa/ha)
Elpaputih Sumeith Pesinaru 74.31 1
Elpaputih Ahiolo 78.03 1
Elpaputih Watui 47.76 1
Elpaputih Huku Kecil 75.18 1
Elpaputih Sahanu 78.19 1
Elpaputih Wasia 73.93 1
Elpaputih Elpaputih 78.81 1
Taniwel Rumahsoal 73.02 1
Taniwel Lohia Sapalewa 73.54 1
Taniwel Laturake 75.46 1
Taniwel Buria 78.66 1
Taniwel Riring 77.71 1
Taniwel Niniari 75.97 1
Taniwel Murnaten 78.99 1
Taniwel Nikulukan 76.55 1
Taniwel Niwelehu 77.44 1
Taniwel Nuniali 76.42 1
Taniwel Lisabata Barat 78.06 1
Taniwel Wakolo 74.17 1
Taniwel Patahuwe 74.29 1
Taniwel Taniwel 78.44 1
Taniwel Uweth 77.11 1
Taniwel Hulung 77.53 1
Taniwel Kasieh 78.26 1
Taniwel Nukuhai 74.19 1
Taniwel Pasinalo 75.06 1
Taniwel Timur Sohuwe 77.13 1
Taniwel Timur Maloang 61.73 1
Taniwel Timur Lumahlatal 75.56 1
Taniwel Timur Hatunuru 75.56 1
Taniwel Timur Matapa 74.58 1
Taniwel Timur Seaksale 75.25 1
Taniwel Timur Makububui 76.26 1
Taniwel Timur Sukaraja 76.67 1
Taniwel Timur Lumapelu 76.03 1
Taniwel Timur Uwen Pantai 70.37 1
Taniwel Timur Tounusa 74.96 1
Taniwel Timur Musihuwei 75.92 1
Taniwel Timur Solea 76.30 1
Taniwel Timur Waraloin 74.68 1
Taniwel Timur Walakone 76.35 1

IV - 28
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian Barat LAPORAN AKHIR

Gambar 4. 7 Peta tingkat kepadatan bangunan

IV - 29
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4.5.2 Perangkingan dan Mapping Berdasarkan Beban Pencemaran/


angka BOD
Perangkingan untuk menentukan prioritas penanganan terhadap air limbah juga
ditentukan berdasarkan angka BOD. Berdasarkan hasil survey dan perhitungan
angka BOD Kabupaten/Kota Perencanaan, maka dilakukan pendekatan
penentuan rangking berdasarkan:

a. Nilai 1 diberikan apabila angka BOD diperoleh sangat tinggi, yaitu berada
pada range >15 kg/hr/ha.
b. Nilai 2 diberikan apabila angka BOD diperoleh tinggi, yaitu berada pada
range 10-<15 kg/hr/ha
c. Nilai 3 diberikan apabila angka BOD yang diperoleh sedang, yaitu berada
pada range5-<10 kg/hr/ha.
d. Nilai 4 diberikan apabila angka BOD diperoleh rendah, yaitu berada pada
range < 5 kg/hr/ha.

Untuk perangkingan wilayah berdasarkan angka BOD lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 4.9 dibawah ini.

Tabel 4. 27 Beban BOD Kabupaten Seram Bagian Barat

Kecamatan Desa Beban BOD Skor


Hamual Belakang Tahalapu 1.38 2
Hamual Belakang Sole 0.59 1
Hamual Belakang Waesala 5.21 4
Hamual Belakang Buano Selatan 2.66 3
Hamual Belakang Buano Utara 1.10 2
Hamual Belakang Tonu Jaya 0.57 1
Hamual Belakang Alang Asaude 0.46 1
Manipa Tuniwara 0.49 1
Manipa Buano Hatuputih 0.53 1
Manipa Tomelehu Barat 0.42 1
Manipa Tomelehu Timur 0.40 1
Manipa Kelang Asaude 0.67 1
Manipa Masawoi 1.01 2
Manipa Luhutaban 1.07 2
Seram Barat Kaibobu 1.47 2
Seram Barat Eti 2.50 3
Seram Barat Lumili 1.33 2
Seram Barat Morekau 2.16 3
Seram Barat Neniari 0.25 1

IV - 30
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Kecamatan Desa Beban BOD Skor


Seram Barat Piru 2.84 3
Seram Barat Kawa 4.16 4
Huamual Kulur 0.13 1
Huamual Iha 1.87 2
Huamual Luhu 29.95 4
Huamual Lokki 1.95 2
Huamual Ariate 0.42 1
Kairatu Kairatu 1.26 2
Kairatu Seruawan 1.36 2
Kairatu Kamarian 4.44 4
Kairatu Hatusua 0.93 1
Kairatu Waimital 0.39 1
Kairatu Uraur 0.85 1
Kairatu Waipirit 0.28 1
Kairatu Barat Waihatu 0.39 1
Kairatu Barat Waisamu 0.69 1
Kairatu Barat Lohitala 0.51 1
Kairatu Barat Nurue 0.82 1
Kairatu Barat Kamal 0.75 1
Kairatu Barat Waisarisa 0.68 1
Imanosol Hukuanakota 3.26 0
Imanosol Rambatu 1.02 2
Imanosol Manusa 1.71 2
Imanosol Rumberu 3.15 0
Imanosol Hunitetu 5.08 4
Hamalatu Tihulele 2.21 3
Hamalatu Rumahkay 6.55 4
Hamalatu Latu 3.27 0
Hamalatu Tomolehu 0.90 1
Hamalatu Hualoy 4.51 4
Hamalatu Seriholo 0.90 1
Hamalatu Tala 0.89 1
Elpaputih Sumeith Pesinaru 1.17 2
Elpaputih Ahiolo 1.92 2
Elpaputih Watui 0.93 1
Elpaputih Huku Kecil 0.09 1
Elpaputih Sahanu 5.42 4
Elpaputih Wasia 1.53 2
Elpaputih Elpaputih 13.88 4
Taniwel Rumahsoal 2.20 3
Taniwel Lohia Sapalewa 0.55 1
Taniwel Laturake 0.87 1
Taniwel Buria 3.38 0

IV - 31
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Kecamatan Desa Beban BOD Skor


Taniwel Riring 2.67 3
Taniwel Niniari 0.66 1
Taniwel Murnaten 2.92 3
Taniwel Nikulukan 1.75 2
Taniwel Niwelehu 3.18 0
Taniwel Nuniali 1.50 2
Taniwel Lisabata Barat 2.54 3
Taniwel Wakolo 0.80 1
Taniwel Patahuwe 0.63 1
Taniwel Taniwel 4.41 4
Taniwel Uweth 0.67 1
Taniwel Hulung 2.20 3
Taniwel Kasieh 1.89 2
Taniwel Nukuhai 1.61 2
Taniwel Pasinalo 0.68 1
Taniwel Timur Sohuwe 1.61 2
Taniwel Timur Maloang 2.12 3
Taniwel Timur Lumahlatal 0.76 1
Taniwel Timur Hatunuru 1.53 2
Taniwel Timur Matapa 1.23 2
Taniwel Timur Seaksale 0.90 1
Taniwel Timur Makububui 2.13 3
Taniwel Timur Sukaraja 1.61 2
Taniwel Timur Lumapelu 3.01 0
Taniwel Timur Uwen Pantai 0.96 1
Taniwel Timur Tounusa 1.56 2
Taniwel Timur Musihuwei 0.97 1
Taniwel Timur Solea 0.76 1
Taniwel Timur Waraloin 1.76 2
Taniwel Timur Walakone 1.20 2
Sumber : Hasil Analisis, 2015

IV - 32
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian Barat LAPORAN AKHIR

Gambar 4. 8 Peta Beban BOD Kabupaten Seram Bagian Barat

IV - 33
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4.5.3 Perangkingan dan Mapping Berdasarkan Area Beresiko


Sanitasi
Metode perangkingan hasil survey berdasarkan perhitungan angka kondisi
sanitasi adalah berdasarkan pendekatan sebagai berikut :

a. Nilai 1 diberikan apabila fasilitas kondisi sanitasi di daerah tersebut


adalah Mini IPAL. Nilai kondisi sanitasi ini dapat disimpulkan bahwa
fasilitas kondisi sanitasi wilayah tersebut baik.
b. Nilai 2 diberikan apabila fasilitas kondisi sanitasi di daerah tersebut
adalah jamban dengan septic tank. Nilai kondisi sanitasi ini dapat
disimpulkan bahwa fasilitas kondisi sanitasi wilayah tersebut sedang.
c. Nilai 3 diberikan apabila fasilitas kondisi sanitasi di daerah tersebut
adalah jamban tanpa septic tank. Nilai kondisi sanitasi ini dapat
disimpulkan bahwa fasilitas kondisi sanitasi wilayah tersebut buruk.
d. Nilai 4 diberikan apabila fasilitas kondisi sanitasi di daerah tersebut
adalah tidak ada jamban. Nilai kondisi sanitasi ini dapat disimpulkan
bahwa fasilitas kondisi sanitasi wilayah tersebut paling buruk.

Untuk overlay mapping peta wilayah perencanaan dari hasil perangkingan angka
kondisi sanitasi di atas dapat dilihat pada Gambar 4.9 dibawah ini.

Tabel 4. 28 Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Barat

Kecamatan Desa Area Beresiko Sanitasi Skor


Hamual Belakang Tahalapu SEDANG 3
Hamual Belakang Sole SEDANG 3
Hamual Belakang Waesala SEDANG 3
Hamual Belakang Buano Selatan SEDANG 3
Hamual Belakang Buano Utara SEDANG 3
Hamual Belakang Tonu Jaya SEDANG 3
Hamual Belakang Alang Asaude SEDANG 3
Manipa Tuniwara SEDANG 3
Manipa Buano Hatuputih SEDANG 3
Manipa Tomelehu Barat SEDANG 3
Manipa Tomelehu Timur SEDANG 3
Manipa Kelang Asaude SEDANG 3
Manipa Masawoi SEDANG 3
Manipa Luhutaban SEDANG 3
Seram Barat Kaibobu BAIK 2
Seram Barat Eti BURUK 4

IV - 34
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Kecamatan Desa Area Beresiko Sanitasi Skor


Seram Barat Lumili BAIK 2
Seram Barat Morekau SEDANG 3
Seram Barat Neniari BURUK 4
Seram Barat Piru BURUK 4
Seram Barat Kawa SEDANG 3
Huamual Kulur BAIK 2
Huamual Iha SEDANG 3
Huamual Luhu SEDANG 3
Huamual Lokki BAIK 2
Huamual Ariate BAIK 2
Kairatu Kairatu SEDANG 3
Kairatu Seruawan SEDANG 3
Kairatu Kamarian SEDANG 3
Kairatu Hatusua SEDANG 3
Kairatu Waimital SEDANG 3
Kairatu Uraur SEDANG 3
Kairatu Waipirit SEDANG 3
Kairatu Barat Waihatu BAIK 2
Kairatu Barat Waisamu SEDANG 3
Kairatu Barat Lohitala SEDANG 3
Kairatu Barat Nurue BAIK 2
Kairatu Barat Kamal BURUK 4
Kairatu Barat Waisarisa BAIK 2
Imanosol Hukuanakota SEDANG 3
Imanosol Rambatu SEDANG 3
Imanosol Manusa SEDANG 3
Imanosol Rumberu BAIK 2
Imanosol Hunitetu SEDANG 3
Hamalatu Tihulele SEDANG 3
Hamalatu Rumahkay SEDANG 3
Hamalatu Latu SEDANG 3
Hamalatu Tomolehu SEDANG 3
Hamalatu Hualoy SEDANG 3
Hamalatu Seriholo SEDANG 3
Hamalatu Tala SEDANG 3
Elpaputih Sumeith Pesinaru SEDANG 3
Elpaputih Ahiolo SEDANG 3
Elpaputih Watui SEDANG 3
Elpaputih Huku Kecil SEDANG 3
Elpaputih Sahanu SEDANG 3
Elpaputih Wasia SEDANG 3
Elpaputih Elpaputih SEDANG 3
Taniwel Rumahsoal BAIK 2

IV - 35
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Kecamatan Desa Area Beresiko Sanitasi Skor


Taniwel Lohia Sapalewa BAIK 2
Taniwel Laturake BAIK 2
Taniwel Buria BAIK 2
Taniwel Riring BAIK 2
Taniwel Niniari BAIK 2
Taniwel Murnaten BAIK 2
Taniwel Nikulukan BAIK 2
Taniwel Niwelehu BAIK 2
Taniwel Nuniali BAIK 2
Taniwel Lisabata Barat BAIK 2
Taniwel Wakolo BAIK 2
Taniwel Patahuwe BAIK 2
Taniwel Taniwel SEDANG 3
Taniwel Uweth BAIK 2
Taniwel Hulung BAIK 2
Taniwel Kasieh BAIK 2
Taniwel Nukuhai BAIK 2
Taniwel Pasinalo BAIK 2
Taniwel Timur Sohuwe SEDANG 3
Taniwel Timur Maloang SEDANG 3
Taniwel Timur Lumahlatal SEDANG 3
Taniwel Timur Hatunuru SEDANG 3
Taniwel Timur Matapa SEDANG 3
Taniwel Timur Seaksale SEDANG 3
Taniwel Timur Makububui SEDANG 3
Taniwel Timur Sukaraja SEDANG 3
Taniwel Timur Lumapelu SEDANG 3
Taniwel Timur Uwen Pantai SEDANG 3
Taniwel Timur Tounusa SEDANG 3
Taniwel Timur Musihuwei SEDANG 3
Taniwel Timur Solea SEDANG 3
Taniwel Timur Waraloin SEDANG 3
Taniwel Timur Walakone SEDANG 3
Sumber : Hasil Analisis, 2015

IV - 36
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian Barat LAPORAN AKHIR

Gambar 4. 9 Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Barat

IV - 37
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4.5.4 Perangkingan dan Mapping Berdasarkan Fungsi Wilayah


Metode perangkingan fungsi wilayah ini berdasarkan kawasan strategis, untuk
penilaian fungsi wilayah berdasarkan kawasan Desa strategis di setiap
Kecamatan. Untuk perangkingan fungsi wilayah maka kita melakukan
pendekatan dengan nilai angka sebagai berikut :

a. Nilai 1 diberikan apabila angka PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan)


diperoleh rendah, yaitu desa
b. Nilai 2 diberikan apabila angka PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)
diperoleh sedang, yaitu dekat dengan Ibu Kota Kecamatan
c. Nilai 3 diberikan apabila angka PKL (Pusat Kegiatan Lokal) diperoleh
tinggi, yaitu Ibu Kota Kecamatan
d. Nilai 4 diberikan apabila angka PWK (Pusat Kegiatan Wilayah) diperoleh
sangat tinggi, yaitu Ibu Kota Kabupaten

Untuk perangkingan fungsi wilayah berdasarkan kawasan strategis lebih jelasnya


dapat dilihat pada Gambar 4.10 dibawah ini.

Tabel 4. 29 Fungsi Wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat

Kecamatan Desa Fungsi Wilayah Skor


Hamual Belakang Tahalapu PPL 1
Hamual Belakang Sole PPL 1
Hamual Belakang Waesala PKL 3
Hamual Belakang Buano Selatan PPL 1
Hamual Belakang Buano Utara PPL 1
Hamual Belakang Tonu Jaya PPL 1
Hamual Belakang Alang Asaude PPK 2
Manipa Tuniwara PPL 1
Manipa Buano Hatuputih PPL 1
Manipa Tomelehu Barat PPL 1
Manipa Tomelehu Timur PPL 1
Manipa Kelang Asaude PPK 2
Manipa Masawoi PKL 3
Manipa Luhutaban PPL 1
Seram Barat Kaibobu PPK 2
Seram Barat Eti PKL 3
Seram Barat Lumili PPK 2
Seram Barat Morekau PPK 2
Seram Barat Neniari PKL 3
Seram Barat Piru PKW 4

IV - 38
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Kecamatan Desa Fungsi Wilayah Skor


Seram Barat Kawa PPK 2
Huamual Kulur PPL 1
Huamual Iha PPK 2
Huamual Luhu PKL 3
Huamual Lokki PPL 1
Huamual Ariate PPL 1
Kairatu Kairatu PKL 3
Kairatu Seruawan PPL 1
Kairatu Kamarian PPL 1
Kairatu Hatusua PPK 2
Kairatu Waimital PPK 2
Kairatu Uraur PPK 2
Kairatu Waipirit PPK 2
Kairatu Barat Waihatu PPL 1
Kairatu Barat Waisamu PPL 1
Kairatu Barat Lohitala PPL 1
Kairatu Barat Nurue PPK 2
Kairatu Barat Kamal PKL 3
Kairatu Barat Waisarisa PPK 2
Imanosol Hukuanakota PPL 1
Imanosol Rambatu PPL 1
Imanosol Manusa PPL 1
Imanosol Rumberu PPK 2
Imanosol Hunitetu PKL 3
Hamalatu Tihulele PPL 1
Hamalatu Rumahkay PPL 1
Hamalatu Latu PKL 3
Hamalatu Tomolehu PPL 1
Hamalatu Hualoy PPK 2
Hamalatu Seriholo PPL 1
Hamalatu Tala PPL 1
Elpaputih Sumeith Pesinaru PPL 1
Elpaputih Ahiolo PPL 1
Elpaputih Watui PPL 1
Elpaputih Huku Kecil PPL 1
Elpaputih Sahanu PPL 1
Elpaputih Wasia PPK 2
Elpaputih Elpaputih PKL 3
Taniwel Rumahsoal PPL 1
Taniwel Lohia Sapalewa PPL 1
Taniwel Laturake PPL 1
Taniwel Buria PPL 1
Taniwel Riring PPL 1

IV - 39
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Kecamatan Desa Fungsi Wilayah Skor


Taniwel Niniari PPL 1
Taniwel Murnaten PPL 1
Taniwel Nikulukan PPL 1
Taniwel Niwelehu PPL 1
Taniwel Nuniali PPL 1
Taniwel Lisabata Barat PPL 1
Taniwel Wakolo PPK 2
Taniwel Patahuwe PPL 1
Taniwel Taniwel PKL 3
Taniwel Uweth PPK 2
Taniwel Hulung PPL 1
Taniwel Kasieh PPK 2
Taniwel Nukuhai PPL 1
Taniwel Pasinalo PPL 1
Taniwel Timur Sohuwe PPL 1
Taniwel Timur Maloang PPL 1
Taniwel Timur Lumahlatal PPL 1
Taniwel Timur Hatunuru PPK 2
Taniwel Timur Matapa PPL 1
Taniwel Timur Seaksale PPL 1
Taniwel Timur Makububui PPL 1
Taniwel Timur Sukaraja PPL 1
Taniwel Timur Lumapelu PPL 1
Taniwel Timur Uwen Pantai PKL 3
Taniwel Timur Tounusa PPL 1
Taniwel Timur Musihuwei PPL 1
Taniwel Timur Solea PPL 1
Taniwel Timur Waraloin PPL 1
Taniwel Timur Walakone PPL 1
Sumber : Hasil Analisis, 2015

IV - 40
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian Barat LAPORAN AKHIR

Gambar 4. 10 Peta Fungsi Wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat

IV - 41
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4.5.5 Hasil Keseluruhan Perangkingan


Untuk perangkingan akhir maka kita melakukan pendekatan dengan
penjumlahan angka kepadatan penduduk dan fasilitas sanitasi dikurangi angka
kesakitan, adalah sebagai berikut:

a. Nilai 2,6-3,1 diberikan apabila hasil perangkingan Zona 1 (satu). Nilai


perangkingan yang rendah ini dapat disimpulkan bahwa wilayah tersebut
memerlukan penanganan segera karena kondisi sanitasinya buruk. Untuk
warna disimbolkan dengan merah.
b. Nilai 2,1-2,5 diberikan apabila hasil perangkingan Zona 2 (dua). Nilai
perangkingan yang sedang ini dapat disimpulkan bahwa wilayah tersebut
harus diperhatikan kondisi sanitasinya, karena ada dalam kategori
sedang. Jika tidak dijaga dengan baik maka tidak menutup kemungkinan
kondisi sanitasi ini berubah menjadi buruk. Untuk warna disimbolkan
dengan kuning.
c. Nilai 1,6-2 diberikan apabila hasil perangkingan Zona 3 (tiga). Nilai
perangkingan ini dapat disimpulkan bahwa wilayah tersebut masih
mempunyai sistem sanitasi yang cukup baik. Untuk warna disimbolkan
dengan biru. Namun tetap harus dilakukan perbaikan dan peningkatan
terutama bagi daerah yang mempunyai kepadatan yan cukup tinggi.
Tidak menutup kemungkinan dengan adanya peningkatan kepadatan
maka kondisi sanitasi menjadi buruk.
d. Nilai 0-1,5 diberikan apabila hasil perangkingan Zona 4 (empat). Nilai
perangkingan ini dapat disimpulkan bahwa wilayah tersebut masih
mempunyai sistem sanitasi yang baik.

Zona Prioritas hasil mapping overlay perangkingan akhir dapat dilihat pada tabel
4.30.

Tabel 4. 30 Zona Prioritas Hasil Mapping Overlay Perangkingan Akhir

N
Kecamatan Desa Zona Prioritas
o
1 Hamual Belakang Waesala 1
2 Seram Barat Eti 1
3 Seram Barat Piru 1
4 Huamual Luhu 1
5 Imanosol Hunitetu 1

IV - 42
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

N
Kecamatan Desa Zona Prioritas
o
6 Elpaputih Elpaputih 1
7 Taniwel Taniwel 1
8 Manipa Masawoi 2
9 Seram Barat Morekau 2
10 Seram Barat Neniari 2
11 Seram Barat Kawa 2
12 Kairatu Kairatu 2
13 Kairatu Kamarian 2
14 Kairatu Waimital 2
15 Kairatu Barat Kamal 2
16 Hamalatu Rumahkay 2
17 Hamalatu Hualoy 2
18 Elpaputih Sahanu 2
19 Hamual Belakang Tahalapu 3
20 Hamual Belakang Buano Selatan 3
21 Hamual Belakang Buano Utara 3
22 Hamual Belakang Alang Asaude 3
23 Manipa Kelang Asaude 3
24 Manipa Luhutaban 3
25 Seram Barat Kaibobu 3
26 Seram Barat Lumili 3
27 Huamual Iha 3
28 Kairatu Seruawan 3
29 Kairatu Hatusua 3
30 Kairatu Uraur 3
31 Kairatu Waipirit 3
32 Imanosol Rambatu 3
33 Imanosol Manusa 3
34 Hamalatu Tihulele 3
35 Hamalatu Latu 3
36 Elpaputih Sumeith Pesinaru 3
37 Elpaputih Ahiolo 3
38 Elpaputih Wasia 3
39 Taniwel Rumahsoal 3
40 Taniwel Riring 3
41 Taniwel Murnaten 3
42 Taniwel Lisabata Barat 3
43 Taniwel Hulung 3
44 Taniwel Kasieh 3
45 Taniwel Timur Sohuwe 3
46 Taniwel Timur Maloang 3
47 Taniwel Timur Hatunuru 3

IV - 43
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

N
Kecamatan Desa Zona Prioritas
o
48 Taniwel Timur Matapa 3
49 Taniwel Timur Makububui 3
50 Taniwel Timur Sukaraja 3
51 Taniwel Timur Uwen Pantai 3
52 Taniwel Timur Tounusa 3
53 Taniwel Timur Waraloin 3
54 Taniwel Timur Walakone 3
55 Hamual Belakang Sole 4
56 Hamual Belakang Tonu Jaya 4
57 Manipa Tuniwara 4
58 Manipa Buano Hatuputih 4
59 Manipa Tomelehu Barat 4
60 Manipa Tomelehu Timur 4
61 Huamual Kulur 4
62 Huamual Lokki 4
63 Huamual Ariate 4
64 Kairatu Barat Waihatu 4
65 Kairatu Barat Waisamu 4
66 Kairatu Barat Lohitala 4
67 Kairatu Barat Nurue 4
68 Kairatu Barat Waisarisa 4
69 Imanosol Hukuanakota 4
70 Imanosol Rumberu 4
71 Hamalatu Tomolehu 4
72 Hamalatu Seriholo 4
73 Hamalatu Tala 4
74 Elpaputih Watui 4
75 Elpaputih Huku Kecil 4
76 Taniwel Lohia Sapalewa 4
77 Taniwel Laturake 4
78 Taniwel Buria 4
79 Taniwel Niniari 4
80 Taniwel Nikulukan 4
81 Taniwel Niwelehu 4
82 Taniwel Nuniali 4
83 Taniwel Wakolo 4
84 Taniwel Patahuwe 4
85 Taniwel Uweth 4
86 Taniwel Nukuhai 4
87 Taniwel Pasinalo 4
88 Taniwel Timur Lumahlatal 4
89 Taniwel Timur Seaksale 4

IV - 44
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

N
Kecamatan Desa Zona Prioritas
o
90 Taniwel Timur Lumapelu 4
91 Taniwel Timur Musihuwei 4
92 Taniwel Timur Solea 4
Sumber : Hasil Analisis, 2015

Dari hasil mapping overlay perangkingan akhir didapat 1 kelurahan/desa yang


termasuk zona prioritas 1. Adapun Peta Citra dari kelurahan/desa dapat dilihat
pada gambar 4.11 dibawah ini.

IV - 45
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian Barat LAPORAN AKHIR

Gambar 4. 11 Peta zona prioritas Kabupaten Seram Bagian Barat

IV - 46
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4.6 ARAH PENGEMBANGAN SPAL DAN PERMUKIMAN BARU


Pengolahan air limbah akan lebih baik jika direncanakan pada permukiman baru,
dengan demikian perencanaan pengelolaan air limbah akan lebih mudah
terintegrasi dengan perencanaan sarana prasarana lainnya seperti jalan, blok
rumah, jaringan pelayanan air minum, jaringan drainase dan lainnya.

Melihat pentingnya pengolahan air limbah demi kesehatan masyarakat dan


lingkungan maka diusulkan bahwa perumahan baru sebaiknya atau diwajibkan
untuk merencanakan sistem pengelolaan limbah. Berikut usulan beberapa
kriteria sistem pengelolaan air limbah di perumahan baru:

- Perumahan baru hingga 100 KK wajib membuat sistem pengelolaan air


limbah sistem onsite secara komunal berbasis rumah tangga dengan
memperhatikan norma, standar, dan kriteria perencanaan yang berlaku.
- Perumahan baru yang terdiri 100-200 KK wajib membuat sistem
pengelolaan air limbah sistem onsite secara komunal berbasis
masyarakat dengan memperhatikan norma, standar, dan kriteria
perencanaan yang berlaku.
- Perumahan baru yang terdiri > 200 KK wajib membuat sistem
pengelolaan air limbah secara terpusat dengan diolah
menggunakaninstalasi pengolahan air limbah dengan memperhatikan
norma, standar, dan kriteria perencanaan yang berlaku.

4.7 STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN


AIR LIMBAH

4.7.1 Strategi Pengembangan Prasarana


Pembangunan sanitasi meliputi pelayanan air limbah, persampahan, drainase,
dan PHBS, merupakan kebutuhan hidup dasar masyarakat yang harus tersedia
dan menjadi tanggung jawab semua pihak. Permasalahan peningkatan
kebutuhan akan pelayanan sanitasi seiring dengan bertambahnya penduduk dari
tahun ke tahun, akan sulit terpenuhi. Permasalahan sanitasi pada umumnya
dapat dilihat dari masih rendahnya kualitas dan tingkat pelayanan sanitasi. Ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya tingkat pelayanan sanitasi,
diantaranya:

IV - 47
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

 Masih rendahnya kesadaran dan ketertiban masyarakat dalam


pengolahan sanitasi, utamanya pada tahap pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana sanitasi.
 Masih kurangnya koordinasi antar pihak-pihak yang berkepentingan, baik
ditingkat pusat maupun daerah, serta kurang terpadunya perencanaan
dan pembangunan sehingga menyebabkan kurang efektifnya pelayanan
sektor sanitasi.
 Masih kurangnya minat dunia usaha untuk berinvestasi di sektor sanitasi,
karena tidak ditunjang oleh regulasi di daerah.

Untuk mengatasi permasalahan sanitasi tersebut, diperlukan terobosan melalui


suatu strategi dan program pembangunan yang komprehensif dan terintegrasi
serta melibatkan berbagai pihak. Strategi ini juga harus diikuti oleh komitmen dan
kerja keras semua pihak baik bidang pendanaan, penguatan kelembagaan dan
SDM, penegakan peraturan dan hukum, pemilihan opsi teknologi sanitasi yang
tepat dan peningkatan partisipasi dunia usaha dan masyarakat.

Strategi percepatan sanitasi pada dasarnya merupakan langkah-langkah yang


berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan
pembangunan sanitasi Kabupaten Seram Bagian Barat. Mengingat strategi
didefenisikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan, maka sebagai langka awal
perlu menetapkan tujuan yang jelas yang hendak dicapai terkait dengan
pengelolaan sanitasi. Tujuan dapat diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu tertetentu, mengacu pada pernyataan visi
dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategi. Selanjutnya disusun
sasaran atas tujuan yang hendak dicapai untuk dapat memberikan arahan yang
lebih operasional. Sasaran dapat diartikan sebagai hasil yang akan dicapai
secara nyata oleh suatu organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,
dan terikat pada kurun waktu tertentu.

IV - 48
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Tabel 4. 31 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Sasaran
Tujuan Indikator Strategi
Pernyataan Sasaran
Sasaran
Meningkatnya pelayanan Berkurangnya Tidak ada Meningkatkan
sarana dan prasarana masyarakat yang penduduk yang kuantitas dan
pengelolaan air limbah belum mempunyai melakukan BABS kualitas sarana dan
jamban pribadi dan pada tahun 2019 prasarana
tangki septik sesuai pengelolaan air
dengan syarat limbah
kesehatan
Mewujudkan pengelolaan Tersedianya regulasi Dokumen Perda Menyusun Perda
air limbah yang terkait pengelolaan air pengelolaan air pengelolaan air
profesional dan limbah domestik limbah limbah domestik
berkelanjutan

Sumber : SSK Kabupaten Seram Bagian Barat,2014

Berdasarkan strategi pengelolaan air limbah domestik dan hasil analisa SWOT
Strategi pengembangan prasarana yang diarahkan untuk mencapai sasaran
pembangunan sub sektor air limbah domestik antara lain :

1. Mengembangkan Perencanaan Pengolahan Air Limbah yang Berwawasan


Lingkungan baik limbah domestik industri dan rumah tangga skala
Kabupaten, adalah:
 Melakukan kajian kelayakan pengelolaan air limbah domestik sesuai
dengan ketentuan peraturan lingkungan hidup.
 Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem on
site pada Ibu Kota Kecamatan (CBD) dan padat penduduk.
2. Optimalisasi Masyarakat dalam Mengelola Sanitasi yang Memenuhi Standar
Teknis dan Kesehatan,
 Meningkatkan cakupan kepemilikkan jamban keluarga dengan
penggunaan tangki septik
3. Peningkatan Kinerja Kelembagaan (SKPD) yang Menangangi Air Limbah
 Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan
pentingnya jamban dengan tangki septik serta mensosialisasikan
pentingnya SPAL dengan bidang resapan.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder tentang
pengelolaan jamban keluarga sehat.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan
IPAL komunal yang ramah lingkungan.

IV - 49
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4. Optimalisasi Opsi pembangunan sarana dan prasarana Sanitasi bagi


masyarakat, sebagai pelaku dalam pembangunan sanitasi.
 Tersedianya lahan untuk terbangunnya IPLT untuk skala Kabupaten di
Kabupaten Seram Bagian Barat.
 Mewujudkan pembangunan sanitasi (sektor air limbah) skala Kabupaten
di 11 Kecamatan.
 Meningkatnya jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah secara
komunal berbasis masyarakat di wilayah padat kumuh miskin perkotaan
 Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan MCK dan IPAL komunal,
pengadaan peralatan mobil operasional pengelolaan air limbah, oleh
SKPD terkait dan melalui pengorganisasian masyarakat dan kelompok.
 Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen untuk efektivitas
layanan pengelolaan Air Limbah Domestik skala Kabupaten.
 Mendorong minat swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan air
limbah domestik.
 Peningkatan cakupan pelayanan limbah cair rumah tangga dan
tersedianya SPAL.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder tentang
pengelolaan SPAL sehat.
 Menegakkan sanksi dan pemberian penghargaan kepada sektor industri
rumah tangga dalam pengelolaan limbah cair.

4.7.2 Startegi Pengembangan Kelembagaan


Secara khusus pembentukan pengembangan kelembaagan air limbah di
Kabupaten Seram Bagian Barat perlu diarahkan menuju :

- Kelembagaan pengelola air limbah skala kota


- Kelembagaan pengelola air limbah skala kawasan, dan
- Kelembagaan IPLT

Pengembangan Kelembagaan dilakukan dengan mengadakan kajian


kelembagaan pengelola air limbah skala kota dan pengelola air limbah skala
kawasan. Serta dilakukan pula kajian kelembagaan IPLT. Pengembangan
Kelembagaan dilakukan dilaksanakan pada Tahap I Mendesak pada Tahun
2017. Rekomendasi alur penataan kelembagaan dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini.

IV - 50
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

(Sumber: Materi Bidang Air Limbah II, Kementerian Pekerjaan Umum)

Gambar 4. 12 Alur Penataan Kelembagaan

Pilihan bentuk kelembagaan bagi pengelolaan air limbah yang beroperasi di


dalam satu wilayah pemerintahan provinsi/kota/kabupaten adalah :

1. Struktur di dalam SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)


2. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD, di bawah struktur Dinas daerah
yang terkait)
3. SKPD atau Unit Kerja SKPD (UPTD) yang menerapkan PPK-BLUD (Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; selanjutnya akan
dirujuk sebagai BLUD)
4. Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah (Perusda/BUMD)
5. Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan bentuk kelembagaan
yang paling sesuai bagi suatu daerah antara lain :
• Kompleksitas permasalahan dan penanganan air limbah di daerah
• Besaran/volume air limbah dikelola
• Kemampuan dan potensi finansial

Untuk pilihan pertama, sebenarnya pengelolaan masih belum spesifik menjadi


tugas dari unit kerja tersendiri.Fungsi pengelolaan dilekatkan pada struktur
jabatan/posisi yang ada pada SKPD. Sementara yang dimaksud dengan
kegiatan teknis operasional yang dilaksanakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis yang secara langsung

IV - 51
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

berhubungan dengan pelayanan masyarakat, sedangkan teknis penunjang


adalah melaksanakan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan tugas organisasi
induknya. BLUD merupakan lembaga yang menjalankan fungsi layanan publik,
dengan pengelolaan keuangan dan SDM yang lebih leluasa/fleksibel.
Perusda/BUMD pada dasarnya merupakan badan usaha yang modalnya
sebagian terbesar atau seluruhnya menjadi milik pemerintah daerah. Secara
umum dikenal sebagai bentuk quasi-governmental corporation (dikenal juga
dengan istilah yang lebih singkat: quasi-government), yang merupakan badan
usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan namun juga menjalankan
fungsi layanan publik tertentu.

 Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005, BLUD adalah Sautan


Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Hal
tersebut dimaksudkan untuk terciptanya fleksibilitas yang lebih (tanggung jawab)
dibandingkan dengan SKPD yang normal (seperti Dinas/Badan/Kantor). Konsep
BLUD muncul untuk memenuhi kebutuhan sebagai sebuah lembaga yang
otonom dan lebih fleksibel yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan.

a. Landasan Hukum

Landasan Hukum terkait pembentukan BLUD antara lain :

1. Undang-undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


2. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
3. Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
b. Perbandingan Kelembagaan Pengelolaan Limbah antara BLUD dengan
SKPD (Dinas/Badan)

IV - 52
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Pengelolaan air limbah dengan tangki septik yang kemudian diolah melalui IPLT
selama ini kelembagaannya hanya dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis UPT di
bawah organisasi Dinas/Badan. Selama ini, pengelolaan IPLT yang berada
dalam organisasi SKPD (Dinas/Badan) belum berjalan dengan baik sehingga
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum optimal. Kemudian retribusi
yang selama ini dipungut dalam konteks pelayanan penyedotan kakus/tinja tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan daerah, karena hasil dari pungutan
tersebut biasanya habis untuk biaya operasional pemeliharaan IPLT bahkan
kecenderungannya pendapatan dari retribusi tersebut tidak cukup untuk biaya
operasional IPLT tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, konsultan mencoba
membuat perbandingan kelembagaan pengelolaan air limbah antara BLUD dan
SKPD dari beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. 32 Perbandingan Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah antara BLUD


dengan SKPD

No. Aspek SKPD BLUD


Pendapatan harus dimasukkan ke Pendapatan langsung disetorkan
dalam rekening Pemerintah Daerah ke rekening BLUD dan dapat
1 Pendapatan
dan tidak dapat langsung digunakan
langsung digunakan untuk
untuk kegiatan SKPD kegiatan BLUD
Anggaran ditetapkan dalam
Pengeluaran tidak boleh melebihi
2 Pengeluaran anggaran tahun BLUD akan
plafon anggaran
tetapi dapat menyesuaikan
Dapat melakukan pinjaman
dalam jangka pendek. Jika
3 Utang dan Kewajiban Tidak dapat melakukan pinjaman melakukan pinjaman dalam
jangka panjang harus mendapat
persetujuan dari Kepala Daerah
Dapat melakukan investasi jika
dibutuhkan untuk mendukung
penyediaan pelayanan. Investasi
4 Investasi Tidak dapat melakukan investasi
yang sifatnya jangka panjang
harus mendapat persetujuan dari
Kepala Daerah (Bupati/Walikota)
Tidak dapat melakukan kerjasama Dapat melakukan kerjasama
5 Kerjasama dengan pihak lain diluar dengan pihak ketiga untuk
kewenangan SKPD penyediaan pelayanan.
Dana yang bukan bersumber dari
Harus mengikuti aturan lelang APBN/APBD (kontribusi swasta)
6 Pengadaan Barang/Jasa
sesuai Perpres 54 Tahun 2010 dapat dilakukan tanpa pelelangan
sesuai Perpres 54 Tahun 2010

Aset tetap maupun tidak tetap, Kemungkinan aset tidak tetap


7 Aset
kemungkinan keduanya dihapuskan yang dihapuskan
Dapat mempekerjakan PNS yang
8 SDM Personil Pegawai Negeri Sipil
memenuhi syarat

IV - 53
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Isu mendasar yang menghambar proses perubahan model kelembagaan


penanganan air limbah dari SKPD ke model BLUD adalah adanya fleksibitas dan
kemandirian dalam pengelolaan lembaga sehingga dikhawatirkan hilangnya
pengawasan dari otoritas daerah. Dengan melihat perbandingan di atas, jelas
bahwa model kelembagaan BLUD lebih baik daripada kelembagaan SKPD yang
ada saat ini karena sangat fleksibel dan lebih mandiri. Kelemahannya adalah
bahwa model BLUD ini belum sepenuhnya diuji sehingga dalam penerapannya
perlu kehati-hatian dan persiapan yang matang.

Dalam rangka proses pembentukan BLUD yang cukup memakan waktu, maka
sebagai langkah awal untuk sementara waktu pemerintah daerah dapat
membentuk sebuah UPTD untuk mengelola pelayanan air limbah. Pembentukan
UPTD tersebut ditetapkan oleh Peraturan/Keputusan Kepala Daerah
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.

Deskripsi Singkat UPTD adalah sebuah unti yang dibentuk oleh Pemerintah
Daerah dan dikelola dibawah Dinas/Badan untuk
melakukan pelayanan yang relatif khusus/spesifik dan
sederhana. UPTD dibentuk ketika sifat layanannya bersifat
khusus

Dasar Hukum UPTD dibentuk berdasarkan PP 41/2007 (Organisasi


Perangkat Daerah)

Catatan dan Kontrak Kinerja antara Pemerintah Daerah dan UPTD


Usulan
Kontrak biaya antara BLUD dan PDAM. Didaerah yang
tidak dilayani oleh PDAM, sistem penagihan biaya
tambahan perlu direncanakan dan diimplementasikan

Aset 100% milik Pemerintah Daerah

Staf/Personil UPT adalah PNS

Tidak dimungkinkan perluasan jasa pelayanan

UPT tidak memiliki dewan direksi

IV - 54
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

 Penilaian Pilihan Kelembagaan


a. Sistem Operasi Pembuangan Air Limbah

Dibawah ini merupakan tabel penilaian kelembagaan terhadap sistem


pembuangan air limbah dapat dilihat pada tabel 4.27 dibawah ini.

b. Pengaturan Sanitasi On-Site

idealnya, bahwa tanggung jawab pengelolaan sanitasi (baik off-site dan on-site)
terkonsolidasi dalam kelembagaan pelayanan air limbah. Dalam prakteknya
pelayanan air limbah masoh terpisah-pisah di sektor masing-masing satuan
kerja. Di wilayah perkotaan, pengelolaan sanitasi berada di bawah tanggung
jawab Dinas Pekerjaan Umum. Hal ini tentunya masih terus dilaksanakan dalam
rangka kegiatan peningkatan kapasitas pengaturan sanitasi. Adapun tanggung
jawab dalam pengaturan sanitasi on-site meliputi :

1. Pembersihan septic tank


2. Operasi perawatan septage dan fasilitas pembuangan
3. Perencanaan, pelaksana dan pemantauan fasilitas MCK (toilet umum)
4. Pembuatan instalasi

Namun, dalam jangka panjang, beberapa keuntungan dapat dicapai jika


tanggung jawab ini secara bertahap dikonsolidasikan melalui kelembagaan
pengelolaan air limbah. Demikian juga, dalam jangka panjang, kebijakan
pengelolaan air limbah harus diserahkan kepada sektor swasta, sementara
Dinas/Badan (SKPD) hanya berfungsi sebagai pengatur saja (regulator),
sedangkan lembaga pengelola air limbah berperan sebagai pelaksana (operator)
teknis saja.

IV - 55
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian Barat LAPORAN AKHIR

Tabel 4. 33 Penilaian Kelembagaan terhadapt Sistem Pembuangan Limbah

Pilihan Keuntungan Kerugian

BLUD Fleksibel  BLUD di sekitar air limbah relatif masih baru dan baru diterapkan di beberapa daerah saja.
 Kemampuan untuk memungut biaya lebih sulit karena masih merupakan bagian dari
pemerintah daerah.
 Kemampuan untuk merekrut staf, dan manajemen yang berkualitas belum dapat diketahui
Otonom  Biaya awal operasi, sebuah lembaga yang baru akan banyak mengalami kendala yang
cukup besar

DINAS/BADAN Beberapa personil/staf  Terakumulasinya potensi masalah dalam keuangan dan penagihan
sudah berpengalaman  Orientasi biaya pemulihan staf di birokrasi secara umum masih rendah
 Masyarakat umum berpandangan bahwa pelayanan yang diberikan oleh dinas dibayarkan
dari pajak (alias gratis)
 Sistem manajemen keuangan yang dibuat oleh PU dirancang untuk manajemen proyek
bukan untuk manajemen utilitas
 Komitmen/jaminan dana awal dan tahunan kadang-kadang tidak dapat disimpan.

IV - 56
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

 Rekomendasi Organisasi Pelayanan Air Limbah

Untuk organisasi pengelola yang menggunakan pilihan SKPD, pada prinsipnya


urusan PLP masuk dalam bidang ke-PU-an. Dengan demikian, setidak-tidaknya
ada jabatan yang mengurusi subbidang PLP di dalam Dinas PU daerah.Meski
demikian, daerah diberi kebebasan untuk mengembangkan kelembagaannya
sendiri, selama masih mengacu kepada peraturan yang berlaku. Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah tidak
menentukan jenis perangkat daerah masing-masing daerah, namun menjelaskan
bahwa pembentukannya disesuaikan dengan potensi dan karakteristik daerah
masing-masing, dengan mengikuti perumpunan urusan-urusan wajib dan pilihan.

Berikut ini merupakan contoh kelembagaan yang dapat diterapkan oleh


Kabupaten Seram Bagian Barat dalam kelembagaan pengelola air limbah.

(Sumber: Materi Bidang Air Limbah II, Kementerian Pekerjaan Umum)

Gambar 4. 13 Sebagai Salah Satu Seksi di Bawah Bidang PLP Dalam Dinas Cipta
Karya

(Sumber: Materi Bidang Air Limbah II, Kementerian Pekerjaan Umum)

Gambar 4. 14 Skema Berbentuk UPTD

IV - 57
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Untuk pemerintah daerah yang menggunakan bentuk UPTD, garis komando


langsung ke kepala dinas seperti para kepala bidang. Contoh skema UPTD
dapat dilihat pada Gambar di atas.

Kelembagaan daerah yang berdampak pada kebijakan pengelolaan sanitasi dan


manajemen air limbah meliputi :

- Bappeda bertanggung jawab untuk perencanaan secara keseluruhan,


termasuk perencanaan pembangunan daerah. Bappeda memiliki peran,
tugas dan fungsi sebagai “perencana daerah kota” secara keseluruhan.
Kegiatan dan kapasitas untuk melakukan perencanaan lingkungan,
dengan fokus pada manajemen air limbah dan sanitasi, dapat diperkuat.
Memperbarui Master Plan dan memastikan pelaksanaan yang efektif
akan membutuhkan kepemimpinan teknis Bappeda.
- Dinas Pekerjaan Umum (PU) bertanggung jawab untuk pembangunan
konstruksi dan pemeliharaan.
- Dinas Kesehatan (Dinkes) mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
kebijakan rehabilitasi lingkungan termasuk mempersiapkan, bimbingan
dan eksekusi, mempromosikan dan mendistribusikan informasi tentang
isu-isu kesehatan. Tugas utama termasuk melakukan klinik kesehatan
terkait dengan sanitasi di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat),
melakukan inspeksi rumah ke rumah, mengambil sampel air dan
memeriksa fasilitas-fasilitas sanitasi umum.
- Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa mempunyai
tugas dan fungsi mempersiapkan dan merumuskan kebijakan teknis,
bimbingan dan pemberdayaan masyarakat. Tugas utama meliputi
melakukan pemberdayaan bagi organisasi berbasis masyarakat dan
informal organisasi perempuan sehingga mereka dapat berpartisipasi
dalam mengelola air limbah domestik.
- Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas dan fungsi koordinasi pada
pemantauan kualitas air limbah. Sampai sekarang, hanya air limbah
industri telah dimonitor, air limbah domestik belum dimonitor.
- Forum Daerah Sehat adalah lembaga yang berisi RW Siaga pada
koordinasi dan komunikasi.
- RW Siaga yang merupakan organisasi berbasis masyarakat yang
bertujuan untuk mempercepat manajemen sanitasi di tingkat komunitas.

IV - 58
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Penataan keseluruhan dari peran dan tanggung jawab lembaga ini dan
bagaimana mereka harus berhubungan dan berinteraksi satu sama lain harus
benar-benar dipelajari. Peran jangka panjang atau masa depan SKPD
Dinas/Badan harus dipertimbangkan, apakah mereka harus berperan sebagai
(operator atau regulator). Kedua fungsi tersebut jelas membutuhkan pemisahan
agar pelayanan dapat efektif serta pemberdayaan pengelolaan limbah dapat
ditingkatkan.

Rencana aksi pengembangan kelembagaan daerah dapat pula berupa :

1. Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia


2. Peningkatan sektor pemerintahan
3. Pengantar perencanaan sektor dan metode monitoring dan alat-alat
4. Memperlancar pengelolaan air limbah dan struktur sektor sanitasi
5. Meningkatkan akses terhadap modal pembiayaan dan anggaran O & M
6. Retribusi pengelolaan limbah
7. Memperkenalkan reformasi regulasi, termasuk pemisahan otoritas
peraturan dari tanggung jawab operasional, memperkuat penegakan
peraturan, lingkungan dan sanksi.

Pengembangan kelembaagan air limbah di Kabupaten Seram Bagian Barat perlu


diarahkan menuju :

1. Kelembagaan pengelola air limbah skala kota


2. Kelembagaan pengelola air limbah skala kawasan, dan
3. Kelembagaan IPLT

Pembentukan Kelembagaan ini dilaksanakan pada tahap jangka


pendek/mendesak yaitu tahun 2016-2020. Berikut ini merupakan rekomendasi
kelembagaan air limbah di Seram Bagian Barat dapat dilihat pada gambar
dibawah ini

IV - 59
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

Gambar 4. 15 Rekomendasi Kelembagaan Air Limbah di Kabupaten Seram


Bagian Barat

4.7.3 Strategi Pengembangan Pengaturan


Pembentukkan pengaturan pengelolaan air limbah dipandang perlu untuk
menjalankan sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Mekanisme pembuatan peraturan daerah harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.Tahap awal untuk persiapan pembuatan peraturan daerah yaitu
pembuatan naskah akademis. Naskah Akademik yang disusun harus
menggambarkan 3 landasan yaitu landasan filosofis, landasan yuridis dan
landasan sosiologis.Pada naskah akademis dijelaskan secara terperinci urgensi
atau perlunya segera untuk dibuat peraturan daerah yang mengatur tentang
pengelolaan air limbah domestik rumah tangga. Tahapan berikutnya yaitu
pembuatan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang pengelolaan air
limbah domestik rumah tangga yang kemudian akan dibahas bersama-sama
dengan DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat sebelum disahkan menjadi
Peraturan Daerah. Muatan Perda biasanya bersifat umum untuk ketentuan yang
bersifat lebih teknis akan lebih mudah untuk diataur melalui peraturan walikota
(perwal). Muatan yang diharapkan muncul dari perda ini mengatur tentang :

- Definisi dari air limbah domestik rumah tangga


- Asas-asas pada pengelolaan air limbah domestik rumah tangga
- Penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestik rumah tangga

IV - 60
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

- Hak dan kewajiban warga atau pengembang perumahan dalam


pengelolaan air limbah domestik rumah tangga
- Kelembagaan pengelola air limbah domestik rumah tangga
- Sanksi untuk pihak yang tidak melaksanakan pengelolaan air limbah
domestik rumah tangga sesuai ketentuan

Selain itu dilakukan pembuatan perda mengenai tupoksi kelembagaan air limbah.
Selanjutnya dilakukan review peraturan yang telah dibuat. Aspek
pengembangan legalitas ini dilaksanakan pada tahap mendesak yaitu tahun
2016-2020.

4.7.4 Program Pengembangan Edukasi dan Peran Serta Masyarakat


Strategi pengembangan edukasi dan peran serta masyarakat dapat dibagi
menjadi 2 yaitu pemberdayaan masyarakat dan kampanye publik,

1. Strategi pengembangan pemberdayaan dan peran serta masyarakat


 Efektifitas sistem pengelolaan air limbah sangat terkait dengan perilaku
masyarakat dalam bersikap dan bertindak terhadap air limbah yang
dihasilkan.
 Dalam bidang air limbah, perubahan perilaku masyarakat yang
diharapkan untuk mendukung sistem pengelolaan air limbah yang efektif
berkaitan dengan perilaku sebagai berikut :
 Bersedia tidak membuang air limbah secara sembarang
 Bersedia menyediakan tangki septik sesuai dengan standar pada
masing-masing bangunan.
 Bersedia mengelola tangki septik secara benar dengan melakukan
pengurasan lumpur tangki septik secara rutin (setiap 3 tahun
sekali)
 Bersedia membayar retribusi air limbah khususnya bagi penduduk
yang daerahnya telah dilayani oleh jaringan perpipaan air limbah
2. Strategi Pengembangan Kampanye Publik
- Upaya mempengaruhi perilaku masyarakat untuk mendukung sistem
pengolahan limbah, memerlukan suatu perencanaan rekayasa sosial
(Social Engineering).
- Perangkat rekayasa sosial di bidang air limbah secara umum terdiri atas:
 Pelaksanaan kampanye publik (Public Campaign).

IV - 61
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

 Pelaksanaan penegakkan hukum dan peraturan (Rule and


Regulation).
- Secara umum proses perubahan masyarakat yang diharapkan dari
kampanye publik:
 Meningkatnya kesadaran (Awareness)
 Meningkatnya minat (Interest)
 Tumbuhnya kebutuhan (Demand)
 Adanya partisipasi dan tindakan (Action

Kampanye Publik perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat


akan pentingnya pengolahan air limbah demi kesehatan masyarakat.
Kampanye Publik yang dilakukan antara lain :

- Kampanye PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


- Kampanye standar teknis tangki septik
- Kampanye standar teknis IPAL Komunal
- Sosialisasi kawasan pelayanan dan lokasi IPAL
- Pemutakhiran data air limbah
- Pelatihan pengurus STBM
- Orientasi STBM
- Stimulus jamban sehat
- Stimulus operasional MCK dan IPAL kawasan

Kampanye Publik dilakukan setiap tahun.Untuk kampanye yang bersifat


teknis dilakukan sejak perencanaan pembentukan unit teknis tersebut.

Kebutuhan pengembangan peran masyarakat dalam hal ini adalah sebagai


berikut :

- Membantu penyediaan lahan IPAL


- Pelaksanaan pembangunan infrastruktur
- Operasional dan pemeliharaan

IV - 62
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Seram Bagian
LAPORAN AKHIR
Barat

4.7.5 Strategi Pengembangan Ekonomi dan Pembiayaan


Strategi pengembangan ekonomi dan pembiayaan sarana dan prasarana air
limbah sebagai berikut:

 Sumber dana rencana investasi sarana dan prasarana air limbah pada
dasarnya berasal dari dana hasil pajak melalui APBD dan APBN atau dari
dana hasil retribusi pelayanan air limbah.
 Sumber dana investasi dari pajak dapat digolongkan sebagai sumber
dana tidak langsung dan sumber dana dari retribusi dapat digolongkan
sebagai sumber dana langsung.
 Sumber dana investasi pengelolaan SPAL untuk tiap daerah berbeda-
beda, tergantung pada cakupan pelayanan SPAL yang akan dibangun.
 Sumber pendanaan Proyek SPAL adalah:
- Proyek SPAL Lintas Provinsi, sumber dananya dari APBN.
- Proyek SPAL Lintas Kab/Kota, sumber dananya dari APBD Provinsi
tempat berlangsungnya proyek.
- Proyek SPAL Kab/Kota, sumber dananya dari APBD Kota/ Kabupaten
tersebut. Pilihan strategi pendanaan sangat tergantung dari kapasitas
fiskal masing-masing daerah dan kemampuan membayar retribusi
masing-masing penduduk yang mendapat pelayanan.
 Dalam hal pemerintah daerah tidak mampu melaksanakan SPAL-T,
Pemerintah dapat memberikan bantuan pendanaan sampai dengan
pemenuhan standard pelayanan minimal yang dibutuhkan secara
bertahap, atau sesuai dengan ketentuan peraturan dan undang-undang
yang berlaku.
 Selain dana yang berasal dari pemerintah, dapat pula berasal dari
swadaya masyarakat, sektor swasta, maupun dana asing untuk biaya
operasional dan perawatan SPAL.

IV - 63

Anda mungkin juga menyukai