TRANSFERS
1
AERASTION AND GAS TRANSFERS
1. TUJUAN AERASI
Sistim aerasi banyak digunakan pada berbagai proses pengolahan air, baik
pengolahan air bersih maupun pengolahan air limbah. Proses aerasi adalah
suatu proses fisik pertemuan antara gas dan air. Tujuan dari proses aerasi
adalah untuk:
1.1. Menghilangkan kandungan gas tertentu dari dalam badan air,
1.2. Memasukkan gas tertentu ke dalam badan air,
1.3. Tujuan keduanya (Menghilangkan kandungan gas tertentu dari dalam
badan air & Memasukkan gas tertentu ke dalam badan air).
2. GAS TRANSFER
Proses aerasi pada dasarnya merupakan peristiwa gas transfer yaitu
perpindahan molekul gas dari phase gas ke phase cairan, atau sebaliknya.
Perpindahan gas dari phase gas ke phase cairan disebut absorption
(penyerapan), sedangkan perpindahan gas dari phase cairan ke phase gas
disebut precipitation (penguapan). Dengan demikian, keberhasilan proses
aerasi akan tergantung pada besarnya nilai gas transfer yang terjadi yang
dipengaruhi oleh bebrapa factor yaitu koefisien gas transfer (k), besarnya
konsentrasi gas (c), dan besarnya tekanan udara (p). Koefisien gas transfer
pada dasarnya merupakan fungsi dari viskositas kinematis yang besarnya
akan dipengaruhi oleh besarnya ketebalan lapisan tipis (film) yang terbentuk
pada wilayah pertemuan antara phase gas dan phase cairan, sebagaimana
yang digambarkan pada diagram dibawah ini :
3
konsentrasi gas
Tekanan udara/
Pg
Pi Phase cairan
Phase gas
Pertemuan
(interface)
ci
Lapisan cl
film gas Lapisan
Film cairan
Dari uraian diatas maka besarnya jumlah gas transfer persatuan luas permukaan
dan persatuan waktu secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :
dimana :
dW/(A dt) = jumlah beratnya gas yang mengalir yang melalui satuan luas
tertentu dan untuk waktu tertentu
kd(g) = Koefisien diffusion pada phase gas
k d(l) = Koefisien gas transfer pada phase liquid/ cair
pg , pi = Tekanan udara pada phase gas dan phase interface
ci , cl = Konsentrasi gas pada phase interface dan phase liquid/ cair
Nilai koefisian gas transfer (k) akan dipengaruhi oleh ketebalan lapisan film,
makin tebal lapisan film makin kecil nilai k. Untuk mengecilkan ketebalan lapisan
film sekaligus memperbesar nilai koefisien gas transfer dapat dilakukan dengan
cara pengadukan atau menciptakan aliran turbulen, makin besar nilai
pengadukan (RPM) makin tipis ketebalan lapisan film . Dari hasil percobaan
memberikan data sebagai berikut :
Tenaga (P) yang dibutuhkan untuk pengadukan dapat dihitung melalui rumus
sebagai berikut :
P = Qρgh
Dimana :
P = Power/ tenaga
Q = Kapasitas aliran
ρ = Density air
g = gravitasi
h = Kehilangan tekanan
Dimana :
P = Power/ tenaga (Kilo Watt)
C = Volume air
G = Gradien velocity = VP/µC
µ = viskositas absolut
Dimana :
5
Cd = Koefisien gesekan
ρ = Density air
A = Luas daun baling-baling
v = Kecepatan relative daun baling-baling = 2π(1 – k) r n/60
π = phi = 22/7
k = rasio antara kecepatan aliran cairan dengan kecepatan baling-baling
r = panjang radius relatif baling-baling dengan shaft
n = nilai putaran, RPM
Contoh hitungan :
Shaft
a. Gravity Aerator
Sistim aerasi dengan cara menerjunkan air secara gravitasi adalah untuk
beberapa tujuan yaitu menciptakan luas permukaan air yang terekspose
ke udara bebas lebih besar, membawa oksigen yang ditangkap ke badan
air yang ada dibawahnya dan terjadinya benturan baik antara air maupun
dengan lantai dibawahnya.. Adanya benturan air akan menciptakan aliran
turbulensi yang akan membantu memperbesar nilai koefisien gas transfer
untuk membuat proses aerasi menjadi lebih baik. Salah satu jenis aerator
ini dinamakan Cascades, yaitu terjunan air yang menggunakan beberapa
ambang pelimpah yang disusun bertingkat . Contoh yang lain adalah
dengan menjatuhkan butiran-butiran air (droplet) dengan ketinggian
tertentu. Aerasi sistim doplet yang dijatuhkan dan dialirkan pada media
6
berbutir seperti koral dan pasir akan memberikan nilai koefisien gas
transfer menjadi lebih tinggi, karena akan tercipta aliran turbulen. Oleh
karena itu, sistim aerasi dengan cara mengucurkan air melalui lubang-
lubang kecil ke media filter berupa pasir akan mendapatkan hasil yang
terbaik. Sistim filter yang digunakan pada cara ini haruslah berupa sistim
dry filter (filter kering), yaitu media filter yang tidak digenangi oleh air
Media Pasir
b. Spray Aerator
Aerasi atau proses penambahan atau pengurangan gas didalam badan air
dapat dilakukan dengan cara pembentukan butiran air (droplet).
Pembentukan butiran air dapat dilakukan dengan cara disemprotkan
dengan menggunakan sprayer sehingga dapat membentuk butiran-butiran
air yang sangat halus. Pembentukan butiran-butiran kecil dari air
dimaksudkan untuk memperluas permukaan air. Semakin kecil butiran air
yang diciptakan, semakin besar luas permukaan air yang ada, dan
semakin besar jumlah oksigen yang dapat ditangkap oleh air dari udara
bebas disekelilingnya. Sistim aerator dengan menggunakan spray ini
biasanya menghasilkan proses menangkap oksigen yang lebih baik dari
sistim aerator gravitasi. Kelemahan dari sitim aerasi yang menggunakan
spray adalah menggunakan nozel memiliki lubang-lubang yang sangat
kecil yang dapat mudah tersumbat oleh kotoran
Spray Aerator
7
Air diffuser adalah memberikan hembusan udara ke dalam badan air.
Udara yang dihembuskan akan membentuk gelembung (bubble) yang
membawa oksigen, yaitu untuk dimasukkan kedalam badan air. Aerator
jenis ini pada umumnya merupakan jenis yang paling efektif, namun
membutuhkan biaya operasional yang tinggi
Gelembung
d. Mechanical Aerator
Aerator mekanikal adalah proses aerasi dengan menggunakan baling-
baling yang digerakan oleh motor untuk alat pengaduk air. Tujuan dari
pengadukan air adalah untuk menangkap air yang ada dipermukaan air
dan memasukkannya ke dalam badan air, sekaligus menciptakan aliran
turbulensi yang akan membantu proses aerasi menjadi lebih baik.
Mechanical Aerator