Anda di halaman 1dari 8

AERATION AND GAS

TRANSFERS

1
AERASTION AND GAS TRANSFERS

1. TUJUAN AERASI

Sistim aerasi banyak digunakan pada berbagai proses pengolahan air, baik
pengolahan air bersih maupun pengolahan air limbah. Proses aerasi adalah
suatu proses fisik pertemuan antara gas dan air. Tujuan dari proses aerasi
adalah untuk:
1.1. Menghilangkan kandungan gas tertentu dari dalam badan air,
1.2. Memasukkan gas tertentu ke dalam badan air,
1.3. Tujuan keduanya (Menghilangkan kandungan gas tertentu dari dalam
badan air & Memasukkan gas tertentu ke dalam badan air).

Bebetapa contoh penggunaan proses aerasi adalah sebagai berikut :


a. Menghilangkan kandungan gas tertentu dari dalam badan air :
Proses aerasi seperti ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan gas
yang tidak dikehendaki, dengan beberapa contoh sebagai berikut :
i. Menghilangkan kandungan gas Sulphur (S 2) dari dalam badan air
karena menimbulkan bau belerang yang sangat menyengat.
ii. Menghilangkan kandungan gas carbon dioksida (CO 2) dari dalam air
adalah untuk mencegah terjadinya proses korosi pada logam yang
terendam didalamnya.
iii. Menghilangkan kandungan gas hidrogen sulfida (H 2S) dari dalam air
adalah untuk menghilangkan bau yang menyengat maupun rasa yang
tidak enak. Gas H2S juga dapat menimbulkan korosi pada logam.

b. Memasukan gas tertentu ke dalam badan air :


Proses aerasi dengan memasukan gas tertentu seperti oksigen (O 2) ke
dalam air adalah untuk tujuan menambah jumlah oksigen yang terlarut/
Disolve Oksigen (DO) didalam air, bagi berbagai keperluan, dengan
contoh sebagai berikut :
i. Salah satu cara untuk menghilangkan kandungan ion Fe +3 dan ion Mn+3
adalah dengan melakukan proses oksidasi untuk merubah ion-ion
tersebut menjadi Fe(OH)3 dan Mn(OH)3 yang dapat diendapkan.
Proses oksidasi ini membutuhkan supply O 2 yang didapatkan dari
proses aerasi.
Reaksi kimianya sebagai berikut :

4Fe2+ + O2 + 10H2O 4 Fe(OH)3 + 8H+


2Mn2+ + O2 + 2H2O 2MnO2 + 4H+

ii. Proses menurunkan kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) dan


Chemical Oxygen Demand (COD) dari dalam air limbah membutuhkan
supply oksigen yang cukup. Salah satu bentuk proses pengolahan air
limbah buatan adalah dengan cara biologis, yaitu dengan
menggunakan bantuan sejumlah besar bakteria untuk mengoksidasi
zat-zat organik yang terlarut dan melayang. Dalam air limbah terdapat
2
beberapa persenyawaan Nitrogen (misalnya NH 4) yang akan dirubah
menjadi nitrit (NO2) dan nitrat (NO3) dengan bantuan bakteri-bakteri
nitrit, sebagai berikut Pertumbuhan bakteri sendiri membutuhkan
supply oksigen dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan demikian,
suatu proses pengolahan air limbah untuk menurunkan kandungan
Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand
(COD) membutuhkan supply oksigen, yaitu selain untuk keperluan
proses oksidasi juga untuk kebutuhan pernapasan bakteri yang
diperlukan. Persamaan reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut
:

Langkah 1 : NH4+ + 3O NO2- + H2O + 2H+ (dengan bantuan bakteri


Nitrosomonas)
Langkah 2 : NO2- + 1O NO 3- (dengan bantuan bakteri
Nitrobacter)
Jumlah : NH4+ + 2O2 NO3- + H2O +2H+

c. Menghilangkan kandungan gas tertentu dari dalam badan air &


Memasukkan gas tertentu ke dalam badan air.
Proses aerasi untuk tujuan menghilangkan kandungan gas tertentu
didalam air biasanya sekaligus juga untuk menambah jumlah kandungan
oksigen terlarut yang ada. Keberadaan gas tertentu di dalam air seperti
H2S biasanya akan menurunkan kandungan oksigen terlarut/ disolve
oxygen (DO) yang ada. Melalui proses aerasi, kandungan gas H 2S didalam
air akan dilepaskan, yang sekaligus akan menangkap oksigen diudara
sekitar sehingga kandungan oksigen terlarutnya meningkat.

2. GAS TRANSFER
Proses aerasi pada dasarnya merupakan peristiwa gas transfer yaitu
perpindahan molekul gas dari phase gas ke phase cairan, atau sebaliknya.
Perpindahan gas dari phase gas ke phase cairan disebut absorption
(penyerapan), sedangkan perpindahan gas dari phase cairan ke phase gas
disebut precipitation (penguapan). Dengan demikian, keberhasilan proses
aerasi akan tergantung pada besarnya nilai gas transfer yang terjadi yang
dipengaruhi oleh bebrapa factor yaitu koefisien gas transfer (k), besarnya
konsentrasi gas (c), dan besarnya tekanan udara (p). Koefisien gas transfer
pada dasarnya merupakan fungsi dari viskositas kinematis yang besarnya
akan dipengaruhi oleh besarnya ketebalan lapisan tipis (film) yang terbentuk
pada wilayah pertemuan antara phase gas dan phase cairan, sebagaimana
yang digambarkan pada diagram dibawah ini :

3
konsentrasi gas
Tekanan udara/
Pg

Pi Phase cairan
Phase gas
Pertemuan
(interface)
ci

Lapisan cl
film gas Lapisan
Film cairan

Jarak/ Ketebalan lapisan

Dari uraian diatas maka besarnya jumlah gas transfer persatuan luas permukaan
dan persatuan waktu secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :

dW/(A dt) = - kd(g)(pg – pi) = - k d(l) (ci – cl)

dimana :

dW/(A dt) = jumlah beratnya gas yang mengalir yang melalui satuan luas
tertentu dan untuk waktu tertentu
kd(g) = Koefisien diffusion pada phase gas
k d(l) = Koefisien gas transfer pada phase liquid/ cair
pg , pi = Tekanan udara pada phase gas dan phase interface
ci , cl = Konsentrasi gas pada phase interface dan phase liquid/ cair
Nilai koefisian gas transfer (k) akan dipengaruhi oleh ketebalan lapisan film,
makin tebal lapisan film makin kecil nilai k. Untuk mengecilkan ketebalan lapisan
film sekaligus memperbesar nilai koefisien gas transfer dapat dilakukan dengan
cara pengadukan atau menciptakan aliran turbulen, makin besar nilai
pengadukan (RPM) makin tipis ketebalan lapisan film . Dari hasil percobaan
memberikan data sebagai berikut :

Nilai Gas Transfer O2 dan Ketebalan Lapisan Film pada Proses


Pengadukan

RPM KoefisienGas Koefisien Diffusion Ketebalan Lapisan


Pengadukan Transfer kd(g) (cm2/jam) Film
k d(l) (cm/jam) kd(g)/ k d(l) (cm)
0 0,41 9,4 x 10-2 2,3 x 10-1
76 1,2 9,4 x 10-2 7,8 x 10-2
1025 7,64 9,4 x 10-2 1,2 x 10-2
Sumber : Fair & Geyer, 23-13

3. MEMBANTU PROSES AERASI DENGAN TURBULENSI


4
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa keberhasilan proses aerasi bergantung
pada besarnya nilai Koefisien gas transfer (k) yang pada dasarnya akan
dipengaruhi oleh besarnya ketebalan lapisan tipis (film) yang terbentuk pada
wilayah pertemuan antara phase gas dan phase cairan sesuai dengan teory
lapisan film. Untuk menaikan nilai k adalah dengan menurunkan ketebalan
lapisan film, yaitu dengan cara di aduk dengan tenaga P (power), sehingga
tercipta aliran tubulen. Pengertian dari aliran turbulen adalah aliran air yang
bergolak dengan arahnya tidak beraturan. Sedangkan aliran air yang tenang
dengan arah yang beraturan disebut aliran laminer.

Tenaga (P) yang dibutuhkan untuk pengadukan dapat dihitung melalui rumus
sebagai berikut :
P = Qρgh
Dimana :
P = Power/ tenaga
Q = Kapasitas aliran
ρ = Density air
g = gravitasi
h = Kehilangan tekanan

P dapat juga dihitung melalui rumus berikut :


P = 1,25CG2 / (ρgr2ReFr)

Dimana :
P = Power/ tenaga (Kilo Watt)
C = Volume air
G = Gradien velocity = VP/µC
µ = viskositas absolut

Re = Bilangan Renold yaitu besarnya nilai turbulensi


Fr = Bilangan Freud (Fr) sebagai berikut :
Vo x R
- Bilangan Renold Re = aliran turbulen apabila Re > 2000
- Bilangan Freud Fr = Vo2 Aliran turbulen apabila Fr > 1
gxR
dimana : Vo : Kecepatan aliran air
R : Keliling basah saluran air
Viskositas kinematik
g : Gravitasi

Apabila tenaga/ power P dihasilkan dari aerator jenis mekanikal


(menggunakan baling-baling), maka P dapat dihitung sebagai berikut :
P = ½ Cd ρAv3

Dimana :

5
Cd = Koefisien gesekan
ρ = Density air
A = Luas daun baling-baling
v = Kecepatan relative daun baling-baling = 2π(1 – k) r n/60
π = phi = 22/7
k = rasio antara kecepatan aliran cairan dengan kecepatan baling-baling
r = panjang radius relatif baling-baling dengan shaft
n = nilai putaran, RPM

Contoh hitungan :

Shaft

A = 0,10 cm x 0,20 cm = 0,02 m2


k = 0,25
r = 0,3 m
n = RPM = 100
v = 2 π (1 – 0,25) 0,3. 100. /60 = 2,356 m/dt
Cd = 1,8
ρ = 1 ton/ m3

P = ½ . 1,8. 1. 0,02. 2,3563 = 0,23 KW

4. JENIS SISTIM AERASI

Ada beberapa jenis sistim aerasi (Aerator), yaitu sebagai berikut :

a. Gravity Aerator
Sistim aerasi dengan cara menerjunkan air secara gravitasi adalah untuk
beberapa tujuan yaitu menciptakan luas permukaan air yang terekspose
ke udara bebas lebih besar, membawa oksigen yang ditangkap ke badan
air yang ada dibawahnya dan terjadinya benturan baik antara air maupun
dengan lantai dibawahnya.. Adanya benturan air akan menciptakan aliran
turbulensi yang akan membantu memperbesar nilai koefisien gas transfer
untuk membuat proses aerasi menjadi lebih baik. Salah satu jenis aerator
ini dinamakan Cascades, yaitu terjunan air yang menggunakan beberapa
ambang pelimpah yang disusun bertingkat . Contoh yang lain adalah
dengan menjatuhkan butiran-butiran air (droplet) dengan ketinggian
tertentu. Aerasi sistim doplet yang dijatuhkan dan dialirkan pada media
6
berbutir seperti koral dan pasir akan memberikan nilai koefisien gas
transfer menjadi lebih tinggi, karena akan tercipta aliran turbulen. Oleh
karena itu, sistim aerasi dengan cara mengucurkan air melalui lubang-
lubang kecil ke media filter berupa pasir akan mendapatkan hasil yang
terbaik. Sistim filter yang digunakan pada cara ini haruslah berupa sistim
dry filter (filter kering), yaitu media filter yang tidak digenangi oleh air

Media Pasir

Cascade Droplet dengan Dry Filter

b. Spray Aerator
Aerasi atau proses penambahan atau pengurangan gas didalam badan air
dapat dilakukan dengan cara pembentukan butiran air (droplet).
Pembentukan butiran air dapat dilakukan dengan cara disemprotkan
dengan menggunakan sprayer sehingga dapat membentuk butiran-butiran
air yang sangat halus. Pembentukan butiran-butiran kecil dari air
dimaksudkan untuk memperluas permukaan air. Semakin kecil butiran air
yang diciptakan, semakin besar luas permukaan air yang ada, dan
semakin besar jumlah oksigen yang dapat ditangkap oleh air dari udara
bebas disekelilingnya. Sistim aerator dengan menggunakan spray ini
biasanya menghasilkan proses menangkap oksigen yang lebih baik dari
sistim aerator gravitasi. Kelemahan dari sitim aerasi yang menggunakan
spray adalah menggunakan nozel memiliki lubang-lubang yang sangat
kecil yang dapat mudah tersumbat oleh kotoran

Butiran air yang


sangat halus

Spray Aerator

c. Air Diffuser Aerator

7
Air diffuser adalah memberikan hembusan udara ke dalam badan air.
Udara yang dihembuskan akan membentuk gelembung (bubble) yang
membawa oksigen, yaitu untuk dimasukkan kedalam badan air. Aerator
jenis ini pada umumnya merupakan jenis yang paling efektif, namun
membutuhkan biaya operasional yang tinggi

Gelembung

Air Diffuser Aerator

d. Mechanical Aerator
Aerator mekanikal adalah proses aerasi dengan menggunakan baling-
baling yang digerakan oleh motor untuk alat pengaduk air. Tujuan dari
pengadukan air adalah untuk menangkap air yang ada dipermukaan air
dan memasukkannya ke dalam badan air, sekaligus menciptakan aliran
turbulensi yang akan membantu proses aerasi menjadi lebih baik.

Mechanical Aerator

Anda mungkin juga menyukai