Anda di halaman 1dari 4

MODUL : 8

UNIT SLUDGE DRYING BED


(SDB)

IR. ARIANTO, DIPL.SE, MT

1
UNIT SLUDGE DRYING BED (SDB)

I. PENDAHULUAN

Pengolahan air minum (IPA) yang menggunakan sumber air baku dari air
permukaan akan menghasilkan Lumpur yang cukup banyak. Hasil produksi
Lumpur dari IPA tersebut dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan
apabila tidak ditangani dengan baik. Selama ini produksi Lumpur dari IPA
biasanya dibuang ke saluran sungai sehingga menyebabkan pencemaran
yang akan dapat merusak lingkungan. Untuk menjaga agar produksi lumpur
dari Intalasi Pengolahan Air tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
maka pemerintah mengeluarkan ketentuan bahwa seluruh IPA harus
dilengkapi dengan unit penanganan Lumpur produksi IPA yaitu unit
pengering Lumpur/ Sludge Drying Bed

II. FUNGSI

Sludge Drying Bed atau bak pengering Lumpur berfungsi untuk


mengeringkan Lumpur yang dihasilkan dari pengoperasian IPA. Lumpur
yang telah dikeringkan di SDB tersebut kemudian dapat dikelola lebih lanjut
dengan cara dikumpulkan dan ditaruh di tempat penimbunan sampah atau
dengan cara lainnya.

III. DESIGN KRITERIA

Unit Sludge Drying Bed harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut :

1. Jumlah Lumpur yang dihasilkan oleh IPA adalah sebesar 1% dari


produksi airnya
2. Tebal Lumpur yang dapat ditampung adalah sekitar 2 cm diatas media
penyaring
3. Media penyaring menggunakan pasir bangunan dengan besar butiran
yang kasar dan bersih dari kotoran
4. Unit SDB setidaknya dapat menampung pengeringan bagi jumlah
produksi lumpur IPA untuk waktu minimal selama 3 hari pengoperasian
5. Unit SDB dilengkapi dengan pipa saluran untuk mengalirkan lumpur
dari IPA dan pipa saluran untuk menyalurkan air hasil pengeringan
lumpur ke saluran pembuangan.
6. Unit SDB harus diulengkapi dengan fasilitas penanganan lumpur seperti
alat kerok lumpur, cangkul, karung pengumpul lumpur dan transportasi
untuk membawa lumpur kering ke tempat penimbunannya

2
IV. CARA PENGOPERASIAN

Cara pengoperasian unit SDB adalah sebagai berikut :

1. Alirkan air lumpur dari IPA menuju unit SRD


2. Diamkan lumpur yang berada di unit SDR beberapa saat sehingga
mengering
3. Lumpur yang telah mengering diatas media penyaring pada unit SDR
akan membentuk ”Cake”
4. Angkat Cake” yang telah terbentuk dengan cara di serok menggunakan
sekop kemudian dikumpulkan pada karung yang telah disediakan
5. Penyerokan cake lumpur harus dilakukan sedimikian rupa sehingga
termasuk 1 – 1,5 cm tebal dari lapisan media pasir penyaring yang ada
dibawahnya. Hal tersebut dilakukan agar sebagian lumpur yang telah
terpenetrasi pada lapisan media penyaring dapat turut terangkat,
sehingga dapat menghindari tertinggalnya sebagian lumpur yang akan
dapat menyumbat dan mengurangi kemampuan penyaringan dari unit
SDR
6. Lumpur yang telah dikumpulkan pada karung-karung selanjutnya
dibawa ke tempat penimbunan untuk ditangani lebih lanjut seperti
sanitary landfill, sebagai bahan timbunan atau dilakukan pembakaran
pada instalasi Incenerator
7. Karena setiap lumpur yang dibuang adalah termasuk sebagian dari
pasir media saringan unit SDB, maka pasir media saringan tersebut
akan terus berkurang dan harus ditambahkan kembali apabila tinggal
tersisa sekitar 5 cm diatas batuan penyangga gravel

LAPISAN PASIR 40 -60 CM

LAPISAN GRAVEL 20 CM

UNDER DRAIN

3
PROSEDUR PENANGANAN LUMPUR

1. Tuangkan air yang


mengandung lumpur dari IPA di 2. Biarkan beberapa saat
diatas media penyaring unit SDR dibawah sinar matahari sehingga
lumpur mengering

3. Lumpur yang telah mengering


sehingga pecah-pecah membentuk
”cake” , selanjutnya dikerok
menggunakan sekop. Pengerokan
4. Lumpur kering dimasukan
Lumpur kering mengikutkan lapisan pasir
kedalam karung
dibawahnya sedalam 1 – 1,5 cm

5. Karung berisi lumpur kering 6. Dianagkut ke tempat


ditumpuk di tempat tertentu pembuangan sampah

Anda mungkin juga menyukai